SKRIPSI
oleh
NIM : 2302412043
2017
iii
iv
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
x “Bila kamu tak dapat menahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung
PERSEMBAHAN:
v
PRAKATA
Puji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berjudul “Analisis Penggunaan Irai Hyougen Pada Penutur asli Jepang dan
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk
Jepang Jurusan Bahsa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universiats
Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa hal ini tidak akan
berhasil tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
2. Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing
yang telah memberikan fasilitas dalam penulisan skripsi ini, sekaligus sebagai
sekaligus sebagai penguji yang telah memberikan fasilitas dan saran penulisan
skripsi ini.
vi
4. Dyah Prasetiani, S.S., M.Pd., yang teah memberikan masukan, kritik, serta
5. Untuk kedua orang tua, Bapak Rifa’i dan Ibu Wasiyati serta Adik-Adik saya
Renita Putri Sriwijaya, Mizuno Miku, Nakagawa Aya, Watanabe Ken, Takata
Nao, Ueno Aiga, serta sahabat-sabahat Nikkensei dan lain sebagainya yang
selalu memotivasi.
pengetahuan.
Terimakasih.
Penulis
Mia Novianingsih
vii
SARI
Novianingsih, Mia. 2017. Analisis Penggunaan Irai Hyougen Pada Penutur Asli
Jepang dan Pembelajar Bahasa Jepang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Rina
Supriatnaningsih, M.Pd. Pembimbing II: Dyah Prasetiani, S.S.,M.Pd.
viii
RANGKUMAN
Novianingsih, Mia. 2017. Analisis Penggunaan Irai Hyougen Pada Penutur Asli
Jepang Dan Pembelajar Bahasa Jepang. Skripsi. Jurusan Bahasa
dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Dra. Rina Supriatnaningsih, M.Pd.
Pembimbing II: Dyah Prasetiani, S.S.,M.Pd.
salah satu tindak tutur dimana seorang penutur menggunakannya untuk memohon
hyougen, sangat penting karena merupakan salah satu hyougen (ungkapan) yang
dengan baik, sehingga lawan bicara akan merasa nyaman dan tidak merasa
Apabila dihadapkan pada situasi meminta ijin meminjam buku untuk keperluan
penelitian kepada dosen, kalimat yang biasanya digunakan oleh orang Jepang yaitu:
a) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊࡑࡢ◊✲ࡢᮏࡾ࡚ࡶ࠸࠸ࠋ
ix
b) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊᗘ㹼࡛ᚲせ࡞ࢇ࡛ࡍࡀࠊࡑ࠺࠸࠺ᮏࢆඛ⏕ఱ࠾ᣢࡕࡔࡗࡓ
ࡽ㈚ࡋ࡚㡬ࡅ࡞࠸ᛮࡗࡓࢇ࡛ࡍࡀ࣭࣭࣭
Dari dua kalimat di atas, diketahui bahwa kedua kalimat tersebut memiliki
makna yang sama, dan dilihat dari penggunaan tata bahasa, keduanya memenuhi
standar tata bahasa Jepang yang baik dan benar. Akan tetapi, dilihat dari konteks
kepada siapa kalimat tersebut ditujukan, maka kalimat (b) lah yang tepat untuk
digunakan karena mempunyai bentuk kalimat yang lebih sopan untuk digunakan
tidak sama seperti dalam bahasa Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Indonesia
“saya mohon~” kepada lawan bicara. Akan tetapi, dalam bahasa Jepang, irai
dalam bahasa Jepang dapat menggunakan ~te mo ii desuka, ~te yoroshii desuka,
~te yoroshii deshouka, dan sebagainya. Selain itu, ungkapan “bisakah~” dalam
sebagainya.
hyougen melalui angket pada 14 mahasiswa semester VI, menunjukkan hasil bahwa
x
mahasiswa tidak begitu memperhatikan pemilihan ungkapan dalam menggunakan
irai hyougen dan belum paham mengenai perbedaan penggunaan irai hyougen
berdasarkan level lawan bicara dan tingkat keperluan. Berdasarkan latar belakang
hyougen) pada penutur asli Jepang (yang dijadikan sebagai pembanding) dan
sesuai dengan level lawan bicara dan tingkat keperluan. Maka dari itu, penulis
JEPANG”.
2. Landasan Teori
Dari teori Irai (permohonan) tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa irai
xi
2.2 Klasifikasi Irai
menggunakan pola kalimat bentuk ~teࠕ㹼࡚ࠖ. Oleh karena itu, kata kerja yang
berdasarkan hubungan kedekatan, senior dan yunior, atau atasan, sebagai berikut.
Level 0 : Orang seangkatan atau seumur yang tidak begitu dekat, (khususnya
tidak ada hubungan khusus), dan orang yang baru pertama kali
dijumpai
Level +1 : Guru atau atasan yang umurnya tidak beda jauh, penanggung jawab
xii
Sama halnya dengan tingkat kesopanan dan level lawan bicara, ketika penutur
ࣞ࣋ࣝࠖatau yang disebut dengan tingkat keperluan, ketika berada dalam situasi
keperluan yang ditinjau dari sisi lawan bicara. Tingkat keperluan (Youken Reberu
Tingkat dimana menurut lawan bicara, hal yang dilakukan tidak bisa
dikatakan hal yang biasa atau wajar, akan tetapi dalam artian luas bisa
Tingkat dimana lawan bicara tidak merasa itu adalah kewajiban yang harus
dilakukan.
Tingkat dimana lawan bicara tidak harus melakukannya, selain itu beban
67), ketika memulai pembicaraan digunakan kata pembuka yang disebut dengan
xiii
Kiridashi 㸦 ษ ࡾ ฟ ࡋ 㸧 , kemudian setelah mendapatkan jawaban dari lawan
ㄆ㸧. Setalah dijawab kembali oleh lawan bicara yang disebut dengan Hannou
disebut dengan Joukyou Setsumei atau Jijou Setsumei atau Iwake atau Owabi㸦≧
permohonan Irai㸦౫㢗㸧.
ࠕㄝ᫂ࠖ, dan Irai ࠕ౫㢗ࠖ. Dari tiga elemen tersebut, semakin banyak
3. Metode Penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jepang di
Kanazawa dan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes. Sampel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jepang di Kanazawa kisaran umur
20-30 tahun dan seluruh mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes
semester VI. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan
sampel purposif (teknik purposif). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
xiv
untuk penutur asli Jepang menggunakan teknik cakap tak bertemu muka yakni
dalam bentuk kuesioner yang dibuat dari google form dan disebarkan melalui
internet, dan pada pembelajar bahasa Jepang peneliti membagikan kuesioner secara
langsung kepada responden pembelajar bahasa Jepang semester VI. Teknik analisis
yang digunakan adalah metode padan referensial dengan menggunakan teknik pilah
unsur penentu (TPUP) sebagai teknik dasar yang digunakan untuk menentukan
objek atau unsur yang diteliti yaitu penggunaan strategi komunikasi irai yang terdiri
dari kiridashi, jijou setsumei dan irai serta jenis irai hyougen yang digunakan oleh
penutur asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang, kemudian dilanjutkan dengan
teknik hubung banding sebagai teknik lanjutan untuk mencari persamaan dan
perbedaan dari penggunaan strategi komunikasi irai yang terdiri dari kiridashi, jijou
setsumei dan irai serta jenis irai hyougen yang digunakan oleh penutur asli Jepang
2. Mengidentifikasi data yang berupa strategi komunikasi irai yang terdiri dari
yang terdiri dari kiridashi, jijou setsumei dan irai serta jenis irai hyougen
yang digunakan oleh penutur asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang.
hyougen tersebut.
xv
5. Mendiskripsikan persamaan dan perbedaan ditinjau dari level lawan bicara
Berikut adalah hasil data yang telah diperoleh mengenai penggunaan irai
hyougen pada penutur asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang sesuai dengan
Perbedaan penggunaan strategi komunikasi irai pada penutur asli Jepang dan
xvi
Meminjam Kiridashi ↓ࡋ ↓ࡋ
buku kepada Jijou
ᮏㄞࡳࡓ࠸ ↓ࡋ
teman yang Setsumei
akrab Irai ᮏ㈌ࡋ࡚㸟 ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸㸽
Meminjam Kiridashi ࡈࡵࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
buku kepada Jijou
◊✲ࡢཧ⪃ࡋࡓࡃ࡚ ↓ࡋ
teman yang Setsumei
tidak ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸ ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
Irai
akrab ࡞㸽 㸽
Kiridashi ඛ⏕ ඛ⏕ࠊࡍࡳࡲࡏࢇ
Meminjam
Jijou
buku kepada ◊✲࡛࠸ࡓ࠸ࡢ࡛ ◊✲ࡢࡓࡵ
Setsumei
dosen yang
ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
akrab Irai ᮏ㈌ࡋ࡚ࡃࡔࡉ࠸㸟
㸽
Kiridashi ࡍࡳࡲࡏࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
Meminjam
Jijou ◊✲࡛࠸ࡓ࠸ࡢ࡛ࡍ
buku kepada ◊✲ࡢࡓࡵ
Setsumei ࡀ
dosen yang
ᮏࢆ㈚ࡋ࡚㡬ࡅࡲࡏࢇ ᮏࢆࡾ࡚㡬ࡅࡲࡏࢇ
tidak akrab Irai
㸽 㸽
Klasifikasi jenis irai yang banyak digunakan oleh penutur asli Jepang pada
semua situasi yaitu jenis irai Jujugata (bentuk memberi dan menerima), sedangkan
pembelajar bahasa Jepang pada hampir semua situasi banyak menggunakan jenis
irai Kyokagata (bentuk meminta ijin), kecuali ketika berbicara kepada dosen tidak
5. Penutup
asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang, maka dapat ditarik simpulan,
penggunaan strategi komunikasi Irai yang paling sering digunakan oleh kedua
xvii
Setsumei (penjelasan keadaan) tidak begitu sering digunakan oleh kedua responden.
Akan tetapi, penggunaan Kiridashi lebih banyak digunakan oleh pembelajar bahasa
Jepang ketika berbicara dengan dosen dan lebih banyak digunakan oleh penutur asli
Jepang ketika berbicara dengan teman, sedangkan pada semua situasi Jijou
Klasifikasi jenis irai yang banyak digunakan oleh penutur asli Jepang pada
semua situasi yaitu jenis irai Jujugata (bentuk memberi dan menerima), sedangkan
pembelajar bahasa Jepang pada hampir semua situasi banyak menggunakan jenis
irai Kyokagata (bentuk meminta ijin). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
dalam penggunaan jenis irai hyougen, pembelajar bahasa Jepang memliki tingkat
kesopanan lebih tinggi daripada penutur asli Jepang karena jenis irai yang paling
banyak digunakan yakni jenis irai Kyoukagata yang memiliki tingkat kesopanan
xviii
ࡲࡵ
᪥ᮏே᪥ᮏㄒẕㄒヰ⪅ࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅࠾ࡅࡿ
౫㢗⾲⌧ࡢ⏝ศᯒ
࣑࣭ࣀࣦࢽࣥࢩ࣮
࣮࣮࢟࣡ࢻ
⏝ศᯒࠊ౫㢗⾲⌧ࠊ᪥ᮏேࠊ᪥ᮏㄒẕㄒヰ⪅ࠊࣥࢻࢿࢩேࠊ᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅
1㸬 ⫼ᬒㄝ᫂
ே㛫ྠኈࡢᑐヰࡣゝㄒࡼࡿពᅗࡸ┠ⓗࡸẼᣢࡕࢆఏ࠼ࡿࠋ౫㢗⾲⌧ࡣヰࡋ
ᡭࡀ⪺ࡁᡭఱࢆࡋ࡚ࡶࡽ࠸ࡓ࠸ࡁ⏝ࡋ࡚ࠊ⪺ࡁᡭࡣヰࡋᡭࡢᕼᮃࢆྔ࠼ࡿ
ゝ࠺Ⓨヰ⾜Ⅽࡢ୍ࡘ࡛࠶ࡿࠋ౫㢗⾲⌧ࡢఏ࠼᪉ࡣ┦ᡭࣞ࣋ࣝཬࡧ⏝௳ࣞ࣋ࣝࡼ
ࡾ㐪࠺ࠋ
᪥ᮏ♫ࡢබᘧ࣭㠀බᘧࡢែᗘࡢࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩ࡛ࣙࣥࡼࡃ⏝ࡉࢀ࡚࠸ࡿࡓࡵ
ࠊ౫㢗⾲⌧ࡢ⏝ࡀ㠀ᖖ㔜せ࡛࠶ࡿࠋࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥάື࡛ୖᡭࡃఏ࠼ࡿ
ࡼ࠺ṇࡋ࠸⾲⌧ࡀᚲせ࡛࠶ࡿࠋṇࡋ࠸౫㢗⾲⌧ࡢ⏝ࡣ௨ୗࡢࡼ࠺࡛࠶ࡿࠋ
ⵦ㇂Ặࡼࡿࠊඛ⏕◊✲࡛࠸ࡓ࠸ᮏࢆࡾࡓ࠸࠸࠺ሙ㠃ࡀ࠶ࡾࠊࡼࡃ᪥
ᮏேࡀ⏝ࡉࢀࡿᩥࡣ㸸
a) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊࡑࡢ◊✲ࡢᮏࡾ࡚ࡶ࠸࠸ࠋ
b) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊᗘ㹼࡛ᚲせ࡞ࢇ࡛ࡍࡀࠊࡑ࠺࠸࠺ᮏࢆඛ⏕ఱ࠾ᣢࡕࡔࡗࡓࡽ
㈚ࡋ࡚㡬ࡅ࡞࠸ᛮࡗࡓࢇ࡛ࡍࡀ࣭࣭࣭
ୖグࡢࡘࡢᩥࡽྠࡌពࢆᣢࡗ࡚࠸ࡿ࠸࠺ࡇࡀศࡗࡓࠋࡋࡋ࡞ࡀ
ࡽࠊ⪺ࡁᡭࢆぢࢀࡤࠊ㹠㸧ᩥࡢ࠺ࡀṇࡋࡃ⏝ࡉࢀࡿࠋ
ࢫ࣐ࣛࣥᅜ❧Ꮫࡢ 6 Ꮫᮇࡢ᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅ࡣᵝࠎ࡞౫㢗⾲⌧ࡢ✀㢮ࢆຮᙉࡋࠊ᪥
ᮏேࡶ᪥ᖖ⏕ά࡛ࡼࡃ⏝ࡋ࡚࠸ࡿࠋ⫼ᬒᇶ࡙ࡁࠊࠕ᪥ᮏேࣥࢻࢿࢩேࡢ
᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅࠾ࡅࡿ౫㢗⾲⌧ࡢ⏝ศᯒࠖ࠸࠺ࢸ࣮࣐࡛◊✲ࢆ⾜࠺ࠋ
xix
㸬 ᐃ⩏
2㸬
2.1 ౫㢗ࡢᐃ⩏
ΎỈ(2009)ࡼࡾࠊ౫㢗ࡢᐃ⩏ࡣࠕ౫㢗ࠖࡣㄡఱࢆ㢗ࡴ⾜Ⅽ࡛࠶ࡾࠊ౫㢗
⪅ࡣ౫㢗┠ⓗࡢ㐩ᡂࡢࡓࡵᵝࠎ࡞⾲⌧ࢆ⏝࠸ࡿ㏙࡚࠸ࡿࠋ
ⵦ㇂(1998)ࡼࡿࠊ౫㢗⾲⌧ࡢᐃ⩏ࡣ‹ࠕ┦ᡭࠖࡢࠕ⾜ືࠖࡼࡗ࡚ࠊࠕ⮬ศࠖ
ࡢࠕ┈ࠖ࡞ࡿࡇࢆྔ࠼ࡼ࠺ࡍࡿࡓࡵࡢ⾲⌧›࠸࠺ࡇ࡞ࡾࡲࡍࡀࠊࠕ⾜
ືࠖࡢࠕỴᐃᶒࠖࡣࠕ┦ᡭࠖ࠶ࡿࡇࡽࠊࡑࡢࠕ⾜ືࠖࢆᐇ⌧ࡉࡏࡿࡓࡵࠊ
≉ࠕ┦ᡭࠖࡀୖ⪅࡛࠶ࡿሙྜࡣࠊࠕᩗㄒ⾲⌧ࠖࡢ㛵ࢃࡾ࠾࠸࡚ࠊ᭱ࡶᕤ
ኵࡀᚲせ࡞ࡿ⾲⌧࠸࠺ࡇࡀ࡛ࡁࡲࡍࠋ ㏙࡚࠸ࡿࠋ
ୖグࡢᐃ⩏ࢆࡲࡵࡿ౫㢗⾲⌧ࡣࡢேఱࢆࡋ࡚ࡶࡽ࠸ࡓ࠸࠸࠺ሙ㠃
࡛⏝ࡉࢀࡿ⾲⌧⪃࠼ࡽࢀࡿࠋ
2.2 ౫㢗ࡢศ㢮
౫㢗┤᥋㛵ࢃࡾࡢ࠶ࡿ⾲⌧ࢆྲྀࡾୖࡆ㸪ࢱࣇูศ㢮ࡋࡓࠋ௨ୗ⾜ ࠺ศ㢮
ࡣࠊᰗ្ᨻẶࡢ౫㢗⾲⌧ᩥࡢศ㢮ࢆཧ⪃ࡋࡓࠋ
2.3 ౫㢗ᩥࡢᙧᡂࡢඹᙺ
౫㢗ᩥࡢ୰࡛ࠊࢇࠕ㹼࡚ᙧࠖࡢᩥᆺࢆ⏝ࡍࡿࡓࡵࠊ⏝ࡉࢀࡿືモࡣ
ࠕ㹼࡚ᙧࠖኚ᭦ࡍࡿᚲせࡀ࠶ࡿࠋ
2.4 ┦ᡭࣞ࣋ࣝཬࡧ⏝௳ࣞ࣋ࣝ
ⵦ㇂Ặࡢලయⓗ࡞┦ᡭࣞ࣋ࣝࢆཧ⪃ࡋࠊḟࡢࡼ࠺࡞ࡶࡢ࡞ࡿࠋ
࠙㸫1ࠚ ぶࡋ࠸ྠᖺ㍮ࡢேࠊᐙ᪘
࠙ 0ࠚ వࡾぶࡋࡃ࡞࠸ྠᖺ㍮ࡢேࠊ㸦≉㛵ࢃࡾࡢ࡞࠸㸧ึᑐ㠃ࡢே㸧
࠙㸩1ࠚ ࡑࢀᖺ㱋ᕪࡢ࡞࠸ᩍᖌ࣭ୖྖࠊಖドே
xx
࠙㸩2ࠚ ᖺ㱋ᕪࡢ࠶ࡿᩍᖌ࣭ୖྖ
ྠࡌඛ⾜◊✲ࢆཧ⪃ࡋࠊ ࠕ౫㢗⾲⌧ࠖࢆ⪃࠼ࡿ࠶ࡓࡗ࡚ࠊ౫㢗ࡍࡿ⏝௳ࡀ
ࡢࡼ࠺࡞ᛶ㉁ࡢ≀࡛࠶ࡿࡼࡗ࡚ࠊࠕ┦ᡭࠖྠᵝ࠸ࡃࡘࡢࣞ࣋ࣝศࡅ
ࡓࠋ
x 㸫1 ࣞ࣋ࣝࡢ⏝௳ࡣࠊ┦ᡭࡗ࡚ᐇ⾜ࡍࡿࡇࡀᙜ↛࡛࠶ࡿࡼ࠺࡞ࡇࢆᐃ
ࡍࡿࠋ
x 0 ࣞ࣋ࣝࡢ⏝௳ࡣࠊ┦ᡭࡗ࡚ᐇ⾜ࡍࡿࡇࡀᙜ↛ࡣゝ࠼࡞࠸ࡀࠊᗈ⩏ࡣ
࠸࠼ࡿࡼ࠺࡞ᛶ㉁ࡢࡶࡢ࡛࠶ࡿࠋ
x 㸩1 ࣞ࣋ࣝࡢ⏝௳ࡣࠊࡑࡢࢆᐇ⾜ࡍࡿ⩏ົࡣ࡞࠸ࠊࡘࡲࡾࡣゝ࠼࡞࠸
ࡓࡵࠊࡑࢀࢆࡋ࡚ࡶࡽ࠺ࡢࡣ࠶ࡃࡲ࡛ࡶዲពࡽ࡛࠶ࡿࡼ࠺࡞⏝௳ࡢ୰࡛ࠊᐇ
⾜ࡍࡿࡇᑐࡍࡿ㈇ᢸࡀᑡ࡞࠸ࡶࡢࢆ⪃࠼ࡿࠋ
x 㸩2 ࣞ࣋ࣝࡢ⏝௳࡞ࡿࠊᐇ⾜ࡍࡿ⩏ົࡣ࡞ࡃࠊࡋࡶࡍࡿࡓࡵࡢ㈇ᢸࡀ࡞ࡾ
㔜࠸ࡶࡢ࡞ࡿࠋ
2.5 ౫㢗ࡢࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥὶࢀ
┦ᡭࣞ࣋ࣝ⏝௳ࣞ࣋ࣝࢆ⪃៖ධࢀࡓୖ࡛ࡢࡼ࠺ㄯヰࡢὶࢀࢆసࡿࠊ
ࡢࡼ࠺࡞⾲⌧ࡢࣃࢱ࣮࡛ࣥ௨᮶࠸࠺⾜Ⅽࢆ⾜࠺ࢆ♧ࡋࡓࡶࡢࢆࠕࢥ࣮ࢻࠖ
ࡪࡇࡍࡿࠋ
㹙ࢥ࣮ࢻ㸫2㹛㸦ཎ๎ࡋ࡚౫㢗࡛ࡣ࡞ࡃࠊ௧࣭ᣦ♧࣭㉁ၥ࡞ࡿ㸧
㹙ࢥ࣮ࢻ㸫1㹛㸺ᣦ♧࣭㉁ၥ࣭౫㢗㸼
㹙ࢥ࣮ࢻ㸩4㹛㸦ཎ๎ࡋ࡚౫㢗ࡣࡋ࡞࠸㸧
xxi
2.6 ౫㢗ࡢࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩ࣭ࣙࣥࢫࢺࣛࢸࢪ࣮
ᱱ㞵㤾Ặࡼࡿࠊㄯヰࡢせ⣲ࡣࠕࡧࡅ࣭ษࡾฟࡋࠖࠊࠕㄝ᫂ࠖࠊࠕ౫
㢗ࠖ࠸࠺୕ࡘ࠶ࡿ㏙࡚࠸ࡿࠋࡼࡾᑀ࡞⾲⌧ࡣࠊࡑ࠺࡛࡞࠸ࡶࡢࡼࡾ㛗ࡃ࡞
ࡿ࠸࠺ἲ๎ᇶ࡙ࡁࠊࡑࡢせ⣲ࡀከ࠸᪉ࡀࡼࡾᑀ࡛࠶ࡿࠋ
3㸬 ◊✲᪉ἲ
ᮏ◊✲࡛⏝ࡋ࡚࠸ࡿ◊✲ࣉ࣮ࣟࢳࡣグ㏙ᐃᛶⓗཬࡧᐃ㔞ⓗ࡛࠶ࡿࠋࠕ౫㢗⾲
⌧ࡢ⏝ࠖ㛵ࡍࡿࢹ࣮ࢱࢆᚓࡿࡓࡵࠊࣥࢣ࣮ࢺㄪᰝࢆ⾜ࡗࡓࠋㄪᰝࡣ 2017 ᖺ
6 ᭶ 5 ᪥ࡽ 2017 ᖺ 6 ᭶ 11 ᪥ࡅ࡚ᐇࡋࡓࠋㄪᰝᑐ㇟ࡋ࡚ࡣ 81 ྡ࡛࠶ࡿࠋ
ࡑࡢ 81 ྡࡢ࠺ࡕࠊ㔠ἑఫࢇ࡛࠸ࡿ᪥ᮏேࡣ 36 ྡཬࡧࢫ࣐ࣛࣥᅜ❧Ꮫ 6 Ꮫᮇ
ࡢࣥࢻࢿࢩࡢ᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅ࡣ 45 ྡࢆᑐ㇟ࡋࡓࠋ
◊✲ࡢ᪉ἲ㸸
a) ౫㢗⾲⌧㛵ࡍࡿࣥࢣ࣮ࢺㄪᰝࢆ㓄ࡾࠊࢹ࣮ࢱࢆ㞟ࡍࡿࠋ
b) ࢫࢺࣛࢸࢪ࣮࣭ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥ㸦ษࡾฟࡋ࣭ㄝ࣭᫂౫㢗㸧ཬࡧ౫㢗ศ
㢮ࡼࡾࢹ࣮ࢱࢆ㆑ูࡍࡿࠋ
c) ࢫࢺࣛࢸࢪ࣮࣭ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥ㸦ษࡾฟࡋ࣭ㄝ࣭᫂౫㢗㸧ཬࡧ౫㢗ศ
㢮ࡼࡾࢹ࣮ࢱࢆศᯒࡍࡿࠋ
d) ౫㢗⾲⌧ࡢ⏝㢖ᗘࢆᩘ࠼ࡿࠋ
e) ┦ᡭࣞ࣋ࣝཬࡧ⏝௳ࣞ࣋ࣝࡼࡾ౫㢗⾲⌧ࡢ⏝ࡢ㢮ఝⅬ┦㐪Ⅼࢆ㆑ูࡍ
ࡿࠋ
f) ศᯒࡋࡓࢹ࣮ࢱࢆ⤖ㄽࡍࡿࠋ
4㸬 ࢹ࣮ࢱศᯒ
◊✲ࡢࢹ࣮ࢱࡢศᯒ᪉ἲࡋ࡚ࡣࢹ࣮ࢱࢆ㞟ࡋࠊMicrosoft Office Excel ࡛ศᯒࡋ
ࡓࠋ
ࢫࢺࣛࢸࢪ࣮࣭ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩࣙࣥࡢ㢮ఝⅬ┦㐪Ⅼࡢศᯒࡋࡓࢹ࣮ࢱࡣḟࡢࡼ
࠺࡛࠶ࡿࠋ
xxii
ࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮
ࣥࢻࢿࢩே
ሙ㠃 ࢩ࣭ࣙࣥࢫࢺ ᪥ᮏே᪥ᮏㄒẕㄒヰ⪅
᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅
ࣛࢸࢪ࣮
ษࡾฟࡋ ࡈࡵࢇ ↓ࡋ
ぶࡋ࠸㐩
ㄝ᫂ 㖄➹ᛀࢀࡓࡽ ↓ࡋ
㖄➹ࢆࡾࡿ
౫㢗 㖄➹㈚ࡋ࡚ࡃࢀ࡞࠸㸽 㖄➹ࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸㸽
ษࡾฟࡋ ࡈࡵࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
ぶࡋࡃ࡞࠸ ㄝ᫂ 㖄➹ᛀࢀ࡚ࡋࡲࡗ࡚ ↓ࡋ
㐩㖄➹ࢆ
㖄➹ࡾ࡚ࡶ࠸࠸㸽࣭㖄 㖄➹ࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
ࡾࡿ ౫㢗
➹㈚ࡋ࡚ࡃࢀ࡞࠸㸽 㸽
ษࡾฟࡋ ඛ⏕ ࡍࡳࡲࡏࢇ
㖄➹ࢆᣢࡗ࡚ࡁࡲࡏࢇ
ぶࡋ࠸ඛ⏕ ㄝ᫂ 㖄➹ࢆᛀࢀࡓࡢ࡛
ࡽ
㖄➹ࢆࡾࡿ
㖄➹ࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
౫㢗 㖄➹㈚ࡋ࡚ࡃࡔࡉ࠸㸟
㸽
ษࡾฟࡋ ࡍࡳࡲࡏࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
ぶࡋࡃ࡞࠸ඛ 㖄➹ࢆᛀࢀ࡚ࡋࡲࡗࡓࡢ 㖄➹ࢆᣢࡗ࡚ࡁࡲࡏࢇ
ㄝ᫂
⏕㖄➹ࢆ ࡛ ࡽ
ࡾࡿ 㖄➹ࢆ㈚ࡋ࡚㡬ࡅ࡞࠸࡛ 㖄➹ࢆࡾ࡚㡬ࡅࡲࡏࢇ
౫㢗
ࡋࡻ࠺㸽 㸽
ษࡾฟࡋ ↓ࡋ ↓ࡋ
ぶࡋ࠸㐩
ㄝ᫂ ᮏㄞࡳࡓ࠸ ↓ࡋ
ᮏࢆࡾࡿ
౫㢗 ᮏ㈌ࡋ࡚㸟 ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸㸽
ษࡾฟࡋ ࡈࡵࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
ぶࡋࡃ࡞࠸ ㄝ᫂ ◊✲ࡢཧ⪃ࡋࡓࡃ࡚ ↓ࡋ
㐩ᮏࢆࡾ
ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
ࡿ ౫㢗 ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡞㸽
㸽
ษࡾฟࡋ ඛ⏕ ඛ⏕ࠊࡍࡳࡲࡏࢇ
ぶࡋ࠸ඛ⏕ ㄝ᫂ ◊✲࡛࠸ࡓ࠸ࡢ࡛ ◊✲ࡢࡓࡵ
ᮏࢆࡾࡿ ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸࠸࡛ࡍ
౫㢗 ᮏ㈌ࡋ࡚ࡃࡔࡉ࠸㸟
㸽
ษࡾฟࡋ ࡍࡳࡲࡏࢇ ࡍࡳࡲࡏࢇ
ぶࡋࡃ࡞࠸ඛ ㄝ᫂ ◊✲࡛࠸ࡓ࠸ࡢ࡛ࡍࡀ ◊✲ࡢࡓࡵ
⏕ᮏࢆࡾ
ᮏࢆ㈚ࡋ࡚㡬ࡅࡲࡏࢇ ᮏࢆࡾ࡚㡬ࡅࡲࡏࢇ
ࡿ ౫㢗
㸽 㸽
౫㢗ࡢศ㢮ࡢ୰࡛ࠊ᪥ᮏேࡣ࡚ࡢሙ㠃࡛ᤵཷᆺ࠸࠺㛫᥋౫㢗ᩥࡀࡼࡃ⏝ࡉ
ࢀ࡚࠸ࡿࡀࠊࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅ࡣࢇࡢሙ㠃࡛チྍᆺ࠸࠺㛫᥋౫
㢗ᩥࡀࡼࡃ⏝ࡉࢀ࡚࠸ࡿࡀࠊ┦ᡭࡣぶࡋࡃ࡞࠸ඛ⏕ཬࡧ⏝௳ࣞ࣋ࣝ㧗࠸࠸࠺ሙ
xxiii
㠃࡛ࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅ࡣᤵཷᆺࡀࡼࡃ⏝ࡉࢀ࡚࠸ࡿ࠸࠺ࡇࡀศ
ࡗࡓࠋ
㸬 ⤊ࢃࡾ
5㸬
ᮏ◊✲࡛㏙ࡓࡇࢆࡲࡵࡿࠊࡲࡎࠊ౫㢗ࡢࢥ࣑ࣗࢽࢣ࣮ࢩ࣭ࣙࣥࢫࢺࣛࢸ
ࢪ࣮ࡢ୰࡛᪥ᮏே࡛ࡶࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅࡛ࡶࡼࡃ⏝ࡉࢀࡿࡢࡣ౫㢗࡛
࠶ࡿࡇࡀศࡗࡓࠋษࡾฟࡋཬࡧㄝ᫂ࡣࡕࡽ࡛ࡶవࡾ⏝ࡉࢀ࡚࠸࡞࠸ࠋ
ࡋࡋ࡞ࡀࡽࠊษࡾฟࡋࡢ⏝ࡣඛ⏕౫㢗ࡍࡿ࠸࠺ሙ㠃࡛ࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏ
ㄒᏛ⩦⪅ࡢ᪉ࡀࡼࡃࢃࢀࠊ㐩౫㢗ࡍࡿ࠸࠺ሙ㠃࡛᪥ᮏேࡀࡼࡃࢃࢀࡿ
࠸࠺ࡇࡀ᫂ࡽ࡞ࡗࡓࠋཪࠊㄝ᫂ࡣࢇ࡞ሙ㠃࡛ࡶ᪥ᮏேࡀࡼࡃࢃࢀࡿ
࠸࠺ࡇࡀ᫂ࡽ࡞ࡗࡓࠋ
౫㢗ࡢศ㢮ࡢ୰࡛ࠊ᪥ᮏேࡣᤵཷᆺ࠸࠺㛫᥋౫㢗ᩥࡀࡼࡃ⏝ࡉࢀ࡚࠸ࡿࡀࠊ
ࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦⪅ࡣチྍᆺ࠸࠺㛫᥋౫㢗ᩥࡀࡼࡃ⏝ࡉࢀ࡚࠸ࡿࡇ
ࡀศࡗࡓࠋチྍᆺࡣᤵཷᆺࡼࡾᑀᗘࡀࡼࡾ㧗࠸ࡢ࡛ࣥࢻࢿࢩே᪥ᮏㄒᏛ⩦
⪅ࡀ⏝ࡉࢀࡿ౫㢗ศ㢮ࡢ᪉ࡀ᪥ᮏே᪥ᮏㄒẕㄒヰ⪅ࡼࡾᑀ࡛࠶ࡿࡇࡀศࡗ
ࡓࠋ
xxiv
DAFTAR ISI
xxv
3.1 Metode Penelitian........................................................................................ 27
3.2 Data dan Sumber Data ................................................................................ 27
3.2.1 Data ................................................................................................ 27
3.2.2 Sumber Data ................................................................................... 27
3.3 Objek Penelitian .................................................................................... 28
3.3.1 Populasi Penelitian ......................................................................... 28
3.3.2 Sampel Penelitian........................................................................... 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 29
3.6 Validitas ................................................................................................. 30
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................. 30
3.8 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data ................................................. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 33
4.1 Perbedaan Penggunaan Strategi Komunikasi Irai Pada Penutur Asli
Jepang Dan Pembelajar Bahasa Jepang ..................................................... 33
4.1.1 Berbicara Kepada Teman Yang Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Ringan ........................................................................... 33
4.1.2 Berbicara Kepada Teman Yang Tidak Akrab Dengan
Tingkat Keperluan Ringan ............................................................. 37
4.1.3 Berbicara Kepada Dosen Yang Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Ringan ........................................................................... 41
4.1.4 Kepada Dosen Yang Tidak Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Ringan ........................................................................... 45
4.1.5 Berbicara Kepada Teman Yang Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Berat.............................................................................. 50
4.1.6 Berbicara Kepada Teman Yang Tidak Akrab Dengan
Tingkat Keperluan Berat ................................................................ 54
4.1.7 Berbicara Kepada Dosen Yang Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Berat.............................................................................. 58
4.1.8 Berbicara Kepada Dosen Yang Tidak Akrab Dengan
Tingkat Keperluan Berat ................................................................ 62
4.2 Perbedaan Klasifikasi Jenis Irai Pada Penutur Asli Jepang Dan
Pembelajar Bahasa Jepang ......................................................................... 66
4.2.1 Terhadap Teman Akrab Dengan Tingkat Keperluan Ringan ......... 67
4.2.2 Terhadap Teman Tidak Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Ringan ........................................................................... 68
4.2.3 Terhadap Dosen Akrab Dengan Tingkat Keperluan Ringan ......... 69
4.2.4 Terhadap Dosen Tidak Akrab Dengan Tingkat
Keperluan Ringan ........................................................................... 70
4.2.5 Terhadap Teman Akrab Dengan Tingkat Keperluan Berat ........... 71
4.2.6 Terhadap Teman Tidak Akrab Dengan Tingkat Keperluan
xxvi
Berat ............................................................................................... 72
4.2.7 Terhadap Dosen Akrab Dengan Tingkat Keperluan Berat ............ 73
4.2.8 Terhadap Dosen Tidak Akrab Dengan Tingkat Keperluan
Berat ............................................................................................... 74
xxvii
DAFTAR TABEL
xxviii
DAFTAR GRAFIK
xxix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket
Lampiran 2 Data Penggunaan Irai Hyougen
Lampiran 3 Data Responden
xxx
BAB I
PENDAHULUAN
tujuan dan perasaan melalui bahasa. Dalam mengungkapkan suatu maksud, tujuan,
maupun perasaan terbentuk dari suatu “tindak tutur”, salah satunya yaitu tindak
suatu permohonan kepada orang lain dan sebaliknya, orang lain melakukan
kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut melakukan sesuatu sesuai
beda bergantung kepada siapa lawan bicaranya dan seperti apa isi permohonannya.
hyougen. Irai hyougen, sangat penting karena merupakan salah satu hyougen
ungkapan yang tepat agar pesan dapat tersampaiakan dengan baik, sehingga lawan
bicara akan merasa nyaman dan tidak merasa tersinggung. Contoh penggunaan irai
keperluan penelitian kepada dosen, kalimat yang biasanya digunakan oleh orang
Jepang yaitu:
1
2
a) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊࡑࡢ◊✲ࡢᮏࡾ࡚ࡶ࠸࠸ࠋ
b) ࡍࡳࡲࡏࢇࠊᗘ㹼࡛ᚲせ࡞ࢇ࡛ࡍࡀࠊࡑ࠺࠸࠺ᮏࢆඛ⏕ఱ࠾ᣢࡕࡔࡗࡓࡽ㈚
ࡋ࡚㡬ࡅ࡞࠸ᛮࡗࡓࢇ࡛ࡍࡀ࣭࣭࣭
Dari dua kalimat diatas, diketahui bahwa kedua kalimat tersebut memiliki
makna yang sama yaitu meminta ijin untuk meminjam buku. Dilihat dari
penggunaan tata bahasa, keduanya memenuhi standar tata bahasa Jepang yang baik
dan benar. Akan tetapi, dilihat dari konteks kepada siapa kalimat tersebut ditujukan,
maka kalimat (b) lah yang tepat untuk digunakan. Walaupun kalimat (a) memiliki
makna yang sama dan tata bahasa yang tepat, pemakaian kalimat ᮏࢆࡾ࡚ࡶ࠸
࠸ࠊhanya bisa digunakan pada teman, keluarga atau orang yang kedudukannya
lebih rendah atau sama. Selain itu bentuk kalimat tersebut merupakan bentuk
seharusnya digunakan apabila memohon sesuatu kepada dosen atau orang yang
kedudukannya lebih tinggi. Selain itu, dilihat dari strategi komunikasi yang
komunikasi yang lebih panjang daripada kalimat (a), sehingga kalimat (b) lebih
sopan dari kalimat (a). Dari sanalah penutur harus paham bagaimana menggunakan
irai hyougen dalam situasi percakapan sesuai tingkat lawan bicara dan tingkat
keperluan.
3
tidak sama seperti dalam bahasa Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Indonesia
“saya mohon~” kepada lawan bicara. Akan tetapi, dalam bahasa Jepang, irai
dalam bahasa Jepang dapat menggunakan ~te mo ii desuka, ~te yoroshii desuka,
~te yoroshii deshouka, dan sebagainya. Selain itu, ungkapan “bisakah~” dalam
sebagainya.
penggunaan ungkapan permohonan (Irai Hyougen) pada penutur asli Jepang (yang
bahasa Jepang) dan pembelajar bahasa Jepang, sehingga dapat diketahui perbedaan
dan persamaan dalam menggunakan irai hyougen sesuai dengan level lawan bicara
4
dan tingkat keperluan. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dibentuk sebuah perumusan
(Kiridashi, Jijou Setsumei, dan Irai) pada penutur asli Jepang dan pembelajar
Semarang?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui:
Irai (Kiridashi, Jijou Setsumei, dan Irai) pada penutur asli Jepang dan
Negeri Semarang.
2. Untuk mengetahui jenis Irai Hyougen yang digunakan penutur asli Jepang dan
Adapun manfaat penulisan yang dapat diperoleh baik manfaat teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber literatur atau sebagai
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi oleh peneliti
landasan teori, bab 3 metode penelitian, bab 4 analisis data dan pembahasan, dan
penulisan.
Hyougen.
Bab 3 metode penelitian, dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif
Bab 5 dalam penelitian ini akan dibahas mengenai simpulan dari penelitian
yang telah dilakukan oleh penulis. Selain itu, penulis juga mencoba memberikan
Tanki Daigaku yang mengambil mata kuliah wajib teknik dokumen. Hasil dari
Pada penelitian yang dilakukan oleh Noro, terdapat persamaan dan perbedaan
oleh Kenichi Noro meneliti tentang penggunaan irai hyougen berfokus pada
7
8
meneliti tentang perbedaan penggunaan irai hyougen pada penutur asli Jepang dan
Tohoku. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat keakraban dan kedudukan
bahasa Jepang maupun bahasa Cina, akan tetapi pengaruh tersebut berbeda. Pada
penggunaan keigo, sedangkan pada bahasa Cina pada tipe kalimat (kalimat
permohonan secara langsung atau tidak langsung) dan penggunaan ungkapan dalam
irai hyougen. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aihara Mariko
meneliti tentang perbedaan irai hyougen dalam bahasa Jepang dan bahasa Cina,
pada penelitian ini menggenai perbedaan penggunaan irai hyougen pada penutur
asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia di Universitas Negeri
Semarang.
9
Penelitian ini meneliti mengenai penggunaan irai hyougen pada orang Jepang
ditinjau dari perbedaan gender. Responden penelitian ini yaitu 63 laki-laki dan 71
bahwa, pada kesadaran dan ungkapan, wanita mempunyai pertimbangan yang lebih
tinggi daripada pria terhadap senior dan lawan jenis. Diantara tiga unsur yaitu jenis
memohon pertolongan atau tidak dan ungkapan manakah yang akan digunakan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tamudan, terdapat persamaan dan perbedaan
irai hyougen dalam bahasa Jepang. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Tamudan meneliti tentang penggunaan irai hyougen dalam bahasa Jepang
berfokus pada perbedaan gender, pada penelitian ini akan meneliti tentang
perbedaan penggunaan irai hyougen pada penutur asli Jepang dan pembelajar
penggunaan irai hyougen pada mahasiswa Cina pembelajar bahasa Jepang dan
Heilong Jiang, Cina tahun ke-tiga jurusan Bahasa Jepang yang sudah belajar bahasa
10
Jepang selama 2 tahun 7 bulan dan responden mahasiswa Jepang dirujuk dari
penelitian Ide Shouko (1986) yakni 525 mahasiswa Jepang. Hasil dari penelitian ini
yaitu terdapat perbedaan pada persepsi antara pembelajar orang Cina dengan
Penyebab dari perbedaan tersebut ada tiga hal, yaitu struktur fungsional format
Dilihat dari struktur fungsional format ungkapan, menurut pembelajar orang Cina
terdapat kesamaan antara representasi permitaan yang sopan dalam bahasa Jepang
maupun bahasa Cina sehingga terdapat percampuran dari bahasa Cina saat
sedangkan orang Cina akan melakukan tindakan setelah melihat respon lawan
bicara. Kemudian dilihat dari wajah pendidikan bahasa Jepang, pendidikan bahasa
Jepang di negara Cina hanya cenderung pada pendidikan tata bahasa, akan tetapi
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ru, terdapat persamaan dan perbedaan
irai hyougen pada pembelajar bahasa Jepang. Perbedaannya yaitu penelitian yang
oleh pembelajar Cina pada situasi formal dan informal, dan penyebab dari
hyougen oleh penutur asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang di Universitas
Negeri Semarang.
UPI”. Hasil dari penelitian ini kemampuan pembelajar dalam memahami dan
menggunakan irai hyougen berdasarkan lawan bicara adalah sangat kurang. Selain
belajarnya lebih lama dengan pembelajar yang lama waktu belajarnya sedikit dalam
penggunaa dan pemahaman irai hyougen, dan diperoleh hasil bahwa kemampuan
oleh Yulianti hanya meneliti penggunaan irai hyougen pada pembelajar bahasa
Jepang mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Pada penelitian ini meneliti
perbedaan penggunaan irai hyougen pada penutur asli Jepang dan pembelajar
semester 6.
penelitian tentang perbedaan penggunaan irai hyougen pada penutur asli Jepang
12
pernah dilakukan.
ࡣㄡఱࢆ㢗ࡴ⾜Ⅽ࡛࠶ࡾࠊ౫㢗⪅ࡣ౫㢗┠ⓗࡢ㐩ᡂࡢࡓࡵᵝࠎ
ࡢࠕ⾜ືࠖࡼࡗ࡚ࠊࠕ⮬ศࠖࡢࠕ┈ࠖ࡞ࡿࡇࢆྔ࠼ࡼ࠺ࡍࡿࡓ
ࡵࡢ⾲⌧ͣ࠸࠺ࡇ࡞ࡾࡲࡍࡀࠊࠕ⾜ືࠖࡢࠕỴᐃᶒࠖࡣࠕ┦ᡭࠖ
࠶ࡿࡇࡽࠊࡑࡢࠕ⾜ືࠖࢆᐇ⌧ࡉࡏࡿࡓࡵࠊ≉ࠕ┦ᡭࠖࡀୖ⪅
࡛࠶ࡿሙྜࡣࠊࠕᩗㄒ⾲⌧ࠖࡢ㛵ࢃࡾ࠾࠸࡚ࠊ᭱ࡶᕤኵࡀᚲせ࡞
narimasu ga, koudou no ketteiken wa aite ni aru koto kara, sono koudou wo jitsugen
saseru tame ni, toku ni aite ga jouisha de aru baai ni wa, keigo hyougen to no
13
menjadi keuntungan untuk diri sendiri berdasarkan pada tindakan lawan bicara,
akan tetapi hak untuk memutuskan tindakan tersebut tergantung pada lawan bicara,
oleh karena itu agar tindakan tersebut dapat terealisasikan, khususnya apabila lawan
bicara adalah orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, diperlukan untuk
Dari teori Irai (permohonan) tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Irai
Berikut ini klasifikasi Irai menurut Yanagi (2008) dalam Shimizu (2009 : 47-
ᤵཷᆺ ┦ᡭᜠᜨࢆồࡵࡿ
Juju Gata Aite ni onkei wo motomeru
Bentuk Mengingnkan keuntungan dari lawan bicara
Memberi ࠕࡋ࡚ࡃࢀࡿࠖࠕࡋ࡚ࡶࡽ࠺ࠖࠕࡋ࡚࠸ࡓࡔ
dan ࡃࠖ
menerima “Shite kureru” “Shite morau” “Shite itadaku”
౫㢗⪅ࡢ⾜ືࡢྍ⬟ᛶࢆ┦ᡭၥ࠺
ྍ⬟ᆺ Iraisha no koudou no kanousei wo aite ni tou
Kanou Gata Menanyakan kemungkinan tindakan dari pemohon
Bentuk kepada lawan bicara
Potensi ࠕࡾࡽࢀࡿࠖࠕ࡛ࡁࡿࠖࠕ࠾㢪࠸࡛ࡁࡿࠖ
“karirareru” “dekiru” “onegai dekiru”
㛫᥋ᆺ ┦ᡭチྍࢆၥ࠺
Kansetsu Aite ni kyoka wo tou
Gata Meminta ijin kepada lawan bicara
チྍᆺ
Bentuk
Tidak Kyoka Gata ࠕࡋ࡚ࡶࡽࡗ࡚ࡶ࠸࠸ࠖࠕࡋ࡚࠸ࡓࡔ࠸࡚ࡼ
Langsung Bentuk Ijin ࢁࡋ࠸࡛ࡍࠖ
“shite moratte mo ii” “shite itadaite yoroshii
౫㢗┦ᡭ desuka”
㑅ᢥ⫥ 㢪ᮃࢆ♧ࡍᙧ࡛Ⓨヰࢆ⤊࠼ࡿ
ࢆ࠼ࡿ Ganbou wo shimesu katachi de hatsuwa wo oeru
㢪ᮃᆺ Menyelesaikan pembicaraan dengan bentuk yang
᪉ἲ Ganbou Gata
Irai aite ni menunjukkan keinginan
Bentuk
sentakushi Keinginan
ࠕࡋࡓ࠸ࠖࠕࡋ࠸ࠖࠕࡋ࡚ࡋ࠸ࢇࡔࡅ
wo ataeru ࠖ
houhou “shitai” “hoshii” “shite hoshi ndakedo”
Metode
Ⓨヰ௨እࡽࡢሗࡢẚ㔜ࡀࡁ࠸㸦ࡶࡢࡀ
memberi ᅇ㑊ᆺ
pilihan ࡞࠸ࡇࢆ♧၀ࡋ࡞ࡀࡽ
kepada
㸦⭎᭤ᆺ㸧 ࠕ࡞࠸࡞࠶࣮ࠖ
lawan bicara Kaihi Gata Hatsuwa igai kara no jouhou no hijuu ga ookii
(Udekyoku
Gata)
(mono ga nai koto wo shisa shinagara)
Bentuk Lebih banyak informasi diluar pembicaraan
Pengelakan (sambil menunjukkan bahwa tidak ada benda)
“Nainaa-“
౫㢗⪅ࡢ⾜ືࡢㄝ᫂ࡼࡾ┦ᡭࡀྔ࠼ࡿࡇ
ࢆᮃࡴ
ࠕᣢࡗ࡚࡞࠸ᛮࡗ࡚⪺࠸ࡓࢇࡔࡅࠖ
࣓ࢱᆺ
Meta Gata Iraisha no koudou no setsumei ni yori aite ga
Bentuk Meta kanaeru koto wo nozomu
Berharap bahwa lawan bicara akan mengabulkan
penjelasan dari tindakan pemohon
“mottenaika to omotte kiita ndakedo”
Sumber: Shimizu (2009:50-51)
15
Dari tabel 2.2.1 dapat diketahui bahwa jenis irai hyougen secara langsung
(Chokusetsugata) terdapat satu jenis, sedangkan jenis irai hyougen secara tidak
ࠕ౫㢗⾲⌧ࠖ
2.2.3 Konjugasi Pembentukan Irai Hyougenࠕ
Dalam kalimat Irai ࠕ౫㢗ࠖ, hampir semua bentuk kalimat Irai ࠕ౫㢗ࠖ
menggunakan pola kalimat bentuk ~teࠕ㹼࡚ࠖ. Oleh karena itu, kata kerja yang
I ࡁ
ࡁࡲࡍ ࠸࡚ II ࡓࡲࡍ ࡓ࡚
࠸ࡁࡲࡍ 㸨࠸ࡗ࡚ ࡡࡲࡍ ࡡ࡚
࠸ࡑࡂࡲࡍ ࠸ࡑ࠸࡛ ࠾ࡁࡲࡍ ࠾ࡁ࡚
ࡼࡧࡲࡍ ࡼࢇ࡛ ࡾࡲࡍ ࡾ࡚
ࡢࡳࡲࡍ ࡢࢇ࡛ ࡳࡲࡍ ࡳ࡚
࠼ࡾࡲࡍ ࠼ࡗ࡚ ࠸ࡲࡍ ࠸࡚
࠸ࡲࡍ ࡗ࡚ III ࡁࡲࡍ ࡁ࡚
16
ࡲࡕ
ࡕࡲࡍ ࡲࡗ࡚ ࡋࡲࡍ ࡋ࡚
ࡋ
ࡋࡲࡍ ࡋ࡚ ࡉࢇࡱࡋࡲࡍ ࡉࢇࡱࡋ࡚
Di dalam suatu wacana, ada pembicara atau penutur dengan lawan bicara atau
pendengar. Penutur harus menyusun teks ketika ingin menyampaikan apa yang
ingin disampaikan kepada lawan bicara. Teks yang berupa ungkapan tersebut, harus
ᡭࣞ࣋ࣝࠖadalah tingkatan lawan bicara atau level lawan bicara ditinjau dari sisi
1. Level 0
2. Level -1
Pada tingkat ini, tidak digunakan desu masu ࠕ࡛ࡍࡲࡍࠖ, misalnya pada
3. Level +1
Pada tingkat ini, digunakan bentuk hormat (keigo ࠕᩗㄒࠖ), seperti bentuk
irasshaimasu ࠕ࠸ࡽࡗࡋࡷ࠸ࡲࡍࠖ.
4. Level +2
Bentuk kalimat yang digunakan di sini lebih sopan, misalnya seperti oide ni
Teks yang disusun harus berdasarkan pada level lawan bicara (Aite Reberu
ࠕ┦ᡭࣞ࣋ࣝࠖ) yang disampaikan. Berikut ini posisi lawan bicara atau level
LEVEL Keterangan
-1 ぶࡋ࠸ྠᖺ㍮ࡢேࠊᐙ᪘
Shitashii dounenpai no yuujin, kazoku
Teman seangkatan atau seumur yang dekat, keluarga
0 ࠶ࡲࡾぶࡋࡃ࡞࠸ྠᖺ㍮ࡢேࠊ㸦≉㛵ࢃࡾࡢ࡞࠸㸧ึᑐ
㠃ࡢே
Amari shitashikunai dounenpai no hito, (tokuni kakawari no nai)
shotaimen no hito
Orang seangkatan atau seumur yang tidak begitu dekat, (khususnya
tidak ada hubungan khusus), dan orang yang baru pertama kali
dijumpai
+1 ࡑࢀᖺ㱋ᕪࡢ࡞࠸ᩍᖌ࣭ୖྖࠊಖドே
Sorehodo nenreisa no nai kyoushi/ joushi, hoshounin
18
Guru atau atasan yang umurnya tidak beda jauh, penanggung jawab
+2 ᖺ㱋ᕪࡢ࠶ࡿᩍᖌ࣭ୖྖ
Nenreisa no ari kyoushi/ joushi
Guru atau atasan yang jarak umurnya jauh
Sama halnya dengan tingkat kesopanan dan level lawan bicara, ketika penutur
ࣞ࣋ࣝࠖatau yang disebut dengan tingkat keperluan, ketika berada dalam situasi
keperluan yang ditinjau dari sisi lawan bicara. Tingkat keperluan (Youken Reberu
bertanya cara membaca kanji kepada guru bahasa jepang, bertanya tempat
Tingkat dimana menurut lawan bicara, hal yang dilakukan tidak bisa dikatakan
hal yang biasa atau wajar, akan tetapi dalam artian luas bisa dikatakan sebagai
hal yang wajar layaknya seperti pekerjaan. Misalnya keadaan seperti meminta
pengoreksian surat kepada guru bahasa Jepang, meminta kepada petugas stasiun
19
untuk mencari barang yang hilang di dalam kereta. Ketika bertanya kepada
petugas informasi mengenai letak toilet, digunakan tingkat keperluan -1, namun
Tingkat dimana lawan bicara tidak merasa itu adalah kewajiban yang harus
berbaik hati dan dibalik hal itu lawan bicara merasa sedikit terbebani. Misalnya
keadaan seperti menanyakan jalan kepada orang yang sedang lewat, meminta
penukaran uang kepada pelayan restoran, meminjam buku kepada guru, dan lain
sebagainya.
Tingkat dimana lawan bicara tidak harus melakukannya, selain itu beban untuk
asing yang meminta tolong kepada guru bahasa jepang untuk menjadi
(Youken Reberu ࠕ⏝௳ࣞ࣋ࣝࠖ) dan level lawan bicara (Aite Reberu ࠕ┦ᡭࣞ
(Ko-do ࠕࢥ࣮ࢻࠖ). Berikut ini adalah tabel kode yang berhungan dengan tingkat
20
keperluan (Youken Reberu ࠕ⏝௳ࣞ࣋ࣝࠖ) dan level lawan bicara (Aite Reberu
ࠕ┦ᡭࣞ࣋ࣝࠖ), yakni:
Pada tabel 2.2.3 dan 2.2.4, dijelaskan bahwa kode yang paling rendah adalah
kode -2 dan kode yang paling tinggi adalah kode +4. Pada tabel di atas, kode +1
21
dengan tingkat keperluan 0 (bagi lawan bicara itu adalah pekerjaan), atau
bicara merasa tidak harus melakukannya dan sedikit terbebani), maka hasil
setalah dibalas oleh lawan bicara, pembicara meminta maaf terlebih dahulu
Berikut adalah salah satu contoh penggunaan strategi komunikasi menurut Kabaya
(1993:62-67):
22
ࠕ࠶ࡢ࣭ࡍࡳࡲࡏࢇ࣭ࡡ࠼ࠖ ษࡾฟࡋ
“Ano/ Sumimasen/ Ne” Kiridashi
“Anu/ Permisi/ Hei” Permulaan pembicaraan
↓
㸦ࡣ࠸࣭࠺ࢇ㸧 ᛂ☜ㄆ
(Hai/ Un) Han’ou kakunin
(Iya/ Ya) Konfirmasi jawaban
↓
ࠕࡕࡻࡗ࠾㢪࠸ࡋࡓ࠸ࡇࡀ࠶ࡿࢇ࡛ࡍ ౫㢗ྍ⬟ᛶ☜ㄆ
ࡀࠊࡼࢁࡋ࠸࡛ࡋࡻ࠺ࠖ
“Chotto onegai shitai koto ga arundesuga, yoroshii Irai kanousei kakunin
deshouka?”
“Saya ada sedikit permohonan, apakah boleh?” Konfirmasi kemungkinan
permohonan
↓
㸦ࡣ࠸ࠊఱ࡛ࡍ㸽࣭ࡣ࠸ࠊ࠸࠸ࡼࠊ࠺ ᛂ☜ㄆ
ࡒࠋ㸧
(Hai, nandesuka?/ Hai, ii yo, douzo.) Han’ou kakunin
(Iya, apa?/ Iya, boleh, silahkan.) Konfirmasi jawaban
↓
ࠕ㒊ᒇ㈈ᕸᛀࢀ࡚ࡁࡕࡷࡗࡓࢇࡔࡅࠊࠖ ≧ἣㄝ࣭᫂ㄝ࣭᫂
ゝ࠸ヂ࣭࠾ルࡧ
“Heya ni saifu wasurete kichatta ndakedo,” Joukyou setsumei/ Jijou
setsumei/ Iiwake/ Owabi
“Saya lupa kalau dompet saya ada di kamar,” Penjelasan situasi/
Penjelasan keadaan/
Alasan/ Alasan
↓
㸦ࡕࡻࡗࠊ1000 ࡤࡾ㈚ࡋ࡚ࡃࢀࡲࡏࢇ ౫㢗
㸽㸧
(Chotto, 1000 en bakari kashite kuremasenka?) Irai
(Bolehkan saya meminjam 1000 yen sebentar?) Permohonan
Sumber: Kabaya (1993:62-67)
23
Sesuai dengan tabel 2.2.5, alur komunikasi yang terjadi dalam Irai 㸦౫㢗㸧
mendapatkan jawaban dari lawan bicara yang disebut dengan Hannou Kakunin
menjelaskan situasi atau alasan yang disebut dengan Joukyou Setsumei atau Jijou
Elemen Arti
ࡧࡅ࣭ ὀពࢆᘬࡃࡼ࠺ࡑࡢேྥࡗ࡚ኌࢆࡅࡿ
ษࡾฟࡋ ேࡢྡ๓ࠊᣵᣜ࡞
Yobikake/Kiri Chuui o hiku you ni sono hito ni mukatte koe o kakeru
dashi Hito no name, aisatsu nado
Seruan/ Menyerukan suara ke orang lain agar menarik perhatian orang
awalan tersebut
pembicaraan Nama orang, salam, dan lain sebagainya
ㄝ᫂ ⌮⏤࡞ࢆㄝ᫂ࡍࡿ
Jijou Riyuu nado o setsumei suru
Setsumei Menjelaskan alasan dan lain sebagainya
24
Penjelasan
Situasi
౫㢗 ఱࢆࡋ࡚ࡶࡽ࠺ࡼ࠺ࠊே㢗ࡴ
Irai Nanika o shite morau youni, hito ni tanomu
Permohonan Memohon kepada orang lain agar orang lain tersebut mau
melakukan sesuatu untuk pembicara.
Sumber: Liang Yuxin (2013:78-79)
Dari tabel 2.2.6 di atas dapat diketahui bahwa elemen percakapan irai ada
㢗 ࠖ . Dari tiga elemen tersebut, semakin banyak elemen yang dipakai maka
Perbedaan Persamaan
penggunaan penggunaan
ungkapan ungkapan
permohonan (irai permohonan (irai
hyougen) dalam hyougen) dalam
bahasa Jepang bahasa Jepang
Analisis Data
Simpulan
hyougen) terdapat dua hal yang harus diperhatikan oleh pembicara/penutur, yaitu
level lawan bicara (Aite Reberu) dan tingkat keperluan (Youken Reberu). Pada
dalam bahasa Jepang (irai hyougen) pada penutur asli Jepang dan pembelajar
bahasa Jepang. Pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden penutur asli Jepang
berdasarkan strategi komunikasi irai dan jenis irai hyougen, kemudian dianalisis
dengan mencari persamaan dan perbedaan dari penggunaan strategi komunikasi irai
dan jenis irai hyougen tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi bagi pembelajar bahasa Jepang dalam menggunakan irai hyougen
PENUTUP
5.1 Simpulan
asli Jepang dan pembelajar bahasa Jepang, maka dapat ditarik simpulan,
penggunaan strategi komunikasi Irai yang paling sering digunakan oleh kedua
Setsumei (penjelasan keadaan) tidak begitu sering digunakan oleh kedua responden.
Akan tetapi, penggunaan Kiridashi lebih banyak digunakan oleh pembelajar bahasa
Jepang ketika berbicara dengan dosen dan lebih banyak digunakan oleh penutur asli
Jepang ketika berbicara dengan teman, sedangkan pada semua situasi Jijou
Klasifikasi jenis irai yang banyak digunakan oleh penutur asli Jepang pada
semua situasi yaitu jenis irai Jujugata (bentuk memberi dan menerima), sedangkan
pembelajar bahasa Jepang pada hampir semua situasi banyak menggunakan jenis
irai Kyokagata (bentuk meminta ijin), kecuali ketika berbicara kepada dosen tidak
jenis irai Jujugata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam penggunaan
jenis irai hyougen, pembelajar bahasa Jepang memliki tingkat kesopanan lebih
tinggi daripada penutur asli Jepang karena jenis irai yang paling banyak digunakan
yakni jenis irai Kyoukagata yang memiliki tingkat kesopanan lebih tinggi daripada
75
76
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, ada tiga saran untuk dapat
1. Bagi Pengajar
salah satu dari ungkapan irai hyougen, perlu menjelaskan mengenai perbedaan
penggunaan dari satu jenis irai hyougen dengan irai hyougen yang lainnya, dan
2. Bagi Pembelajar
dengan teman ataupun orang Jepang agar dapat menggunakan irai hyougen
3. Bagi Peneliti
menganalisis penggunaan irai hyougen dengan situasi yang berbeda. Selain itu
dapat pula meneliti kesalahan penggunaan irai hyougen dan faktor serta
Jepang. Dapat pula meneliti dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu
wawancara atau dengan mengikuti kelas kaiwa. Selain itu, dari penelitian ini
hyougen dalam bahasa Jepang, sehingga hal tersebut dapat pula diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
77