Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA

KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA


KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Putri Ayu Megawati S


S-1 Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
putris17@mhs.unesa.ac.id

Joko Prasetyo, S.Pd., M.Pd.


Dosen S-1 Pend. Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
jokoprasetyo@unesa.ac.id

ABSTRAK
Dalam sebuah karya tulis pasti tidak luput dari suatu kesalahan. Maka dari itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui berbagai macam kesalahan yang terjadi dalam sebuah kepenulisan serta dapat
menjadi tolok ukur sejauh mana kesalahan dapat terjadi. Untuk pembelajaran bahasa Jepang sendiri
biasanya di mulai dari tingkat SMA, apalagi saat ini sudah banyak dibuka jurusan bahasa di beberapa SMA
seperti di salah satu SMA Negeri di Surabaya yaitu SMA Negeri 7 Surabaya yang membuka jurusan bahasa
dan masih aktif sampai saat ini. Hal ini juga yang mendasari penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7
Surabaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kesalahan berbahasa pada sakubun bahasa Jepang siswa kelas XI-10 SMA Negeri 7
Surabaya tahun ajaran 2018/2019?
2. Bagaimana faktor yang menyebabkan siswa kelas XI-10 SMA Negeri 7 Surabaya tahun ajaran
2018/2019 melakukan kesalahan berbahasa pada sakubun bahasa Jepang?
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dengan
menggunakan tes, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Bentuk-Bentuk Kesalahan yang Terjadi Dalam Sakubun
a. Kesalahan organisasi isi
b. Kesalahan tata bahasa
c. Kesalahan gaya pilihan struktur dan kosakata
d. Kesalahan ejaan / tanda baca
2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan
a. Mistake
i. Tidak fokus
ii. Kurang teliti
b. Error
i. Tidak hafal huruf kana
ii. Menggunakan google translate
iii. Kebingungan dalam penggunaan pola kalimat
iv. Kebingungan dalam perubahan bentuk kata sifat
v. Belum bisa menggabungkan kata
vi. Sulit Menerjemahkan
vii. Melihat sakubun responden lain
viii. Kurang paham dengan pembelajaran bahasa Jepang
Kata kunci : Analisis Kesalahan, Sakubun, Pola Kalimat, Perubahan Bentuk, Partikel

1
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

ABSTRACT
In writing, mistake and error are certainly difficult to be avoided. Thus, this study aims to find out
the various kinds of errors that occur in writing that can be a benchmark for knowing which cases that make
errors occur. Japanese language learning itself usually starts from high school level. Especially nowadays
when many language majors have been opened in several high schools, such as in one of the Senior High
Schools in Surabaya, namely Surabaya 7 Senior High School. It opens a language department major and
still active until today. This also underlies this research to be conducted in Surabaya 7 Senior High School.
Based on the background above, the problems in this study can be formulated as follows:
1. How do language errors occur in Japanese language in class XI-10 students at SMA 7 Surabaya in
2018/2019?
2. What are the factors that cause students of class XI-10 in SMA 7 Surabaya in 2018/2019 to make a
language mistake in the sakubun Japanese language?
This study used descriptive qualitative method. The data were obtained by using tests and interviews.
The results of this study indicated that:
1. Forms of Mistakes That Occur In Sakubun
a. Organization error
b. Grammar errors
c. Error choice of structure and vocabulary style
d. Spelling / punctuation error
2. Factors Causing Errors
a. Mistake
i. Did not focus
ii. Did not careful
b. Error
i. Did not memorize the kana letters
ii. Using google translate
iii.Confusion in the use of sentence patterns
iv. Confusion in adjective form changes
v. Did not able to combine words
vi. Difficult to translate
vii. Seeing other respondents
Did not understand Japanese learning
Keywords : Error Analysis, Sakubun, Sentence Pattern, Change in Shape, Particles

2
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENDAHULUAN Seperti halnya kemampuan berbicara,


Dalam pembelajaran bahasa, terdapat kemampuan menulis mengandalkan kemampuan
beberapa aspek yang perlu dipelajari untuk berbahasa yang bersifat aktif dan produktif.
menguasai bahasa tersebut. Menurut Tarigan Kedua keterampilan berbahasa ini merupakan
(1986:1) dalam keterampilan berbahasa terdapat usaha untuk mengungkapkan pikiran dan
empat komponen, yaitu: (1) keterampilan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai
menyimak (listening skills); (2) keterampilan bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak
berbicara (speaking skills); (3) keterampilan pada cara yang digunakan untuk
membaca (reading skills); (4) keterampilan mengungkapkan. Pikiran dan perasaan dalam
menulis (writing skills). Dimana keempat aspek berbicara diungkapkan secara lisan, sedangkan
tersebut saling berkaitan. Setiap ketrampilan itu penyampaian pesan dalam menulis dilakukan
erat sekali berhubungan dengan tiga ketrampilan secara tertulis (Iskandarwassid, 2008:248).
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Menurut Runtuwarouw (2017:169)
Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa, keterampilan menulis sendiri memiliki tingkat
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan kompleksitas yang cukup tinggi. Kegiatan
yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita menulis baru dapat terlaksana setelah manusia
belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, “belajar” dahulu mengenai bahasa tertulis karena
sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. keterampilan ini berbeda dengan keterampilan
Keempat ketrampilan tersebut pada dasarnya menyimak dan berbicara yang dimiliki manusia
merupakan suatu kesatuan, merupakan catur- normal sejak lahir. Dengan kata lain, menulis
tunggal. merupakan keterampilan berbahasa asing yang
Bahasa merupakan alat yang digunakan tidak sederhana.
untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil
dan keinginan kepada orang lain. Penggunaan sebuah kesimpulan bahwa menulis adalah
bahasa terkadang bukan bertujuan untuk kemampuan tertinggi dalam pembelajaran
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, bahasa. Dimana hal ini menjadi fokus penelitian
tetapi hanya ditujukan kepada diri sendiri. Dalam yang cukup menarik karena menulis juga
penyampaian ide, pikiran, hasrat, dan keinginan memiliki cakupan yang luas dalam hal penelitian.
kepada seseorang baik secara lisan maupun Salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan
tertulis, orang tersebut bisa memahami makna adalah analisis kesalahan.
(imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Analisis kesalahan pada umumnya dilakukan
Jadi dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan terhadap “bahasa” yang dihasilkan siswa. Data
media untuk menyampaikan suatu makna kepada kebahasaan tersebut mungkin berupa bahasa
seseorang baik secara lisan maupun secara lisan yang sengaja direkam untuk maksud itu,
tulisan (Raynox, 2016;55-56). atau data tulisan yang berupa hasil karangan
Dalam bahasa Jepang sendiri biasanya siswa (Nurgiyantoro, 1987:177). Dengan kata
terdapat perbedaan penggunaan bahasa tulis dan lain kegiatan mengarang juga merupakan bagian
bahasa lisan. Bahasa tulis dapat mengungkapkan dari kemampuan menulis.
suatu ide yang kompleks, sedangkan bahasa lisan Karangan merupakan hasil akhir dari
tidak. Namun di lain pihak, bahasa lisan mampu pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea
mengungkapkan perasaan yang halus untuk menjabarkan atau mengulas topik dan
(Soepardjo, 2012:51). tema tertentu (Finoza, 2004:192). Menulis atau
Dari kedua aspek tersebut, menulis adalah mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan
salah satu aspek yang selalu dianggap sebagai hal gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan,
yang memiliki cakupan bahasa paling luas dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan
diantara yang lain karena dengan kemampuan dan “mengirimkannya” kepada orang lain
menulis para pembelajar bahasa bisa sekaligus (Syafie’ie, 1988:78). Selanjutnya menurut
mengaplikasikan huruf, kosakata, dan pola Tarigan (1986:21), menulis atau mengarang
kalimat bahasa tersebut dalam sebuah karya tulis. adalah proses menggambarkan suatu bahasa
Menurut Tarigan (1986:3) menulis merupakan sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dipahami pembaca.
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, Sehubungan dengan kegiatan mengarang,
tidak secara tatap muka dengan orang lain. dalam Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1: 日本語
Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis 1 dan Buku Pelajaran Bahasa Jepang 2: 日本語 2
ini maka sang penulis haruslah trampil terdapat penugasan untuk menulis sebuah
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan karangan di setiap akhir materi yang sebelumnya
kosa kata. diberikan sebuah contoh karangan sesuai dengan
3
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

materi yang telah diajarkan. Buku tersebut る、後ほどあげる誤用例はすべて、こうした、日


digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang
yang dilakukan di jurusan Bahasa SMA Negeri 7 本語学習者ものである。
Surabaya. Selain itu di SMA Negeri 7 Surabaya Kesalahan berbahasa Jepang bukan berasal
merupakan salah satu sekolah Negeri di wilayah dari penutur asli bahasa Jepang, melainkan
Surabaya yang memiliki kelas bahasa dengan dari pembelajar bahasa Jepang itu sendiri.
jumlah murid lebih dari 20 siswa per kelasnya di Tarigan (1988:143) mengelompokkan
setiap tingkatan. Jumlah tersebut dirasa sudah kesalahan berbahasa menjadi dua jenis yaitu:
cukup untuk pengambilan data penelitian ini. 1) Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-
Namun kali ini penelitian akan lebih di fokuskan faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya
pada kelas XI-10 saja yang memiliki jumlah perhatian, yang oleh Chomsky (1965) disebut
siswa sebanyak 23 siswa. faktor performansi, kesalahan performansi
Berdasarkan beberapa pendapat dan masalah ini, yang merupakan kesalahan penampilan,
yang sudah dijelaskan sebelumnya, Peneliti ingin dalam beberapa kepustakaan disebut
meneliti kesalahan berbahasa pada sakubun “mistake”;
bahasa Jepang siswa kelas XI-10 SMA Negeri 7 2) Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya
Surabaya tahun pelajaran 2018/2019, karena pengetahuan mengenai kaidah-kaidah
menulis merupakan keterampilan berbahasa bahasa, yang disebut oleh Chomsky (1965)
yang tidak sederhana dan pentingnya mengasah sebagai faktor kompetensi, merupakan
kemampuan menulis sejak dini. Apalagi saat para penyimpangan-penyimpangan sistematis
siswa harus belajar bahasa asing yang bukan yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar
bahasa Ibu dari negara mereka dan tidak menjadi yang sedang berkembang mengenai system
bahasa kedua dari negara mereka pula. Oleh B2 (atau bahasa kedua) disebut “errors”
karena itu peneliti berminat untuk meneliti 2. Sakubun
pelajar Indonesia yang belajar bahasa asing, yaitu Dalam bahasa Jepang, menulis dikenal
bahasa Jepang. dengan istilah Sakubun (Rusmiyati, 2016:101).
Kemudian berdasarkan latar belakang yang Karangan merupakan hasil dari kegiatan menulis
telah diuraikan di atas, masalah yang dirumuskan yang emmerlukan sebuah proses, rangkaian atau
adalah sebagai berikut: tahapan hingga menjadi sebuah karangan yang
1. Bagaimana kesalahan berbahasa pada bagus, baik dari segi penulisan, bentuk, dan
sakubun bahasa Jepang siswa kelas XI-10 keselarasan isinya.
SMA Negeri 7 Surabaya tahun pelajaran Dalam penugasan sakubun yang
2018/2019? diberikan pada siswa nantinya, hasil analisis akan
2. Bagaimana faktor yang menyebabkan siswa dikategorikan berdasarkan unsur-unsur karangan
kelas XI-10 SMA Negeri 7 Surabaya tahun seperti yang dikemukakan oleh Harris atau
ajaran 2018/2019 melakukan kesalahan Amran Halim (dalam Nurgiyantoro, 1987:280).
berbahasa pada sakubun bahasa Jepang? Unsur-unsur yang dimaksud adalah content (isi,
Sedangkan tujuan pada penelitian ini gagasan yang dikemukakan), form (organisasi
adalah: isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat),
1. Mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan
terjadi pada sakubun bahasa Jepang siswa mechanics (ejaan). Dari komponen-komponen
kelas XI-10 SMA Negeri 7 Surabaya tahun tersebut, hal yang menjadi fokus utama dalam
pelajaran 2018/2019. penelitian adalah sebagai berikut:
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang 1) Content (isi, gagasan yang dikemukakan).
menyebabkan terjadinya kesalahan pada Dalam komponen ini, hal yang akan dilihat
sakubun bahasa Jepang siswa kelas XI-10 adalah kesesuaian tema atau soal dari sakubun
SMA Negeri 7 Surabaya tahun pelajaran dengan isi sakubun. Sakubun akan dinyatakan
2018/2019. salah apabila memiliki isi yang tidak sesuai
Teori yang digunakan dalam penelitian ini dengan tema atau tidak sesuai dengan perintah
untuk menjawab rumusan masalah adalah: pada soal dari sakubun. Dalam hal ini ada tiga
1. Kesalahan Berbahasa soal penugasan sakubun yang akan diberikan
Menurut Yoshikawa (1997:4) kesalahan pada siswa, yakni (1) tema mengenai hal yang
berbahasa Jepang yaitu: disukai, (2) tema mengenai kegemaran, (3)
日本語誤用分析といえば日本語話者のそれ membalas surat dari sahabat pena asal Jepang
mengenai hal yang disukai dan kegemaran.
ではなく、日本語学習者の誤用ということにな 2) Form (organisasi isi). Hal yang akan dilihat
dalam komponen ini adalah keruntutan cerita
yang disuguhkan tertata dengan baik dan kohesif.
4
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Apabila dalam sakubun tersebut tidak terjalin Metode yang digunakan dalan penelitian ini
hubungan antar kalimat yang saling mendukung berupa metode deskriptif dengan menggunakan
atau keruntutan cerita yang disuguhkan tidak pendekatan kualitatif. Sumber data yang
tertata dengan rapi maka sakubun tersebut digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-
dinyatakan memiliki kesalahan dalam organisasi siswi kelas XI-10 SMA Negeri 7 Surabaya tahun
isinya. pelajaran 2018/2019 berjumlah 23 siswa. Data
3) Grammar (tata bahasa dan pola kalimat). penelitian yang dianalisa adalah kesalahan
Dalam hal tata bahasa yang akan dilihat dalam isi berbahasa pada sakubun bahasa Jepang siswa
sakubun ada dua hal, yaitu kajian morfologi dan kelas XI-10 SMA Negeri 7 Surabaya tahun
juga kajian sintaksis. pelajaran 2018/2019 yang diambil sebanyak tiga
a. Morfologi. Menurut Sutedi (2008:42) istilah kali.
morfologi dalam bahasa Jepang sebut
keitairon ( 形 態 論 ). Keitairon merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
cabang dari linguistik yang mengkaji tentang Pada bagian ini akan diuraikan hasil
penelitian analisis kesalahan berbahasa pada
kata (語/go atau 単語/tango) dan morfem (形 sakubun bahasa Jepang siswa kelas XI-10 SMA
態 素 /keitaiso). Dalam Tarigan (1988:198) Negeri 7 Surabaya Tahun Pelajaran 2018/2019:
kesalahan morfologi adalah kesalahan 1. Kesalahan Berbahasa pada Sakubun
memakai bahasa disebabkan salah memilih Dari analisis yang telah dilakukan, ditemukan
afiks, salah menggunakan kata ulang, salah sejumlah 375 kesalahan. Berikut uraiannya:
menyusun kata majemuk, dan salah memilih a. Dari 375 kesalahan tersebut tidak ditemukan
bentuk kata. kesalahan isi gagasan yang dikemukakan.
b. Sintaksis. Menurut Sutedi (2008:63) istilah b. Untuk kesalahan organisasi isi ditemukan 8
sintaksis dalam bahasa Jepang disebut kesalahan berupa kesalahan isi cerita yang
tougoron (統語論) atau sintakusu (シンタクス tidak runtut. Seperti halnya yang terjadi pada
), yaitu cabang linguistik yang mengkaji responden 2. Pada sakubun 1 milik responden
tentang struktur dan unsur-unsur pembentuk 2 dijelaskan pada kalimat ke 4 bahwa ia
kalimat. Dalam Tarigan (1988:199) menyukai sebuah olahraga, kemudian di
kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau kalimat ke 5 dan 6 ia menyebutkan hewan
penyimpangan struktur frasa, klausa, atau yang disukai, namun pada kalimat ke 7 dan 8
kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian ia kembali membahas tentang olahraga yang
partikel. ia sukai, dan pada kalimat ke 9 dan 10
4) Style (gaya: pilihan struktur dan kosa kata). kembali membahas tentang hewan
Dalam komponen ini, hal yang akan dilihat peliharaan.
adalah pilihan kosakata dan ungkapan. Sakubun c. Pada kesalahan tata bahasa ditemukan 84
dinyatakan memiliki kesalahan apabila dalam kesalahan yang terbagi lagi menjadi 24
isinya terdapat penggunaan kosakata dan kesalahan morfologi dan 60 kesalahan
ungkapan yang tidak sesuai dengan maksud yang sintaksis.
ingin disampaikan sehingga mengganggu isi dari Kesalahan pada kajian morfologi yang
sakubun tersebut. Dalam hal ini kesalahan dalam muncul adalah sebagai berikut:
komponen gaya: pilihan struktur dan kosakata
bisa dikategorikan dalam kesalahan leksikon. × とりを ごひき がています
Dalam Tarigan (1988:200) kesalahan leksikon
adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau ○ とりを ごひき かっています
kurang tepat.
5) Mechanics (ejaan). Dalam komponen ini, hal Kalimat tersebut bertujuan untuk menyatakan
yang akan dilihat adalah mengenai ejaan dari bahwa respoden memelihara 5 ekor burung.
setiap katanya. mulai dari penggunaan huruf Pola kalimat yang digunakan dalam kalimat
yang tepat dan sesuai ejaan hingga tata tulisnya. tersebut adalah 「KB(hewan) を KB(jumlah)
Sakubun dinyatakan memiliki kesalahan apabila
dalam isinya terdapat kesalahan dalam ひき かっています」. Sesuai dengan kata kerja
penggunaan huruf dan tidak sesuai dengan ejaan yang dipakai dalam pola kalimat tersebut
yang benar serta huruf atau kosakata yang maka kata kerja bentuk テ形 yang tepat untuk
memiliki tata tulis yang salah.
kata ‘memelihara’ adalah かっています.
METODE

5
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Kemudian kesalahan pada kajian sintaksis (2007:75), lambang bunyi yoo’on (2007:75),
yang muncul adalah sebagai berikut: lambang bunyi seion (2007:76), lambang
bunyi dakuon (2007:76), lambang bunyi
× わたしは チキンを たべるの すきです handakuon (2007:77), lambang bunyi
tokushuon (2007:77) dan gairaigo
○ わたしは チキンを たべるのが すきです (2007:104), serta beberapa kesalahan lain
yang muncul adalah kesalahan penulisan
Pada kalimat tersebut, pola kalimat yang kanji, kesalahan penulisan kana, dan
digunakan adalah 「KK (bentuk kamus) のが kesalahan lainnya. Berikut uraiannya.
(i) Kesalahan Bunyi Vokal Panjang
すきです」. Dari pola kalimat yang digunakan (Choo’on) terjadi pada kata
dapat dilihat bahwa penggunaan partikel が スポツ スポーツ
merupakan salah satu komponen yang (Taniguchi, 1995:569)
dibutuhkan dalam kalimat. (ii) Kesalahan Lambang Bunyi Chokuon
d. Selanjutnya pada kesalahan gaya: pilihan terjadi pada kata
struktur dan kosakata terjadi 13 kesalahan わたらしい あたらしい
yang terbagi menjadi 2 kesalahan pilihan
struktur dan 11 kesalahan pilihan kosakata. (Taniguchi, 1995:20)
Kesalahan pada pilihan struktur yang muncul (iii) Kesalahan Lambang Bunyi Yoo’on
adalah sebagai berikut: terjadi pada kata
しゆみ しゅみ
× 私は読みたい (Edizal, 2001:442)
○ 私は 本を 読みたい (iv) Kesalahan Lambang Bunyi Seion terjadi
pada kata
Dalam kalimat tersebut tidak ditunjukkan apa でんは でんわ
yang ingin dibaca. Oleh karena itu (Taniguchi, 1995:77)
pembetulan yang benar untuk kalimat (v) Kesalahan Lambang Bunyi Dakuon
tersebut ada dua cara, yang pertama adalah terjadi pada kata
dengan menghilangkan seluruh bagian
kalimat atau dengan menambahkan こはん ごはん
keterangan apa yang ingin dibaca. (Taniguchi, 1995:121)
Kesalahan pada pilihan kosakata yang (vi) Kesalahan Lambang Bunyi Handakuon
muncul adalah sebagai berikut: terjadi pada kata
にちようぴ にちようび
× あなは よく ジョギングします
(Taniguchi, 1995:427)
○ わたしは よく ジョギングします (vii) Kesalahan Lambang Bunyi Tokushuon
terjadi pada kata
Kata bercetak tebal dianggap tidak sesuai がつこう がっこう (Edizal,
dengan keseluruhan kalimat. Maka perlunya
perubahan untuk kata bercetak tebal adalah 2001:87)
(viii) Kesalahan Penulisan Gairaigo terjadi
dengan menggantinya menggunakan kata わ
pada kata
た し yang menjadikan kalimat tersebut どらま ドラマ
memiliki arti yang baik dan benar.
(Edizal, 2001:63)
e. Selanjutnya yang terakhir adalah pada jenis
(ix) Kesalahan Penulisan Kanji terjadi pada
kesalahan ejaan dan tata tulis terjadi 270
kesalahan. Hal ini menjadikan kesalahan ini kata
merupakan jenis yang memiliki paling
banyak kesalahan yang terjadi. Selanjutnya
akan dilakukan pengklasifikasian lebih lanjut
lagi mengenai kesalahan ejaan dan tata tulis (Chieko, 1993:80)
berdasarkan system penulisan bahasa Jepang (x) Kesalahan Penulisan Kana terjadi pada
yang telah dijelaskan dalam Sudjianto kata
mengenai bunyi vokal panjang (choo’on)
(2007:48), lambang bunyi chokuon

6
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

(Lusiana, 2010:11) Dari hasil wawancara yang telah dilakukan


(xi) Kesalahan Lainnya dengan responden, ditemukan hasil bahwa
えご えいご sebanyak 65,21% responden mengaku tidak
pernah belajar bahasa Jepang di luar jam
(Taniguchi, 2001:87) pelajaran bahasa Jepang. Sedangkan 4,34%
responden mengaku belajar bahasa Jepang
2. Penyebab Terjadinya Kesalahan Berbahasa lewat menonton anime, sehingga waktu
pada Sakubun belajarnya tidak menentu. 4,34% responden
a. Kategori Kesalahan Menurut Chomsky lainnya mengatakan bahwa ia belajar
Kategori kesalahan dibagi menjadi dua bahasa Jepang selama 30-45 menit
yaitu, mistake dan error. Berikut uraiannya. seharinya. 8,69% responden mengatakan
i. Mistake dibagi menjadi 3 jenis penyebab bahwa ia belajar bahasa Jepang selama 2
kesalahan yaitu akibat (1) tidak fokus, (2) jam. Sedangkan 4,34% responden lainnya
kurang teliti, (3) dan tidak melakukan belajar bahasa Jepang hanya selama 15
koreksi ulang. menit. Dari hasil wawancara di atas dapat
ii. Error dibagi menjadi 8 jenis penyebab dilihat bahwa responden yang tidak belajar
kesalahan yaitu akibat (1) tidak hafal huruf menunjukkan angka yang tertinggi, hal ini
kana, (2) menggunakan google translate, dikarenakan minat mereka yang juga
(3) kebingungan dalam penggunaan pola kurang terhadap bahasa Jepang.
kalimat, (4) kebingungan dalam perubahan d. Ketersediaan Alat-Alat Penunjang
bentuk kata sifat, (5) belum bisa Pembelajaran Bahasa Jepang
menggabungkan kata, (6) sulit Dari hasil wawancara yang dilakukan,
menerjemahkan, (7) melihat sakubun ditemukan hasil bahwa mayoritas responden
responden lain, (8) kurang paham dengan sebanyak 78,26% menggunakan buku
pembelajaran bahasa Jepang pelajaran mereka sebagai alat pendukung
b. Usia Pemerolehan Bahasa Jepang pelajaran bahasa Jepang, sebanyak 47,82%
Dari hasil wawancara yang telah responden juga menggunakan google
dilakukan dengan para responden translate dalam pembelajaran bahasa Jepang.
ditemukan hasil bahwa 86,95% 13,04% responden menggunakan anime
responden mulai belajar bahasa Jepang sebagai alat pendukung pembelajaran bahasa
sejak kelas 10 saat mereka baru masuk Jepang. Sebanyak 30,43% responden
menggunakan aplikasi android sebagai alat
SMA. Sedangkan 13,04% responden
pendukung pembelajaran bahasa Jepangnya
mulai belajar bahasa Jepang sejak SMP dengan uraian 21,73% menggunakan aplikasi
namun tidak pasti dimulai sejak kapan. kana dojo, 4,34% menggunakan aplikasi
Rata-rata para responden baru mulai busuu, dan 4,34% yang lainnya
mengenal bahasa Jepang saat baru menggunakan aplikasi duolingo. Sebanyak
duduk di bangku SMA saat memasuki 21,73% responden juga menggunakan kamus
jurusan bahasa di kelas 10. bahasa Jepang sebagai alat pendukung
c. Usaha untuk Belajar Bahasa Jepang pembelajaran bahasa Jepang. 4,34%
i. Mengikuti Kursus Bahasa Jepang responden menggunakan buku catatan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, semasa dia mengikuti kursus bahasa Jepang
ditemukan hasil bahwa 100% para dulu. 8,69% responden menggunakan lagu
responden saat ini tidak mengikuti les / berbahasa Jepang sebagai alat pendukung
kursus bahasa Jepang.. Namun berdasarkan pembelajaran bahasa Jepang. 4,34%
hasil wawancara dengan salah satu responden lainnya menggunakan film Jepang
responden bahwa ia pernah mengikuti les sebagai media pendukung pembelajaran
privat bahasa Jepang, namun saat ini sudah bahasa Jepang. Dari hasil tersebut juga dapat
tidak mengikuti lagi karena kurangnya dilihat bahwa sebagian besar responden
minat responden dengan bahasa Jepang. hanya mengandalkan buku pelajaran dari
Seorang responden juga menyatakan sekolah untuk belajar walaupun ada juga
keinginannya dalam mengikuti les / kursus yang menggunakan alat bantu lainnya untuk
bahasa Jepang. Dari hal ini dapat menunjang pembelajaran mereka.
disimpulkan bahwa responden hanya e. Kesulitan yang Dihadapi dalam Menulis
mendapatkan pelajaran bahasa Jepang dari Sakubun
sekolah saja. Sebanyak 21,73% responden menganggap
ii. Lama Waktu Belajar Bahasa Jepang Selain menulis sakubun merupakan kegiatan yang
di Sekolah mudah dengan uraian sebagai berikut: 1)
7
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

8,69% responden menanggap mudah karena 3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya


bisa melihat contoh dari buku pelajaran yang Kesalahan
dimiliki, 2) 4,34% menganggap mudah c. Mistake
karena ada alat bantu untuk mengerjakan, 3) iii. Tidak fokus
4,34% menganggap mudah karena sudah iv. Kurang teliti
hafal huruf kana, 4) 4,34% menganggap d. Error
mudah karena sudah paham struktur kalimat. ix. Tidak hafal huruf kana
Sebanyak 52,17% responden menganggap x. Menggunakan google translate
menulis sakubun merupakan kegiatan yang xi. Kebingungan dalam penggunaan pola
sedang, dimana kegiatan tersebut tidak sulit, kalimat
namun juga tidak mudah dengan uraian xii. Kebingungan dalam perubahan
sebagai berikut: 1) 17,39% responden bentuk kata sifat
menganggap sedang karena masih belum xiii. Belum bisa menggabungkan kata
menghafal huruf kana, 2) 4,34% responden xiv. Sulit Menerjemahkan
menganggap sedang karena menurutnya xv. Melihat sakubun responden lain
kegiatan tersebut tidaklah sulit namun juga xvi. Kurang paham dengan pembelajaran
tidak mudah, 3) 4,34% responden bahasa Jepang
menganggap sedang karena ia masih bisa Saran
sedikit-sedikit, 4) 4,34% responden Peneliti sadar bahwa penelitian yang telah
menganggap sedang karena ia merasa kurang dilakukan masih memiliki banyak kekurangan
teliti dalam pengerjaan sakubun, 5) 4,34% dan walaupun jenis-jenis kesalahan yang
responden menganggap sedang karena ada dimunculkan begitu beragam, peneliti semata-
bantuan buku pelajaran yang mereka miliki, mata hanya melakukan analisis kesalahan pada
6) 4,34% responden menganggap sedang sakubun saja. Dari beragam jenis kesalahan yang
karena masih kesulitan dalam menyusun muncul, salah satu jenis kesalahan yang paling
kalimat, 7) 4,34% responden menganggap banyak muncul adalah kesalahan ejaan dan tanda
sedang karena masih bingung dalam baca yaitu sebanyak 270 atau 72% kesalahan
menyusun kata-kata, 8) 4,34% responden ejaan dan tanda baca. Hal ini tentu saja dapat
menganggap sedang karena tidak bisa menjadi bahan penelitian yang dapat diteliti lebih
menggunakan bahasa Jepang, 9) 4,34% dalam lagi oleh peneliti selanjutnya.
responden menganggap sedang karena sudah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
belajar sedikit sebelum pembelajaran bermanfaat bagi semua pihak, baik pembelajar
dimulai. maupun pengajar bahasa Jepang. Setelah
Sebanyak 26,08% responden menganggap melakukan penelitian, penulis memberikan saran
bahwa menulis sakubun merupakan hal yang sebagai berikut:
sulit dengan uraian sebagai berikut: 1) 8,69% a. Para pengajar bahasa Jepang diharapkan
responden merasa kesulitan karena susah dapat menggunakan hasil penelitian ini
dalam menerjemahkan ke dalam bahasa sebagai salah satu referensi dalam
Jepang, 2) 4,34% responden merasa kesulitan mengajarkan bahasa Jepang. Mengingat
karena tidak terbiasa dengan tulisan Jepang, jumlah kesalahan terbanyak yang terjadi
3) 4,34% responden merasa kesulitan karena adalah kesalahan dalam ejaan dan tata tulis,
belum bisa membaca dan mengartikan bahasa maka diharapkan para pengajar juga tetap
Jepang, 4) 4,34% responden merasa kesulitan memerhatikan kemampuan para siswa dalam
karena belum bisa menggabungkan kata, 5) penggunaan huruf kana.
4,34% responden merasa kesulitan karena b. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan
harus menjawab dengan huruf kana. dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai salah satu referensi dalam
PENUTUP pembelajaran maupun penelitian bahasa
Simpulan Jepang khususnya tentang analisis kesalahan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: c. Bagi para siswa dan pembelajar bahasa
2. Bentuk-Bentuk Kesalahan yang Terjadi Jepang diharapkan dapat lebih baik dalam
Dalam Sakubun penulisan sakubun dan dapat memperbaiki
a. Kesalahan organisasi isi kesalahan yang terjadi. Bukan hanya
b. Kesalahan tata bahasa memperbaiki, namun juga mampu
c. Kesalahan gaya pilihan struktur dan memahami kesalahan-kesalahan yang terjadi
kosakata dan tidak mengulanginya kembali.
d. Kesalahan ejaan / tanda baca
DAFTAR PUSTAKA
8
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa


Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008.
Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia dan PT. Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Raynox, Masilva Mael. 2016. Analisis Lirik Lagu
“Honjitsu Wa Seiten Nari” –Tinjauan dalam
Fonologi dan Morfologi Bahasa Jepang-.
Jurnal Asa, (online), vol. 3,
(https://journal.unesa.ac.id/index.php/asa/iss
ue/view/290 , diakses pada 16 Januari 2018)
Runtuwarouw, Jourike Jeane. 2017. Peningkatan
Kemampuan Menulis Bahasa Jepang Melalui
Model Pembelajaran Workshop. Tondano:
Universitas Negeri Manado
Rusmiyati. 2016. Peningkatan Kemampuan
Menulis (Sakubun) Mahasiswa Bahasa
Jepang Angkatan 2014 A Tahun Akademik
2015-2016 Melalui Penerapan Kolaborasi
Membaca-Menulis Dengan Teknik Peer
Reading. Jurnal Asa, (online), vol. 3,
(https://journal.unesa.ac.id/index.php/asa/iss
ue/view/29 , diakses pada 16 Januari 2018)
Soepardjo, Djodjok. 2012. Linguistic Jepang.
Surabaya: Penerbit Bintang
Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-Dasar Linguistik
Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Syafie’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis.
Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan Djago. 1988.
Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Yoshikawa, Takeji. 1997. 日本語の話せ分 析
.Tokyo: Meijishouin.

9
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SAKUBUN BAHASA JEPANG SISWA
KELAS XI-10 SMA NEGERI 7 SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

10

Anda mungkin juga menyukai