Anda di halaman 1dari 4

Nama : AMALIA SYAFITRI

NIM : 856063966

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Tugas : Diskusi 5

Buatlah model pembelajaran membaca di kelas rendah dan di kelas tinggi!


Jawab:

Model Pembelajaran Membaca di SD untuk Kelas Rendah

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia


Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 1/I
Waktu : 1 x pertemuan (2x35 menit)

Kompetensi Dasar : Siswa mampu membaca nyaring.


Hasil Belajar : Siswa mampu membaca nyaring suku kata, kata, label, a
angka, kalimat sederhana.
Indikator : 1. Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai sukukata,
kata dan kalimat sederhana.
2. Membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi kalimat
dalam paragraf serta menggunakan lafal dan intonasi yang tepat
sehingga dapat dipahami orang lain.

Langkah-langkah Pembelajaran:

1. Tanya jawab tentang gambar-gambar yang telah dipelajari pada pertemuansebelumnya.


2. Siswa menempelkan huruf-huruf di bawah gambar.
3. Secara bersama-sama membaca kata yang ditempel di bawah gambar.
4. Siswa melengkapi huruf yang kosong pada kata-kata yang ditempel di papantulis.
5. Siswa menulis di buku masing-masing.
6. Siswa membuat kalimat dengan kata-kata yang telah ditulis.
7. Masing-masing membacakan kalimatnya.
8. Merevisi kalimat masing-masing sesuai dengan kesalahannya dengan bimbinganguru.
9. Membaca secara bersama-sama seluruh kata dan kalimat.
10. Guru memberi pekerjaan rumah menulis dan memberikan bahan yang akandipelajari pada
pertemuan berikutnya.
11. Menutup pelajaran.

Catatan: Materi hendaknya berupa kata-kata bentuk dasar sesuai dengan gambar, dan kalimat
sederhana. Gambar diusahakan yang mudah dikenal dalam kehidupan siswa sehingga
memudahkan siswa belajar membaca.

Sumber:
1. Gambar-gambar yang dikenal siswa.
2. Gambar diusahakan yang mengandung konsonan dan vokal yang mudahdiproduksi
siswa kelas rendah.
3. Buku Lancar Berbahasa Indonesia 1.
4. Guru boleh mencari sumber lain yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa.

Penilaian:

1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses) dan hasil.


2. Penilaian membaca dapat dilakukan dengan menggunakan format yang berisi
kelancaran membaca, ketepatan lafal, dan intonasi.
Model Pembelajaran Membaca di SD untuk Kelas Tinggi

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia


Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : 5/I

Waktu : 1 x pertemuan (2x40 menit)

Kompetensi Dasar : Siswa mampu membaca dalam hati.

Hasil Belajar : Siswa mampu menemukan persamaan dan perbedaan


antarteks dalam teks-teks yang bertema sama.

Indikator : 1. Menganalisis hal-hal yang sama dan berbeda pada


masing-masing teks.

2. Menyampaikan perbedaan atau persamaan teks


(dalam beberapa kalimat)

Langkah-langkah Pembelajaran:

1. Tanya jawab tentang beberapa peristiwa yang terjadi di sekitar siswa dan meminta tugas
siswa membawa bacaan dari koran tentang peristiwadiletakkan di atas meja.
2. Siswa membaca bacaan yang diperoleh dari koran masing-masing selama 20 menit.
3. Masing-masing siswa mengemukakan isi teks yang dibaca. Mengulangimembaca teks
masing-masing.
4. Setiap siswa membuat analisis secara tertulis tentang persamaan dan perbedaan dari teks
yang dibaca.
5. Secara bergilir melaporkan hasil analisis.
6. Tanya jawab sesuai dengan isi teks masing-masing.
7. Memberikan tanggapan terhadap analisi teman.
8. Memberikan pengayaan dan menyimpulkan pelajaran.
9. Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya.
Catatan:
Jika waktu kurang dapat diteruskan pada pertemuan berikutnya. Teks, hasil analisis
siswa, dan tanggapan dari siswa yang lain yang bagus dapat dipajang dan digunakan
sebagai bahan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain dan bahan pembelajaran
kompetensi kebahasaan.

Sumber : Koran atau majalah


Penilaian :

1. Dilakukan selama dalam proses pembelajaran (nilai proses) dan hasil.


2. Penilaian membaca dapat dilakukan dengan menggunakan format yang berisi
kelancaran membaca, ketepatan lafal, dan intonasi. Sedangkan penilaian menulis
dapat dilihat dari hasil analisis siswa.
3. Untuk menilai kompetensi dasar kebahasaan guru dapat menilai secara tertulis
dengan membuat soal-soal kebahasaan.

Anda mungkin juga menyukai