Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN ROLE PLAY DALAM KEMAMPUAN SPEAKING MAHASISWA STUDI

KASUS PADA MAHASISWA TEKNIK SIPIL SEMESTER 1 TAHUN 2013/2014


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Shanty Halim1, Naely Muchtar2, Irmawati3, Sitti Sahriana4, dan Khairun Nisa5

Politeknik Negeri Ujungan Pandang1,2,3,4,5, Jl.Perintis Kemerdekaan KM 10, Tamalanrea, 90245

E-mail: shantynurul@yahoo.com1

Abstract: This study was conducted to measure the ability of the students in using English as an
oral language by role playing method at Subject English One in Civil Engineering Department
State Polytechnic of Ujung Pandang. The subject of the study were 42 students of civil
engineering from class 1B Water Resources and Class 1A Building Construction Engineering.
This study is a classroom action research used spiral research design model which consist of
four component: planning, action, observation, and reflection. Data were analyzed using
descriptive qualitative method. The results of the study reveal that the speaking ability of the
students of Civil Engineering have increased in terms of active speaking ability and orally
interaction between students in the group and pairs are considered satisfied.

Keywords: Oral, Speaking, Role play.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa lisan dalam metode role play pada mata kuliah Bahasa Inggris
1 di Jurusan Teknis Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang. Subyek penelitian ini adalah 42
orang mahasiswa Teknik Sipil kelas 1B Teknik Keairan dan kelas 1A Teknik Konstruksi Gedung.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menggunakan model desai penelitian spiral yang
terdiri dari komponen: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dianalisa
menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kemampuan
speaking mahasiswa Teknik Sipil mengalami peningkatan dalam kemampuan berbicara aktif
dan interaksi lisan antara mahasiswa dalam kelompok dan secara berpasangan yang dianggap
memuaskan.

Kata kunci: Lisan, Speaking, Role play.

PENDAHULUAN Bahasa Inggris oleh tenaga kerja yang dating


di Indonesia untuk menetap dan bekerja.
Sejak tahun 2003 telah diberlakukan Dengan adanya peluang tersebut tidak ada
dua perjanjian, yaitu AFTA (Asean Free pilihan lain bahwa keterampilan berbicara
Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour mahasiswa harus ditingkatkan. Mahasiswa
Area), sementara pada tahun 2020 akan akan menghadapi dunia kerja yang lebih
diberlakukan Perjanjian WTO (Mudairin, kompetitif, dimana kemampuan
2013) dimana hal tersebut akan berdampak berkomunikasi dalam Bahasa Inggris amat
pada semakin meluasnya penggunaan
ditekankan terlebih dengan latar belakang Guna meningkatkan kemampuan
pendidikan keteknikan yang tidak akan lepas berbicara dalam bahasa inggris mahasiswa
dari kemampuan berbicara. Mengapa Politeknik Negeri Ujung Pandang khususnya
keterampilan berbicara? Dari keempat untuk Jurusan Teknik Sipil pada semester 1,
keterampilan bahasa (Menyimak, berbicara, peneliti menggunakan Role Play sebagai
membca, dan menulis), keterampilan betuk kegiatan pembelajaran bahasa inggris
berbicara dalam bahasa inggris sangat di kelas yang diharapkan akan dapat
dibutuhkan dalam bidang industry. meningkatkan kemampuan berbicara
mahasiswa baik di dalam dan luar kelas.
Kemampuan lisan mahasiswa
khususnya speaking masih sangat rendah, Terdapat beberapa penelitian yang
sehingga mengakibatkan minimnya prestasi telah dilakukan tentang peningkatan
mahasiswa untuk nilai speaking pada mata kemampuan Speaking dengan menggunakan
kuliah bahasa inggris. Hal ini disebabkan metode Role Play, yaitu: Rodpradith (2011)
oleh beberapa faktor diantaranya adalah (Penggunaan metode Role Play dengan
kurangnya pengetahuan vocabulary dan menggunakan Teks Skenario dan Non Teks
grammar serta kurangnya praktek berbahasa Skenario) dengan hasil penelitiannya yang
inggris (praktek lisan) yang dilakukan oleh menunjukkan penggunaan metode role play
mahasiswa. dengan teks skenario dan non teks skenario
dapat membantu partisipan untuk
Walaupun bahasa inggris telah meningkatkan kemampuan speaking
mereka pelajari selama kurang lebih 7 tahun Nurhatim (2009) dengan hasil penelitian
mulai dari tingkat SD sampai SMA, namun setelah digunakannya metode Role Play
hal tersebut tidak menjamin mereka mampu siswa mengalami peningkatan niai untuk
berbahasa inggris secara lisan. Agar mata pelajaran bahasa inggris. Peningkatan
pembelajaran berbahasa lisan memperoleh kemampuan berbicara siswa melalui
hasil yang baik, para dosen perlu pemeranan harus memperhatikan aspek
menciptakan proses belajar-mengajar yang kebahasaan, nonkebahasaan, dan isi. Hal ini
lebih menyenangkan dan lebih praktis. dikarenakan untuk meningkatkan
Dosenlah yang mempunyai peran yang kemampuan berbicara memerlukan
sangat penting untuk mengatasi msalah penilaian atau evaluasi yang benar – benar
tersebut. Apalagi sekarang paradigm calid agar target kurikulum yang diharapkan
pengajaran dan pembelajaran berubah dari dapat tercapai. Ayu (2008) dengan hasil
teacher centered learning (pembelajaran penelitian yaitu nilai speaking yang
terfokus pada fasilitator/guru/dosen) ke diajarkan dengan menggunakan metode role
student centered learning (pembelajaran play lebih baik dibandingkan dengan
terfokus pada peserta didik). Dengan hal pembelajaran yang tidak menggunakan
tersebut diharapkan dapat menumbuhkan metode Role Play. Penggunaan metode Role
motivasi mahasiswa untuk berperan aktif Play membuat kemampuan berbicara dan
dalam proses pembelajaran. aktivitas pembelajaran lebih menyenangkan
serta suasana kelas yang lebih aktif.
Role play adalah sejenis permainan memberikan kebebasan kepada pelaku untuk
gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan berfantasi. Permainan ini dapat
dan sekaligus melibatkan unsure senang. dilaksanakan, baik dengan maupun tanpa
Dalam role play mahasiswa dikondisikan alat bantu. Sementara itu, Role Play yang
pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun diatur memiliki dan harus mengikuti aturan
saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, – aturan, rancangan, skenario yang tetap
dengan menggunakan bahasa inggris. Selain (pasti). Semua jenis permainan ditampilkan
itu, Role Play sering kali dimasukkan sesuai dengan aturan – aturan pasti termasuk
sebagai suatu bentuk aktivitas dimana ke dalam kelompok ini. Bermain peran
pembelajar membayangkan dirinya seolah- merupakan kegiatan berbicara, baik ketika
olah berada di luar kelas dan memainkan seseorang berperan sebagai orang lain,
peran orang lain yang menggunakan bahasa maupun ketika dia memposisikan diri dalam
inggris (Syamsu, 2000). situasi yang tidak nyata. Pertama, sebagai
orang lain; yang menarik dari permainan
Role Play mahasiswa diperlakukan inin adalah siswa dapat menjadi orang lain
sebagai subyek pembelajaran, secara aktif yang mereka sukai untuk beberapa saat,
melakukan praktik-praktik berbahasa misalnya presiden, raja milyuner, dan lain
(bertanya dan menjawab dalam bahasa sebagainya.
Inggris) bersama teman – temannya pada
situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari Model latihan Role play dapat dibagi
lingkungan yang berpusat pada diri siswa menjadi uda bagian besar, yaitu individual
(Departemen Pendidikan Nasional role-playing exercises (salah satu contoh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan kegiatan pada model pertama ini adalah;
Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan mahasiswa meneliti dan menulis atau
Pertama, 2002). Lebih lanjut prinsip mempresentasikan masalah dengan cara dan
pembelajaran bahasa menjelaskan bahwa sudut pandang karakter yang harus
dalam pembelajaran bahasa, mahasiswa diperankan. Inilah yang menjadi tantangan
akan lebih berhasil jika mereka diberi dari model ini) dan interactive role-playing
kesempatan menggunakan bahasa dengan exercises (berupa drama, debat atau
melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila collaborative problem-solving exercises).
mereka berpartisipasi, mereka akan lebih
mudah menguasai apa yang mereka pelajari Dalam proses belajar mengajar, role
(Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran play merupakan salah satu metode belajar
mahasiswa harus aktif. Tanpa adanya komunikatif yang berorientasi pada
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak pembelajar. Dari pendapat beberapa ahli
mungkin terjadi. dapat dilihat beberapa manfaat penggunaan
metode ini, antara lain; (1) Memberikan
Pada dasarnya role play terdiri atas motivasi kepada mahasiswa (aspek kreatif
dua tipe, yakni yang bersifat bebas spontan lebih terlihat bermain daripada bekerja dan
dan yang diatur secara ketat. Role play yang tekanan/keharusan untuk memecahkan
bersifat bebas dan spontan lebih masalah atau konflik yang dialami karakter
mereka lebih memberikan motivasi daripada Penelitian ini bersifat deskriptif
tekanan ketikda mereka harus kualitatif untuk mengukur kemampuan
mempersiapkan diri untuk menghadapi speaking mahasiswa dengan mrnggunakan
ujian. Tekanan semacam ini justru akan jenis penelitian tindakan kelas (classroom
mereka temui dalam kehidupan nyata), (2) action research). Pada penelitian ini, peneliti
menambah/memperkaya system mengambil beberapa topic yang sesuai
pembelajaran tradisional (pengajar tidak dengan metode Role Play yaitu, Self
hanya mencekoki mahasiswa dengan teori- Introduction, A shopping Role Play dan
teori, bermain peran menunjukkan dunia Telephone role Play. Self Introduction
sebagai tempat yang kompleks dengan membahas tentang perkenalan dirimulai dari
masalah-masalah yang kompleks pula. nama, alamat, hobi/kesukaan, dan juga
Masalah-masalah ini tidak dapat dipecahkan memperkenalkan orang lain kepada teman-
hanya dengan satu jawaban sederhana yang teman di kelas. Topic ini akan dibahas pada
diingat oleh mahasiswa, mahasiswa belajar pertemuan 2. A Shopping Role Play,
bahwa keterampilan yang dipelajari secara membahas tentang situasi dimana
terpisah, seperti keterampilan mahasiswa diberikan kesempatan untuk
berkomunikasi, sering digunakan secara menggunakan ungkapan-ungkapan dalam
bersama – sama dalam menyelesaikan berbelanja. Pada aktivitas ini, mahsiswa
berbagai tugas/kegiatan dalam dunia nyata, akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
pembelajaran dengan bermain peran lebih kelompok pembeli dan penjual. Topic ini
mengutamakan nilai rasa, kreatifitas dan akan dibahas pda pertemuan 4. Telephone
juga pengetahuan, dan latihan untuk Role Play, pada sesi ini mahasiswa akan
mengutamakan pentingnya orang dan sudut memainkan peran secara berpasangan dan
pandang mereka merupakan bekal yang menggunakan kartu. Kartu-kartu tersebut
sangat penting bagi mahasiswa di dunia berisi beberapa situasi dimana mahasiswa
kerja mereka nantinya), (3) keterampilan dapat menggunakan ungkapan yang dapat
untuk kehidupan nyata (mahasiswa harus digunakan dalam menggunakan telepon.
memahami kebutuhan dan perspektif orang Topic ini akan dibahas pada pertemuan 6.
– orang yang ada di sekelilingnya, bermain
peran dapat meningkatkan kemampuan Rancangan penelitian menggunakan
seperti self-awareness, problem-solving, rancangan penelitian yang dilakukan oleh
komunikasi, inisiatif dan kerjasama, dan Kemmis dan Taggart (Aqib, 2006:22) yang
dalam penelitian atau problem-solving, memiliki 4 komponen, yaitu perencanaan
mahasiswa lebih bisa menerima atau (Planning), aksi/tindakan (Action), observasi
mengingat ilmu yang mereka kembangkan (Observation), dan refleksi (Reflection).
sendiri, daripada ilmu yang mereka terima Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam
dalam perkuliahan). 3 tindakan. Tahap-tahap pembelajaran
menggunakan 4 komponen diatas dengan
Metode Penelitian tema yang berbeda disetiap tindakan. Tema
untuk tindakan 1 adalah Self Introduction;
tidakan ke 2 adalah Shopping Role Play,
tindakan ke 3 bertema Telephone Role Play. Politeknik Negeri Ujung Pandang pada
Kegiatan pembelajaran yang dilakukanpada Jurusan Teknik Sipil. Populasi pada
setiap tidakan meliputi 1) Kegiatan Awal penelitian ini adalah semua mahasiswa
Pembelajaran, yaitu menyampaikan tujuan semester 1 pada jurusan Teknik Sipil (D3)
pembelajaran; 2) Kegiatan inti yang sedang mengikuti mata kuliah Bahasa
Pembelajaran, contohnya pada tindakan 1 Inggris 1. Sampel penelitian ini
adalah: mahasiswa dapat menggunakan menggunakan metode purposive Sampling
ungkapan untuk memperkenalkan diri, yaitu menentkan sampel sesuai dengan
menyapa, menanyakan aktivitas dan kebutuhan penelitian. Penelitian ini
memperkenalkan teman lain. Para mengambil sampel jurusan Teknik Sipil,
mahasiswa berada dalam 5 (lima) kelompok Program Studi Teknik Konstruksi Sipil pada
yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 kelas 1B keairan dan Teknik Konstruksi
(empat) orang; kemudian mahasiswa Gedung pada kelas 1A yang berjumlah 42
diberikan penjelasan tentang setiap peran mahasiswa. Kedua kelas tersebut dijadikan
yang akan membuat para mahasiswa sebagai sampel penelitian sebab kelas
mempunyai gambaran tentang peran yang tersebut memiliki individu yang lebih aktif
akan dimainkan tersebut; mahasiswa dan bervariasi dalam tingkatan akademik
dibimbing dalam berlatih role play; jika dibandingkan dengan kelas lainnya.
mahasiswa ditugaskan di setiap kelompok Teknik pengumpulan data dalam penelitian
untuk memainkan peran tentang tema yang ini dilakukan melalui teknik rekam dan
dibahas; Diskusi untuk membahas observasi. Teknik rekam diambil dengan
kekurangan ketika pementasan. 3) Kegiatan cara perekaman agar data dapat dianalisis
Akhir pembelajaran, yaitu menutup kegiatan dengan lengkap dan akurat. Instrument
pembelajaran. dalam penelitian ini adalah lembar observasi
yang diisi pada setiap kali tindakan. Analisis
Penelitian ini menggunakan data dalam penelitian ini dilakukan secara
instrument berupa angket mahasiswa dimana kualitatif.
terdapat data tentang respon mahasiswa
terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dan Hasil dan Pembahasan
metode yang digunakan, lembar observasi
untuk pencatatan pada saat proses Tindakan 1
pembelajaran, soal evaluasi, scenario a. Perencanaan
pembelajaran dan daftar nilai hasil evaluasi.
Pengolahan dan analisis data dalam Sebelum melaksanakan tindakan dan
penelitian ini dilakukan dengan pengolahan observasi, peneliti membuat rencana
data secara kualitatif. tindakan, yaitu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran. Hasil rencana
Penelitian ini dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran tersebut
lima bulan mulai tanggal 25 Mei 2013 s/d 5 didiskusikan bersama dengan kolaborator.
Oktober 2013, semester ganjil tahun ajaran Desain topic materi pembelajaran yang
2013/2014. Penelitian inidilakukan di dirancang oleh peneliti bersama kolaborator.
Desain topic materi pembelajaran yang penyebutan angka, dan menirukan
dirancang oleh peneliti bersama dengan ekspresi-ekspresi bahasa inggris yang
kolaborator adalah sebagai berikut: Self dipakai pada saat menyapa,
Introduction. Topic tersebut menjadi pilihan memperkenalkan diri dan
sebab pertemuan awal pembelajaran yang memperkenalkan orang lain, contohnya
bertepatan dengan kuliah perdana yang greetings, getting to know classmates
diadakan oleh institusi Politeknik Negeri names, introducing another person,
Ujung Pandang. asking for and giving personal
information, clarifying information,
b. Pelaksanaan tindakan dan observasi practicing saying to someone that you
langkah penelitian selanjutnya adalah don’t understand, and practicing yes/no
melakukan tindakan dan mengamati setiap questions.
perilaku subjek penelitian pada saat
d. Pertemuan 2
melakukan kegiatan role play. Kegiatan role
Play yang dilakukan adalah kegiatan Pada pertemuan 2 (dua) kegiatan yang
berkelompok. Satu kelompok terdiri atas dilakukan adalah role play. Mahasiswa
empat mahasiswa. Langkah langkah dibagi kedalam kelompok. Setiap kelompok
kegiatan pembelajaran dibagi dalam tiga terdiri atas 4 mahasiswa. Pada kegiatan awal
kegiatan, yaitu pembukaan (introduction), pembelajaran mahasiswa mempersiapkan
kegiatan inti (presentation), dan kegiatan diri pada kelompok masing-masing. Skor
penutup (closing). nilai yang diberikan berdasarkan pada rubric
penilaian akhir yang digunakan pada
c. Pertemuan 1 Politeknik negeri Ujung Pandang. Agar
Pertemuan 1 berisi tentang kegiatan mahasiswa dapat mencapai nilai 80 keatas
penjelasan materi bahsa inggris secara pada kegiatan role play, mahasiswa tersebut
keseluruhan, kontrak perkuliahan, tujuan harus memenuhi 4 indikator penilaian yaitu
pembelajaran serta tema pembelajaran pelafalan yang benar, tata bahasa yang baik,
pada saat itu. Pada kegiatan inti, dosen pemilihan kosakaata yang tepat, dan
memberikan materi tentang self- keaktifan berbicara. Pada kegiatan inti
introduction penjelasan tentang ekspresi pembelajaran, mahasiswa mempresentasikan
atau ungkapan Bahasa Inggris yang kemampuan speaking mereka melalui
digunakan memperkenalkan diri, mulai kegiatan role play. Beberapa mahasiswa
dari nama lengkap, nama panggilan, masih banyak melakukan kesalahan dala
nama keluarga, alamat lengkap, pelafalan dan tata bahasa. Pada aspek
menjelaskan perbedaan penggunaan pelafalan beberapa mahasiswa mengucapkan
preposition untuk jalan bernomer dan kata “call” menjadi /kell/, “house”
jalan raya, trmpat dan tanggal lahir, menjadi /hos/, “born” menjadi /bro:n/ ,
hobby, nama orang tua, pekerjaan orang “introduce” menjadi /introdas/, “come”
tua, menyebutkan jenis-jenis pekerjaan. menjadi /kems/, “excuse” menjadi /eskus/.
Mahasiswa juga dilatih pelafalan Pada aspek tata bahasa dan pemilihan kosa
kata, beberapa kesalahan terjadi pada yang dilafalkan menjadi /kell/ “you can call
ungkapan “I’m study…”, “I was late”, “I’m me” /yu ken kell mi/. Tercatat sekitar 15
very-very love”, “let me to introduce”, “I orang mahasiswa atau 35% mahasiswa salah
can to go…”, “ his hobby badminton and dalam melafalkan kata tersebut. Penyebutan
tennis”, “I’m like watch tv”, “my name angka pada tahun kelahiran contohnya tahun
mother”, “her come from”, dan “ I’m come 1995 “nineteen ninety five” menjadi /naintin
from”. Keaktifan berbicara juga masih naintin faiv/. Sekitar 10 orang atau 23,8%
terlihat kurang hal ini dibuktikan dengan mahasiswa salah dalam pengucapan ini. Hal
kerjasama antar anggota kelompok juga ini membuktikan mahasiswa masih belum
terlihat masih kaku dan tidak alami. bias membedakan pengucapan penggunaan
angka belasan dan puluhan. Pada aspek tata
Pada kegiatan penutup (closing), dosen bahasa kesalahan terjadi pada penggunaan
bersama dengan kolaborator memberikan subject dan to be dan penggunaan kata kerja
apresiasi dan tanggapan terhadap (verb) sekitar 15 orang atau 35% tercata
penampilan mahasiswa dalam melakukan menggunakan kalimat I’m study, I’m come
kegiatan role play. Perbaikan-perbaikan from, she is study yang seharusnya adalah I
pelafalan, pemilihan kosakata yang benar, study (subject verb agreement), she studies
serta penampilan mahasiswa yang terlihat dan I come from. Penggunaan to be” was”
kaku menjadi tanggapan yang diberikan oleh lampau pada bentuk waktu present, yaitu “I
dosen dan kolaborator. Untuk menghindari was late”. Penggunaan repetisi atau
kesalahan-kesalahan pada tindakan pengulangan kata “very” pada kalimat “I’m
berikutnya, para mahasiswa diminta untuk very-very love eating meatball” merupakan
mempersiapkan diri agar dapat tampil kesalahan yang berulang-ulang kali
dengan baik. Pada sesi ini juga dosen dilakukan oleh mahasiswa sekitar 10 orang
membagikan topic materi ajar pada setiap atau 23,8% menyebutkan klausa tersebut,
mahasiswa untuk pertemuan berikutnya. sebab terpengaruh oleh terjemahan “saya
e. Refleksi sangat-sangat menyukai” dan kesalahan ini
berulang kali dilakukan, dan kemungkinan
Penampilan role play yang dilakukan tidak mendapatkan pembenaran pada saat
oleh mahasiswa pada tindakan ini dianggap dilakukan di tingkat SMA/SMK/MAN.
masih kurang dan belum memuaskan Kalimat yang benar adalah “I love eating
utamanya untuk keterampilan berbicara. Hal meatball so much”. Sama halnya dengan
ini disebabkan oleh banyaknya kesalahan- penggunaan Modal Auxiliary “can” yang
kesalahan indicator penilaian tata bahasa, mendapatkan tambahan “infinite to” pada
kosa kata, dan pelafalan. Proses komunikasi clausa “I can to go”. Pembenarannya adalah
yang terjadi dalam penampilan mahasiswa “I can go”. Hal ini dipengaruhi oleh
juga terkesan masih kaku dan tidak alami. terjemahan bahasa Indonesia “saya dapat
Berdasarkan hasil observasi, pada pergi ke”.
pertemuan 2(dua) tindakan 1(satu), beberapa
mahasiswa seringkali melakukan kesalahan Pada tindakan 1 (satu) ini juga keaktifan
pada aspek pelafalan misalnya pada kata call berbicara mahasiswa masih kurang. Hanya
terdapat 3 kelompok saja yang serius diberikan table ringkasan nilai pada
memainkan peran, 2 kelompok lain kurang pertemuan kedua tindakan 1 (satu).
antusias utamanya ketika sesi
memperkenalkan teman kepada teman yang Tabel 1. Nilai keterampilam berbicara
lain dalam kelompok tersebut sehingga tindakan 1 (Self Introduction)
tampak ketidak sungguhan dan kurang No Rentang Huruf Jumlah
ekspresif dalam memainkan perannya. Ada Nilai Mutu Mahasiswa
juga mahasiswa yang masih merasa malu 1 0 – 49 E -
serta mengalami kesulitan dalam 2 50 – 59 D 7
mengucapkan ka dalam bahasa inggris 3 60 – 69 C 18
contoh untuk kata /born/ diatas. Bahkan 4 70 – 79 B 15
dalam memainkan peran ada yang masih 5 80 – 100 A 5
belum mengetahui kata atau kalimat apa
yang harus diucapkan. Lidah mereka masih Berdasarkan hasil penelitian pada
kurang terlatih dalam pelafalan Bahasa tindakan 1, maka diperoleh nilai secara
Inggris yang memiliki tingkat kerumitan individu sebaga berikut: terdapat 5
yagn tinggi seperti “entrepreneur”. Pada mahasiswa (11,9%) yang mendapatkan nilai
kegiatan role play tindakan pertama ini nilai A dengan kriteria pelafalan yang baik, tata
keterampilan berbicara bahasa inggris tidak bahasa, pemilihan kosakata yang tepat dan
berhasil. Hal ini terjadi karena mahasiswa keaktifan berbicara dalam memainkan
melakukan banyak kesalahan pada aspek perannya, terdapat 15 mahasiswa (35%)
kosakata, tata bahasa, dan pengucapan. Pada yang mendapatkan niali B. terdapat 18
aspek kosakata misalnya mahasiswa (42,85%) yang mendapatkan
mahasiswamenggunakan ekspresi-ekspresi nilai C atau kurang. Hal ini disebabkan oleh
yang tidak tepat seperti pemilihan kata factor kurangnya kemampuan mereka dalam
“thank you for the change” yang semestinya bahasa inggris aktif (berkomunikasi). Serta
adalah “thank you for the chance”. Aspek tidak antusias dan kurang bersungguh-
tata bahasa juga menjadi salah satu sungguh dalam memainkan peran. Dimana
kegagalan nilai berbicara bahasa inggris. Hal materi telah diberikan dan dijelaskan dengan
ini dapat dilihat pada penggunaan kalimat “I detil pada pertemuan sebelumnya. Dosen
just wanna somebody” yang merupakan dan kolaborator sebelumnya telah
kesalahan dalam tata bahasa inggris dimana menentukan krteria penilaian pada
mahasiswa terpengaruh oleh konten film pembelajaran speaking dengan
yang menggunakan bahasa inggris informal. menggunakan metode pembelajaran role
Aspek kesalahan pada pengucapan atau play sebagai tolak ukur pencapaian tingkat
pelafalan merupakan aspek yang sering kali keberhasilan mahasiswa yaitu nilai
dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan memuaskan (A) bagi mahasiswa yang dapat
penguasaan tentang bunyi-bunyi bahasa bekerjasama dengan baik dalam role play,
inggris menyebabkan mahasiswa belum dapat berekspresi dengan baik, dapat
mampu mengucapkan kosakata bahasa melafalkan dengan baik kata-kata bahasa
inggris secara benar dan tepat. Dibawah ini
inggris dalam dialog, serta dapat penting karena beberapa mahasiswa
menggunakan tata bahasa yang benar. Nilai menggunakan ekspresi yang salah, tata
B atau baik bagi mahasiswa yang aktif dan bahasa yang kurang tepat serta pelafalan
bekerjasama dengan baik dalam bermain yang tidak benar pada role play tindakan 1
peran. Pemilihan kosakata yang baik tetapi (satu).
kurang baik dalam kemampuan tata bahasa. c. Pertemuan 3
Nilai C mewakili kurangnya penguasaan tata
Pertemuan ke tiga (3) dilaksanakan
bahsa dan pemilihan kosakata yang tepat.
dengan membahas mengenai English Sound,
Secara umum, pencapaian nilai rata-rata
spelling dan pronunciation. Pembahasan
hanya sebesar 66. Hal ini menunjukkan
diperlukan karena berdasarkan pengamatan,
bahswa kemampuan berbicara dipandang
mahasiswa sering melakukan kesalahan
dari aspek kosakata, tata bahasa, dan
dalam pengucapan suatu kata bahkan
pelafalan masih tergolong rendah.
kalimat. Pada kegiataan pembukaan
Tindakan II (introduction) dipaparkan isi materi yang
akan diberikan pada hari tersebut, tujuan
a. Perencanaan pembelajaran yang akan dicapai, serta
Tindakan dua (2) merupakan hasil latihan soal. Kegiatan berupa penjelasan
dari proses pembelajaran pada pertemuan ke English Sound, spelling dan pronunciation
tiga (3). Perumusan rencana merupakan dan dilanjutkan pada kegiatan inti, berupa
pemantapan pelaksanaan metode role play penjelasan tentang konten materi yang akan
untuk meningkatkan keterampilan berbicara dipraktekkan pada Role Play tindakan dua
bahasa Inggris, yaitu penajaman dan (2). Materi tersebut disesuaikan dengan tema
pemantapan pada refleksi, terutama pada yang dipilih yaitu shopping. Materi ajar
indicator yang pencapaiannya masih terlihat yang diberikan adalah beberapa ungkapan
kurang. Indicator tersebut adalah pelafalan, yang digunakan dalam membeli (buying
tata bahasa dan pemilihan kosakata. things), menanyakan harga (asking for the
price), menawar harga suatu barang
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (bargaining the price), penyebutan harga
Dalam upaya untuk memecahkan barang (number and quantities), fruits and
masalah yang dihadapi oleh mahasiswa pada vegetables, computer, book, newspaper, and
tindakan satu (1), pemantapan difokuskan magazine, dan public places. Latihan
pada pemberian materi-materi persiapan pengucapan untuk penggunaan beberapa
untuk praktek role play tindakan 2 (dua). ekspresi shopping juga diberikan pada
Pertemuan ke tiga adalah pemberian materi- mahasiswa. Kegiatan diakhiri dengan
materi tentang English Sound, Spelling, closing (penutup), dengan memberikan
Pronunciation serta koreksi terhadap kesimpulan tentang konten materi-materi
penggunaan tata bahasa seperti subject-verb yang diberikan pada kegiatan inti.
agreement dan penggunaan to be. Koreksi Pembagian materi shopping untuk praktek
terhadap kesalahan pada tata bahasa, role play berikutnya juga diberikan kepada
pemilihan kosakata, serta pelafalan dianggap mahasiswa, berupa 2 jenis kartu yaitu kartu
daftar belanja (Shopping list) dan kartu dengan refleksi penampilan mahasiswa
untuk penjual (shopkeepers). Setelah itu, secara keseluruhan.
dilakukan pembagian kelompok yaitu
kelompok buyer (pembeli) dan kelompok e. Refleksi
seller (penjual). Pada tindakan dua (2) menunjukkan
adanya keaktifan berbicara menggunakan
d. Pertemuan 4
bahasa inggris. Secara umum keaktifan
Pertemuan ke empat (4) tindakan dua (2) berbicara jelas terlihat pada pertemuan dua
menampilkan praktek role play oleh dimana mahasiswa yang berperan sebagai
mahasiswa. Pada kegiatan awal, mahasiswa pembeli maupun penjual dapat
melakukan persiapan pada kelompok mengutarakan pendapat mereka atau
masing-masing, yaitu kelompok buyer dan berkomunikasi dalam bahasa inggris,
seller. Semua mahasiswa yang berada pada walaupun masih ada beberapa mahasiswa
kelompok buyer telah mimiliki kartu yang yang masih kurang tepat dalam pelafalan,
berisi daftar belanja barang-barang yang tata bahasa dan pemilihan kosakata yang
akan dibeli pada masing-masing toko. Pada benar. Kesalahan yang terjadi dalam
kelompok seller, terdiri atas lima toko yaitu pelafalan yaitu kata kerja /fix/ menjadi
toko computer, toko buah dan sayuran, /fixed/, /want/ menjadi /went/, angka 50
supermarket, dan toko majalah dan Koran /fifty/ menjadi /faifti/, sekitar 7 (16,7%)
serta toko buku. Pada setiap toko, 2 orang mahasiswa salah dalam melafalkan kata
mahasiswa menjadi penjaga atau penjual tersebut. Untuk kata kerja fixed /fixd/ yang
pada toko tersebut. Ada tiga hal yang merupakan bentuk adjective dari
menjadi fokus pengamatan peneliti dan penggunaan frase fixed price (harga pas),
kolaborator, yaitu pengamatan pada aspek mahasiswa belum dapat membedakan
pelafalan, penggunaan ekspresi kegiatan pelafalan penggunaan –ed serta mahasiswa
shopping, pemilihan kosakata, dan tidak dapat membedakan penggunaan
penggunaan tata bahasa. Sebagian regular verb yang harus dibunyikan “-ed”
mahasiswa yang berperan sebagai nya dan yang tidak. Pada aspek tata bahasa,
penjual/penjaga toko dapat dengan baik kesalahan terjadi dalam penggunaan Modal
melafalkan kosakata dan ekspresi-ekspresi Auxiliary dalam kalimat “what I do for
shopping, misalnya memberitahukan harga you?” seharusnya menjadi “what can I do
dan menegosiasikan harga suatu barang for you” sekitar 5 (11,9%) mahasiswa
sesuai dengan kartu yang mereka miliki. menyebutkan kalimat ini. Kesalahan
Sedangkan mahasiswa yang berperan selanjutnya terjadi pada penggunaan bentuk
sebagai pembeli, masih memiliki kesalahan waktu Present Continuous seperti pada
pada tata bahasa penggunaan kata benda kalimat “I looking for” seharusnya “I’m
(noun) dan sifat (adjective), penggunaan To looking for”. Penggunaan tingkat
Be pada bentuk waktu Present Continuous perbandingan “comparative/ degree of
serta ungkapan menanyakan harga. Pada comparison” pada kalimat “but I sell
kegiatan penutup, perkuliahan diakhiri peaches, good than nectaries” seharusnya
menjadi “but I sell peaches, better than kosa kata dan pelafalan oleh mahasiswa
nectaries”. Ketidaktepatan penggunaan tersebut. Terdapat 8 mahasiswa (19%) yang
artikel a/an juga terjadi pada kalimat “give mendapatkan nilai memuaskan (A), tanpa
us one blank CD”. Seharusnya mahasiswa ada kesalahan pada ke tiga indicator
tidak menggunakan artikel a mendahului penilaian.
kata one, sebab kata one sudah
melambangkan sebuah. Pada aspek Jumlah ini meningkat cukup
pemilihan kosakata, kesalahan terjadi pada singnifikan dibandingkan pada role play
kalimat “that’s bad, when you can available tindakan 1. Sebanyak 26 mahasiswa (61,9%)
for it?” pemilihan kata available dianggap mendapatkan nilai baik (B), dan 8
tidak tepat, sebab arti kata available adalah mahasiswa (19%) mendapatkan nilai cukup
tersedia. Kata yang benar adalah “provide” (C). criteria penilaian yang digunakan sama
atau menyediakan. Beberapa kesalahan yang dengan criteria penilaian pada tindakan 1.
terjadi disebabkan oleh tingkat penguasaan Berdasarkan uraian hasil perolehan nilai
materi oleh beberapa mahasiswa masih mahasiswa secara individu diatas dapat
kurang. Namun, keaktifan berbicara antara disimpulkan bahwa pada tindakan dua (2)
pemeran kelompok pembeli dan kelompok pembelajaran dapat dikatakan hampir
penjual dianggap sudah cukup baik pada berhasil, karena tingkat keberhasilan
tindakan dua. Mahasiswa menunjukkan mahasiswa mencapai nilai rata – rata 74. Hal
interaksi yang baik kepada lawan bicaranya. ini menunjukkan adanya kenaikan
Dapat disimpulkan bahwa pemerolehan nilai pemerolehan nilai rata – rata dari tindakan 1
keterampilan berbicara bahasa Inggris (satu) dan dapat disimpulkan pula
mahasiswa meningkat dibandingkan dengan kemampuan berbicara dipandang dari aspek
pemerolehan pada tindakan sebelumnya, kosa kata, tata bahasa dan pelafalan sudah
seperti pada table berikut: cukup maksimal.

Tabel 2. Nilai Keterampilan Berbicara Tindakan III


Tindakan 2 (Shopping) a. Perencanaan
Rencana perbaikan pada tindakan
No Rentang Nilai Huruf Jumlah
. Mutu Mahasiswa selanjutnya, yaitu tujuan pembelajaran
1 0 – 49 E - dengan melatih mahasiswa mengucapkan
2 50 – 59 D 1 kata atau kalimat yang berhubungan
3 60 – 69 C 8 dengan telephone. Topik ini menjadi
4 70 – 79 B 26 pilihan peneliti bersama kolaborator karena
5 80 – 100 A 8 sebelumnya pada tindakan satu dan dua
topik yang digunakan adalah percakapan
Berdasarkan hasil yang dicapai dalam bentuk kelompok, sedangkan untuk
terdapat seorang mahasiswa yang tindakan tiga adalaj percakapan melalui
mendapatkan nilai D. hal ini disebabkan telephone secara berpasangan.
masih kurangnya penguasaan tata bahasa, Pertemuan ke lima (5) adalah
penjelasan materi tentang ungkapan –
ungkapan yang digunakan pada saat Kesalahan pada tata bahasa terjadi pada
melakukan panggilan telephone (making bentuk waktu lampau (past tense) pada
telephone call), menerima telephone kalimat yes-no question “we do have any
(receiving a call), dan meninggalkan pesan homework” seharusnya menjadi “did we
(leaving a message). Sama halnya dengan have any homework?”
role play pada tindakan dua, tindakan 3
juga menggunakan kartu; A dan B. kartu A Perolehan nilai individu pada tindakan 3 saat
untuk penelpon dan kartu B untuk pembelajaran yaitu:
penerima telpon. Konten materi yang Tabel 3. Nilai Keterampilan Berbicara
diberikan adalah tata bahasa tentang tindakan 3 (Telephone)
penggunaan Modal auxiliary, Yes/No
Question dan Preposition. Mahasiswa juga No Rentang Huruf Jumlah
dilatih untuk melafalkan beberapa kata, Nilai Mutu Mahasiswa
dan dibimbing agar dapat melakukan 1 0 – 49 E -
permainan peran dengan baik. Dengan 2 50 – 59 D 1
demikian diharapkan kemampuan 3 60 – 69 C 8
4 70 – 79 B 26
mahasiswa dalam meningkatkan
5 80 – 100 A 8
penambahan vocabulary dan perbaikan
pelafalan kata-kata bahasa inggris semakin
maksimal. Sebanyak 13 orang mahasiswa (31%)
b. Pertemuan ke 6 mendapatkan nilai A karena, mahaiswa
Praktek role play dilaksanakan pada memenuhi kriteria penilaian dengan
pertemuan ke 6. Hasil penelitian pada memuaskan. Terdapat 24 orang mahasiswa
tindakan 3 menunjukkan bahwa (57%) mendapatkan nilai B karena, siswa
pembelajaran bahasa Inggris dengan topic mampu bekerjasama dengan baik dalam
Telephone mengalami peningkatan kea rah bermain peran, berekspresi dengan baik
yang lebih baik. Mahasiswa secara sesuai dengan tokoh yang diperankan,
berpasangan memainkan peran dengan pelafalan yang baik namun kurang baik
sangat antusias, bersungguh – sungguh, dalam tata bahasa. Terdapat 6 orang
aktif dan tidak merasa malu lagi. mahasiswa (14%) yang mendapatkan nilai
c. Refleksi cukup (C), karena kurang menguasai
Kesalahan pelafalan terdapat pada pelafalan dan tata bahasa. Berdasarkan
kata “/here/” yang diucapkan menjadi uraian hasil perolehan nilai Mahasiswa
“/her/”. Kesalahan pada pemilihan kata secara individu diatas dapat disimpulkan
terjadi pada penggunaan kata present bahwa tindakan tiga (3) pembelajaran dapat
dalam kalimat “I will be present” dikatakan berhasil, karena tingkat
seharusnya diganti menjadi “I will attend”. keberhasilan mahasiswa mencapai nilai rata-
Hal ini juga terjadi pada kata “stalks” rata 76. Hal ini menunjukkan adanya
dalam kalimat “I want to order twenty kenaikan perolehan nilaidari tindakan 2
stalks of roses” seharusnya kata stalks (dua) dan ditemukan juga 7 orang
diganti dengan “bouquet of red roses”. mahasiswa yang memiliki nilai yang
meningkat menjdai A. pada tindakan 3 nilai ceramah saja terdapat sekitar 23,8%
mahasiswa relatif stabil dan nilai terendah sedangkan yang tidak menyukai metode
adalah C. berdasarkan hasil penilaian proses ceramah berjumlah 76,19%. Hal ini berarti
tersebut secara umum sudah cukup baik, mahasiswa menyukai metode belajar yang
dari pelaksanaan seluruh tindakan yang telah interaktif dimana mahasiswa bias terlibat
ditempuh. Diperoleh hasil yang cukup langsung didalamnya. Selanjutnya
memuaskan namun masih belum maksimal. pernyataan kedua yaitu metode diskusi saja,
Oleh karena itu perlu diadakan tindakan sebanyak 38,09% yang menyukai metode
selanjutnya. Namun, karena keterbatasan diskusi, sebaliknya yang tidak menyukai
waktu yang diperlukan, maka penelitian ini metode diskusi sebesar 61,90%. Hal ini
dihentikan dengan harapan bahwa temuan- berarti metode diskusi hanya dapat
temuan yang diperoleh dapat dijadikan digunakan untuk topic tertentu yang
acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. membutuhkan penguasaan wawasan yang
mendalam. Pada pernyataan ketiga
Kuesioner (Angket). menyukai metode yang bervariasi responden
N PERNYATAA Y TIDA YA(% TIDAK( memilih jawaban ya sebesar 80,95% dan
o N A K ) %) jawaban tidak menyukai sebesar 19,04%.
1 Menyukai 10 32 23,8 76,19
metode
Ini membuktikan bahwa pengajaran
ceramah saja
2 Menyukai 16 26 38,09 61,9 bahasa inggris khususnya speaking
metode diskusi sebaiknya menggunakan beragam metode
saja
3 Menyukai 34 8 80,95 19,04
sehingga mahasiswa dapat termotivasi
metode yang dalam menggunakan bahsa inggris dalam
bervariasi percakapan. Pernyataan ke empat yaitu lebih
4 Lebih 35 7 83,33 16,66
termotivasi termotivasi belajar bahasa inggris dengan
belajar bahasa metode role play, responden memilih
inggris dengan jawaban YA sebesar 83,33% sedangkan
metode role
play jawaban tidak sebesar 16,66%. Hal ini
5 Lebih mudah 35 7 83,33 16,66 membuktikan bahwa metode role play
memahami
sesuai digunakan dalam berbagai topik pada
pembelajaran
dengan kemampuan Speaking. Pernyataan ke lima
metode role yaitu lebih mudah memahami pembelajaran
play
dengan metode role play, sebesar 83,33%
memilihan jawaban Ya, sedangkan jawaban
Tidak 16,66%. Hal ini membuktikan bahwa
Kuesioner ini diberikan setelah metode role play dapat membuat mahasiswa
tahapan-tahapan metode pembelajaran Role memahami materi lebih terarah dan
Play selesai dilakukan. Dari hasil kuesioner mendalam.
yang diedarkan pada tanggal 28 Oktober
2013 diperoleh data sebagai berikut: untuk SIMPULAN
pernyataan pertama menyukai metode
Pembelajaran Speaking yang Inggris telah memiliki pencapaian yang
dilaksanakan dengan menggunakan metode tergolong baik.
pembelajaran role play memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk Penerapan teknik role play dalam
melakukan latihan pengembangan diri dan pembelajaran speaking menunjukkan adanya
kreatifitas dalam mengekspresikan diri pada peningkatan hasil belajar pada setiap
saat bermain peran. Mahasiswa memainkan tindakan, terutama pada tindakan dua dan
tokoh sesuai dengan karakter yang tiga. Hal ini terlihat dari sikap dan
diperankan. Diskusi antara peneliti, antusiasme mahasiswa terhadap
kolaborator dan mahasiswa di awal kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan
role play dilakukan untuk mengidentifikasi dengan materi yang bervariasi dan menarik
materi yang terdapat dalam naskah role play. berdasarkan pengalaman dalam kehidupan
Evaluasi juga dilakukan untuk memperbaiki sehari – hari dengan memaksimalkan model
kesalahan – kesalahan ujaran, pemilihan bermain peran.
kata, dan tata bahasa yang terjadi saat Untuk penelitian berikutnya, diharapkan
pelaksanaan role play. peneliti membandingkan penggunaan
Kemampuan speaking mahasiswa pada metode pembelajaran role play dengan
pembelajaran bahasa Inggris, menggunakan menggunakan teks (kartu) dan tanpa teks
teknik role playing, pada mahasisaw jurusan (kartu). Peneliti menyiapkan topik – topik
teknik sipil telah mengalami peningkatan. terbaru yang berhubungan dengan bahasa
Peningkatan ditandai dengan adanaya Inggris teknik. Peneliti membuat kuesioner
keaktifan berbicara menggunakan bahasa yang bersifat pertanyaan terbuka. Peneliti
Inggris, interaksi secara lisan antar tidak mengaplikasikan metode pembelajaran
mahasiswa dalam kelompok dan secara role play yang dilakukan secara
berpasangan dianggap memuaskan. berkesinambungan seperti yang terjadi pada
Perhatian terhadap seluruh materi yang penelitian ini, sebaiknya diselingi dengan
diberikan dalam proses pembelajaran juga penggunaan metode pembelajaran lain.
maksimal. Secara keseluruhan tindakan
yang didasarkan atas penilaian proses,
tingkat keberhasilan yang diperoleh pada
tindakan satu dengan nilai rata – rata sebesar
66, tindakan dua sebesar 74, dan tindakan
tiga sebesar 76.

Hal ini menujukkan bahwa pemahaman


mahasiswa terhadap materi sudah merata
dan kemampuan mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan vocabulary, tata
bahasa dan pelafalan kata-kata bahasa

Anda mungkin juga menyukai