MODEL PENELITIAN
pendidikan. Para mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris telah
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Sumarwati (1999), Mudairin ( 2003 ), Panca Lukita Sari (2008),
sebesar 10,6% untuk aspek kebahasaan dan 11,6% untuk aspek nonkebahasaan.
9
10
lapangan sehubungan dengan prosedur yang diterapkan oleh guru dalam proses
keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris Profesi. Namun, penelitian ini juga
instruksi kepada mahasiswa untuk menulis sebuah wacana lisan yang berbentuk
Keterampilan Berbicara Siswa SLPT Islam Manbaul Ulum Gresik.‖ Penelitian ini
dalam kelas. Dalam penelitian ini lebih difokuskan pada pendeskripsian metode
ini bersifat perbaikan dengan melakukan treatment dengan siklus penelitian yang
linguistik yang lebih mendalam seperti yang dilakukan pada kajian ini.
cyclic process of planning, action, observation, and reflection” atau model yang
berdasarkan suatu siklus spiral yang terdiri dari atas empat komponen, yang
meliputi (1) rencana tindakan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) observasi
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
dua siklus.
Flaurensia Agustine Randong, Rismaya Marbun, dan Dewi Novita. Dalam kajian
percakapan terpandu. Penelitian itu adalah sebuah penelitian tindakan kelas pada
kelas sebagai metode dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis pada hasil tes
siswa, penulis menyimpulkan bahwa kualifikasi nilai rata-rata siswa pada putaran
Excellent. Penelitian yang dilakukan oleh Flaurensia, hanya menekankan pada dua
penelitian ini dilakukan dalam beberapa aspek yang terbentuk dalam satu kesatuan
standar pedoman pekerjaan ( SOP ) seorang pramusaji yang terdiri dari sebelas
bahasa ekpresi dengan topik receiving the guest in the restaurant, dengan urutan-
lebih mendalam.
STKIP Pontianak at Academic Year 2011/ 2012. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui (1) apakah communicative group activity lebih efektif daripada guided
conversation activity untuk pengajaran speaking pada siswa semester dua STKIP
bahasa Inggris siswa yang memiliki tingkat risk taking yang tinggi lebih baik dari
pada siswa yang memiliki tingkat risk taking yang rendah ; dan (3) apakah ada
sebuah interaksi antara teknik-teknik pengajaran dan risk taking siswa dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester dua
menggunakan teknik cluster random sampling dan memperoleh hasil dua kelas,
yaitu kelas B terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas C sebagai kelas kontrol.
2.2 Konsep
Studi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa konsep
2.2.1 Peningkatan
kegiatan, dsb) (Purwadarminta, 1976: 118). Peningkatan dalam hal ini adalah
Teknik- teknik tersebut, antara lain wawancara, cerita berpasangan, pidato tanpa
benda lainnya, bermain peran, info berantai, dan cerita berangkai (Sugandi,
2004:112 -- 121).
ini dibagi menjadi empat komponen kompetensi, yaitu dua komponen merujuk
seseorang mengenai tata bahasa sebuah bahasa : tata bahasa, kosakata, morfologi,
semantic, dan fonologi ; (2) kompetensi wacana adalah pelengkap kompetensi tata
berbagai strategi.
diberikan khususnya adalah mata kuliah bahasa Inggris. Kata guided berasal dari
tahu, menunjukkan, memandu, dan memberikan semangat (Sadli, 1989: 201 dan
Oxford, 1986: 308). Makna kosakata tentang guided tersebut dapat digambarkan
bahwa dalam proses pembelajaran salah satu tugas dosen adalah memberikan,
sesuatu yang diinginkan. Dalam hal ini, keinginan yang berkaitan dengan
bahasa Inggris.
16
ini bersangkutan dengan (1) berbicara dan keterampilan berbicara, (2) faktor-
faktor keefektifan berbicara, (3) tata bahasa Inggris, (4) Wacana, (5) pramusaji,
(6) guided conversation, (7) penilaian dan evaluasi, dan (8) penelitian tindakan
kelas ( PTK ).
sekelompok orang secara lisan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
bentuk tingkah laku sosial. Lebih jauh lagi, Harmer (1983) menyatakan bahwa
fonem dan varian-varian alofon lisan yang berbeda dalam bahasa Inggris; (3)
tekanan, struktur ritmis dan intonasi; (4) menghasilkan bentuk-bentuk kata dan
frasa yang diperpendek; (5) menggunakan sejumlah kata yang tepat untuk
dalam berbagai kecepatan yang berbeda; (7) mengamati bahasa lisan yang
pesan; (8) menggunakan kelas kata (kata benda, kata kerja, dan lain-lain.), sistem
alami dalam frasa, stop, nafas dan kalimat yang tepat; (10) mengekspresikan
utama, ide pendukung, informasi lama, informasi baru, generalisasi, dan contoh;
(15) menggunakan bahasa wajah, kinetik, bahasa tubuh dan bahasa-bahasa non-
berikut.
berbicara sebagai sebuah interaksi, antara lain : (a) membuka dan menutup
percakapan, (h) bereaksi terhadap satu sama lain, dan (i) menggunakan
21— 28). Ada dua tipe dalam kegiatan berbicara sebagai transaksi yaitu
(a) kegiatan yang fokus utamanya memberi dan menerima informasi, (b)
kegiatan yang fokus utamanya adalah untuk memperoleh barang atau jasa,
restoran.
19
model ini lebih cenderung mengarah kepada berbicara satu arah daripada
dua arah (dialog) dan lebih terkesan seperti bahasa tulis daripada
fokus pada pesan yang ingin disampaikan dan kepada peserta, (b)
terkesan seperti bahasa tulis, (d) lebih sering monolog, dan (e) struktur dan
dan baik, jika ia dapat dan mampu memberikan kesan bahwa ia menguasai
masalah yang dibicarakan. Penguasaan topik secara baik dan tepat akan
tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian
berbicara, yang dapat dibedakan menjadi faktor verbal dan faktor nonverbal.
Kedua faktor tersebut harus diperhatikan oleh seorang pembicara untuk dapat
menjadi pembicara yang baik dan efektif (Arsjad dan Mukti, 1988:17).
20
a) Ketepatan ucapan
bahasa dari ragam lisan, juga akan mengganggu komunikasi artinya pesan yang
menjadi menarik jika terdapat penyesuaian dalam penempatan tekanan dan nada
penempatan tekanan pada kata atau suku kata (Arsjad dan Mukti, 1988:19).
Penempatan tekanan dan nada dalam sebuah kata, klausa, dan kalimat
mengacu kepada fungsi kata, klausa, dan kalimat tersebut jika ditinjau dari
21
dengan kata lain bahwa penempatan tekanan dan jenis nada akan berbeda jika
kalimat tersebut merupakan tanya, question tags, kalimat imperatif dan lainnya.
Pada kalimat bertanya jenis –yes-no interrogative, tekanan ditempatkan pada kata
kerja bantu (auxiliary verbs) atau to be dan penempatan nada pada akhir kalimat
words ), tekanan ditempatkan pada kata tanya yang digunakan dan suku kata
pertama pada kata yang terletak pada akhir kalimat dengan tekanan menurun ( a
fall tone ), contoh / WHAT‟S the PROBlem ?/. Selanjutnya pada kalimat yang
mengandung question taq penempatan tekanan terletak pada inti pembicaraan dan
question taq dengan nada menurun, contoh : / It was BOB SMITH, WASN‟T it ?
bahwa penempatan tekanan dan nada sangat erat berhubungan dengan sikap dan
emosi pembicara, penempatan tekanan dan jenis nada yang digunakan pada
dan lain sebagainya ( McCharty, 2000; 1067), contoh : /JOHN !/ HOW nice to
SEE you !/, tekanan ditempatkan pada kata –John, -how dan -see dengan
menggunakan nada menurun ( high fall ) pada kata John dan see yang
Pemilihan kata yang dilakukan secara tepat, jelas dan bervariasi juga
merupakan hal yang sangat penting dalam keefektifan berbicara. Munculnya rasa
ingin tahu sering disebabkan oleh penggunaan kata-kata yang belum dikenal, dan
hal ini akan mengakibatkan terhambatnya proses komunikasi (Arsjad dan Mukti,
dimiliki oleh pembicara untuk menghasilkan pembicaran yang lebih menarik dan
pembicaraan akan berhasil dan menarik jika pembicara mampu menyusun kalimat
efektif, dan sesuai dengan sasaran pembicaraan (Arsjad dan Mukti, 1988:20).
seorang pembicara hanya tertuju pada satu arah. Perhatian pendengar akan
arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia
harus dimiliki oleh seorang pembicara (Arsjad dkk., 1988:21). Namun, hal ini
lain dengan argumentasi yang kuat dan dapat dibuktikan kebenarannya juga harus
Kesan pertama yang kurang menarik akan muncul jika sikap pembicara
tidak tenang, lesu, dan kaku. Pembicara dapat menunjukkan otoritas dan integritas
dirinya jika ia bersikap yang wajar (Arsjad, dkk., 1988:21). Penguasaan materi,
situasi dan tempat merupakan tiga hal yang dapat memengaruhi sikap wajar
24
tersebut. Jika materi pembicaraan benar-benar dikuasai, sudah barang tentu sikap
tepat. Gerakan tangan atau mimik dapat membantu keefektifan dalam berbicara
komunikasi akan menjadi hidup atau tidak kaku. Namun, gerak-gerik yang
e) Kenyaringan suara
f) Kelancaran
pembicaraan akan dengan mudah akan dapat ditangkap oleh si pendengar (Arsjad
terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu seperti ee, oo, aa maka penangkapan
25
isi pembicaraan akan sangat terganggu. Namun jika pembicara berbicara dalam
tempo yang sangat cepat belum tentu akan memberikan hasil yang baik, bahkan
g) Relevansi/Penalaran
Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain, hubungan bagian-bagian yang
terdapat dalam kalimat harus sesuai dan berhubungan logis dengan pokok
dkk., 1988:24).
h) Penguasaan Topik
formal. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penguasaan topik secara maksimal.
Kelancaran dan keberanian akan muncul jika topik pembicaraan dikuasai dengan
baik. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama
Tata bahasa adalah suatu kumpulan sistem yang harus dipatuhi oleh
pengguna bahasa itu dan menjadi dasar untuk melahirkan aspirasi bahasa yang
baik dan indah serta menjamin kemantapan bahasa. Tata bahasa berfungsi dalam
kaidah yang mengatur penggunaan bahasa yang dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai berikut.
2.3.3.1 Kata-kata Benda Tunggal dan Jamak (Singular and Plural Nouns)
Kata benda tunggal dan kata benda jamak dalam bahasa Inggris perlu
be, verb to have maupun kata kerja ). Kata benda jamak menggunakan kata kerja
jamak, sedangkan kata benda tunggal menggunakan kata kerja tunggal (Murphy,
1985:213).
Contoh :
1. A glass of orange juice is expensive in this restaurant „ harga segelas jus jeruk
is.
2. These tables are expensive „meja-meja ini mahal‘ : tables bentuk jamak,
menggunakan are.
b) Dengan menambahkan –es jika kata benda tunggal itu berakhir huruf –s, -
Kata benda juga dapat dibedakan menjadi kata benda yang dapat dihitung
(countable nouns) dan kata benda yang tidak dapat dihitung (uncountable nouns).
Kata benda yang dapat dihitung pada umumnya menggunakan artikel a/an
sebelum kata benda tunggal tersebut atau sebelum diubah menjadi kata benda
jamak, sedangkan kata benda tidak dapat dihitung adalah kata benda yang tidak
Contoh :
a) We book a table in this restaurant. A table adalah kata benda yang dapat
dihitung
b) Could I have mineral water, please. Mineral water adalah kata benda yang
tidak dapat dihitung
Namun, pada penggunaannya kata benda yang tidak dapat dihitung digunakan
dalam bentuk jamak ketika kita berbicara dalam ruang lingkup yang lebih luas
(Martin Hewings, 1999:100), misalnya : I prefer tea to coffee and three teas
To be (is, am, are) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia,
sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat suatu kalimat dapat
terdiri atas :
Kalimat yang predikatnya terdiri atas kata kerja ( verba ) disebut kalimat
verbal. Infinitive atau non infintive verbal adalah kata kerja yang belum berfungsi
Jika dalam kalimat itu kata kerja (verba) telah dipakai sebagai predikat,
Contoh :
Kalimat verba dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut :
a) Do not, bila subjeknya jamak, seperti we, you, dan they atau kalau
b) Does not, bila subjeknya tunggal dan diletakkan sesudah subjek, seperti
he, she dan it, misalnya She does not read a newspaper today
(Murphy, 1985:216).
tetapi dengan meletakkan kata kerja bantu itu di depan subjek dalam
kalimat (Murphy, 1985:216). Contoh (1) Don‟t they write a letter ?, (2)
Penggunaan kata kerja bantu Do, untuk subjek I, you, we, they dan Does,
untuk subjek he, she , I. Contoh (1) Do you have a salad today?, (2) Does
Verba atau kata kerja diletakkan paling depan atau sesudah please/don‟t
(Murphy, 1985:217). Contoh: (1) Cook, please, (2) Please, drink your
(Murphy, 1985:226) misalnya can, could, may, might, must, shall, should, will,
would, ought, dsb. Be (is, am, are, was, were, been), do (do, does, did), have
(have, has,had ), need, dan used to kadang-kadang juga dipakai sebagai auxiliary
2.3.4 Wacana
kalimat dan klausa dengan koherensi dan kohesi yang tertinggi yang disusun
secara tertulis dan lisan (Tarigan, 1987:27). Ditinjau dari wujudnya, wacana dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1) wacana lisan dan (2) wacana tulisan.
Wacana lisan dapat dikategorikan sebagai sumber primer data kebahasaan karena
bahasa muncul pertama kali dalam bentuk ujaran (Samsuri, 1987:32). Percakapan
lisan. Percakapan adalah jenis pembicaraan antara dua partisipan atau lebih yang
secara bebas memilih dalam berbicara yang secara umum terjadi di luar setting
286).
analisis wacana yang khusus diterapkan dalam wacana percakapan ( Brown dan
Yule, 1994:128)
a. Kohesi
tekstual bergantung pada unsur lain di dalam teks disebut kohesi ( Renkema,
32
1993:35). Aspek semantik yang terdapat dalam sebuah teks sangat erat berkaitan
dengan kohesi. Makna yang digambarkan di dalam teks adalah makna yang
tentang hubungan proposisi yang melandasi apa yang diujarkan merupakan hal
b. Koherensi
wacana yang padu merupakan unsur koherensi dari sebuah teks ( Paltrigde,
sesuatu yang mudah bagi seorang penulis. Hal ini disebabkan oleh
dalam sebuah teks secara baik dan teratur. Koherensi berarti kepaduan dan
yang terjadi antarunsur-unsur atau bagian dalam teks secara semantik merupakan
keutuhan yang koheren (Brown and Yule, 2005:30). Perhatikanlah contoh berikut
menginformasikan bahwa jus jeruk (orange juice) yang dipesan oleh istrinya Mrs.
Brown telah dibawakan oleh staf hotel dan dibawa ke kamarnya dan ditaruh di
atas meja, Mrs Brown (penutur B) memberikan respons dengan menjawab atau
menuturkan bahwa ia sedang mandi. Dalam aturan gramatikal tidak terdapat sama
sekali relasi antara ujaran Mr. and Mrs. Brown. Namun ketika dihubungkan
dengan konteks di luar teks, yaitu kegiatan partisipan Mrs. Brown yang sedang
mandi, partisipan Mr.Brown dapat memahami bahwa karena kegiatan yang belum
selesai dilakukan partisipan Mrs. Brown tersebut, partisipan Mrs. Brown tidak bisa
menerima dan menikmati jus jeruk pada saat percakapan terjadi. Pada dasarnya
tersebut. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa percakapan di atas merupakan
pada intinya yang dikaji dalam analisis wacana adalah makna kata-kata di dalam
melalui pengetahuan dunia fisik dan sosial serta faktor-faktor sosio psikologis
kata-kata tersebut diujarkan atau dituliskan pun menjadi bagian yang dianalisis
(Peccei, 1999; Yule, 1996 dalam Cutting, 2002). Peranan penting dan sangat
34
esensial dari konteks dalam sebuah teks untuk menafsirkan makna yang
Konteks juga merupakan konsep yang sangat dinamis dan bukan konsep
yang statis. Dengan demikian, konteks dipahami sebagai situasi yang selalu
a) Aspek pertama adalah isi, yaitu (1) aspek yang memperhatikan hal-hal
topik apa yang mengarah pada topik lain dan apa alasan yang
b) Aspek kedua adalah (1) organisasi topik dalam percakapan dan bagaimana
manipulasi secara tertutup: biasanya dalam bentuk tindak ujar tak langsung
(2) aspek formal percakapan. Fokus utama dalam aspek ini adalah hal-hal
2.3.5 Pramusaji
manusia sepanjang hidup. Industri penyajian makanan dan minuman adalah suatu
industri yang melayani kebutuhan orang lain yang jauh dari rumah atau kantor.
Perkembangan industri penyajian makanan dan minuman yang makin pesat ini di
industri tersebut, (3) pendidikan kejuruan di bidang restoran dan perhotelan a.l.
juru masak, pramusaji ( waiter dan waitress), (4) accounting dan chasier yang
dapat diawasi, (5) cara penciptaan fast food service untuk makanan Indonesia
yang dapat dihidangkan secara cepat, dan (6) manajemen yang terpadu secara
menyeluruh yang dapat memberikan kepuasan kepada para tamu (Arief, 2005:35).
pramusaji yang andal dan cekatan. Pramusaji adalah seseorang yang menyajikan
makanan dan minuman di dalam sebuah restoran atau bar, yang bertugas
menunggu para tamu, membuat para tamu merasa mendapat sambutan dengan
W.A., 2005:90—99).
berkaitan dengan tugasnya. Agar dapat berkomunikasi yang baik dan efektif
juga menyangkut kesatuan kerja, baik dengan rekan sekerja maupun dengan para
saat restoran beroperasi yang disusun dalam sebuah pedoman standar pekerjaan
berkomunikasi bahasa Inggris yang baik, lancar, dan efektif (Arief, 2005:57—70).
2) Mendudukkan tamu ‗sitting the guest‟: Take a sit please Mr. Brown.
3) Menuangkan air es
4) Memberikan daftar makanan dan minuman, makan siang dan makan malam,
6) Mengambil pesanan tamu „taking order‟ and writing the guest order: may I
7) Mengulangi pesanan ‗ repeat the order „ : may I repeat your order Sir ?
8) Mengantarkan pesanan
10) Menghidangkan makanan kepada tamu ‗service the guest‟: Excuse me, These
12) Tamu meninggalkan tempat ‗leaving the guest‟: Thank you for your coming
Sir. I hope you can enjoy your food in our restaurant. Thank you and have a
sebagai berikut.
makna dan tujuan karena kedua kata tersebut sama-sama menuntun mahasiswa ke
oleh siswa dengan bo-ok. Dengan tuntunan dosen maka dari bo-ok menjadi (buk)
dan banyak lagi kosakata atau kalimat yang sulit dikatakan oleh mahasiswa
karena terbiasa dengan bahasa ibu atau bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
38
a. Salam (Greetings)
kabar orang yang disapa. Di bawah ini, dicontohkan beberapa bahasa ekpresi
yang digunakan untuk memberikan salam. Selain itu bahasa ekpresi yang
a. Perkenalan diri
(Sadili, 1989: 105). Menurut kamus Oxford (1986: 123), conversation is a spoken
communication between two or more people. Conversations are the ideal form of
communication in some respects, since they allow people with different views on a
topic to learn from each other. Dari kutipan di atas, dapat digambarkan bahwa
terhadap hasil kesepakatan itu. Semua kesepakatan dari percakapan itu harus
cara yang paling mudah. Mahasiswa merasa senang terhadap mata kuliah bahasa
Inggris karena diajarkan melalui strategi, metode, atau teknik yang jauh lebih
mahasiswa sudah merasa senang, aktif, dan kreatif terhadap mata kuliah bahasa
1) Structural Conversation.
penggunaan bahasa tulisan, harus tepat dan benar dalam segi apa pun karena
berhubungan dengan waktu lampau, sekarang, dan akan datang. Selain itu,
pronoun, articles, dan bermacam bentuk kata : adjective, verbs, dan adverbs.
kalimat bahasa Inggris sesuai dengan tata bahasa Inggris agar menjadi baik dan
benar.
2) Functional Conversation.
Dialogue 1
Dialogue 2 :
Richard :By the way, will you come to my house this afternoon?
Diana :With my pleasure.
Richard :Waiter, give me two cups of coffee, please!
3) Situational Conversation
Dialogue 1
Rirchard : May I borrow your pen?
Diana : Yes, please!
Dialogue 2
Richard : By the way, will you come to my house this afternoon?
Diana : With my pleasure.
Richard : Waiter, give me two of coffee, please!
42
Lihat pada frasa 2 coffees – itu adalah salah satu contoh bagaimana
restoran, sudah biasa dikatakan 2 of coffees walaupun secara grammar hal tersebut
mahasiswa terlibat dalam komunikasi bahasa Inggris dalam mata kuliah bahasa
Inggris baik dalam bentuk dua arah (bersemuka), kelompok, mahasiswa dengan
ajar yang telah ditentukan sesuai dengan silabus dan buku ajar. Dengan demikian,
dilaksanakan dengan panduan atau petunjuk dan bimbingan dalam durasi panjang
dan singkat (Blowerk 2008: 103), baik di dalam maupun di luar ruangan belajar.
kenyataan yang ada di lapangan. Setiap pernyataan akan sangat berarti apabila
pribadi. Artinya realita itu muncul lebih banyak lagi bentuk ucapan lain yang
berulang.
Dalam hal ini, learning conversational English is not easy, especially for
those living in countries where English is not the first language for the speakers
maupun mahasiswa.
belajar yang tepat, dan lingkungan belajar yang baik. Tujuannya adalah dapat
melalui guided conversation terdapat delapan cara yang sering menjadi acuan
mahasiswa bisa menarik perhatian dan perlu adanya kajian lebih lanjut.
bahasa Inggris.
dosen bahasa Inggris, tetapi bisa juga diberikan oleh mahasiswa sambil
Conversation
lainnya ( listening skill, reading skill, dan writing kill) ke dalam bentuk speaking
yang baik. Dengan demikian, proses keterampilan berbicara bisa menjadi lebih
keterampilan berbicara bahasa asing (Brown and Yule, 1983: 120, Hyland, 1991:
justru harus melakukan lebih banyak komunikasi. Dalam hal ini membicarakan
b. Partisipasi
conversation tidak didominasi oleh individu atau sebagian kecil peserta yang bisa
dan harus berbicara untuk memperlancar diri sampai mahir. Tujuannya adalah
menggunakan kaedah bahasa yang baik, penggunaan tata bahasa yang jelas,
ucapan yang tepat, penggunaan kosakata yang benar, intonasi yang sempurna,
c. Tanggung Jawab
sesuai dengan kadar kemampuan. Dalam hal ini adalah kemampuan untuk
berbicara bahasa Inggris yang dilakukan secara berdiskusi atau berpasangan dan
simpel, ucapan yang tepat, dan mudah dimengerti oleh pendengar lainnya.
Artinya, mudah, teratur, dan tepat dalam berbicara. Dengan demikian, secara
yakni (a) practice your English as often as possible, (b) participate in any and all
class activities.(c) review both presents and old materials. (d) listen to the
directions at all times, (e) know your grammar, (f) know your English classroom
in order to fully understand what the teacher is saying and for you to be
mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai. Informasi itu dapat
berupa pendapat dosen, orang tua, kualitas buku, hasil penilaian, dan sikap
mahasiswa. Alat evaluasi dapat berupa tes, kuesioner, wawancara, dan observasi.
mahasiswa. Penilaian dapat dilakukan di antaranya melalui tes, penilaian diri, baik
Trianto (2011: 61) memberikan definisi tes sebagai alat yang digunakan
untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar mahasiswa berupa nilai yang diperoleh
dari pelaksanaan tes, sedangkan nontes adalah cara lain mengukur segala sesuatu
yang tidak teramati dalam proses belajar mengajar. Alat pengukuran nontes,
antara lain berupa pedoman observasi, skala sikap, daftar cek, catatan riwayat
kelakuan, dan jaringan sisiomentrik. Namun, untuk kemudahan dalam tulisan ini
sebagai proses, kompetensi lulusan sebagai hasil, kegiatan evaluasi terjadi, baik
kompetensi yang telah dilakukan oleh mahasiswa dalam bentuk hasil belajar yang
(practicity), yaitu apabila tes tersebut dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu
mahal, (2) keterandalan (reliability),yaitu apabila tes tersebut konsisten dan dapat
diandalkan, (3) validitas (validity), yaitu sejauh mana kesimpulan yang diperoleh
dari tes yang dilakukan tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang
ciri-ciri sebuah tes bahasa dan pitur-pitur tugas bahasa yang akan dilakukan
gaya dan register yang tepat, menggunakan raut wajah, gerakan dan bahasa tubuh,
action research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Burns, 2009: 6). Fokus PTK
adalah pada mahasiswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi
isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah ; (2)
PTK ini memiliki keunggulan antara lain (1) peneliti atau dosen tidak
perlu meninggalkan kelas atau pekerjaannya; (2) tidak memerlukan biaya yang
tinggi dan dapat dilakukan kapan saja; (3) hasil penelitian yang direncanakan
mereka dapat merasakan hasilnya; dan (5) treatment yang dilakukan memberikan
memperoleh pemahaman yang lebih tentang kelas, mahasiswa, dan diri sendiri
dikembangkan oleh para ahli lainnya. Adapun model yang dimaksud adalah (1)
Tindakan
Refleksi
Observasi
52
kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, terdapat empat aspek pokok, yaitu (1)
penyusunan rencana, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat aspek
pokok tersebut dikaji secara bertahap dan sistematis yang diterapkan dalam dua
siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Dimana dalam setiap siklus disajikan tiga kali
penyajian dan satu kali refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, sebagaimana dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
tamu dalam bentuk wacana lisan ( percakapan ), data wawancara, field note dalam
interaksi di kelas.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes mahasiswa pada saat melakukan
tes keterampilan berbicara dengan metode guided conversation, baik pada tes
awal (pratindakan ), tes akhir pada siklus I, tes akhir pada siklus II, dan kuesioner.
Setelah diperoleh hasil tes pratindakan dan hasil tes akhir siklus I dan siklus II
dicari nilai rerata ( mean ), nilai tengah ( median ) dan nilai yang paling sering
SIKLUS PTK
YANG DILAKUKAN SECARA BERULANG DALAM PROSES
PEMBELAJARAN MELALUI EMPAT TAHAPAN
( PLANING, ACTION, OBSERVASI, REFLEKSI, ( BURN, 2009 : 6 )
PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBICARA
BERDASARKAN EMPAT BERBICARA SEBAGAI
ASPEK; ASPEK KEFASIHAN TRANSAKSI
BERBAHASA, KETEPATAN
BERBAHASA, TATA BAHASA, ( TALKS AS TRANSACTION )
METODE PENYELESAIAN
TUGAS
HASIL PENELITIAN