Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS STRUKTURALISME DALAM NOVEL “LASKAR PELANGI” KARYA

ANDREA HIRATA

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Kajian Apresiasi Prosa Fiksi

Dosen Pengampu: Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum.

Oleh:

Kelompok 2 Kelas B:

1. Esti Yulandari (K1220032)


2. Galuh Kusumawati Sukarjo (K1220034)
3. Ifa Chairin Ananda (K1220036)
4. Natasya Putri Inayah (K1220052)
5. Sindhy Rahmania Anilasuri (K1220076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Analisis Strukturalisme Dalam Novel “Laskar
Pelangi” Karya Andrea Hirata” ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai yang diinginkan.
Adanya tujuan penulisan makalah ini yaitu dapat memenuhi tugas yang diberikan dosen pada
mata kuliah Kajian Apresiasi Prosa Fiksi.

Makalah ini memberikan informasi mengenai tentang sejumlah pengetahuan tentang


pendekatan strukturalisme dan analisis strukturalisme dalam novel Laskar Pelangi. Tidak lupa
penyusun juga mengcucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum. selaku dosen mata kuliah Kajian Apresiasi Prosa
Fiksi yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
2. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan
dukungan moril maupun materiil kepada penyusun.
3. Semua pihak yang telah membantu penyusun.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari
pembaca sangat diharapkan. Atas saran dan kritik pembaca, kami penyususn mengucapkan
terima kasih, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Surakarta, 04 Juni 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

2.1 Pendekatan Strukturalisme .......................................................................................... 6

2.2 Analisis Pendekatan Strukturalisme dalam Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea
Hirata.7

BAB III .................................................................................................................................... 13

PENUTUP................................................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek yang positif terhadap kehidupan manusia (Mursal Esten 1978:9). Sastra
merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia
dan kehidupan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Novel adalah salah satu
bentuk dari sebuah karya sastra. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang
kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam
sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan
pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung
dalam novel tersebut. Berdasarkan konsep novel diatas, novel dapat menggambarkan
realitas kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
memberikan nilai-nilai positif serta manfaat bagi pembaca. Salah satu hasil karya sastra
novel adalah “Laskar Pelangi”.
Novel Laskar Pelangi adalah sebuah novel yang dalam penggambaran cerita nya
sangat lekat dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahasa yang ringan dan
mudah dipahami menjadi salah satu daya tarik nya. Pada makalah ini penulis akan
melakukan kajian analisis dari novel tersebut dengan menggunakan pendekatan
strukturalisme. Ada banyak pendekatan yang bisa digunakan dalam proses mengkaji
karya sastra, diantaranya pendekatan antropologi, pendekatan feminisme, pendekatan
strukturalisme, dsb. Pendekatan Strukturalisme dimaknai sebagai suatu pendekatan
yang mengkaji sebuah karya sastra dari struktur nya, yang menyangkut beberapa unsur
pembangun baik unsur interinsik maupun unsur ekstrinsik. Keduanya akan pula dibahas
secara lebih lanjut dalam makalah ini. Mengenai bagaimana hasil analisis kami
terhadap novel Laskar Pelangi ini secara keseluruhan dengan pendekatan
strukturalisme.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:

4
1. Apa yang dimaksud pendekatan strukturalisme?
2. Bagaimana pendekatan strukturalisme dalam novel “Laskar Pelangi” karya
Andrea Hirata?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah:
1. Menjelaskan mengenai pendekatan strukturalisme.
2. Memaparkan analisis pendekatan strukturalisme dalam novel “Laskar Pelangi”
karya Andrea Hirata.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan Strukturalisme

Semua karya sastra, termasuk novel adalah struktur. Struktur tersebut memiliki
sistem unsur. Semua unsur yang ada didalam novel tersebut saling memiliki hubungan
timbal balik. Semua unsur tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena saling berkaitan
satu sama lain. Hal tersebut disebabkan satu unsur mempunyai peranan penting dalam
mendukung karya sastra. Jika satu unsur hilang, maka tidak akan tercipta karya sastra
yaitu novel. Strukturalisme sastra adalah pendekatan yang menekankan unsur intrinsik
yang membangun karya. Oleh sebab itu, dengan tidak adanya analisis melalui
struktural, makna intrinsik dalam suatu karya sastra tidak dapat tergali secara dalam.
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan Strukturalisme
Praha. Ia mendapat pengaruh langsung dari teori Saussure yang mengubah studi
linguistik dari pendekatan diakronik ke sinkronik. Studi linguistik tidak lagi ditekankan
padas sejarah perkembangannya, melainkan pada hubungan antarunsurnya. Masalah
unsur dan hubungan antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini.
Sebuah karya sastra juga memiliki sifat keotonomian, sehingga pembicaraan
terhadapnya juga tak perlu dikaitkan dengan hal-hal lain yang di luar karya itu
(Nurgiynantoro, 2012: 36).
Teeuw dalam Siswanto (2008:135) menyatakan, analisis struktural bertujuan
untuk membongkar dan memaparkan secara cermat, sedetail dan sedalam mungkin
keterkaitan dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural membahas tentang unsur
pembangun sebuah novel, unsur-unsur intrinsik yang ada didalam novel. Didalam unsur
intrinsik terdapat tema, penokohan, alur, setting, gaya bahasa, sudut pandang dan
amanat.

6
2.2 Analisis Pendekatan Strukturalisme dalam Novel “Laskar Pelangi” karya
Andrea Hirata.

Analisis pendekatan strukturalisme dalam novel yang berjudul ”Laskar Pelangi” karya
Andrea Hirata membahas mengenai unsur intrinsik pada novel tersebut, meliputi
berikut:

1. Tema
Tema dalam novel laskar pelangi yaitu perjuangan dan termasuk jenis tema
sosial, karena keseluruhan dari cerita banyak berhubungan dengan hubungan
manusia dengan masyarakat. Dimana dapat dilihat pada BAB 10 saat Lintang
terlambat berangkat ke sekolah. Ia menempuh jarak yang cukup jauh dengan
berbagai haling rintang yang dihadapinya. Hal ini dibuktikan denga kutipan bada
BAB 10 ini yakni:
“Dua belas meter “aku hanya sendirian. Jika ada orang lain aku berani lebih
frontal. Tahukah hewan ini pentingnya pendidikan? Aku tak berani leboh dekat.”
Berdasarkan kutipan tersebut begitu sangat jelas, bahwa Lintang berusaha
mealwan rasa takutnya demi bisa sampai dan belajar di sekolah.

2. Alur
Alur yang digunakan yaitu alur maju atau progresif. Alur laskar pelangi bisa
dikatakan tersusun sangat rapi peristiwa disusun secara kronologis berdasarkan
waktu kejadiannya, akan tetapi tidak jarang ada terjadi pengulangan kembali
(Flashback) untuk memperjelas permasalahan pokoknya. Tiap tiap peristiwa
mempunyai makna dalam fungsinya untuk menjelaskan konflik-konflik antara
pengarang dengan lingkungannya sehingga terwujudnya tema cerita yang
mendasarinya. Jadi dapat dikatakan adanya keterjalinan antara penokohan
membentuk peristiwa-peristiwa yang akhirnya membentuk sebauah tema. Secara
ringkas alur Laskar Pelangi dapat di kemukakan sebagai berikut. Cerita dibuka
dengan Pengenalan Situasi, kecemasan seorang guru dan perjuangan seorang anak
untuk menggapai cita-cita, setelah itu di dalam proses perjuangan itu terdapat
keterbatasan fisik, baik tertuju kepada sekolah maupun kepada fisik tokoh, serta
keadaan lingkungannya. Setelah itu, mulailah Pengungkapan Peristiwa awal yang
menimbulkan banyak pertetentangan maupun kesukaran bagi para tokohnya. Tokoh

7
lintang yang menemui kesukaran seperti menepuh sekolah yang jaraknya sangat
jauh, serta harus bertemu dengan buaya pada hampir setiap harinya. Penemuan
siswa berbakat seperti Lintang dan Mahar.
Setelah itu mulai menuju pada adanya konflik, ini hanya sebagai contoh kecil
dari keseluruhan konflik yang ditimbulkan. flo yang ingin menjadi seperti laki-laki
hingga terbentuknya perkumpulan mistis yang terdapat pertentangan manusia
dengan tuhannya oleh flo, mahar, dan tokoh lainnya. Akan tetapi, yang jelas konflik
bermula ketika antara pengarang mampu melihat realitas yang terjadi di belitong,
pengarang yang diperankan oleh tokoh aku dengan lingkungannya, perbedaan yang
sangat di dalam sarana dan prasarana pendidikan antara SD PN dengan SD
Muhammadiyah perbedaan itu tidak menjadikan semangat belajar Siswa SD
Muhammadiyah menjadi lemah. Terbukti berbagai perestasi yang dihasilkan oleh
Lintang dan Mahar pada acara karnaval 17 agustus dan lomba cerdas cermat, inilah
hal yang paling menegangkan sekalius membanggakan para orang tua, guru, dan
SD Muhammadiyah ketika lintang dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam
hitungan detik, ketika lintang mampu menjelaskan tentang teori sains kepada para
juri.
Konflik Ini Memuncak Peristiwa yang tidak terduga terjadi tokoh lintang
akhirnya harus berhenti sekolah dikarenakan bapaknya meninggal dan Trapani
yang sangat santun terhadap orang tua dan temannya akhirnya gila yang
digambarkan secara jelas dan sederhana. Flo, mahar dan anggotanya yang lain
ketika pergi untuk menemui seorang dukun terkenal ternyata harus rela
dikecewakan oleh berbagai ilmu mistis yang mereka pikirkan, ternyata pesan dari
dukun itu adalah kalau ingin pintar ya belajar. Akhir Cerita, pada bagian ini
berisi penjelasaan tentang nasib-nasib yang dialami para tokoh setelah mengalami
peristiwa puncak itu, konflik atau pertentangan yang terjadi telah mengantarkan
para tokoh mengalami perubahan nasib. Berawal dari pertentangan itulah, timbul
kesadaran baru, ikal yang berhasil melanjutkan cita-citanya sekolah ke luar negeri,
tapi menyedihkan untuk lintang yang jenius ternyata sekarang menjadi pekerja rodi.
mahar dan flo yang insyaf, flo menempuh perguruan tinggi di FKIP Universitas
Sriwijaya. Setelah lulus ia menjadi guru Tk di tanjong pandan dan mahar sibuk
mengajar dan mengorganisasikan berbagai kegiatan budaya. A kiong masuk islam
dan menjadi seorang muslim yang taat. Sahara dan Samson pun akhirnya menikah.
Syahdan yang menemukan keahliannya di bidang computer. Ia mendapatkan
8
beasiswa ke Kyoto University jepang dan akhirnya menduduki posisi sebagai
Information technology manager di sebuah perusahaan multinasional yang
terkemuka yang berpusat di tanggerang. Kucai yang menjadi seorang politisi
dengan gelar yang paling tinggi di bandingkan dengan tokoh yang lain.

3. Latar
Latar atau setting merupakan tempat, waktu dan suasana yang dijadikan sebagai
patokan penceritaan dalam sebuah novel. Pada novel Laskar Pelangi besutan
Andrea Hirata ini ada beberapa tempat, yang dijadikan latar, serta waktu
penceritaan dan suasana yang juga beragam.
a. Latar Tempat
• Di Pulau Belitung (secara keseluruhan)
• Di Sekolah Dasar Muhammadiyah (Hirata, 6 : 2006)
• Di bawah Pohon (Hirata, 159 : 2006)
• Di dalam Gua (Hirata, 396 : 2006)
b. Latar Waktu
• Sekitar tahun 2000-an

c. Latar Suasana
• Menyenangkan
• Mengharukan
• Menegangkan
• Sedih

4. Penokohan
Penokohan atau perwatakan ialah salah satu unsur interinsik yang harus ada
dalam sebuah novel. Hal ini bagaimana seorang penulis menggambarkan atau
membangun sifat dan karakter setiap tokoh yang berperan pada cerita tersebut.
Secara umum, ada sekitar sepuluh tokoh utama didalam novel laskar pelangi, yakni
Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, Akiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun.
Adapun penjabaran watak dan karakternya adalah sebagai berikut:
• Ikal

9
Tokoh yang merupakan penggambaran dari sosok Andrea Hirata saat kecil
digambarkan sebagai seorang yang pintar. Minat dan ketertarikan nya di
bidang sastra digambarkan dengan kegemarannya menulis puisi.
• Lintang
Adalah teman sebangku Ikal yang sangat jenius. Ia berasal dari keluarga
nelayan miskin yang tidak mempunyai perahu namun harus menghidupi 14
jiwa. Minatnya untuk sekolah sangat besar. Hal ini ditunjukkan sejak
pertama kali di sekolah dan selalu aktif di kelas. Namun, sangat disayangkan
cita-citanya untuk menjadi ahli matematika terpaksa harus ia korbankan.
Mengingat ia harus menggantikan peran ayahnya yang telah meninggal
sebagai tulang punggung keluarga.
• Sahara
Ialah satu-satunya anak gadis anggota sekolah Laskar Pelangi. Sifatnya
keras kepala, patuh terhadap agama, memiliki pendirian kuat, pandai dan
ramah.
• Mahar
Adalah sosok yang katanya paling tampan di antara anak laki-laki di sekolah
Laskar Pelangi, tubuhnya kurus dan berbakat di bidang seni. Saat dewasa,
sempat menganggur karena ibunya sakit-sakitan. Suatu hari nasib baik
menghampirinya, salah seorang petinggi mengajaknya membuat
dokumentasi permainan tradisional. Mahar juga berhasil meluncurkan novel
persahabatan.
• AKiong
Merupakan salah satu tokoh dalam novel Laskar Pelangi adalah keturunan
Tionghoa yang menjadikan Mahar sebagai suhunya. Meski buruk rupa,
namun baik hati dan suka menolong.
• Syahdan
Sebenarnya sosok Syahdan ini tidak terlalu menonjol dan tidak pernah
diperhatikan. Namun, ia mempunyai cita-cita menjadi aktor. Berkat kerja
kerasnya, ia berkesempatan menjadi aktor meskipun perannya kecil.
Akhirnya, karena bosan ia memutuskan kursus komputer dan menjadi
network designer.
• Kucai

10
Tokoh yang selalu dipercaya menjadi ketua kelas dalam setiap generasi
sekolah. Akibat kurang gizi, ia mengalami rabun jauh dan penglihatannya
melenceng. Sejak kecil mahir sebagai politikus dan saat dewasa menjadi
ketua fraksi DPRD Belitung.
• Borek
Adalah laki-laki yang ingin selalu tampil macho. Saat dewasa, ia bekerja
sebagai kuli.
• Trapani
Adalah pria tampan ini baik hati dan pandai. Namun, karena terlalu
bergantung dengan ibunya membuatnya tinggal di rumah sakit jiwa.
• Harun
Adalah tokoh dalam Laskar Pelangi yang mempunyai keterbelakangan
mental sehingga memulai sekolahnya terlambat. Ia memiliki sifat jenaka.

5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bagaimana seorang penulis memberikan ciri khusus pada
tulisan nya. Dalam novel ini Andrea Hirata menggunakan gaya bahasa sehari-hari
yang mudah dipahami, bahasa yang sederhana dan apa adanya dipadukan dengan
sedikit kiasan majas menambah kesan keseharian yang kental dalam novel ini.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang ialah bagaimana penulis memberikan gambaran pada cerita, ada
beberapa jenis sudut pandang, tapi yang sering kali digunakan ialah sudut pandang
orang pertama pelaku utama, yang mana dicirikan dengan kata aku, kami ataupun
saya, yang kedua sudut pandang orang ketiga, yang dicirikan dengan kata dia, ia,
ataupun menyebutkan nama.
Dalam Novel ini Sudut pandang yang digunakan ialah sudut pandang orang
pertama pelaku utama yang mana sosok Andrea Hirata menggambarkan kehidupan
dirinya sewaktu kecil yakni sebagai Ikal yang dialami dan dilihat dari perspektif
dirinya sendiri.

7. Amanat

11
Amanat yang terkandung dalam novel laskar pelangi yakni dalam novel ini
sangat menginspirasi yang mana semangat, gigih, pantang menyerah dalam
keadaan apapun. Sama halnya dengan ikal yang senantiasa semangat mengejar
pendidikan, walaupun ia tidak memiliki biaya dan perlengkapan sekolah yang
memadai. Tidak lupa kita juga harus bermimpi setinggi langit dan berusaha
mewujudkan mimpi tersebut dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras.
Kemiskinan dan kekurangan fasilitas pendidikan bukanlah suatu hal yang
menghambat terpuruknya seseorang untuk menempuh ilmu dan mempunyai
pandangan buruk tentang keadaan tentang serba sederhana. Semangat dan
pandangan hidup kedepan akan membuat seseorang mampu melampaui masa sulit
dalam menempuh pendidikan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendekatan strukturalisme dalam novel merupakan analisis yang bertujuan


untuk membongkar dan memaparkan secara cermat, sedetail dan sedalam mungkin
keterkaitan dan keterjalinan semua analisis aspek karya sastra. Pendekatan struktural
ini juga mengkaji tentang unsur pembangun novel yaitu unsur intrinsik yang ada di
dalam novel. Unsur intrinsik tersebut, yaitu terdapat tema, alur, latar tempat, latar
waktu, latar suasana, penokohan, gaya bahasa, sudut pandang, amanat. Hasil analisis
strukturalisme dalam novel Laskar Pelangi adalah novel ini bertema perjuangan dan
sosial. Alur yang digunakan yaitu alur maju atau progresif. Novel Laskar Pelangi secara
keseluruhan berlatar di Pulau Belitung sekitar tahun 2000-an dan berlatar suasana yang
menyenangkan, mengharukan, serta menegangkan. Terdapat tokoh Ikal, Lintang,
Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun yang semuanya
memiliki keunikan karakter masing-masing. Gaya bahasa yang digunakan adalah
bahasa sehari-hari dan bersudut pandang orang pertama pelaku utama. Amanat yang
dapat diambil dalam novel ini banyak sekali, sebagai contoh kita harus selalu semangat,
gigih, dan pantang menyerah dalam keadaan apapun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2022. Unsur Interinsik Novel Laskar Pelangi, Berikut Penjelasan Lengkapnya.
https://m.merdeka.com/jabar/unsur-intrinsik-novel-laskar-pelangi-berikut-
penjelasannya-kln.html diakses Sabtu, 04 Juni 2022.
http://eprints.umm.ac.id/
Julianti, 2020. Teori Pendekatan Struktural Pada Karya Sastra.
https://www.rancah.com/pendidikan/76250/teori-pendekatan-struktural-dalam-karya-
sastra/ diakses Minggu, 5 Juni 2022.
Talitha Tasya. (2021). Resensi Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata.
https://www.gramedia.com/best-seller/resensi-novel-laskar-pelangi-karya-andrea-
hirata/amp/ diakses pada 6 Juni 2022.
Ridwan, 2016. Pendekatan Strukturalisme Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya
Asma Nadia. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/7537-Full_Text.pdf diakses
Sabtu, 4 Juni 2022.

14

Anda mungkin juga menyukai