Anda di halaman 1dari 12

NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan p-ISSN: 2715-114X

Volume 2, Issue 2, November 2021 e-ISSN: 2723-4649


Homepage: ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/nusra

ANALISIS STRUKTURALISME DINAMIK PADA CERPEN “ROBOHNYA


SURAU KAMI” KARYA A.A. NAVIS

Hollysa Andini
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Institut PendidikanNusantara Global, Praya - NTB,
Indonesia 83511
*Corresponding author email: icokk22jinyesever@gmail.com

Article History ABSTRAK


Received: 14 November 2021 The purpose of this study was to determine the dynamic
Revised: 17 November 2021 structuralism in the short story entitled "Robohnya Surau Kami"
Published: 30 November 2021 by A.A Navis. This type of research was library research or
literature study. Data collection techniques used library
techniques which were carried out through several stages,
namely: collecting materials, reading, making notes, and
analyzing the data. Data analysis that used in this study was
descriptive analytic technique. The results of the study indicate
that the dynamic structuralism of the short story was Robohnya
Rumah Kami was interpreted as the collapse and fall of human
faith in God which is marked by the character's decision to
commit suicide as a way out of the problem which is basically
forbidden by God.

Keywords: Strukturalisme dinamik, Unsur ekstrinsik, cerpen,


Sastra

LATAR BELAKANG
Sastra merupakan kata serapan dari ini budaya membaca sudah mulai
bahasa Sansekerta yang berarti “teks yang dikembangkan baik oleh siswa sekolah
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari maupun masyarakat luas. Untuk mendukung
kata dasar sas yang berarti “instruksi” atau budaya membaca ini, khususnya di bidang
“ujaran”. Kata ini biasa digunakan untuk pendidikan (instansi formal) pemerintah
merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah sudah membangun banyak perpustakaan.
jenis tulisan yang memiliki arti atau Sekian banyak buku yang disediakan di
keindahan tertentu (Wikipedia, 2017). Untuk dalam tempat tersebut, mulai dari buku
lebih memahami isi dan unsur-unsur yang pelajaran samapai karya sastra baik berupa
ada dalam sebuah karya sastra maka haruslah puisi ataupun prosa. Jenis prosa yang paling
kita sebagai penikmat untuk lebih giat banyak diminati oleh para pembaca adalah
membaca. Selain itu juga, dengan membaca cerpen. Cerpen adalah singkatan dari cerita
secara tidak langsung akan mengapresiasi pendek. Dalam Kamus Besar Bahasa
penulis-penulis karya sastra dalam Indonesia (1995), yang dimaksud cerita
memproduksi karya-karya selanjutnya. Saat pendek (cerpen) adalah kisahan pendek yang
Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 157
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

kurang dari 10.000 kata yang memberikan Keseluruhan akan lebih berarti dibanding
kesan tunggal yang dominan dan bagian atau fragmen struktur.
memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu Adapun spesifikasi teori yang akan
situasi. Cerpen juga merupakan suatu bentuk dibahas, yaitu Strukturalisme Dinamik.
prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan Kutha Ratna (2006) lahirnya strukturalisme
langsung pada tujuannya (Wikipedia, 2017). dinamik didasarkan atas kelemahan-
kelemahan strukturalisme sebagaimana yang
Artikel ini akan membahas tentang dianggap sebagai perkembangan kemudian
salah satu jenis prosa yang berbentuk cerpen. formalisme, penyempurnaan ini semata-mata
Cerpen yang dianalisis adalah cerpen dengan memberikan intensitas terhadap unsur
judul “ Robohnya Surau Kami ” karya A. A intrinsik, yang sendirinya melupakan aspek-
Navis. Dipilihnya cerpen tersebut sebagai aspek ekstrinsiknya. Strukturalisme dinamik
subyek analisis adalah selain karena dikemukakan oleh Mukarovsky dan Felik
kemahsyuran judul cerpennya juga cerita Vodicka.
yang disajikan sangat mudah dipahami Strukturalisme dinamik yang
sehingga apa yang ingin disampaikan oleh merupakan pengembangan dari strkturalisme
pengarang tersalurkan dengan maksimal murni atau klasik, tidak berbeda dari
kepada pembaca. strukturalisme genetik yang mengakui
Salah satu teori sastra yang keterlibatan unsur ekstrinsik dalam sebuah
digunakan untuk membedah atau mengalisis karya sastra baik itu berupa subyektif dari
sebuah karya sastra dan akan menjadi fokus pengarang, sejarah serta lingkungan sosial,
utama dalam artikel ini adalah Teori tetapi tetap sentral penelitian ada pada karya
Struktural. Dalam Nurgiantoro (2005), satra itu sendiri. Namun, terdapat perbedaan
Strukturalisme dapat dipandang sebagai yang sangat mencolok antara strukturalisme
salah satu pendekatan kesastraan yang genetik dan strukturalisme dinamik , yaitu
menekankan pada kajian hubungan terletak pada subyek yang diteliti.
antaraunsur pembangun karya yang Strukturalisme dinamik lebih menekankan
bersangkutan. Jadi, strukturalisme pada karya-karya yang sudah terdaftar
disamakan dengan pendekatan objektif. sebagai pemenang, karya agung dan
Strukturalis pada dasarnya mendunia. Walaupun demikian,
merupakan cara berpikir tentang dunia yang sturkturalisme dinamik lebih fleksibel dalam
terutama berhubungan dengan tanggapan dan menerapkan teori penelitian. Dengan kata
deskripsi struktur-struktur. Dalam pandangan lain, struturalisme dinamik tidak menutup
ini, karya sastra diasumsikan sebagai diri dalam penerepan teori-teorinya.
fenomena yang memiliki struktur yang Penerapan teori-teori dalam analisinya bisa
saling terkait satu sama lain. Kodrat struktur merupakan gabungan dari beberapa teori
itu akan bermakna apabila dihuubungkan lainnya.
dengan struktur lain. Struktur tersebut Selain otonom karya sastra tersebut
memiliki bagian yang kompleks sehingga juga bisa digabungkan dengan semiotik
pemaknaan harus diarahkan ke dalam (sistem tanda). Kajian otonom karya sastra
hubungan antarunsur secara keseluruhan. tetap dilakukan secara intrinsik dan kajian
semiotik akan merepresentasikan teks sastra

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 158
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

sebagai ekspresi gagasan, pemikiran, dan dibutuhkan, (4) mengolah data-data ke dalam
cita-cita pengarang. Gagasan tersebut bentuk analisis.
dimanifestasikan dalam tanda-tanda khusus.
Kepaduan antara struktur otonom dan tanda Sumber data berupa sumber data
ini, merupakan wujud bahwa struktur karya primer dan sumber data sekunder. Sumber
sastra bersifat dinamik (Endraswara, 2013). data primer merupakan sumber data pokok
Pemeran utama dalam kedinamisan yang langsung dikumpulkan peneliti, dalam
kajian ini adalah seorang pembaca. hal ini yang menjadi sumber data primer
Pembacalah yang mampu masuk ke dalam penelitian ini adalah buku berupa cerpen
karya tersebut dan pemberi tanda-tanda yang menjadi objek penelitian. Sedangkan,
bermakna untuk karya sastra. Sayuti sumber data sekunder penelitian ini berupa
(1994:89) dalam Endraswara mengatakan referensi-referensi lain baik dalam bentuk
tugas seorang peneliti strukturalisme buku atau penelitian relevan yang dapat
dinamik ada dua, yaitu (1) menjelaskan menunjang dan mendukung penelitian ini.
karya sastra sebagai struktur berdasarkan Teknik pengumpulan data menggunakan
unsur-unsur yang membentuknya, (2) teknik dokumentasi dan teknik analisis data
menjelaskan kaitan antara pengarang, menggunakan teknik deskriptif analitik.
realitas, karya sastra dan pembaca.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Endraswara (2013) bahwa penelitian
struturalisme dinamik, mencakup dua hal Cerpen “Robohnya Surau Kami”
yaitu: (1) membedah karya sastra yang karya A.A. Navis ini merupakan salah satu
merupakan tamilan pikiran, pandangan dan cerpen yang sangat menarik. Dalam cerpen
konsep dunia dari pengarang itu sendiri ini, pengarang menggunakan bahasa yang
dengan menggunakan bahasa sebagai tanda sederhana dan mudah dipahami oleh para
(ikonik, simbolik dan indeksiakal) dari pembaca.
beragam makna; (2) analisis teks sastra yang
berkaitan dengan pengarang dengan realitas
lingkungannya. SINOPSIS CERPEN ROBOHNYA SURAU
KAMI
METODE PENELITIAN
Karya A. A Navis
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kepustakaan atau sering disebut Alkisah sebuah gubuk dengan surau yang
studi pustaka. Studi pustaka merupakan tekah terbengkalai dan ditinggal
penelitian yang dilakukan dengan membaca penghuninya. Dahulu surau itu bukanlah
buku atau sumber data lainnya untuk hanya sekedar bangunan tak bermanfaat.
mgnhimpun data dari berbagai literatur. Seorang lelaki tua yang biasa dipanggil
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada Kakek menjadi peneman setia surau itu.
penelitian ini, yaitu (1) peneliti Kakek adalah sesosok pria yang sangat taat
mengumpulkan bahan penelitian, (2) peneliti beribadat, selalu setia membangunkan warga
membaca bahan kepustakaan yang untuk shalat. Suatu hari wajah kakek terlihat
merupakan objek penelitian, (3) membuat tidak seperti biasanya, murung, tertekuk dan
catatan penelitian berupa data-data yang tanpa senyum sedikitpun tergambar di wajah

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 159
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

keriputnya. Dengan rasa penasaran yang kewajiban duniapun harus dikerjakan. Haji
sangat kuat tokoh aku akhirnya Saleh dan kaumnya adalah mereka-mereka
memberanikan diri bertanya ada gerangan yang telah menelantankan keluarganya dan
apa yang membuat kakek bermuram durja membiarkan mereka semua terkubur dalam
seperti itu. kemiskinan dan ketidakberkecukupan.

Akhirnya, kakekpun mengisahkan cerita di Tuhan berkata bahwa apa yang sudah
balik wajah tertekuk itu. Ajo Sidi ternyata dilakukan umat-umatNya itu adalah hal yang
biang keladinya. Ajo Sidi adalah seorang sangat egois sehinggan Haji Salehpun
warga yang senang sekali membual. Suatu menerima keputusan Tuhannya dengan
ketika Ajo Sidi bercerita pada Kakek kisah berlapang dada. Kisah inilah yang
seseorang bernama Haji Saleh yang mengganggu pikiran kakek dan sangat tidak
hidupnya selalu mendahalukan Tuhannya diterimanya. Runtuhlah iman sang Kakek.
daripada yang lain. Rajin beribadat dan Pagi setelah cerita itu, Kakekpun ditemukan
selalu menjalankan semua perintah dann bunuh diri dengan menggorok lehernya
menjauhi semua larangan Tuhannya. Sampai menggunakan pisau cukur yang sudah diasah
akhirnya Haji Saleh meninggal dunia dan terlebih dahulu. Tokoh akupun berlari ke
tibalah saat penimbangan amal ibadah di rumah Aji Sidi untuk meminta
akhirat. Haji Saleh dengan sombong dan pertanggungjwabannya tetapi terlambat, Aji
angkuhnya berjalan menghadap Tuhan. Ia Sidi sudah pergi untuk bekerja.
sangat yakin akan apa yang sudah dia
kerjakan selama di dunia akan membawanya Strukturalisme dinamik menekankan
masuk ke surga. bahwa dalam sebuah karya sastra tidak
hanya terdapat unsur intrinsik, tetapi juga
Tuhanpun mulai bertanya pada Haji Saleh, terdapat unsur ekstrinsik. Berikut akan
dan dia menjawab dengan lantang dan dijabarkan unsur instrinsik cerpen
optimis bahwa apa yang dilakukannya “Robohnya Surau Kami” terlebih dahulu.
semata-mata untuk Tuhannya. Namun, akhir
yang mengejutkan didapatkannya, bukan 1. Tema
surga yang diidam-idamkan melainkan Tema dapat dijadikan sebagai dasar
neraka jahannamlah yang didapatkan oleh dari keseluruhan cerita dalam sebuah karya
Haji Saleh. Haji Saleh tidak terima dengan sastra.
keputusan Tuhannya, diapun mengajak
penghuni neraka yang sekaum dengannnya Tema dari cerpen “Robohnya Surau
berdemo mendatangi Tuhan kembali guna Kami” ini adalah kurangnya iman seorang
bertanya alasan apa yang membuat dia dan manusia. Yang dalam hal ini dibuktikan
beberapa orang yang selama hidupnya sangat dengan tokoh kakek yang dengan
taat kepada Tuhan malah dimasukkan ke mudahnya terpengaruh oleh sebuah cerita
neraka. Tuhanpun menjawab dengan tegas gurauan Ajo Sidi yang mengilustrasikan
bahwa mereka semua dimasukkan ke dalam tentang bagaimana gambaran kehidupan
neraka karena telah lalai dalam menjalankan di akhirat. Di dalam cerita gurauan
kewajibannya, bukan hanya kewajiban tersebut, Ajo Sidi mengatakan bahwa
akhirat yang harus dilakukan tetapi tidak semua orang yang rajin beribadah di

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 160
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

dunia akan langsung masuk surga di denganmenumpang bis, Tuan akan


akhirat kelak, terlebih apabila selama di berhenti di dekat pasar...... (hlm. 1)
dunia ia melalaikan kewajibannya “ ......... suatu kali aku datang pula
mengurus dan menafkahi keluarganya. mengupah kakek. Biasanya Kakek
Di akhir cerita dari cerpen tersebut, gembira menerimaku, karena aku
tokoh kakek mati bunuh diri. Ia dengan suka memberinya uang ......(hlm. 2)
mudahnya terpengaruh oleh cerita
gurauan tersebut. Hal ini menjadi bukti Selain sebagai pembuka cerita tokoh
bahwa betapa lemahnya iman seorang ini juga memiliki sifat yang begitu ingin tahu
manusia akan keyakinannya kepada urusan orang lain. berikut kutipannya.
Tuhan. “ .........tidak pernh aku melihat Kakek
2. Tokoh dan Penokohan begitu durja dan belum pernah
Karakter dalam sebuah karya sastra salamku tak disahutinya seperti saat
baik prosa dan drama sangat bertalian erat ini. Kemudian aku duduk di
dengan tokoh atau orang yang berperan sampingnya san aku jamah pisau itu.
dalam cerita tersebut, artinya, tokoh inilah Dan aku tanya Kakek, “Pisau siapa,
yang akan mengalami peristiwa-peristiwa, Kek?’ rasa penasarankupun semakin
kesukaran-kesukaran dalam cerita dan menggelayuti, semakin nyinyir pula
diberikan sifat-sifat tertentu oleh aku bertanya pada Kakek ...........
pengarangnya. (hlm. 3-4)

Dalam cerpen Robohnya Surau Kami, Kutipan di atas tokoh Aku merupakan
terdapat beberapa tokoh yang menjadi sentral seorang pemuda desa yang rasa ingin
ceritanya. Tokoh-tokoh tersebut adalah Aku, tahunya sangat tinggi tetapi juga pendengar
Kakek, Ajo Sidi, dan Haji Saleh. Berikut yang sangat baik. Dia sangat penasaran
dengan kisah perubahan wajah kakek yang
penjabaran tokoh-tokoh dan penokohannya :
biasanya sangat bersahabat dan ramah
1) Tokoh Aku padanya tetapi suatu hari bertemu terlihat
murung dan durja. Karena rasa penasarannya
Tokoh yang memulai kisah cerita inilah akhirya Ia bertanya begitu banyak
dengan penggambaran pertama berupa pada kakek selayaknya seorang polisi yang
keadaan surau di desanya yang kini telah menginterogasi pelaku kejahatan.
terbengkalai dan lambat alun rusak termakan
usia. Pengarang memberikan karakter yang 2) Kakek
dapat membuka kisah secara keseluruhan
Tokoh ini adalah seorang lelaki tua
dari cerpen Robohnya Surau Kami ini.
renta yang mengabdikan dirinya sebagi
Kutipan pertama di bawah ini akan penjaga suaru atau biasa disebut garin.
menunjukkan tokoh Aku sebagai pembuka Beliau juga sangat terkenal sebagai tukang
dalam cerita ini. asah pisau. Kakek memliki karakter yang
sangat baik dan tidak mengharapkan bayaran
“ kalau beberapa tahun yang lalu apabila warga kampungnya meminta untuk
Tuan datangke kota kelahiranku mengasah pisau, walau hanya dibayar

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 161
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

dengan senyuman tidak menuyurutkan ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia
niatnya untuk berbuat baik. Berikut kutipan lagi. Aku senang mendengar
yang menunjukkan karakter tokoh kakek. bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat
orang-orang dengan bualannya yang
“Sebagai penjaga surau, Kakek tidak aneh-aneh sepanjang hari……..”
mendapat apa-apa. Ia hidup dari (hlm. 3)
sedekah yang dipungutnya sekali
seJumat. Sekali enam bulan ia Kutipan di atas membuktikan
mendapat seperempat dari hasil kepandaian Ajo Sidi dalam membual.
pemunggahan ikan mas dari kolam Dengan bualannya ia mampu menghasut
itu. Dan sekali setahun orang-orang seseorang menjadi percaya.
mengantarkan fitrah Id kepadanya.
Tapi sebagai garin ia tak begitu 4) Haji Saleh
dikenal………” (hlm. 1-2) Seseorang yang digambarkan oleh Ajo
Sidi di dalam ceritanya. Haji Saleh
Tidak hanya seorang yang sangat taat
merupakan orang yang taat dan patuh
beribadat, selalu menyembah dan memuji
menjalankan perintah tuhan semasa
Tuhannya, tokoh kakek juga hanyalah
hidupnya. Hal tersebut terlihat pada kutipan
manusia biasa yang dengan sangat
di bawah ini.
mudahnya terpengaruh oleh cerita-cerita
yang ia dengar terlepas apakah cerita yang “…… Haji Saleh itu tersenyum-
benar adanya atau sekedar bualan. Seperti senyumsaja, karena ia sudah begitu
pada kutipan di bawah ini. yakin akan dimasukkan ke surga.
Kedua tangannya ditopangkan di
“……. Kakek begitu durja dan belum
pinggang sambil membusungkan
pernah salamku tak disahutinya
dada dan menekurkan kepala ke
seperti saat itu. Kemudian aku duduk
kuduk….. “
di sampingnya dan aku jamah pisau
“Akhirnya sampailah giliran Haji
itu…..” (hlm. 3)
Saleh. Sambil tersenyum bangga ia
Kutipan di atas menggambarkan menyembah Tuhan. Lalu Tuhan
keadaan Kakek yang tiba-tiba terdiam. Hal mengajukan pertanyaan pertama.
itu diakibatkan oleh cerita yang disampaikan ‘engkau?’ ‘aku Saleh. Tapi karena
Ajo Sidi. aku sudah ke Mekah, Haji Saleh
namaku’. ‘Aku tidak tanya nama.
3) Ajo Sidi Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya
buat engkau di dunia.’ ‘Ya, Tuhanku.’
Ajo Sidi merupakan warga yang
‘Apa kerjamu di dunia?’ ‘Aku
tinggal di lingkungan surau tempat Kakek
menyembah engkau selalu, Tuhanku.’
bekerja sebagai garin. Ajo Sidi dikenal
‘Lain?’ ‘setiap hari, setiap malam.
sebagai seorang yang pandai membual. Hal
Bahkan setiap masa aku menyebut-
itu terbukti dari kutipan di bawah ini.
nyebut nama-Mu.’ ‘Lain?’ ‘segala
“….. maka aku ingat Ajo Sidi, si tegah-Mu kuhentikan, Tuhanku. Tak
pembual itu. Sudah lama aku tak pernah aku berbuat jahat, walaupun
Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 162
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

dunia seluruhnya penuh oleh dosa- oleh pengarang. Namun, terdapat implikasi
dosa yang dihumbalangkan iblis rentetan peristiwa yang terjadi pada cerpen
laknat itu.’ ‘Lain?’ ‘sudah tersebut. Perhatikan kutipan berikut ini.
kuceritakan semuanya, o , Tuhanku.
Tapi kalau ada yang aku lupa “pada suatu waktu”
katakan, aku pun bersyukur karena “jika tuan datang sekarang, hanya
Engkaulah yang Mahatahu.’ Dan akan menjumpai gambaran yang
malaikat dengan sigapnya menjewer mengesankan suatu kebencian yang
Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak bakal roboh…. “
mengerti kenapa ia dibawa ke “suatu hari aku datang pula
mengupah kepada kakek” (hlm. 8)
neraka.” (hlm. 6-8)
“sedari mudaku aku di sini, bukan?...”
Kutipan di atas menjelaskan bahwa. (hlm. 10)
Meskipun telah melakukan segala perintah
Allah SWT., belum tentu bisa secara 3) Latar Sosial
langsung masuk ke surga.
Latar sosial yang digambarkan oleh
3. Latar pengarang pada cerpen Robohnya Surau
Kami adalah gambaran masyarakat yang
Latar atau setting yang disebut juga masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial
sebagai landasan tumpu, menyaran pada seperti, saling tolong menolong antar
pengertian tempat, hubungan waktu, dan sesama. Hal itu diperlihatkan pada kutipan di
lingkungan sosial tempat terjadinya bawah ini.
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
“…ia lebih dikenal sebagai pengasah
1) Latar Tempat pisau. Karena ia begitu mahir dengan
Latar tempat secara keseluruhan cerpen pekerjaannya itu. Orang-orang suka
Robohnya Surau Kami adalah di lingkungan minta tolong kepadanya, sedang ia tak
surau. Hal tersebut tampak pada kuitpan pernah meminta imbalan apa-apa.”
berikut. (hlm. 2)

“….. Dan di ujung jalan nanti akan 4. Alur


tuan temuisebuah surau tua. Di
depannya ada kolam ikan, yang Alur pada cerpen Robohnya Surau
airnya mengalir melalui empat buah Kami menggunakan alur mundur
pancuran mandi.” (hlm. 1) (flashback). Hal tersebut dilakukan
pengarang agar mendapatkan keindahan dari
Kutipan di atas menggambarkan letak cerita tersebut. Alur mundur pada cerpen
kediaman Kakek yang menjadi seorang tersebut, dimulai dari pengulangan cerita
garin di surau tua tersebut. yang dilakukan oleh tokoh Aku dari prolog
cerita hingga akhir. Tokoh Aku
2) Latar Waktu
menceritakan kembali bagaimana tokoh
Latar waktu pada cerpen robohnya Kakek sang penjaga surau tua bunuh diri
surau kami tidak dijelaskan secara eksplisit
Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 163
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

dengan pisau pencukur milik seorang warga. berakal dan berbudi tidak boleh serta merta
Perhatikan kutipan berikut ini. menerima informasi dari orang lain secara
keseluruhan tanpa ditelaah dan dipikirkan
“demikianlah cerita Ajo Sidi yang terlebih dahulu.
kudengar dari Kakek.”
“dan besoknya, ketika aku mau turun Langkah selanjutnya adalah mengkaji
rumah pagi-pagi, istriku berkata apa kehidupan sosial budaya pengarang, latar
aku tak pergi menjenguk. ‘siapa yang belakang sosial dan sejarang turut
meninggal?’ tanyaku kaget. ‘Kakek.’ mengkondisikan karya sastra saat diciptakan
‘ya. Tadi subuh Kakek kedapatan oleh pengarang. Berikut ini akan dirincikan
mati di suraunya dalam keadaan yang bagaimana kehidupan sosial dan latar
mengerikan sekali. Ia menggoroh belakang serta sejarah terlahirnya cerpen
lehernya dengan pisau cukur.” (hlm. Robohnya Surau Kami karya A.A Navis:
12-13)
1. Kehidupan Sosial

Haji Ali Akbar Navis atau lebih dikenal


5. Amanat dengan nama A.A Navis adalah
Secara umum, amanat (moral) dalam Seorang sastrawan dan budayawan terkemuk
cerpen Rubuhnya Surau Kami adalah sebagai a di Indonesia. Lahir pada tanggal 17
seornag manusia hendaknya memiliki iman November 1924 di Padangpanjang, Sumatra
yang kuat, tetap berada pada jalur agama dan Barat. Ia menjadikan menulis sebagai alat
jangan pernah merasa menjadi orang yang dalam kehidupannya. Karyanya yang
paling baik dan merasa bahwa apa yang terkenal adalah cerita pendek Robohnya
dilakukan selalu benar. Namun, pada Surau Kami. Navis 'Sang Pencemooh' adalah
kenyataannya apa yang dilakukan sosok yang ceplas-ceplos, apa adanya.
merupakan seuah keegoisan dan Kritik-kritik sosialnya mengalir apa adanya
mengacuhkan orang lain. Seperti halnya untuk membangunkan kesadaran setiap
dalam cerita ini, Kakek dan Haji Saleh, dua pribadi, agar hidup lebih bermakna. Ia selalu
tokoh yang merasa apa yang silakukan di mengatakan yang hitam itu hitam dan yang
dunia hanya menyembah Tuhannya, taat putih itu putih. Ia amat gelisah
beribadat erupakan sesuatu yang sangat baik melihat negeri ini digerogoti para koruptor.
padahal hal tersebut malah membawa Berbeda dengan kebanyakan putra
mereka ke jalan neraka. Hal ini dikarenakan Minangkabau yang senang merantau, A.A
kedua tokoh tersebut beribadat hanya untuk Navis telah memateri dirinya untuk tetap
dirinya sendiri tanpa mempedulikan tinggal ditanah kelahiranya, ia berpendapat
kesejahteraan keluarga bahkan bahwa merantau hanyalah soal pindah
menelantarkan mereka dan menganiaya tempat dan lingkungan, tetapi yang
dengan kemiskinan. menentukan keberhasilan tetaplah
Selain itu, tokoh Kakek dalam cerpen kreativitas.
tersebut tidak patut untuk ditiru, yaitu 2. Latar Belakang Sosial
menyelesaikan masalah dengan bunuh diri.
Alangakh baiknya, sebagai manusi aynag
Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 164
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

A.A Navis merupakan seorang seniman merupakan tempat manusia khususnya umat
yang perspektif pemikirannya jauh kedepan, muslim beribadah seperti shalat, mengaji
Karyanya Robohnya Surau Kami, juga dsb. Ketika seseorang lebih sering
mencerminkan perspektif pemikiran ini. melakukan ibadah tempat ini (surau, masjid)
Yang roboh itu bukan dalam pengertian maka secara tidak langsung akan diibaratkan
fisik, tetapi tata nilai. Hal yang terjadi saat seseorang yang sangat kuat imannya, taat
ini di negeri ini. Ia memang sosok pada perintah Tuhan dan rajin beribadah.
budayawan besar, kreatif, produktif, Dari judul tersebut menunjukkan tingkat
konsisten dan jujur pada dirinya sendiri. keimanan dan ketaqwaan manusia terhadap
Tuhannya. Namun, keimanan dan ketaqwaan
3. Sejarah
tersebut telah runtuh, jatuh dan tidak dapat
Sehubungan dengan kehidupan sosial bertahan lagi. Roboh yang dimaksud
dan latar belakang sosialnya tema yang bukannya roboh dalam keadaan fisik
muncul dalam karya A.A Navis biasanya melainkan tata nilai dari keimanan dan
bernafaskan kedaerahan dan keagamaan ketaqwaan manusia itu.
sekitar masyarakat Minangkabau Seperti
Keruntuhan iman ini ditandai dengan
yang diketahui bahwa strukturalisme
tokoh Kakek yang merupakan seorang garin
dinamik juga menekankan pada unsur
(marbot) yang merelakan seluruh hidupnya
ekstrinsik dari karya sastra. Dalam bagian
mengurus surau, membangunkan semua
analisis strukturalisme dinamik ini akan
orang dengan adzan yang dikumandangkan
dibahas tentang simbol-simbol yang
serta sangat rajin menyembah Tuhan dengan
diungkapkan melalui bahasa, analisis
shalat dan berpuasa tetapi semua itu runtuh
psikologi baik dari sudut pandangan
dan tidak dapat dipertahankan lagi hanya
pengarang maupun pembaca yang terdapat
karena cerita yang menurutnya sangat tidak
dalam cerpern “ Robohnya Surau Kami “
masuk akal namun melukai hati dan
karya A. A Navis. Berikut penjabarannya.
pikirannya sehingga tokoh kakek
1. Makna “Robohnya Surau Kami”. memutuskan untuk mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri, padahal dalam semua
Sifat strukturalisme dinamik yang agama, bunuh diri adalah perbuatan yang
fleksibel dengan teori-teori lain. Teori yang sangat dilaknat Tuhan dan sanksi akhirat
dikaitkan dalam analisis ini adalah teori adalah Neraka.
semiotik yang dititik bertakan pada simbol.
Simbol yaitu tanda yang memiliki hubungan Jadi, Robohnya Surau Kami ini dapat
makna dengan yang ditandakan bersifat dimaknai dengan rusak dan jatuhnya
arbiter, sesuai dengan konvensi suatu keimanan dan ketaqwaan manusia hanya
lingkungan sosial tertentu (Endraswara, karena menyelesaikan masalah dengan jalan
2013). sesat dan sangat tidak disukai oleh Tuhan,
yaitu dengan bunuh diri.
Dilihat dari judul saja sudah mampu
menunjukkan sebuah simbol yang akan 2. Psikologi pengarang
diungkapkan makna di baliknya. Robohnya
Pengarang yang dikenal dengan “sang
Surau Kami, dari judul ini yang menjadi
pencemooh” merupakan seseorng yang
simbol adalah kata “surau”. Surau
Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 165
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

sangat kritis, kreatif produktif dan memilki “kalau ada, kenapa engkau biarkan
perspektif pemikiran jauh ke depan. Hal itu dirimu melarat, hingga anak cucumu
dibuktikan dengan karya-karya yang sangat teraniaya semua. Sedang harta
fenomenal. Salah satunya adalah Robohnya bendamu kaubiarkan ornag lain
Surau Kami, kisah yang memutarbalikkan mengambilnya untuk anak cucu
pemikiran awam tentang keimanan. Semua mereka. Dan engkau lebih suka
orang beranggapan bahwa apabila di dunia berkelahi antara kamu snediri, saling
sudah melakukan perintah Tuhan dengan menipu, saling memeras. Aku beri
berhaji, shalat lima waktu sehari semalam negeri yang kaya raya, tapi kau malas.
dan menyibukkan diri di tempat ibadah maka Kau lebih suka beribadat saja, karena
secara otomatis akan masuk surga, tetapi beribadat tidak mengeluarkan peluh,
dalam cerita ini hal tersebut dirontokkan, tidak membanting tulang. Sedang aku
bukannya surga yang didapat melainkan menyuruh engkau semuanya beramal
mereka dijebloskan ke “penjara Tuhan” kalau engkau miskin. Engakau kira
neraka karena pemikiran mereka tentang aku ini suka pujian, mabuk disembah
akhirat tersebut telah melalikan pekerjaan saja, hingga kerjamu lain tidak
dunia sehingga keluarga (anak, istri) bahkan memuji-muji dan menyembahku saja.
kehidupannya terbengkalai dan serba ....”
kekurangan.
Dari kutipan tersebut sangat jelas
Dari sisi psikologis itulah melalui karya bahwa Tuhan bukanlah dzat yang gila pujian
ini, pengaran ingin “mempengaruhi” dan dan gila disembah dan tugas manusia di
“memperbaiki” pola pikir manusia agar tidak dunia bukanlah sebagai alim dalam hal
hanya mementingkan akhirat sehingga agama tetapi alim dalam keluarga dan
semua kewajiban di dunia terbengkalai kehidupan sosial.
karena ibadah bukan hanya menyembah
Tuhan dengan shalat tetapi lebih luas lagi Di lain sisi, pembaca juga merasa
dari hal tersebut, yaitu dengan menafkahi sangat kecewa dan sedih karena tokoh kakek
keluarga, diri sendiri, dan lain-lain. yang berbudi baik, ikhlas dan rajin beribadah
mengambil keputusan untuk bunuh diri
3. Psikologi pembaca hanya karena cerita dari seseorang yang
terkenal pembual dan merontokkan
Setelah membaca cepen Robohnya surau keimanan yang selama ini telah diteguhkan.
Kami karya A. A Navis, pemikiran pembaca Selain itu, rasa benci dan sakit hati tertuju
tentang “syarat” menuju surga bukanlah pada tokoh Ajo Sidi yang telah membuat
perkara hanya rajin shalat, sering naik haji, kakek bunuh diri dengan ceritanya.
dan beribadah di surau atau masjid tetapi
bagaimana manusia itu memaknai perintah KESIMPULAN
Tuhan secara luas. Perintah yang diinginkan
Setelah melakukan penelitian mulai
Tuhan untuk dilaksanakan di dunia selain
dari tahap tahap pengumpulan data sampai
memang beribadah kepadanya juga dengan
dengan analisis data maka peneliti dapat
tidak mendzalimi diri sendiri dan keluarga.
menarik kesimpualan antara lain sebagai
Berikut kutipan :
berikut:

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 166
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

1. Strukturalisme dinamik yang merupakan Surau Kami adalah gambaran


pengembangan dari strkturalisme murni masyarakat yang masih menjunjung
atau klasik, tidak berbeda dari tinggi nilai-nilai sosial seperti, saling
strukturalisme genetik yang mengakui tolong menolong antar sesama
keterlibatan unsur ekstrinsik dalam d. Alur
sebuah karya sastra baik itu berupa
Alur pada cerpen Robohnya Surau
subyektif dari pengarang, sejarah serta
Kami menggunakan alur mundur
lingkungan sosial, tetapi tetap sentral
(flashback).
penelitian ada pada karya satra itu sendiri.
2. Unsur-unsur instrinsik yang terdapat e. Amanat
dalam cerpen Robohnya Surau Kami
Secara umum, amanat (moral) dalam
yaitu:
cerpen Rubuhnya Surau Kami adalah
a. Tema
sebagai seornag manusia hendaknya
Tema dari cerpen “Robohnya Surau
memiliki iman yang kuat, tetap berada pada
Kami” ini adalah kurangnya iman
jalur agama dan jangan pernah merasa
seorang manusia.
menjadi orang yang paling baik dan merasa
b. Tokoh dan Penokohan
bahwa apa yang dilakukan selalu benar.
1) Tokoh Aku merupakan pendengar
Namun, pada kenyataannya apa yang
yang sangat baik dan tokoh yang
dilakukan merupakan sebuah keegoisan dan
membuka kisah cerpen ini.
mengacuhkan orang lain.
2) Kakek adalah seorang lelaki tua renta
yang mengabdikan dirinya sebagi 3. Unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat
penjaga suaru atau biasa disebut dalam cerpen Robohnya Surau Kami
garin. Kakek memliki karakter yang yaitu:
sangat baik dan tidak mengharapkan a. Kehidupan Sosial
bayaran. Haji Ali Akbar Navis atau lebih
3) Ajo Sidi dikenal sebagai seorang dikenal dengan nama A.A Navis
yang pandai membual. adalah
4) Haji Saleh merupakan orang yang seorang sastrawan dan budayawan terk
taat dan patuh menjalankan perintah emuka di Indonesia. Lahir pada
tuhan semasa hidupnya. tanggal 17 November 1924 di Padang
c. Latar panjang, Sumatra Barat. Berbeda
1) Latar Tempat, secara keseluruhan dengan kebanyakan putra
cerpen Robohnya Surau Kami adalah Minangkabau yang senang merantau,
di lingkungan surau. A.A Navis telah memateri dirinya
2) Latar Waktu pada cerpen robohnya untuk tetap tinggal ditanah
surau kami tidak dijelaskan secara kelahiranya, ia berpendapat bahwa
eksplisit oleh pengarang. Namun, merantau hanyalah soal pindah tempat
terdapat implikasi rentetan peristiwa dan lingkungan, tetapi yang
yang terjadi pada cerpen tersebut. menentukan keberhasilan tetaplah
3) Latar Sosial yang digambarkan oleh kreativitas.
pengarang pada cerpen Robohnya b. Latar Belakang Sosial

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 167
Hollysa Andini
NUSRA: Jurnal Penelitian dan Ilmu Pendidikan Volume 2, Issue 2, November 2021

A.A Navis merupakan seorang DAFTAR PUSTAKA


seniman yang perspektif
pemikirannya jauh kedepan, Endraswara, Dr. Suwardi. 2013. Metodelogi
Pnelitian Sastra. Yogyakarta: PT.
Karyanya Robohnya Surau Kami, Buku Seru
juga mencerminkan perspektif
pemikiran ini. Navis, A.A. 2010. Robohnya Surau Kami.
c. Sejarah Jakarta: PT Graedia Pustaka Utama.
Sehubungan dengan kehidupan sosial
Nurgiayantoro, Burhan. 2005. Teori
dan latar belakang sosialnya tema Pengkajian Fiksu.Yogyakarta:
yang muncul dalam karya A.A Navis Gadjah Mada University Press
biasanya bernafaskan kedaerahan dan
keagamaan sekitar masyarakat Pusat Pembinaan dan Pengembangan
minangkabau. Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
d. Robohnya surau kami ini dimaknai
sebagai runtuh dan jatuhnya Ratna, Prof. Dr. Nyoman Kutha. 2006. Teori,
keimanan manusia terhadap Metode, dan Teknik Peneltian Satra.
Tuhannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
e. Pengarang ingin memperbaikai pola
Semi, Prof. Drs. M.1990. Metode Penelitian
pikir manusia tentang bagaimana
Sastra. Bandung: Angkasa Bandung
menjalankan perintah Tuhan dengan
benar, artinya, bahwa tidak Stanton, Robert. 2012. Teori
selamanya dengan shalat, mengaji Fiksi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
dan segala seuatu yang berkaitan
Teeuw, A. 1984. Sastra Dan Ilmu Sastra:
dengan amal akhirat akan membawa
Pengantar Teori Sastra. Jakarta
manusia terebut ke surga tanpa Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya
memperdulikan kehidupan lahir di
dunia. Wikipedia. 2017. Cerita Pendek. Diunggah
f. Perasaan pembaca cerpen ini sangat pada tanggal 23 November 2017
bergama, dari rasa sedih, kecewa dan https://id.m.wikipedia.org/wiki/cer
ita_pendek
sakit hati.

Analisis strukturalisme dinamik pada cerpen “robohnya surau kami” .... − 168
Hollysa Andini

Anda mungkin juga menyukai