Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR CERITA WEJANGAN ANEH

A. Aisyah
IAIN Raden Intan, Lampung
Jalan Letkol Endro Suratmin, Sukarame I, Bandarlampung 35131
email: isyahpananrangi@yahoo.co.id

Abstract: The Structure of Wejangan Aneh Story. This study aimed to describe the composition
of Wejangan Aneh story. Research data was sourced from Fajar daily newspaper in Makasssar.
Data analysis was done by using critical discourse analysis approach. The results showed that the
beliefs of the people about supernatural, which represented by the use of the macro-structure and
micro-structure. The central theme of the story is the emergence of the negative cultural ideology.
That is the behavior of the villagers who liked to accept foreign cultures that caused negative
impact and sin because they missed the attention of doing their worship.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur Cerita Wejangan Aneh. Data penelitian
bersumber dari Harian Fajar Makasssar. Analisis data dilakukan dengan pendekatan analisis
wacana kritis. Hasil penelitian menunjukkan kepercayaan orang alam gaib yang direpresentasikan
dari penggunaan struktur makro dan struktur mikro. Tema sentral dalam cerita tersebut adalah
munculnya ideologi kultural negatif, yakni perilaku masyarakat desa meniru budaya dari luar yang
hanya memberikan dampak negatif dan dosa karena sudah tidak ada lagi yang memperhatikan
ibadahnya.

Kata Kunci : analisis wacana kritis, metafora, van Dijk

Karya sastra lahir dari pergulatan pikiran, anggota masyarakatnya untuk menafsir, merenu-
perasaan, dan pengalaman manusia yang ditu- ngi, dan meresapi nilai yang terkandung di da-
angkan melalui sarana bahasa. Bahasa secara lamnya dan mengkajinya dengan nilai yang dia-
umum adalah media komunikasi manusia. Oleh nut oleh dirinya dalam rangka mencari jalan
para sastrawan, karya sastra yang dihasilkan di- ke arah kebenaran (Pradotokusumo, 1984: 157).
jadikan sebagai media komunikasi dengan ma- Kenyataan yang ada pada masyarakat dijadikan
nusia lain. Karya sastra juga sebagai salah satu acuan untuk membuat cerita yang bersifat
alternatif untuk mencapai dan memenuhi kebu- imajinatif. Pada dasarnya, karya sastra merupa-
tuhan manusia yang bersifat nonmaterial. kan hasil karya anak manusia yang kemungkin-
Karya sastra lahir dari kreativitas penga- an kebenaran ceritanya tak dapat diyakini secara
rang, dituangkan melalui pikiran dan perasaan. nyata. Namun demikian, hal yang nampak dalam
Di dalamnya termuat segala gerak-gerik kehidu- sebuah cerita, bukanlah sepenuhnya imajinatif
pan manusia. Karya sastra adalah karya imaji- belaka.
natif. Ia bukan representasi dari kenyataan. Ke- Sebagai karya sastra, cerita dipandang dapat
selarasan yang ada dalam karya sastra tidak se- mengungkap berbagai peristiwa yang bisa me-
cara otomatis berhubungan dengan keselarasan mengaruhi pemikiran pembaca. Di dalamnya da-
yang ada dalam masyarakat tempat sastra itu di- pat memuat suatu ideologi yang dapat membuat
lahirkan. pembaca meyakini isi yang disampaikan. Oleh
Sastra yang pada umumnya membahas karena itu, cerita dapat dikaji dalam konteks wa-
tentang manusia dalam kehidupan itu, dapat cana. Wacana merujuk kepada pemakaian baha-
menjadi wadah dan wahana untuk mengekspre- sa tertulis dan ucapan yang tidak hanya dilihat
sikan ide. Ide-ide yang dapat memengaruhi dan dari aspek kebahasaannya, tetapi juga bahasa itu
mendorong pembacanya sebagai individu dan diproduksi dan ideologi ada di baliknya. Me-

79
80 Jurnal Retorika, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2012, hlm. 79—83

mandang bahasa semacam ini berarti meletakkan Menurut Jufri (2006), pada hakikatnya
bahasa sebagai bentuk praktik sosial. Bahasa wacana dipandang sebagai sesuatu yang ber-
adalah suatu bentuk tindakan, cara bertindak ter- tujuan memengaruhi, mendebat, membujuk, me-
tentu dalam hubungannya dengan realitas sosial nanggapi, menyarankan, atau memperjuangkan.
(Eriyanto, 2001). Wacana dipahami sebagai sesuatu yang dieks-
Kajian wacana kritis tidak hanya terbatas presikan secara sadar dan terkontrol, bukan se-
pada struktur dan proses terbentuknya teks itu suatu yang di luar kesadaran. Dengan konsep
saja, melainkan pada semua teks dipandang sela- tersebut, wacana dipahami sebagai suatu bentuk
lu mengandung ideologi. Ideologi tersebut ter- interaksi. Penulis menggunakan bahasa untuk
cermin dari pemakaiaan kosakata, kalimat, dan berinteraksi dengan pembaca, pendengar, atau
tata bahasa. Berdasarkan asumsi tersebut, maka mitra tutur.
van Dijk membuat kerangka analisis wacana Cerita yang di dalamnya memuat peris-
yang dapat didayagunakan. Ia melihat suatu wa- tiwa, latar, amanat, dan partisipan sangat rele-
cana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan yang van jika dikaji dengan analisis wacana kritis. Ka-
bagian saling mendukung. van Dijk membaginya jian kewacanaan yang berhubungan hal itu, me-
ke dalam tiga tingkatan, yaitu: (1) struktur mak- liputi: topik, partisipan, waktu dan tempat, situa-
ro, (2) superstruktur, dan (3) struktur mikro. si, komunikasi, kode, situasi komunikasi, buda-
Menurut van Dijk (dalam Eriynto, 2001), ya, atau adat istiadat berkomunikasi.
struktur makro merupakan makna global/umum Kajian wacana yang tepat digunakan da-
dari suatu teks yang dapat dipahami dengan me- lam menganalisis cerita adalah model van Dijk
lihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini tidak yang memuat struktur makro, superstruktur, dan
hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu pe- struktur mikro. Elemen-elemen yang dimiliki
ristiwa. Dari topik, seseorang bisa mengetahui van Dijk akan dieksplanasi secermat mungkin
masalah dan tindakan yang diambil oleh komu- untuk memperoleh hasil kajian yang bagus.
nikator dalam mengatasi masalah tersebut. Tin- Wejangan Aneh adalah cerita yang
dakan, pendapat, keputusan dapat diamati pada mengisahkan tentang seorang anak yang kema-
struktur makro suatu wacana. sukan arwah neneknya yang sudah meninggal
Superstruktur adalah kerangka suatu teks. dunia dua tahun sebelumnya. Arwah nenek
Cara struktur dan elemen wacana itu disusun da- tersebut dikisahkan dalam cerita ini untuk mem-
lam teks secara utuh yang bersifat skematik (a- berikan wejangan kepada anak cucunya, serta
lur). Superstruktur terdiri atas pendahuluan, isi, warga masyarakat yang mendiami desa. Hal ini
dan akhir wacana (Jufri, 2006). Struktur mikro terkait karena masyarakat desa yang sudah tidak
adalah makna wacana yang dapat diamati de- lagi melakukan ritual tertentu karena dipenga-
ngan menganalisis pilihan kata, kalimat, proposi- ruhi oleh kebudayaan modern. Ritual yang di-
si, anak kalimat, gaya yang digunakan individu tinggalkan, misalnya sudah tidak ada lagi yang
dan komunitas tertentu dikategorikan van Dijk membawa sesajen (pa’roppo) ke pantai dan
sebagai sesuatu yang bersifat konkret. kurangnya masyarakat yang memenuhi masjid
Ketiga bagian tersebut, merupakan suatu untuk beribadah. Dari segi budaya, kejadian
kesatuan, saling berhubungan. Kerangka wacana seperti ini sering terjadi hingga menggeser seba-
van Dijk merupakan bagian integral yang saling gian nilai-nilai budaya yang sudah sekian lama
mendukung yang memuat struktur wacana, kog- dijalani oleh masyarakat desa Galesong.
nisi sosial, dan konteks sosial. Menurut pendapat Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
van Dijk, koginisi sosial merupakan cara pan- ideologi kultural yang terkandung dalam wacana
dang seseorang dan suatu komunitas tertentu dan cerita. Ideologi kultural tersebut direpresentasi-
pengetahuan untuk dapat memahami suatu peris- kan dalam berbagai bentuk pilihan bahasa yang
tiwa yang melahirkan produksi wacana berdasar- terdapat dalam wacana.
kan reperesentasi mentalnya. Pilihan kata dan
kalimat dipandang sebagai suatu cara untuk me-
METODE
mengaruhi pendapat umum, menciptakan du-
kungan, mempertahankan legitimasi, dan me- Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
marjinalkan komunitas yang lain. Di dalamnya Lebih khusus, jenis penelitian menggunakan
memuat suatu informasi tertentu yang bersifat analisis wacana kritis. Data bersumber dari
ideologis (Jufri, 2006).
A. Aisyah, Struktur Wacana Cerita 81

Harian Fajar Makassar. Pengumpulan data dila- kipun itu memberikan dampak negatif bagi kita
kukan melalui metode dokumentasi. Penggunaan nantinya.
metode dokumentasi disesuaikan dengan karak-
teristik data penelitian yang berwujud data
Bagian Tengah
tertulis. Data yang berupa kalimat dikumpulkan
dengan teknik baca-kutip. Peneliti bertindak se-
Pada bagian tengah cerita, tema yang di-
bagai pengumpul dan pengolah data. Untuk
temukan, yaitu wejangan. Hal tersebut tergam-
membantu peneliti, didayagunakan panduan ana-
bar pada kutipan berikut.
lisis untuk menampung data penelitian.
Berdasarkan metodologi yang digunakan, Mentari kelihatan seperti orang bang-
proses analisis menggunakan elemen wacana sawan memakai songkok guru dan lipa’
van Dijk yang terdiri atas superstruktur, struktur sabbe dia duduk bersila penuh karisma
makro, dan struktur mikro. Untuk menjamin ke- dan memberi wejangan kepada kami
absahan data penelitian, pengecekan keabsahan semua agar jangan melupakan budaya
data dilakukan melalui objektivitas (confirma- Desa Galesong. “Kau Rudi, tidak per-
bility) dan kesahihan internal (credibility). Untuk nah lagi kulihat ikut ayahmu ke pantai
mencapai kondisi objektif, peneliti (1) mengaji bawa pa’rappo (sesajen). Sekarang kau
lihat kan? Ayahmu tidak pernah lagi
literatur yang relevan, (2) menetapkan fokus pe-
mendapatkan rezeki yang banyak. Kau
nelitian yang tepat, (3) instrumen dan cara pe- lebih memilih ikut budaya orang lain
ngumpulan data yang akurat, dan (4) analisis da- dibandingkan budayamu sendiri. Bukan
ta secara benar hanya Rudi, kalian semua juga jangan
pernah meninggal-kan rumah (masjid)
HASIL DAN PEMBAHASAN yang telah kalian bangun di tengah
lapangan. Penuhilah rumah itu, agar de-
sa kita jauh dari musibah”.
Superstruktur Cerita Wejangan Aneh
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bah-
Bagian Awal
wa Mentari kemasukan roh neneknya. Pada saat
kemasukan nenek memberikan wejangan kepa-
Pada bagian awal cerita, tema yang dapat
da anak cucunya beserta masyarakat yang ada di
diperoleh dari persitiwa adalah kebudayaan yang
desa. Ini sering terjadi dalam lingkungan mas-
mulai luntur karena dipengaruhi oleh zaman. Hal
yarakat terkadang orang yang kemasukan terse-
tersebut dapat terlihat pada kutipan berikut.
but biasanya ada yang memberikan suatu petuah
Di sampingku berdiri sosok lelaki yang kepada kita dan ada pula yang hanya menyakiti
pakaiannya aneh menurutku. Bajunya orang yang dimasukinya.
bersih tapi banyak sekali yang ditempel.
Mungkin dia tidak bisa beli baju baru Bagian Akhir
sehingga bajunya yang robek ditempel-
tempeli. Lain lagi celananya, tidak sampai
ke atas sehingga boxernya kelihatan. Se-
Pada bagian akhir, tema yang ditemukan
lain itu, bagian bawah celananya sangat ke- adalah masyarakat yang kembali memiliki kesa-
cil. Mungkin dia tidak punya cukup uang daran religius. Hal tersebut terlihat pada kutipan
untuk membeli celana sehingga dia mema- berikut.
kai celana adiknya untuk bepergian. Lulu
pun heran memikirkan zaman, entah aku Lagi-lagi terjadi keanehan, bangunan me-
yang terbelakang atau mereka yang terlalu gah yang sering kukunjungi kini memiliki
prematur untuk mengerti mode. penghuni yang cukup banyak. Betapa ti-
dak, malam ini pasar malam belum ber-
Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemu- akhir. Tapi masyarakat lebih dulu ke mas-
kan bahwa kebudayaan yang sejak turun-temu- jid untuk shalat berjamaah. Jauh berbeda
dengan semalam. Entah apa yang membuat
run tercipta di desa sudah hampir tergeser oleh
mereka mengunjungi masjid. Apakah kesa-
budaya-budaya dari luar. Sesuatu yang baru sela- daran akan perintah Tuhan ataukah sekadar
lu membuat orang untuk mau mencobanya mes-
82 Jurnal Retorika, Volume 8, Nomor 2, Agustus 2012, hlm. 79—83

mengikuti perintah nenekku yang semalam tuk bepergian. Lulu pun heran memikirkan
memberi wejangan. zaman, entah aku yang terbelakang atau
mereka yang terlalu prematur untuk me-
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bah- ngerti mode.
wa warga masyarakat mulai mendahulukan ke-
pentingan akhirat untuk beribadah kepada Sang Ideologi kultural yang dikonstruksi dari
Pencipta baru memikirkan kepentingan akan du- wacana Wejangan Aneh berbentuk hukum alam
nianya. Fenomena yang sering ditemukan, ketika yang masih dipercayai kekuatannya. Dalam tra-
adzan berkumandang di masjid, sering kali ma- disi masyarakat desa, seseorang yang tidak me-
sih ada warga yang lebih mendahulukan kepenti- lakukan ibadah kepada Allah Swt. akan menda-
ngan dunia daripada akhirat. patkan teguran, yaitu berupa musibah yang akan
menimpah desa tersebut. Agar mendapatkan re-
zeki yang berlimpah, ada tradisi yang harus dila-
Struktur Mikro Cerita Wejangan Aneh kukan oleh warga. Mereka harus membawa se-
sajen ke pantai agar mendapatkan rezeki yang
Representasi Ideologi Kultural dalam
berlimpah. Data ditunjukkan pada kutipan ber-
Tampilan Aktor/Pelaku
ikut.
Pelaku dalam cerita Wejangan Aneh, yai-
“Kau Rudi, tidak pernah lagi kulihat ikut
tu: (1) Lulu, (2) Mentari, (3) Nenek , (4) Dg. Bu- ayahmu ke pantai bawa pa’rappo (sesa-
lang, (5) Dg. Ngitung, dan (6) Rudi. Gambaran jen). Sekarang kau lihat kan? Ayahmu ti-
pelaku dapat diperhatikan sebagai berikut. Lulu dak pernah lagi mendapatkan rezeki yang
digambarkan sebagai pelaku utama dalam cerita. banyak. Kau lebih memilih ikut budaya o-
Lulu sebagai pelaku utama dicirikan sebagai o- rang lain dibandingkan budayamu sendiri.
rang yang mengikuti sistem struktur sosial yang Bukan hanya Rudi, kalian semua juga
mengindahkan akan adanya hukum karma/alam. jangan pernah meninggalkan rumah (mas-
Lulu berkeyakinan bahwa masyarakat masih me- jid) yang telah kalian bangun di tengah la-
miliki fungsi dalam kehidupannya dan setiap o- pangan. Penuhilah rumah itu, agar desa
kita jauh dari musibah”.
rang harus mematuhi sistem tersebut jika ingin
terhindar dari hukum alam pencipta. Perbuatan
yang dilakukan Lulu merupakan contoh bagi un-
Representasi Ideologi Kultural dalam Me-
tuk tetap melestarikan budaya dan selalu taat tafora
beribadah kepada Allah Swt. Hal tersebut ditun-
jukkan melalui kutipan berikut. Penciptaan metafora dalam wacana men-
jadi hal yang menarik karena mengandung kia-
Pada waktu sore menjelang magrib, pada san atau ungkapan yang dapat merepresentasikan
waktu itu Lulu sedang duduk di atas sing- makna suatu teks. Dalam wacana Wejangan A-
gasana hamparan pasir Galesong meman- neh, terdapat beberapa metafora yang memiliki
dangi sunset. Tak lama kemudian adzan ideologi kultural. Penggunaan metafora ditun-
berkumandang yang beberapa saat kemu- jukkan pada data berikut.
dian Lulu pun berangkat ke masjid di mana
masjid yang megah itu hanya dihuni oleh Tak seperti minggu lalu saat aku ke mari,
segelintir anak belasan tahun dan orang tua mataku masih puas memandang telanjang
saja. Di sampingku berdiri sosok lelaki laut lepas mengiringi kepergian sang
yang pakaiannya aneh menurutku. surya.

Bajunya bersih tapi banyak sekali yang Hal itu karena sekarang dewi malam diam-
ditempel. Mungkin dia tidak bisa beli baju diam mulai mengintip kehidupan malam di
baru sehingga bajunya yang robek ditem- Galesong.
pel-tempeli. Lain lagi celananya, tidak
sampai ke atas sehingga boxernya ke- Tapi ketika aku masuk, kadang-kadang
lihatan. Selaian itu, bagian bawah cela- lekukan-lekukan kaligrafi di dinding ba-
nanya sangat kecil. Mungkin dia tidak pu- ngunan itu menyaksikan jeritan jiwaku.
nya cukup uang untuk membeli celana
sehingga dia memakai celana adiknya un-
A. Aisyah, Struktur Wacana Cerita 83

Hatiku geli mendengar bualan anak muda metafora ingin memengaruhi pembaca dan men-
tadi, seakan-akan dia pernah negosiasi ciptakan kesan yang mendalam di hati pembaca
dengan Tuhan tentang ibadah. cerita ini. Pengarang ingin mengonstruksikan su-
atu ideologi kepada pembaca tentang suatu kebe-
Mataku liar dan kudapati sosok lelaki naran arti kepercayaan dan kebesaran yang dimi-
yang tadi sore bertemu denganku di
masjid tengah berada dalam kerumunan
liki Allah Swt.
itu.
PENUTUP
Lagi-lagi terjadi keanehan, bangunan
megah yang sering kukunjungi kini Berdasarkan pembahasan, dapat disimpul-
memiliki penghuni yang cukup banyak. kan bahwa hakikat yang dikonstruksikan dalam
ideologi kultural Wejangan Aneh adalah kebe-
Berdasarkan paparan data, dapat diklasifi-
naran adanya kepercayaan orang mengenai alam
kasikan makna yang terkandung dalam: (1) me-
gaib yang direpresentasikan penggunaan struktur
mandang telanjang laut lepas mengiringi keper- makro dan struktur mikro. Superstruktur mem-
gian sang surya maksudnya melihat secara jelas bentuk skematik yang runtut yang terdiri atas ba-
atau nampak keindahan diwaktu senja tiba; (2)
gian awal, bagian tengah, bagian akhir. Pada ba-
dewi malam diam-diam mulai mengintip meru-
gian awal, tema yang ditemukan adalah budaya
pakan gaya bahasa personifikasi yang mengang- lokal yang mulai luntur karena dipengaruhi oleh
gap sesuatu benda mati seolah-olah hidup, yang zaman. Pada bagian tengah berisi wejangan. Pa-
dilambangkan sebagai bulan; (3) lekukan-leku-
da bagian akhir cerita dikisahkan masyarakat
kan kaligrafi maknanya tulisan arab yang meng-
kembali ke budaya.
hiasi dinding masjid dan jeritan jiwaku makna- Tema sentral dalam cerita tersebut adalah
nya kesedihan; (4) hatiku geli maknanya tertawa munculnya ideologi kultural negatif, yakni peri-
dalam hati dan bualan artinya pembicaraan yang
laku masyarakat desa meniru budaya dari luar
tidak ada artinya atau tidak masuk akal; (5) ne-
yang hanya memberikan dampak negatif dan
gosiasi dengan Tuhan diartikan melakukan pro- dosa karena sudah tidak ada lagi yang memper-
ses tawar menawar dengan jalan berunding ke- hatikan ibadahnya. Perilaku ini dipandang akan
pada Tuhan yang mana kata negosiasi dengan
mendatangkan musibah dari alam. Struktur mik-
Tuhan; (6) bangunan megah disimbolkan seba-
ro berupa tampilan aktor dan penciptaan metafo-
gai masjid tempat untuk beribadah. ra yang memuat kebenaran nilai-nilai budaya
Berdasarkan data linguistik metafora yang yang masih tetap dipertahankan.
ada dalam Wejangan Aneh, pengarang melalui

DAFTAR PUSTAKA

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Jufri. 2008. Analisis Wacana Kritis. Makassar:
Teks Media. Yogyakarta: LKiS. Badan Penerbit UNM.
Jufri. 2006. “Struktur Wacana Lontara La Galigo.” Pradotokusumo, Partini Sarjono. 1986. Karya Sastra
Disertasi. Malang: Program Pascasarjana Uni- Kakawin Abad Ke-20: Suntingan Naskah serta
versitas Negeri Malang. Telaah Struktur, Tokoh dan Hubungan Antar-
teks. Bandung: Binacipta.

Anda mungkin juga menyukai