Anda di halaman 1dari 8

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA

DALAM NOVEL MENGGAPAI MATAHARI


KARYA DERMAWAN WIBISONO

Ryan Hidayat
Program Studi Arsitektur, FTM IPA Universitas Indraprasta PGRI
Jl.Nangka 58 Tanjung Barat Jagakarsa Jakarta Selatan
email : ryansastra3@gmail.com

DOI: 10.26858/retorika.v 10i2.4855

Abstract. The Novel Analysis Menggapai Matahari created by Dermawan Wibisono viewed
from the sociology aspect of literary. The purpose of this research is to described the aspects of
sociology the work of literature in Menggapai Matahari. The methodology used in this research
was a method of from the analysis of the contents of the descriptive. The novel have been analyzed
based on the aspect of sociology literature, (1 ) the element of a social system: a political system as
many as 3 points, a system of belief as many as 7 points , the economic system as many as 2 points ,
and the system of education as many as 7 points , (2) value system as many as 2 points and a
system of an idea as many as 3 points , and (3) surveillance equipment sent to the culture as many
as 3 points.

Abstrak. Analisis Novel Menggapai Matahari Karya Dermawan Wibisono Ditinjau dari
Aspek Sosiologi Karya Sastra. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aspek
sosiologi karya sastra pada novel Menggapai Matahari. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan analisis isi. Novel dianalisis berdasarkan aspek sosiologi sastra, yaitu (1) unsur
sistem sosial: sistem politik sebanyak 3 poin, sistem kepercayaan sebanyak 7 poin, sistem ekonomi
sebanyak 2 poin, dan sistem pendidikan sebanyak 7 poin, (2) sistem nilai sebanyak 2 poin dan
sistem ide sebanyak 3 poin, dan (3) peralatan budaya sebanyak 3 poin.

Kata kunci: sosiologi sastra, novel, menggapai matahari

Sastra merupakan suatu pencerminan ke- turunan berarti mengarahkan, mengajar,


hidupan masyarakat. Setiap karya sastra dapat memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran
mengungkapkan jalan cerita yang dialami oleh kata –tra biasanya menunjukkan alat,
seseorang (tokoh) dan aspek-aspek kehidupan sarana. Maka dari itu Sastra dapat diartikan
manusia dan kemanusiaan yang lebih mendalam. alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku
instruksi, atau pengajaran, misalnya Silpa-
Aspek kemanusiaan itu akan menjelaskan peris- sastra (buku arsitektur), Kamasustra (bu-
tiwa dengan berbagai macam problema yang ku mengenai seni cinta). Awalnya Su-
berhubungan dengan konflik kehidupan. Dalam berarti baik, indah sehingga Susastra dapat
kaitannya dengan sastra, tidak hanya karya be- dibandingkan dengan bellesletters (Teeuw,
rupa novel saja, tetapi ada puisi, cerpen, drama, 1984 : 44).
hikayat, syair, pantun.
Teeuw memberikan definisi sastra berda- Menurut Wellek dan Warren dalam teori
sarkan asal-usul katanya (etimologis). kesusastraan, sastra adalah suatu kegiatan krea-
tif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren,
“Sebagai bahan bandingan kata Sastra da- 1997:3). Sebagai seni kreatif yang menggunakan
lam bahasa Indonesia berasal dari bahasa manusia dan segala macam seni kehidupannya,
Sansekerta: akar kata sas- dalam kata kerja maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk

92
Ryan Hidayat, Aspek Sosiologi Sastra 93

menyampaikan ide, teori, atau penyampaian ide- politik, sistem kepercayaan, sistem ekonomi, sis-
ide yang diterapkan dan dirasakan sastrawan tem pendidikan, dan apa yang menjadi pokok
tentang kehidupan manusia. permasalahan adalah apa yang tersirat dalam
Novel merupakan gambaran suatu keja- karya sastra, dan apa yang menjadi tujuannya
dian yang luar biasa dari kehidupan pelakunya. atau amanat yang hendak disampaikan.
Novel merupakan roman yang lebih pendek.
Ambary (1983) mengemukakan bahwa novel
HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan cerita yang menceritakan suatu keja-
dian yang luar biasa dari kehidupan pelakunya Novel Menggapai Matahari karya
yang menyebabkan perubahan sikap dan menen- Dermawan Wibisono danalisis berdasarkan
tukan nasib. unsur sistem sosial, sistem nilai dan ide, dan
Sosiologi dan sastra pada hakikatnya peralatan budaya. Aspek sosiologi sastra yang
mempunyai pokok permasalahan yang sama. ditemukan meliputi, (1) unsur sistem sosial, yak-
Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan ni sistem politik sebanyak 3 poin, sistem keper-
dengan manusia dalam masyarakat sebagai usa- cayaan sebanyak 7 poin, sistem ekonomi se-
ha manusia untuk menyesuaikan diri dan usaha- banyak 2 poin, dan sistem pendidikan/se-banyak
nya untuk mengubah masyarakat. Dengan demi- 7 poin, (2) sistem nilai sebanyak 2 poin dan
kian, novel dapat dianggap sebagai usaha untuk sistem ide sebanyak 3 poin, dan (3) peralatan
menciptakan kembali dunia sosial, yaitu hu- budaya sebanyak 3 poin.
bungan manusia dengan keluarga, lingkungan,
politik, negara, ekonomi, dan sebagainya yang
juga menjadi urusan sosiologi. Dapat disimpul- Unsur Sistem Sosial
kan bahwa sosiologi dapat memberi penjelasan
yang bermanfaat tentang sastra, dan bahkan Unsur sistem sosial yang ditemukan dalam
dapat dikatakan bahwa tanpa sosiologi, pema- novel Menggapai Matahari mencakup sistem politik,
sistem ekonomi, sistem kepercayaan, dan sistem
haman kita tentang sastra belum sempurna.
pendidikan. Uraian setiap temuan dipaparkan sebagai
Sosiologi merupakan ilmu yang mempel- berikut.
ajari mengenai keadaan manusia dalam suatu
masyarakat. Gerak gerik, tingkah laku, komuni- Sistem Politik
kasi dalam lingkungan masyarakat. Shadily
mengungkapkan bahwa sosiologi adalah ilmu Sistem politik adalah sebagai pola yang
yang mempelajari hidup bersama dalam masya- tetap dari hubungan-hubungan antar manusia
rakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antar manu- yang melibatkan, sampai dengan tingkat yang
sia yang menguasai kehidupan itu (Shadily, berarti, kontrol, pengaruh, kekuasaan, ataupun
1989:11). wewenang.

METODE “Para anggota PKI, terutama para pem-


besarnya, memang pandai dalam agitasi
dan menarik massa. Para s eniman kondang
Metode yang digunakan dalam peneliti-
pun banyak yang ikut kelompok Lekra,
an ini adalah metode deskriptif dengan analisis lembaga kebudayaan rakyat bentukan PKI
isi dengan mendeskripsikan aspek sosiologi kar- yang memberangus karya-karya yang ber-
ya sastra ada dalam novel Menggapai Matahari beda mazhab dengan kelompok mereka.
karya Dermawan Wibisono. Objek penelitian ini Tak kurang karya-karya almarhum Hamka
adalah aspek sosiologi karya sastra pada novel dihajar dan dihujat habis oleh kelompok
Menggapai Matahari karya Dermawan Lekra di bawah kendali Pramoedya Ananta
Wibisono diterbitkan oleh Inti Medina, Jakarta, Toer.” (hlm. 103)
September 2010, 354 halaman.
Fokus dalam penelitian ini adalah aspek Dari petikan kalimat di atas, anggota
sosiologi karya sastra novel Menggapai PKI menarik massa sebanyak mungkin untuk
Matahari karya Dermawan Wibisono. Aspek membentuk kelompok lembaga kebudayaan rak-
sosiologi karya sastra dilihat dari, yang memper- yat atau yang biasa disebut Lekra. Kelompok
masalahkan karya sastra itu sendiri yaitu sistem tersebut menghujat karya-karya Hamka karena
94 Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 92—99

mengganggap karya Hamka berbeda mazhab manusia yang dipercayai mengatur dan mengen-
dengan kelompok mereka. dalikan jalannya alam dan kehidupan umat ma-
nusia. Kepercayaan itu ditandai dan disertai
“Kolonel Untung, komandan pasukan Cak- dengan ketundukan dan penyerahan diri serta
rawibawa, pasukan pengawal Presiden menjalankan ajaran-ajaran dan kewajiban sesuai
Sukarno, yang biasa menjadi penggerak dengan kepercayaan itu sendiri.
lapangan PKI, memulai karirnya di Kesa-
tuan Banteng Raiders di Srodol, Semarang.
“Inalilahi wa inna ilaihi raji’un...! Serentak
Kariernya cukup cemerlang sehingga pu- anak-anak dalam kelas mengucapkan kali-
nya pengikut yang cukup banyak, bukan mat duka cita tanpa di komando. Semua
saja dari kalangan tentara, tapi juga dari
yang berasal dari-Nya akan kembali ke-
masyarakat. Masyarakat terpecah dalam pada-Nya.” (hlm. 66)
kebingungan dan pilihan sulit: pilihan
hidup-mati. Di Banyumanik tinggal ke-
Semua yang berasal dari tanah akan kem-
luarga kita, keluarga Mbah Sastro, dan
keluarga besar Pak Lurah yang masih
bali ke tanah. Dunia ini hanya sesaat, dunia yang
Nasionalis-Agamis, yang hampir semuanya abadi adalah dunia akherat. Dan di akheratlah
menjadi pengikut PKI. Ada yang jadi dosa dan amal kita sebagai umat manusia akan
tokoh, seperti Kolonel Untung itu, ada juga iperhitungkan.
yang cuma ikut-ikutan.” (hlm. 102)
“Mereka menahan tangis dengan susah pa-
Dari petikan kalimat di atas, PKI memiliki yah. Bibir-bibir mungil gemetar, mata-mata
pengikut yang banyak sehingga membuat mas- beningtergenang air mata. Ya Allah... Ya
yarakat pada saat itu kebingungan dan pilihan Rabbi... Ya Malik... Ya Kudus... Yang
yang sulit, pilihan hidup atau mati. Mereka bi- memberi kehidupan... Yang menentukan
takdir bagi umat-Nya... Engkau cabut nya-
ngung antara harus menjadi pengikut PKI atau
wa guru kesayangan kami begitu cepatnya.
menjadi nasionalis-agamis. Mungkinkah kehidupan di sana lebih baik
dari kehidupan di dunia yang begitu sulit-
“Kalo Lik Sirkan tetangga depan rumah nya di kampong kami ini?” (hlm. 67)
kita uang rumahnya di samping kiri Mbah
Jawari, itu termasuk tokoh. Bahkan men- Dari petikan kalimat di atas, kematian bi-
jelang pemberontakan meletus, dia berjalan
sa datang sewaktu-waktu, tidak ingat muda atau
keliling desa dan berkoar anak mencucup
darah orang-orang yang tidak beraliansi
tua, tidak ingat sedang susah ataupun senang, ti-
PKI. Jika PKI menang saat itu, maka orang- dak peduli saat sakit ataupun sehat. Yang harus
orang seperti Lik Sarkam akan ber-pesta kita ingat adalah bekal untuk menuju alam se-
pora seperti kerasukan setan, mem-bunuh telah dunia.
orang-orang kampong yang tidak se-paham
dengan dirinya. Padahal di kam-pung kita, “Allah akan memberikan tempat dan paha-
tinggal keluarga besar Pak Lurah Mardi, la yang mulia bagi muslimin dan muslimat
Mbah Sastro, dan ayah saja yang tidak ikut yang membantu saudara-saudaranya ter-
PKI.” (hlm. 104) bebas dari lilitan hutang” (hlm. 71)

Dari petikan di atas, Lik Sirkam adalah Dari petikan kalimat di atas, sesama umat
orang yang beraliansi PKI. Jika PKI menang Islam harus saling menolong. Jika ada kerabat
pada saat itu, maka ia akan berpesta pora, ia a- yang meninggal dan yang tersebut masih mem-
kan membunuh orang-orang yang tidak sepaham punyai sejumlah utang, baiknya membantu un-
dengannya yaitu beraliansi PKI. tuk membebaskan hutangnya, karena Allah akan
memberikan tempat dan pahala yang mulia bagi
Sistem Kepercayaan umat-Nya yang membantu saudara-saudaranya
terbebas dari lilitan hutang.
Sistem kepercayaan adalah pemahaman
terhadap segala aspek alam semesta yang di- “Bimo tak dapat memejamkan mata se-
anggap sebagai suatu kebenaran. Kepercayaan malaman. Inilah pertaruhan pertama dala
juga merupakan ketundukan atau penyerahan hidupnya. Pertaruhan untuk menjadi pe-
diri kepada kekuatan yang lebih tinggi dari pada menang atau pecundang. Diambilnya air
Ryan Hidayat, Aspek Sosiologi Sastra 95

wudu ketika malam tinggal tersisa seper- Bu Prapti adalah turunan ningrat, walau-
tiga. Ditunaikannya salat tahajud, mohon pun ia orang Islam namun lebih kental dengan
kepada-Nya agar dibukakan pintu kemu- tata cara kejawen. Dengan melakukan berbagai
dahan, dimudahkan dalam segala urusan, adat upacara, seperti upacara tujuh bulan dan
dan dihindarkan semua kesulitan yang tak perayaan jika anak sudah mulai berjalan. Bagi-
mampu ditanggungnya.” (hlm. 135)
nya melakukan upacara seperti itu merupakan
Dari petikan kalimat di atas, dengan me- adat bagi orang jawa yang harus dilakukan, apa-
nunaikan salat tahajud dan berdoa kita dapat ke- lagi ia merupakan turunan ningrat walaupun da-
tenangan. Kita meminta agar semua diberi ke- lam agama Islam tidak diajarkan hal-hal sema-
mudahan dan kelancaran dalam segala urusan cam itu.
dan dijauhkan dari semua kesulitan karena se-
“Rejeki tak akan lari kemana. Allah sudah
sungguhnya hanya kepada Allah kita berdoa dan merencanakan dan mengaturnya dengan
meminta. rapi, manusia hanya berupaya dengan se-
gala daya dan menyerahkan hasilnya ke-
“Ayah Bimo orang gunung dengan latar pada-Nya. Kadang kala, Allah membuka
belakang Islam ndeso yang biasa ngaji di rejeki dan melonarkannya lewat pintu dan
langgar kampung, tadarusan, puji-pujian, jendela yang tak terduga, yang tiba-tiba ter-
rebutan nabuh bedug dan kentongan, dan kuak di hadapan manusia. Demikian pula
arak-arakan dengan obor di tangan saat yang diterima anak-anak kelas unggulan itu
malam lebaran datang. Tak mementingkan dalam tahun terakhir masa studi mereka.”
ceremony, lebih ke substansi. Tak percaya (hlm. 263)
adanya hari baik-hari buruk. Jodoh bukan
ditentukan perhitungan wetton, tetapi oleh Dari petikan kalimat di atas, rejeki ma-
kesamaan akidah dan rasa saling mencintai.
nusia sudah ada yang mengatur, yaitu Allah Swt.
Tidak perlu melakukan banyak upacara
Jadi sebagai manusia kita hanya bisa berusaha
yang tidak dicontohkan nabi karena dapat
menjurus ke bid’ah. Makan dengan tangan dan kerja keras untuk melakukan yang terbaik
dan sendok garpu pun tak mengapa, karena serta diimbangi dengan ibadah dan berdoa se-
toh rasul mencontohkannya begitu.” (hlm. dangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah
127) Swt.

Dari petikan kalimat di atas, Ayah Bimo Sistem Ekonomi


adalah orang gunung yang tidak mempercayai
hal-hal yang bersifat kejawen, seperti jodoh di- Sistem ekonomi merupakan suatu kum-
perhitungankan dari tanggal lahir, percaya hari pulan dari aturan atau kebijakan yang saling ber-
baik atau hari buruk. Ia lebih percaya dengan kaitan dalam upaya memenuhi kebutuhan untuk
yang diajarkan oleh Islam. Baginya jika hal ter- mencapai kemakmuran. Sistem ekonomi ini juga
sebut tidak dicontohkan nabi dan tidak ada da- berkaitan dengan hubungan manusia dengan pe-
lam Islam, maka ia tidak perlu melakukannya. rekonomiannya yang sangat erat hubungannya
dengan bagaimana kita mencukupi kebutuhan
“Sedangkan Bu Prapti beragama Islam na- manusia tersebut.
mun lebih kental dengan tata cara kejawen
dan keningratannya. Penuh perhatian pada “Kami diberitahu tengah malam tadi bahwa
berbagai upacara adat, mitoni-selametan ayah gugur dalam tugas di Timor Timur,
tujuh bulan bayi yang dikandung, tedak Bu. Beliau tertembak, Bu...hu...hu...hu!
sinten-upacara perayaan jika anak sudah saat... saat menerima kabar itu, ibu lang-
mulai belajar berjalan, nyatus dan nyewu- sung pingsan. Penyakit jantung ibu kumat
selamatan hari keseratus dan keseribu bagi dan segera dilarikan ke rumah sakit, Bu.
kerabat yang meninggal dunia. Memperhi- Tapi...tapi...kami tidak punya uang untuk
tungkan hari baik dan buruk. Menghitung- biaya pengobatan ibu, jadi kami mencuri
kan kecocokan berdasarkan nilai hari dan kacang di sekolah dan menjualnya ke pen-
nilai pasaran kelahiran pasangan.” (hlm. jual kacang rebus di pasar.” (hlm. 62)
127-128)
Dari petikan di atas, bagaimana seorang
anak yang terpaksa mencuri kacang, ia menjadi
96 Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 92—99

pencuri kacang karena untuk mencari biaya pe- dan prestasi. Bimo menjadi juara umum,
ngobatan ibunya yang sedang sakit. Sedangkan rangking satu sekolah yang meninggalkan
ia tak mempunyai biaya karena ayahnya yang jauh pesaingnya, menjadi juara lomba apa
biasanya mencari nafkah dan menjadi pilar ke- pun yang bisa ia ikuti ; lomba lawak, lomba
luarganya telah gugur dalam tugas di Timor nyanyi, lomba gambar. Semua lomba. Un-
tuk sekedar merengkuh kasih sayang ibu
Timur. yang terenggut darinya. Bimo menjelma
menjadi sosok yang haus kasih sayang, per-
“Dia masih lebih beruntung dibandingkan hatian, belai lembut wanita, dan suara yang
dengan teman-teman kampung dan teman- menentramkan hati.” (hlm. 124-125)
teman SD-nya dulu yang harus menjadi
buruh pabrik di usia muda, seperti Megeng Dari petikan di atas, selalu belajar dengan
dan Jumino atau bahkan harus kawin muda,
seperti Poniyem, Sartini, Surahmi, dan
keras tak kenal waktu, semua itu dilakukan un-
Jamilah karena harus memenuhi kebutuhan
tuk membuka hati ibunya yang sudah beku ka-
ekonomi keluarganya.” (hlm. 264) rena ramalan laknat dan mendapatkan kasih sa-
yang serta perhatian yang sudah lama tidak ia
Dari petikan kalimat di atas, Bimo berasa rasakan. Dengan belajar dan selalu mendapatkan
bahwa ia lebih jauh beruntung dibandingkan de- prestasi, Bimo membuktikan kepada ibunya
ngan teman-temannya yang harus putus sekolah bahwa ia bisa, dibanggakan. Itu terbukti dengan
karena harus bekerja di pabrik atau menikah di diraihnya beberapa prestasi dan menjadi juara
usia muda dengan orang yang kaya untuk mem- lomba apa pun.
bantu dan memenuhi kebutuhan ekonomi ke-
luarganya. “Bimo menikmati segala macam peran dan
lomba yang dia ikuti. Dia ingin menjadi
Sistem Pendidikan manusia multitalenta seperti Leonardo da
Vinci, Sir Isaac Newton, Galileo Galilei,
dan para ilmuwan di abad pertengahan yang
Pendidikan sebagai pengalaman belajar
mumpuni dalam ilmu pengetahuan, mampu
yang berlansung dalam segala lingkungan hidup melukis, pintar matematika, dan jago ilmu
dan sepanjang hidup, baik di sekolah atau di luar astronomi, serba bisa. Bimo ingin menjadi
sekolah, karena pendidikan merupakan segala s- seperti itu.” (hlm. 130)
ituasi yang memengaruhi pertembuhan sese-
orang sebagai suatu proses pengembangan diri Berbagai lomba dia ikuti, karena dia ingin
individu dan kepribadian seseorang yang dilak- menjadi manusia yang serba bisa hal apa saja,
sanakan secara sadar, serta nilai-nilai penyesuai- seperti para ilmuwan di abad pertengahan yang
an diri dengan lingkungan. pandai dalam matematika, melukis, dan ilmu as-
tronomi.
“Dendam di sanubari Bimo membangun
pondasi hati dan menumbuhkan sikap pan- “Ya pak, terimakasih, “jawab Bimo sedikit
tang menyerah, keras kemauan, dan cita- terhibur. Dipatrinya kuat-kuat dalam hati
cita tinggi untuk menjadi orang yang selalu niat dan tekad yang menggumpal bahwa dia
ingin memberik.” (hlm. 33) bukan hanya mau rangking satu di ke-las,
tapi diseluruh sekolah. Aku mau men-jadi
Berusaha meraih cita-cita dengan kerja juara umum. Aku mau menjadi anak
keras, kemauan besar dan sikap pantang me- kebanggaan ibu. Aku mau mementahkan
nyerah untuk membuktikan kepada semua orang ramalan Pak Dhe Sugeng. Aku mau meraih
bahwa ia bisa meraih cita-cita dan patut untuk masa depanku yang cemerlang.” (hlm. 139)
dibanggakan.
Dari petikan di atas, Bimo bertekad untuk
“Bimo belajar dengan keras, begitu keras, selalu menjadi nomor satu, tidak hanya di kelas
siang dan malam. Belajar bagai mengejar tetapi juga di sekolah. Dia ingin menjadi juara
bayang-bayang. Semua itu ia lakukan demi umum. Dia ingin mempunyai masa depan yang
meraih kembali kasih sayang yang hilang. cemerlang dan dia ingin menjadi anak kebang-
Meraih kembali kehangatan sosok ibu yang gaan ibunya serta ingin mementahkan ramalan
tercampakkan. Di sekolah Bimo begitu Pak Dhe Sugeng.
aktif dan ambisius meraih berbagai posisi
Ryan Hidayat, Aspek Sosiologi Sastra 97

“Setelah sekian detik menunggu dan tak sekolah. Menjadi buruh pabrik atau menikah di-
ada seorang pun yang maju, Bimo dengan ni dengan orang kaya. Itu semua dilakukan un-
setengah berlari dan kepala menunduk me- tuk menafkahi keluarganya untuk itu Bimo ingin
nuju ke tengah lapangan upacara menjajar- menggapai masa depan yang lebih baik dengan
kan diri dibarisan para juara yang telah belajar dan berprestasi di sekolah.
menunggu. Piagam penghargaan dari Ke-
pala Sekolah diterimanya dengan takjub.
Benarkah ini untukku? Rangking pertama Sistem Nilai dan Ide
masuk sekolah dari 550 siswa yang dite-
rima di sekolah ini. Padahal total pendaf- Sistem nilai yaitu sistem yang memberi
taran berjumlah 1.500 orang. Wuuuaahh... makna kepada kehidupan masyarakat, bukan sa-
hebat juga aku ya? Bimo masih belum ja terhadap alam sekeliling, bahkan juga terha-
percaya. Semuanya bagi mimpi.” (hlm. dap falsafah hidup masyarakat itu. Sistem nilai
171) juga menyangkut bagaimana kita menentukan
sesuatu lebih berharga dari yang lain.
Saat upacara Bimo mendapatkan piagam
penghargaan karena menjadi rangking pertama “Bu Prapti, cinta adalah pilihan, dengan
masuk sekolah dari 550 siswa yang diterima. siapa kelak dia akan melabuhkan hati dan
Bimo sangat terkejut dan tidak percaya, ia me- mengarungi samudera kehidupan untuk tiga
rasa ini hanya mimpi. perempat sisa hidupnya. Oleh karena itu,
wanita berhak untuk memilih dan menolak.
“Selama sebulan penuh Bimo bangun jam Sebuah prinsip yang belum ja-mak, bahkan
tiga dini hari, sholat tahajud, belajar dan cenderung revolusioner pada zamannya. Bu
terus belajar tanpa henti sampai malam Prapti berpikir dan bertindak mendahului
hari, hanya diselingi jeda sholat dan makan pola pikir generasi zamannya. Dia seorang
saja. Bimo bukan hanya belajar bahan- yang cerdas dan progresif, pengikut jejak
bahan dan contoh-contoh tes masuk SMA Raden Ajeng Kartini sejati.” (hlm. 32)
warisan Kresno saja. Bimo bahkan sekalian
belajar bahan pelajaran di SMA. Pelajaran Dari petikan kalimat di atas, kalimat terse-
SMA kakaknya kelas 1 dan 2 dilalap but mengandung sistem nilai yaitu Bu Prapti
habis.” (hlm 174) menganggap bahwa wanita berhak menolak atau
memilih ceritanya. Walaupun Bu Prapti merupa-
Dari petikan kalimat di atas, untuk tes ma- kan keturunan priyayi yang bisa dijodohkan oleh
suk SMA. Bimo belajar dengan keras. Selama orang tuanya namun Bu Prapti tidak mengikuti
sebulan penuh hari-hari Bimo hanya di isu de- tradisinya. Ia mempunyai prinsip hidup sendiri.
ngan belajar dan belajar, ia mengerjakan contoh- Baginya cinta adalah pilihannya bukan pilihan
contoh soal masuk SMA. Semua itu ia lakukan orang lain.
untuk dapat masuk di SMA favorit pilihannya.
“Pak Prapto lebih banyak mengalah. Meng-
“Bimo ingin berprestasi untuk dirinya sen- alah untuk kebaikan. Untuk kebutuhan
diri, untuk masa depan yang lebih baik, bu- rumah tangga dan masa depan anaknya.
kan untuk siapa-siapa. Orang tuanya mau Bagi Pak Prapto adalah artinya percekokan
membiayaisekolahnya sampai sejauh ini dibandingkan dengan masa depan anak-
sudah sangat ia syukuri. Itu berarti dia anaknya yang tergadai jika kedua orang
masih lebih beruntung dibandingkan te- tuanya berpisah.” (hlm. 129)
man-teman kampung dan teman-teman
Sdnya dulu yang harus menjadi buruh pab- Pak Prapto lebih sering mengalah kepada
rik di usia muda seperti Megeng dan istrinya Bu Prapti, bagi Pak Prapto keutuhan ru-
Jumino atau bahkan harus kawin muda mah tangga jauh lebih npenting dari apapun, ia
seperti Poniyem, Sartini, Surahmi, dan tidak ingin masa depan anak-anaknya suram ka-
Jamilah karena harus memenuhi kebutuhan
rena orang tuanya berpisah. Sistem Ide meru-
ekonomi keluarganya.” (hlm 264)
pakan pengetahuan dan kepercayaan yang ter-
Dari petikan kalimat di atas, Bimo sangat dapat dalam sebuah masyarakat.
beruntung karena bisa sekolah sampai SMA
dibandingkat teman-temannya yang harus putus “Metode turun temurun telah diterapkan
dan dipercayai keampuhannya dalam
98 Jurnal Retorika, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 92—99

mengungkap tindak kejahatan kembali akan Bu Prapti adalah turunan ningrat, walau-
diuji kemanjurannya. Kepala Sekolah pun ia orang Islam namun lebih kental dengan
memanggil Mbah Ronggo, dukun trisakti di tata cara kejawen. Dengan melakukan berbagai
kawasan Banyumanik dan sekitarnya yang adat upacara seperti, upacara tujuh bulan dan
konon bisa menyantet orang dan membuat perayaan jika anak sudah mulai berjalan. Bagi-
perut yang disantet busung meng-
gelembung penuh dengan tali rafia, ijik,
nya melakukan upacara seperti itu merupakan
pecah kaca, dan jarum pentul didalamnya.” adat bagi orang jawa yang harus dilakukan, apa-
(hlm. 55) lagi ia merupakan turunan ningrat walaupun da-
lam agama Islam tidak diajarkan hal-hal sema-
Dari petikan kalimat di atas, untuk meng- cam itu.
ungkap tindak kejahatan, kepala sekolah meng-
gunakan metode turun temurun yaitu dengan Peralatan Budaya
memanggil dukun sakti.
Peralatan budaya, yaitu pencipta material
“Ayah Bimo orang gunung dengan latar yang berupa perkakas dan peralatan yang diper-
belakang Islam ndeso, yang biasa ngaji di lukan untuk menunjang kehidupan.
langgar kampung, tadarusan, puji-pujian,
rebutan nabuh bedug dan kentongan, dan “Ayah Bimo orang gunung dengan latar
arak-arakan dengan obor di tangan saat belakang Islam ndeso, yang biasa ngaji di
malam lebaran datang. Tak mementingkan langgar kampung, tadarusan, puji-pujian,
ceremony, lebih ke substansi. Tak percaya rebutan nabuh bedug dan kentongan, dan
adanya hari baik-hari buruk. Jodoh bukan arak-arakan dengan obor di tangan saat
ditentukan perhitungan wetton, tapi oleh malam lebaran datang.” (hlm. 127)
kesamaan akidah dan rasa saling mencintai.
Tidak perlu melakukan banyak upacara Dari petikan kalimat di atas, Ayah Bimo
yang tidak dicontohkan nabi karena dapat bisa ngaji di langgar kampung, tadarusan, puji-
menjurus ke bid’ah. Makan dengan tangan pujian, rebutan nabuh bedug dan kentongan, dan
dan sendok garpu pun tak mengapa, karena arak-arakan dengan obor di tangan saat malam
toh rasul mencontohkannya begitu.” (hlm.
lebaran datang.
127)

Dari petikan kalimat di atas, Ayah Bimo “Makan dengan sendok dan garpu tak bo-
leh berdenting karena beradu dengan
adalah orang gunung yang tidak mempercayai piring.” (hlm 128)
hal-hal yang bersifat kejawen seperti, jodoh di-
perhitungankan dari tanggal lahir, percaya hari Dari petikan di atas, bagi orang jawa
baik atau hari buruk. Ia lebih percaya dengan khususnya keturunan priyayi makan dengan
yang diajarkan oleh Islam. Baginya jika hal ter- sendok dan garpu tidak boleh beradu dan ber-
sebut tidak dicontohkan nabi dan tidak ada da- bunyi karena bagi orang jawa itu dianggap tidak
lam Islam, maka ia tidak perlu melakukannya. sopan.
“Sedangkan Bu Prapti beragama Islam “Menuang air minum di gelas harus margin
namun lebih kental dengan tata cara ke- kosong satu sentimeter dari bibir gelas.”
jawen dan keningratannya. Penuh perhatian (hlm. 128)
pada berbagai upacara adat, mitoni-sela-
metan tujuh bulan bayi yang dikandung, Bagi orang Jawa menuang air minum di
tedak sinten upacara perayaan jika anak
gelas harus margin kosong satu sentimeter dari
sudah mulai belajar berjalan, nyatus dan
nyewu-selamatan hari keseratus dan kese- bibir gelas karena itu merupakan adat kesopanan
ribu bagi kerabat yang meninggal dunia. orang Jawa.
Memperhitungkan hari baik dan buruk.
Menghitungkan kecocokan berdasarkan
SIMPULAN
nilai hari dan nilai pasaran kelahiran pa-
sangan.” (hlm. 127-128)
Novel Menggapai Matahari karya
Dermawan Wibisono mengandung aspek sosio-
logi karya sastra, meliputi unsur sistem sosial
Ryan Hidayat, Aspek Sosiologi Sastra 99

yang menckaup sistem politik sebanyak 3 poin, Sistem nilai sebanyak 2 poin dan sistem
sistem kepercayaan sebanyak 7 poin, sistem ide sebanyak 3 poin. Dari analisis terlihat jelas
ekonomi sebanyak 2 poin, dan sistem pen- bahwa lebih menitik beratkan sistem ide yang
didikan sebanyak 7 poin. Dari hasil analisis un- merupakan pengetahuan dan kepercayaan yang
sur sistem sosial meliputi sistem politik, sistem terdapat dalam sebuah masyarakat. Dominasi
kepercayaan, sistem ekonomi, dan sistem pen- tersebut dapat dilihat dari tokoh Ayah Bimo
didikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa No- tidak mempercayai hal-hal yang bersifat keja-
vel Menggapai Matahari terlihat bahwa lebih wen, seperti jodoh diperhitungkan dari tanggal
menitik beratkan sistem kepercayaan dan sistem lahir, percaya hari baik atau hari buruk. Ia lebih
pendidikan. Dominasi sistem kepercayaan ter- percaya dengan yang diajarkan oleh Islam. Bagi-
lihat dari tokoh Bimo yang percaya kepada ke- nya jika hal tersebut tidak dicontohkan nabi dan
kuatan yang lebih tinggi dari pada manusia yang tidak ada dalam Islam, maka ia tidak perlu mela-
dipercayai mengatur dan mengendalikan jalan- kukannya.
nya alam dan kehidupan umat manusia, yaitu Peralatan budaya sebanyak 3 poin. Domi-
Allah Swt. Kepercayaan itu ditandai dan disertai nasi peralatan budaya banyak ditemukan pada
dengan ketundukan dan penyerahan diri serta tokoh Bu Prapti yang menganggap bahwa orang
menjalankan ajaran-ajaran dan kewajiban sesuai jawa khususnya keturunan priyayi, makan de-
dengan kepercayaan itu sendiri, seperti sholat ngan sendok dan garpu tidak boleh beradu dan
dan berdoa. Begitu pula tokoh Bu Prapti yang berbunyi karena bagi orang jawa itu dianggap
sangat percaya dengan hal-hal yang bersifat tidak sopan. Menuang air minum di gelas harus
kejawen, seperti upacara adat, mitoni (selametan margin kosong satu sentimeter dari bibir gelas
tujuh bulan bayi yang dikandung), tedak sinten karena itu merupakan adat kesopanan orang
(upacara perayaan jika anak sudah mulai belajar jawa.
berjalan), nyatus dan nyewu (selametan hari ke- Dari unsur sistem sosial, sistem nilai dan
seratus dan keseribu bagi kerabat yang mening- ide, dan peralatan budaya, penulis menyimpul-
gal dunia). Memperhitungkan hari baik dan kan bahwa unsur sistem sosial yang meliputi;
buruk. Menghitung kecocokan berdasarkan nilai sistem politik, sistem kepercayaan, sistem eko-
hari dan nilai pasaran kelahiran pasangan. nomi, dan sistem pendidikan lebih dominan da-
lam novel Menggapai Matahari.

DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Abdullah. 1983. Intisari Sastra Indonesia. Teeuw, A. Sastra dan Ilmu Sastra. 1984. Jakarta : PT
Bandung: Djanika Pustaka Jaya
Shadily, Hassan. 1989. Sosiologi untuk Masyarakat. Wellek, Renne dan Austin Warren. 1997. Teori
Jakarta: Bina Aksara Kesusastraan. Terjemahan melalui Budianta.
Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai