Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan
yang tinggi, karena semua bentuk karya sastra dibuat berdasarkan dengan hati dan pemikiran
yang jernih. Karya sastra mengungkapkan realitas kehidupan masyarakat secara kiasan.
Artinya karya sastra merupakan representasi atau cerminan dari masyarakat (Emzir dan
Rohman, 2015:254). Karya sastra dianggap sebagai struktur tanda bermakna. Makna yang
tersirat dalam karya sastra merupakan pemaparan buah pikir, pendapat, dan pandangan
tentang hidup dan kehidupan.

Menurut (Nurgiyanto,1995:14), novel sebagai sebuah fiksi menawarkan sebuah


dunia, dunia yang berisi model kehidupan diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun
melalui unsur intrinsiknya seperti pristiwa, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang,
dan lain-lain yang kesemuanya bersifat imajinatif. Karya sastra, khususnya novel
menampilkan latar belakang sosial budaya masyarakat. Latar belakang yang diatampilkan
meliputi tata cara kehidupan, adat istiadat, kebiasaan, sikap, upacara adat, agama, sopan
santun, hubungan kekerabatan dengan masyarakat, dalam cara berfikir, cara memandang
sesuatu dan sebagainya.

Karya sastra sudah sebegitu populer dikatakan sebagai karya seni karena karya sastra
diangkat dari sebuah proses kreatif pengarang. Bahasa, selain sebagai sarana komunikasi
yang mampu menyampaikan informasi, dalam karya sastra menjadi alat untuk menimbulkan
rasa khusus yang mengandung nilai estetik yang bermacam-macam kepada penikmatnya atau
pembacanya. Oleh karena itu, penulis karya sastra juga sering dikatakan sebagai sebuah
aktivitas kreatif, karena kreativitas pengarang menentukan karyanya.

Secara definisi, sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam
masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Sosiologi sastra dalam hubungnya
dengan ini adalah kajian ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat, mengenai
lembaga dan proses sosial yang terdapat dalam karya sastra. Titik fokus perhatianya terletak
pada hubungan dan pola-pola tersebut tumbuh kembang, bagaimana mereka dipertahankan,
dan juga bagaimana mereka berubah (Brinkerhoft dan White, dalam Damsar 2015:8).
Aminudin (2004:186), berpendapat bahwa puisi dan prosa fiksi bisa dikaji dengan
menggunakan ilmu sosiopsikologi. Sosiopsikologi adalah sebuh ilmu interdisipliner yang
terdiri dari ilmu sosiologis dan psikologis. Ilmu sosiologi digunakan sebagai alat mengkaji
bidang-bidang sosial budaya yang terdapat dalam karya satra, dan adapun gejala psikisnya
dapat dianalisis dengan ilmu psikologi. Sebuah karya sastra mengungkapkan masalah-
masalah manusia dan kemanusian, tentang makna hidup dan kehidupan. Ia melukisakan
penderitan-penderitaan manusia, perjuanganya, kasih sayang, kebencian, nafsu, dan segala
yang dialami manusia (Mursal Esten, 1990:8). Lahirnya karya sastra karena adanya sesuatu
yang menjadikan jiwa seseorang pengarang memiliki rasa tertentu pada persoalan atau
peristiwa di dunia ini, baik dari yang dialaminya maupun pandangan kenyataan hidup sehari-
hari yang ada di masyarakat.

Karya sastra terutama novel kerap menjadi topik yang dikaji secara mendalam. Di
lingkungan Fakultas Bahasa dan Sastra, novel sudah dijadikan sebagai materi perkuliahan.
Hal ini menujukan bahwa novel bukan hanya sebagai bahan bacaan hiburan saja, melainkan
bagian dari salah satu karya sastra yang perlu dikaji dan dikembangkan. Horace dalam
Melani Budianto (1993:25-26), mengungkapkan bahwa fungsi karya sastra adalah
menyenangkan dan berguna. Menyenangkan dalam arti tidak menjemukkan, membosankan.
Berguna dalam arti tidak membuang-buang waktu, bukan sekedar perbuatan iseng melainkan
sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius. Dalam hal tersebut tentu karya sastra tidak
hanya memberi kenikmatan dan kesenangan, tetapi juga memberi wejangan. Karya sastra
dianggap baik ketika mampu mewakili zamannya dan sastra akan dipandang sebagai cermin
dari kehidupan yang ada di masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah yang akan di bahas pada
makalah ini dengan pedekatan sosiopsikologis dalam novel The Midnight Libary antara lain:

1. Penyesalan hidup

2. Menemukan kehidupan

3. Mencintai kehidupan

4. Sikap hidup

C. Tujuan

Untuk mengetahui hubungan sosial tokoh-tokoh dalam novel The Midnight Library,
dan mengetahui sikap serta gejala psikis yang digambarkan.
PEMBAHASAN

1. Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Proses
interaksi yang dilakukan seseorang terhadap orang lain bisa akan mendapat respon yang baik
atau juga tidak baik.

Entah dari mana wanita itu datang. Berpakaian rapi, dengan rambut abu-abu pendek
dan kaus turtleneck lengan panjang warna hijau. Umurnya sekitar enam puluh tahun,
kalau Nora harus menebak. “Siapa kau?” Tapi sebelum menyelesaikan
pertanyaannya, ia sadar ia sudah tahu jawabannya. “Aku pustakawati” ujar wanita itu
(TML.1 hal.44)

Pada kutipan di atas menunjukkan kajian interaksi sosial “Siapa kau?” Nora melontarkan
pertanyaan kepada seorang wanita yang baru datang di dekatnya. Wanita itu menjawab “Aku
pustakawati” Nora menampakkan interaksi sosial karena adanya keingin tahuan, hingga
membuat Nora bartanya.

Lalu seorang wanita lansia yang memakai topi renang tersenyum kepadanya sewatu ia
meluncur di air ke arahnya. “Selamat pagi, Nora,” sapanya, tanpa menghentikan
gerakan tangannya. “selamat pagi,” balas Nora.

Pada kutipan di atas menunjukkan kajian interaksi sosial sapa. Sapa adalah sebuah perkataan
untuk menegur atau memberi salam. Wanita lansia itu menyapa Nora untuk atau hanya
sekedar bersapa dan sambil menggerakan tangannya. Kemudian Nora membalas kepada
orang yang menyapanya itu.

Anda mungkin juga menyukai