Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Esten (1978:9), karya sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan

imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. melalui bahasa sebagai medium yang

memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia. khususnya dalam kehidupan

bermasyarakat. Karya sastra lahir dari hasil kreativitas manusia sebagai cerminan kehidupan

manusia. Hal tersebut terlihat dari permasalahan yang dituangkan dalam karya sastra juga

sering terjadi di dunia nyata atau sebaliknya. Akan tetapi karena karya sastra merupakan

hasil kreatif manusia, jadi tidak semata-mata karya sastra tersebut merupakan duplikasi dari

kehidupan nyata, melainkan ada unsur kreatif di dalamnya berlandaskan permasalahan yang

ada di dunia nyata. Sebagai seni yang lahir dari hasil kreatif manusia, karya sastra tidak

hanya sebagai media untuk menyampaikan gagasan, teori, ide atau sistem pemikiran

manusia, akan tetapi harus dihubungkan dengan fungsi seni yaitu dulce and utile.

Karya sastra merupakan suatu ciptaan yang imajinatif dan luapan perasaan dari

seorang pengarang yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu dalam suatu karya yang

dihasilkan. Jika kita berbicara mengenai karya sastra, tidak akan lepas dari penikmat atau

yang biasa disebut dengan pembaca sastra. Pembaca bisa dari usia anak anak sampai usia

dewasa maupun orang tua. Salah satu jenis karya sastra yang sangat digemari oleh pembaca

adalah novel.

Dalam menciptakan sebuah karya sastra, pengarang menciptakan karyanya berbeda-

bed. Hal tersebut terlihat dari hasil karyanya dapat berupa cerpen, novel, bahkan puisi.
Selain itu, metode dan teknik, atau gaya bahasa yang digunakan pun pasti berbeda. Namun,

selain perbedaan pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, banyak juga pengarang

yang menciptakan sebuah karya sastra didasari oleh karya sastra dari pengarang lain. Akan

tetapi, kemiripan yang terdapat dalam karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang bukan

merupakan hasil dari suatu penjiplakan.

Pada dasarnya jenis karya sastra itu ada dua yaitu, (1) karya sastra lisan, dan (2) karya

sastra tulis. Akan tetapi, pada penelitian ini peneliti hanya akan membahas tentang karya

sastra tulis. Karya sastra tulis adalah suatu karya sastra yang muncul setelah manusia

mengenal tulisan. Sedangkan menurut Sutrisno (1985), karya sastra tulis adalah suatu karya

sastra yang mengunakan media tulisan atau literal.

Karya sastra tulis juga diangap sebagai ciri karya sastra modern karena bahasa tulisan

dianggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju karna budaya tulis-menulis

selalu indentik dengan kemajuan peradaban keilmuan, suatu karya sastra tulis yang muncul

terkadang tidak luput dari pengaruh situasi masyarakat pada saat itu termasuk situasi sosial,

politik, dan budaya. Untuk mengetahui apakah karya sastra tulis terpengaruh situasi

masyarakat pada saat itu, kita harus melakukan penelitian di bidang sastra bandingan.

Sastra bandingan adalah studi sastra yang digunakan untuk membandingkan dua karya

sastra atau karya sastra dengan bidang ilmu lain bertujuan menghubungkan karya sastra

yang satu dengan yang lain, sastra bandingan awalnya memang berkembang di Prancis,

Inggris, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Selanjutnya sastra bandingan juga

melebarkan sayap ke Amerika dan Asia pada umumnya. Sejak tahun 1970-an sastra

bandingan mulai berkembang dengan mengkaji karya-karya Andre Malraug, William

Somerset Maughnam, dan Franz Kafka. Pada awalnya, sastra bandingan sekedar
membandingkan karya sastra dengan karya sastra untuk mencari kefavoritan dan

keoriginalitasan karya. (Endraswara, 2011:130)

Berdasarkan sejarahnya, sastra bandingan mempunyai dua Aliran, yang pertama

adalah Aliran prancis disebut juga aliran lama karena memang sastra bandingan lahir di

negara Prancis dan banyak tokoh-tokoh Prancis yang memplopori kelahirannya tersebut.

Sedangkan yang kedua adalah aliran Amerika disebut sebagai aliran baru karena aliran

Amerika meneruskan dan mengembangkan aliran Prancis. Tetapi pada penelitian ini peneliti

akan mengunakan aliran yang ke dua yaitu Aliran Amerika.

Aliran Amerika sebenarnya hanya mengembangkan pemahaman teori sastra

bandingan dari aliran sebelumnya (aliran Prancis) karena selain membandingkan dua karya

sastra, aliran Amerika juga beranggapan sastra bandingan dapat pula membandingan sastra

dengan bidang ilmu dan seni tertentu, Aliran Amerika juga berpendapat bahwa Sastra akan

tetap menjadi dirinya sendiri sebagai sebuah karya sastra yang kemudian dapat

dibandingkan dengan ilmu lain, seperti sastra dengan sejarah, sastra dengan sosiologi, sastra

dengan politik, sastra dengan ekonomi, sastra dengan agama. Aliran ini dapat memperluas

peran sastra bagi segmen kehidupan masyarakat.

Menurut Endraswara (2011:43), jenis sastra bandingan di Indonesia secara garis besar

dapat dibagi dalam empat, yaitu: (1) sastra bandingan dalam kaitan studi filologi yang

dikenal sebagai kritik teks, (2) sastra bandingan dalam hubungannya dengan sastra lisan.

Jenis penelitian ini lebih ke arah motif dan atau tema dalam dongeng, cerita rakyat, legenda,

dan sejenisnya, serta merunut wilayah penyebaran teks, (3) sastra bandingan modern, yakni

sastra bandingan tulis, baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang masih bernama bahasa

Melayu maupun yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan (4) sastra bandingan interdisipliner
artinya menyandingkan karya sastra dengan bidang lain di luar ilmu sastra. Sastra bandingan

yang keempat ini sering melahirkan simbiosis mutualisme antara sastra dan bidang lain.

Sedangkan dalam penelitan ini peneliti mengambil bidang penelitian sastra bandingan

interdisipliner, peneliti akan menyandingkan karya sastra beruba nove dengan bidang ilmu

lain, yaitu ilmu politik.

Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella, yang berarti “fbarang baru yang kecil”.

Novel adalah suatu bentuk karya sastra prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita

kehidupan seseorang dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dan menonjolkan sifat dan

watak setiap tokoh. Novel dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang menyajikan

permasalahan-permasalahan secara kompleks, dengan penggarapan unsur-unsurnya secara

lebih luas, serta terperinci. Cerita dalam novel biasanya diawali dari kejadian atau peristiwa

terpenting yang dialami tokoh dalam cerita, yang kemudian akan mengubah nasib dalam

hidupnya. Jadi para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami

perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan waktu

terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.

Cerita dalam novel juga sering mengambarkan cerita masyarakat atau keadaan politik

masyarakat saat itu maka dari itu peneliti akan membandingkan antara karya sastra

berbentuk novel dengan ilmu politik, dari kedua hal tersebut akan muncul persamaan dan

perbedaan, persamaanya adalah suatu karya sastra itu muncul atau tercipta tidak luput dari

lingkungan sekitar sang pengarang sedangkan perbedaanya terlihat pada saat salah satu

tokoh mengunakan cara-cara dalam hal perebutan kekuasaan yang tidak sesuai dengan

pendekatan-pendekatan tenta
Menurut Nurhadi (2013:34), novel adalah sebuah bentuk karya sastra yang didalmnya

memiliki nilai-nilai sosial, budaya, moral dan pendidikan. Dari pendapat tersebut peneliti

mengambil kesimpilan bahwasanya munculnya nilai-nilai dalam sebuah novel itu muncul

karna adanya keterpengaruhan penulis terhadap unsur ilmu lain.

Keterpengaruhan dalam sebuah karya sastra berbentuk novel bias kita pahami saat kita

mampu menemukan karakteristik tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Dan dapat

peneliti contohkan dalam novel yang ada dalam penelitian ini karakeristik seorang tokoh,

saat ingin merebut sebuah kekuasaan yang sangan dia inginkan, sangat terpengaru oleh

unsur teks ilmu lain, yaitu ilmu politik.

Menurut Budiardjo (2005), ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang

perpolitikan. Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik.

Orang Yunani seperti plato dan aristoteles menyebutnya sebagai en dan onia atau the good

life (kehidupan yang baik). Ilmu Politik juga membahas mengenai teori dan praktik politik

serta gambaran dan analisis mengenai sistem politik dan perilaku politik. Ilmu politik

mempelajari mengenai alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran

dan sistem pemerintahan yang termasuk dalam pemerintah dan organisasi internasional,

Menurut Ramlan (dalam Philipus, 2008:92), ada lima pandangan tentang politik.

Pertama, politik adalah usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan

mewujudkan kebaikan bersama. Kedua, politik ialah segala yang berkaitan dengan

penyelenggaraan negara dan pemerintah. Ketiga, politik ialah segala kegiatan yang

diarahkan untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat,

politik adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
umum. Kelima, politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau mempertanyakan

sumber-sumber yang dianggap penting.

Ilmu politik juga sangat mempengaruhi munculnya sebuah karya sastra, yaitu pada

karya sastra novel Negri Para Bedebah karya Tere Leye. Novel ini memiliki persamaan

pada salah seorang tokoh saat ingin merebut suatu kekuasaan, dan juga memiliki perbedaan

pada cara-cara yang dilakukan saat ingin menghancurkan sebuah kekuasaan.

Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana

mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Menurut Ramlan Surbakti,

mengajukan 6 pendekatan untuk memahami arti ilmu politik, yaitu. (1) pendekatan

kekuasaan, (2) pendekatan institusional, (3) pendekatan moral, (4) pendekatan konflik, (5)

pendekatan fungsional, dan (6) pendekatan analisis wacana politik.

Tetapi dalam novel Negri Para Bedebah karya Tere Leye hanya mengunakan

pendekatan dari beberapa yang telah di paparkan oleh Ramlan Surbakti, (1) pendekatan

kekuasaan; menurut pendekatan ini, yang dimaksud politik adalah cara-cara untuk

memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Dalam pendekatan ini perspektif politik

merupakan sesuatu yang kotor, karena usaha untuk memperoleh atau mempertahankan

kekausaan dilakukan dengan cara-cara yang tidak legal dan amoral. dan (2) pendekatan

konflik; Menurut pendekatan ini politik adalah kegiatan untuk mempertahankan

kepentingan. Konflik yang dimaksud di sini mencakup semua pertentangan yang

menyangkut upaya mempertahankan kepentingan. Pada penelitian ini hanya mengambil dua

pendekatan yang dikemukakan oleh Ramlan Subakti karna pada teks sastra yang berupa

novel peneliti menemukan teks yang mengandung unsur politik yang sama dengan kedua

pendekatan tersebut.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahanya adalah

“bagaimana perbandingan teks novel negri para bedebah dengan ilmu politik?” Rumusan

masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa rumusan masalah berikut.

(1) Bagaimana persamaan perebutan kekuasaan pada teks novel Negeri Para Bedebah

karya Tere Liye dengan ilmu politik?

(2) Bagaimana perbedaan perebutan kekuasaan pada teks novel Negeri Para Bedebah karya

Tere Liye dengan ilmu politik?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah “Mendeskripsikan

perbandingan teks novel Negeri Para Bedebah karya tere liye dengan Ilmu Politik”. Tujuan

penelitian tersebut dirinci ke dalam beberapa tujuan penelitian berikut.

(1) Mendeskripsikan persamaan perebutan kekuasaan pada teks novel Negeri Para

Bedebah karya Tere Liye dengan ilmu politik?

(2) Mendeskripsikan perbedaan perebutan kekuasaan pada teks novel Negeri Para Bedebah

karya Tere Liye dengan ilmu politik?

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini berguna untuk menambah hasanah keilmuan di bidang sastra

bandingan khususnya pada jenis sastra bandingan interdisipliner.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat, bagi pihak-pihak

berikut.

(1) Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dalam bidang studi sastra bandingan,

dalam penelitian sastra dan ilmu politik.

(2) Bagi mahasiswa, untuk mengetahui persamaan dan perbedaan suatu cerita dalam

sebuah karya sastra novel dengan ilmu politik.

(3) Bagi peneliti selanjutnya menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya kea rah

sastra bandingan.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman terhadap istilah yang digunakan

dalam judul penelitian ini, peneliti mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut.

(1) Karya sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi

kehidupan manusia. melalui bahasa sebagai medium yang memiliki efek positif

terhadap kehidupan manusia.

(2) Karya sastra tulis adalah suatu karya sastra yang mengunakan media tulisan atau literal.

(3) Sastra bandingan adalah studi sastra yang digunakan untuk membandingkan dua karya

sastra atau karya sastra dengan bidang ilmu lain bertujuan menghubungkan karya sastra

yang satu dengan yang lain.

(4) Sastra bandingan interdisipliner adalah studi sastra yang menyandingkan karya sastra

dengan bidang lain di luar ilmu sastra.

(5) Novel adalah sebuah bentuk karya sastra yang didalmnya memiliki nilai-nilai sosial,

budaya, moral dan pendidikan.


(6) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik. Politik adalah usaha menggapai

kehidupan yang baik.

(7) Persamaanya adalah hal-hal yang sama pada teks novel Negri Para Bedebah karya Tere

Liye dengan ilmu politik dalam hal perebutan kekuasaan.

(8) Perbedaanya adalah hal-hal yang berbeda pada teks novel Negri Para Bedebah karya

Tere Liye dengan ilmu politik dalam hal perebutan kekuasaan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Pada penelitian yang relevan ini ditunjukkan penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Peneliti yang dilakukan oleh Asri (2009), Budiasto (2010), dan

Durrotunnajiyah (2015). Dalam penelitian ini diadakan pengkajian pustaka untuk mengetahui

keterkaitan, persamaan, dan perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan

penelittian sebelumnya.

Asri (2009) yang berjudul Perbandingan Unsur Fakta Cerita Emil Und Die Detektive

Karya Grich Kätsner Dan Pulung dengan Misteri Boneka Gayung Karya Bung Smas.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan persamaan dan perbedaan unsur dalam sebuah

karya sastra satu dengan karya sastra lain, hasil penelitian ini yakni, (1) plot cerita dalam

cerita Emil und die Detektive dan pulung adalah progresif tertutup yang ditunjukan dengan

adanya plot yang kronologis, dimulai dari awal kemudian tengah dan akhir, (2) penokohan

terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama berkarakter bulat dan tokoh

tambahan berkarakter datar. Kedua tokoh utama punya persamaan- persamaan dan perbedaan-

perbedaan. Tokoh tambahan diperbandingkan karena pertama memiliki persamaan dan kedua

karena memiliki perbedaan, (3) latar kedua cerita yang diperbandingkan adalah latar tempat,

terdiri dari tempat terjadinya konflik, kota tempat berpetualang dan kantor polisi. Latar sosial

terdiri dari masyarakat lapisan bawah, lapisan atas dan adat sikap anak terhadap orang tua,

dan (4) ketiga unsur fakta cerita, yaitu plot, penokohan, dan latar mempunyai keterkaitan erat

demi membentuk tema. Kedua cerita bertema moral yaitu perjuangan tokoh utama untuk
membongkar tokoh kejahatan sebagai tema mayor, dan minornya adalah tema sosial yaitu

tentang menolong terhadap teman dan setia kawan.

Budiasto (2010) yang berjudul. Telegram Karya Putu Wijaya Transformasi dari Novel

Menjadi Skenario Film. Dalam penelitiannya membahas tentang perbedaan dan persamaan

alur, tokoh, dan latar yang muncul saat novel Telegram ditransformasi menjadi skenario film.

Budiasto menyimpulkan bahwa alur dalam novel Telegram mengalami pemadatan dari segi

jumlah peristiwa. Kualitas antara novel dan skenario berbeda. Namun, unsur-unsur dasar fiksi

dalam novel Telegram menjadi scenario. Hasil penelitian ini berupa, (1) perbedaan tema dan

inti cerita dalam novel dan film, (2) perbedaan salah satu tokoh yang terdapat dalam fim, dan

(3) perbedaan plot yang terdapat pada film.

Durrotunnajiyah (2015) dalam tulisanya yang berjudul Perbandingan Teks Sastra

Habibie Dan Ainun Karya BJ Habibie dengan ilmu politik. Dalam penelitianya membahas

tentang bagaimana konsep-konsep politik yang terkandung dalam novel Habibie Dan Ainun

Karya B.J Habibi. Hasil penelitian ini berupa, (1) perbedaan teks sastra Habibie dan Ainun

Karya BJ Habibie dengan ilmu politik, (2) persamaan teks sastra Habibie dan Ainun Karya

BJ Habibie dengan ilmu politik, dan (3) keterpengaruhan teks sastra Habibie dan Ainun

Karya BJ Habibie dengan ilmu politik

Berikut ini merupakan table penelitian untuk memper jelsa tentang penelitian terdahulu

yang relevan yang di gunakan peneliti sebagai refrensi baik metode, pendekatan, atau hasil

yang nantinya bisa dijadikan gambaran awal pada penelitian ini.

No Penelitian Judul Metode Hasil

1 Asri (2009) Perbandingan Sastra (1) plot cerita dalam cerita Emil

Unsur Fakta Cerita Bandingan und die Detektive dan pulung


Emil Und Die adalah progresif tertutup yang

Detektive Karya ditunjukan dengan adanya plot

Grich Kätsner Dan yang kronologis, dimulai dari

Pulung dengan awal kemudian tengah dan akhir,

Misteri Boneka (2) penokohan terdiri dari tokoh

Gayung Karya utama dan tokoh tambahan.

Bung Smas Tokoh utama berkarakter bulat

dan tokoh tambahan berkarakter

datar. Kedua tokoh utama punya

persamaan- persamaan dan

perbedaan-perbedaan, (3) latar

kedua cerita yang

diperbandingkan adalah latar

tempat, terdiri dari tempat

terjadinya konflik, kota tempat

berpetualang dan kantor polisi.

Latar sosial terdiri dari

masyarakat lapisan bawah, lapisan

atas dan adat sikap anak terhadap

orang tua, dan (4) ketiga unsur

fakta cerita, yaitu plot,

penokohan, dan latar mempunyai

keterkaitan erat demi membentuk


tema. Kedua cerita bertema moral

yaitu perjuangan tokoh utama

untuk membongkar tokoh

kejahatan sebagai tema mayor.

2 Budiasto (2010) Telegram Karya Sastra (1) perbedaan tema dan inti cerita

Putu Wijaya bandingan dalam novel dan film, (2)

Transformasi dari perbedaan salah satu tokoh yang

Novel Menjadi terdapat dalam fim, dan (3)

Skenario Film. perbedaan plot plot yang terdapat

pada film.

3 Durrotunnajiyah Perbandingan Teks Sastra (1) perbrdaan teks sastra Habibie

(2015) Sastra Habibie dan bandingan dan Ainun Karya BJ Habibie

Ainun Karya BJ Dengan Ilmu Politik, (2)

Habibie Dengan persamaan teks sastra Habibie dan

Ilmu Politik. Ainun Karya BJ Habibie Dengan

Ilmu Politik, dan (3)

keterpengaruhan teks sastra

Habibie dan Ainun Karya BJ

Habibie Dengan Ilmu Politik.

Pada penelitian terdahulu diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan. Pada penelitian (1) persamaanya terlatak pada metode sastra bandingan yang di
gunakan, sedangkan pada penelitian ke (2) persamaanya terletak pada teknik yang di gunakan

dalam penelitian, dan yang ke (3) persamaanya terletak pada bidang ilmu yang di gunakan

peneliti. Adapun beberapa perbedaanya yaitu pada penelitia-penelitian terdhulu diatas adalah

objek kajiannya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin memfokuskan kajian pada persamaan dan

perbedaan perebutan kekuasaan pada teks novel Negeri Para Bedebah karya tere liye dengan

ilmu politik. Dalam upaya mengungkapkan hal tersebut, yakni dengan melakukan penelitian

yang berjudul perbandingan perebutan kekuasaan pada teks novel Negri Para Bedebah

dengan Ilmu Politik.

B. Deskripsi Konseptual dan Subfokus Penelitian

Pada bagian ini dejelaskan konstruk-konstruk teoritis dari para pakar Konstruk-konstruk

teoritis yang digunakan penulis sebagai pisau bedah untuk menganalisis masalah yang telah

penulis rumuskan pada Bab I pada landasan teori ini dijelaskan konstruk-konstruk teoritis

yang meliputi, (1) karya sastra, (2) karya sastra tulis, (3) sastra bandingan, (4) interdisipliner,

(5) novel, (6) ilmu politik.

1. Deskripsi Karya Sastra

Menurut Esten (1978:9), karya sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan

imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. melalui bahasa sebagai medium yang

memiliki efek positif terhadap kehidupan manusia. khususnya dalam kehidupan

bermasyarakat. Karya sastra lahir dari hasil kreativitas manusia sebagai cerminan

kehidupan manusia. Hal tersebut terlihat dari permasalahan yang di tuangkan dalam karya

sastra juga sering terjadi di dunia nyata atau sebaliknya. Akan tetapi karena karya sastra

merupakan hasil kreatif manusia, jadi tidak semata-mata karya sastra tersebut merupakan
duplikasi dari kehidupan nyata, melainkan ada unsur kreatif di dalamnya berlandaskan

permasalahan yang ada di dunia nyata. Sebagai seni yang lahir dari hasil kreatif manusia,

karya sastra tidak hanya sebagai media untuk menyampaikan gagasan, teori, ide atau

sistem pemikiran manusia, akan tetapi harus dihubungkan dengan fungsi seni yaitu dulce

and utile.

Karya sastra juga merupakan fenomena kehidupan manusia, yang secara garis besar

menyangkut: (1)persoalan manusia dengan dirinya sendiri, (2)hubungan manusia dengan

manusia lain dalam lingkup sosial termasuk dalam hubungannya dengan lingkungan alam,

dan (3)hubungan manusia dengan Tuhannya (Nurgiyantoro, l998:323). Maka dari itu

banyak sisi kehidupan manusia yang dapat dicakup oleh karya sastra, misalnya, kesedihan,

kegelisahan, kekecewaan, kemarahan, keheranan, protes, dan pikiran atau opini. dan

lingkungan, tatanan sosial, tatanan politik dan sejenisnya.

2. Deskripsi Karya Sastra Tulis

Menurut Sutrisno (1985), karya sastra tulis adalah suatu karya sastra yang

mengunakan media tulisan atau literal. Awal sejarah sastra tulis melayu bias dirunut sejak

abad ke-7 M. berdasarkan penemuan prasasti bertuliskan huruf pallawan peningalan

kerajaan sriwijaya, walaupun tulisanpada prasasti itu masih pendek-pendek, tetapi prasasti-

prasasti yang merupakan peningalan sejarah itu dapat disebut sebagai cikal bakal lahirnya

tradisi menulis atau sebuah Bahasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Karya sastra tulis juga diangap sebagai ciri karya sastra modern karena bahasa tulisan

dianggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju. Menurut ayu susanto

(2004) tradisi sastra lisan menjadi penghambat bagi kemajuan suatu bangsa, maka, tradisi

lisan harus diubah menjadi tradisi menulis, karna budaya tulis-menulis selalu indentik
dengan kemajuan peradaban keilmuan. Pendapat ini mungkin tidak keliru, tapi bukan

berarti kitadengan begitu saja mengabaikan atau bahkan meningalkan tradisi sastra lisan

yang sudah mengakar dan menjadi identitas masing-masing suku di seluruh kepulauwan

Indonesia.

3. Deskripsi Sastra Bandingan

Endraswara (2003: 128-129) mendefinisikan sastra perbandingan sebagai wilayah

keilmuan sastra yang mempelajari keterkaitan antar sastra dan perbandingan sastra dengan

bidang lain. Jalin-menjalin antar karya sastra sangat dimungkinkan, karena setiap

pengarang menjadi bagian dari pengarang lain. Setiap pengarang sulit lepas dari karya

orang lain, karena mereka harus membaca dan meresepsi karya orang lain. Dalam kajian

sastra bandingan, selalu diperlukan kaidah-kaidah teoritis yang berhubungan dengan ilmu

sastra. Di samping itu, sastra bandingan juga dimungkinkan membandingkan antara sastra

dengan bidang lain yang relevan seperti sejarah, filsafat, agama, politik, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Damono (2005:1), sastra bandingan adalah suatu pendekatan

dalam ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Bisa dikatakan, teori

apapun dapat dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan, sesuai dengan objek dan

tujuan penelitian. Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sastra bandingan

adalah kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih yang memiliki persamaan dan

perbedaan dalam hal unsur-unsur yang dikandungnya.

Jadi, yang dimaksud dengan sastra perbandingan adalah wilayah keilmuwan sastra

yang mempelajari keterkaitan antar sastra dan perbandingan sastra dengan bidang yang

lain. Penelitian sastra perbandingan berperspektif interdisipliner tidak menelaah karya-


karya sastra semata, melainkan juga hubungan isi karya sastra dengan bidang ilmu yang

lain.

Sastra bandingan merupakan sebuah studi teks accros cultural. Dalam sastra bandingan

ini lebih banyak memperhatikan hubungan sastra menurut aspek waktu dan tempat. Dari

aspek waktu, sastra bandingan dapat membandingkan dua atau lebih periode yang berbeda.

Untuk tempat, akan mengikat sastra bandingan menurut wilayah geografis sastra

(Endraswara, 2006: 128).

Menurut Endraswara (2011:28) sastra bandingan dapat ditinjau dari bermacam-macam

segi, yaitu (1) bandingan sastra antarnegara, misalnya sastra Indonesia dengan Malaysia,

sastra Indonesia dengan sastra Mesir, dan seterusnya; (2) sastra bandingan antara sastra

daerah dalam suatu negara, misalnya sastra Jawa dengan Sastra Sunda; (3) sastra

bandingan dalam lingkup sastra daerah yang membanding dari unsur genre, nilai, dan

sebagainya; dan (4) bandingan sastra, yaitu membandingkan sastra dengan bidang agama,

politik, budaya, dan sebagainya

4. Deskripsi Interdisipliner

Interdisipliner adalah studi sastra yang menyandingkan karya sastra dengan bidang

lain di luar ilmu sastra. Dengan cara pandang interdisipliner kita akan dapat melihat bahwa

disiplin-disiplin tertentu tidak lebih unggul atau lebih favorit daripada yang lain. Sebab,

setiap disiplin memiliki kekurangan dan kelebihan dalam melihat fenomena kehidupan

manusia, setiap disiplin memiliki obyek dan permasalahan yang diselesaikan dengan

caranya yang khas dan tidak dapat diselesaikan oleh oleh disiplin lain. Cara Pandang

interdisipliner dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang memiliki banyak sisi.

Atau dengan perkataan lain, cara pandang interdisipliner dalam kasus-kasus tertentu sangat
diperlukan, karena penjelasan yang menyeluruh terhadap satu hal atau fenomena dapat

diperoleh.

Interdisipliner dapat memandang sebuah karya sastra berbentuk novel sebagai potret

kehidupan manusia. Di dalamnya, sang pengarang memunculkan model kehidupan para

tokoh dan kondisi sosial yang antara lain mencakup struktur sosial, hubungan sosial,

pertentangan sosial, hubungan kekeluargaan, dominasi kelompok yang kuat terhadap yang

lemah, dan sisi-sisi kehidupan sosial lainnya, seperti layaknya kehidupan nyata. Dengan

demikian, menghayati dan memahami karya sastra sama halnya menghayati dan

memahami manusia dan kehidupannya dalam segala segi, yang pada hakikatnya masing-

masing segi tersebut dapat dipelajari oleh disiplin-disiplin ilmu yang bergayut dengan

manusia seperti ilmu agama, ilmu politik, dan ilmu budaya.

5. Deskripsi Novel

Menurut Nurhadi, novel adalah sebuah bentuk karya sastra yang didalmnya memiliki

nilai-nilai sosial, budaya, moral dan pendidikan. Dari pendapat tersebut peneliti mengambil

kesimpilan bahwasanya munculnya nilai-nilai dalam sebuah novel itu muncul karna

adanya keterpengaruhan penulis terhadap unsur ilmu lain. Novel dapat diartikan sebagai

cerita berbentuk prosa yang menyajikan permasalahan-permasalahan secara kompleks,

dengan penggarapan unsur-unsurnya secara lebih luas, serta terperinci. Cerita dalam novel

biasanya diawali dari kejadian atau peristiwa terpenting yang dialami tokoh dalam cerita,

yang kemudian akan mengubah nasib dalam hidupnya.

Menurut Schole (1984:121), novel adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan

peristiwa nyata atau fiksional yang dibayangkan pengarang melalui pengamatannya

terhadap realitas. Novel juga dapat diartikan sebagai cerita berbentuk prosa yang
menyajikan permasalahan-permasalahan secara kompleks, dengan penggarapan unsur-

unsurnya secara lebih luas, serta terperinci.

6. Deskripsi Ilmu Politik

Menurut Budiardjo, ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang perpolitikan.

Politik diartikan sebagai usaha-usaha untuk mencapai kehidupan yang baik. Orang Yunani

seperti plato dan aristoteles menyebutnya sebagai en dam onia atau the good life

(kehidupan yang baik). Ilmu Politik juga membahas mengenai teori dan praktik politik

serta gambaran dan analisis mengenai sistem politik dan perilaku politik. Ilmu politik

mempelajari mengenai alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran

dan sistem pemerintahan yang termasuk dalam pemerintah dan organisasi internasional.

7. Deskripsi Interdisipliner Novel Dengan Ilmu Politik

Interdisipliner novel dengan ilmu politik adalah suatu bidang studi ilmu yang

menyandingkan karya sastra berupa novel dengan bidang lain di luar ilmu sastra yakni

ilmu politik. Munculnya deskripsi tentang interdisipliner novel dengan ilmu politik, di

karenakan sebagian munculnya karya sastra berupa novel itu ada unsur keterpengaruhan

dari ilmu politik.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009: 2). Metode penelitian memegang

peranan yang sangat penting di dalam penelitian, sebab berhasil tidaknya suatu penelitian itu

ditentukan oleh metode yang digunakan. Metode yang tepat dapat diperoleh data yang akurat

atau tepat dan sesuai dengan kenyataan. Metode penelitian ini dimaksudkan agar penelitian

yang penulis lakukan dapat terarah dan sistematis, sehingga permasalahan penulis dapat

terjawab dan setiap tujuan penelitian ini dapat tercapai. Sebagai karya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah kerja, yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran.

Dalam hal ini yang dimaksud metode adalah cara kerja yang dipergunakan seseorang

untuk memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian di dalam

melakukan penelitian seseorang berhak memilih berbagai metode yang cocok dan sesuai

sasaran, sifat objek, dan sifat teori yang mendukung penelitian.

A. Jenis Penelitian

Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam penelitian. Penelitian dapat memilih

berbagai jenis metode dalam melaksanakan penelitiannya. Penelitian yang berjudul

Perbandingan Perebutan Kekuasaan Pada Teks Novel Negeri Para Bedebah Karya Tere

Liye dengan ilmu politik. ini mengunakan metode kualitatif yang bersifat diskriptif.

Penggunaan metode tersebut bertujuan memberikan penggambaran, analisis secara

objektif untuk dapat mengungkapkan perbandingan dengan menemukan beberapa hal yang

memiliki persamaan dan perbedaan dalam karya sastra berupa novel Negeri Para Bedebah

karya Tere Liye dengan ilmu lain yakni, ilmu politik.


Wiliam (dalam Moleong, 2009:5) mendefinisikan penelitian kualitatif, pengumpulan

data suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau

peneliti yang tertarik secara ilmiah sedangkan Danzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2009: 5)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada.

Selain itu, Moelong (2009:6) berpendapat bahwa penilitian kualitatif merupakan

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan

dengan cara deskripsi dalambentuk kata-kata dan bahasa pada suatau konteks khusus alamiah

dan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode kualitatif secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan

menyajikan dalam bentuk dalam bentuk deskripsi kualitas penafsiran dalam metode kualitatif

dibatasi oleh hakikat fakta-fakta sebagaimana ditafsirkan oleh subjek. Metode deskriptif

analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian di susul dengan

analisis. Secara etimologis deskriptif dan analisis berarti menguraikan, memberikan

pemahaman, dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004: 46-47).

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tahapan-tahapan proses yang diperlukan dalam

merencanakan dan melaksanakan penelitian. Adapun tahapan dalam penelitian ini terbagi

dalam tiga bagian, (1) tahap persiapan, dalam penelitian ini peneliti harus terlebih dahulu

mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan suatu penelitian, (2) tahap

pelaksanaan, yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan adalah pengumpulan data dan analisis
data, dan (3) tahap penyelesaian, kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah

menyusun laporan, merevisi laporan dan mengadakan laproan penelitian.

B. Data Dan Sumber Data Penelitian

1. Data Penelitian

Arikunto (2010:116) menyatakan bahwa data adalah hasil pencatatan peneliti, baik

berupa fakta ataupun angka. Data yang dipakai dalam penelitian ini berupa perbandingan

teks novel Negeri Para Bedebah karya tere liye dengan ilmu politik. Data tersebut

meliputi, (1)persamaan teks novel Negeri Para Bedebah karya Tere Liye dengan ilmu

politik, (2)perbedaan teks novel Negeri Para Bedebah karya Tere Liye dengan ilmu

politik.

2. Sumber Data Penelitian

Arikunto (2010:172) menyatakan yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis

mengambil sumber data yang berupa novel Negri Para Bedebah karya Tere Liye yang

diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama dan ilmu politik dalam buku Memahami

Ilmu Politik, Ramlan Subakti.

C. Pengumpulan Data Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi, simak,

dan catat. Yang dirinci sebagai berikut.


a. Teknik Simak

Peneliti menggunakan metode simak karena cara yang digunakan untuk

memperoleh data dilakukan dengan menyimak novel Negeri Para Bedabah karya Tere

Liye dan buku Memahami Ilmu Politik, Ramlan Subakti.

b. Teknik Catat

Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil menyimak data

pada novel Negri Para Bedabah karya Tere Liye dan buku Memahami Ilmu Politik,

Ramlan Subakti. Pada teknik catat ini peneliti mencatat tentang persamaan dan

perbedaan teks novel Negeri Para Bedabah karya Tere Liye dengan ilmu politik

dalam buku Memahami Ilmu Politik, Ramlan Subakti.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan hal-hal yang diggunakan untuk menjaring data

yang diperlukan dan berhubungan dengan masalah penelitian. Penelitian kualitatif tidak

dapat dipisahkan dari peran sang peneliti. Karena itulah, selain teks sebagai instrumen

pengumpul data, peneliti sendiri berperan sama. Posisi sebagai instrumen tidak dapat

dihindari sebab kegiatan pengumpulan data tidak dapat dilakukan lewat perantara atau

sarana lain. Ia berhubungan dengant teks sebagai sumber data.

Lembar korpus data merupakan instrumen yang digunakan untuk teknik simak

dan catat dalam mengetahui perbedaan dan persamaan perbutan kekuasaan pada teks

novel Negeri Para Bedebah karya Tere Liye dengan ilmu politik yang ada dalam buku
Memahami Ilmu Politik karya Ramlan Subakti. Tabel korpus data yang dimaksud dapat

dilihat di bawah ini.

Teks Sastra Novel “NEGERI Konsep Ilmu Politik


No PARA (Kekuasaan) Persamaan Perbedaan

BEDEBAH”

D. Prosedur Pengumpulan Data

Pada penelitian ini prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai

berikut.

1) Mencari novel yang akan diteliti dilakukan dengan cara menyimak teks yang terdapat

didalam novel tersebut.

2) Mengidentifikasi perbandingan pada teks novel negeri para bedebah dengan ilmu politik.

3) Mengklasifikasikan data yang berupa persamaan dan perbedaan pada teks novel negeri

para bedebah dengan ilmu politik.

4) Mencatat persamaan dan perbedaan novel dengan ilmu politik pada lembar korpus data.
Data yang terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis persamaan atau

perbedaan.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:244), teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan

data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Dalam analisis data, peneliti menggunakan teknik

kualitatif. Teknik kualitatif adalah teknik berkaitan dengan data yang bukan angka.

Penganalisisan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan model alir yang diadaptasi

dari Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:246). Ada tiga alur kegiatan yang terjadi

bersamaan, yaitu (1)reduksi data meliputi memilih data, mengklasifikasi data, memberi kode,

dan menyusun data, (2) penyajian data berkaitan dengan teks yang bersifat naratif, (3)

verifikasi dan penarikan simpulan, alur ini berkaitan dengan penjawaban dari rumusan

masalah penelitian yaitu perbandingan teks novel negri para bedabah karya tere liye dengan

ilmu politik

Adapun analisis data yang digunakan dalam teknik kualitatif secara umum adalah

sebagai berikut:

(1) membaca dan mencermati tabel yang ada di dalam lembar korpus data.

(2) mengidentifikasi persamaan teks novel Negri Para Bedabah karya Tere Liye dengan ilmu

politik.

(3) mengidentifikasi perbedaan teks novel Negri Para Bedabah karya Tere Liye dengan ilmu

politik.
(4) menyimpulkan hasil analisis pada objek yang telah diteliti, yaitu perbandingan teks novel

Negri Para Bedabah karya tere liye dengan ilmu politik.

Anda mungkin juga menyukai