Anda di halaman 1dari 4

 

PENILAIAN BUKU NONTEKS PELAJARAN 

Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 tahun 2008 pasal 6
(2) yang menyatakan bahwa “selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku
panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran”. Uraian ini
diperkuat oleh ayat (3) yang menyatakan “Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta
didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku
referensi”. Berdasarkan hal ini maka terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam bidang
pendidikan, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran; (2) Buku Pengayaan; (3) Buku Referensi; dan (4) Buku
Panduan Pendidik.
Berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan tugas Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dalam pengendalian mutu
buku, maka yang memiliki kewenangan untuk melakukan standarisasi buku teks pelajaran adalah
Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Sementara itu, buku pengayaan, referensi, dan
panduan pendidik tidak merupakan kewenangan badan ini. Untuk itu, guna memudahkan dalam
memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua pengelompokan
buku pendidikan berdasarkan ruang lingkup kewenangan, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran dan (2)
Buku Nonteks Pelajaran.
Buku nonteks pelajaran berbeda dengan buku teks pelajaran. Jika dicermati berdasarkan
makna leksikal, buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk mempelajari atau
mendalami suatu subjek pengetahuan dan ilmu serta teknologi, sehingga mengandung penyajian
asas-asas tentang subjek tersebut, termasuk karya kepanditaan (scholarly, literary ) terkait subjek
yang bersangkutan. Oleh karena itu, berdasarkan ciri-ciri buku teks pelajaran dapat diidentifikasi
buku-buku yang berkategori buku nonteks pelajaran, yaitu:
(1)  Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan
pokok bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;  

Halaman 2 dari 4

(2)  Buku nonteks pelajaran tidak menyajikan materi yang dilengkapi dengan instrumen
evaluasi dalam bentuk tes atau ulangan, latihan kerja (LKS) atau bentuk lainnya yang
menuntut pembaca melakukan perintah-perintah yang diharapkan penulis untuk mengukur
pemahaman terhadap bahan bacaan sebagai pembelajaran; 
(3)  Penerbitan buku nonteks pelajaran tidak dilakukan secara serial berdasarkan tingkatan
kelas; 
(4)  Materi atau isi dalam buku nonteks pelajaran terkait dengan sebagian atau salah satu
Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi;  
 

(5)  Materi atau isi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh pembaca dari semua
jenjang pendidikan dan tingkatan kelas; 
(6)  Materi atau isi buku nonteks pelajaran cocok untuk digunakan sebagai bahan pengayaan,
atau rujukan, atau panduan dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran.

Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa buku pendidikan sangat berperan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Laporan World   Bank (1989) menunjukkan bahwa di Indonesia
tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lainnya berkorelasi positif dengan prestasi
belajarnya. Temuan tersebut sesuai dengan temuan Supriadi (1997) yang menyatakan bahwa
tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna terhadap prestasi belajar.
Laporan World Bank tahun 1995 menunjukkan pula bahwa di Filipina terdapat peningkatan rasio
buku siswa dari 1:10 menjadi 1:2 di kelas 1 dan 2 secara signifikan meningkatkan hasil belajar
siswa. 
Buku pendidikan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada
siswa tentang kehidupan dalam berbagai bidangnya, baik tentang diri, masyarakat, budaya, dan
alam sekelilingnya, maupun tentang Tuhan yang menciptakan semua itu. Namun, buku pendidikan
harus sesuai dengan keperluan siswa sehingga memberi kemudahan untuk digunakan oleh
pembelajar, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Halaman 3 dari 4

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 2 tahun 2008 maka klasifikasi buku
pendidikan terdiri atas (1) buku teks pelajaran; (2) buku pengayaan; (3) buku referensi; dan (4)
buku panduan pendidik. Berdasarkan penelitian Pusat Perbukuan ditentukan klasifikasi buku
pendidikan terdiri atas (1) buku pelajaran; (2) buku pengajaran; (3) buku pengayaan; dan (4) buku
rujukan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2004:4). Namun, untuk memudahkan klasifikasi berdasarkan
kewenangan dikelompokkan buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran. Oleh karena itu,
klasifikasi buku nonteks pelajaran adalah buku-buku yang termasuk ke dalam klasifikasi buku
pengayaan, buku referensi, dan klasifikasi buku panduan pendidik.

Tujuan Penilaian Buku Non Teks Pelajaran


 
• Menyediakan buku nonteks pelajaran layak untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

  Meningkatkan mutu sumber daya perbukuan Indonesia. 

  Melindungi peserta didik dari buku-buku yang tidak berkualitas.

  Meningkatkan minat dan kegemaran membaca.

Sasaran
   Buku nonteks pelajaran yang diajukan oleh penerbit 
 

Jenis-Jenis Buku Nonteks Pelajaran

A. Buku Pengayaan
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Kepribadian
(a) Jenis Nonfiksi
(b) Jenis Fiksi
B. Buku Referensi
1. Ensiklopedia
2. Kamus
3. Atlas
4. Aturan/Perundang-undangan 

C. Buku Panduan Pendidik 


1. Pendidikan & Pembelajaran
2. Media Pembelajaran
3. Evaluasi Pembelajaran
4. Penelitian Pendidikan

Kriteria Mutu (Standar) Buku Nonteks Pelajaran 

 
 Kelayakan Isi/Materi  
 
 Kelayakan Penyajian  
 
 Kelayakan Bahasa 
 
 Kelayakan Kegrafikaan  

HASIL PENILAIAN BUKU NONTEKS PELAJARAN 

TAHUN 2006 – 2010 

Hasil Penilaian Buku Nonteks Pelajaran  

No  Tahun Berdasarkan Klasifikasi   Jumlah 

Pengayaan Pengayaan Pengayaan Buku Panduan


Pengetahuan Keterampilan Kepribadian  Referensi  Pendidik  

1  2006  Buku-Buku Sastra  120 

2  2007  176  8  12  53  20  269 

3  2008  325  142  25  20  65  577 

4  2009  590  156  129  93  72  1.040 


 

5  2010  251  40  82  13  11  397 

Jumlah
1.342  346  248  179  168  2.403 
buku 

Anda mungkin juga menyukai