Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK

MK. TEKNOLOGI PENDIDIKAN & MEDIA PEMBELAJARAN


“BUKU AJAR”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9 :
KELAS B.20

1. SITTI RISKINONG NPM.201302021


2. DINA SAPRIANI BUDIMAN NPM.201302027

3. FARMI ADEL HUSNI NPM.201302029

PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2020

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Buku ajar di dalam praktik pendidikan kita masih merupakan sumber belajar

yang paling dominan bahkan paling sentral. Buku ajar merupakan satu-satunya

buku rujukan yang dibaca oleh siswa,bahkan juga oleh sebagian besar guru. Hal

ini setidaknya menunjukkan masalah sekaligus peluang. Ketergantungan siswa

dan guru yang begitu besar pada buku ajar merupakan kelemahan mendasar dunia

pendidikan nasional, tetapi di sisi lain menginspirasikan treatment strategis bagi

pengembangannya. Fenomena ini sesungguhnya menyodorkan bahwa buku paket

pembelajaran bias menjadi jalan pintas peningkatan mutu pendidikan Indonesia

yang sedang terpuruk.

Ada dua alasan mengapa buku ajar menjadi alternative strategis-akseleratif

pembangunan kembali dunia pendidikan Indonesia yang sudah bangkrut. Pertama,

kualiats guru yang sebagian besar tidak memadai. Maksudnya ialah rendahnya

mutu guru salah satunya di sebabkan oleh masih adanya angka guru

underqualified yang relatif tinggi. Kedua, buku paket merupakan satu-satunya


buku rujukan yang dapat dibaca oleh hampir seluruh siswa, bahkan juga oleh

sebagian besar guru.

Tragis sekali bila satu sumber belajar yang biasa diakses siswa yang tidak

ditangani secara serius.Disamping itu, seperti yang di tunjukkan oleh laporan

International Education Achivement tahun 1999, minat baca siswa di sekolah

Indonesia menempati nomor dua terahir dari 39 Negara yang di survei tentunya,

keadaanya akan semakin parah bila minat baca siswa yang minim tersebut di

perburuk oleh rendahnya kualitas pegangan yang menjadi satu-satunya buku

bacaan mereka.Mereka bisa jadi kehilangan minat terhadap buku.

Seorang peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih

berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan

pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar peserta didik mau

belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antar lain dengan memberikan

pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, member contoh

ataupun menceritakan sesuatu yang membuat peserta didik senang belajar.

B.  Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan buku ajar ?

2. Bagaimanakah sistematika buku ajar ?

3. Bagaimanakah proses penyusunan buku ajar ?

C. Tujuan

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami tentang:

1. Definisi buku ajar

2. Fungsi buku ajar

3. Jenis buku ajar


4. Tujuan buku ajar

5. Prinsip-prinsip penulisan buku ajar

6. Proses penyusunan buku ajar

7. Teknik penulisan buku ajar

8. Anatomi buku ajar

9. Kaidah penulisan buku ajar

10. Metode analisis buku ajar

11. Pengembangan buku ajar


BAB II

PENYAJIAN

A.  DEFINISI BUKU AJAR

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku, seseorang dipersilahkan masuk

menatap dan menjelajah dunia yang sangat luas. Buku ajar dipahami sebagai alat

pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran

lainnya. Buku ajar memberikan ajaran dalam suatu bidang studi.

Kedua pengertian itu berbeda. Pengertian pertama menekankan fungsinya

sebagai alat pengajaran. Kedua memfokuskan kepada isinya. Buku ajar adalah

buku yang digunakan dalam proses kegiatan belajar. Buku ajar dikenal pula

dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar.

Menilik isi dan luasnya buku teks sama saja dengan buku ajar. Jadi buku ajar yang

dimaksudkan identik dengan buku teks, buku paket, buku materi atau buku

panduan belajar.

Buku ajar yang diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian

Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama (dulu Dinas Pendidikan Nasional

dan Departemen Agama) disebarluarkan ke semua sekolah di tanah air sebagai


buku pegangan wajib serta tidak diperdagangkan. Jadi, dalam menerangkan apa

yang dimaksud dengan buku ajar, penulis mendasarkan diri pada teori-teori yang

berhubungan dengan buku teks.

Banyak ahli yang mengemukakan batasan tentang buku ajar (paket, teks) ini.

Di antaranya Hall-Quest dalam buku Tarigan mengatakan “buku ajar adalah

rekaman pemikiran rasial yang disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan

instruksional”. Ahli lain seperti Lange menyatakan “buku teks (ajar) adalah buku

standar atau buku setiap cabang khusus studi dan terdiri dari dua tipe yaitu buku

pokok atau utama dan suplemen atau tambahan”. Lebih terperinci lagi Bacon

mengemukakan bahwa “buku teks (ajar) buku yang dirancang buat penggunaan di

kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam

bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan

serasi”.

Buckingham mengutarakan bahwa “buku teks (ajar) adalah sarana belajar

yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang

suatu program  pengajaran dan pengertian modern dan yang umum dipahami”.

Hal senada juga terdapat dalam Wikipedia, “A textbook or coursebook is a

manual of instruction in any branch of study. A textbook can also be any standard

book on a subject, which is not necessarily used in a particular course. Textbooks

are produced according to the demands of educational institutions”.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, Tarigan menyimpulkan beberapa hal

mengenai buku ajar tersebut sebagai berikut .

1. Buku ajar merupakan buku pelajaran yang ditujukan bagi siswa pada jenjang

pendidikan tertentu (SD, SLTP, SMA/SMK, dan sebagainya).


2. Buku ajar selalu berkaitan  dengan bidang studi tertentu (Bahasa Indonesia,

Matematika, Fisika, Sejarah, dan sebagainya).

3. Buku ajar selalu merupakan buku yang standar. Pengertian standar di sini

ialah baku, menjadi acuan berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari

badan wewenang di bawah Dinas Pendidikan Nasional.

4. Buku ajar ditulis oleh pakar di bidangnya masing-masing.

5. Buku ajar ditulis untuk tujuan intruksional tertentu.

6. Buku ajar dilengkapi dengan sarana pengajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan buku ajar merupakan

buku yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh pemerintah (Kemendiknas dan

Kemenag)) sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan

buku standar dan disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud

dan tujuan intruksional dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan

mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah sehingga menunjang

suatu program pengajaran.

Dalam perkembangannya buku ajar tidak lagi diterbitkan oleh pemerintah,

melainkan oleh pihak swasta. Dalam kaitan ini, pemerintah hanya diberi

wewenang untuk pengadaan buku ajar, bukan untuk penggandaannya.

Selanjutnnya pemerintah menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh

setiap penerbitan buku yang akan digunakan oleh satuan pendidikan. Dalam hal

ini standar tersebut ditetapkan dan dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

Selain itu, dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008  Pasal 1 menjelaskan bahwa

”Buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar
dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan kepribadian,

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan

kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang

disusun berdasarkan standar nasional pendidikan”.

Seperti terlihat dari namanya, buku ajar adalah jenis buku yang digunakan

dalam aktivitas belajar dan mengajar. Prinsipnya semua buku dapat digunakan

untuk bahan kajian pembelajaran. Namun, yang ingin disampaikan adalah

pengertian buku ajar terkait dengan cara menyusun, penggunaannya dalam

pembelajaran, dan penyebarannya, sehingga buku tersebut termasuk kategori buku

ajar.

Buku ajar disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana

pembelajaran. Buku ajar disusun sesuai kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa.

Buku ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.

Penulisan buku ajar harus mengacu kepada kurikulum dan harus tercermin adanya

bahan yang tingkat kedalaman dan keluasannya berbeda antara kelas X dengan

kelas XI. Bahan di kelas XI relatif lebih luas, lebih dalam dari bahan yang

diberikan di kelas X, bukan sebaliknya. Buku ajar disusun sesuai dengan

kebutuhan pelajar. Pertama kebutuhan akan pengetahuan, misalnya tentang ilmu

alam, kepada siswa SD kebutuhannya hanya sampai tingkatan mengetahui. Tetapi

pada tingkat SMA/SMK sudah harus mampu memahami, bahkan mungkin sampai

aplikasi. Di tingkat ini dibutuhkan latihan dan pendampingan. Ketiga adalah

kebutuhan umpan balik terhadap apa yang disampaikan kepada siswa.


Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata pelajaran yang ditulis dan

disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta

diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.

Untuk menyempurnakan pengertian tentang buku ajar yang dimaksudkan

dengan Kepmen No: 36/D/O/2001, Pasal 5, ayat 9 (a); “Buku ajar adalah buku

pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang

terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan

disebarluaskan”. Kata kuncinya adalah buku ajar disusun sesuai dengan mata

pelajaran/mata kuliah tertentu, diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan,

artinya buku tersebut haruslah ber-ISBN.

B. Fungsi Buku Ajar

Greene dan Petty, merumuskan beberapa peranan dan kegunaan buku ajar

sebagai berikut :

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang

disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya,

mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para

siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana

keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang

menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

keterampilan-keterampilan ekspresional.
4. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya)

metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.

5. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi

latihan dan tugas praktis.

6. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna.

Buku ajar haruslah mempunyai sudut pandang yang jelas, terutama mengenai

prinsip-prinsip yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan

serta teknik-teknik pengajaran yang digunakan. Buku ajar sebagai pengisi bahan

haruslah menyajikan sumber bahan yang baik. Susunannya teratur, sistematis,

bervariasi, dan kaya akan informasi. Di samping itu harus mempunyai daya tarik

kuat karena akan mempengaruhi minat siswa terhadap buku tersebut. Oleh karena

itu, buku ajar itu hendaknya menantang, merangsang, dan menunjang aktivitas

dan kreativitas siswa.

Tidak kalah pentingnya, buku ajar harus berfungsi sebagai penarik minat dan

motivasi peserta didik dan pembacanya. Motivasi pembaca bisa timbul karena

bahasa yang sederhana, mengalir dan mudah dipahami. Motivasi bisa timbul

karena banyak gagasan dan ide-ide baru. Motivasi bisa timbul, karena buku ajar

tersebut mengandung berbagai informasi yang relevan dengan kebutuhan belajar

peserta didik dan pembaca. Namun dalam penelitian ini tidak akan dibahas lebih

jauh tentang ini tetapi difokuskan kepada kelayakan buku ajarnya saja.

C. 4 Jenis Buku Ajar Sesuai Ristekdikti.

Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi tentu memiliki acuan dalam

menentukan arah sistem pendidikan di Indonesia. Baik berkaitan dengan riset hingga
penerapan yang tidak jauh-jauh dari proses belajar mengajar. Supaya apa yang

diajarkan kepada mahasiswa tidak melenceng jauh dari tujuan, maka perlu adanya

pegangan kepada pengajar. Pegangan tersebut bisa berupa buku panduan sebagai

pedoman.

Kemenristek sendiri memiliki beberapa jenis buku pedoman dalam mengajar.

Semua buku yang diakui tentu harus memuat sudut pandang yang jelas terutama

tentang prinsip-prinspi yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang

digunakan serta teknik-teknik pengajaran yang digunakan. Susunannya pun harus

teratur, sistematis, bervariasi, dan kaya akan informasi. Di samping itu harus

mempunyai daya tarik kuat karena akan mempengaruhi minat siswa terhadap buku

tersebut. Berikut ini kami bagikan 4 jenis buku ajar standart RISTEKDIKTI yang

perlu Anda ketahui.

1. Buku Ajar

Buku ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Setiap dosen

atau guru membutuhkan buku ajar untuk membantu proses mengajar. Tujuan dari

buku ajar tidak lain membantu komunikasi antara pengajar dan peserta didik. Buku

ajar dikenal pula dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku

panduan belajar. Bentuknya bisa berupa buku teks, buku paket, buku materi, hingga

buku panduan belajar.

Sebenarnya dari bentuknya buku ajar seperti buku biasa yang isinya menjadi

acuan berkualitas dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan wewenang di

bawah Dinas Pendidikan Nasional yang bersifat baku. Buku ajar ditulis oleh pakar di
bidangnya masing-masing. Buku ajar ditulis untuk tujuan intruksional tertentu. Buku

ajar dilengkapi dengan sarana pengajaran.

Dalam perkembangannya buku ajar tidak lagi diterbitkan oleh pemerintah,

melainkan oleh pihak swasta. Dalam kaitan ini, pemerintah hanya diberi wewenang

untuk pengadaan buku ajar, bukan untuk penggandaannya. Selanjutnnya pemerintah

menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap penerbitan buku yang

akan digunakan oleh satuan pendidikan. Dalam hal ini standar tersebut ditetapkan

dan dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Buku Referensi

Selain buku ajar, Ristek Dikti juga mengeluarkan buku referensi. Buku referensi

berupa suatu media yang memuat kumpulan fakta-fakta terkait yang dijadikan satu

bidang ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, buku referensi adalah buku yang

memuat informasi ringkas dan padat semacam ensiklopedia, kamus, atlas, dan jenis-

jenis buku pedoman lainnya. Buku jenis ini memuat informasi yang bersifat mudah

untuk ditemukan agar pencarian data menjadi lebih efisien. Kualitas dari buku

referensi tidak ditentukan bagaimana penulisan buku tersebut dilakukan, tetapi lebih

kepada jumlah data dan referensi data secara komprehen.

3. Buku Diktat

Jika buku ajar lebih memuat penerapan ilmu pengetahuan secara umum, maka

buku diktat memuat penerapan ilmu secara khusus. Buku diktat adalah bahan ajar

untuk suatu matakuliah yang ditulis dan disusun oleh pengajar matakuliah tersebut,

mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebar luaskan kepada peserta kuliah.
Dalam kata lain, lingkup cakupan dari buku ini hanya tersebar dalam kelas yang

diajarkan. Istiliah lain dari buku diktat adalah modul atau pada tingkat pendidikan

lebih dasar disebut LKS.

4. Modul

Selain diktat, terdapat satuan program belajar yang lebih kecil yakni modul

pembelajaran. Modul pembelajaran dapat dipelajari oleh siswa sendiri secara

perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri. Modul juga dikemas

secara sistematis dan menarik dengan cakupan materi, metode, dan evaluasi yang

dapat dipakai secara mandiri agar tercapai komptensi yang diharapkan.

D. Tujuan Buku Ajar

Buku ajar di susun dengan tujuan :

a. Menyediakan bahan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik yaitu bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik .

b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

E. Prinsip-PRINSIP penulisan Buku Ajar

Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2006).

1. Prinsip relevansi artiya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan

atau ada kaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa


menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta

atau bahan hafalan.

2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi

empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah

terampil melaksanakan wudhu’, maka materi yang diajarkan juga harus

meliputi tata cara wudhu’, anggota wudhu’, sah dan batalnya wudhu’, serta

praktik wudhu’.

3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu

sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga

yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa prinsip bahan ajar yang baik

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Menimbulkan minat baca

2) Ditulis dan dirancang untuk siswa

3) Menjelaskan tujuan instruksional

4) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel

5) Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih

7) Mengakomodasi kesulitan siswa

8) Memberikan rangkuman
9) Gaya penulisan komunikatif dan semi formal

10) Kepadatan berdasarkan kebutuhan siswa

11) Dikemas untuk proses instruksional

12) Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa

13) Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

F.PROSES PENYUSUNAN BUKU AJAR

Langkah-Langkah Penyusunan Buku Ajar

Setelah memahami susunan kontens buku ajar, maka hal ketiga dalam yang perlu

diperhatikan dalam penyususnan buku ajar adalah langkah-langkah

penyususnannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini:

1) Analisis kurikulum

Analisis kurikulum ini meliputi analisis terhadap standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik. Dari kompetensi dasar,

kemudian dijabarkan dalam indicator indikatorpencapaian hasil belajar dan materi

pokok. Selanjutnya dengan menyusun peta bahan ajar, dapat ditemukan materi-

materi yang diperlukan untuk menyusun materi pokok. Dari materi tersebut,

baru dimulai proses penulisan. Atau, secara sederhana dapat pula dijelaskan

bahwa sebelum buku ditulis, terlebih dahulu dianalisis materi yang akan

diajarkan.

Dalam hal ini, harus disesuaikan analisis materi dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan aspek ruang lingkup, kedalaman,

dan urutan penyajiannya. Analisis materi yang telah diuraikan kemudian masih

perlu dirinci lagi dan digabungkan dengan kajian kemampuan untuk dikemas
sebagai buku teks pelajaran. Dari hasil kajian kemampuan yang terdapat dalam

standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi yang telah dianalisis dijabarkan

dalam bentuk proses pembelajaran.

2) Menentukan judul buku sesuai dengan Standar-standar Kompetensi

Pada umumnya, dalam penentuan judul disesuaikan berdasarkan materi pokoknya.

Jadi, jika sudah ditemukan materi pokok, maka itulah yang biasanya dijadikan

judul masing-masing bab dari buku yang disusun. Sementara judul bukunya

disesuaikan dengan mata pelajaran.

Sebagai contoh, jika kompetensi dasar yang akan ingin dicapai adalah “membaca

surat al-Humazah secara benar dan fasih”, maka materi pokoknya adalah “Surat

al-Humazah”, begitu pula dengan judul babnya. Kemudian untuk judul bukunya,

bisa dengan berbagai alternatif, seperti “Belajar al-Qur’an dan Hadith MI Kelas

III”, atau lainnya. Hal yang terpenting adalah substansi mata pelajaran, satuan

pendidikan, dan kelas yang dituju (hendaknya) ada dalam judul buku.

3) Merancang outline buku agar isi buku mencakup seluruh aspek kopetensi.

Ada dua strategi yang bisa digunakan untuk mengatur curah gagasan yang akan

dituliskan, yaitu dengan peta pikiran dan strategi kerangka:

a. Peta pikiran, digunakan untuk menata dan menghubungkan apa yang ingin

dituliskan. Membuat peta pikiran dalam menyusun buku ajar dimulai dengan

menelusuri serta mengidentifikasi berbagai materi pokok dan materi-materi

penjelas yang akan ditulis.

b. Strategi kerangka, digunakan untuk membantu dalam membangun paragraf

kuat yang tersusun secara rapi, membangun ide yang akan ditulis, dan

menuntun pembaca (peserta didik) menjelajahi tulisan yang dibuat, berbeda


dengan peta pikiran yang membantu dalam melihat gambaran besar bagaimana

ide-ide penulis buku saling mendukung. Sebuah paragraf yang kuat

mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan. Baris pertama adalah

ide utama penulis buku teks pelajaran. Ini merupakan poin penting dari

keseluruhan paragraf. Berikutnya adalah detail yang mendukung, diikuti oleh

contoh, kemudian kesimpulan yang merangkum pesan utam paragraf dan

beberapa kata yang mengantarkan pembaca (peserta didik) ke paragraph

berikutnya.

G.TEKNIK PENULISAN BUKU AJAR

1. Aspek Materi (kelengkapan; kebaruan; keakurasi- an; penalaran& pembuktian;

pemecahan masalah; komunikasi; keterkaitan; keterkaitan konsep (dg gambar,

tabel, dsb.; tdk tumpang tindih; soal kontekstual)

2. Aspek Penyajian (kemampuan prasyarat; penggu-naan produk teknologi;

kebermaknaan & manfaat; proses pembentukan pengetahuan; tampilan)

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan (ragam bhs baku yg bertaat asas kpg kaidah BI

–tata bhs; diksi & btk kata, & ejaan--; bhs lugas, jelas, & tdk ambigu;

komunikatif & efektif)

Untuk menulis buku ajar orang harus menguasai dengan memadai bidang

ilmu yang akan di tulisnya, memiliki pengetahuan umum, dan menguasai teknik

penulisan buku ajar.

Buku ajar yang baik harus :

1. Mengandung keterangan-keterangan yang bersifat mendasar tentang bidang

ilmu tertentu.
2. Memperkuat pemahaman tentang ilmu tertentu sebagai pegangan pembelajaran

siswa.

3. Memberi peragaan-peragaan untuk lebih menjelaskan keterangan-keterangan

yang di sajikan.

4. Menyediakan lahan untuk latihan-latihan.

5. Menjadi sumbu rujukan.

H. Anatomi Buku Ajar

Menurut Rachmawati 2004 dalam Wajimin 2014, pada umumnya buku


ajar memiliki anatomi atau sistematika buku ajar terdiri dari unsur-unsur
antara lain :
1. Halaman Pendahuluan

Halaman pendahuluan terdiri dari unsur-unsur ialah :

a. Halamn judul adalah halaman yang memuat judul buku, pengarang, nomor

penerbitan (edisi) atau nomor jilid, nama dan tempat penerbitan,dan tahun

penerbitan.

b. Daftar Isi adalah petunjuk bagi pembaca tentang topik tertentu dan nomor

halaman dimana topik tersebut berada.

c. Daftar gambar dan daftar table adalah memuat informasi tentang keberadaan

gambar dan table yang di sajikan dalam buku ajar.

d. Pengantar(foreword) adalah penjelasan yang di tulis orang lain atas permintaan

penulis atau penerbit untuk memperkenalkan penulis atau subyek yang di tulis.

e. Prakata adalah pejelasan yang di tulis oleh penulis yang biasanya memuat:

alasan menganggap penulis tergugah menulis buku, isi buku, cara

pembahasannya, kelebihan dari buku lain dan susunannya, siapa calon

pembaca, pengetahuan yang harus dimiliki oleh pembaca sebagai prasarat agar
dapat memahami isis buku, cara terselesaikannya buku, siapa yang yang

membantu atau mendorong penulisan buku, tujuan penulis, ucapan terima

kasih, dan harapan penulis tentang bukunya dan apa yang di harapkan dari

pembaca.

2. Bagian isi

Bagian isi terdiri atas uraian rinci setiap bab, subbab disertai dengan contoh

latihan dan soal-soal yang harus di selesaikan peserta didik (siswa,mahasiswa).

Pada akhir setiap bab di berikan rangkuman atau ringkasan untuk mempermudah

pembaca mengingat hal-hal penting.

Tiap bab mengandung :

a. Pendahuluan

b. Sub Bab

c. Ringkasan

d. Soal latihan

e. Daftar Pustaka

3. Bagian Penyudah

Halaman penyudah terdiri dari unsur - unsur :

a. Lampiran

b. Pustaka (bacaan utama dan bacaan tambahan)

c. Penjurus/Indeks Daftar Istilah

d. Takarir ( Glosarry ) kamus persial yang memuat kesimpulan kata – kata yang

terdapat dalam bagian isi.

I. Kaidah Penulisan Buku Ajar

Petunjuk Penyusunan Buku Ajar


1. Menimbulkan minat baca
2. Ditulis dan dirancang untuk mahasiswa/siswa
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
5. Struktur berdasarkan kebutuhan mahasiswa/siswa dan kompetensi
akhir yang dicapai
6. Memberi kesempatan pada mahasiswa/siswa untuk berlatih
7. Mengakomodasi kesulitan mahasiswa/siswa
8. Memberikan rangkuman
9. Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
10. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
11. Dikemas untuk proses pembelajaran

J. Metode Analisis Buku Ajar


1. Analisis Kurikulum. Analisis kurikulum diarahkan pada pemilihan
kompetensi yang bahan ajarnya perlu dikembangkan dalam buku teks.
Pada tahap ini, penulis buku teks akan mempelajari kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang menandai bahwa suatu KD telah dicapai,
materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sistem evaluasi
yang akan dilakukan oleh siswa. Aspek kompetensi inti dan
kompetensi dasar sudah ada dalam kurikulum 2013, sehingga yang
harus dilakukan penulis dalam tahap ini adalah mengembangkan aspek
materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sistem
pengujiannya.
2. Analisis Sumber Belajar Secara teknis, sumber belajar yang digunakan
sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dianalisis. Analisis
dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam
memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan
sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
3. Analisis Karakteristik Siswa. Analisis karakteristik siswa ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan siswa,
yaitu siswa yang akan menjadi sasaran atau yang kan membaca buku
teks. Oleh karena itu, secara teknis analisis karakteristik siswa ini
diarahkan pada landasan kebutuhan atau motivasi siswa.

K. Pengembangan Buku Ajar


Pengambangan bahan ajar dapat dilakukan sendiri atau dalam sebuah tim
pengembangan bahan ajar (lebih dari satu orang). Secara umum, Paulina
dan Purwanto (dalam Widodo dan Jasmadi 2004:55) menyatakan ada tiga
cara dalam menyusun bahan ajar yaitu: Stating from scrath, Text
Transformation, dan Compilation
1. Starting from Scratch
Tim pengembangan bahan ajar dapat menyusun sendiri, penulisan
dari awal (starting from Scratch) sebuah bahan ajar yateng akan
digunakand dalam kegiatan instruksional karena tim dianggap
mempunyai kepakaran dalam bidan ilmu terkait, mempunyai
kemampuan menulis, dan mengerti kebutuhan peserta didik.
Kepakaran dalam bidang ilmunya diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan peserta didik, misalnya hasil penelitian
dari anggota tim, tulisan, atau artikel-artikel yang telah dimuat di
sebuah jurnal anggota tim. Tentunya materi-materi tersebut harus
relavan dengan tujuan instruksional. Selain mempunyai kepakaran
pada materi yang akan dilibatkan dalam proses instruksional, tim
pengembang juga harus mempunyai kemampuan menulis bahan ajar
yang sesuai dengan kaidah-kaidah instruksional. Apabila di antara tim
tidak ada anggota yang mempunyai kemampuan dalam bidang
keterampilan menulis bahan ajar, maka dapat menarik seorang
instruksional designer masuk menjadi anggota tim sebagai pemberi
masukan dan saran, untuk menyusun bahan ajar yang baik.
2. Text Transformation
Perkembangan bidang penelitian dan teknologi informasi
memberikan kesempatan besar bagi tim pengembang bahan ajar untuk
memanfaatkan informasi-informasi yang ada (buku teks, artikel jurnal,
internet dan lainnya) dalam menyusun bahan ajar. Referensi-referensi
tersebut dikumpulkan sesuai dengan tujuan instruksional dan rencana
kegiatan pembelajaran, kemudian memberikan beberapa perubahan
pada materi untuk melengkapi materi yang sudah ada. Hal ini
merupakan bagian dari pengemasan kembali informasi atau biasa juga
disebut dengan teks transformation.
Informasi yang sudah dikumpulkan dari berbagai sumber disusun
kembali menggunakan Bahasa dan strategi yang sesuai untuk
digunakan sebagai bahan ajar, yaitu sederhana dan dialogis. Bahan ajar
yang disusun harus tetap mendapatkan tambahan penjelasan mengenai
ketrampilan dan pengetahuan atau kompetensi yang akan diraih oleh
peserta didik. Hasil text transformation adalah seperangkat bahan ajar
yang telah diubah dari sumber informasi dan telah berisi beberapa
komponen penunjang bahan ajar.
3. Compilation
Compilation (komplikasi) atau penataan informasi adalah
pengembangan bahan ajar yang dikumpulkan dari berbagai sumber
informasi, baik dari penelitian sendiri atau ditulis sendiri lalu
digabungkan dengan informasi-informasi yang telah ada, misalnya dari
buku teks, jurnal ilmiah, artikel, internet, dan lain sebagainya tampa
memberikan perubahan pada informasi tersebut.
Pemelihan dilakukan terhadap materi yang benar-benar
mendukung kegiatan belajar, sehingga yujuan instruksional akan
tercapai. Sumber informasi yang digunakan sebaiknya sudah tercantum
dalam acuan dan sumber pustaka yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Prosedur compilation memungkinkan bagi tim
pengembang bahan ajar lebih cepat menyusun sebuah bahan ajar
karena dengan sumber informasi yang telah dipilih dapat langsung di
fotocopy atau dicetak langsung menjadi satu bandel bahan ajar.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Buku Ajar merupakan satu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi,

pembahasan, serta evaluasi. Buku Ajar harus disusun secara sistematis, menarik,

aspek keterbacaannya tinggi, mudah di cerna dan mematuhi aturan penulisan yang

berlaku.

Buku Ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang

substansinya maupun tentang penyajiannya karena Buku Ajar adalah jenis buku
yang di peruntukkan bagi siswa sebagai bekal pengetahuan dasar, dan digunakan

sebagai sarana belajar serta di pakai untuk menyertai sekolah.

Buku Ajar berfungsi sebagai media meningkatkan kompetensi yang hendak di

miliki oleh siswa dengan adanya rancangan soal yang di susun secara terprogram.

Pada umumnya Sistematika Buku Ajar meliputi: halaman pendahuluan, bagian isi,

bagian penyudah. Proses penyusunan buku ajar sekolah atau mata kuliah tertentu

akan melalui beberapa tahap sebagai berikut: telaah kurikulum, penyusunan

silabus, pengorganisasian buku, pemilihan materi, dan penggunaan bahasa dan

keterbacaan.

B. Saran

Di Dalam suatu pembelajaran hendaklah seorang guru memanfaatkan Buku

Ajar secara maksimal, sehingga siswa mampu untuk menyerap apa yang telah

guru terangkan di dalam pembelajarn.

Buku Ajar memiliki manfat yang sangat penring di dalam mendidik siswa dan

sebagai bekal pengetahuan bagi siswa di dalam pembelajaran.

Daftar pustaka
Achmadi. (2008). Tata Saji Buku Ajar. Jakarta: Pelatihan Penulisan Buku Ajar.
Bendor, J .2007. Self editing and Revisions, Bahan Pelatihan Penulisan Artikel
Ilmiah Internasional. Jakarta.
BSNP. (2006). Instrumen penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar Dan
Menengah. Jakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pedoman Memilih dan Menyusun
Bahan Ajar. Jakarta. Depdiknas
Mintowati. (2003). Panduan Penulisan Buku Ajar. Jakarta: Depdikbud.
Muslich, M. (2010). Text Book Writing: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan
dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Pannen, Paulina dan Purwanto. 2004. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Rachmawati W.S. 2004. Anatomi Buku Ajar. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta
Suhardjono. (2001). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah diBidang
Pendidikan Pengembangan Profesi. Kumpulan Naskah AA: Mengajar di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU P3AI Dirjen Dikti.

Sumber (https://khoirawatidempo.wordpress.com/2012/03/13/tentang-buku-ajar/)

di akses rabu, 4-11-20 jam 10.00

Sumber(https://penerbitdeepublish.com/jenis-buku-ajar-ristekdikti/) di akses rabu 4-

11-20

sumber http://digilib.uinsby.ac.id/10609/6/bab%202.pdf

https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-b02/

Anda mungkin juga menyukai