Anda di halaman 1dari 18

Makalah tentang Buku Ajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tidak dapat di munafikan, buku ajar di dalam praktik pendidikan kita masih merupakan
sumber belajar yang paling dominan bahkan paling sentral. Buku ajar merupakan satu-satunya
buku rujukan yang dibaca oleh siswa,bahkan juga oleh sebagian besar guru. Hal ini setidaknya
menunjukkan masalah sekaligus peluang. Ketergantungan siswa dan guru yang begitu besar pada
buku ajar merupakan kelemahan mendasar dunia pendidikan nasional, tetapi di sisi lain
menginspirasikan treatment strategis bagi pengembangannya. Fenomena ini sesungguhnya
menyodorkan bahwa buku paket pembelajaran bias menjadi jalan pintas peningkatan mutu
pendidikan Indonesia yang sedang terpuruk.
Ada dua alasan mengapa buku ajar menjadi alternative strategis-akseleratif pembangunan
kembali dunia pendidikan Indonesia yang sudah bangkrut. Pertama, kualiats guru yang sebagian
besar tidak memadai. Maksudnya ialah rendahnya mutu guru salah satunya di sebabkan oleh
masih adanya angka guru underqualified yang relatif tinggi. Kedua, buku paket merupakan satu-
satunya buku rujukan yang dapat dibaca oleh hampir seluruh siswa, bahkan juga oleh sebagian
besar guru.
Tragis sekali bila satu sumber belajar yang biasa diakses siswa yang tidak ditangani secara
serius.Disamping itu, seperti yang di tunjukkan oleh laporan International Education Achivement
tahun 1999, minat baca siswa di sekolah Indonesia menempati nomor dua terahir dari 39 Negara
yang di survei tentunya, keadaanya akan semakin parah bila minat baca siswa yang minim
tersebut di perburuk oleh rendahnya kualitas pegangan yang menjadi satu-satunya buku bacaan
mereka.Mereka bisa jadi kehilangan minat terhap buku.
Seorang peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam
belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah
memberikan dorongan (motivasi) agar peserta didik mau belajar. Banyak cara untuk memberikan
motivasi, antar lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan
manfaat, member contoh ataupun menceritakan sesuatu yang membuat peserta didik senang
belajar.

B.  Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan buku ajar ?
2. Bagaimanakah sistematika buku ajar ?
3. Bagaimanakah proses penyusunan buku ajar ?

C. Tujuan
1.                            Mengetahui pengertian buku ajar
2.                            Mengetahui sistematika buku ajar
3.                            Mengetahui proses penyusunan buku ajar

BAB II
PEMBAHASAN

A.  HAKEKAT BUKU AJAR


a.         Pengertian Buku Ajar
Buku ajar merupakan satu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan
serta evaluasi. Belajar adalah jenis buku yang di peruntukkan bagi siswa sebagai bekal
pengetahuan dasar, dan di gunakan sebagai sarana belajar serta di pakai untuk menyertai sekolah.
Definisi-definisi buku ajar :
1.        Menurut KBBI
Buku adalah beberapa helai kertas terjilid berisi tulisan untuk dibaca atau yang kosong
untuk ditulis. Sedangkan ajar adalah petunjuk yang di berikan kepada orang supaya di ketahui (di
turuti) .
2.        Kepmendiknas No 36 Th 2001
Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang di tulis dan di susun  oleh
pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta di terbitkan secara resmi dan di sebar
luaskan.
3.        I Gusti Putu Suharta
Buku ajar adalah buku yang di gunakan baik oleh siswa maupun guru dalam kegiatan
belajar mengajar.
4.         Choirunissak, Yuliana dan Sifak Indana
Buku ajar adalah salah satu sumber belajar yakni, segala sesuatu yang memudahkan
peserta didik memperoleh sejumlah informasi pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam
proses belajar mengajar.
5.        Ratna Sejati Rusli
Buku ajar adalah buku yang dapat di desain agar dapat di pergunakan oleh peserta belajar
untuk belajar sendiri.
6.        Leo Sutrisno
Buku ajar adalah buku yang di susun untuk membimbing siswa mengetahui tentang ilmu
Pengetahuannya.
7.        I NP Suwindra
Buku ajar adalah buku yang di gunakan oleh guru sebagai sumber acuan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran bagi siswanya
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan, buku ajar merupakan satu kesatuan unit
pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan serta evaluasi.
b.        Bagaimana menulis isi buku ajar ?
Buku ajar tidak hanya menguntungkan mahasiswa sebagai ”pengguna” karena
mempermudah memperoleh sumber ajar, akan tetapi juga sangat bermanfaat bagi si penulis
sendiri maupun dunia ilmu pada umumnya. Bagi dosen yang menulis buku ajar, ia akan
memperoleh banyak masukan-masukan.
Menulis buku ajar tidak semudah yang dipikirkan orang. Seorang guru besar yang
produktif meneliti, mengakui bahwa menulis bubu ajar lebih sulit daripada menulis laporan
penelitian. Menulis laporan penelitian hanya membahas satu topik,sedangkan dalam menulis
buku ajar, kita harus meramu beberapa topik menjadi sebuah tulisan yang utuh. Agar terampil
menulis, orang harus banyak menulis dan membaca. Untuk menulis buku ajar orang harus
menguasai dengan memadai bidang ilmu yang akan di tulisnya, memiliki pengetahuan umum,
dan menguasai teknik penulisan buku ajar.
Buku ajar yang baik harus :
1.      Mengandung keterangan-keterangan yang bersifat mendasar tentang bidang ilmu tertentu.
2.      Memperkuat pemahaman tentang ilmu tertentu sebagai pegangan pembelajaran siswa.
3.      Memberi peragaan-peragaan untuk lebih menjelaskan keterangan-keterangan yang di sajikan.
4.      Menyediakan lahan untuk latihan-latihan.
5.      Menjadi sumbu rujukan.
Adapun langkah-langkah dalam menulis buku ajar yaitu:
1.      Merumuskan sasaran belajar yang di kehendaki.
2.      Menyiapkan soal-soal yang dapat menguji tercapainya sasaran belajar.
3.      Menganalisis dengan teliti tiap pokok pembahasan untuk menentukan struktur yang
mendasarinya.
4.      Menyusun bahan ajaran secara berurutan dan bersistem.
5.      Mengujicobakan naskah kepada sejumlah mahasiswa terpilih yang mewakili calon pemakai.
6.      Memperbaiki naskah berdasar hasil ujicoba tersebut,kemudian diujicobakan ulang hingga
sasaran yang di inginkan tercapai.
7.      Membuat revisi berdasarkan hasil uji.
8.      Menawarkan naskah pada penerbit.
9.      Buku ajar di terbitkan
c.         Tujuan Buku Ajar
Buku ajar di susun dengan tujuan :
a. Menyediakan bahan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau
lingkungan sosial peserta didik .
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku
teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
d.        Manfaat Buku Ajar
Manfaat Buku Ajar ialah:
a.       Menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang
penyajiannya
b.      Untuk menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi
c.       Pengajar memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan dan menyajikan materi
d.      Membantu mereka dalam menentukan materi apa yang di sampaikan
e.       Memberikan sejumlah alternatif materi yang dapat di gabungkan dengan materi dari sejumlah
sumber lainnya.

B.  SISTEMATIKA BUKU AJAR


Pada umumnya, sistematika buku ajar terdiri dari unsur-unsur antara lain :
1.      Halaman Pendahuluan
Halaman pendahuluan terdiri dari unsur-unsur ialah :
a. Halamn judul adalah halaman yang memuat judul buku, pengarang, nomor penerbitan
(edisi) atau nomor jilid, nama dan tempat penerbitan,dan tahun penerbitan.
b. Daftar Isi adalah petunjuk bagi pembaca tentang topik tertentu dan nomor halaman
dimana topik tersebut berada.
c. Daftar gambar dan daftar table adalah memuat informasi tentang keberadaan gambar dan
table yang di sajikan dalam buku ajar.
d. Pengantar(foreword) adalah penjelasan yang di tulis orang lain atas permintaan penulis
atau penerbit untuk memperkenalkan penulis atau subyek yang di tulis.
e. Prakata adalah pejelasan yang di tulis oleh penulis yang biasanya memuat: alasan
menganggap penulis tergugah menulis buku, isi buku, cara pembahasannya, kelebihan dari buku
lain dan susunannya, siapa calon pembaca, pengetahuan yang harus dimiliki oleh pembaca
sebagai prasarat agar dapat memahami isis buku, cara terselesaikannya buku, siapa yang yang
membantu atau mendorong penulisan buku, tujuan penulis, ucapan terima kasih, dan harapan
penulis tentang bukunya dan apa yang di harapkan dari pembaca.
2.      Bagian isi
Bagian isi terdiri atas uraian rinci setiap bab, subbab disertai dengan contoh latihan dan
soal-soal yang harus di selesaikan peserta didik (siswa,mahasiswa). Pada akhir setiap bab di
berikan rangkuman atau ringkasan untuk mempermudah pembaca mengingat hal-hal penting.
Tiap bab mengandung :
a.       Pendahuluan
b.      Sub Bab
c.        Ringkasan
d.      Soal latihan
e.       Daftar Pustaka
3.      Bagian Penyudah
Halaman penyudah terdiri dari unsur - unsur :
a.       Lampiran
b.      Pustaka (bacaan utama dan bacaan tambahan)
c.       Penjurus/Indeks Daftar Istilah
d.      Takarir ( Glosarry ) kamus persial yang memuat kesimpulan kata – kata yang terdapat dalam
bagian isi.

D. PROSES PENYUSUNAN BUKU AJAR


Proses penyusunan buku ajar sekolah atau mata kuliah tertentu akan melalui beberapa
tahapan yaitu :
1.         Telaah kurikulum
Secara umum yang ditelaah dari kurikulum adalah landasan filosofis yang dijadikan dasar
dalam pengembangkan kurikulum. Landasan ini tercermin melalui pendekatan pembelajaran,
tujuan pendidikan, isi, prosedur dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, serta sarana
penilaian.
2.     Penyusunan Silabus
Komponen yang harus dikembangkan dalam silabus adalah standart kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber bahan.
3.        Pengorganisasian buku
Organisasi buku ajar tetap mengikuti struktur tata tulis pada umunya, yakni diawali
dengan pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap selanjutnya adalah: pemilihan materi, penyajian
materi serta pengguanaan bahasa dan bacaannya. Tahap terakhir adalah : penyajian rangkuman
serta tes / latihan yang dapat menggambarkan kemampuan mahasiswa serta menyeluruh setelah
mempelajari bab tersebut.
4.        Pemilihan materi
Pemilihan materi yang akan dibahas dalam setiap bab buku ajar perlu disesuaikan dengan
ukuran – ukuran standart berikut ini :
a. Materi standart dengan tulisan
Pemilihan materi berdasarkan kurikulum adalah langkah awal yang paling mudah. Pada
kurikulum akan kita dapatkan tujuan pendidikan.
b. Materi ditinjau dari segi tujuan pendidikan
Relefansi materi mencakup relefansi penggunaan kata / kalimat dari wacana dapat
menimbulkan dorongan dan penghargaan terhadap tujuan pendidikan yakni Kebhinekaan,
kesadaran akan keanekaragaman dalam masyarakat dan kesedihan untuk hidup bersama dengan
rukun, pengembangan ilmu, budaya, seni, dan teknologi, sikap pengembangan kecerdasan
bernalar, kehalusan rasa, etika dan kesatuan sosial.
c. Materi di tinjau dari segi keilmuan
Pemilihan materi berdasarkan keilmuan adalah selaras dengan prinsip komunikatif,
artinya buku ajar di rancang sebagai media untuk menyampaikan informasi
d. Materi dilihat relefansinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Materi dalam suatu buku ajar bagaimanapun juga akan mengalami kemajuan oleh
pesatnya perubahan teknologi dan ketersediaan yang berlimpah informasi.
5. Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan
 bahasa yang baik, jelas, dan benar akan mendorong kemampuan berbahasa yang baik di
kalangan siswa, baik secara lisan maupun secara tulisan.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Buku Ajar merupakan satu kesatuan unit pembelajaran yang berisi informasi,
pembahasan, serta evaluasi. Buku Ajar harus disusun secara sistematis, menarik, aspek
keterbacaannya tinggi, mudah di cerna dan mematuhi aturan penulisan yang berlaku.
Buku Ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya
maupun tentang penyajiannya karena Buku Ajar adalah jenis buku yang di peruntukkan bagi
siswa sebagai bekal pengetahuan dasar, dan digunakan sebagai sarana belajar serta di pakai
untuk menyertai sekolah.
Buku Ajar berfungsi sebagai media meningkatkan kompetensi yang hendak di miliki oleh
siswa dengan adanya rancangan soal yang di susun secara terprogram. Pada umumnya
Sistematika Buku Ajar meliputi: halaman pendahuluan, bagian isi, bagian penyudah. Proses
penyusunan buku ajar sekolah atau mata kuliah tertentu akan melalui beberapa tahap sebagai
berikut: telaah kurikulum, penyusunan silabus, pengorganisasian buku, pemilihan materi, dan
penggunaan bahasa dan keterbacaan.

B. Saran
            Di Dalam suatu pembelajaran hendaklah seorang guru memanfaatkan Buku Ajar secara
maksimal, sehingga siswa mampu untuk menyerap apa yang telah guru terangkan di dalam
pembelajarn.
            Buku Ajar memiliki manfat yang sangat penring di dalam mendidik siswa dan sebagai
bekal pengetahuan bagi siswa di dalam pembelajaran.
 
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional (2005). Pedoman Penulisan Buku Pelajaran: Penjelasan   Standar
Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
http://id.shvoong.com/social-sciences/eeducation/1961 184 bahan ajar dan materi ajar
R. Ginawan, S. 2009. Pengembangan penulisan Buku Ajar Dalam Program TOT Penulisan  Karya Ilmiah.
Jakarta : Widyaswara
Rachmawatti W.S (2004). Anatomi Buku Ajar Dalam Program TOT Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta :
angkasa
www.bemrant.wordpress.com/2010/02/05/rekonstruksi-buku-ajar-dengan mempertimbangkan
karakteristik bidang study dan peserta didik

SUMBER http://pujirokhayanti999.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-buku-ajar.html?m=1

1 Handout Mata Kuliah Menulis Buku Ajar/Ilmiah (IN309) Oleh: Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd Bab I
Pendahuluan A. Latar Belakang Penyusunan Pembelajaran dan buku ajar merupakan dua hal yang saling
melengkapi. Pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika dilengkapi dengan media pembelajaran,
salah satunya adalah buku ajar. Buku ajar dapat dirancang serta digunakan dengan baik jika
memperhatikan sejumlah prinsip dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran terdiri atas mahasiswa,
pengajar atau pendidik, materi/ bahan ajar, cara penyajian bahan ajar, dan latihan. Buku ajar yang baik
telah mencerminkan kesatuan yang padu atas seluruh komponen, sehingga bahan ajar, cara penyajian
bahan ajar, dan latihan bahan ajar dapat dengan mudah dipahami dan dipraktikkan, baik oleh
mahasiswa maupun pengajar. Selama ini, prinsip mendasar yang harus mendapat perhatian besar
adalah bahan ajar. Perhatian yang besar terhadap materi dan penyampaiannya sesuai dengan target,
telah mengakibatkan buku ajar lebih mengutamakan hasil dan mengabaikan proses. Buku ajar dibuat
sedemikian rupa sebagai wadah tempat bahan ajar dihapalkan, sehingga kemampuan akhir yang dimiliki
mahasiswa hanyalah sebatas kemampuan menghapal. Masalah terbesar atas kesalahkaprahan rancang
bangun buku ajar semacam ini adalah, ketika seorang mahasiswa dihadapkan pada masalah yang
berbeda, mahasiswa tidak mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan baik.
Akhirnya, buku ajar yang dirancang mengikuti prinsip ini hanya memperkuat anggapan bahwa belajar
tentang, misalnya: agama, adalah belajar tentang pengetahuan agama, dan bukan belajar agama untuk
menjadi manusia seutuhnya. Pada hakikatnya, buku ajar merupakan media pembelajaran suatu disiplin
ilmu atau pengetahuan tertentu. Sebagai media, buku ajar harus berisikan bahan ajar, cara penyajian
bahan ajar, dan model latihan bahan ajar. Materi yang dijadikan bahan ajar harus disajikan dengan cara
tertentu, sehingga mahasiswa memiliki kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman,
keterampilan, dan perasaan. Sebagai refleksi atas kemampuan tersebut, mahasiswa akan dapat
memecahkan persoalan-persoalan, baik yang diajukan dalam latihan maupun persoalan dalam
kehidupan nyata. Buku ajar juga harus mampu membantu pengajar dalam meningkatkan cara
mengajarnya, dan membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa. Secara teoretis,
seorang pengajar dianggap memiliki pengalaman mengajarkan materi keilmuan tanpa panduan buku
ajar. Akan tetapi, cara demikian tidak akan berlangsung lama. Banyak pengajar yang memiliki sejumlah
keterbatasan untuk menambah materi pelengkap, sehingga mau tidak mau mereka dalam mengajar
hanya mengandalkan buku ajar semata. Hal ini berarti buku ajar merupakan media pembelajaran yang
sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, buku ajar harus dirancang sebaik-
baiknya, disusun seefektif dan seefisien mungkin sehingga mahasiswa dan pengajar terbantu dalam
proses belajar-mengajar disiplin keilmuan tertentu. Berlandaskan pandangan tersebut, maka diperlukan
suatu Pedoman Penulisan Buku Ajar sehingga buku ajar yang disusun dapat memenuhi standar kualitas.
Buku 2 pedoman/handout ini disusun dengan merujuk pada pedoman penulisan buku ajar yang
dikeluarkan oleh Ditjen Dikti, Pusat Perbukuan Depdiknas, ditambah oleh sejumlah sumber lain yang
berkenaan dengan penyusunan buku ajar. B. Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan Pedoman
Penulisan Buku Ajar adalah untuk memberikan panduan buku ajar bagi para penulis, penelaah, penerbit,
dan juga pengguna buku ajar dalam penulisan buku ajar sekolah atau mata kuliah di lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia yang memenuhi standar kualitas. Bab II Buku Ajar A. Pengertian Buku
Ajar Buku ajar adalah jenis buku yang diperuntukkan bagi mahasiswa sebagai bekal pengetahuan dasar,
dan digunakan sebagai sarana belajar serta dipakai untuk menyertai kuliah. Alih bahasa buku teks
menjadi textbook tidak cocok untuk menamai jenis buku semacam ini, sebab seluruh buku untuk dibaca
isinya adalah teks. Oleh karena itu, istilah buku ajar dipakai sebagai padanan atas istilah textbook. B.
Fungsi Buku Ajar Buku ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang
substansinya maupun tentang penyajiannya. Penggunaan buku ajar merupakan bagian dari budaya
buku, yang menjadi salah satu tanda masyarakat maju. Dipandang dari proses pembelajaran, buku ajar
mempunyai peran penting. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan mahasiswa memiliki
berbagai kompetensi, maka perancangan buku ajar harus memasukkan sejumlah prinsip yang dapat
meningkatkan kompetensi yang hendak dimiliki mahasiswa. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mencapai hal tersebut adalah perancangan sejumlah soal latihan yang berbasis pencarian informasi
secara terprogram. Adapun manfaat buku ajar tidak hanya bagi mahasiswa, namun pengajar pun akan
terbantu. Pengajar memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi.
Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban profesionalnya. Dalam hal ini, mereka memiliki
kebebasan penuh dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi. Buku ajar yang baik
membantu mereka dalam menentukan materi apa yang akan disampaikan. Buku ajar yang baik juga
memberikan sejumlah alternatif materi yang dapat digabungkan dengan materi dari sejumlah sumber
lainnya. Cara penyajian dalam sebuah buku ajar dapat dijadikan contoh untuk menyajikan bahan dalam
kegiatan pembelajaran mahasiswa. C. Menggunakan Buku Ajar Agar buku ajar dapat digunakan dengan
baik, mahasiswa perlu menelaah bagianbagian yang ada dalam buku ajar, mulai dari judul buku, daftar
isi, judul-judul setiap bab, bentuk soal dan latihan, hingga bagian akhir dari buku ajar. Penelaahan
singkat 3 tentang isi buku akan menimbulkan minat dan perhatian para mahasiswa untuk memahami isi
buku. Kualitas buku ajar bergantung pada kegunaannya untuk keperluan belajar mahasiswa. Semakin
banyak keperluan yang dapat dilayani, semakin baik buku ajar. Misalnya, memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri; untuk melakukan pendalaman;
untuk mengadakan revisi dan refleksi; atau untuk mencatat hal-hal penting bagi keperluan lain. Kualitas
buku ajar dengan demikian tidak hanya terletak pada rancang bangun buku itu sendiri, namun juga pada
kebermanfaatannya. Buku ajar yang baik bukan sekadar kumpulan ide, namun rancangan terprogram
dan sistemik sehingga menjadi karya yang bermanfaat, ringkas namun padat makna. D. Kaitan Buku Ajar
dengan Kurikulum Buku ajar dirancang sesuai dengan kurikulum, namun hubungan ini tidak bersifat
kaku. Kurikulum tidak bersifat menentukan segala sesuatu. Kurikulum masih memerlukan penafsiran,
penjelasan, perincian, perlengkapan, pengayaan, dan pemanduan terhadap kompetensi, hasil belajar,
indikator, dan materi pokok. Dalam menyusun buku ajar, seorang penulis perlu mempersiapkan silabus
dan metode pembelajaran, dan mempersiapkan bahan-bahan serta cara penyajiannya, yang tidak
dicantumkan dalam kurikulum. Fungsi kurikulum pada dasarnya adalah sebatas „Garis-garis Besar
Haluan Pembelajaran (GBHP)‟ yang bersifat selalu berubah. Oleh karena itu, penyusunan buku ajar
harus didasarkan atas prinsip dinamika kualitas atau prinsip perbaikan kualitas yang seimbang. Prinsip
ini merupakan jawaban atas sifat dinamis dari kurikulum. Begitu terjadi perubahan kurikulum, maka
buku ajar dapat disesuaikan dengan perubahan, dengan cara merevisinya. Prinsip perbaikan kualitas
berkelanjutan akan mendorong penulis untuk selalu melakukan pengawasan kualitas dan perubahan
secara bertahap atas rancang buku; isi, materi, soal dan latihan, dan sebagainya. Oleh karena itu dikenal
adanya istilah buku ajar edisi revisi 1 dan 2, atau buku ajar “edisi baru dengan penambahan …”, dan lain-
lain. E. Landasan Penyusunan Buku Ajar Penyusunan buku ajar yang baik adalah berlandaskan atas: 1.
Landasan Keilmuan 2. Landasan Keterbacaan Materi dan Ketatabahasaan 1. Landasan Keilmuan Salah
satu landasan penyusunan buku ajar adalah keilmuan mata kuliah tertentu. Pertanyaan yang harus
diajukan ketika merancang buku ajar adalah mata kuliah berada di ranah ilmu apa. Dengan mengetahui
landasan keilmuan, maka mudah bagi penulis untuk mengetahui cakupan serta susunan buku ajar yang
hendak ditulis. Penafsiran terhadap materi dalam kurikulum pun, pada tahap ini, dilakukan dari struktur
keilmuan yang digunakan. Misalnya, mata kuliah Kemahiran Berbahasa Indonesia berada dalam ranah
keilmuan Bahasa Indonesia. Atau mata kuliah Pengambilan Keputusan, misalnya, akan berada dalam
ranah keilmuan Teori dan Perilaku Organisasi. Disiplin yang terakhir adalah disiplin gabungan sejumlah
ilmu seperti Psikologi dan Sosiologi. 4 Mengetahui dengan baik titik tolak keilmuan sebuah buku ajar,
akan sangat membantu penulis dalam merancang secara efektif , efisien, dan terprogram jalinan setiap
bab dalam buku ajar. Penulisan buku ajar pada dasarnya tidak jauh berbeda dari menulis karya ilmiah.
Patokan keilmuan yang dikenal secara universal adalah patokan keilmuan berpilar: ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Prinsip ketaatasasan keilmuan dengan demikian juga akan terdapat pada
buku ajar. Prinsip demikian dirancang untuk menjawab: 1) Apa yang hendak dibahas, 2) Mengapa
penting membahas, 3) Bagaimana membahas dan menyajikan, dan 4) Untuk siapa pembahasan
ditujukan. Berdasarkan pandangan di atas, buku ajar dirancang berlandaskan sejumlah prinsip berikut
ini: a. Prinsip Akar Rumput: Penentuan mata kuliah dimulai dari disiplin keilmuan yang diketahui,
dikuasai, dan sangat dikuasai b. Prinsip Kejelasan Tujuan/ Kebermaknaan: Penentuan tujuan penulisan
atau perancangan buku ajar berdasarkan Penentuan keunggulan atau kompetensi apa yang hendak
diraih. Tujuan berlandaskan: - Motivator/ pendorong seseorang untuk mengembangkan daya nalar dan
kemampuan analisis (Prinsip Motivasi/ Keberfungsian) - Motivator/ pendorong seseorang untuk menjadi
“akademisi-ilmuwan yang merdeka” (Prinsip Pembangunan Karakter) c. Prinsip Ketaatasasan Keilmuan:
Cetak biru buku jar mengikuti patokan keilmuan yang berpilar pada: ontologis, epistemologis, dan
aksiologis. Mencari jawaban atas pertanyaan: - Apa yang hendak dibahas - Mengapa penting membahas
- Bagaimana membahas dan menyajikan - Untuk siapa pembahasan ditujukan d. Prinsip Diferensiasi:
Penentuan sesuatu yang berbeda yang akan disampaikan untuk mencari jawaban atas pertanyaan: -
Sesuatu yang berbeda apa yang dapat saya sampaikan - Bagaimana cara saya menyampaikan sesuatu
yang berbeda dengan cara yang berbeda e. Prinsip Keotentikan : Penentuan metode/ model
perancangan buku ajar berdasarkan: 1. Rancang asli sendiri: 1.a. Diktat kuliah yang diperluas 1.b. Naskah
buku ajar murni 1.c. Thesis/Disertasi yang dimodifikasi 2. Model benchmarking karya penulis lain 2.a.
Model yang meniru rancang buku ajar orang lain 2.b. Model modifikasi buku ajar Pemilihan metode
yang disukai, bisa satu atau gabungan bergantung pada kebutuhan. f. Prinsip Standardisasi: Mengikuti
standar aturan penulisan yang berlaku universal dengan kualitas sebuah buku ajar bergantung pada
tingkat kesesuaiannya dengan standar yang ada g. Prinsip Dinamika Kualitas atau Prinsip Perbaikan
Berkelanjutan: Penerapan dari pandangan bahwa kualitas buku ajar adalah pencapaian 5 berkelanjutan,
maka penentuan standar uji kualitas dilakukan dengan mekanisme swa cek kualitas/ cek kualitas secara
mandiri atau melibatkan pihak luar. h. Prinsip Keseimbangan Teori dan Praktik: Penentuan bagaimana
keseimbangan antara teori dan praktik dapat terlihat pada sebuah buku ajar dengan menentukan
tingkat proporsi yang tepat antara pandangan filosofis, teori, dan konsep dengan sejumlah contoh
aplikatif dunia nyata i. Prinsip Komunikatif: Cetak biru buku ajar bersifat komunikatif. Buku ajar yang
baik memiliki metode penyampaian materi yang bersifat lugas, akademis, ilmiah, edukatif, dan
komunikatif. Semakin komunikatif sifat sebuah buku ajar, semakin baik buku ajar dapat diterima 2.
Landasan Keterbacaan Materi dan Ketatabahasaan Landasan selanjutnya adalah keterbacaan materi dan
bahasa yang digunakan. Halhal yang harus dipahami dalam penyusunan buku ajar terkait dengan
bagaimana materi harus diolah agar memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk memahaminya,
dan bagaimana panjang dan susunan kata, frasa, kalimat, dan wacana tidak menyulitkan mereka. Buku
ajar yang memberi kemudahan kepada mahasiswa disebut sebagai buku ajar yang mempunyai tingkat
keterbacaan yang tinggi. Sebaliknya, buku ajar yang menimbulkan kesulitan kepada mahasiswa untuk
memahaminya disebut sebagai buku ajar yang mempunyai keterbacaan rendah. Dengan demikian,
penting sekali untuk merancang buku ajar berbasis prinsip komunikatif. F. Anatomi Buku Ajar Pada
umumnya, buku ajar memiliki anatomi buku yang terdiri dari: 1. Halaman Pendahulu 2. Halaman Nas
(Batang tubuh buku) 3. Halaman Penyudah 1. Halaman Pendahulu Halaman Pendahulu terdiri dari
halaman judul, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pengantar, dan prakata. - Halaman judul adalah
halaman yang memuat judul buku, pengarang, nomor penerbitan (edisi) atau nomor jilid, nama dan
tempat penerbitan, dan tahun penerbitan. - Daftar Isi, merupakan petunjuk bagi pembaca tentang topik
tertentu dan nomor halaman dimana topik tersebut berada. Daftar ini hanya memuat judul bab. - Daftar
gambar dan daftar tabel memuat informasi tentang keberadaan gambar dan tabel yang disajikan dalam
isi buku ajar. - Pengantar (foreword), adalah penjelasan yang ditulis orang lain atas permintaan penulis
atau penerbit untuk memperkenalkan penulis atau subyek yang ditulis. - Prakata, adalah penjelasan
yang ditulis oleh penulis yang biasanya memuat: alasan mengapa penulis tergugah menulis buku, isi
buku, cara pembahasannya, kelebihan dari buku lain, dan susunannya, siapa calon pembaca, dari buku
ajar yang disusun, pengetahuan yang harus dimiliki oleh pembaca sebagai prasyarat agar dapat
memahami isi buku, cara terselesaikannya buku, siapa yang membantu atau mendorong penulisan
buku, tujuan penulis, ucapan terima kasih, dan harapan penulis tentang bukunya dan apa yang
diharapkan dari pembaca. 6 2. Halaman Nas Halaman nas terdiri atas uraian rinci setiap bab, subbab
disertai dengan contoh latihan dan soal-soal yang harus diselesaikan peserta didik (siswa, mahasiswa).
Pada akhir setiap bab diberikan rangkuman/ringkasan untuk mempermudah pembaca mengingat hal-hal
penting. Penyusunan isi bab sama dengan apa yang dikuliahkan oleh dosen di hadapan mahasiswa.
Karena itu pada saat menyusun kalimat buku ajar, dosen membayangkan sedang berbicara di depan
mahasiswa, sehingga bahasa buku ajar adalah bahasa dialog, komunikatif, sederhana, dan tidak formal.
Sebelum memasuki isi setiap bab, sebaiknya disusun pendahuluan untuk memotivasi mahasiswa agar
tertarik membaca isi buku. Pendahuluan yang dimaksud berisikan tentang deskripsi isi pokok
bahasan/bab yang bersangkutan, relevansi isi pokok bahasan dengan pengetahuan sebelumnya,
relevansi dengan bab selanjutnya, dan tujuan instruksional khusus yang hendak dicapai (diambil dari
GBPP). 3. Halaman Penyudah Halaman penyudah terdiri dari lampiran, pustaka, penjurus (indeks), dan
takarir (glossary). Pustaka ditempatkan pada halaman akhir sesudah halaman nas sebelum penjurus,
agar pembaca mudah menemukannya. Pustaka dibagi menjadi bacaan utama dan bacaan tambahan.
Penjurus adalah daftar istilah atau kata yang diperlukan untuk memudahkan pembaca mencari topik
atau perkara yang dikehendaki. Penjurus dapat membantu pembaca mencari halaman, sehingga
katakata khas dapat ditemukan. Takarir adalah kamus parsial yang memuat sekumpulan kata-kata yang
terdapat dalam nas dan perlu diberikan penjelasan lebih lanjut. Takarir sebaiknya diberi
komentar/diterjemahkan secara interlinier dari semua kata dialek, kata-kata teknis, dan kata-kata yang
mempunyai arti khas. Kebanyakan buku ajar memiliki pengelompokan semacam ini secara sistematis.
Namun, setiap komponen tujuan perkuliahan, pembahasan, rangkuman, dan latihan yang telah terdapat
pada buku ajar, maka buku ajar tersebut dianggap sudah memenuhi kelengkapan komponen buku ajar.
Bab III Proses Penulisan Buku Ajar Proses penyusunan buku ajar sekolah atau mata kuliah tertentu akan
melalui beberapa tahap sebagai berikut. A. Telaah kurikulum, B. Penyusunan silabus, C.
Pengorganisasian buku, D. Pemilihan materi, E. Penyajian materi, dan F. Penggunaan bahasa dan
keterbacaan A. Telaah Kurikulum Sebelum merancang buku ajar, penulis mesti menelaah kurikulum
secermat mungkin sambil memberikan catatan atau tanda-tanda atas bahan yang dianggap penting dan
menarik perhatian. Secara umum, yang ditelaah dari kurikulum adalah landasan filosofis yang dijadikan
dasar dalam pengembangan kurikulum. Landasan ini tercermin 7 melalui pendekatan pembelajaran,
tujuan pendidikan; isi, prosedur, dan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan, serta sarana penilaian.
B. Penyusunan Silabus Tahap berikutnya adalah menyusun silabus. Tahapan ini berguna dalam
membantu perancangan urutan sistematika setiap bab buku ajar. Adapun komponen yang harus
dikembangkan dalam menyusun silabus adalah: 1. Standar kompetensi, 2. Kompetensi dasar, 3. Materi
pokok, 4. Pengalaman belajar, 5. Alokasi waktu, dan 6. Sumber bahan 1. Standar Kompetensi Standar
kompetensi adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang
diharapkan dicapai oleh mahasiswa dalam mempelajari suatu mata kuliah tertentu. Cakupannya adalah
berupa standar isi, berkenaan dengan keilmuan, serta standar keilmuan berkenaan dengan
pengetahuan, keterampilan, serta sikap. Contoh standar kompetensi untuk Mata Kuliah Manajemen
Keuangan adalah “mampu memahami dengan baik bagaimana uang didapat dan diinvestasikan; arus
atau siklus keuangan”. 2. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar yang dijabarkan dari standar kompetensi
merupakan pengetahuan, keterampilan, serta sikap minimal yang harus dikuasai serta dapat
ditunjukkan oleh mahasiswa. Dari contoh standar kompetensi untuk Manajemen Keuangan di atas,
dapat diturunkan kompetensi dasar: mahasiswa mampu mengungkapkan siklus keuangan dengan baik
melalui bahan bacaan artikel yang membahas topik ekonomi dan keuangan. 3. Materi Pokok Materi
pokok merupakan pokok-pokok materi/ bahan ajar yang harus dipelajari mahasiswa sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar. Materi yang dikembangkan harus diperhatikan dari segi cakupan, jenis,
serta kedalaman dan susunannya, yang didasarkan atas: Dalam hal jenis materi, dilihat dari ranahnya,
materi harus mengarah pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dilihat dari isinya
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, serta prosedur. Dalam hal kedalaman materi, harus memperhatikan
tahapan pemahaman yang hendak diraih, dari yang mudah ke sukar, dari sederhana ke rumit, dari
kongkret ke abstrak. Susunan materi pada setiap bab didasarkan atas struktur keilmuan yang dibahas.
Dalam hal ilustrasi perlu diperhatikan segi kemenarikan, kejelasan, dan kebenaran segi keilmuan. 8 4.
Pengalaman Belajar Pengalaman belajar terkait dengan bagaimana, di mana, dan dari sumber belajar
yang mana mahasiswa belajar. Sifat pengalaman belajar tidak hanya menyeluruh, tetapi juga khas.
Artinya, kegiatan belajar mahasiswa bukan sekadar mendengarkan ceramah dan menghapal, tetapi juga
menghayati, mengalami sendiri, dan menggunakan ilmu serta pengetahuan yang didapat. Pendekatan
induktif dan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yang diterapkan untuk
menciptakan kecakapan hidup (life skill) dapat dicapai jika buku ajar yang dibuat telah sesuai dengan
tujuan ini. 5. Alokasi Waktu Alokasi waktu penyampaian materi diperhitungkan dari hasil analisis dan
atau pengalaman penggunaan jam pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar, baik di ruang
kuliah maupun di luar ruang kuliah. Penentuan waktu ini bergantung pada situasi, cakupan, serta
kedalaman materi. Makin rumit, banyak, serta luas cakupan suatu materi, berarti akan makin banyak
waktu yang diperlukan, begitu pun sebaliknya. Implikasinya, alokasi waktu merupakan salah satu
komponen penulisan buku ajar yang harus penulis perhitungkan dengan baik. 6. Sumber Bahan Sumber
bahan bagi penyusunan silabus adalah seluruh sumber informasi dan pengetahuan yang dapat dikaitkan
dengan pembelajaran mata kuliah. Sumber ini perlu dikaitkan dengan kemungkinan penerapannya oleh
mahasiswa pada sesi diskusi kelas, misalnya. C. Pengorganisasian Buku Organisasi buku ajar tetap
mengikuti struktur tata tulis pada umumnya, yakni diawali dengan pendahuluan, isi, dan penutup.
Layaknya sebuah buku, buku ajar merupakan suatu kesatuan yang bermakna. Kebermaknaan ini
ditandai oleh adanya ikatan organisasi. Oleh karena itu, pada awal naskah, buku ajar selalu berisikan
informasi umum tentang buku, tujuan umum yang hendak dicapai setelah mempelajari buku, cara
penggunaan, serta cara pengerjaan latihan dan soal. Tahap selanjutnya adalah pemilihan materi,
penyajian materi serta penggunaan bahasa dan keterbacaan. Hal utama yang harus diperhatikan adalah
pilihlah bahan yang menarik, mudah diikuti, serta mudah dipahami pada awal bab. Tahap terakhir
adalah penyajian rangkuman serta tes/ latihan yang dapat menggambarkan kemampuan mahasiswa
secara menyeluruh setelah mempelajari bab tersebut. Pemahaman yang menyeluruh akan terlihat pada
peningkatan kemampuan kognitif, psikomotorik, serta afektif secara terpadu. D. Pemilihan Materi
Pemilihan materi yang akan dibahas pada setiap bab buku ajar perlu disesuaikan dengan ukuran-ukuran
standar berikut ini: 1. Pemilihan materi standar sesuai dengan kurikulum 2. Pemilihan materi ditinjau
dari segi tujuan pendidikan 3. Pemilihan materi ditinjau dari segi keilmuan 4. Pemilihan materi dilihat
relevansinya dengan perkembangan ilmu dan teknologi 1. Materi Standar Sesuai dengan Kurikulum 9
Peran kurikulum adalah sebagai pedoman dalam penyusunan silabus. Ketika buku ajar dirancang
mengikuti silabus dan demikian pula sebaliknya, maka pemilihan materi berdasarkan kurikulum adalah
langkah awal yang paling mudah. Pada kurikulum akan kita dapatkan tujuan normatif pendidikan. Materi
yang akan ditampilkan pada setiap bab buku ajar harus dapat mengejawantahkan tujuan normatif
tersebut menjadi tujuan positif secara menarik. Pemilihan materi standar mengikuti kurikulum
umumnya memiliki kelemahan dalam hal pembaharuan isuisu atau informasi terkini. Oleh sifat dasar
kurikulum yang pada umumnya „berubah, namun tidak cepat‟. 2. Materi Ditinjau dari Segi Tujuan
Pendidikan Relevansi materi mencakup relevansi penggunaan kata/kalimat/wacana dengan tujuan
pendidikan. Gunakan kata/kalimat/wacana yang dapat menimbulkan dorongan dan penghargaan
terhadap tujuan pendidikan, yakni: kebhinekaan, kesadaran akan keanekaragaman dalam masyarakat
dan kesediaan untuk hidup bersama dengan rukun; pengembangan ilmu, budaya, seni, dan teknologi;
serta pengembangan kecerdasan bernalar, kehalusan rasa, etika, dan kesantunan sosial. 3. Materi
Ditinjau dari Segi Keilmuan Buku ajar untuk mahasiswa adalah buku yang berprinsip ketaatasasan
keilmuan, yakni kebenaran yang dinyatakan dalam buku adalah berbasis keilmuan; teori mendasar, dan
fakta. Penulis dalam hal ini disarankan untuk tidak mencantumkan materi yang tidak selaras dengan
aturan akademis yang ilmiah. Selain itu, pemilihan materi ditinjau dari segi keilmuan juga harus terlihat
dalam bentuk pemilihan kata/kalimat/wacana. Artinya, alur komunikasi penyampaian materi, seperti:
kalimat atau paragraf, harus tersusun secara sistematis dan logis; jelas memperlihatkan alur bernalar
yang baik. Pemilihan materi berdasarkan keilmuan adalah selaras dengan prinsip komunikatif, artinya
buku ajar dirancang sebagai media untuk menyampaikan informasi, sehingga model buku ajar berbeda
dari model buku ilmiah murni (baca: buku referensi). 4. Materi Dilihat Relevansinya dengan
Perkembangan Ilmu dan Teknologi Materi dalam suatu buku ajar bagaimanapun juga akan mengalami
keusangan oleh pesatnya perubahan teknologi dan ketersediaan yang berlimpah informasi. Oleh karena
itu, perlu diupayakan wacana yang mengacu pada beragam segi kehidupan manusia yang paling
mutakhir, atau segi kehidupan yang sedang dan terus akan berkembang. E. Penyajian Materi Penyajian
materi merupakan panduan terhadap cara menyajikan materi yang terdapat di dalam buku ajar. Unsur-
unsur yang terdapat di dalamnya adalah: 1. Tujuan pembelajaran, 2. Penahapan pembelajaran, 3.
Menarik minat dan perhatian mahasiswa, 4. Kemudahan dipahami, 5. Keaktifan mahasiswa, 6.
Hubungan bahan, 7. Norma, dan 8. Soal dan latihan 1. Tujuan Pembelajaran 10 Tujuan pembelajaran
selalu dicantumkan dalam setiap bab. Pada umumnya, buku ajar mencantumkan hal ini pada bagian
pembuka/awal bahasan suatu materi. Informasi tentang tujuan pembelajaran dapat dilihat pada silabus.
Tujuan ini tergolong aspek isi buku ajar yang tidak dapat diubah-ubah sesuai dengan kompetensi dasar.
Sebaiknya, rumusan tujuan dikemukakan secara komunikatif. 2. Penahapan Pembelajaran Penulisan
buku ajar hendaknya mendasarkan diri pada proses belajar mahasiswa. Proses ini dimulai dari yang
mudah ke sulit; dari yang sederhana ke rumit; dan dari yang nyata ke yang abstrak; serta dari yang
diketahui ke awam atau baru. Tatalah urutan penyampaian materi berdasarkan tingkat/gradasi
kerumitan materi keilmuan. 3. Menarik Minat dan Perhatian Mahasiswa Proses pembelajaran di
kalangan perguruan tinggi adalah proses komunikasi timbal balik yang aktif. Oleh karena itu, rancangan
buku ajar harus dapat menarik minat dan perhatian mahasiswa. Kondisi demikian akan muncul jika
terdapat rangsangan yang sesuai dengan harapan mahasiswa. Contoh, jika mahasiswa hendak
mempelajari ilmu pengetahuan kewirausahaan, maka pada buku ajar tentang kewirausahaan harus
tercantum materi beserta penyampaiannya yang menarik minat mereka, seperti: terdapatnya konsep
atau ide terbaru dalam berwirausaha. Strategi memadukan antara materi yang baru beserta
penyampaian secara komunikatif akan merangsang minat dan perhatian mahasiswa untuk
mengembangkan pemikiran dan pengalaman secara kongkret. Secara psikologis, seseorang lebih mudah
terdorong untuk merasa senang dan mau mempelajari sesuatu lewat media buku jika penyajian materi
bertolak dari pemaparan pengalaman nyata; bukti dan fakta, yang baru kemudian berlanjut ke tahapan
kajian teoretis dan konsep (prinsip keseimbangan teori dan praktik). 4. Kemudahan Dipahami Indikator
dari kemudahan buku ajar dipahami adalah dalam hal: penjelasan materi, gagasan, atau wacana,
dilakukan secara terorganisasi dan sistematis. Langkah termudah untuk menemukan indikator
kemudahan materi dipahami adalah mengaitkan penjelasan dengan kemampuan membaca cepat
mahasiswa. Jika dengan membaca cepat seseorang dapat menyerap ide, dan dengan mudah dapat
memperoleh informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dengan segera, maka indikator kemudahan
untuk dipahami telah didapat. Sesuai dengan karakteristik bahasa ilmiah, maka ide yang hendak
disampaikan sebaiknya diungkapkan secara langsung; tidak berbelit-belit. Pemilihan kosakata dan istilah
yang maknanya mudah dipahami serta penjelasan melalui uraian dan contoh nyata adalah strategi
mencapai kemudahan materi dipahami. Buku ajar yang baik sebaiknya menghindari penggunaan kata
atau istilah dalam bahasa asing yang sulit, bahasa pergaulan sehari-hari, dan/atau bahasa daerah yang
tidak relevan. 5. Keaktifan Mahasiswa Setiap mahasiswa pasti memiliki daya kreatif. Daya kreatif akan
berkembang jika ada rangsangan untuk meningkatkannya, melalui pengolahan daya nalar sekaligus
aktivitas fisik yang tinggi. Pengolahan ini dapat direkayasa sedemikian rupa melalui penyajian materi
buku ajar, misalnya: materi disajikan secara bervariasi. Prinsip keseimbangan teori dan praktik
menegaskan bahwa uraian dalam bentuk teks akan menjadi bermanfaat jika ada tambahan ilustrasi:
gambar, foto, atau bagan 11 yang mendukung. Sejumlah buku ajar terbitan luar negeri bahkan
menggabungkan antara teks, gambar, dan warna, dengan tujuan akhir untuk merangsang daya kreatif
para pembacanya. Selain itu, sajikan pula bahan ajar yang menimbulkan tantangan intelektual bagi para
mahasiswa, sehingga mereka terdorong untuk melakukan pencarian sejumlah sumber belajar dan
sumber informasi serta pengetahuan lain yang cocok. Tambahkan pula penyajian bahan ajar yang diikuti
dengan rujukan yang jelas, seperti nama pengarang lain, tahun, halaman. Rujukan ini bermanfaat bagi
mereka yang ingin mendalami topik bahasan tertentu. 6. Hubungan Bahan Bahan ajar dihubungkan satu
sama lain sehingga saling memperkuat. Gunakanlah materi yang tercakup dalam konsep yang sama
untuk menjelaskan pengertian keseluruhan. Contoh, wacana sastra digunakan untuk menjelaskan
karangan, jenis karangan, dan ragam bahasa. Upayakan untuk selalu mengaitkan penjelasan pada satu
bab tertentu yang sedang dan/atau akan dibahas dengan bab lain yang sudah dibahas. Strategi ini akan
bermanfaat dalam membentuk kompetensi yang diinginkan secara utuh, sehingga proses pembelajaran
berlangsung secara efektif. 7. Norma Norma adalah kesepakatan terkait dengan ukuran yang berlaku
dan diakui secara umum tentang baik-buruk. Di antara norma yang berlaku dalam dunia tulis-menulis
adalah: selalu mencantumkan daftar pustaka/rujukan pada akhir buku ajar. Pada sejumlah buku ajar,
daftar pustaka dicantumkan pada akhir setiap bab, dan tidak dicantumkan pada akhir buku ajar saja.
Namun, ada juga yang mencantumkan daftar pustaka pada akhir buku ajar. Daftar pustaka membantu
proses pengayaan pengalaman dan pengetahuan para pembaca. Sebagai sebuah karya ilmiah, maka
pencantuman nama lengkap para pengarang adalah keharusan. Hal ini penting dalam
pertanggungjawaban moral dan akademis, serta penghindaran atas praktik pembajakan buku ajar. Ada
memang sejumlah buku ajar yang mencantumkan nama para pengarangnya sebagai “Tim Penyusun”.
Namun, cara semacam ini bukan pilihan yang tepat, karena dapat mengurangi kredibilitas para penulis,
rawan pembajakan, serta terlepasnya hak-hak dan manfaat lainnya bagi para penulis. 8. Soal dan Latihan
Soal dan latihan adalah strategi untuk mengukur penguasaan mahasiswa atas materi yang disajikan. Soal
dan latihan juga sekaligus ditujukan bagi penguatan atas penguasaan materi. Soal dan latihan berfungsi
sebagai alat mengukur dan memperkuat penguasaan materi. Oleh karena itu, penyusunannya harus
disesuaikan dengan materi yang telah disampaikan dan bersifat gradual. Soal dan latihan perlu
dipertimbangkan proporsinya dari segi konsep yang dibahas, gradasi kerumitan, kognisi mahasiswa, dan
bervariasi sehingga mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, logis, sistematis, dan analitis. Selain itu,
soal dan latihan harus selaras dengan kebenaran konsep keilmuan yang ada dalam buku ajar. Soal dan
latihan dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk yang mengarah pada “Ingatlah, pikirkanlah, dan
lakukanlah.” Pada dasarnya soal dan latihan adalah cara untuk mengulang dan memperkuat kembali
pengetahuan yang telah didapat. 12 F. Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, jelas, dan benar serta bahasa ragam formal/ilmiah dalam penyajian materi adalah
keharusan. Bahasa yang baik dan jelas adalah bahasa yang sesuai dengan keperluan komunikasi dalam
bahasa pembelajaran. Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Bahasa
ragam formal/ilmiah adalah bahasa yang sesuai dengan suasana pembelajaran. Penggunaan bahasa
yang baik, jelas, dan benar akan mendorong kemampuan berbahasa yang baik di kalangan mahasiswa,
baik secara lisan maupun tulisan. Pergunakanlah bahasa yang dapat meningkatkan daya nalar dan daya
cipta mahasiswa. Hal demikian dapat diraih melalui: penetapan makna kata, kalimat, dan wacana yang
bersifat lugas, tidak menimbulkan makna ganda; mengaitkan setiap pernyataan dengan pernyataan
lainnya secara logis (jelas alur bernalarnya); tetapkan uraian yang bersifat analitis dan eksplisit, sehingga
dapat dilakukan sintesis dan pengambilan keputusan yang logis. Inti dari penggunaan bahasa dan
keterbacaan adalah penetapan bahasa yang berdisiplin, bermakna, serta tidak asal-asalan. Hal penting
lainnya yang patut mendapat perhatian adalah penyajian alur pikir dalam paragraf yang harus saling
bertautan secara logis satu sama lain. Penanda kesatuan gagasan adalah hubungan antar gagasan,
sedangkan kepaduannya adalah bahasa. Yang dimaksud dengan bahasa adalah penggunaan kata hubung
dengan berbagai ragamnya, penggunaan kata ganti, serta pengulangan kata kunci. Paragraf yang
demikian disebut dengan paragraf yang efektif. Dengan kata lain, penyajian materi harus
memperhatikan koherensi dan kohesivitas paragraf. Artinya, ide yang terdapat pada satu paragraf harus
dijelaskan oleh paragraf berikutnya. Jika tidak terdapat kaitan logis antarparagraf, maka paragraf
tersebut tidak efektif. Selain masalah bahasa, keterbacaan ide atau materi dapat diciptakan melalui
penentuan ilustrasi yang beragam. Terkait dengan ilustrasi, kita dapatkan media lain, seperti: gambar,
foto, warna, dan bahkan suara untuk memperkuat ide yang disampaikan pada buku ajar. Untuk setiap
materi di setiap bab, maka selalu tersedia ilustrasi yang sesuai. Hindari penggunaan ilustrasi yang tidak
mendukung ide bahan ajar. Bab IV Aturan Teknis Penulisan dan Pengajuan Naskah Buku Ajar A.
Ketentuan Umum 1. Naskah buku ajar disusun dalam bahasa Indonesia ragam ilmiah yang baik, jelas,
dan benar. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Arab, dan Bahasa Prancis
dapat menulis naskah buku ajar mata kuliah dalam bahasa asing program studi yang bersangkutan. 2.
Naskah buku ajar dirancang untuk mahasiswa Strata 1, dan merupakan bahan ajar mata kuliah tertentu
yang memiliki bobot 4, 3, dan 2 SKS. 3. Naskah buku ajar memberikan kontribusi terhadap
pengembangan mata kuliah tertentu pada program studi dan secara langsung digunakan pada
perkuliahan program studi yang bersangkutan. 4. Tata cara penulisan menggunakan Pedoman Penulisan
Buku Ajar: Menuju Pencapaian Standar Mutu Tinggi. 5. Naskah buku ajar adalah karya sendiri, bukan
hasil plagiat, dan belum pernah dipublikasikan dimana pun, kecuali dalam bentuk diktat perkuliahan. 6.
Penulis naskah diisyaratkan minimal berpendidikan Strata 2 atau sedang menjalani pendidikan Strata 2.
13 7. Setiap pengajar di lingkungan civitas academica UPI mendapat peluang yang sama untuk menjadi
penulis naskah buku ajar. B. Ketentuan Penyusunan Naskah 1. Naskah berangkat dari disiplin keilmuan
tertentu yang dikuasai oleh penulis. 2. Naskah merupakan karya asli penulis, bukan terjemahan, bukan
saduran, dan bukan kompilasi pandangan para ahli (kecuali jika diperlukan untuk studi banding). 3.
Naskah harus berbeda dan dibedakan sedemikian rupa dari buku ajar sejenis yang telah beredar di
pasaran. 4. Naskah yang diutamakan adalah naskah buku ajar yang telah didukung oleh hasilhasil
penelitian penulis. 5. Sifat pembahasannya merupakan sintesis, hasil analisis penulis yang menunjukkan
alur pikir logis atas topik yang dibahas. 6. Isi naskah hendaknya menggugah pembaca untuk berpikir
kritis, analitis, dan komprehensif, serta menimbulkan gagasan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
7. Organisasi buku secara umum meliputi: Bagian, Bab, Sub bab, dan Lampiran. Untuk organisasi buku
ajar lebih lanjut lihat Bab II Buku Ajar, Sub bab: F, Anatomi Buku Ajar. 8. Jika memungkinkan, lengkapi
buku ajar dengan glossary dan indeks pada bagian akhir. C. Ketentuan Teknis Penulisan 1. Huruf yang
digunakan adalah Times New Roman font 12 dengan jarak spasi 1,5, berjumlah minimum 200 halaman,
tidak termasuk glossary dan indeks 2. Ukuran kertas naskah A4 dengan pengaturan margin: Kiri-Atas: 4-
4, dan KananBawah: 3-3. 3. Naskah diterima tim penilai awal dalam bentuk CD atau disket beserta tiga
copy naskah tercetak (print out). 4. Sertakan CV penulis atau para penulis di bagian akhir naskah. CV
ditulis dalam bentuk narasi, tidak lebih dari 100 kata. 5. Jumlah penulis lebih dari satu orang (tim
penulis) sebaiknya mencantumkan nama setiap penulis. Setiap tim tidak lebih dari dua orang. D.
Ketentuan Pengusulan 1. Proposal penulisan buku ajar diajukan melalui program-program studi dalam
bentuk outline buku ajar yang akan ditulis, beserta contoh satu bab lengkap. 2. Naskah buku ajar yang
sudah selesai 100% dapat diajukan, disertai gambaran umum tentang buku ajar yang hendak
diselesaikan. 3. Penetapan buku ajar yang akan didanai diumumkan secara transparan dalam rapat
program studi, berdasarkan kebijakan yang dipilih program studi untuk menentukan prioritas
pengembangan sumber daya insani dan pengembangan program yang bersangkutan. 4. Outline dan
contoh bab buku ajar yang akan ditulis atau hendak diselesaikan, akan dinilai oleh satu orang penilai
(penelaah) yang merupakan pakar di bidangnya (baik dari UPI maupun luar UPI) yang ditentukan oleh
program studi terkait setelah mendengar masukan dari tim penilai naskah awal/tim pengelola naskah. 5.
Hasil penilaian pakar akan diserahkan kembali kepada program studi, yang selanjutnya disampaikan
kepada tim penilai kualitas naskah akhir, yang kemudian menetapkan naskah terpilih dalam sebuah
surat keputusan. 14 6. Naskah terpilih yang akan disempurnakan harus diselesaikan dalam waktu
maksimum 3 bulan. Jika dalam waktu yang telah ditentukan naskah belum selesai ditulis, maka dapat
diperpanjang sampai batas waktu tertentu yang disepakati kemudian. Bila waktu perpanjangan gagal
dipenuhi oleh penulis, maka kontrak dibatalkan. 7. Bila terdapat perilaku pengabaian atas penambahan
tenggang waktu yang disengaja atas penyelesaian naskah, tanpa adanya „kondisi-kondisi di luar
kemampuan (force majeure) yang dapat diterima, maka penulis tidak berhak mengikuti seleksi
pendanaan dalam jangka waktu tiga tahun terhitung masa pengabaian atas penambahan tenggang
waktu. E. Ketentuan Penilaian 1. Penilaian dilakukan dalam hal: Keaslian karya, orisinalitas gagasan, dan
diferensiasi karya. Relevansi karya tulis dengan bobot SKS mata kuliah yang dikembangkan Keselarasan
dengan aturan pedoman penulisan buku ajar yang berlaku umum Keruntutan alur pikir penulisan dan
kejelasan benang merah pembahasan ide dalam keseluruhan naskah. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip
penulisan buku ajar 2. Penilai kualitas naskah, seorang atau tim pakar, berhak memberikan masukan dan
merevisi naskah setelah berkonsultasi dengan penulis. Mekanisme ini akan melibatkan tim pengelola
naskah. 3. Naskah akhir yang telah disetujui akan diserahkan kepada Pembantu Rektor Bidang Riset dan
Pengembangan sesuai dengan ketentuan butir C.3. F. Ketentuan Administratif / “Sistem Insentif” 1.
Setiap karya tulis yang lolos seleksi akan didanai penyelesaiannya oleh UPI sebesar Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah). 2. Manajemen fee untuk setiap penilai/reviewer adalah sebesar 1.000.000,00 (satu
juta rupiah). 3. Dana penulisan akan ditunaikan pada saat naskah buku ajar telah diselesaikan 100%, dan
dinyatakan diterima. 4. Bila buku diterbitkan, maka selama tiga tahun pertama, penulis mendapat
royalti. 40% dari penjualan bersih. Pada cetakan selanjutnya, nilai royalti akan dirundingkan kembali. 5.
Hak cipta ada pada penulis dan hak penerbitan ada pada UPI. 6. Setiap penulis wajib menandatangani
dan mematuhi aturan kontrak penulisan. 15 16 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional.
(2005). Pedoman Penulisan Buku Pelajaran: Penjelasan Standar Mutu Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Program Pascasarjana UPI. (2004). Panduan
Penulisan Naskah Buku Teks Program Pascasarjana UPI. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Rachmawati W.S. (2004). Anatomi Buku Ajar. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lampiran-lampiran

Sumber (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/
196601081990021-KHAERUDIN_KURNIAWAN/Handout_Buku_Ajar.pdf

Anda mungkin juga menyukai