Karena menjadi buku penunjang kegiatan pembelajaran, maka diharapkan
guru dapat memilih buku teks mana yang sesuai untuk siswanya. Menurut Oh dalam Ho dan Hsu (2011: 93) untuk membuat pilihan terbaik, guru harus benar-benar mengevaluasi buku potensial, kriteria tersebut diantaranya:
1. Kriteria penerbit – Penerbit adalah faktor penentu pada saat buku
dicetak, dalam sebuah prosedur penerbitan biasanya terdapat penyunting yang terkadang tidak memiliki kapabilitas mengenai apa yang disunting. Dalam kasus biasanya guru harus memeriksa reputasi penerbit dan penulis buku yang profesional di bidangnya masing-masing. Selain itu, biaya dan kemampuan penerbit logistik, sistem distribusi, dan layanan pelanggan. 2. Kriteria Fisik – Kriteria yang berkaitan dengan fisik seperti desain cover, tata letak, ukuran cetakan, kualitas pencetakan, kualitas kertas, berat dan daya tahan. 3. Kriteria Isi – Buku teks harus dipilih untuk memajukan tujuan pendidikan sekolah, sesuai dengan kebutuhan siswa dan berkontribusi terhadap kontinuitas dan integrasi kurikulum. Selain itu, isi harus akurat dan tepat, dan secara teratur direvisi untuk memenuhi perubahan kondisi. 4. Kriteria Instruksi – Sebuah buku yang baik melengkapi instruksi guru, seperti panduan instruksional, panduan kegiatan kelas, sop kerja, audio / komponen visual, dan penilaian paket harus dirancang secara hati-hati dan diberikan kepada guru.
Selain kriteria di atas, Pendapat lain yang mendukung hal tersebut adalah Maman (2010: 4-6) menyebutkan terdapat tujuh kriteria dan prinsip yang berlaku dalam penulisan buku teks pelajaran, yaitu.
1. Buku pelajaran haruslah memiliki landasan sudut pandang yang jelas
dan mutakhir. 2. Buku pelajaran haruslah berisi materi yang memadai. Buku pelajaran yang baik adalah buku pelajaran yang menyajikan materi yang kaya, bervariasi, mudah dibaca, serta sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 3. Buku pelajaran haruslah berisi materi yang disusun secara sistematis dan bertahap. Sistematis dalam arti materi disajikan dengan memperhatikan kemudahan pemahaman peserta didik dalam hal penjelasan, penggambaran, dan pengorganisasian. Pengungkapan dilakukan secara lugas (tidak berbelit-belit), istilah diberi penjelasan atau contoh.
4. Penyajiannya mendorong keaktifan peserta didik untuk berpikir dan
belajar dengan cara bervariasi sehingga menantang peserta didik untuk mencari sumber-sumber belajar lain diikuti dengan sumber rujukan yang lengkap. 5. Penempatan pelajaran dalam keseluruhan buku dilakukan secara tepat. Bertahap dalam arti materi yang disajikan diperhatikan dari segi urutan, seperti dari mudah ke sulit, dari sederhana ke rumit, dari umum ke khusus, dari bagian ke keseluruhan, dan sebagainya. 6. Buku pelajaran haruslah berisi materi yang disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi siswa untuk tertarik membaca buku. Misalnya disajikan dengan gambar yang mampu merangsang siswa untuk menemukan jawaban dari sebuah latihan, memper konkret jawaban pengetahuan siswa, dan memungkinkan siswa untuk membuktikannya di lingkungan sekitar atau melatih penelitian sederhana. 7. Buku pelajaran haruslah berisi materi yang mendalam sehingga memungkinkan siswa terbantu di dalam memecahkan masalah- masalah akademis yang dihadapinya. Misalnya, pada saat peserta didik mengerjakan tugas, kedalaman pengerjaan atau pemecahan masalah terakomodasi oleh buku, baik disebabkan buku itu memuat hal yang diperlukan siswa atau adanya petunjuk untuk mendapat rujukan-rujukan yang memungkinkan masalah itu terpecahkan. 8. Haruslah berisi alat evaluasi yang memngkinkan siswa mampu mengetahui kompetensi yang telah dicapainya. Tingkat pencapaian kompetensi dapat dijadikan umpan balik bagi siswa apakah harus memperdalam lagi bahan tersebut atau melanjutkan kepada bahan lainnya yang lebih tinggi. 9. Haruslah berisi bahan yang memungkinkan siswa memiliki kesempatan untuk menggelitik mata hatinya atas hal yang telah dipelajari Buku ini memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Supriadi (2000: 46), buku teks berperan sebagai bahan ajar atau media instruksional yang dominan selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Dengan kata lain, buku itu berguna untuk menyampaikan materi kurikulum. Keberadaan teks pembelajaran begitu penting sehingga diprioritaskan dan dimanfaatkan sebagai pendamping siswa dalam mengembangkan daya pikirnya sendiri. Tanpa buku semacam teks, siswa akan kesulitan dalam belajar, baik di dalam kelas maupun secara mandiri. Jadi, buku tersebut dapat dikatakan sebagai pegangan utama peserta didik, baik dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi maupun dari sekolah negeri atau swasta. Tidak hanya digunakan oleh peserta didik, buku teks juga digunakan oleh pendidik. Para tenaga pendidik memerlukan buku tersebut sebagai silabus. Ditambah lagi, buku tersebut memberikan panduan instruksional kepada pendidik untuk memudahkan mereka dalam mengajar, apabila tidak terdapat silabus. Oleh karena itu, buku jenis ini juga sangat diperlukan oleh para pendidik di Indonesia. Para peserta didik tidak hanya dapat menggunakan modul pembelajaran yang beredar di Indonesia, tetapi juga diberi hak untuk memilih buku yang akan mereka pakai dengan bebas. Mereka diberi keleluasaan untuk memilih sendiri buku tersebut yang menurut mereka akan diperlukan oleh para peserta didik untuk belajar. Dengan begitu, buku yang mereka pilih dapat memenuhi keperluan mereka di dunia pengajaran. Dengan melihat peran penting secara umum di atas, dapat kita pahami bersama bahwa buku ini diyakini sebagai media untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut, mengapa para pendidik sangat memerlukan buku teks? Alasannya adalah sebagai berikut.
1. Buku teks dapat dijadikan sebagai media yang memudahkan para
pendidik menyampaikan dan mengembangkan materi di dalam kelas. 2. Para pendidik memiliki waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru, sebab profesinya sebagai pengajar tidak hanya menuntut mereka untuk bekerja di dalam kelas. Ada berbagai tugas lain, baik secara fungsional maupun struktural yang juga perlu dikerjakan dan diselesaikan. 3. Terdapat tekanan eksternal yang menekan kebanyakan pendidik. Oleh karena itu, mereka perlu mempermudah pekerjaan mereka dengan menyediakan buku pegangan.
Selain itu, masih ada lagi beberapa alasan yang menyebabkan
penggunaan buku teksmenjadi penting, seperti:
1. Buku teresebut dapat digunakan untuk membuat kerangka kerja yang
mengatur dan menjadwalkan waktu kegiatan program pengajaran. 2. Bagi para peserta didik, buku tersebut adalah salah satu alasan mereka belajar. Tanpa buku, mereka tidak memiliki suatu tujuan untuk belajar. Mereka akan merasa bahwa tidak ada yang bisa dipelajari jika tidak ada buku-buku pembelajaran. 3. Tanpa buku teks, peserta didik juga tidak akan menemukan fokus yang jelas. Mereka kemudian akan menambah ketergantungan terhadap pendidiknya. Dengan begitu, pendidik akan memiliki tugas yang sangat berat karena dijadikan sebagai fokus pembelajaran. 4. Buku teks menjadi tanda bahwa peserta didik adalah subjek yang perlu ditangani dengan serius 5. Buku teks berperan ganda, misalnya sebagai silabus, penyedia teks pengajaran dan tugas pembelajaran dalam banyak kondisi. Selain itu, adanya buku tersebut memudahkan para pendidik dan peserta didik karena wujudnya yang siap pakai. 6. Bagi para pendidik, khususnya yang belum memiliki banyak pengalaman, buku teksberfungsi sebagai senjata yang mengamankan, memberi petunjuk, dan membantu pelaksanaan kerja mereka.
Alasan-alasan yang telah dipaparkan dengan rinci di atas hanya berlaku
apabila buku pembelajaran tersebut telah memenuhi beberapa syarat. Pertama, buku teks dapat memenuhi kebutuhan dua pihak yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yakni pendidik dan peserta didik. Kemudian buku tersebut juga seharusnya memiliki topik-topik relevan yang menarik dan dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Tidak hanya itu, buku teks juga harus disusun dengan realistis dan memperhitungkan situasi kegiatan belajar-mengajar di kelas. Adanya tidaknya media pembelajaran juga bukan menjadi alasan untuk mengurangi kreativitas pendidik. Kemudian kontennya dapat digunakan secara optimal oleh peserta didik dan disesuaikan dengan gaya belajar mereka. Selain itu, buku teks yang memenuhi syarat juga sudah seharusnya mampu membuat peserta didik beradaptasi dan tidak menjadikan pendidik sebagai pelayan akademik. Jika buku teks tidak memenuhi berbagai persyaratan tersebut, maka kedudukannya hanyalah sebagai media keuntungan. para pelaku bisnis yang mencemari dunia pendidikan. Buku teks akan memberikan keuntungan secara material bagi mereka yang memperdagangkan substansi pembelajaran tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan di kelas. Hal tersebut nantinya justru akan merugikan para pendidik dan peserta didik, sebab esensi pembelajaran tidak terpenuhi. Dalam buku pembelajaran yang tidak berkualitas juga akan ditemukan materi-materi yang tidak sesuai atau sulit untuk diadaptasi oleh pendidik dan peserta didik.