Anda di halaman 1dari 5

Tujuan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
 

 Hits: 1546

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Written by Endarta
Category: kurikulum
 Published: 19 April 2018
User Rating: 0 / 5

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan  perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan
penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah
penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya
mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta
mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi
International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara
lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.

 Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi
yang sama;
 Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya);
 Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
 Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
pendekatan pembelajaran saintifik);
 Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
 Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
 Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
 Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
 Penguatan pola pembelajaran

Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.

 Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;


 Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai
pimpinan kependidikan (educational leader); dan
 Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Informasi terkait Perubahan secara umum Kurikulum 2013 Revisi 2018 untuk
tahun ajar 2018/2019 yang perlu diketahui semua guru, termasuk guru
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional akan tetapi


tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara Nasional.
2. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 sudah ditiadakan disetiap mata pelajaran
hanya Agama dan PPKN namun KI tetap dicantumkankan dalam penulisan
RPP.
3. Jika ada 2 nilai praktik dalam 1 KD, maka yang diambil adalah nilai yang
tertinggi. Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD ditotal (praktek, produk,
portofolio) dan diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan,
bobot penilaian harian, dan penilaian akhir semester itu sama.
4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode saat mengajar
dan apabila digunakan maka susunannya tidak harus berurutan.
5. Silabus kurtilas (K13) edisi revisi terbaru lebih ramping hanya 3 kolom.
Yaitu KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
6. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian
(PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk semester 1 dan Penilaian
Akhir Tahun (PAT) untuk semester 2. Dan sudah tidak ada lagi
UTS, langsung ke penilaian akhir semester.
7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode pembelajaran yang
digunakan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik
penilaian (jika ada).
8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan dalam bentuk
predikat dan deskripsi.
9. Remedial diberikan untuk yang kurang namun sebelumnya siswa diberikan
pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang dicantumkan dalam
hasil.

Perubahan Istilah didalam Kurikulum 2013 Terbaru 2018 Berdasarkan


PERMEN No 53/2015 dinyatakan tidak BERLAKU dan dirubah menjadi
PERMEN No 23/2016 tentang PENILAIAN Revisi Kurikulum 2013, sebagai
berikut:

1. Istilah KKM berubah istilah dengan KBM ( Ketuntasan Belajar Minimal )


2. Istilah UH berubah istilah dengan PH ( Penilaian Harian ).
3. Istilah UTS berubah istilah dengan PTS ( Penilaian Tengah Semester )
4. Istilah UAS berubah istilah dengan PAS ( Penilaian Akhir Semester )
Gasal/Genap
5. Istilah UKK berubah PAT ( Penilaian Akhir Tahun ) PAT materi soalnya
meliputi semester GANJIL 25 % dan semester *GENAP 75 %

> KENAIKAN KELAS LIHAT KBM ( 60 )


a. Semester Ganjil = 55
b. Semester Genap = 65
————————————–
120 : 2 = 60 Tuntas
————————————–

Siswa dinyatakan TIDAK NAIK KELAS, diantaranya sebagai berikut:


1. Terdapat 3 nilai Mapel yang KBMnya tidak TUNTAS.
2. Nilai Pengetahuan KI.3 harus TUNTAS.
3. Nilai Ketrampilan KI.4 harus TUNTAS.
4. KI.1 dan KI.2 harus BAIK.
KKM ( KBM ) semua mata pelajaran sama.

KI.1 dan KI.2 Observasi Guru dalam jurnal yang ditulis yang KURANG dan
yang AMAT BAIK, sebagai berikut:

1. Sikap dikatakan TUNTAS, jika predikat minimal B (BAIK)


2. Pengetahuan dan Keterampilan, dikatakan TUNTAS jika predikat Minimal C
(CUKUP).
3. K-13: Sebuah mata pelajaran dikatakan TUNTAS , jika Pengetahuan dan
keterampilan TUNTAS.
4. 2006: Sebuah mata pelajaran dikatakan TUNTAS jika pengetahuan dan
keterampilan (jika ada keterampilan), dan sikap TUNTAS.
5. Tidak perlu bingung dengan Prefikat C (CUKUP) pada mata pelajaran
Pengetahuan dan Keterampilan, karena C (CUKUP) berarti sudah TUNTAS.
6. Predikat untuk Pengetahuan dan Keterampilan, didasarkan pada KKM
masing-masing sekolah. Contoh: Jika KBM 75, maka < 75. = D (TIDAK
TUNTAS), 75-82. = C (TUNTAS DENGAN CUKUP), 83 – 90. = B
(TUNTAS DENGAN BAIK), 91-100. = A (TUNTAS DENGAN SANGAT BAIK)
7. Jadi jangan menaik-naikkan nilai untuk mengejar B, atau menurunkan KBM
dari yang sudah ditetapkan masing-masing sekolah.
8. Predikat pengetahuan dan keterampilan tidak berpengaruh pada SNMPTN.

Remidial Materi yang pernah diujikan dan tidak diberlakukan pada kurikulum
revisi 2018, adalah sebagai berikut:
1. Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang STANDAR KOPETENSI
LULUSAN (Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK BERLAKU)
2. Permendikbud No.21 Tahun 2016 tentang STANDAR ISI PENDIDIKAN
DASAR dan MENENGAH (Permendikbud No.65 Th.2013 dinyatakan TIDAK
BERLAKU)
3. Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang STANDAR PENDIDIKAN
DASAR dan MENENGAH (Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK
BERLAKU)
4. Permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang STANDAR PENILAIAN
(Permendikbud No.66 Th.2013 dan Permendikbud No.104 tahun 2014
dinyatakan TIDAK BERLAKU)
5. Permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang KOPETENSI INTI dan
KOPETENSI DASAR
6. Sharing kebijakan Revisi Kurikulum 2013 serta dasar hukum peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.20.21.22.23.24 tahun 2016

Sumber: http://www.websiteedukasi.com/2018/06/perubahan-kurikulum-2013-
revisi-terbaru.html

KOMPONEN DAN ASPEK-ASOEK DALAM LITERASI SAINS


Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti
mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan (Rustaman et al., 2004). PISA (2000) menetapkan
lima komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu:
1. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan
yang dapat dijawab oleh sains.
2. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan
bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk
memperoleh bukti itu.
3. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti
yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.
4. Mengkomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti
yang tersedia.
5. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam
situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.

      Dari hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat menggunakan konsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari
yang telah dipelajarinya. PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu
berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan
kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh pemahaman sains dan kemampuan untuk
menginterpretasikan dan mematuhi fakta.  Alasan ini  yang menyebabkan PISA tahun 2003  menetapkan 3 komponen proses sains
berikut ini dalam penilaian literasi sains.

1. Mendiskripsikan, menjelaskan, memprediksi gejala sains.


2. Memahami penyelidikan sains
3. Menginterpretasikan bukti dan kesimpulan sains.

Anda mungkin juga menyukai