Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Hits: 1546
Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi
yang sama;
Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya);
Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan
pendekatan pembelajaran saintifik);
Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
Penguatan pola pembelajaran
Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan serta pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Informasi terkait Perubahan secara umum Kurikulum 2013 Revisi 2018 untuk
tahun ajar 2018/2019 yang perlu diketahui semua guru, termasuk guru
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
KI.1 dan KI.2 Observasi Guru dalam jurnal yang ditulis yang KURANG dan
yang AMAT BAIK, sebagai berikut:
Remidial Materi yang pernah diujikan dan tidak diberlakukan pada kurikulum
revisi 2018, adalah sebagai berikut:
1. Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang STANDAR KOPETENSI
LULUSAN (Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK BERLAKU)
2. Permendikbud No.21 Tahun 2016 tentang STANDAR ISI PENDIDIKAN
DASAR dan MENENGAH (Permendikbud No.65 Th.2013 dinyatakan TIDAK
BERLAKU)
3. Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang STANDAR PENDIDIKAN
DASAR dan MENENGAH (Permendikbud No.54 Th.2013 dinyatakan TIDAK
BERLAKU)
4. Permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang STANDAR PENILAIAN
(Permendikbud No.66 Th.2013 dan Permendikbud No.104 tahun 2014
dinyatakan TIDAK BERLAKU)
5. Permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang KOPETENSI INTI dan
KOPETENSI DASAR
6. Sharing kebijakan Revisi Kurikulum 2013 serta dasar hukum peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.20.21.22.23.24 tahun 2016
Sumber: http://www.websiteedukasi.com/2018/06/perubahan-kurikulum-2013-
revisi-terbaru.html
Dari hasil akhir proses sains ini, siswa diharapkan dapat menggunakan konsep-konsep sains dalam konteks yang berbeda dari
yang telah dipelajarinya. PISA memandang pendidikan sains untuk mempersiapkan warganegara masa depan, yang mampu
berpartisipasi dalam masyarakat yang akan semakin terpengaruh oleh kemajuan sains dan teknologi, perlu mengembangkan
kemampuan anak untuk memahami hakekat sains, prosedur sains, serta kekuatan dan keterbatasan sains. Termasuk di dalamnya
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan sains, kemampuan untuk memperoleh pemahaman sains dan kemampuan untuk
menginterpretasikan dan mematuhi fakta. Alasan ini yang menyebabkan PISA tahun 2003 menetapkan 3 komponen proses sains
berikut ini dalam penilaian literasi sains.