Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SD/MI


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : A. Sihabuddin Mubarok, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok II :


1. Diyah Sulistyo Rini
2. Elma Hikmatur Rohmah
3. Umi Latifah

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI (IAIFA)

KEPUNG KEDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar SD/MI” dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar serta bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak A. Sihabuddin
Mubarok, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kepung, 21 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar SD/MI ............................................................. 7
B. Jenis-jenis Bahan Ajar SD/MI ............................................................. 8
C. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar SD/MI ............................... 20
D. Sumber Bahan Ajar SD/MI .................................................................. 24
BAB III PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi guru yang baik, secara minimal harus memiliki dasar suatu
pembelajaran, karena dengan memiliki dasar suatu pembelajaran guru akan
mudah mengajarkan suatu mata pelajaran di kelas, yakni dasar-dasar pembelajran
tersebut diantranya yang terpenting dalam pembelajaran adalah pengembangan
materi/bahan ajar, guru yang mampu mengembangkan bahan ajar akan membuat
bervariasi dalam pembelajrannya, karena guru tersebut kreatif dan mampu
mengembangan bahan ajar yang telah di sedikan atau belum disediakan oleh
sekolah tersebut.
Bahan pembelajaran sendiri merupakan susunan sistematis materi
pembelajaran dari berbagai sumber bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku
pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti maket, bahan
ajar audio, bahan ajar interaktif yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman
atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bahan ajar SD/MI?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar SD/MI?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun Bahan ajar SD/MI?
4. Apa saja sumber Bahan ajar SD/MI?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahuai pengertian bahan ajar SD/MI
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar SD/MI
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan bahan ajar SD/MI
4. Untuk mengetahui Sumber bahan ajar SD/MI
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar SD / MI

Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera


dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi
tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih bahan ajar yang
mana akan disajikan dalam perencanaan untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka acuan , bahan ajar pada umunya
di klasifikasikan dalam tiga bidang, yakni pengetahuan, keterampilan dan afektif.
Hal ini sesuai dengan tujuan – tujuan yang hendak di capai.1

Bahan ajar meliputi media cetak dan non cetak/ elektronik yang menganung
informasi serta dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar.
Mengembangkan bahan ajar dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang
ada pada sekolah tersebut diantaranya perpustakaan. Di perpustakaan terdapat
informasi tentang pokok bahasan tertentu dalam bentuk buku, famlet,booklet dan
leafet. Dalam mengembangkan bahan ajar sebagai sumber belajar bagi siswa
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :

1. Bervariasi dalam bentuk cetak, noncetak audio, visual, audiovisual dan yang
berbasis komputer.
2. Praktis dan mudah dipergunakan
3. Menyenangkan untuk digunakan
4. Memotivasi untuk belajar lebih lanjut
5. Jumlahnya cukup untuk dipergunakan secara individu dan kelompok
6. Dapat memenuhi gaya belajar yang berbeda-beda.
7. Membantu guru menyajikan bahan ajar dalam berbagai tampilan
8. Mendoraong guru untuk membuat inovasi baru dalam penyajian bahan ajar
9. Pemanfaatannya dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar dikelas
10. Efektif dan efisien dipergunakan sebagai sumber belajar.2

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis


besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

1 Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, ( Jakarta : PT Bumi


Aksara, 2011 ), hlm. 139
2 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014 ), hlm.183
Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, serta nilai dan sikap.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahan


pembelajaran merupakan susunan sistematis materi pembelajaran dari berbagai
sumber bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout,
LKS maupun yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh
pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan pembelajaran.

B. Jenis-Jenis Bahan Ajar SD/MI

Dari berbagai referensi yang penulis dapatkan,tentang bahan ajar, setidaknya


jenis bahan ajar dapat kita dilihat pemetaanya berdasarkan:3

1. Bahan Ajar Berdasarkan Bentuknya


Menurut bentuk bahan ajar berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar, bahan
ajar pandang dengar dan bahan ajar interaktif.
2. Bahan Ajar Cetak (Printed)
Yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dan disiapkan dalam bentuk kertas,
yang dapat berfungsi untuk pembelajaran dan penyampaian informasi4
Contohnya:
a. Handout, merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas,
bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi
dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.
b. Buku teks, pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang
menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya
yang disusun secara sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku.
c. Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru
d. Lembar kegiatan siswa (student work sheet),adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas.
e. Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa

3 Aida Rahmi dan Hendra Harmi, Pengembangan Bahan Ajar MI, (Curup: Lp2 STAIN Curup, 2013),
hal.14
4 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ( Yogyakarta: Diva Press, 2014),
hlm 40
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi
f. Foto/gambar, memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/gambar peserta didik dapat melakukan sesuatu yang
pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
3. Bahan Ajar Dengar (Audio)
Yaitu bahan ajar yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak untuk mempelajari isi tema).5 Bahan ajar ini yaitu semua
jenis bahan ajar yang menggunakan sistem sinyal audio langsung, yang
dapat dimainkan atau didengar oleh seorang atau sekelompok orang.
Contohnya :Kaset, radio, piringan hitam, dan compact dist.
4. Bahan Ajar pandang dengar (Audiovisual),
Yang sering dengan bahan ajar pandang yakni segala sesuatu yang sering
dikenal dengan bahan ajar pandang yaitu sesuatu yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensial.
Contoh : Video Compact dist dan film.
5. Bahan ajar interaktif (inetcactive teaching materials)
Yaitu bahan ajar yang dikombinasikan dari dua atau lebih media audio,
grafik,gambaar,animasi dan vidio.Yangpengunannya dimanupulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah.
Contoh ,Compact Dist Interaktif.6
6. Bahan Ajar Menurut Cara kerjanya
Menurut cara kerjanya bahn ajar dapat dibedakan menjadi lima macam,
sebagimana dijelaskan sebagai berikut:
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan,
Yakni bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk
memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta didik bisa
langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati) bahan
ajar tersebut. Contohnya : foto, diagram, display, model, dan lain
sebagainya.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan , yakni bahan yang memerlukan
proyektor dalam penyampaian bahan ajar terhadap peserta didik.
Contohnya: Slide, Film Strips, Overbead Tranparancies (OHP) Dan
Proyeksi Komputer.

5 Badru Zaman, Dkk, Media dan Sumber Belajar TK, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,
2013), hlm. 4.20
6 Aida Rahmi dan Hendra Harmi, Op.Cit, hlm.15
c. Bahan Ajar Audio, yakni bahan yang berupa sinyal audio yang
direkam dalam suatu media rekaman. Untuk mempergunakannya, kita
mesti memerlukan alat pemain (player) media rekaman tersebut
,seperti tempo compo, CD player, VCD player, multimedia player,
dan lain sebagainnya.
Contohnya: kaset, cd, flash disk , dan lain – lain .
d. Bahan Ajar Video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar
yang biasa berbentuk video tape player, VCD player dan sebagainnya.
Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan ajar audio, maka
bahan ajar ini juga memerlukan media rekaman, hanya saja bahan
ajar ini dilengkapi dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat
diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan.
Contohnya: video, film, dan lain sebagainnya.
e. Bahan Ajar (media)Komputer, yakni bebagai jenis bahan ajar non
cetak yang membutuhkan komputer. Contohnya: computer mediated
instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.
7. Bahan Ajar Menurut Sifatnya
Bahan ajar menurut sifatnya dapat dibagi menjadi empat macam, Bahan ajar
yang berbasiskan cetak misalnya: famlet, panduan belajar peserta didik,
bahan tutorial, buku kerja peserta didik, peta, charts, majalah, koran dan
sebagainya.
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak misalnya: buku famlet,panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan
dari majalah atau koran, dan lain sebagainnya.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi,misalnya: audio cassette,siaran
radio,slide,filmstrips,film,video cassetes,siaran televisi,video interaktif,
computer based tutorial,dan multi media
c. Bahan ajar yang dipergunakan untuk praktek atau proyek, Misalnya:
Kits sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (
terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh ), misalnya: Telepon,
hand phone, video conferencing, dan lain sebagainnya.

Zainuddin, dkk menambahkan jenis bahan ajar yang umumnya diakui


bermanfaadalam program pembelajaran berdasarkan antara lain:

1. Bahan ajar yang bersifat memotifasi pesrta didik


Bahan ajar ini di rancang untuk menarik minat peserta didik dalam berbagai
kelompok belajar sehingga terdorong untuk mengikuti program pembelajaran.
Jenis bahan ajar yang bersifat memotifasi ada dua yakni:
a. Bahan ajar cetak, seperti poster, famflet, brosur, bergambar dan komik.
b. Bahan ajar elektronik seperti: film,fiilm strip, radio, video, slogan radio,
dan sebagainnya.
2. Bahan ajar yang bersifat pengajaran
Bahan ajar jenis ini terdiri dari beragam paket, seperti buku pelajaran
permulaan(primer), buku kerja, buku guru, poster, alat peraga, dan sejenisnya
bahan ajar ini digunakan saat waktu proses belajar mengajar berlangsung.
3. Bahan ajar lanjutan
Bahan ajar ini ditulis untuk tahap pasca proses pembelajaran,yaitu bagi
mereka yang baru mengenal huruf yang diharapkan menerapkan keterampilan
bahan ajar untuk menambah pengetahuan dan menjadikanya membaca
sebagai kebiasaan atau kesenangan. Bahan belajar ini berguna untuk
memperkuat keterampilan peserta didik yang sudah dikuasi sebelumnya serta
untuk peningkatan kualitas hidup mereka . Contohnya, famplet dan buku
kecil.

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BAHAN AJAR SD/MI


1. Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Didalam melakukan analisis kebutuhan bahan ajar didalamnya terdiri dari
atas tiga tahapan yakni analisis terhadap kurikulum, analisis terhadap sumber
belajar, serta penentuan jenis serta judul bahan ajar.
a. Menganalisis Kurikulum
Langkah pertama ini ditunjukan untuk mentukan kompetensi-kempetensi
yang memerlukan bahan ajar. Untuk mencapai hal itu maka kita meski
mempelajari lima hal sebagai berikut :
Pertama.Standar kompentensi, yakni kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap semester.
Kedua, Kompetensi dasar, yakni sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikator kompetensi.
Ketiga, Indikator ketercapaianhasil belajar. Indikator adalah rumusan
kompetensi yang spesifik ,yang dapat dijadikan acuan kriteria penilai
dalam menentukan kompeten tidaknya seseorang.
Keempat, materi pokok, yakni sejumlah informasi utama, pengetahuan,
keterampilan atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar
peserta didik mengusai kompetensi yang telah ditetapkan.
Kelima,Pengalaman belajar,yakni suatu aktivitas yang didesain oleh
pendidik supaya dilakukan oleh para perta didik agar mereaka mengusai
kompetensi yang telah ditentuakn melalui kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan.7

Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita
melakukan analisis kurikum. Kemudian ,jika kita sudah sampai pada analisis

7 Andi Prastowo, Op.Cit, hlm 50-52


pengalaman belajar ( yang telah dilakukan oleh peserta didik) tersebut, maka
proses akhir masih pada tahap pertama,adalah membuat Matriksnya.Matrik
analisis kebutuhan bahan ajar berisi sejumlah kolom yang terdiri atas kompetensi
dasar, indikator ,materi pokok, pengalaman belajar, dan jenis bahan ajar.

Tabel 1. Matriks analisis kurikulum mata pelajaran bahasa indonesia kelas IV


MI.8

Kompetensi Indikator Materi Pengalaman Jenis


dasar pokok Belajar Bahan
Ajar
Membuat 1. 1. Petunjuk Membuat
gambar/denah Menggamba menggamb gambar /denah
berdasarkan r sesuai ar lokas kantor-
penjelasan yang petunjuk kantor
2. Petunjuk
didengar yang membuat pemerintahan
disampaikan denah diwilayah desa
oleh guru belitar untuk
Video,
dengan mengetahuai
benar lokasi dan
Model atau
kantor tersebu
maket.
2. Membuat secara tepat
denah sesuai
petunjuk
yang
disampaikan
oleh guru
dengan
benar

b. Analisis Sumber Belajar


Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam
menganalis kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Apa
dan bagaimana analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah.
Yang penting kita harus memahami terlebih dahulu bahwa sumber
belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar
perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis terhadap sumber
belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan
kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar
adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang

8 Ibid. hlm 53-54


dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria
dalam menganalsis sumber belajar.
1) Kriteria Ketersediaan
Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar
di sekitar kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan
sumber belajar. Usahakan agar sumber belajar yang kita gunakan
prakti dan ekonomis, sehingga kita mudah untuk menyediakannya.
Jika sumber belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka sebaiknya
jangan kita gunakan.
2) Kriteria Kesesuaian
Kriteria kesusaian maksudnya adalah apakah sumber belaar itu
sesuai atau tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Jadi, hal utama yang dilakukan dalam kriteria kedua ini adalah
memahami kesesuaian sumber belajar yang dipilih dengan
kompetensi yang mesti dicapai oleh peserta didik. Jika sumber
belajar tenyata dinilai membantu peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber belajar itu
layak untuk digunakan. Namun, jika tidak, sebaiknya jangan
digunakan.
3) Kriteria Kemudahan
Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah atau tidaknya sumber
belajar itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber belajar itu
membutuhkan persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang
rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum mampu untuk
menggunakannya, maka sebaiknya jangan digunakan. Kita
sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah pengadaan maupun
pengoperasiannya. Dengan demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar
efektif membuat peserta didik menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan.

c. Memilih dan Menentukan Bahan Ajar


Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan
menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu
peserta didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut,
maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain
menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik,
serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analsis
kurikulum dan analisis sumber bahan.
Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar,
yaitu :
1) Prinsip Relevasi
Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya
ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2) Prinsip Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai
niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai
peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai
keselarasan dan kesamaan.
3) Prinsip Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar,
hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan.

3. Menyusun Peta Bahan Ajar

Menurut Diknas (2004), paling tidak ada tiga kegunaan penyusunan peta
kebutuhan bahan ajar ,yakni :

a. Untuk mengetahui jumlah bahan ajra yang harus ditulis .


b. Mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajar.
c. Menentukan sifat bahan ajar ( Dependent dan independent )

4. Membuat Struktur Bahan Ajar

Langkah ketiga dalam pembuatan bahan ajar adalah membuat struktur bahan
ajar. Bahan ajar terdiri dari atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan,
sehingga menjadi sebuah bangunan utuh yang layak disebut sebagai bahan ajar.
Susunan atau bangunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud dengan
struktur bahan ajar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa masing-
masing bentuk bahan ajar memiliki struktur berbeda. Oleh karena itu, kita perlu
memahami dan mengetahui masing-masing bentuk bahan ajar tersebut agar bisa
membuat berbagai bahan ajar yang baik. Namun, dari beraneka ragam struktur
bahan ajar yang ada, secara umum ada tujuh komponen dalam setiap bahan ajar,
yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.

5. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Yang Perlu Dipahami


a. Teknik penyusunan bahan ajar cetak
Dalam teknik penyusunan bahan cetak, ada beberapa ketentuan yang
hendaknya kita jadikan pedoman, diantaranya sebagai berikut :
1) Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompentensi dasar
atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.
2) Untuk menyusun bahan cetak, ada enam hal yang harus dimengerti
(Steffe dan Ballstedt dalam Diknas, 2004), yaitu:
a. Susunan tampilan harus jelas dan menarik.
b. Bahasa yang mudah.
c. Mampu menguji pemahaman.
d. Adanya stimulan.
e. Kemudahan dibaca.
f. Materi intruksional.

b. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Audio


Bahan ajar Audio merupakan salah satu bentuk bahan ajar bahan ajar
yang menggunakan teknologi. Teknik penyususun bahan ajar ini meliputi
beberapa hal sebagai berikut:9
1) Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
2) Adanya petunjuk penggunaan.
3) Informasi pendukung dijelaskan secara jelas,padat,dan menarik
dalam bentuk tertulis yang kemudian direkam dalam pita
kaset,piringan hitam(PH) atau compact disc (CD).
4) Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain.
5) Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan yaitu, sewaktu peserta didik menirukan apa yang mereka
dengar.
6) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi, misalnya buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian
sebagai bahan dalam membuat program audio.

c. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual


Untuk Teknik Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual, harus diakuai
memang cukup rumit. Menurut Diknas (2004), beberapa teknik
Penyusunan Bahan Ajar Aoudio Visual meliputi:
1) Analisis kurikulum
2) Penentuan media
3) Skema yang sekuensi ( biasa dikenal dengan skenario) dari sebuah
program video/flim atau skrip.
4) Penggambilan gambar.

9 Ibid, hlm 72-74


5) Proses editing.

d. Teknik Penyusuanan Bahan Ajar Interaktif


Secara garis besar, berikut adalah teknik penyusunan Bahan Ajar
Interaktif Menurut Diknas(2004).
1) Dalam penyusunan bahan ajar interaktif ,diperlukan pengetahuan
dan keterampialan pendukung yang memadai,terutama dalam
mengoperasikan peralatan seperti komputer,kamera video,dan
kamera foto.
2) Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compact disc.
3) Menurunkan judul dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai
dengan besar kecilnya materi.
4) Menuliskan petunjuk pembelajrannya.
5) Menjelaskan informasi pendukung secara jelas,padat dan menarik
dalam bentuk tertulis maupun gambar diam atau bergerak.
6) Menuliskan tugas-tugas dalam program interaksif .
7) Melakukan penilaian terhadap hasil karya dari yang diberikan yang
pada akhir pembelajaran dapat dilihat oleh pendidik melalui
komputer.
8) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya
materi,misalnya buku,majalah,internet dan jurnal hasil penelitian
sebagai bahan dalam membuatan program bahan ajar interaktif.

D. Sumber Bahan Ajar SD/MI

Sumber bahan ajar adalah sarana untuk mendukung penyampaian materi


pembelajaran. Buku sumber bahan ajar dapat berbagai macam, seperti buku teks
pelajaran, modul, diktat, atau karya terjemahan. Penulisan buku ajar merupakan
komponen pengembangan profesionalisme guru sehingga guru diharapkan dapat
menghasilkan buku, modul, atau diktat.

1. Buku Teks Pelajaran

Buku teks pelajaran adalah sumber utama rujukan bahan ajar yang digunakan
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Bila merujuk pada KTSP, maka buku
teks pelajaran harus mengacu pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator yang telah ditetapkan sehingga membantu siswa untuk memahami
materi yang disampaikan.

2. Diktat

Diktat adalah bahan ajar tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang
dipersiapkan oleh guru/dosen untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
mata pelajaran atau bidang studi dan mempermudah siswa memahaminya dalam
proses pembelajaran. Diktat diartikan pula sebagai buku pelajaran yang disusun
guru/dosen berupa stensilan atau foto copy (bukan cetakan). Diktat dapat
dikembangkan menjadi buku teks atau buku ajar yang diterbitkan oleh suatu
Penerbit dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan suatu karya
ilmiah.

3. Buku Referensi

Buku refrensi adalah buku yang dijadikan sumber rujukan dalam penulisan
suatu karya ilmiah seperti makalah, skripsi, Thesis atau Desertasi. Buku referensi
disusun oleh pakar yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu seperti ilmu
pendidikan, ekonomi, politik. Penyusunan materi tulisannya berdasarkan tema dan
substansi keilmuan yang terkandung dalam teman tersebut yang dikembangkan
dalam tulisan merujuk pada buku-buku referensi yang relevan dengan tema yang
menjadi bahan kajian tulisan.

4. Modul

Modul adalah materi pembelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis
dan sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri
materi tersebut. Modul juga berarti bahwa kegiatan proses pembelajaran yang
dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing
(biasa juga disebut tutor), meliputi perencanaan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai secara jelas, penyediaan materi pembelajaran, bahan yang dibutuhkan, dan
alat untuk penilai dalam mengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian mata
pelajaran.

Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah menulis


bahan ajar dan buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran adalah sumber
pembelajaran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru harus selektif
dalam memilih buku yang layak dan berkualitas. Untuk memacu kreativitas guru,
dimungkinkan pula untuk menulis buku teks pelajaran. Penulisan buku teks
pelajaran harus mengacu pada rambu penilaian yang telah ditetapkan oleh Pusat
Perbukuan (Pusbuk) dan Badan Standar Nasional Pendidikan.

Agar pelaksanaan pendidikan di SD/MI dapat mencapai tujuan maka perlu


disediakan sumber belajar untuk semua mata pelajaran. Di samping berbagai
sumber belajar yang berciri khas mata pelajaran, perlu disediakan diruangkelas,
ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang UKS yang juga dipakai untuk
konseling, tempat beribadah dan tempat berolahraga. Walaupun belum ada
ketentuan mengenai pemanfaatan TIK di SD/MI, dewasa ini sejumlah SD/MI
yang memiliki ruang komputer dan laboratorium bahasa. Kelengkapan sebagai
sumber belajar sering djadikan indikator mutu pendidikan dan sebagai daya tarik,
karena tidak jarang masyarakat menganggap semakin lengkap dan modern sumber
belajar yang tersedia semakin bermutu pendidikan sekolah itu.

Dengan berkembangnya konsep teknologi pendidikan pada umunya serta


pusat sumber belajar pada khususnya, sejumlah SD/MI membentuk Pusat Sumber
Belajar (PSB) disekolah. Namun penyelenggaraan PSB itu masih dalam
pengertian sempit, walaupun sungguh pemahaman atas konsep PSB itu sudah
cukup baik.10

Belum berkembangnya PSB di SD/MI terutama disebabkan oleh tiga faktor


utama.

1. Belum adanya struktur organisasi PSB yang dibakukan oleh kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan. Pembentukan unit PSB memerlukan tenaga,
sarana, dan dana. Ketiga sumber daya itu sulit dapat diperoleh oleh sekolah
kalau tidak ada dasar hukumya, khususnya untuk SD/MI Negeri.
2. Di sekolah belum tersedia tenaga pengelola yang memiliki pengetahuan dan
keteramilan membentuk, mengelola, dan mengembangkan PSB secara utuh.
Padahal, berbagai sumber belajar di SD/MI membutuhkan pengelolaan yang
mampu merencanakan, mengorganisasikan pemanfaatannya, serta membantu
guru serta siswa mengintegrasikan sumber belajar itu kedalam proses
pembelajaran disetiap mata pelajaran sesuai dengan tatanan kurikulum.
3. Banyak SD/MI yang memiliki hanya sedikit sumber belajar sehingga sekolah
menganggap pembentukan PSB belum diperlakukan.11

10 Sitepu, Pengembangan..., Op.Cit, hlm, 100-101.


11 Ibid, hlm.102
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahan pembelajaran merupakan susunan sistematis materi pembelajaran
dari berbagai sumber bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku
pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif yang di pakai atau
digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur
dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Terdapat 7 jenis bahan ajar SD/MI
a. Bahan ajar berdasarkan bentuknya
b. Bahan ajar cetak
c. Bahan ajar audio
d. Bahan ajar audiovisual
e. Bahan ajar interaktif
f. Bahan ajar menurut cara kerjanya
g. Bahan ajar menurut sifatnya
3. Langkah-langkah dalam menyusun bahan ajar SD/MI yaitu:
a. Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
b. Menyusun peta bahan ajar
c. Membuat struktur bahan ajar
4. Sumber Bahan ajar dapat berasal dari buku teks pelajaran, diktat, buku
referensi maupun modul.

B. Saran

Menjadi guru yang baik, secara minimal harus memiliki dasar suatu
pembelajaran, karena dengan memiliki dasar suatu pembelajaran guru akan
mudah mengajarkan suatu mata pelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik , Omar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System,


Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.

Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta, 2008.

Prastowo, Andi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Yogyakarta:


Diva Press, 2014.

Rahmi, Aida dan Harmi, Hendra, Pengembangan Bahan Ajar MI, Curup: Lp2
STAIN Curup, 2013.

Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014

Zaman, Badru, Dkk, Media dan Sumber Belajar TK, Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2013.

Anda mungkin juga menyukai