PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan kita
pahami. Terkadang kita memilih satu untuk dibaca, namun kurang memuaskan
hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pemahaman tentang
Pengembanagan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia, mengenai Bahan
Ajar. Oleh karena itu penulis membuat Critical Book Riviwe ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
bahasan tentang Pengembanagan Bahan Ajar.
Dalam tugas CBR ini mengulas dua buku yang saling berkaitan
pembahasannya namun, pengarangnya berbeda. Buku yang diulas melalui media
internet (e-book) dan cetak, yaitu bersumber pada buku-buku dan uraian e-book,
sehingga mendapatkan wawasan yang luas dalam pembahasan mengenai
Pengembanagn Bahan Ajar, semoga dari pemaparan tugas ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca.
C. Manfaat CBR
1
3. Dapat berfikir kritis pada pembahasan yang sama dengan kedua buku
pngarang yang berbeda.
Cetakan :-
ISBN :-
2
Buku Pembanding
Cetakan :3
ISBN : 978-602-978-898-3
3
BAB II
A. Buku Utama
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pengembangan Bahan Ajar Dalam Konteks Kurikulum 2013
Bahan ajar kurikulum2013 sebenarnya sudah disediakan secara lengkap oleh
kemendiknas.Bahan ajar tersebut disusun dalam bentuk buku pegengnan siswa,
buku pegangan guru, pedoman penilaian bahkan multimedia bahan ajar. Namun
demikian, bahan ajar yang dikembangkan kemendiknastentu saja harus masih
harus puka dikreasi dan dikembangkan oleh guru agar kebiasaanmenyajikan
materi dari suatu sumber dinilai membahayakan siswa. Sebab, siswa dipaksa
memahamisuatu atas sudut pandang. Padahal, dari sisi lain, kurikulum 2013
hendak membentuk lulusan yang mampu berpikir kritis, kreatif dan
multiprespektif.
4
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu factor keberhasilan dalam
belajar
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahpa akhirnya mencapai
ketinggian tertentu.
6. Mengetahi hasil yang akan dicapau akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.
5
3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa.
6
f. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.
Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajara dapat
dibedakan menjadi tiga macam antara lain:
1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali
proses pembelajaran (dalam hal ini peserata didik bersifat pasif dan belajar
sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar)
b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan
2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi
c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya
3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta
petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri
b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang
sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa,
2. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh,
7
5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih percaya kepada
gurunya,
7. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka kredit
untuk keperluan kenaikan pangkat, dan
4. dikuasai.
1. Bahan cetak, seperti: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart;
2. Audio, seperti: radio, kaset, CD audio, PH;
3. Audio visual, seperti: video/film, VCD;
4. Visual, seperti: foto, gambar, model/maket;
5. Multimedia, seperti: CD interaktif, computer based , Internet.
8
Secara umum cakupan bahan ajar meliputi: a) Judul, Mata pembelajaran,
Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tempat; b) Petujuk pembelajaran
(petujuk siswa/guru); c) Tujuan yang akan dicapai; d) Informasi pendukung; e)
Latihan – latihan; f) Petujuk kerja; g) Penilaian.
Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, (1994) yaitu:
9
Menurut Bandono (2009) penyusunan bahan ajar cetak memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Susunan tampilan
Bahasa yang mudah
Menguji pemahaman
Stimulan
Kemudahan dibaca
Materi instruksional
Banyak sekali jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran, antara lain adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan
siswa, model (maket), poster dan brosur.
1. Handout
2. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang:
10
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
Evaluasi
Balikan terhadap hasil evaluasi
3. Buku teks
Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara
sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku teks berguna untuk
membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan
kurikulum yang berlaku, menjadi pegangan guru dalam menentukan metode
pengajaran dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.
5. Model (maket)
11
Model (maket) merupakan bahan ajar yang berupa tiruan benda nyata untuk
menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek
atau benda tersebut langsung ke dalam kelas, sehingga nuansa asli dari benda
tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik tanpa mengurangi struktur
aslinya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
6. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996).
Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama
sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya
yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka
brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja. Ilustrasi dalam sebuah
brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya
7. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat
dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat
serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang
dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.
8. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik
bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata
12
warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart
didesain sebagai bahan ajar.
Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria
sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan
bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
9. Foto/Gambar
Bahan ajar audio merupakan salah satu bahan ajar noncetak yang didalamnya
mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung, yang
dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya guna
membantu mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis bahan ajar audio ini
antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds recorder dan handphone. Bahan
13
ajar ini mampu menyimpan suara yang dapat diperdengarkan secara berulang-
ulang kepada peserta didik dan biasanya digunakan untuk pelajaran bahasa dan
musik.
Hal itu berdasarkan bahwa peserta didik cenderung akan lebih mudah
mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya menggunakan
satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra pendengaran saja.
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yag mengombinasikan beberapa media
pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat interaktif untuk
mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan
ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah antara bahan ajar dan
penggunanya, sehinnga peserta didik akan terdorong untuk lebih aktif.
Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif, yang dalam
proses pembuatan dan penggunaannya tidak dapat terlepas dari perangkat
komputer. Maka dari itu, bahan ajar interaktif juga termasuk bahan ajar berbasis
komputer.
14
BAB IV PENYUSUNANBAHAN AJAR
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti
mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa
dikuasai oleh peserta didik.
Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai
acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik.
Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya
yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang
spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan
bahan ajar yang tepat.
15
d. Materi Pokok
e. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya
dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah
ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi,
pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga
langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan
analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum,
analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta
bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan
peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar
(yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.
Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita
dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok
untuk digunakan.
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis
bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas
pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk
menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh
standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus
disiapkan.
16
Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar
a. Kriteria Ketersediaan
ANALISIS
17
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku
awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan
dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta.
Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu? Sementara itu
karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta.
Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap
rancangan bahan ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera
dikembangkan. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik
awal peserta sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta dan
kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.
PERANCANGAN
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram
tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun
kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan
kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain
dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior,
Condition, Degree
18
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis
instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat
menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan penelusuran
pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata tataran termasuk encyclopedia
atau majalah yang ada di perpustakaan atau buku.
PENGEMBANGAN
19
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu
untuk memulai pengenbangan bahan ajar:
1. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku atau panduan praktik
2. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
4. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar kepada peserta
5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi peserta
6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar
7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami
maksud penatar.
20
2. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi,
perwjahan dan tingkat kesukaran)
3. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
4. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat
mencapai tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
2. Memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang
dianggap masih kurang
3. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
4. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna
peserta
5. Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk
meningkatkan keterbacaan
6. Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif
7. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu peserta belajar
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar
yang utuh dan terpadu.
B. Buku Pembanding
Secara umum buku panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif ini berisiskan
tentang bagaimana pembuatan bahan ajar untuk guru dan di tujukan untuk
muridnya. Buku ini berisikan mengenai tata cara pembuatan bahan ajar,
pengenalan bahan ajar, jenis-jenis bahan ajar, dan pemilihan bahan ajar.
Pada buku ini ada beberapa hal penting dan ada beberapa point penting
yang perlu saya tulis dan saya jadikan laporan. Hal tersebut adalah fungsi dari
21
pembuatan bahan ajar. Fungsinya adalah menghemat waktu mengajar,
pengubahan peran guru yang menjadi fasilitator dan evaluator, serta
meningkatkan kualitas pepmbelajaran yang menjadi efektif. Itu tadi adalah
funngsi untuk pendidik. Sedangkan fungsi dari sisawa adalah suasana bekajar
menjadi menyenangkan, adanya respon yang lebih terhadap materi yang di
sampaikan, menjadikan siswa mandiri, dan menjadikan siswa mengetahui
seberapa cepat ia menangkap materi tersebut.
Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan adalah :
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal.
Adalah sebagai satu-satunya sumber belajar serta pengawas dan
pengendali proses KBM, dan sebagai bahan ajar pendukung sesuai dengan materi
yang disampaikan. Dalam hal ini guru bersifat pasif, dan ahnya mengajar sesuai
pengetahuannya.
2. Fungsi bahan ajar dalam pemebelajaran kelompok.
Adalah sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara pemberian m,ateri sesuai srtuktur belajar, dan sebagai bahan
pendukung bahan belajar utama, serta apa bila dapat disusun sedemikian rupa
maka motivasi murid untuk belajara akan tumbuh dengan cepat.
3. Fungsi bahan ajar untuk pembelajaran individual.
Adalah sebagai media utama dalam pembelajaran, sebagai alat penunjang
pendukung tercapainya tujuan pembelajaran, dan sebagai penunjang media
pembelajaran lainnya.
Tujuan dari pembuatan bahan ajar inovtaif ini adalah untuk :
Membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu.
Menyediakan pemilihan penyediaan bahan ajar, sehingga mencegah
timbulnya rasa bosan pada peserta didikk.
Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan KBM.
Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
22
a. Pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
b. Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dapat dinilai untuk menambah
angka kredit pendidik guna untuk kenaikan pangkat.
c. Menambahkan penghasilan jika hasil karyanya dihasilkan di terbitkan.
Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik.
Di dalamnya di maksudkan untuk panduan belajar. Bagi peserta didik adalah
bagaimana ia belajra denga kompetensi yang ada. Sedangkan bagi pendidik adalah
bagaimana mengajarkan materi dengan sruktur mengajar yag benar.
Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan ynag dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga pesrta didik aka semakin mudah untuk
23
menguasai pengetauan yang akan mereka peroleh. Selain itu pengetahuan yang di
peroleh pesreta didik pun akan semakin komperehensif.
Latihan-latihan
Komponen kekempat ini merupaka suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan dia setelah mempelajari bahan ajar.
Dengan demikian pengetahuan yang mereka peroleh akan terasah dan terkuasai.
Evaluasi
Merupakan bagian dari penilaian, karena dalam komponen ini terdapat
sejumlah pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pesreta didik
menguasai bahan ajar yang telah di berikan. Dalam buku ini terdapat juag macam-
macam bahan ajar. Adapun bahan ajar yang di maksud adalah buku, LKS,
majalah, film, radio, brosur, poster, ensiklopedia, model, transparansi, studio,
wawancara, dan permainan.
Buku ini juga berisikan langkah-langkah untuk membuat bahan ajar. Langkah-
langkahnya adalah; pertama, membuat kurikulum, dalam hal ini yang di maksud
adalah membuat silabus, langkah kedua adalah menganalisis sumber belajar.
Kriteria dalam analissis terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan
ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam dalam memanfaatnkannya.
Caranya adalah dengan mengintarisasinketersediaan sumber belajar yang
dikaitkan dengan kebutuhan. Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan
bahan ajar, dilakukan dengan penggunaan prinsip kecukupan yang berarti bahwa
ketika memilih bahan ajr hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang akan diajarkan.
24
BAB III
25
Buku Pembanding
Pada Buku pembanding ini terdapat dua belas bab mengenai bahan ajar,
yang pemaparan isi nya mengenai pembahasan sebagai berikut : Membuat
bahan ajar yang inovatif sebenarnya tidaklah sulit dan tidak memerlukan
waktu yang lama, bahkan bisa mendatangkan banyak uang. Kuncinya
yang pertama dan utama adalah mengendalikan faktor internal dalam diri
kita. Kita harus mampu menguasai diri. Setelah faktor internal berhasil
dikuasai, dikendalikan dan diluruskan, maka faktor eksternal akan jauh
lebih mudah dikuasai. Sumber belajar dan bahan ajar memang tampak
sama namun sangat berbeda. Sumber belajar adalah bahan mentah untuk
penyusunan bahan ajar. Jadi, untuk bisa disajikan kepada peserta didik,
sumber belajar harus diolah terlebih dahulu.
Bahan ajar menurut bentuknya bisa berupa bahan cetak (printed), bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audiovisual) dan bahan
ajar interaktif. Sedang menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan
menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan
ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video dan bahan ajar
komputer. Bahan ajar menurut sifatnya dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu bahan ajar yang berbasis cetak, yang berbasis tekonologi,
yang digunakan untuk praktik atau proyek dan bahan ajar yang dibutuhkan
untuk keperluan interaksi manusia. Handout adalah Pengemasan materi
pembelajaran pendidik dengan membuat ringkasan suatu topik, makalah
suatu topik, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau tes, dan
diberikan kepada peserta didik secara terpisah-pisah (tidak menjadi suatu
kumpulan lembar kerja siswa, misalnya).
Penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa
manfaat, diantaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses
pembelajaran dan melengkapi kekurangan materi. Modul pada dasarnya
adalah sebuah bahan ajar yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri
(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik.
Kemudian, dengan modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri
26
tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu-
satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya jika peserta didik belum
mampu menguasai, maka mereka akan diminta untuk mengulangi dan
mempelajari kembali.
Buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas
yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya. Sementara yang
disebut dengan buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu
pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam
kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh peserta didik untuk
belajar.
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yag harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. Model (maket) sebagai bahan ajar
tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk menjembatani berbagai
kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda
tersebut langsung ke dalam kelas. Dengan demikian nuansa asli dari benda
tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa mengurangi
struktur aslinya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Bahan ajar audio merupakan salah satu jenis bahan ajar noncetak yang
di dalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio
secara langsung, yang dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik
kepada peserta didiknya guna membantu mereka dalam menguasai
kompetensi tertentu. Pengajaran audio ini harus dilakukan dengan
keterampilan, seni dan perencanaan yang matang terlebih dahulu.
Video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan
suara. Sebagai bahan noncetak, video kaya informasi dan lugas untuk
dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke
hadapan peserta didik secara langsung. Selain itu, video menambah suatu
dimensi baru terhadap pembelajaran. Ada langkah-langkah praktis untuk
memahami penyusunan bahan ajar video atau film, ada beberapa hal yang
27
perlu diperhatikan yaitu: pertama, beberapa pertimbangan dalam
memproduksi gambar bergerak (Video/Film).
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengkombinasikan
beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat
interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Dengan demikian, terjadi hubungan dua arah antara
bahan ajar dan penggunanya. Sehingga, kalau proses pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan bahan ajar seperti ini, peserta didik dapat
terdorong untuk bersikap aktif. Dalam menyiapkan bahan ajar interaktif,
diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai,
terutama dalam mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera
video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam
bentuk CD (compact disk).
28
Buku Pembanding
b. Kekurangan
Buku Utama
1. Pembahasan yang terlalu singkat, jika dilihat dari buku
pembanding.
2. Terdapat kesalahan penulisan pada daftar isi pada bab iii, yang
sebaiknya berisi bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak, akan
tetapi yang tertera bahan ajar cetak dan bahan ajar cetak.
Buku Pembanding
BAB IV
29
SIMPULAN
A. Simpulan
B. Saran
Kedua buku ini sangat cocok digunakan oleh para calon guru mengenai
Pengembangan Bahan Ajar, karena sangat baik dalam merakit bahan ajar yang
menyenangkan bagi peserta didik. yang terdapat contoh maupun penjelasan yang sangat
jelas disertai dengan beberapa rangkuman agar mempertanjam pemahaman dalam
pengaplikasian dalam membuat bahan ajar nantinya setelah menjadi seorang pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
30
Adisahputera, Abdurrahman. dkk. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan
31