Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan kita
pahami. Terkadang kita memilih satu untuk dibaca, namun kurang memuaskan
hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pemahaman tentang
Pengembanagan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia, mengenai Bahan
Ajar. Oleh karena itu penulis membuat Critical Book Riviwe ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok
bahasan tentang Pengembanagan Bahan Ajar.

Dalam tugas CBR ini mengulas dua buku yang saling berkaitan
pembahasannya namun, pengarangnya berbeda. Buku yang diulas melalui media
internet (e-book) dan cetak, yaitu bersumber pada buku-buku dan uraian e-book,
sehingga mendapatkan wawasan yang luas dalam pembahasan mengenai
Pengembanagn Bahan Ajar, semoga dari pemaparan tugas ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca.

B. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan penulisan CBR, antara lain :

1. Dapat terselesaikan tugas dari Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Bahasa


dan Sastra Indonesia.
2. Memudahkan pembaca dalam referensi mengenai Bahan Ajar.
3. Mengkritisi dua buku dengan pembahasan yang sama.

C. Manfaat CBR

Manfaat CBR, sebagai berikut :

1. Menambah wawasan tentang Pengembangan Bahan Ajar.


2. Mengetahui banyak pembahasan dari kedua buku.

1
3. Dapat berfikir kritis pada pembahasan yang sama dengan kedua buku
pngarang yang berbeda.

D. Identitas Buku Yang Direview


Buku Utama

Judul : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia

Pengarang : Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum., Dra. Rosdiana

Siregar, M.Pd., Trisnawati Hutagalung, S.Pd., ,M.Pd

Penerbit : Unimed Press

Tempat Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2019

Cetakan :-

Jumlah halaman : 167

ISBN :-

2
Buku Pembanding

Judul : Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif

Pengarang : Andi Prastowo

Penerbit : Diva Press

Tempat Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2012

Cetakan :3

Jumlah halaman : 419

ISBN : 978-602-978-898-3

3
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pengembangan Bahan Ajar Dalam Konteks Kurikulum 2013
Bahan ajar kurikulum2013 sebenarnya sudah disediakan secara lengkap oleh
kemendiknas.Bahan ajar tersebut disusun dalam bentuk buku pegengnan siswa,
buku pegangan guru, pedoman penilaian bahkan multimedia bahan ajar. Namun
demikian, bahan ajar yang dikembangkan kemendiknastentu saja harus masih
harus puka dikreasi dan dikembangkan oleh guru agar kebiasaanmenyajikan
materi dari suatu sumber dinilai membahayakan siswa. Sebab, siswa dipaksa
memahamisuatu atas sudut pandang. Padahal, dari sisi lain, kurikulum 2013
hendak membentuk lulusan yang mampu berpikir kritis, kreatif dan
multiprespektif.

B. Pemilihan Bahan Ajar


Bahana ajar yang dikembangkan dalam bahan ajar secara eksplisit sudah
tercamtum dalam peta bahan ajar. Bahan ajar secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam
rangka mencapai pembelajaran yang telah ditentukan. (Abidin, 2014:263).

C. Prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar


Depdiknas (2006:6-7) menyatakan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi bahan ajar, meliputi prinsip
relevansi, konsistensi dan kecukupan. Diantara prinsip bahan ajar hendaklah
memperhatikan prinsip-prinsp sebagai berikut:
1. Mulai dari yang muda untuk memahami yang sulit. Dari konret untuk
memahami yang abstrak.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
3. Umpan balik positif akan membrikan penguatan terhadap pemahaman siswa

4
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu factor keberhasilan dalam
belajar
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahpa akhirnya mencapai
ketinggian tertentu.
6. Mengetahi hasil yang akan dicapau akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.

D. Membuat bahan ajar


Pada dasarnya, bahan ajar merupakan susuna bagian-bagian yang kemudian
dipadukan, sehingga menjadi sebuah suatu kesatuan yang utuh dan fungsional.
Susunan atau bagunan bahan ajar inilh yang dimaksud dengan struktur bahan ajr.
Dalam mengembangkan bahan ajar, perlu diperhatikan prosedur dan kaidah yang
semestinya baik dalam arti kreatif, inovatif dan menarik dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

E. Evaluasi bahan ajar


Evaluasi bahan ajar dilakukan dengan tahap ujicoba produk/uji lapangan
sembelum dipublikasika. Hal itu dilakukan untuk melihat kefektifan bahan ajar,
apakah bahan ajratelah baik ataukah masih ada hal yang perlu di
perbaiki( direvisi).

BAB II HAKIKAT BAHAN AJAR


A. Pengertian bahan ajar
Hamdani ( 2011) mengungkapkan beberapa pengertian tentang baha ajar
adalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan gurudalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis atau bahan tidak tertulis.
2. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan /teks yang diperluka oleh guru
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran

5
3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa.

B. Tujuan Bahan Ajar


Menurut Depdiknas “tujuan penyusunan bahan ajar, adalah sebagai berikut: 

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah;

2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar; dan

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran”.

C. Funsi bahan ajar


Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajarBerdasarkan
pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:
a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar
b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik
e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran
Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara lain:
a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta
didik yang lain
b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja
c. Peserta didik dapt belajar sesuai kecepatannya masing-masing
d. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
e. Membantupotensi peserta didik untuk menjadi pelajar /mahasiswa yang
mandiri

6
f. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.
Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajara dapat
dibedakan menjadi tiga macam antara lain:
1)        Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
a.       Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali
proses pembelajaran (dalam hal ini peserata didik bersifat pasif dan belajar
sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar)
b.      Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan
2)      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
a.       Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
b.      Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi
c.       Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya
3)      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
a.       Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta
petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri
b.      Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, apabila dirancang
sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

D.Manfaat Bahan Ajar Bagi Guru

1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa,

2. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit diperoleh,

3. Bahan ajar menjadi lebih kaya, karena dikembangkan dengan berbagai


referensi,

4. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis


bahan ajar,

7
5. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dan siswa karena siswa merasa lebih percaya kepada
gurunya,

6. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan


pembelajaran,

7. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai mampu menambah angka kredit
untuk keperluan kenaikan pangkat, dan

8. Menambah penghasilan guru jika hasil karyanya diterbitkan.

E. Manfaat Bahan Ajar Bagi Siswa

1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik;

2. Siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri


dengan bimbingan guru,dan

3. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi


yang harus

4. dikuasai.

BAB III JENIS -JENIS BAHAN AJAR


Bahan ajar ( Instructional materials ) adalah pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kopetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), ketrampilan, dan sikap atau nilai.
Bahan ajar dapat disajikan dalam bentuk:

1. Bahan cetak, seperti: handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart;
2. Audio, seperti: radio, kaset, CD audio, PH;
3. Audio visual, seperti: video/film, VCD;
4. Visual, seperti: foto, gambar, model/maket;
5. Multimedia, seperti: CD interaktif, computer based , Internet.

8
Secara umum cakupan bahan ajar meliputi: a) Judul, Mata pembelajaran,
Standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tempat; b) Petujuk pembelajaran
(petujuk siswa/guru); c) Tujuan yang akan dicapai; d) Informasi pendukung; e)
Latihan – latihan; f) Petujuk kerja; g) Penilaian.

Jenis-jenis Bahan Ajar

 Bahan Ajar Berdasarkan Bentuknya

Menurut Mulyasa (2006), bentuk-bentuk bahan ajar atau materi pembelajaran


antara lain:

1. Bahan ajar cetak (Printed)

Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, (1994) yaitu:

1. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan


bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana
yang sedang dipelajari
2. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit

 Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah

1. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi


individu
2. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
3. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa

 Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai


besar
 Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.

9
Menurut Bandono (2009) penyusunan bahan ajar cetak memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

 Susunan tampilan
 Bahasa yang mudah
 Menguji pemahaman
 Stimulan
 Kemudahan dibaca
 Materi instruksional

Banyak sekali jenis bahan ajar cetak yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran, antara lain adalah handout, modul, buku teks, lembar kegiatan
siswa, model (maket), poster dan brosur.

1. Handout

Menurut Andi Prastowo handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat


ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar
dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Pada umumnya handout
berfungsi untuk membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai
pendamping penjelasan pendidik, sebagai bahan rujukan peserta didik,
memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok materi
yang diajarkan, memberi umpan balik dan menilai hasil belajar.

2. Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang:

 Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)


 Kompetensi yang akan dicapai
 Content atau isi materi
 Informasi pendukung

10
 Latihan-latihan
 Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
 Evaluasi
 Balikan terhadap hasil evaluasi

Pembelajaran dengan modul juga memungkinkan peserta didik yang memiliki


kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih
kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Selain itu, juga
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung
kepada kehadiran pendidik.

3. Buku teks

Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya yang disusun secara
sistematis berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku teks berguna untuk
membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan
kurikulum yang berlaku, menjadi pegangan guru dalam menentukan metode
pengajaran dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

4. Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi


tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.  Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.  Suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang
akan dicapainya. LKS berfungsi untuk meminimalkan peran pendidik dan
mengaktifkan peran peserta didik, mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan dan kaya akan tugas untuk berlatih.

5. Model (maket)

11
Model (maket) merupakan bahan ajar yang berupa tiruan benda nyata untuk
menjembatani berbagai kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek
atau benda tersebut langsung ke dalam kelas, sehingga nuansa asli dari benda
tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik tanpa mengurangi struktur
aslinya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

6. Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Balai Pustaka, 1996).

Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama
sajian brosur diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya
yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka
brosur didesain hanya memuat satu kompetensi dasar saja.  Ilustrasi dalam sebuah
brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya

7. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat
dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat
serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang
dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

8. Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik
yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik
bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata

12
warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart
didesain sebagai bahan ajar.

Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria
sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi
pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan
bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

9. Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.


Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.

Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan


bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca
atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari
mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.  Foto/gambar
yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan
ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan
tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

2. Bahan Ajar Dengar (Audio)

Bahan ajar audio merupakan salah satu bahan ajar noncetak yang didalamnya
mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung, yang
dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya guna
membantu mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis bahan ajar audio ini
antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds recorder dan handphone. Bahan

13
ajar ini mampu menyimpan suara yang dapat diperdengarkan secara berulang-
ulang kepada peserta didik dan biasanya digunakan untuk pelajaran bahasa dan
musik.

3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audiovisual)

Bahan ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang mengombinasikan


dua materi, yaitu visual dan auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang
indra pendengaran sedangkan visual untuk merangsang indra penglihatan. Dengan
kombinasi keduanya, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih
berkualitas.

Hal itu berdasarkan bahwa peserta didik cenderung akan lebih mudah
mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya menggunakan
satu jenis indra saja, apalagi jika hanya indra pendengaran saja.

Bahan ajar pandang dengar  mampu memperlihatkan secara nyata sesuatu yang


pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi mungkin dilihat.
Selain itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan peserta didik
memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang dengar antara lain adalah video
dan film.

4. Bahan Ajar Interaktif (Interactive Teaching Material)

Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yag mengombinasikan beberapa media
pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat interaktif untuk
mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan
ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah antara bahan ajar dan
penggunanya, sehinnga peserta didik akan terdorong untuk lebih aktif.

Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif, yang dalam
proses pembuatan dan penggunaannya tidak dapat terlepas dari perangkat
komputer. Maka dari itu, bahan ajar interaktif juga termasuk bahan ajar berbasis
komputer.

14
BAB IV PENYUSUNANBAHAN AJAR

1.    Tahap 1 : Menganalisis Kurikulum

Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang


memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar
diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang
ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai
berikut:

a.    Standar Kompetensi

Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang


mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari
beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan berlaku
secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah
menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.

b.    Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti
mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa
dikuasai oleh peserta didik.

c.    Indikator Ketercapaian Hasil Belajar

Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai
acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik.
Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya
yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang
spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan
bahan ajar yang tepat.

15
d.    Materi Pokok

Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan,


keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta
didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek
analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator,
maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah
satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar.

e.    Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya
dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah
ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi,
pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga
langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.

Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan
analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum,
analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta
bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan
peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar
(yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.

Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita
dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok
untuk digunakan.

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis
bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas
pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk
menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh
standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus
disiapkan.

16
   Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar

Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis


kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Apa dan bagaimana
analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus
memahami terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai
bahan untu kpenyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria
analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian,
ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber
belajar adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang
dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam
menganalsis sumber belajar.

a.    Kriteria Ketersediaan

Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar


kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber belajar. Usahakan
agar sumber belajar yang kita gunakan prakti dan ekonomis, sehingga kita mudah
untuk menyediakannya. Jika sumber belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka
sebaiknya jangan kita gunakan.

BAB V PROSEDUR PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan


langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang
bermanfaat. Penatar seringkali mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar
yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan dengan efektif
dalam proses pembelajaran. Padahal ada beberapa langkah yang harus dilakukan
penatar sebelum sampai pada kesimpulan bahawa bahan ajar sudah dikembangkan
dengan baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik.

ANALISIS

17
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan perilaku
awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan penguasaan
dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki peserta.
Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu? Sementara itu
karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta.
Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap
rancangan bahan ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera
dikembangkan. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan karakteristik
awal peserta sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan peserta dan
kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.

PERANCANGAN
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram
tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun
kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika dirumuskan
kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain
dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior,
Condition, Degree

Pemilihan topik mata tataran


Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan, maka
peserta sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta melalui proses belajar. Dengan demikian petatar juga dapat segera
menetapkan topik mata tataran dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang tepat
untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur yang
perlu didiskusikan dalan bahan ajar?

18
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis
instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat
menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan penelusuran
pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata tataran termasuk encyclopedia
atau majalah yang ada di perpustakaan atau buku.

Pemilihan media dan sumber


Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar memiliki
analisis instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran. Penatar diharapkan
tidak memilih media hanya karena media tersebut tersedia bagi penatar,
disamping itu penetar diharapkan juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan
beragam media canggih yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti
komputer. Yang perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh
peserta dalah proses belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk
menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan peserta belajar, serta yang
menarik dan disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat
membelajarkan peserta. Media itulah yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih

Pemilihan strategi pembelajaran


Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang
aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan dengan
penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan
dalam topik mata tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta
konsep dari apa yang ingin dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka
bagaimana materi itu disajikan, secara umum dapat dikatakan bagaimana struktuk
bahan ajarnya. Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan
kejadian atau kronologis, berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain
sebagainya.

PENGEMBANGAN

19
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu
untuk memulai pengenbangan bahan ajar:
1. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku atau panduan praktik
2. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
3. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
4. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar kepada peserta
5. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi peserta
6. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar
7. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami
maksud penatar.

EVALUASI DAN REVISI


Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari berbagai
pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya dipandang
sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan ajar lebih
berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektifitas bahan ajar yang
dikembangkan. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memang dapat digunakan
untuk belajar-dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan dapat membelajarkan
peserta. Di samping itu evaluasi diperlukan untuk memperbaiki bahan ajar
sehingga nmenjadi bahan ajar yang baik.
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu
1. Telaan oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta
ketepatan cakupan)

20
2. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa, ilustrasi,
perwjahan dan tingkat kesukaran)
3. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
4. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat
mencapai tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
2. Memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang
dianggap masih kurang
3. Menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu
4. Memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna
peserta
5. Memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk
meningkatkan keterbacaan
6. Menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif
7. Menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu peserta belajar
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar
yang utuh dan terpadu.

B. Buku Pembanding
Secara umum buku panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif ini berisiskan
tentang bagaimana pembuatan bahan ajar untuk guru dan di tujukan untuk
muridnya. Buku ini berisikan mengenai tata cara pembuatan bahan ajar,
pengenalan bahan ajar, jenis-jenis bahan ajar, dan pemilihan bahan ajar.
Pada buku ini ada beberapa hal penting dan ada beberapa point penting
yang perlu saya tulis dan saya jadikan laporan. Hal tersebut adalah fungsi dari

21
pembuatan bahan ajar. Fungsinya adalah menghemat waktu mengajar,
pengubahan peran guru yang menjadi fasilitator dan evaluator, serta
meningkatkan kualitas pepmbelajaran yang menjadi efektif. Itu tadi adalah
funngsi untuk pendidik. Sedangkan fungsi dari sisawa adalah suasana bekajar
menjadi menyenangkan, adanya respon yang lebih terhadap materi yang di
sampaikan, menjadikan siswa mandiri, dan menjadikan siswa mengetahui
seberapa cepat ia menangkap materi tersebut.
Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan adalah :
1.      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal.
Adalah sebagai satu-satunya sumber belajar serta pengawas dan
pengendali proses KBM, dan sebagai bahan ajar pendukung sesuai dengan materi
yang disampaikan. Dalam hal ini guru bersifat pasif, dan ahnya mengajar sesuai
pengetahuannya.
2.      Fungsi bahan ajar dalam pemebelajaran kelompok.
Adalah sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,
dengan cara pemberian m,ateri sesuai srtuktur belajar, dan sebagai bahan
pendukung bahan belajar utama, serta apa bila dapat disusun sedemikian rupa
maka motivasi murid untuk belajara akan tumbuh dengan cepat.
3.      Fungsi bahan ajar untuk pembelajaran individual.
Adalah sebagai media utama dalam pembelajaran, sebagai alat penunjang
pendukung tercapainya tujuan pembelajaran, dan sebagai penunjang media
pembelajaran lainnya.
Tujuan dari pembuatan bahan ajar inovtaif ini adalah untuk :
 Membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu.
 Menyediakan pemilihan penyediaan bahan ajar, sehingga mencegah
timbulnya rasa bosan pada peserta didikk.
 Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan KBM.
 Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Manfaat pembuatan bahan ajar inovatif adalah:


Bagi pendidik

22
a. Pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
b. Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dapat dinilai untuk menambah
angka kredit pendidik guna untuk kenaikan pangkat.
c. Menambahkan penghasilan jika hasil karyanya dihasilkan di terbitkan.

Bagi peserta didik


a. Kegiatan belajar menjadi lebih menarik.
b. Peserta didik menjadi memiliki kesempatan lebih untuk belajar mandiri
dengan bantuan pendidik.
c. Peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap setiap
kompetensi yang harus di kuasainya.
Dalam buku ini juga terdapat unsur-unsur bahn ajar yang perlu di pahami.
Bahan ajar adalah susunan atas bahan-bahan yang dikumpulkan dari berbagai
sumber dan disusun dengan sistematis. Unsur-unsur tersebut adalah:

Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik.
Di dalamnya di maksudkan untuk panduan belajar. Bagi peserta didik adalah
bagaimana ia belajra denga kompetensi yang ada. Sedangkan bagi pendidik adalah
bagaimana mengajarkan materi dengan sruktur mengajar yag benar.

Kompetensi yang akan dicapai


Maksudnya adalah kompetensi untuk siswa. Sebagai seorang pendidik ia harus
menjelaskan dan menyantumkan dalam bahan ajar yang ia susun denag standar
kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator pencapaian belajar. Disebut
juga susunan ini dengan silabus. Dengan di buatnya silabus ini maka kejelasan
tujuan pebelajar dapat dipastikan.

Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan ynag dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga pesrta didik aka semakin mudah untuk

23
menguasai pengetauan yang akan mereka peroleh. Selain itu pengetahuan yang di
peroleh pesreta didik pun akan semakin komperehensif.

Latihan-latihan
Komponen kekempat ini merupaka suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan dia setelah mempelajari bahan ajar.
Dengan demikian pengetahuan yang mereka peroleh akan terasah dan terkuasai.

Petunjuk kerja atau lembar kerja


Adalah suatu lembar atau beberapa lembar kertas yang berisi langkah untuk
melakukan aktivitas tertentu. Kaitannya dengan pesrta didik adalah untuk
melakuka praktikum atau kegiatan lainnya.

Evaluasi
Merupakan bagian dari penilaian, karena dalam komponen ini terdapat
sejumlah pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pesreta didik
menguasai bahan ajar yang telah di berikan. Dalam buku ini terdapat juag macam-
macam bahan ajar. Adapun bahan ajar yang di maksud adalah buku, LKS,
majalah, film, radio, brosur, poster, ensiklopedia, model, transparansi, studio,
wawancara, dan permainan.
Buku ini juga berisikan langkah-langkah untuk membuat bahan ajar. Langkah-
langkahnya adalah; pertama, membuat kurikulum, dalam hal ini yang di maksud
adalah membuat silabus, langkah kedua adalah menganalisis sumber belajar.
Kriteria dalam analissis terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan
ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam dalam memanfaatnkannya.
Caranya adalah dengan mengintarisasinketersediaan sumber belajar yang
dikaitkan dengan kebutuhan. Langkah ketiga adalah memilih dan menentukan
bahan ajar, dilakukan dengan penggunaan prinsip kecukupan yang berarti bahwa
ketika memilih bahan ajr hendaknya dicari yang memadai untuk membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang akan diajarkan.

24
BAB III

PEMBAHASA ISI BUKU

A. Ikhtisar Isi Buku


Buku Utama
Pada buku utama membahas secara mendetail, singkat padat dan jelas
yang disertai dengan jurnal, simpulan dan pembahasan yang mudah
dipahami, terdiri dari Sembilan bab pembahasan yang mencakup materi
pembahasan, sebagai berikut . Pada bab I Pendahuluan : Pengembangan
bahan ajar dalam konteks Kurikulum 2013, Pemilikan bahan ajar, prinsip-
prinsip pemilihan bahan ajar, membuat bahan ajar berdasarkan struktur
bahan ajar, dan evaluasi bahan ajar.
Pada bab II hakikat bahan ajar : pengertian bahan ajar, tujuan bahan
ajar, fungsi bahan ajar, peran dan manfaat bahan ajar, karakteristik bahan
ajar, ruang lingkup bahan ajar, konteks keilmuan bahan ajar, kebijakan
pemerintah mengenai bahan ajar, unsure bahan ajar, dan disertai dengan
jurnal. Pada bab III jenis bahan ajar : Terdapat bahan ajar cetak dan
noncetak. Pada bab VI penyusunan bahan ajar : Konsep penyusunan bahan
ajar dan sistematika penyusunan bahan ajar. Pada bab V prosedur
pengembangan bahan ajar : faktor pengembangan bahan ajar, prosedur
pengembangan bahan ajar, jenis pengembangan, pengemasan materi
pembelajaran, hak cipta dan penjikplakan.
Pada bab VI pengambangan format penilaian berdasarkan format
penilaian berdasarkan unsure materi bahan ajar : aspek atau komponen
dalam penilaian, tujuan penilaian, penialaian buku teks pelajaran, dan juga
terdapat jurnal. Pada Bab VII pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar
cetak : teknologi cetak dan pengembangan bahan ajar modul. Pada bab
VIII media pembelajaran : Pengertian media pembelajaran, fungsi media
pembelajaran, jenis peran media pembelajaran, jenis media pembelajaran,
dan cirri-ciri. Pada bab IX penerapan E-learning dalam pembelajaran :
pengertian e-learning, pengertian yang terkait e-learning, keuntungan dan
kekurangan menggunakan e-learning, dan edmodo.

25
Buku Pembanding
Pada Buku pembanding ini terdapat dua belas bab mengenai bahan ajar,
yang pemaparan isi nya mengenai pembahasan sebagai berikut : Membuat
bahan ajar yang inovatif sebenarnya tidaklah sulit dan tidak memerlukan
waktu yang lama, bahkan bisa mendatangkan banyak uang. Kuncinya
yang pertama dan utama adalah mengendalikan faktor internal dalam diri
kita. Kita harus mampu menguasai diri. Setelah faktor internal berhasil
dikuasai, dikendalikan dan diluruskan, maka faktor eksternal akan jauh
lebih mudah dikuasai. Sumber belajar dan bahan ajar memang tampak
sama namun sangat berbeda. Sumber belajar adalah bahan mentah untuk
penyusunan bahan ajar. Jadi, untuk bisa disajikan kepada peserta didik,
sumber belajar harus diolah terlebih dahulu.
Bahan ajar menurut bentuknya bisa berupa bahan cetak (printed), bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audiovisual) dan bahan
ajar interaktif. Sedang menurut cara kerjanya bahan ajar dibedakan
menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan
ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video dan bahan ajar
komputer. Bahan ajar menurut sifatnya dapat dibagi menjadi empat
macam, yaitu bahan ajar yang berbasis cetak, yang berbasis tekonologi,
yang digunakan untuk praktik atau proyek dan bahan ajar yang dibutuhkan
untuk keperluan interaksi manusia. Handout adalah Pengemasan materi
pembelajaran pendidik dengan membuat ringkasan suatu topik, makalah
suatu topik, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau tes, dan
diberikan kepada peserta didik secara terpisah-pisah (tidak menjadi suatu
kumpulan lembar kerja siswa, misalnya).
Penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa
manfaat, diantaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses
pembelajaran dan melengkapi kekurangan materi. Modul pada dasarnya
adalah sebuah bahan ajar yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri
(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik.
Kemudian, dengan modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri

26
tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu-
satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya jika peserta didik belum
mampu menguasai, maka mereka akan diminta untuk mengulangi dan
mempelajari kembali.
Buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas
yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan ilmu pengetahuan
yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya. Sementara yang
disebut dengan buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu
pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam
kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh peserta didik untuk
belajar.
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yag harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. Model (maket) sebagai bahan ajar
tiga dimensi adalah tiruan benda nyata untuk menjembatani berbagai
kesulitan yang bisa ditemui, apabila menghadirkan objek atau benda
tersebut langsung ke dalam kelas. Dengan demikian nuansa asli dari benda
tersebut masih bisa dirasakan oleh peserta didik, tanpa mengurangi
struktur aslinya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Bahan ajar audio merupakan salah satu jenis bahan ajar noncetak yang
di dalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio
secara langsung, yang dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik
kepada peserta didiknya guna membantu mereka dalam menguasai
kompetensi tertentu. Pengajaran audio ini harus dilakukan dengan
keterampilan, seni dan perencanaan yang matang terlebih dahulu.
Video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan
suara. Sebagai bahan noncetak, video kaya informasi dan lugas untuk
dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke
hadapan peserta didik secara langsung. Selain itu, video menambah suatu
dimensi baru terhadap pembelajaran. Ada langkah-langkah praktis untuk
memahami penyusunan bahan ajar video atau film, ada beberapa hal yang

27
perlu diperhatikan yaitu: pertama, beberapa pertimbangan dalam
memproduksi gambar bergerak (Video/Film).
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengkombinasikan
beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat
interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Dengan demikian, terjadi hubungan dua arah antara
bahan ajar dan penggunanya. Sehingga, kalau proses pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan bahan ajar seperti ini, peserta didik dapat
terdorong untuk bersikap aktif. Dalam menyiapkan bahan ajar interaktif,
diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai,
terutama dalam mengoperasikan peralatan, seperti komputer, kamera
video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam
bentuk CD (compact disk).

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku


a. Kelebihan
Buku Utama
1. Memiliki kegayutan antar elemen, baik antar kalimat maupun
antar paragraf, sehingga penyajian materi lebih terstruktur.
2. Teori yang digunakan dalam pembahasan relevan dengan judul
dan isi materi yang dibahas.
3. Pembahasan yang singkat, padat dan jelas.
4. Terdapat pasal-pasal sehingga mempermudah pembaca
mengetahui isi dari pasal tersebut.
5. Pada beberapa bab terdapat simpulan, mempermudah pembaca
mengetahui rangkuman isi bab.
6. Terdapat jurnal, sehingga menambah penguatan pemahaman
pembaca.

28
Buku Pembanding

1. Menjelaskan secara detail, dapat dilihat pada ketebalan buku,


buku pembanding lebih tebal daripada buku utama.
2. Buku dikemas secara sederhana tetapi menarik sehingga dapat
membuat pembaca semakin tertarik.
3. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami dan
dimengerti oleh pembaca.
4. Pembahasan yang sangat mendetail, yang melengkapi
pembahasan buku utama.
5. Cover yang mencolok dengan perpaduan banyak warna,
sehingga menambah minat pembaca.

b. Kekurangan
Buku Utama
1. Pembahasan yang terlalu singkat, jika dilihat dari buku
pembanding.
2. Terdapat kesalahan penulisan pada daftar isi pada bab iii, yang
sebaiknya berisi bahan ajar cetak dan bahan ajar noncetak, akan
tetapi yang tertera bahan ajar cetak dan bahan ajar cetak.

Buku Pembanding

1. Bahasa yang memiliki makna yang monoton. Yang di


dalamnya menjabarkan seluk beluk pembahasan.
2. pemaparan yang terlalu banyak, yang membuat pembaca
bosan.

BAB IV

29
SIMPULAN

A. Simpulan

Pengembangan bahan ajar merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam


pembelajaran. Pengembangan bahan ajar dapat dilakukakn dengan melihat sumber
bahan ajar. Hal ini dilakukan guna mendapatkan informasi yang jelas dari sumber
yang diteliti. Kesusuaian bahan ajar dengan tujuan dan pembelajaran merupakan
hal pokok dalam pengembangan bahan ajar. Dengan demikian akan mudah
pengembangan bahan ajar yang dilakukan jika buku sumber yang digunakan
sesuai dengan tujuan dan pembelajaran yang akan dilakukan.
Selain itu pengembangan bahan ajar juga dapat dilakukan melalui metode
yang dikembangkan dalam pembelajaran. Metode pembalajaran sangat
menentukan ke arah mana bahan ajar tersebut akan dikembangkan. Selain metode,
media juga dapat digunakan sebagai sarana pengembangan bahan ajar. Dengan
media penggunaan yang tepat pengembangan bahan ajar akan mudah dilakukan.
Puncak pengembangan bahan ajar adalah dilakukannya evaluasi terhadap
bahan ajar. Bahan ajar-bahan ajar yang akan diajarkan dapat dievaluasi saat
disusun, diajarkan, dan diketahui hasil dari proses pembelajaran. Dengan adanya
evaluasi pengembangan bahan ajar akan mudah dilakukan oleh guru sebagai
pengembang bahan ajar

B. Saran

Kedua buku ini sangat cocok digunakan oleh para calon guru mengenai
Pengembangan Bahan Ajar, karena sangat baik dalam merakit bahan ajar yang
menyenangkan bagi peserta didik. yang terdapat contoh maupun penjelasan yang sangat
jelas disertai dengan beberapa rangkuman agar mempertanjam pemahaman dalam
pengaplikasian dalam membuat bahan ajar nantinya setelah menjadi seorang pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

30
Adisahputera, Abdurrahman. dkk. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan

Sastra Indonesia. Medan : Unimed Press

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inofatif.

Yogyakarta : Diva Press.

31

Anda mungkin juga menyukai