PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur,
berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap
kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi
merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk merealisasikan
dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus
memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan
pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
4. Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat
dicapai?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pegertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki makna yang
sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti
merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran.
Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut diarahkan sebagai
suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu :
3) Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat
dicapai?
Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem perencanaan pembelajaran,
yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media serta mengembangkan evaluasi pembelajaran,
sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selain itu, berkenaan dengan perencanaan William H. Newman dalam bukunya Administrative Action
Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa: “Perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang
luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan
metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.”
Sedangkan menurut asumsi Terry (Majid, 2006:16) ia menyatakan bahwa ‘perencanaan adalah
menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah
digariskan.’ Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa
mendatang.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam
membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan
kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Banghart dan Trull (Hernawan, 2007) bahwa:
“Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang
akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.”
Maka dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses yang diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusunan materi pengajaran,
penggunaan media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya
berjalan optimal.
1. Jenis-Jenis Perencanaan
a) Perencanaan Makro adalah perencanaan yang mempunyai telaah secara rasional yang ditetapkan
3 kebijakan.
b) Perencanaan Meso adalah kebijakan yang ditetapkan didalam perencanaan makro tetapi
dijabarkan secara rinci dalam program-program yang ditetapkan.
c) Perencanaan Mikro adalah sebagai perencanan tingkat institusional atau kelembagaan dan
merupakan penjabaran lebih spesifik & dalam tahap ini karakteristik lembaga perlu diperhatikan.
a) Perencanaan Strategi adalah perencanaan ini disusun oleh pimpinan-pimpinan organisasi dan
didalamnya dicantumkan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
c) Perencanaan Operasional adalah memusatkan perhatian apa yang akan dikerjakan pada tingkat
pelaksanaan di lapangan.
Menurut Jangka waktunya :
a) Perencanaan Panjang adalah pernecanaan yang mencakup waktu antara 10-25 tahun.
b) Perencanaan Menengah adalah perencanaan yang mencakup antara 4-10 tahun dan ini merupakan
penjabaran dari rencana jangka panjang.
c) Perencanaan Pendek adalah perencanaan yang mencakup waktu antara 1-3 tahun dan merupakan
penjabaran dari jangka panjang dan jangka menengah.
Melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 08/V/1975 mulai dari TK-SLTA ditetapkan bahwa
kurikulumnya harus mempergunakan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional.
Prosedur Pengembangan Sistem Instrukisional adalah suatu kesatuan yang terorganisir yang terdiri dari
sejumlah komponen yang selalu berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan. Komponen – komponen tersebut adalah :
Materi Pelajaran
Metode Pengajaran
Alat Pelajaran
Evaluasi Pengajaran
Keempat komponen ini harus saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Ada 4 hal yang dihadapi seorang guru yaitu :
Dua hal pedoman yang harus diketahui oleh seorang guru yaitu :
Bahwa suatu tujuan harus dirumuskan secara prilaku yang harus ditetapkan pada :
kekhususan
keterukuran
kecepatan
Bahwa tujuan tidak harus dirumuskan dan diukur secara farsial tetapi dalam suatu kesatuan.
Pengetahuan / ingatan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Penyatuan / sintesis
Penilaian
§ Penerimaan
§ Pemberian tanggapan
§ Penghargaan
§ Pengorganisasian
§ pengkarakteristikan
§ Persepsi
§ Kesiapan
§ Tanggapan terbimbing
§ Mekanisme
§ Penyesuaian
§ Penciptaan
Tujuan Pembelajaran
Mengembangkan Evaluasi
2) Menetapkan mana dari sekian kegiatan tersebut yang tidak perlu ditempuh oleh para siswa dengan
menggunakan test awal
3) menetapkan kegiatan belajar mengajar mana yang akan ditempuh oleh para siswa
Melaksanakan Program
4. Media Pengajaran
1) Metode mengajar
Media grafis
Media 3 dimensi
Media proyeksi
Lingkungan
o Tujuan yaitu media pengajaran tersebut harus menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan
o Keterpaduan yaitu berkaitan dengan tepat dan guna bagi pemahaman bahan yang dipelajari
o Keadaan peserta didik yaitu kemampuan daya pikir daripada simurid yang didapati pada suatu kelas
yaitu lemah, sedang dan tinggi
Yaitu penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan yang telah ditetapkan
atau dengan kata lain untuk mengetahui sampai dimana daya serap siswa telah mengikuti pelajaran
tersebut.
Objektektivitas
Menyeluruh
Berkesinambungan
Standard penilaian digunakan dengan standard mutlak atau yang dikenal dengan PAK yaitu Penilaian
Acuan Kriteria artinya tidak ada pilih kasih.
Yang harus dilakukan pertama adalah Penyusunan Program Pengajaran. Ada 3 (tiga) komonen yang
harus diperhatikan :
Penguasaan Materi
Materi pelajaran
Penilaian
B. Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus mengetahui prinsip-
prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implementasi pembelajaran.
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran.
Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi
penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang sudah disusun.
Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar dalam
merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat umum maupun
perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi
unsur :
1) Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk
kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar
dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.
2) Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya
atau urutan penyajianya.
3) Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun
perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, antara unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapai
tujuan atau kompetensi.
4) Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indikator, materi
pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5) Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6) Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajaran
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir
dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh
siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki
siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut dalam pembelajaran tersebut dengan “perubahan
perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut ecara garis besarnya meliputi
bidang pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (pikomotor).
Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan) yang
harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus
mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan
yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari segi pengetahuan,
sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut.
Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan tahap awal atau sebagai perantara untuk mencapai
tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi.
Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang
ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih spesifik menyangkut dengan
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi
pembelajaran. Tujuan diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau bidang studi.
Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau institusional,
yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan
pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan
yang ada dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.
Selain dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi, yang menurut Kostelnik
secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengorganisir pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan
pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk memudahkan melakukan proses
dan pencapaian hasil pembelajaran secara efektif dan efesien.
b. Berpikir lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu melalui
perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara kreatif, inovatif. Dengan demikian proses
pembelajaran tidak dikesankan sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.
c. Menetapkan sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan, sarana
dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah diidentifikasi dan bagaimana mengelolanya
sehingga sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses
pembelajaran yang lebih efektif.
d. Memetakan indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui perencanaan yang
matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap
pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian guru tentu saja sudah membayangkan kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai setiap indikator tersebut.
e. Merancang program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik; yaitu melalui
perencanaan, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan, karakteristik, dan potensi yang dimiliki
siswa akan teridentifikasi dan merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
f. Mengkomunikasikan proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu
yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan, baik secara internal yaitu
terhadap pihak-pihak yang terkait langsung dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak
eksternal yaitu pihak-pihak masyarakat (stake holder).
Pada garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hernawan,
2007) bahwa:
Tujuan perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi juga mengembangkan
sikap yang positif terhadap program pembeljaran, meneliti dan menentukan pemecahan masalah
pembelajaran.
Secara ideal tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi ajar,
metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar
bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan.
Tujuan perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai sehingga proses
pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Bagi guru, setiap
pemilihan metode berarti menentukan jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan
kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya. Dengan demikian betapa
pentingnya tujuan itu diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu
benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum.
Terdapat juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (Hernawan, 2007) bahwa pada
garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi berikut:
1) Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya
dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
4) Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan
mendorong motivasi belajar.
5) Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang
baik dan metode yang tepat.
6) Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang
up to date pada siswa.
Maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai
pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
ü Menurut Besaran
ü Menurut telaah
o Prinsip yang diterapkan dalam proses pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Sagala
(Hermawan, 2007) antara lain :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam
implementasi pembelajaran.
2) Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran.
o Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan) yang
harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran.
o Tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang ada diatasnya,
yaitu tujuan kurikuler, tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
o Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau institusional,
yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan
pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan
yang ada dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.
o Fungsi Perencanaan Pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (Hernawan,
2007) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran berfungsi berikut:
ü Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya
dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
ü Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian
tujuan pendidikan.
ü Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang
digunakan.
ü Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan
mendorong motivasi belajar.
ü Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang
baik dan metode yang tepat.
ü Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up
to date pada siswa.
o Fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan kebutuhan siswa secara
spesifik, membantu guru dalam memetakan tujuan yang hendak dicapai, dan membantu guru dalam
mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar.
B. Saran
Sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Penyusun berharap kita semua dapat mengambil
hikmah dan manfaat dari apa yang saya ulaskan dalam makalah ini.
Semoga Allah SWT. Menjadikan kita selalu berupaya lebih baik dalam menghadapi dunia
pendidikan khususnya di bidang Perencaan Pembelajaran. Agar tercipta para calon guru yang baik dan
sistematis. Aamiin
Kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini dengan senang hati akan diterima.
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
UPI PRESS.