Abstrak
Dalam aplikasi sering kali ditemui beban yang menarik arus tinggi dalam tempo singkat. Arus tinggi ini dapat merusak
setiap komponen dalam sistem yang dilaluinya. Oleh karena itu, diperlukan alat yang dapat membatasi arus yang ditarik
oleh beban. Tugas akhir ini bertujuan merancang suatu catu daya DC yang dilengkapi dengan pembatas arus. Metode
pembatas arus yang dipakai adalah pembatas arus konstan (constant current limiting). LM317 digunakan untuk
mengatur arus basis yang memicu transistor-transistor untuk membatasi arus. LM317 ini juga mampu menghasilkan
tegangan keluaran dalam rentang 0 Volt s/d 37 Volt. Rangkaian catu daya DC ini mampu mencatu beban hingga arus
maksimum sebesar 9,85 Ampere. Pengujian dilakukan dengan membebani rangkaian catu daya DC dengan inverter dan
rangkaian resonansi berbasis kumparan tesla. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa besarnya tegangan keluaran catu
daya DC mempengaruhi besarnya tegangan keluaran yang dihasilkan kumparan Tesla. Tegangan terbesar yang
dihasilkan oleh kumparan tesla tersebut sebesar 4,20kV. Catu daya DC ini memiliki efisiensi rata-rata sebesar 82,82%
yang terukur dari rangkaian blok regulator DC sampai blok pembatas arus.
Kata kunci: catu daya DC, pembatas arus, LM317, kumparan tesla
Abstract
In general application, it is often found that a load can draw high current in the short period of time such as in tesla coils
construction. Based on the reason above, a tool which limits the current is required to overcome the excessive current.
In this final assignment, a DC power supply design with current limiter is proposed. DC power supply is designed to
limit the current up to 9,85A. Method of current limiter in this DC power supply is constant current limiting. The DC
supply uses IC Regulator LM317 as regulator output voltage. DC power supply is also equipped with a current
amplifier circuit so the DC power supply is capable to supply the load with a maximum current capacity up to 9,85A.
The experimental result shows that magnitude of the output voltage DC power supply affects the magnitude of the
output voltage tesla coil. The largest output voltage generated by Tesla coils was 4,20 kV. DC power supply can stand
for 10 minutes during short circuit. The DC power supply has average efficiency 82,82% which measured from DC
regulator to current limiter block.
penyearah (rectifier) untuk menghasilkan tegangan DC, masukan rangkaian regulator DC setelah disearahkan
kemudian ditapis (filter) untuk menghasilkan tegangan dengan rangkaian penyearah.
DC yang lebih halus dan akhirnya tegangan diatur agar
menghasilkan tegangan keluaran DC yang diinginkan 2.2 Penyearah Gelombang Penuh 1 Fasa
dengan menggunakan regulator tegangan[4]. Kemudian
tegangan keluaran DC ini disalurkan kepada beban. Jika Penyearah berfungsi untuk mengubah tegangan dan arus
menginginkan catu daya DC dengan kemampuan arus bolak balik (AC) menjadi tegangan dan arus searah
yang cukup besar dan dapat membatasi arus sesuai (DC)[6]. Didalam tugas akhir ini digunakan jenis
dengan yang diinginkan dapat ditambahkan elemen penyearah gelombang penuh dengan center tap.
transistor bipolar pada catu daya DC tersebut[5]. Berikut Penyearah ini digunakan sebagai tegangan masukan
ini adalah blok diagram catu daya DC regulasi linier regulator DC dan tegangan VCC pada rangkaian penguat
dengan penambahan elemen transistor. arus.
VOUT = 1,25 1 + 45,25Vdc dan arus maksimal 9,5A. Maka transistor yang
digunakan adalah 2N3055. Berikut adalah spesifikasi dari
transistor 2N3055[9]:
Untuk mendapatkan tegangan keluaran maksimal sebesar
37Vdc maka digunakan R1 sebesar 160Ω dan R 2 sebesar • Collector − Emitter Voltage (VCE) : 60Vdc
5KΩ. • Emitter − Base Voltage (VEB) : 7Vdc
• Collector Current – Continuous (IC) : 15 A
Pada rangkaian Gambar 4. juga dipasang rangkaian LED • Base Current (IB) :7A
yang terhubung secara paralel dengan tegangan keluaran • Total Power Dissipation (PD) : 115 Watt
regulator DC. LED ini digunakan sebagai indikator nyala
atau tidaknya rangkaian tersebut. Selain itu, pada Dengan adanya penguat arus dalam catu daya DC ini, arus
rangkaian ini juga ditambahkan dua buah dioda yang yang mengalir pada rangkaian regulator DC menjadi
dipasang secara seri dengan rangkaian regulator DC yaitu lebih kecil karena sebagian arus yang mengalir dialirkan
D3 dan D4. Kedua dioda tersebut digunakan untuk melalui transistor. Dengan adanya pemasangan resistor
menurunkan tegangan referensi menjadi 0V. pada kaki emitor transistor, maka arus yang mengalir
pada tiap-tiap transistor memiliki nilai yang sama[5].
Pada Gambar 6. dapat dijelaskan prinsip kerja dari Lampu 300W 23,11 18,94 81,94%
rangkaian tersebut sebagai berikut. Ketika arus yang
Lampu 400W 29,33 24,43 83,29%
melewati RSC (ISC) meningkat maka tegangan jatuh pada
RSC juga akan meningkat. Ketika arus bertambah (ISC) Lampu 500W 36,02 30,28 84,06%
sampai dengan nilai maksimum yang telah ditentukan Lampu 600W 42,33 36,08 85,23%
(9,5A), maka tegangan jatuh pada RSC akan sama dengan Lampu 700W 48,12 41,46 86,16%
tegangan Basis-Emitor transistor Q6 (VBE Q6), akibatnya
transistor pada pembatas arus (Q6) menghantar. Hal ini Lampu 800W 51,07 44,16 86,47%
membuat arus pada kaki pin 1 LM317 dialihkan ke
Kolektor pada Q6, akibatnya arus basis pada transistor Efisiensi tertinggi yang ada pada catu daya DC ini terletak
penguat arus berkurang dengan demikian arus keluaran pada beban lampu 800 Watt sebesar 86,47%. Sementara
(IO) dibatasi pada nilai maksimumnya[5]. efisiensi terendah sebesar 79,71% pada beban lampu 40
Watt. Dengan demikian, efisiensi rata-rata catu daya DC
3. Hasil dan Analisa dari Tabel 1. sebesar 82,82%.
( ) ( )
Regulasi Beban
( )
, ,
Regulasi Beban=
,
= 5,80% Gambar 9. Bentuk gelombang keluaran catu daya DC
dengan beban lampu 800 Watt
Dari hasil pengujian dengan variasi beban dari tanpa Dari Gambar 9. dapat dinyatakan bahwa bentuk
beban sampai dengan beban lampu 800 Watt, maka gelombang tegangan keluaran pada catu daya DC ini
regulasi beban pada catu daya DC ini sebesar 5,80%. dengan beban lampu 800 Watt memiliki bentuk
gelombang yang lurus (tidak terdapat riak). Hal ini berarti
3.3 Tegangan Riak Keluaran tegangan keluaran tersebut memiliki bentuk gelombang
DC murni.
Pengujian tegangan riak keluaran ini bertujuan untuk
melihat bentuk gelombang tegangan keluaran dari suplai
DC dengan berbagai variasi beban. Tegangan riak
keluaran dalam pengujian ini dilakukan ketika suplai DC
diberi beban lampu 800 watt, beban inverter dan
kumparan Tesla serta pada saat suplai DC tanpa beban.
Ground
Ground
Gambar 10. Bentuk gelombang keluaran catu daya DC
dengan beban inverter yang terhubung dengan
rangkaian resonansi berbasis kumparan Tesla
seperti ini, maka dapat diketahui kerja atau tidaknya 3.5 Pengujian Catu Daya DC sebagai Suplai
rangkaian pembatas arus pada catu daya DC tersebut. Inverter yang terhubung dengan Rangkaian
Resonansi Berbasis Kumparan Tesla
Tabel 3. Data pengujian catu daya DC saat hubung singkat
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan dan
Waktu (Menit) Suhu Transistor (oC) IOUT (A) arus keluaran catu daya DC yang digunakan sebagai
1 30 9,58
suplai suplai inverter yang terhubung dengan rangkaian
resonansi berbasis kumparan tesla. Dengan pengujian ini
2 30 10,02 dapat diketahui pula perubahan tegangan yang dihasilkan
3 31 9,97 oleh kumparan tesla yang diakibatkan oleh adanya
4 31 9,90
perubahan tegangan catu daya DC.
5 31 9,88 Tabel 4. Data pengujian catu daya DC sebagai suplai
6 31 9,86 inverter yang terhubung dengan rangkaian
resonansi berbasis kumparan tesla
7 31 9,83
8 31 9,83 Frekuensi
Vi (Volt) Ai (Ampere) Vpp (kV)
Resonan (KHz)
9 31 9,82 0,34
3 0,09 114
10 31 9,80 0,90
8 0,22 114
13 0,33 114 1,44
Dari Tabel 3. terlihat bahwa arus keluaran pada catu daya
18 0,47 114 2,06
DC saat hubung singkat cenderung stabil. Dari data
tersebut, dapat dilukiskan hubungan lamanya waktu saat 23 0,61 114 2,70
hubung singkat dengan suhu transistor pada Gambar 11. 3,12
27 0,70 114
30 0,81 114 3,60