TINJAUAN PUSTAKA
A. Buku Teks
tertentu, maka berdasarkan hal tersebutlah buku teks juga dapat dikatakan
a. Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan
sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang
lengkap.
b. Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,
c. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau
d. Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran, dan
mempunyai padanan kata buku pelajaran (Echols & Sadily,2006). Buku teks
bahwa:
Buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan
pendidikan.
imtaq dan iptek siswa yang digunakan sebagai acuan dalam proses
merupakan alat bantu pokok dalam kegiatan belajar mengajar. Buku teks
merupakan acuan yang digunakan dalam setiap satuan pendidikan sebagai
bahan pembelajaran yang tidak digunakan di kelas saja, buku teks juga
dibagi menjadi dua tipe yakni buku teks utama dan buku teks tambahan.
Buku teks memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Menurut Abimbola dan Baba (1996) buku teks berfungsi sebagai media dan
dinyatakan oleh Sitepu (2012) bahwa bagi siswa buku teks dapat digunakan
diberikan guru. Sedangkan bagi guru buku teks dipergunakan sebagai acuan
kepada siswa dan acuan dalam penyusunan soal untuk evaluasi. Menurut
Nasution (dalam Prastowo, 2011) buku teks pelajaran sebagai bahan ajar
d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan
digunakan guru.
Menurut Muslich (2010), buku teks memiliki nilai tersendiri bagi guru
pengajaran.
Menurut Prastowo (2011) buku merupakan salah satu dari beberapa bentuk
sumber belajar. Buku sebagai sumber belajar adalah buku yang berisi teks
Pada dasarnya, buku teks yang baik adalah buku yang berfungsi sebagai
alat pembelajaran yang efektif, yang dapat membantu siswa dalam belajar.
Buku teks pelajaran bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca
dibaca setiap saat. Buku teks merupakan media pembelajaran yang memiliki
pendidikan.
Buku teks mempunyai peran penting khususnya dalam pelajaran kimia.
Pembelajaran dengan buku teks merupakan dua hal yang saling melengkapi.
(2002) alasan penggunaan buku teks dalam belajar adalah sebagai berikut:
b. Di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan.
c. Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani secara
serius.
siap pakai.
bahan pembelajaran.
g. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks dan
berlangsung fokus siswa tidak hanya kepada guru melainkan juga pada
berkualitas agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Buku teks yang baik
b. Kejelasan konsep
Konsep-konsep yang dijelaskan dalam buku teks harus jelas dan tandas.
didalamnya kurikulum.
d. Menarik minat
e. Menumbuhkan motivasi
Buku teks yang baik adalah buku teks yang dapat membuat siswa
Buku teks yang baik adalah buku teks yang merangsang, menantang,
g. Ilustrasi
Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik.
dipermasalahkan.
k. Memantapkan nilai-nilai
melestarikannya.
Adapun komponen dan kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran yang
b. Kelayakan penyajian
dipahami.
c. Kelayakan bahasa
2) Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan
d. Kelayakan kegrafikan
1) Tata letak unsur grafik estetis, dinamis, dan menarik serta menggunakan
No. 2/1989 pasal 45 yang berbunyi, “secara berkala dan berkelanjutan pemerintah
B. Literasi Sains
Istilah literasi sains telah digunakan lebih dari beberapa tahun yang lalu,
meskipun tidak selalu dengan makna yang sama (Holbrook & Rannikmae,
2009). Literasi sains (science literacy) berasal dari gabungan dua kata Latin,
yaitu literatus, yang berarti ditandai dengan huruf, melek huruf, atau
de Hart Hurt, orang yang pertama kali menggunakan istilah literasi sains
mengartikan science literacy sebagai tindakan memahami sains dan
Dalam Oxford Dictionary makna kata literacy adalah the ability to write and
read (Hornby, 2003). Secara sederhana literasi sains adalah perpaduan konsep,
cultural affairs, and economic productivity” (King, 2002). Literasi sains adalah
pengetahuan dan pemahaman konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk
dan menulis tentang sains dan teknologi; dari bacaan sederhana hingga karya tulis ilmiah.
Menurut Firman (dalam Hayat dan Yusuf, 2011) literasi sains dahulu hanya diartikan
sebagai kemampuan baca, tulis dan hitung, yakni kemampuan pokok yang diperlukan
serta berpartisipasi dalam kehidupan sosial, kultural dan politik secara lebih luas. Namun
kemampuan baca, tulis dan hitung tidaklah cukup. Diperlukan literasi sains untuk
mengemukakan bahwa Seseorang yang memiliki literasi sains adalah orang yang
sains dan teknologi adalah orang yang yang memiliki kemampuan untuk
berdasarkan nilai dan budaya masyarakat. Seseorang yang memiliki literasi sains
menurut Shamos (1995) adalah seseorang yang bisa berkomunikasi secara cerdas
yang saling terkait untuk dapat ditransformasikan dalam bentuk penilaian (Gambar
1). Konteks sains berhubungan dengan situasi kehidupan nyata yang melibatkan
tentang sains dan pengetahuan tentang sains itu sendiri. Kedua aspek tersebut
KONTEKS
Situasi
kehidupan yang KOMPETENSI
melibatkan sains Mengidentifikasi
dan teknologi permasalahan
ilmiah Menjelaskan
fenomena secara
ilmiah dengan
menerapkan
ilmiah Pengetahuan sains
Menggunakan Pengetahuan tentang
bukti ilmiah untuk sains (metode ilmiah)
mensintesis
kesimpulan
a. Konteks
Konteks merupakan aspek yang penting pada penilaian literasi sains, yaitu
b. Pengetahuan Sains
tentang sains itu sendiri. Tiap butir soal hanya mencakup satu dari
1) Pengetahuan sains
tentunya, yaitu fisika, kimia, biologi, dan ilmu bumi dan antariksa,
Kategori Contoh
Konten
Sistem Struktur materi (contoh: model partikel, ikatan)
Fisika Sifat materi (contoh: perubahan keadaan,
konduktivitas termal dan elektrik)
Perubahan kimia pada benda (contoh: reaksi,
transfer energi, asam basa)
Gerak dan gaya (contoh: kecepatan, gesekan)
Energi dan perubahannya (contoh: reaksi kimia,
kelestarian alam, penghematan)
Interaksi energi dan materi (contoh: cahaya,
gelombang radio, gelombang suara)
Sistem Sel (contoh: struktur dan fungsi, DNA,
Kehidupan tumbuhan, dan hewan
Manusia (contoh: kesehatan, gizi, sistem organ,
penyakit, reproduksi)
Populasi (contoh: spesies, evolusi, keanekaragaman
hayati, variasi genetik)
Ekosistem (contoh: rantai makanan, aliran
energi dan materi)
Biosfer (contoh: fungsi ekosistem, ketahanan
ekosistem)
Sistem Struktur lapisan bumi (contoh: litosfer, atmosfer,
Bumi dan hidrosfer)
Antariksa Energi pada bumi (contoh: sumber energi, iklim global
Perubahan pada kondisi bumi (contoh: lempeng
tektonik, siklus geokimia, kekuatan yang bersifat
konstruktif dan destruktif)
Sejarah bumi (contoh: fosil, evolusi)
Bumi dengan antariksa (contoh: gravitasi, tata surya)
Sistem Peranan sains berbasis teknologi (contoh:
Teknologi pemecahan masalah, membantu manusia
mewujudkan kebutuhan dan keinginan, merancang,
dan melakukan investigasi)
Hubungan antara sains dan teknologi (contoh:
kontribusi teknologi bagi kemajuan sains)
Konsep-konsep dalam teknologi (contoh:
perdagangan, biaya, resiko, keuntungan)
Prinsip-prinsip penting (contoh: kriteria, batasan,
inovasi, penemuan)
Kategori Contoh
Konten
Penyelidikan Asal mula (keingintahuan, pertanyaan ilmiah)
Ilmiah Tujuan (menghasilkan bukti untuk menjawab
pertanyaan ilmiah, pemikiran terkini / model-model
/ teori yang mengarahkan penyelidikan)
Eksperimen (perbedaan pertanyaan memberikan
perbedaan investigasi ilmiah, desain eksperimen)
Tipe data (kuantitatif, kualitatif)
Karakteristik hasil (empiris, bersifat sementara,
dapat diuji)
Pemaparan Tipe pemaparan ilmiah (hipotesis, teori, model,
Ilmiah hukum)
Pembentukan (perwakilan data, peran pengetahuan
yang ada dan bukti baru, kreativitas dan imajinasi,
logika)
Peraturan (harus secara logis, konsisten, berdasarkan
bukti, pengetahuan yang lalu dan yang sekarang
berlaku)
Hasil (menghasilkan pengetahuan yang baru, metode
baru,
teknologi baru, mengarahkan pada pertanyaan
dan investigasi baru)
c. Kompetensi Ilmiah
Penilaian literasi sains PISA memberikan prioritas pada beberapa
kemampuan seseorang yang dapat diamati dan diukur (Zulfiani, dkk. 2009).
Materi pada buku teks yang dianalisis yang termasuk dalam kategori ini
a) Fakta
Secara verbal fakta adalah sesuatu yang ada, terjadi dan dapat
dilihat atau diamati (KBBI, 2008). Menurut Zulfiani, dkk (2009) fakta
yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi.
Contoh fakta dalam sains: ikan disebut juga golongan pisces (Zulfiani,
dkk., 2009).
b) Konsep
bahwa konsep adalah berupa pengertian dari objek, proses, atau apa pun
yang ada di luar bahasa, yang timbul dari hasil pemikiran, meliputi definisi,
yang molekulnya tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen,
c) Prinsip
Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara
saja hukum sebab akibat sebuah gejala. Prinsip juga merupakan suatu dalil,
rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang saling
d) Hukum
sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang saling berkaitan
tinggi. Maka, suatu teori dapat berubah menjadi hukum jika tingkat
kebenarannya dari data yang didapatkan dari hasil penelitian itu sangat
apakah dugaan ini benar atau tidak, diperlukan fakta atau data. Jika tidak ada
hipotesis baru (Jasin, 2002). Sedangkan Good dan Scates (dalam Nazir 2014)
fakta atau kondisi- kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk
b) Teori
(Suriasumantri, 2005).
c) Model
yang dapat dibuat atau dihasilkan (Qodratillah, 2011). Contoh: model atom
science)
dan deduktif.
dampak baik maupun buruk. Pada kategori ini, siswa hanya menerima
2) Menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi bagi masyarakat.
atau teknologi.
dianalisis dalam buku sains yang kurang dari dua unit analisis dan hanya berisi
review pertanyaan, kosakata, tujuan dan penyataan objektif. Jika ada paragraf
yang tidak lengkap, maka paragraf tersebut dianalisis dari awal, yaitu dengan
C. Kurikulum Merdeka
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik
(kemendikbud, 2022)
pendidik. Tanpa terjadi pada pendidik, maka tidak mungkin terjadi pada murid.
Selama ini, murid belajar di dalam kelas, di tahun-tahun mendatang murid dapat
belajar di luar kelas atau outing class sehingga murid dapat berdikusi dengan guru
tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru, namun mendorong siswa menjadi
lebih berani tampil di depan umum, cerdik dalam bergaul, kreatif, dan inovatif.
Merdeka belajar memfokuskan pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan
kreatif. Guru juga diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang
muaranya memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik, serta guru diharapkan
sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi
b. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran
2022):
dan menyenangkan.
b. Lebih Merdeka
Bagi peserta didik sudah tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik
memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru mengajar
sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga memiliki
kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya
Kurikulum Merdeka tidak dilaksanakan secara serentak dan masif, hal ini
sehingga menjadi praktik baik dan konten pembelajaran dari IKM pada
IKM secara mandiri dan dukungan pendataan IKM jalur mandiri, dari
Kepala Sekolah dan Pengawas serta aktor lain dapat mengadakan kegiatan
berbagi praktik baik Kurikulum Merdeka dalam bentuk seminar maupun
praktik baik dan konten pembelajaran dari Kurikulum Merdeka jalur mandiri
berbagi praktik baik sehingga terbentuk jejaring dukungan antar guru dan
D. Kerangka Berpikir
pentingnya sains dan teknologi yang dapat membantu kelancaran aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk memupuk ilmu sains dan teknologi dapat dilakukan
di mana saja, salah satunya di sekolah. Untuk membantu kemajuan sains sendiri
kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia masih rendah. Salah satu faktor
kualitas bahan ajar. Salah satu bahan ajar penunjang kegiatan pembelajaran yang
memegang peranan penting adalah buku. Buku teks yang banyak digunakan di
sekolah masih dominan dengan konten yang bersifat teoritis saja. Untuk itu,
penelitian mengenai analisis buku teks sangat diperlukan agar kedepannya buku
indikator literasi sains. Buku teks yang di analisa merupakan buku teks IPA yang
memuat materi kimia, fisika, dan biologi sesuai dengan kurikulum merdeka.
Peneliti hanya akan menganalisa materi kimia dalam buku teks tersebut. Oleh
karena itu, penulis membuat desain kerangka pikir penelitian ini seperti berikut: