Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan ruang

lingkup literasi sains pada buku teks pelajaran kimia SMA kelas X Kurikulum

Merdeka belajar. Terdapat empat aspek literasi sains yang terdiri dari sains

sebagai ilmu pengetahuan (the knowledge of science), sains sebagai cara untuk

menyelidiki (the investigative nature of science), sains sebagai cara untuk berpikir

(science as a way of thinking) dan interaksi antara sains, teknologi dan

masyarakat. (interaction of science, technology, and society). Data diperoleh

dengan menggunakan instrumen lembar indikator literasi sains yang diadopsi dari

Chiappetta (1991). Dari hasil penelitian diperoleh data jumlah kemunculan

indikator literasi sains pada setiap buku teks kimia dan reliabilitas pengamatan.

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang didapat terdiri dari kemunculan kategori

literasi sains pada setiap buku teks kimia SMA kelas X dalam bentuk

persentase. Terdapat empat buku yang dianalisis yaitu buku A, Buku B, buku

C dan buku D.

Penyelidikan kategori literasi sains yang muncul pada setiap buku teks

Kimia kelas X dilakukan oleh pengamat I. Hasil penelitian yang diperoleh

kemudian diberikan kepada pengamat II untuk mengetahui koefisien

kesepakatan pengamatan antara dua pengamat dalam menganalisis empat

44
45

buku teks pelajaran kimia. Berikut Tabel 4.1 adalah data hasil koefisien

kesepakatan antar pengamat.

Tabel 4.1 Koefisien Kesepakatan Antar Dua Pengamat (KK)


No Buku Koefisien Kesepakatan Kategori
(KK)
1 A 0,93 Sangat Bagus
2 B 0,95 Sangat Bagus
3 C 0,97 Sangat Bagus
4 D 0,97 Sangat Bagus
Rata-rata 0,95 Sangat Bagus
Tabel 4.1 di atas menunjukkan reliabilitas pengamatan antara

pengamat I dan pengamat II dalam kategori sangat bagus, hal ini ditunjukkan

oleh angka lebih dari 0,95.

Berikut ini adalah data kemunculan kategori literasi sains pada buku

kimia kelas X yang ada pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Kemunculan Indikator Literasi sains


46

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa kategori literasi

sains yang muncul pada masing-masing buku memiliki jumlah dan persentase

yang berbeda-beda. Untuk memudahkan kemunculan indikator literasi sains

pada keempat buku terdapat pada Gambar 4.1 berikut ini.

2.71%
6.37%

Pengetahuan Sains
Sains sebagai cara untuk
menyelidiki
27.57% sains sebagai cara untuk
berpikir
Interaksi sains, teknologi
65.35% dan masyarakat

Gambar 4.1 Kemunculan Literasi Sains pada Setiap Buku

Kemunculan indikator didominasi oleh indikator pengetahuan sains.

Indikator pengetahuan sains memberikan kemunculan yang paling besar

diantara ketiga indikator lainnya yakni 63,35%. Sedangkan indikator interaksi

sains, teknologi dan masyarakat merupakan indikator yang paling sedikit

muncul yakni 2,71%. Sementara itu indikator sains sebagai cara untuk

menyelidiki memiliki jumlah kemunculan terbanyak kedua dengan persentase

27,57% dan indikator sains sebagai cara untuk berpikir sebanyak 6,37%.

Secara keseluruhan data hasil analisis literasi sains pada keempat buku teks

kelas X disajikan dalam dalam Tabel 4.3.


47

Tabel 4.3 Persentase Kemunculan Indikator Literasi Sains


pada Buku A, B, C, dan D

No Buku Buku Buku Buku


Indikator
. A B C D
Pengetahuan Sains (knowledge of science)
a. Menyajikan fakta, konsep, prinsip,
dan hukum
1) Fakta 2,38% 6,92% 10% 12,68%
2) Konsep 8,33% 36,92% 37,5% 71,83%
3) Prinsip 8,33% 22,31% 10% 11,27%
4) Hukum 3,57% 2.31% - -
1
b. Menyajikan hipotesis, teori dan
model
1) Hipotesis - - - -
2) Teori - - - -
3) Model - 3,08% - -
c. Meminta peserta didik mengingat 5,95% - - -
kembali pengetahuan atau
informasi
Penyelidikan hakikat sains (investigative nature of science)
a. Peserta didik menjawab pertanyaan 21,43% 6,15% 10% 1,41%
menggunakan materi
b. Peserta didik menjawab pertanyaan 8,33% - 17,5% -
menggunakan grafik, tabel dan lain-
lain
2 c. Meminta peserta didik menjawab 10,71% 4,62% - -
pertanyaan menggunakan
perhitungan
d. Meminta peserta didik memberikan 4,77% - 2,5% -
penjelasan terhadap jawabannya
e. Melibatkan peserta didik dalam 14,29% 0,77% 5% 2,82%
aktivitas atau eksperimen
48

Sains sebagai cara berpikir (science as a way of thinking)


a. Menggambarkan bagaimana 1,19% 2,31% - -
ilmuwan bereksperimen
b. Menunjukkan sejarah - 5,38% 7,5% -
perkembangan ide
c. Menekankan sifat empiris dan - - - -
keobjektifan ilmu

3 d. Mengilustrasikan dengan 4,77% 0,77% - -


menggunakan asumsi
e. Menunjukkan bagaimana sains - - - -
berjalan dengan pertimbangan
induktif dengan deduktif
f. Memberikan hubungan sebab 2,38% - - -
akibat
g. Menyajikan metode ilmiah dan 1,19% - - -
pemecahan masalah
Interaksi antara sains, teknologi dan
masyarakat (Interaction of science,
technology, and society)
a. Mendeskripsikan kegunaan sains - 8,46% - -
dan teknologi dalam masyarakat
4 b. Menekankan efek negatif dari sains 1,19% - - -
dan teknologi dalam masyarakat
c. Mendiskusikan isu sosial yang 1,19% - - -
berhubungan dengan teknologi
d. Menunjukkan hasil karya dalam - - - -
bidang sains dan teknologi

Hasil analisis dari keempat buku menunjukkan bahwa persentase terbesar

diperoleh oleh indikator pengetahuan sains, diikuti kemunculan terbesar kedua

indikator sains sebagai cara menyelidiki. Indikator sains sebagai cara untuk

berpikir berada pada kemunculan urutan ketiga, sedangkan interaksi sains


49

teknologi dan masyarakat tergolong dalam kemunculan yang paling sedikit.

Persentase indikator data keseluruhan yang muncul berturut-turut yakni 63,35%,

27,57%, 6,37%, dan 2,71%.

1. Hasil Penelitian Buku A

Kemunculan indikator tiap kategori pada buku A dapat dilihat pada Gambar

4.2, Gambar 4.3, Gambar 4.4, dan Gambar 4.5.

0.
05
95

Menyajikan fakta, konsep,


prinsip dan hukum
Menyajikan hipotesis,
teori dan model
Meminta peserta didik
mengingat pengtahuan
atau informasi.
0.
22
61

Gambar 4.2 Kemunculan Indikator pada Kategori Pengetahuan Sains

Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains pada buku A

menunjukkan jumlah yang berbeda. Hanya terdapat dua kemunculan Indikator

yaitu (a) menyajikan fakta, konsep, prinsip dan hukum memiliki jumlah

kemunculan 22,61% atau sebanyak 15 pernyataan, kemudian pada indikator (c)

meminta peserta didik mengingat pengetahuan atau informasi dengan persentase

5,95% atau sebanyak 5 pernyataan. Tidak terdapat indikator penyajian hipotesis,

teori dan model yang ditemukan di buku ini.


50

14.29%
21.43% a b

4.77% c d
e
10.71%
8.33%

Gambar 4.3 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains Sebagai Cara Untuk
Menyelidiki
Keterangan:
a. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan materi
b. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan grafik, tabel dan lain-lain
c. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan perhitungan
d. Meminta peserta didik memberikan penjelasan terhadap jawabannya
e. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas atau eksperimen
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki

menunjukkan jumlah yang berbeda. Indikator (a) memiliki jumlah kemunculan

terbanyak yaitu 21,43% atau sebanyak 18 pernyataan, sedangkan indikator (e)

memiliki jumlah kemunculan terbanyak kedua yaitu 14,29% atau sebanyak 12

pernyataan. Indikator (c) menunjukkan jumlah kemunculan terbanyak ketiga

yaitu 10,71% atau 9 pernyataan. Persentase jumlah kemunculan keempat yaitu

indikator (b) dengan persentase 8,33% atau 7 jumlah pernyataan, sedangkan

jumlah kemunculan terkecil ada pada indikator (d) yaitu 4,77% atau 4

pernyataan.
51

0.0119 0.0119
a b c

0.0238 d e f

g
0.0477

Gambar 4.4 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains Sebagai Cara


Untuk Berpikir
Keterangan :

a. Menggambarkan bagaimana ilmuwan bereksperimen


b. Menunjukkan sejarah perkembangan ide
c. Menekankan sifat empiris dan keobjektifan ilmu
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi
e. Menunjukkan bagaimana sains berjalan dengan pertimbangan induktif,
dengan deduktif
f. Memberikan hubungan sebab akibat
g. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.

Pada kategori ini, indikator poin (d) memiliki jumlah kemunculan terbesar

yaitu 4,77% atau sebanyak 4 pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan indikator

(f) 2,38% atau sebanyak 2 pernyataan. Indikator (a) dan (g) memiliki jumlah

kemunculan 1,19% atau sebanyak 1 pernyataan. Sedangkan untuk indikator (b),

(c), dan (e) memiliki jumlah kemunculan 0% berarti tidak muncul.

Pada kategori interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, hanya

muncul indikator (b) menekankan efek negatif dari sains dan teknologi

masyarakat dan indikator (c) mendiskusikan isu sosial yang berhubungan dengan
52

teknologi. Keduanya memiliki persentase yang sama yakni 1,19% atau sebanyak

1 pernyataan.

2%
10%

29%

60%

Pengatahuan Sains Sains sebagai cara untuk menyelidiki


Sains sebagai cara untuk berpikir Interaksi sains, teknologi dan masyarakat

Gambar 4.5 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada buku A


Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kategori literasi sains yang

memiliki persentase tertinggi adalah sains sebagai cara untuk menyelidiki dengan

persentase 59,52%. Kategori pengetahuan sains sebagai pengetahuan sains

memiliki persentase kemunculan 28,57% kemudian kategori sains sebagai cara

berpikir muncul dengan persentase 9,52%. Kategori interaksi sains, teknologi dan

masyarakat memiliki jumlah persentase terendah yaitu 2,39%.

Koefisien kesepakatan pengamat pada buku A adalah 0,93 dengan

kategori sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa pengamat I dan pengamat II

menunjukan kesepakatan pengamatan yang sangat bagus.

2. Hasil Penelitian Buku B

Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku B dapat dilihat pada

Gambar 4.6, Gambar 4.7, Gambar 4.8 dan Gambar 4.9


53

3.01%

Menyajikan fakta, konsep,


prinsip dan hukum
Menyajikan hipotesis, teori
dan model
Meminta peserta didik
mengingat pengtahuan atau
informasi

68.46%

Gambar 4.6 Kemunculan indikator pada kategori pengetahuan sains

Pada kategori pengetahuan sains hanya terdapat 2 kemunculan indikator.

Indikator (a) memiliki jumlah kemunculan terbesar yaitu 68,46% atau sebanyak

89 pernyataan, kemudian indikator (b) 3,01% atau sebanyak 4 pernyataan. Pada

buku ini tidak terdapat kemunculan indikator meminta peserta didik mengingat

pengetahuan.

0.0077

a b
c d
0.0462
e
0.0615

Gambar 4.7 Kemunculan Indikator pada Kategori Sains Sebagai Cara


untuk Menyelidiki
Keterangan:
54

a. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan materi


b. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan grafik, tabel dan lain-
lain
c. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan perhitungan
d. Meminta peserta didik memberikan penjelasan terhadap jawabannya
e. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas atau eksperimen
Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki

menunjukkan jumlah kemunculan yang berbeda. Indikator (a) memiliki jumlah

kemunculan terbesar yaitu 6,15% atau sebanyak 8 pernyataan, kemudian

indikator (c) memiliki jumlah kedua terbanyak yaitu 4,62% atau sebanyak 6

pernyataan, selanjutnya indikator (e) berada pada kemunculan ketiga dengan

jumlah 0,77% atau sebanyak 1 pernyataan. Pada buku B tidak terdapat

kemunculan indikator (b) dan (d).

0.77%

2.31%
a b c

d e f

g
5.38%

Gambar 4.8 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains sebagai cara


untuk Berpikir
Keterangan :

a. Menggambarkan bagaimana ilmuwan bereksperimen


b. Menunjukkan sejarah perkembangan ide
c. Menekankan sifat empiris dan keobjektifan ilmu
d. Mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi
55

e. Menunjukkan bagaimana sains berjalan dengan pertimbangan induktif,


dengan deduktif
f. Memberikan hubungan sebab akibat
g. Menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.
Pada kategori ini hanya terdapat 3 indikator yang muncul di buku B.

Indikator (b) dengan jumlah kemunculan terbesar yaitu 5,38% atau sebanyak 7

pernyataan, kemudian indikator (a) sebanyak 2,31% atau dengan jumlah 3

pernyataan dan indikator (d) dengan persentase 0,77% atau sebanyak 1

pernyataan. Beberapa indikator yang tidak muncul pada buku ini adalah indikator

(c), (e), (f) dan (g).

Pada interaksi sains teknologi dan masyarakat terdapat satu kemunculan

indikator mendeskripsikan kegunaan sains dan teknologi dalam masyarakat

dengan persentase 8,46% atau sebanyak 11 pernyataan. Sedangkan indikator

lainnya seperti efek negatif dari sains dan teknologi dalam masyarakat ,

mendiskusikan isu sosial yang berhubungan dengan teknologi dan menunjukkan

hasil karya dalam bidang sains dan teknologi memiliki jumlah kemunculan 0%

yang berarti tidak muncul.


56

8.46%
8.46
%
11.54
%
Pengetahuan Sains
Sains sebagai cara untuk
menyelidiki
Sains sebagai cara untuk
berpikir
Interaksi sains, teknologi dan
masyarakat

71.54
%

Gambar 4.9 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada buku B


Berdasarkan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa kategori literasi sains yang

memiliki persentase tertinggi adalah sains sebagai pengetahuan dengan

persentase 71,54%. Kategori sains sebagai cara untuk menyelidiki memiliki

persentase kemunculan 11,54%. Kategori sains sebagai cara berpikir muncul

dengan persentase yang sama dengan kategori interaksi sains, teknologi dan

masyarakat yaitu 8,46%.

Koefisien kesepakatan pengamat pada buku A adalah 0,95 dengan

kategori sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa pengamat I dan pengamat II

menunjukan kesepakatan pengamatan yang sangat bagus.

3. Hasil Penelitian Buku C

Jumlah kemunculan tiap indikator pada buku C dapat dilihat pada Gambar

4.10, Gambar 4.11, Gambar 4.12


57

Menyajikan fakta, kon-


sep, prinsip dan hukum
Menyajikan hipotesis,
teori dan model
Meminta peserta didik
mengingat pengtahuan
58% atau informasi

Gambar 4.10 Kemunculan Indikator pada Kategori Pengetahuan Sains


Pada kategori pengetahuan sains pada buku C menunjukkan jumlah yang
berbeda. Hanya terdapat satu kemunculan indikator yaitu menyajikan fakta,
konsep, prinsip dan hukum dengan persentase 57,50% atau sebanyak 23
pernyataan. Tidak terdapat kemunculan pada indikator menyajikan hipotesis teori
dan model dan indikator meminta peserta didik mengingat pengetahuan atau
informasi.

5.00%

2.50% 10.00%
a

d
17.50%
e

Gambar 4.11 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains Sebagai


Cara untuk Menyelidiki
Keterangan:
a. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan materi
b. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan grafik, tabel dan lain-
lain
c. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan perhitungan
d. Meminta peserta didik memberikan penjelasan terhadap jawabannya
58

e. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas atau eksperimen


Kemunculan indikator pada kategori sains sebagai cara menunjukkan

jumlah yang berbeda-beda. Indikator (b) jumlah kemunculan tertinggi sebesar

17,5% atau sebanyak 7 pernyataan kemudian diikuti oleh indikator (a) dengan

persentase kemunculan 10% atau sebanyak 4 pernyataan. Untuk indikator (e)

memiliki kemunculan 5% atau sebanyak 2 pernyataan dan indikator dan indikator

(d) dengan persentase 2,5% atau sebanyak 1 pernyataan. Hanya terdapat satu

indikator yang tidak muncul yaitu indikator (c).

Pada kategori sains sebagai cara berpikir hanya terdapat satu indikator

yang muncul yaitu menunjukkan sejarah perkembangan ide dengan persentase

7,5% atau sebanyak 3 pernyataan. Beberapa indikator yang tidak muncul dalam

buku ini antara lain: indikator menggambarkan bagaimana ilmuwan

bereksperimen, menekankan sifat empiris dan keobjektifan ilmu,

mengilustrasikan dengan menggunakan asumsi, menunjukkan bagaimana sains

berjalan dengan pertimbangan induktif dengan deduktif, memberikan hubungan

sebab akibat dan menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah. Untuk

kategori interaksi sains, teknologi dan masyarakat sama sekali tidak terdapat satu

pun indikator yang muncul pada buku ini.


59

8%

35%

58%

Pengetahuan sains Sains sebagai cara untuk menyelidiki


Sains sebagai cara untuk berpikir Interaksi sains, teknologi dan masyarakat

Gambar 4.12 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku C

Berdasarkan Gambar 4.12 mendeskripsikan bahwa kategori literasi sains

yang memiliki jumlah kemunculan tertinggi adalah pengetahuan sains sebanyak

57,50%, diikuti oleh sains sebagai cara untuk menyelidiki sebanyak 35%. Pada

urutan kemunculan ketiga terdapat aspek sains sebagai cara untuk berpikir

sebanyak 7,50% dan tidak tidak terdapat kemunculan aspek integrasi sains,

teknologi, dan masyarakat.

Koefisien kesepakatan pengamat pada buku C adalah 0,97% dengan

kategori sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa antara pengamat I dan II

menunjukkan kesepakatan pengamatan yang sangat baik.

4. Hasil Penelitian Buku D

Jumlah kemunculan indikator tiap kategori pada buku D dapat dilihat pada

Gambar 4.13, Gambar 4.14, dan Gambar 4.15.


60

96%

Menyajikan fakta, konsep, prinsip dan hukum


menyajikan hipotesis, teori dan model
meminta peserta didik mengingat kembali pengetahuan atau in-
formasi

Gambar 4.13 Kemunculan Indikator pada Aspek Pengetahuan Sains


Kemunculan indikator penyajian fakta, konsep dan prinsip mendominasi

kemunculan indikator pada buku ini 95,77 % atau sebanyak 65 pernyataan.

Sedangkan pada aspek lain menyajikan hipotesis, teori dan model dan meminta

peserta didik mengingat kembali pengetahuan atau informasi memiliki

kemunculan 0% yang berarti tidak muncul.

0.0141
a b

c d
0.0282
e

Gambar 4.14 Kemunculan Indikator Pada Kategori Sains Sebagai


Penyelidikan Hakikat Sains
61

Keterangan:
a. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan materi
b. Peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan grafik, tabel dan lain-
lain
c. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan menggunakan perhitungan
d. Meminta peserta didik memberikan penjelasan terhadap jawabannya
e. Melibatkan peserta didik dalam aktivitas atau eksperimen
Pada kategori ini hanya terdapat dua indikator yang muncul yaitu indikator

(e) memiliki jumlah kemunculan terbesar 2,82%, atau sebanyak 2 pernyataan dan

indikator (a) 1,41% atau sebanyak 1 pernyataan. Pada indikator lainnya (b), (c),

dan (d) sama sekali tidak terdapat kemunculan dalam buku ini.

4.23%

95.77%

Pengetahuan sains Sains sebagai cara untuk menyelidiki


Sains sebagai cara untuk berpikir Interaksi sains, teknologi dan masyarakat

Gambar 4.15 Kemunculan Kategori Literasi Sains pada Buku D


Berdasarkan Gambar 4.15 dapat dilihat bahwa kategori literasi sains yang

memiliki jumlah kemunculan tertinggi adalah pengetahuan sains sebanyak

95,77%, diikuti oleh sains sebagai cara untuk menyelidiki sebanyak 4,23%.

Sedangkan pada aspek sains sebagai cara untuk berpikir dan aspek integrasi

sains, teknologi, dan masyarakat memiliki jumlah 0% kemunculan yang berarti

tidak muncul.
62

Koefisien kesepakatan pengamat pada buku D adalah 0,97% dengan

kategori sangat bagus. Hal ini menunjukkan bahwa antara pengamat I dan II

menunjukkan kesepakatan pengamatan yang sangat baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Jumlah rata-rata persentase hasil analisis literasi sains pada keempat buku

teks pelajaran kimia yang paling banyak muncul pada indikator pengetahuan sains

dapat dilihat pada Gambar 4.1 . Aspek ini paling banyak muncul sesuai dengan

penelitian Septi dkk (2020) yang menunjukkan bahwa dari buku yang mereka

analisis indikator pengetahuan sains memiliki jumlah tertinggi sebesar 62,5%.

Selanjutnya Aspek sains sebagai cara untuk menyelidiki menunjukkan jumlah

kemunculan kedua, sedangkan sains sebagai cara berpikir menunjukkan

kemunculan terbanyak ketiga dan aspek interaksi sains, teknologi dan masyarakat

memiliki jumlah kemunculan terkecil.

Terdapat empat kategori literasi sains yang dianalisis menggunakan lembar

indikator literasi sains.

1. Pengetahuan sains

Indikator pengetahuan sains merupakan indikator yang terdiri dari berbagai

kumpulan informasi yang sangat banyak dan perlu dipelajari oleh peserta didik.

Tidak hanya mengandung informasi tetapi terdapat proses sains yang membantu

peserta didik memahami suatu fenomena dan dapat membuat keputusan untuk

memecahkan masalah (Arief, 2015). Pada buku B, buku C dan buku D indikator

yang paling banyak kemunculannya adalah penyajian konsep. Konsep kimia yang

diberikan dapat membuat peserta didik memperluas dan memperkuat wawasan


63

peserta didik dalam dunia kimia. Aspek pengetahuan sains memiliki kemunculan

sangat tinggi yang menunjukkan bahwa indikator ini sangat mendominasi kategori

literasi sains dalam buku teks. Ini merupakan kondisi yang umum pada penyajian

buku teks bidang sains. Dari temuan ini dapat diperkirakan bahwa isi ketiga buku

yang dianalisis banyak memuat konten yang bersifat teoritis. Hasil penelitian ini

relevan dengan penelitian Nur’aini, Rahardjo, & Susanti (2017) yang juga

menemukan bahwa dalam buku yang mereka analisis, indikator pengetahuan sains

adalah indikator yang paling banyak muncul, yaitu sebesar 88,89% . Sedangkan

pada buku A terdapat beberapa jenis pernyataan yang dapat membantu peserta

didik mengingat kembali informasi sehingga dapat membantu peserta didik

mengembangkan pengetahuan sebelumnya yang diperoleh dan pengetahuan yang

baru dipelajari.

Kekurangan buku yang hanya memberikan konsep membuat peserta didik hanya

cenderung menghafalkan ilmu pengetahuan yang ia punya bukan melatih

kemampuan dalam berpikir dan meningkatkan aspek sains lainnya.

2. Sains sebagai cara untuk menyelidiki

Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang berlangsung secara terus

menerus. Aspek sains sebagai cara untuk menyelidiki memiliki jumlah

kemunculan kedua terbanyak. Pada buku A jumlah indikator ini lebih banyak

muncul mengidentifikasi bahwa peserta didik yang diberikan pertanyaan oleh

guru dapat menjawab bukan dengan menggunakan hafalan tetapi dengan cara

mengembangkan pengetahuan yang dia miliki. Pengembangan kemampuan yang


64

peserta didik miliki dapat dilakukan dengan melibatkan mereka dalam melakukan

eksperimen dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman konsep.

Sedangkan pada buku B,buku C dan buku D jumlah kemunculannya tidak sampai

setengah dari persentase pengetahuan sains. Ini relevan dengan hasil penelitian

Retno dkk (2017) yang menemukan sebuah fakta bahwa siswa yang menggunakan

buku-buku dengan persentase indikator penyelidikan hakikat sains rendah, hanya

dapat menjawab soal yang diberikan guru dengan menggunakan jawaban yang

telah dihafalnya, daripada mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki.

3. Sains sebagai cara berpikir

Sains identik dengan kegiatan berpikir. Aspek-aspek pada indikator ini

meliputi kegiatan berpikir, bernalar dan merefleksikan dimana peserta didik

diminta untuk menjelaskan bagaimana ilmu sains terbentuk (Chiappetta 1991) .

Kategori ini memiliki jumlah kemunculan terbesar ketiga. Temuan kemunculan

indikator sains sebagai cara berpikir yang rendah ini ditemukan dari kedua buku

teks Biologi yang dianalisis, kemunculan indikator sains sebagai cara berpikir

hanya sebesar 4,1% pada buku Q , dan 5,7% pada buku R. Pada Buku A indikator

sains dengan cara berpikir banyak didukung oleh kemunculan sub indikator

mengilustrasikan menggunakan asumsi. Terdapat pula pada buku B dan buku C

pernyataan yang menunjukkan sejarah perkembangan ide. Adanya beberapa

pertanyaan ini dapat meningkatkan stimulus peserta didik dalam berpikir ilmiah.

Kemampuan seseorang yang terus diasah dalam berpikir, memecahkan masalah


65

dan mengambil keputusan membuat peserta didik memiliki kemampuan kognitif

yang terus berkembang.

4. Interaksi Sains, Teknologi dan Masyarakat.

Sains, teknologi dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Sains melandasi teknologi dan adanya teknologi menunjang

perkembangan sains. Menggunakan ilmu sains yang tepat dan didukung dengan

penerapan teknologi yang modern dapat membantu masyarakat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Hanya terdapat dua kemunculan pada indikator ini. Jumlah

pernyataan terbesar ada pada buku B pada sub indikator mendeskripsikan

kegunaan sains dan teknologi dalam masyarakat, selanjutnya terdapat 2 indikator

pada buku A pada sub indikator menekankan efek negatif dari sains dan teknologi

dalam masyarakat. Dengan temuan pada buku 2 masih dapat digolongkan sebagai

hal positif, karena jika suatu materi yang disampaikan dilengkapi informasi

mengenai contoh penerapannya dan efek penerapannya dalam kehidupan, tetap

akan membuat pembelajaran yang disampaikan menjadi lebih bermakna. Ini tidak

akan menjadi hal yang mengganggu walau penyajiannya digabungkan dengan

informasi lainnya, baik itu informasi mengenai konsep atau prinsip pembelajaran.

Berdasarkan jumlah kemunculan indikator interaksi antara sains, teknologi, dan

masyarakat yang masih lebih rendah dibandingkan indikator pengetahuan sains

dan indikator penyelidikan hakikat sains, maka diharapkan buku pelajaran yang

digunakan mampu menjadi media yang dapat mendorong siswa terlibat dalam

pengembangan teknologi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah


66

dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, buku pelajaran diharapkan memuat

konten yang dapat dijadikan stimulus oleh siswa untuk mendiskusikan isu-isu

sosial yang ada di masyarakat guna mengetahui ilmu dan teknologi apa yang

sekiranya perlu dikembangkan di kemudian hari, sehingga kemampuan siswa

menggunakan pengetahuan untuk membuat suatu keputusan menjadi meningkat.

Anda mungkin juga menyukai