persiapan pelajaran dan metodologi di kelas serta informasi tentang berbagai aspek target.
Bagi siswa buku teks dapat menjadi motivasi dalam mewakili tujuan dan tugas pembelajaran
yang jelas untuk dilakukan dan dikuasai.
penguasaan siswa terhadap pengetahuan ilmiah dan organisasi kegiatan pembelajaran. Selain
itu, buku teks merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa (Aldah- mash
et al., 2016; Andersen, 2020; Polikoff, 2015), dan jaminan bagi guru untuk menerapkan
standar kurikulum (Hill, 2001), sehingga perlu untuk memeriksa buku teks (Vojíř & Rusek,
(Sun & Li, 2021)
2021)
Buku teks adalah bagian penting dari pengajaran bahasa Inggris (ELT). Sebagian
besar guru mengikuti buku teks dalam pelajaran mereka, dan mereka sering digunakan
sebagai silabus kebanyakan guru hanya mengikuti apa pun buku teks yang ada. Buku teks
juga memberikan manfaat seperti menyediakan kegiatan, tugas, mendengarkan dan rekaman
video dan banyak visual. Selain itu, karena buku teks biasanya disiapkan oleh sekelompok
ahli dan pemangku kepentingan, dapat dikatakan bahwa mereka biasanya memiliki tingkat
kualitas tertentu. Di sisi lain, jika guru diharapkan untuk menyiapkan materi mereka sendiri
sepanjang waktu, ini tidak hanya akan memakan waktu, tetapi juga, sebagian besar guru akan
memiliki masalah yang signifikan karena mereka tidak terbiasa dengan desain dan
pengembangan materi.
Buku teks dimulai dari tingkat pemula dan pada kelas 5, siswa diharapkan
memiliki tingkat kemahiran sekitar A2. Analisis keseluruhan buku teks menunjukkan bahwa
mereka fokus pada pembelajaran kosa kata, komunikasi dan tema daripada tata bahasa. Topik
tata bahasa biasanya dipelajari sebagai produk sampingan dari beberapa topik dan tema
(Atar, 2021)
lainnya .
difokuskan pada buku teks (Garton & Graves, 2014). Buku teks yang sesuai secara pedagogis
memberikan dukungan penting bagi guru dalam persiapan pelajaran dan metodologi di kelas
serta informasi tentang berbagai aspek bahasa target. Bagi siswa, buku teks dapat menjadi
motivasi dalam mewakili tujuan dan tugas pembelajaran yang jelas untuk dilakukan dan
dikuasai (Brown, 2015). Seperti yang dicatat oleh Guerrettaz dan Johnston (2013), dalam
banyak konteks, materi — biasanya dalam bentuk buku kursus — bertindak sebagai
kurikulum de facto, memengaruhi apa yang diajarkan dan bagaimana hal itu diajarkan.
terbatas, buku teks memainkan peran penting dalam kemampuan untuk belajar bahasa.
Situasi ini mencerminkan negara-negara Asia lainnya; keunggulan buku teks dihasilkan dari
keinginan untuk melokalkan konten untuk memotivasi siswa dengan lebih baik, dan
kebutuhan untuk menyediakan 'cara manual' pedagogis bagi banyak guru sekolah dasar yang
mengajar bahasa Inggris untuk pertama kalinya (Widodo et al., 2017). Dengan demikian,
buku teks (dan panduan guru yang menyertainya) bertugas memberikan instruksi bahasa,
bimbingan metodologis, informasi linguistik dan informasi latar belakang tentang masalah
Buku teks pendamping merupakan salah satu media yang berperan penting dalam
Secara umum, pemaknaan buku teks pendamping dengan buku teks utama memiliki
kesamaan. Buku teks tersebut dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian bahan tentang
mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi
berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk
diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di
Sementara itu, Irawan (2020) mengemukakan bahwa buku teks adalah buku
pelajaran yang menjadi acuan bagi sekolah-sekolah yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan. Buku teks tersebut digunakan sebagai penunjang guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Buku teks
memuat unit- unit pembelajaran yang harus diikuti oleh peserta didik melalui serangkaian
kegiatan dan latihan seperti membaca teks, menganalisis teks, mendiskusikan isi teks,
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku teks utama berisi
materi pempelajaran yang disusun secara runtut untuk mempermudah siswa belajar di
sekolah sedangkan buku teks pelengkap (selanjutnya disebut buku teks pendamping)
merupakan bagian dari buku teks utama yang isinya lebih diperluas dan diperdalam serta
Keberadaan buku teks pendamping yang jenisnya tidak sedikit itu, sangat
memungkinkan adanya buku teks pendamping yang tidak sesuai dengan kebijakan
perbukuan, yang dalam hal ini mengacu pada peraturan pemerintah tentang peraturan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan seperti di atas, yaitu berkaitan dengan kelayakan
suatu buku teks, maka penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan acuan bagi para guru
untuk memilih buku teks pendamping yang layak atau tidak layak digunakan. Jika tidak
layak, maka buku tersebut akan dianggap menjadi kurang bermutu dan tidak perlu dipilih
pendamping sangatlah penting. Hal itu dikarenakan dapat bermanfaat untuk mengetahui
kualitas dan kelayakan buku teks pendamping yang dapat digunakan oleh guru. Acuan
kebermutuan buku teks pendamping tersebut ada pada peraturan pemerintah tentang
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa isi dari buku teks pendamping yang dianalisis
memuat materi yang baik dan sesuai dengan kompetensi siswa yang ingin dicapai di akhir
pembelajaran. hal tersebut didukung dengan temuan positif terkait dengan kelengkapan
materi, kedalaman materi, pemilihan wacana, teks, gambar, dan ilustrasi sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Walaupun begitu, peneliti menggaribawahi bahwa
buku teks pendamping yang dianalisis ini memiliki kekurangan yang harus diperbaik terkait
dengan pengembangan wawasan kebhinekaan dan pengembangan wawasan kebangsaan dan
integrasi bangsa. Hal tersebut penting untuk diperhatikan agar siswa belajar secara implisit
mengenai cinta budaya dan nilai kebangsaan (Purwati et al., 2022).
Buku dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Buku
penunjang merupakan buku yang berfungsi sebagai pelengkap dari buku pokok atau buku
utama. Buku penunjang termasuk tipe dari buku teks. Buku teks adalah buku standar/buku
setiap cabang khusus studi dan dapat terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok/utama dan
suplemen/tambahan (Lange dalam Tarigan, 2009:11). Tarigan (2009:12) menjelaskan bahwa
buku penunjang adalah buku yang berfungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik yang
berhubungan dengan pelajaran maupun yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Sementara
itu, menurut Muslich (2010:37), buku teks sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu buku teks wajib dan buku teks
penunjang (buku pelengkap). Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa buku penunjang adalah buku tambahan untuk melengkapi buku pelajaran yang
membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yang disusun secara
sistematis berdasarkan perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Buku penunjang berbasis
keterampilan proses merupakan buku yang disusun berdasarkan aspek-aspek keterampilan
proses. Aspek-aspek tersebut terdiri dari: mengamati, mengajukan pertanyaan,
mengklasifikasikan, mengukur, dan memrediksi (Oktaviani & Kurnianingtyas, 2019)
.
Buku teks pendamping dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Buku teks pendamping adalah bahan ajar alternatif. Buku teks pendamping
dipilih karena mereka dapat berfungsi sebagai buku penunjang untuk buku pokok yang
dipelajari siswa. Pembelajaran melalui buku pendamping tidak menghilangkan tujuan buku
pokok itu sendiri, sebaliknya buku-buku ini akan membantu dan memperkuat pemahaman
siswa tentang topik yang diajarkan dalam buku pokok.
Bahan ajar tambahan tersebut dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
belajar mandiri dan memperluas pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.
Perbaikan dan penyempurnaan ini dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli, praktisi, dan
pengguna buku sebagai pihak yang memberikan masukan dan saran. Selain itu, evaluasi
terhadap buku siswa dan buku guru juga perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui
sejauh mana buku tersebut dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa dan memenuhi
standar kurikulum yang ditetapkan.
Bahan ajar yang baik akan membantu siswa memusatkan perhatian pada materi pembelajaran
dan meningkatkan pemahaman mereka. Selain itu, bahan ajar juga dapat membantu guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara terstruktur dan terarah, serta
memudahkan proses penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa. Rama & Hadiyanto
mengungkapkan bahwa dengan penggunaan bahan ajar yang tepat, harapannya siswa mampu
mengikuti proses kegiatan belajar dengan baik sehingga terciptanya kebermaknaan dalam
belajar (Putra and Hadiyanto 2022). Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN
Rawasari 05 Pagi diketahui bahwa bahan ajar yang dipakai dalam kegiatan belajar tatap muka
adalah buku tema dan mengirimkan referensi video dari youtube saat pembelajaran
berlangsung. Pengembangan bahan ajar yang pernah dilakukan oleh guru kelas IV adalah
menampilkan ringkasan materi yang dibuat dengan Microsoft Word. Namun penggunaan
bahan ajar lain jarang dilakukan karena guru merasa belum menemukan bahan ajar yang
lengkap yang dapat menunjang proses pembelajarannya. Pengembangan bahan ajar yang
terbatas disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru untuk
mengembangkan bahan ajar yang inovatif.
Hal ini jika dibiarkan akan berakibat fatal pada hasil belajar siswa yang semakin menurun.
Oleh sebab itu perlunya sebuah bahan ajar yang dapat meningkatkan karakter rasa ingin tahu
siswa sehingga minat belajarnya kembali tinggi dan akan berdampak positif pada hasil
belajarnya. Berdasarkan uraian hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Rawasari 05
Pagi, dapat dilihat bahwa guru membutuhkan bahan ajar pendamping buku tema yang ada di
sekolah. Hal tersebut karena cangkupan materi dalam buku tematik kurang luas dan membuat
siswa cepat bosan dalam belajar (Sriyulianingsih et al., 2023).