Dallam aktivitas pengembangan bahan ajar, guru tidak semata-mata memperhatikan tuntutan
kurikulum yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi berbahasa dan apresiasi sastra
peserta didik. guru harus pula memperhatikan dan mengakomodasi berbagai tuntutan yang
bersifat lebih makro serta berbagai kebutuhan peserta didik, pada skala local, nasional,
maupun global. Guru diharapkan mampu mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam
Ikhtiar menjadikan dan memantapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan
perlu secara terus-menerus dilakukan. Di sisi lain, upaya pembinaan bahasa Indonesia
khususnya kepada para siswa juga harus dilakukan agar mereka memiliki sikap positif
terhadap bahasanya, menaruh rasa hormat dan memiliki kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia serra mampu menggunakannya dengan baik dan benar untuk keperluan. Penguatan
Melalui bahasa Indonesia diharapkan terwujud bangsa yang unggul dan berkarakter.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program
kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dapat
dilakukan secara tepat jika tersedia data yang berkaitan dengan objek penilaian. Untuk
memperoleh data tersebut diperlukan alat penilaian yang berupa pengukuran. Penialaian dan
pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan. Dalam konteks pendidikan,
penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan, kemajuan, dan
atau hasil belajar siswa selama program pendidikan. (Gronlund 1988) yang menyatakan
bahwa penilaian kelas harus mendukung dan memperkuat aspek program pembelajaran
lainnya.
Hughes 1997 menyatakan bahwa penilaian dalam kegiatan pembelajaran bahasa memiliki
tujuan. Tujuan penilaian itu antara lain adalah 1) mengetahui kecakapan berbahasa siswa, 2)
mengetahui seberapa jauh siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ada, dan 3)
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan (mengetahui apa yang telah dan belum diketahui
siswa. tujuan dan fungsi penilaian khususnya penilaian hasil belajar dapat bermacam-macam,
kinerja berbahasa siswa 3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa 4) memberikan umpan balik
jurusan, kenaikan kelas, atau kelulusan, dan 7) menjadi alat penjamin, pengawasan, dan
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan peserta
didik dalam penguasaan kompetensi dasar diperlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis
tagihan yang dapat dipakai dalam system penilaian berbasis kompetensi dasar antara lain
adalah kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok,
ulangan blok. Kuis berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal prinsip. kuis biasanya
dilakukan sebelum jam pelajaran dimulai (kurang lebih 5-10 menit) untuk mengetahui
penguasaan pelajaran yang lalu pertanyaan lisa di kelas bisa dilakukan di awal atau di akhir
pelajaran. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep dan prinsip. ulangan harian
dilakukan secara periodic pada akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat
berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis. Tugas individu
dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu (misalnya setiap minggu). Tugas yang dapat
diberikan dapat berupa soal atau tugas. Tugas kelompok digunakan untuk menilai
kompetensi. Bentuk instrument yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan
tangka berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai dengan evaluasi. Ulangan blok adalah ujian yang
dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Materi
yang diujikan berdasarkan kisi-kisi soal. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman
Tes kemampuan bahasa dapat dipilah menjadi dua yakni tes kemampuan reseptif yang terdiri
atas tes kemampuan menyimak dan tes kemampuan membaca. dan tes kemampuan produktif
Tes kemampuan membaca daoat dirinci ke dalam tiga kategori, yakni tingkat kemampuan
dasar, tingkat kemampuan menengah, dan tingkat kemampuan lanjut. Tes kemampuan
membaca tingkat dasar ditekankan pada aspek 1. Memahami arti kata-kata sesuai
penggunaannya di dalam wacan 2. Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan
wacana. Tingkat kemampuan membaca menengah ditekankan pada aspek kemampuan dasar
wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda. 6. Mampu menarik inferensi
tentang isi wacana. Tes kemampuan membaca tingkat lanjut ditekankan pada aspek
kemampuan dasar dan menengah di atas, ditambah 7. Mampu mengenali dan memahami
kata-kata dan ungkapan-ungkapan untuk memahami nuansa sastra 8. Mampu mengenali dan
memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang penulis. Bahan
tes kemampuan membaca juga harus memperhatikan 1. Tingkat kesulitan wacana 2. Isi
wacana 3, Panjang dan pendek wacana dan 4. Bentuk-bentuk wacana yang meliputi wacana
bentuk prosa, wacana bentuk dialog, dan wacana bentuk puisi. Penekanan tes kemampuan
membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam wacana.
Kegiatan memahami informasi itu sendiri adalah aktivitas kognitif yang dapat dilakukan
secara berjenjang. Tingkatan tes kemampuan membaca dapat dibuat berjenjang mulai tingkat
Bahasa
Bahasa adalah sesuatu yang bergerak dalam pengalaman keseharian yang kompleks. Dalam
perspektif bahasa sebagai sumbu artikulasi dan kreativitas, benda-benda produksi termasuk di
dalamny produk teknologi lebih banyak digerakkan oleh bahasa. Konsumsi keseharian kita
adalah image (citra). Nilai benda kini tidak bertumpu pada bend aitu sendiri, tetapi pada nilai
tanda yang dibangunnya. Nilai tanda adalah nilai citra. Bagaimana citra diciptkan adalah
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar pada
Hanya saja, untuk kepraktisan, beberaa Lembaga pendidikan rendah, yang anak didiknya
hanya menguasai bahasa ibu (bahasa daerah), mempergunakan bahasa pengantar bahasa
daerah anak didik yang bersangkutan. Hal iini dapat dilakukan sampai dengan kelas tiga
sekolah dasar.
Lembaga pendidikan tersebut, materi pelajaran berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan berhubungan erat dengan fungsinya sebagai alat perhubungan pada tingakt
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk
disesuaikan dengan tema yang harus dibelajarkan pada siswa dalam rangka untuk mencapai
kompetensi inti dalam kurikulum 2013. Dalam konteks tema, kurikulum 2013 sudah
menggariskan tema yang harus diajarkan pada siswa. berikut ini, misalnya, tema-tema dan
alokasi waktu pembelajaran 2013 yang diajarkan untuk siswa sekolah dasar.
Kelas I
No Tema Waktu
1 Diri Sendiri 4 Minggu
2 Kegemaranku 4 Minggu
3 Kegiatanku 4 Minggu
4 Keluargaku 4 Minggu
5 Pengalamanku 4 Minggu
6 Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri 4 Minggu
7 Benda, Binatang, dan Tanaman di Sekitarku 4 Minggu
8 Peristiwa Alam 4 Minggu
Dari tema di atas, pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada siswa. dalam konteks ini,
tema di atas merangkum inti dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu: keterampilan
Terampil membaca
Bahasa tulislah yang bisa menjadi media komunikasi dalam keberjarakan waktu dan
tempat. Sejarah dan pemikiran keilmuan dari masa lalu dan dunia yang jauh bisa dipahami
melalui aktivitas membaca. membaca pun menjadi jendela informasi dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini pembelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca berorientasikan
pada dua hal: belajar untuk bisa membaca terjadi pada saat siswa duduk di kelas rendah atau
pra sekolah. siswa diajari untuk bisa membaca. setelah bisa membaca siswa belajar untuk
biasa membaca, yaitu terampil dan biasa membaca. terampil memabca pun memiliki dua
pengertian: terampil mahir membaca, yang artinya bisa membaca dengan tepat pula dan
terampil hobi membaca, artinya membaca yang dijadikan kebiasaan siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan bisa dan biasa inilah siswa akan lebih bisa banyak memahami banyak
informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang banyak, maka
siswa akan semakin lebih cepat memahami materi-materi pembelajaran. disini, terampil
membaca memiliki fungsi sebagai penunjang dan pengembang materi pembelajaran lain.
Untuk itu pembelajaran bahasa Indonesia (terampil membaca) memiliki kedudukan penting
dalam system pembelajaran. jika pembelajaran bahasa Indonesia bisa menjadikan siswa
terampil membaca, maka efek penguasaan siswa terhadap ilmu pengetahuan dari materi
keempat keterampilan tersebut dalam menyampaikan materi yang sesuai dengan tema yang
telah ditentukan dalam kurikulum 2013. Materi dan tema memiliki kedudukan sebagai isi
mellibatkan aktivitas: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk itu pembelajaran
bahasa Indonesia ini bersifat terpadu. Artinya keempat keterampilan berbahasa itu tidak
Dengan konsep ini, pembelajaran bahasa Indonesia ini menjadi fondasi utama dalam
pembelajran mata pelajaran lain. Sebab, setiap pembelajaran selalu menuntut keempat
keterampilan berbahasa yang baik, maka siswa bisa lebih cepat memahami dan menguasai
materi pembelajaran lain. Sebaliknya , jika keterampilan berbahasa siswa rendah maka siswa
akan mengalami kesulitan dalam memahami belajar yang lainnya. Disinilah pentingnya
Setiap orang memerlukan keterampilan berbahasa dan setiap orang butuh untuk
saling berkaitan dan memiliki hubungan prasyaratan. Artinya keterampilan yang satu
membutuhkan keterampilan lainnya. Seseorang agar mampu menulis dengan baik harus
didukung kemampuan membaca yang baik. Demikian pun apabila ingin berbicara dengan
baik mesti belajar menyimak dengan baik. Bahasa juga berfungsi representasional melalui
Pada intinya kita menggunakan bahasa dengan berbagai macam kepentingan, kondisi, dan
Periode usia sekolah dasar, anak-anak dihadapkan pada tugas utama mempelajari
bahasa tulis. Hal iini hampir tidak mungkin kalua mereka belum menguasai bahasa lisan.
Perkembangan bahasa anak pada periode usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan
ke tulis.
Piaget mengatakan dalam perkembangan bahasa anak adal empat yaitu sensorimotor,
pada akhir fase sensorimotor dan fase praoperasional. Pada periode in anak memperoleh
bahasa dengan cepat. Perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa menurut Piaget
Awal usia sekolah merupakan periode berkembang kreativitas kebahasaan yang diisi dengan
nyanyian dan permainan kata. Setiap kelompok anak mengembangkan penggunaan bahasa
yang bersifat khas. Pada usia sekolah, perkembangan bahasa yang terlihat adalah
perkembangan semantic dan pragmatic. Selain memahami bentuk-bentuk batu anak belajar
bahasa kedua, maka untuk dapat belajar bahasa Indonesia dengan baik, anak-anak sebaiknya
Indonesia di lingkungan keluarga. Lebih baik di rumah disiapkan buku-buku bacaan sepertti
koran, majalah, buku cerita yang sesuai dengan kebutuhan anak. Mengingat wilayah di
pedesaan terpencil masih banyak orang tua yang belum membudayakan bacaan bahkan tidak
memfasilitasi buku-buku pendukung. Untuk itu, sekolah sedapat mungkin harus menyediakan
alat-alat tersebut dan memberi tugas-tugas membaca secara personal dan kelompok.
pemerolehan bahasa Indonesia, oleh karena itu kondisi perlu diupayakan agar anak-anak
bahasa yang mendekati pemerolehan bahasa yang alami perlu diusahakan. Caranya dengan
penegasan akan pentingnya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
mempersatukan berbagai etnis yang bebeda latar belakang bahasa local dan kedudukannya
Terdapat perubahan mendasar dalam kurikulum 2013, khususnya bidang pembelajaran bahsa
Indonesia. Perubahan dimaksud terjadi pada paradigma penetapan satuan kebahasaan yang
menjadi basis materi pembelajaran. perubahan pada materi tersebut membawa dampak pada
belajar siswa. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diajarkan kepada para siswa disekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini diberikan sejak
masih bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ siswa diharapkan sisa mampu menguasai,
menyimak, menulis dan berbicara. Pendidikan di era-modern di tuntut dengan suatu hal yang
baru, hal ini di karenakan dalam pengajaran suatu pembelajaran di suatu sekolah
secarakhusus berbeda-beda tergantung dari materi, media dan metode yang digunakan.
Hal itu mengisyaratkan bahwa pembelajaran bahasa itu bertujuan untuk membinakompetensi
berbahasa yaitu aspek berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Pembelajaran bahasa
Indonesiayang baik hendaklah dengan dasar kemampuan menggunakan bahasa secara lisan
dan tulisan dengan benar, dengan dasar kemampuan memahami dan mengolah pesan yang
diperoleh secara lisandan tulisan dengan benar, dengan dasar kemampuan memahami dan
SEKOLAH DASAR
Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat membantu siswa mengenal
dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, menyampaikan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun
perkembangannya baik fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Tidak ada jalan lain kecuali
guru harus memiliki tanggungjawab dan perhatian penuh bagi keutuhan perkembangan anak.
Sehubungan dengan itu Goodman dalam Akhadiah menyatakan bahwa 1) belajar bahasalebih
dah terjadi jika bahasa itu disajikan secara holistik nyata, relevan,bermakna, serta fungsional
jika bahasa itu disajikan dalam konteks dan dipilih peserta didik untuk digunakan, 2) belajar
bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan maksud sesuai dengan konteks lingkungan
orang tua, kerabat, dan kebudayaan terdapat interdependensi antara perkembangan kognitif
dan perkembangan kemampuan bahasa yang meliputi pikiran bergantung kepada bahasa dan
Dinyatakan pula bahwa sesuai dengan teori belajar, perkembangan kognitif serta
perkembangan bahasa pada anak usia lima sampai dengan delapan tahun atau anak kelas awal
SD mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1) kemampuan kognitif dan bahasa anak usia
tersebut telah memadai untuk belajar dalam situasi yang lebih formal, 2) anak-anak seusia
itu masih memandang sesuatu lebih sebagai keseluruhan 3) sesuatu lebih mudah mereka
pahami jika diperoleh melalui interaksi sosial dengan mengalaminya secara nyata dalam
situasi yang menyenangkan; 4) situasi yang akrab, dilandasi penghargaan, pengertian, dan
kasih sayang, serta lingkungan belajar kondusif dan terencana sangat membantu proses
Kenyataan itu menuntut agar guru sebagai pengelola pembelajaran dapat menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif dan pendekatan pembelajaran yang bermuatan keterkaitan
atau keterpaduan sehingga membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
menyatakan bahwa belajar bahasa akan lebih mudah jika pembelajaran bersifat holistik,
realistik, relevan, bermakna, dan fungsional, serta tidak lepas dari konteks pembicaraan.
yang bulat dan utuh, dan dalam proses belajar sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Dalam proses pembelajaran bahasa holistik guru menjadi model dalam berbahasa (membaca
dan menulis), serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik yang positif.
Melalui dongeng, pembelajaran bahasa Indonesia akan semakin memicu peserta didik untuk
membuka wawasan dan daya imajinasinya, terutama pada jenjang sekolah dasar (SD) dengan
kapasitas ingatan yang masih segar dan membentuk mental dan jati diri generasi bangsa sejak
usia dini. Kurikulum 2013 memiliki tujuan khusus untuk mempersiapkan generasi baru dan
penerus bangsa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
kurikulum 2013 perlu memperhatikan kebutuhan siswa saat ini dan di masa depan yang
(Kemdikbud, 2017).
Menjawab hal tersebut, kesesuaian dongeng dalam tuntutan bahan ajar Bahasa Indonesia
sebagai alat mempermudah tercapainya hal di atas menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berdasarkan model silabus yang dirilis Kemdikbud (2017), untuk bahan ajar sekolah dasar
(SD) Kurikulum 2013 tersusun atas model tematik terpadu. Artinya, setiap jenjang atau
tingkatan disusun sesuai tema-tema tertentu yang berisi berbagai mata pelajaran, salah
Dalam bahan ajar kelas I Kurikulum 2013, tidak ditemukan kesesuaian dongeng dalam
kompetensi dasar (KD) yang sudah berlaku. Hal ini disebabkan oleh model bahan ajar kelas I
disiapkan untuk tahap persiapan dalam berbagai kegiatan, seperti panduan membaca,
menulis, dan melafalkan suatu kata. Adapun pembelajaran sastra di jenjang kelas I yang baru
muncul adalah puisi anak/syair lagu. Hal ini berbeda dengan jenjang atau tingkatan lainnya
Kajian psikologi sastra yang dilakukan dalam teks yang dikaji berkesuasaian dengan tuntutan
bahan ajar Bahasa Indonesia jenjang sekolah dasar (SD) Kurikulum 2013. Hal ini terlihat dari
relevansinya dengan bahan ajar kelas II yang berisi delapan tema; bahan ajar kelas III yang
berisi delapan tema; bahan ajar kelas IV yang berisi sembilan tema; kelas V dan VI yang
Skripsi orang
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia sangat diperlukan
untuk dipelajari bagi setiap warga negara Indonesia, hal ini tidak bisa disepelekan dan perlu
mendapat peratian lebih. Maka dari itu, mulai dari tingkat sekolah dasar, pembelajaran bahasa
Indonesia sudah diajarkan. Tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia di SD agar siswa
Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan tersebut.
membaca dan menulis yang dimodali kekayaan kosakata, yaitu aktivitas intelektual karya
otak manusia yang berpendidikan. Pada saat anak memasuki usia sekolah dasar, anak-anak
akan terkondisikan untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, anak dituntut untuk
berpikir lebih dalam lagi kemampuan berbahasa anak pun mengalami perkembangan. Dari
sini lah anak akan dilatih dalam berfikir mengenai kemampuannya dalam berbahasa.
Sebagai makhluk social, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan
menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga
bukanlah tidak dibawa anak sejak lahir, melainkan manusia dapat belajar bahasa sampai
terampil berbahasa mampu berbahasa dengan baik untuk kebutuhan dalam berkomunikasi
Dengan bahasa, maka manusia dapat mengakses segala pengetahuan dan memperoleh
informasi dari sumber-sumber informasi. Usia sekolah dasar ini merupakan masa
menurut Abin Syamsuddi dalam Ahmad Susanto pada awal masa ini 6-7 tahun anak sudah
menguasai sekitar 2500 kata , dan pada masa akhirnya 11-12 tahun anak telah menguasai
50.000 kata.
Melalui sebuah tulisan pembaca dapat memahami pesan yang ditransaksikan serta tujuan
informasi secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan 3 memiliki kegemaran menulis
Bahasa memiliki peran sentral bagi perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta
didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi lainya.
Hakikat bahasa secara umum adalah alat untuk menyampaikan pesan yang terlintas di dalam
hati dan pikiran manusia. Lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dan
berinteraksi, dalam artian alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep serta perasaan.
Sejalan dengan hal tersebut menurut Kridalaksana (Chaer, 2013, p32) bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja
bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan baik secara individu ataupun secara
kelompok.
Bahasa yang digunakan oleh negara Indonesia adalah bahasa Indonesia, yang telah ditetapkan
dalam UUD 1945 pasal 36 (Silvia, 2010, p52) bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Oleh sebab itu pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada semua jenjang pendidikan
mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi, yang diarahkan untuk
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Selain hal tersebut bahasa Indonesia
memiliki hakikat sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional (saleh, 2015)
Mengenai hakikat bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa
Indonesia berfungsi, antara lain sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar resmi
lembaga pendidikan, bahasa resmi perhubungan pada tingkat nasional, bahasa media masa.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa bahasa nasional yang digunakan oleh negara
Indonesia adalah bahasa Indonesia yang berfungsi juga sebagai bahasa pengantar dalam
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus menitik beratkan pada hasil
karya sastra manusia Indonesia agar lebih dihargai sehingga dapat melestarikan sastra
Indonesia, dan meningkatkan kemampuan dalam berbahasa. Hal tersebut sesuai dengan
Penerapan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran adalah dengan membuat bahan ajar
yang berkaitan dengan aspek berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
(Atrabu dan Juita, 2022). Bahan ajar yang yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa
mempengaruhi pemahaman siswa terhadap suatu materi (Kuswanto, 2019; Magdalena, 2020).
Hal itu sejalan dengan pendapat Arianti (2016) bahwa bahan ajar yang menarik sangat
dibutuhkan dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa. Pada mata pelajran bahasa Indonesia terkhusus aspek berbicara, guru juga
menggunakan bahan ajar untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Bahan ajar
merupakan bagian yang sangat penting dari suatu proses pembelajaran secara keseluruhan
Sebagai salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran, bahan ajar harus disesuaikan
dengan kebutuhan siswa (Anasti dan Liusti, 2022). Bahan ajar adalah semua bahan yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan gambaran lengkap kompetensi yang harus
dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk merencanakan
dan mempelajari pelaksanaan pembelajaran (Izabella, 2021; Prastowo, 2013). Arsanti (2018)
menyatakan bahwa pengajar harus membekali diri sesuai dengan karakteristik siswa dan mata
pelajaran yang diajarkan untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar. Karakteristik yang
dimaksud baik dari ketersediaan sumber daya yang mempengaruhi pembelajaran, sarana dan
prasarana. Penelitian bahan ajar telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu Tegeh dan Kirna
(2013), Purwanti dan Suhirman (2017), Sholikhah, et al (2020), dan Elmubarok, et al (2019).
Hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar,
khususnya untuk kompetensi dasar yang berkaitan dengan berbicara. Ada sejumlah sumber
daya untuk siswa sekolah dasar yang secara langsung relevan dengan interpretasi linguistik
dari penelitian ini. Kemampuan mendasar yang berhubungan langsung dengan penelitian
adalah menyampaikan pidato hasil karya langsung dengan memakai kosa kata baku dan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa jenis tuturan yang mendominasi
dalam penelitian ini adalah representatif dan direktif, kemudian diikuti dengan deklarasi,
serta ekpresif. Tindak representatif dan direktif dikategorikan tinggi karena kedua jenis tindak
tutur tersebut adalah tindak tutur yang muncul dan bersifat mengikat penuturnya terhadap
(Wahyuni, 2021)
Kenyataan di lapangan bahan ajar bahasa Indonesia belum mencukupi baik dari segi keluasan
ataupun kedalamn materi, baik secara kognitif, afektif serta psikomotorik. Secara umum
masih banyak di kalangan guru yang belum mampu menyususn bahan ajar sesuai dengan
standar kurikulum yang berlaku. Tujuan mempelajari Bahasa Indonesia di Sekolah adalah
keterampilan berbahasa yang baik lisan maupun tertulis [6]. Oleh karena itu, pengembangan
dan penerapan bahan ajar bahasa Indonesia diharapkan dapat menjawab dan memecahkan
masalah ataupun kesulitan dalam memahami materi dengan baik. Adapun tujuan diadakannya
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia berbasis multemidia interaktif ini ialah untuk
menghasilkan sebuah produk baru atau menyempurnakan produk/bahan ajar yang sudah ada
yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, dengan adanya pengembangan bahan ajar
bahasa Indonesia berbasis interaktif ini akan mampu memecahkan masalah di kelas, dan
mampu mengembangkan literasi anak serta pemahaman kepada peserta didik betapa
Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi.
Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra, juga
wawasan. Selain itu diarahkan untuk mempertajam perasaan peserta didik. Bahasa
memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi, saling belajar dari yang
lain, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan merupakan salah satu
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia
merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa
yang menjadi standar di Negara Indonesia. Sehingga dengan adanya bahan ajar modul bahasa
Indonesia dengan berbasis multimedia interaktif ini dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik dimana pun dan kapan pun guru berada. Jadi,
bahan ajar ini dapat diterapkan dengan dua rana yaitu dengan belajar melaui media internet
atau online, serta bahan ajar modul bahasa Indonesia ini dapat diterapkan secara offline. Dita
Destiana [5] menyatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan
diperlukan usaha sadar untuk saling bekerja sama antara kepala sekolah, guru, orang tua,
siswa serta seluruh komponen pendukungnya termasuk infrastruktur sarana dan prasarana
yang memadai. Seorang Guru tidak hanya menguasai atau memahami konsep IPTEK, tetapi
menggunakan bahasa secara lisan dan tulisan dengan benar, dengan dasar kemampuan
memahami dan mengolah pesan yang diperoleh secara lisan dan tulisan. Standar kompetensi
lulusan pada jenjang pendidikan dasar Bab IV peraturan menteri pendidikan, kebudayaan,
riset, dan teknologi republic Indonesia nomor 5 tahun 2022 Menunjukkan kemampuan
menanya, menjelaskan, dan menyampaikan kembali informasi yang didapat atau masalah
yang dihadapi.
Standar Isi adalah kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi untuk mencapai
Bahasa Indonesia
2. strategi berbahasa secara santun untuk menghormati orang lain dan/atau menghindari
ramah keberagaman;
8. struktur dan kohesi teks sederhana dalam wujud lisan, tulis, visual, dan multimodal
Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur, jenjang, dan
a. perencanaan pembelajaran;
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan
belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem Pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
Standar kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar difokuskan
pada penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta kompetensi literasi
dan numerasi Peserta Didik.
SALINAN LAMPIRAN I
Selain itu, pembelajaran tematikterpadu ini juga diperkaya dengan penempatan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai penghela mata pelajaran lain.
Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu
kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan
tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.