Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, dan Anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami berterima kasih pada Dr. Ch. Ismaniati, M.Pd selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Komparatif yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Dimensi Kehidupan Masyarakat dan
Penyelenggaraan Sistem Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan agar dapat digunakan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perkembangan yang amat
pesat hampir di berbagai lini kehidupan. Perkembangan yang berdampak
positif dan negatif. Dibeberapa Negara di dunia mulai menyikapi
perkembangan dengan memberi perhatian pada bidang pendidikan karena
diharapkan dengan pendidikan yang berkualitas akan menciptakan negara
yang berkualitas pula.
Untuk mewujudkan satuan pendidikan yang berkualitas harus diawali
dengan kesepakatan bersama dari para aktor pendidikan dalam hal ini para
guru, kepala sekolah, dewan sekolah, dll untuk mendedikasikan dirinya dalam
perbaikan dan peningkatan kualitas sekolah sehingga untuk itu semua dapat
dicapai dengan inovasi pendidikan baik melalui sumber-sumber kreatif dari
dalam negeri maupun melalui studi komparansi pendidikan dengan negara lain
yang dianggap lebih berhasil mengembangkan kulitas pendidikan.
Dengan demikian lahirlah pendidikan komparatif sebagai disiplin ilmu
yang mempelajari sistem pendidikan baik dalam satu negara maupun antar
negara yang menyangkut sistem pendidikan formal; non formal; dan informal,
teori dan praktek pendidikan serta, latar belakang ekonomi, politik, dll.
Pemaparan diatas merupakan pengantar yang diharapkan dapat me-recall
materi-materi yang sudah disampaikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan Pendidikan dan Masyarakat dalam perspektif
teoritik?
2. Bagaimana kaitan dimensi sosial masyarakat dengan pendidikan?
3. Bagaimana kaitan dimensi ekonomi masyarakat dengan pendidikan?
4. Bagaimana kaitan dimensi politik masyarakat dengan pendidikan?
5. Apakah teori pengiring pengembangan pendidikan?
C. TUJUAN
1. Untuk mendeskripsikan hubungan pendidikan dan masyarakat dalam
perspektif
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSPEKTIF
TEORITIK
HUBUNGAN
PENDIDIKAN
DAN
MASYARAKAT
Semua bangsa dewasa ini berusaha meningkatkan mutu pendidikannya
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Berbagai upaya telah mereka
dilakukan melalui aneka cara, baik melalui rekonstruksi fondasi filosofi dan
ideologi, revisi orientasi, penyempurnaan organisasi, maupun perbaikan
operasional praktisinya. Beberapa bentuk nyata yang telah mereka dilakukan
terkait dengan upaya peningkatan mutu antara lain adalah melalui
penyempurnaan regulasi atau perundang-undangan, peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan, pembaharuan kurikulum, peningkatan
kelengkapan media dan sarana prasarana pendidikan, optimalisasi dukungan
manajerial
pendidikan,
penambahan
besaran
pendanaan
pendidikan,
penyempurnaan alat evaluasi hasil belajar, dan lain-lain, yang kesemuanya itu
bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan oleh semua bangsa di dunia,
termasuk Indonesia, berangkat dari adanya keprihatinan mereka akan mutu
pendidikan yang masih rendah. Persoalan rendahnya mutu pendidikan,
misalnya yang terjadi di Indonesia, disebabkan antara lain oleh mutu dan
distribusi tenaga kependidikan yang kurang memadai, kurangnya sarana dan
prasarana pendidikan, kurikulum yang kurang sesuai, dan lingkungan belajar
yang tidak mendukung (Fasli Jalal & Dedi Supriadi, 2001). Sehingga aneka
persoalan tadi secara bertahap dieliminir melalui langkah-langkah sistematis
dan taktis dengan landasan pemikiran yang matang.
Dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan ini, I.L.
Kandel merekomendasikan perlunya perhatian dari pelaku pendidikan
terhadap hal-hal yang kelihatannya tidak tampak (intangible) akan tetapi
memiliki pengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan (Imam Barnadib,
1994). Hal-hal yang tidak tampak tetapi memiliki andil yang cukup besar
dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut antara lain berupa ideologi,
pandangan hidup, keyakinan, orientasi nilai pun pula mitos-mitos historis
yang berisi cerita kepahlawanan yang hidup dan dipercaya secara turun
temurun dalam suatu bangsa.
Ideologi sebagai salah satu faktor intangible memiliki pengaruh luar biasa
dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu bangsa. Ideologi menurut Sargent
5
perbedaan ciri-ciri kultural yang telah berlangsung dalam waktu lama, dimana
ciri-ciri tersebut selanjutnya akan memiliki dampak penting pada penampilan
kemajuan sosial masyarakat.
Sistem nilai masyarakat akan dapat menggerakkan mereka sebagai modal
pembangunan manakala dilandasi dengan kesadaran sosial. Kesadaran ini
menjadi penting mengingat dengan bekal kesadaran seorang individu atau
kelompok masyarakat dapat memanfaatkan sistem nilai yang dimilikinya
secara bertangungjawab untuk kemaslahatan masyarakat seluas-luasnya,
sehingga akan menjadi pemicu luar biasa dalam menggerakkan pembangunan
sosial. Persoalannya adalah bagaimana kesadaran itu dapat dimunculkan?
Bagaimana pula mengusahakan kesadaran agar dapat mempengaruhi perilaku
sosial masyarakat menuju pada tatanan sosial yang lebih baik? Pada sisi inilah
sesungguhnya peran pendidikan amat dibutuhkan. Pendidikan memiliki peran
vital dalam menanamkan nilai-nilai perubahan sosial menuju pada sistem baru
yang lebih baik. Hilangnya kesadaran individu atau anggota kelompok
masyarakat akan hal tersebut akan berakibat fatal.
Beberapa dampak dari sikap gegabah individu dan anggota masyarakat
sebagai akibat dari ketiadaan kesadaran sosial sebagai anti klimak dari
kemajuan peradaban adalah merebaknya aneka problem sosial, seperti:
HIV/aids, kriminalitas, perlombaan senjata nuklir, polusi, inflasi, dan krisis
energi. Hal ini sebagaimana diprihatinkan oleh Fritjof Capra (1997) terhadap
kondisi masyarakat modern dewasa ini. Aneka problem sosial menurut Fritjof
Capra (1997) tersebut memperoleh intensitasnya justru ketika kemajuan
peradaban umat manusia mencapai puncakya.
Aneka problem sosial yang bersifat global dewasa ini disamping
disebabkan dari ekses kemajuan ipteks yang terkadang kurang memperhatikan
keseimbangan sosio-ekologis, namun yang lebih penting sebenarnya adalah
merosotnya moralitas manusia yang terkadang agak kelewat batas melewati
kewajaran sehingga mengarah kepada perilaku moral yang bersifat destruktif.
Oleh karena itulah, peran pendidikan amat penting untuk meluruskan kembali
perilaku moral manusia (Muhammad Abdurrahman, 2003).
C. KAITAN
DIMENSI
PENDIDIKAN
EKONOMI
MASYARAKAT
DENGAN
10
modal,
adopsi
teknologi,
tenaga
kerja
terampil,
dan
11
lulusan bermutu pula. Dengan demikian dunia pendidikan memiliki andil tidak
kecil dalam menopang upaya peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat.
Pada bagian lain, penyelenggaraan pendidikan juga tidak luput dari
pengaruh
eksternal
pendidikan.
Dalam
rangka
meningkatkan
mutu
DIMENSI
POLITIK
MASYARAKAT
DENGAN
PENDIDIKAN
Perkembangan dalam bidang politik adalah proses-proses yang terjadi
sedemikian rupa sehingga orang menghayati dan mengamalkan norma-norma
dan nilai-nilai yang bersumber dari sistem politik yang berlaku. Dalam kaitan
perkembangan bidang politik dengan sistem pendidikan, khususnya sistem
persekolahannya James S. Coleman, berpendapat bahwa apa saja yang berada
dalam negara perihal kewarganegaraan hendaklah juga berada di sekolah.
Dengan kata lain, Coleman juga beserta tokoh lainnya berpendapat bahwa
pendidikan adalah insitusi yang penting peranannya dalam hal pengembangan
bidang politik.
Selanjutnya Coleman mengemukakan bahwa peranan sistem persekolahan
dalam bidang politik dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Sosialisasi politik, yaitu sistem persekolahan merupakan institusi untuk
sosialisasi peserta didik terhadap budaya politik nasional.
2. Seleksi dan latihan bagi kaum elit dalam bidang politik
3. Integrasi dan pembangunan kesadaran politik nasional.
12
manusia
sebagai
meningkatnya
produktifitas
penduduk
mereka.
bangsa
Peningkatan
akan
mendorong
produktifitas
akan
dengan fungsinya
masing-masing,
yang
kesemuanya
saling
14
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
15
16
akan
berkembang
manakala
kelompok-kelompok
tersebut
DAFTAR PUSTAKA
17