Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATA KULIAH KAPITA SELEKTA

Makalah

Untuk memenuhi salah satu syarat nilai mata kuliah kapita selekta

Dosen Pengampu : Drs. Shobirin, M.M.Pd

Disusun oleh :

Widya Ayu Rahmawati 20122367

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA

CIPARAY-BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan maklah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan usaha yang semaksimal mungkin dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasannya.

Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Bandung, Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. Otonomi Dan Reformasi Pendidikan


B. Pendidikan Islam Dan Tantangan Global
C. Paradigma Baru Pendidikan Nasional
D. Pesantren Dan Konsep Pendidikan Islam Di Indonesia
E. Manajemen Berbasis Sekolah
F. Pendidikan Islam Dan Moderenisasi
G. Memahami Kembali Profesi Keguruan
H. Problematika Pengembangan Pendidikan Islam

PENUTUP
A. Otonomi dan Reformasi Pendidikan
1. Pengertian otonomi dan reformasi pendidikan

Otonomi pendidikan menurut UU sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003


adalah terungkap pada hak dan kewajiban warga negara, orangtua, masyarakat dan
pemerintah. Secara konseptual banyak konsep tentang otonomi yang diberikan oleh
para pakar dan penulis, diantaranya Syarif Saleh mengartikan otonomi sebagai hak
mengatur dan memerintah daerah sendiri, hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.
Wayong mengemukakan bahwa otonomi daerah adalah kebebasan untuk memelihara
dan memajukkan kepentingan khusus daerah, dengan keuangan sendiri, menentukan
hukum sendiri dan pemerintahan sendiri. Ateng Syafruddin mengmukakan bahwa
istilah otonomi mempunyai makna kebebasan dan kemandirian tapi bukan
kemerdekaan.

Reformasi secara etimologi yang berasal dari kata formasi, yang berarti susunan
atau bentuk susunan instansi. Pendidikan yaitu pengetahuan tentang mendiidk.
Nasional yaitu yang berkenaan dengan bangsa sendiri. Reformasi berarti perubahan
radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial, politik atau agama di dalam suatu
masyrakat atau negara.

Menurut Banathy (1991) dalam buku menyemai benih teknologi pendidikan


Reformasi dikatakan sebagai usaha “doing move of the same”.

Usaha ini kemudian ditingkatkan dengan “doing move of the same but doing it
better”, yang merupakan usaha peningkatan efisiensi. Reformasi berarti perubahan
dengan melihat keperluan masa depan, menekankan kembali pada bentuk asal,
berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan dan praktek
yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, suatu perombakan
menyelurh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial
dan tentu saja bidang pendiidkan.

Reformasi pendiidkan adalah upaya perbaikan pada bidang pendidikan.


Reformasi pendidikan mempunyai dua karakteristik dasar yaitu terprogram dan
sistemik.

2. Pengertian Tripusat Pendidikan

Tripusat pendidikan adalah setiap pribadi manusia yang akan selalu berada
dan mengalami perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan.
Pada garis besarnya kita mengenal tiga lingkungan pendiidkan. Tiga lingkungan
pendidikan ini disebut juga tripusat pendidikan. Tripusat pendidikan adalah tiga pusat
yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yaitu dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat.

Peran ketiga tripusat itu bervariasi meskipun ketiganya melakukan tiga


kegiatan pokok dalam pendiidkan yaitu, membimbing, mengajar dan melatih.

Pertama keluarga, keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri


daru sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga
merupakan lembaga pendiidkan tertua, bersifat informal, yang pertama dan yang
paling utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati
orangtua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendiidk anak
agar berkembang dengan baik.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat


yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan
pendiidkan kearah pembentukan pribadi yang sempurna, tidak saja bagi anak-anak
kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran ornagtua dalam keluarga sebagai penuntun,
sebagai pengajar dan pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar tanggung
jawab orangtua terhadap anaknya, yaitu :

a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua
dan anak
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan
orangtua terhadap anaknya
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan
menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara
d. Memelihara dan membesarkan anaknya.
e. Memberikan pendiidkan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna baik bagi kehidupan anak kelak

Kedua adalah sekolah, pada dasarnya pendidikan disekolah merupakan bagian


dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari
pendidikan dalam keluarga. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh
orangtuadalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan bebrbagai
macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang sentral
dalam masyarakat.

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan dalam sekolah, yaitu :

a. Diselenggrakan secara khhusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki


hubungan hierakis
b. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relative homogeny
c. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan pendidikan yang harus
diselesaikan
d. Materi atau isi pendidikan lebiih banya bersifat akademis dan umum
e. Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban
terhadap kebutuhan dimasa yang akan dating

Ketiga Masyarakat, masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang


menempati suatu daerah, diikat oleh pengalman-pengalaman yang sama memiliki
sejumlah persesuaian dan saarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat
bertindak bersama untu mencukupi krisis kehidupannya.

Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalan


pendidikan. Pendidikan masyarakata tersebt telah mulai sejak anak lepas dari
asuhan keluarga dan berada diluar pendiidkan sekolah. Masyarakat tidak
mendiidk orang-orang atau anak-anak yang berada didalamnya. Didalam
masyarakat hanya ada “pengaruh” dari masyarakat itu sendiri. Pengaruh-pengaruh
dari masyarakat ada yang bersifat postif da nada juga yang bersifat negative.

3. Manajerial Pendidikan dan Otonomi Sekolah

Dalam proses pengelolaan pendidikan, kita tidak bisa melepaskan diri dari
proses manajerial pendidikan. Menurut Mulyasa (2004) menegaskan bahwa
manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan. Tanpa manajemen tujuan pendidikan tidak
mungkin diwujudkan secra optimal, efektif dan efisien. Konsep tersebut
berlaku disekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.
Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen
berbasis sekolah.

Anda mungkin juga menyukai