BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan dan menguraikan tujuan diadakannya perbandingan pendidikan.
2. Menjelaskan dan menguraikan filosofi dan tujuan pendidikan di Malaysia dan Korea Selatan
dibandingkan dengan Indonesia.
3. Menjelaskan dan menguraikan struktur sistem pendidikan di Malaysia dan Korea Selatan
dibandingkan dengan Indonesia.
4. Menjelaskan dan menguraikan manajemen/pengelolaan pendidikan secara umum di Malaysia
dan Korea Selatan dibandingkan dengan system pendidikan secara umum di Indonesia.
5. Menjelaskan dan menguraikan Perbandingan sistem pendidikan di Indonesia, Malaysia dan
Korea Selatan ditinjau dari berbagai aspek.
D. MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu memberikan wawasan
dan masukan yang positif bagi mahasiswa dan guru tenaga kependidikan dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
5) Pendanaan
Pendidikan Malaysia bisa didapatkan dari sekolah tanggungan pemerintah, sekolah
swasta atau secara sendiri. Pemerintah Malaysia tidak segan mengucurkan dana hampir 30% dari
anggaran pendidikan Malaysia bagi beberapa universitas topnya guna menembus world top 100
universities. Bahkan satu diantara universitas tersebut yaitu Universiti Sains Malaysia (USM)
diharapkan menjadi APEX University (Accelerated Programme for Excellence). Salah satu
sasarannya adalah menembus jajaran 50 besar universitas di dunia. Untuk mencapai tujuan
tersebut, universitas-universitas top yang ditunjuk berlomba merekrut dosen dan mahasiswa
asing, dan menaikkan jumlah mahasiswa pasca sarjana hingga mencapai proporsi 1:1 dengan
mahasiswa S1. Mereka juga bergiat meningkatkan jumlah jurnal internasional yang terindeks
serta mensyaratkan dosen penguji luar program doktor sudah memiliki minimal 10 publikasi
dalam jurnal ilmiah internasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Kebijakan lain yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan finansial pemerintah
Malaysia melalui student loan bagi mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi negeri.
Pembayaran pinjaman ini bisa dicicil setelah mahasiswa lulus kuliah dalam jangka 5 hingga 20
tahun. Fasilitas ini juga diberikan bagi mahasiswa yang berminat menuntut ilmu ke luar negeri.
Orang tua murid dikenakan membayar iuran sekolah yang dibayarkan pada awal tahun
ajaran baru. Besarnya iuran yang dipungut oleh pihak sekolah berkisar antara RM 50 hingga RM
75 pertahun (Rp. 125.000 – 187.500/tahun) tiap siswa. Iuran tersebut dirinci untuk
pembayaran asuransi, biaya ujian tengah semester & semesteran, iuran khas, biaya LKS, praktek
komputer, kartu ujian, file data siswa & rapor.
Khusus untuk sumbangan PIBG (Persatuan Ibu Bapak dan Guru) hanya dipungut satu bayaran
untuk satu keluarga. Jadi untuk keluarga yang menyekolahkan 1 anak atau lebih, dikenakan
bayaran yang sama yaitu RM 25/keluarga. Dan untuk siswa kelas enam ditambah biaya UPSR
sebesar RM 70. Selain itu tak ada pungutan lain, termasuk pula tak ada pungutan sumbangan
dana pembangunan. Pembangunan dan renovasi gedung sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kerajaan/pemerintah.
Buku teks atau buku pegangan yang digunakan siswa relatif tak berganti atau sama setiap
tahun. Bila orang tua murid membeli semua buku teks dan aktifiti, harganya berkisar antara RM
80 – RM 125/siswa pertahun. Itupun hanya sekali beli untuk anak sulung saja. Karena untuk
keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu, buku teks tersebut dapat dipakai bergantian
“turun temurun”. Khusus untuk keluarga dengan pendapatan kurang dari RM 2000/bulan, dapat
mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk peminjaman buku teks yang disediakan dari
sekolah.
Suatu biaya pendidikan yang terbilang relatif murah untuk negara dengan pendapatan
rerata per keluarga sebesar RM 2500/bulan atau setara dengan Rp. 6.250.000/bulan (Data 2003,
Kementrian Kewangan Malaysia). Lebih-lebih lagi, mulai tahun persekolahan 2008 mendatang
pemerintah merencanakan untuk meminjamkan semua buku teks kepada para siswa sekolah
rendah tanpa kecuali. Praktis, orangtua murid tidak lagi terbebani untuk membel ibuku teks.
4) Pendanaan
Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran Negara, dengan total anggaran
18,9% dari Anggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga
porsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan, bersumber dari
GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus
bagi pendidikan kejuruan.
B. SARAN
Atas dasar telaah, kajian dan simpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Perlu adanya realisasi anggaran pendidikan 20% sebagaimana dipersyaratkan dalam UU
Sisdiknas, no 20/2003. Hal ini penting mengingat kualitas pendidikan sangat terkait komitmen
pemerintah yang diwujudkan dalam besarnya penyediaan anggaran pendidikan. Dengan
anggaran pendidikan yang memadai berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
penyediaan sekolah gratis untuk pendidikan dasar akan sangat dimungkinkan.
b. Untuk memberikan peluang masa depan pada siswa, sistem kurikulum hendaknya lebih fleksibel
dan daerah pun agar memasukkan kurikulum lokal yang bersifat “kreatifitas” sesuai kondisi
daerah masing-masing : seperti kurikulum lokal pertanian, perikanan, perkebunan.teknologi dan
lain-lain, tidak hanya sebatas kurikulum seperti bahasa daerah atau bahasa asing yang selama ini
banyak dimunculkan sehingga, tidak berpengaruh terhadap lapangan kerja dan tidak memberikan
jaminan untuk kehidupan pekerjaan siswa setelah tamat sekolah.
c. Jika dilihat dari perbandingan pendidikan di Indonesia dengan kedua Negara tersebut dalam
kacamata sekolah tingkat dasar dan perguruan tinggi, pemerintahan pemerintah Malaysia dan
Korea Selatan sangat memperhatikan terutama dalam penyelenggaraannya. Untuk itu dibutuhkan
perhatian yang lebih serius dari pemerintah terhadap penyelenggaran pendidikan mulai dari umur
mendekati sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan sistem pendidikan, Bandung : Lubuk Agung.
H.M.Arifin, (2003), Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta : Golden Terayon Press.
Nanag Fattah. (1996), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : PT Remaja Persada Karya.
Udin Saud, (2012), Bahan Ajar Mata Kuliah Perbandingan Sistem Pendidikan, Bandung: UPI
Witanto, Hery, (2009), Sistem Pendidikan di Negara-Negara Asean. Surabaya : STAI Ali Bin Abi
Thalib.