Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online Universitas Muhammadiyah Purwokerto

PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA


DALAM PEMBELAJARAN STRUKTUR BAHASA INGGRIS

Suwartono
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Pos-el: suwartono2006@yahoo.co.id

Dewi Puji Rahadiyanti


SMK Bina Teknologi Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia

Abstrak: Partisipasi siswa merupakan aspek penting dalam pembelajaran, tidak terkecuali
pembelajaran struktur kalimat bahasa Inggris. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengatasi
masalah partisipasi siswa dalam pembelajaran struktur kalimat bahasa Inggris dengan
menggunakan media lagu. Dengan nada, otentisitas dan lirik, lagu memberikan efek rasa
senang, motivasi, sekaligus contoh struktur bahasa dalam pemakaian (language in use).
Penelitian dilakukan pada kelas X Teknik Jaringan Komputer (TJK) 2, SMK Bina Teknologi
Purwokerto. Data dikumpulkan melalui pengamatan, angket, dan tes/uji. Berdasarkan
pengamatan awal sejumlah masalah teridentifikasi, di antaranya siswa terlihat pasif dan
kurang memperhatikan pembelajaran struktur bahasa Inggris. Tim peneliti sepakat bahwa
akar permasalahan adalah pembelajaran yang cenderung bersifat deduktif, yaitu siswa tidak
diberikan contoh nyata yang cukup. Sebaliknya, guru lebih banyak menyuapi siswa dengan
rumus-rumus. Tim peneliti mencapai kata sepakat dalam cara mengatasi persoalan, yaitu
mengimplementasikan pembelajaran struktur bahasa Inggris dengan menggunakan media
lagu. Pada pertemuan pertama telah ada kemajuan atas apa yang menjadi keprihatinan
bersama tim PTK ini. Meskipun masih terdapat kekurangan, kinerja guru meningkat.
Partisipasi siswa secara umum juga meningkat, kecuali sebagian kecil aspek seperti belum
adanya pertanyaan yang diajukan siswa. Kemajuan yang telah diraih pada pertemuan pertama
dapat dipertahankan pada pertemuan kedua. Sejumlah kemajuan cenderung meningkat
intensitasnya. Hasil pra-pascauji pertemuan kedua ini bahkan meningkatan cukup tajam.
Evaluasi keseluruhan akhir siklus termasuk memperhitungkan respon siswa melalui angket
menunjukkan keberhasilan PTK ini secara umum. Dengan mempertimbangkan waktu yang
tersisa, diputuskan PTK ini diakhiri.

Kata kunci: partisipasi, struktur bahasa Inggris, lagu

THE USE OF SONGS FOR PROMOTING STUDENT PARTICIPATION IN THE


TEACHING OF ENGLISH STRUCTURE

Abstract: Student participation is an important aspect in learning, including the learning of


the grammar of English. This is a paper that presents the result of a study aimed at solving
students’ participation problem in learning the structure of English by using songs as media.
With rythm, authenticity, and lyric, songs give joy, motivation, as well as sample of language
structure in use. The study was conducted in a tenth-grade class, at Bina Teknologi
Vocational School, in the town of Purwokerto, Central Java, Indonesia. Data were collected
through observation, questionnaires, and tests. Based on pre-observation, students looked
passive and less attentive when they were taught the structure of English. The research team
agreed that the problem was rooted in deductive teaching, i.e. the students were not given
enough sample of real use. On the other hand, the teacher spoonfed the students with
structural formulae. The team agreed upon the way to handle the problem – the learning of
the structure of English by using songs as media. Session one seemed to indicate a good
progress in the concern of the team. In spite of a few weaknesses, there was a noticeable
improvement in teaching performance. The students’ participation seemed to improve as
well, except for no questions raised. The progress achieved in the session one remained in the
session two. Several progress even tended to increase in intensity. Result of the tests
adminstered right before and after the sessions showed a sharp rise. Overall final evaluation
which took questionnaire responses into account revealed that this classroom action research
was successful enough. However, in regard with time problem, the team decided not to
proceed to another cycle.

Key words: participation, the structure of English, songs

PEDAHULUAN kita biasa mengatakan rambut panjang,


Dalam pembelajaran bahasa rumah mahal, mobil mewah, dan lain
Inggris kerap disebut-sebut istilah sebagainya. Dalam bahasa Inggris kata-
‘struktur’ (structure) yang mengacu pada kata tadi harus dibalik dengan mengatakan
susunan atau pola kalimat. Istilah lain yang long hair, expensive house, luxurious car,
lebih dikenal adalah gramatika (grammar) dan lain-lain.
yang cakupannya jauh lebih luas Dalam pembelajaran bahasa
dibandingkan struktur, umpamanya Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan
berkenaan dengan aturan kala waktu dan (SMK) struktur atau pola kalimat cukup
penambahan akhiran pada kata kerja (-s, - mendapatkan tempat. Hal ini dimaksudkan
es, -ed) dan kata benda jamak (-s dan -es). guna membantu peserta didik menguasai
Namun demikian, kedua istilah ini kerap kecakapan berkomunikasi. Dalam Test of
digunakan saling menggantikan. English for International Communication
Mempelajari struktur Bahasa (TOEIC), misalnya, penguasaan struktur
Inggris bukanlah hal yang mudah bagi cukup berperan dalam meraih sukses
sebagian besar pelajar di Indonesia. menyelesaikan uji bahasa Inggris. Dalam
Banyaknya perbedaan antara struktur ujian jenis ini penguasaan struktur bahasa
bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesai Inggris diujikan dalam kecermatan
menjadi salah satu penyebabnya. Misalnya mengenali kesalahan (Error Identification)
saja banyaknya jenis tenses dalam Bahasa dan kepekaan mengenali pola-pola yang
Inggris, sedangkan dalam bahasa sesuai untuk mengisi bagian rumpang
Indonesia kita tidak mengenal hal itu. dalam kalimat (Incomplete Sentences).
Contoh lain adalah pembalikan yang Berdasarkan gambaran kondisi di
sering harus dilakukan dalam bahasa atas tentunya pembelajaran struktur di
Inggris. Misalnya, dalam bahasa Indonesia SMK harus mendapatkan porsi yang
memadai dan berlangsung dengan terlebih dulu. Sementara itu, sebagaian
sebagaimana mestinya. Namun, realitanya pakar menyebutkan bahwa pendekatan
tidak demikian. Dari pengamatan kelas X induktif jauh lebih baik untuk digunakan
Teknik Jaringan Komputer (TJK) 2 dalam pengajaran gramatika. Sahib (2007:
diketahui bahwa pembelajaran struktur 231-233) menyebutkan bahwa
yang berlangsung di kelas tersebut masih pembelajaran gramatika melalui strategi-
menghadapi sejumlah kendala. strategi yang induktif mengantarkan
Setelah diadakan diskusi berkaitan kepada proses dan hasil belajar gramatika
dengan hasil pengamatan, dicapai yang lebih baik. Dengan pendekatan
kesepahaman antara guru dan para induktif siswa dibimbing untuk
kolaborator yang mengadakan pengamatan menyimpulkan sendiri aturan atau pola
tentang kendala-kendala yang dominan. kalimat. Dengan demikian, pendekatan
Pertama, pengajaran menggunakan induktif membuat siswa berperan aktif
pendekatan deduktif, yaitu guru masih dalam pembelajaran.
menyuapi siswa dengan rumus-rumus
Pembelajaran Konvensional

Kesepahaman lain adalah tidak teman sebangku atau teman yang berada di
adanya kegiatan konfirmasi dari guru. depan atau di belakangnya.
Guru hanya menyampaikan poin ke poin Selanjutnya, kurangnya
tanpa menanyakan apakah para siswa pemanfaatan media pembelajaran.
sudah paham atau belum. Sejumlah siswa Pemanfaatan media membantu siswa
terlihat mulai berbicara sendiri dengan belajar. Pemanfaatan media juga
menunjukkan kesiapan dan komitmen guru dan interaksi kelas sebagai miniatur
dalam melaksanakan pembelajaran. kelompok sosial belum terlihat.
Keringnya pembelajaran yang Sementara itu, salah satu indikator
kontekstual merupakan masalah yang lain keberhasilan dalam sebuah pembelajaran
lagi. Pembelajaran yang kontekstual adalah aspek partisipasi siswa dalam

bertujuan untuk membuat para siswa proses belajar mengajar. Partisipasi

benar-benar merasakan manfaat dari menyangkut banyak hal, tidak cukup


dengan hadir di kelas. Di dalam
pengalaman belajarnya. Pembelajaran
pembelajaran pola kalimat The Simple
lebih bermakna karena siswa lebih banyak
Present Tense tersebut siswa sebatas
belajar dari pengalaman.
menerima materi melalui mendengarkan
Masalah lain adalah kurang
guru, mencatatnya, dan mengerjakan
efektifnya format penugasan. Dalam
latihan-latihan yang disajikan oleh guru.
menyelesaikan tugas atau kegiatan, siswa
Semangat atau gairah belajar tidak terlihat.
diarahkan untuk mengerjakan tugas-tugas Dengan kata lain, partisipasi siswa dalam
secara individu, tanpa melihat hakikat proses pembelajaran tersebut masih
tugas belajar (learning task) yang kurang.
diberikan kepada mereka. Ada kalanya Partisipasi diartikan sebagai
tugas tertentu lebih sesuai untuk aktivitas atau situasi untuk berperan serta
diselesaikan bersama kelompok atau guna memperoleh keuntungan optimal
berpasangan. (Dusseldorf sebagaimana dikutip oleh

Di antara sejumlah persoalan di Sukidin, 2002). Berkaitan dengan

atas, guru dan para kolaborator menyoroti pembelajaran, lebih lanjut, disebutkan
bahwa ada 2 jenis partisipasi, yaitu
kesan umum yang ada selama
kontributif dan inisiatif. Partisipasi
pembelajaran berlangsung. Proses
kontributif meliputi partisipasi yang
pembelajaran yang telah berlangsung
mendorong individu untuk mengikuti
meliputi guru memberikan penjelasan,
pelajaran dengan baik, baik turut
siswa duduk diam mendengarkan, menulis
mengerjakan tugas terstruktur di kelas
atau berbicara sendiri, serta mengerjakan
maupun di luar kelas. Sedangkan
latihan-latihan tertulis yang umumnya partisipasi inisiatif cenderung
dikerjakan secara individual. Dinamika dimaksudkan ke arah aktivitas mandiri,
bukan tugas terstruktur.
Jenis-jenis Partisipasi
Kontributif Inisiatif
Melakukan refleksi Mengerjakan tugas bukan terstruktur
atau secara spontan
Memberikan opini Meminta tes formatif dan sumatif secara
lisan
Memberikan saran Memperlajari materi pelajaran sebelum
diberikan di kelas
Mengikuti pelajaran dengan penuh Membuat ringkasan
perhatian
Mengerjakan tugas terstruktur

Pada dasarnya terdapat dua macam siswa. Bentuk partisipasi kontributif dan
partisipasi siswa dalam pembelajaran yaitu inisiatif ini akan mampu membentuk siswa
partisipasi kontributif dan partispasi menjadi siswa yang aktif dan kreatif dalam
inisiatif. Bentuk partisipasi kontributif mengikuti pembelajaran di kelas sehingga
tercermin dari beberapa aktivitas yang mereka sadar bahwa ilmu pengetahuan dan
dilakukan siswa di kelas seperti fokus teknologi dapat mereka dapatkan melalui
dalam mengikuti pelajaran dan usaha dan kerja keras. Mereka juga akan
memperhatikan materi yang diajarkan oleh menyadari makna dan arti penting belajar.
guru. Memberikan pertanyaan, pendapat, Kendala-kendala yang muncul
sanggahan, atau usul atas apa yang dalam sebuah pembelajaran sebagian atau
disampaikan oleh teman maupun guru seluruhnya saling berpengaruh. Rendahnya
termasuk menyampaikan refleksi kepada partisipasi pembelajaran di atas
guru juga merupakan bentuk dari dimungkinkan oleh pendekatan deduktif
partisipasi kontributif. dalam pembelajaran struktur bahasa
Sedangkan partispasi inisiatif lebih Inggris. Sebenarnya, ada banyak cara yang
mengarah pada aktivitas mandiri, seperti dapat ditempuh guru untuk meningkatkan
mengerjakan tugas bukan terstruktur, partisipasi siswa dalam pembelajaran.
meminta ulangan harian kepada guru, dan Salah satunya melalui pemanfaatan media
membuat catatan pribadi yang memuat pembelajaran. Pemanfaatan media dapat
ringkasan atau kesimpulan dari pelajaran meningkatkan minat, gairah, dan motivasi
yang telah disampaikan di kelas. Selain itu siswa untuk belajar. Dengan minat belajar
mempelajari materi pelajaran dari berbagai yang meningkat diharapkan partisipasi
sumber sebelum guru menjelaskannya di siswa tidak hanya sebatas hadir di kelas;
kelas juga merupakan bentuk partisipasi mereka memiliki energi yang cukup untuk
inisiatif yang perlu dikembangkan oleh menghindarkan diri dari respon dan ulah
negatif. Sebaliknya, mereka akan proaktif Pendapat senada dilontarkan oleh
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran Nurhayati (2009: 278). Ia sangat meyakini
struktur bahasa Inggris sikap proaktif bahwa lagu merupakan media serba guna
sangatlah penting, sebab struktur bahasa untuk pembelajaran bahasa. Seluruh fitur
Inggris terbilang rumit bagi pembelajar yang ada pada lagu mendukung
Indonesia pada umumnya. berlangsungnya pembelajaran. Semua skill
Lagu merupakan media alternatif berbahasa (listening, reading, writing, dan
untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa, speaking) dapat diajarkan dengan
khususnya struktur kalimatnya. Lagu menggunakan lagu.
memiliki sejumlah kelebihan. Pakar Berdasarkan penjelasan tersebut di
sekaligus praktisi di bidang bahasa, atas, dapat dikatakan bahwa lagu dapat
Suwartono (2012: 149-151) berpendapat membuat siswa menjadi lebih menikmati
bahwa ritme dan otentisitas lagu dapat jalannya pembelajaran sehingga mereka
dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa. terdorong untuk berpartisipasi aktif. Selain
Ritme dan nada menghadirkan rasa itu, lagu juga sangat memungkinkan untuk
senang. Sebagai bahan otentik lagu digunakan dalam pembelajaran gramatika.
memotivasi bagi yang mendengarkannya Dalam presentasi makalahnya, Sari (2009:
untuk menirukan teks liriknya baik secara 180) menulis “Having entertainment in
lengkap atau sebagian. Teks lagu berisikan class ...for a grammar class”. Pemanfaatan
contoh nyata pemakaian bahasa (language lagu merupakan hiburan di kelas yang
in use), tidak terkecuali pola-pola kalimat. menciptakan suasana belajar mengajar
Ambil saja ungkapan “I don’t wanna see yang menyenangkan. Kelebihan-kelebihan
you crying”, atau “I’ll never let you go” lagu sebagaimana disebutkan diharapkan
sebagai contoh. Dalam konteksnya bisa meningkatkan partisipasi siswa dalam
ungkapan-ungkapan tersebut bisa dibawa proses pembelajaran.
ke ruang kelas ketika guru bermaksud Dapat disimpulkan bahwa struktur
memperkenalkan pola-pola kalimat yang bahasa Inggris cukup rumit bagi
menggunakan verba indra (verbs of pembelajar Indonesia. Dalam
senses) dan verba khusus seperti kata let, pembelajaran bahasa Inggris, masalah
make dan seterusnya. Dengan demikian, partisipasi yang rendah sebagai akibat
kelebihan ini bisa dimanfaatkan oleh guru kesulitan dalam
dalam memfasilitasi pembelajaran. Di mempelajarinya/menguasainya (terutama
dalam lagu terkandung sebagian besar sistem gramatika dan pelafalan) dirasakan
aspek yang ada pada bahasa lisan. oleh banyak guru bahasa Inggris.
Sementara itu, lagu, yang memiliki Para kolaborator dilengkapi dengan
kelebihan-kelebihan seperti ritme yang daftar cocok (checklist) selama kegiatan
memberikan efek rasa senang dan rileks, pengamatan berlangsung. Daftar cocok
otentisitas teks yang bisa membangkitkan yang digunakan terdiri atas 2 jenis: daftar
minat belajar, dan kandungan teksnya cocok untuk pengamatan guru dan satunya
yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar lagi daftar cocok untuk pengamatan siswa.
sangat sesuai untuk diberdayakan dalam Daftar cocok untuk pengamatan guru
memfasilitasi pembelajaran bahasa dimaksudkan untuk merekam pelaksanaan
Inggris. tindakan oleh guru. Sedangkan daftar
cocok untuk pengamatan siswa
METODE PENELITIAN dimaksudkan untuk merekam data
Penelitian ini adalah Penelitian partisipasi siswa selama implementasi
Tindakan Kelas (PTK). Secara garis besar tindakan oleh guru.
tahapan yang dilalui terdiri atas Data hasil pengamatan dicacah
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, (tally) dan dipersentase. Proses yang sama
dan refleksi (Arikunto, dkk., 2008: 16). dilakukan terhadap data yang terhimpun
Langkah-langkah pada tahapan melalui angket. Hasil tes berupa nilai
perencanaan ditempuh melalui: dianalisis menggunakan statistik
1. Identifikasi masalah deskriptif. Analisis data dilakukan
2. Identifikasi penyebab masalah bersama-sama dengan seluruh tim
3. Sejumlah permasalahan teridentifikasi penelitian ini.
4. Menimbang-nimbang masalah Validasi data ditempuh melalui
5. Pemilihan masalah triangulasi, yaitu triangulasi metode dan
6. Menentukan tindakan untuk mengatasi triangulasi peneliti. Triangulasi metode
masalah ditempuh dengan mengumpulkan data dari
7. Tindakan terpilih: menggunakan lagu sumber beragam. Triangulasi peneliti
sebagai media pembelajaran maksudnya dalam penelitian ini masing-
Penelitian ini berlangsung selama masing anggota tim menyumbangkan
kurang lebih 2 bulan, berakhir dalam 1 pandangan (perspektif) dan pertimbangan-
siklus dengan 2 kali pertemuan atau pertimbangan dalam setiap langkah
pelajaran. Data penelitian dikumpulkan penelitian. Ini diharapkan mampu
melalui pengamatan kelas, angket, dan menekan subjektivitas dan menjauhkan
tes. unsur bias.
Kriteria keberhasilan penelitian Ilmu Pendidikan Universitas
tindakan ini telah disepakati sebagai Muhammadiyah Purwokerto).
berikut: Kegiatan pembelajaran dimulai
1. Terdapat peningkatan partisipasi dengan memberikan soal prauji tentang
siswa. materi yang akan diberikan yaitu The
2. Hasil belajar meningkat dan tidak Present Continuous Tense. Waktu yang
kurang dari 60. diberikan sekitar 10 menit. Setelah siswa
3. Lebih banyak siswa yang merespon selesai mengerjakan soal prauji, guru
positif pembelajaran yang memulai penyampaian materi dengan
dilaksanakan. memberikan apersepsi melalui gambar.
Peningkatan partisipasi dilihat dari hasil Misalnya gambar orang yang sedang
pengamatan. Peningkatan hasil belajar bernyanyi dan berenang. Guru bertanya
dilihat dari hasil uji. Sedangkan respon “What is he doing?”. Kebanyakan siswa
siswa didasarkan pada isian angket yang hanya menjawab dengan kata singing,
dikembalikan siswa. swimming, bahkan ada yang menjawab
singer. Guru pun meluruskan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN berkata “He is singing” dan “He is
Pertemuan 1 swimming”.
Pertemuan pertama Tahap Kegiatan selanjutnya adalah
Pelaksanaan Tindakan dalam studi ini memutar lagu “Sailing” yang dinyanyikan
dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Agustus Rod Stewart sebanyak dua kali. Siswa
2012. Kegiatan belajar mengajar dimulai diminta mendengarkan lagu sambil
pukul 08.35. Siswa yang mengikuti melengkapi lirik lagu yang rumpang.
pelajaran berjumlah36orang atau 100%. Selesai kegiatan melengkapi teks lagu,
Guru yang mengajar adalah Ibu Dewi Puji guru membahas jawaban bersama siswa.
Rahadiyanti, S. Pd. Kegiatan pembelajaran Kemudian, guru memberi latihan yang
diamati oleh Dr. Suwartono, M. Hum. ditulis pada papantulis. Siswa diminta
(dosen Universitas Muhammadiyah menjawab dengan maju satu per satu.
Purwokerto), Imam Taofik, S. Pd. (guru Selanjutnya adalah pemberian permainan
sejawat dari sekolah setempat), Kuat melalui lagu berjudul London Bridge
Priyadi, dan Asfi Aniuranti (masing- sampai pelajaran selesai.
masing terdaftar sebagai mahasiswa tahap Refleksi dilaksanakan langsung
akhir pada Program Studi Pendidikan setelah proses belajar mengajar selesai.
Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Kegiatan refleksi dibuka dengan
memberikan kesempatan kepada guru memahami materi ajar.Penggunaan
untuk menyampaikan pengalamannya. kalimat-kalimat lepas tanpa ada
Terungkap melalui kesempatan tersebut keterangan waktu kurang tepat. Bisa
bahwa guru, yaitu Ibu Dewi merasa lebih jadi siswa mampu menjawab
nyaman dan sangat terbantu dengan pertanyaan dengan benar karena pada
penggunaan Power Point sebagai alat saat itu materinya memang “The
bantu mengajar. Present Continuous Tense”. Terlebih
Sementara dari kolaborator yang materi serupa telah diberikan pada
melakukan pengamatan terlontar sejumlah pendidikan jenjang sebelumnya.
masukan berikut: 4. Latihan yang diberikan tidak/belum
1. Seharusnya siswa diberikan instruksi konstekstual. Penggunaan ungkapan
yang jelas terkait berapa kali lagu “The baby is crying” misalnya, tidak
akan diputar ketika tugas melengkapi kontekstual. Barangkali lebih
lirik lagu akan berlangsung. Hal ini bijaksana bila digunakan ungkapan-
penting, agar siswa lebih serius dalam ungkapan yang berkaitan langsung
mengerjakan tugas, misalnya saat itu, misalnya “I am laughing”
berupaya sekecil mungkin informasi (kebetulan saat itu banyak siswa yang
terlepas dari perhatian saat menyimak. tertawa) atau contoh riil, sehingga
2. Cara guru untuk memberikan internalisasi materi berlangsung
konfirmasi kurang mengena. Guru dengan lebih baik.
hanya sekali menanyakan tentang Adapun kemajuan yang dicapai
pemahaman siswa dengan bertanya dalam pertemuan ini meliputi hal-hal
“Is it clear for you?” Pertanyaan sebagai berikut. Pertama, siswa
semacam ini kemungkinan cenderung terlihat begitu antusias ketika lagu
diiyakan oleh siswa. Barangkali akan diputar di kelas. Mereka terlihat lebih
lebih bijak bila ditanyakan “Which menikmati. Beberapa siswa bahkan
part of my explanation is not clear? sampai menggerakan kepala dan kaki
atau yang sejenisnya. mengikuti irama lagu. Kesan umum
3. Latihan yang diberikan masih kurang yang teramati adalah pembelajaran
kuat untuk membantu siswa menjadi lebih menyenangkan.
Keceriaan Tergambar dari Wajah Partisipan Kelas

Seluruh siswa memberikan perhatian depan kelas, melainkan juga kepada teman
penuh dan bergegas mengerjakan yang tengah mengerjakan tugas di depan
tugas/latihan ketika diminta oleh guru. kelas atau di tempat duduk masing-
Perhatian penuh ini bukan saja masing.
dialamatkan kepada guru ketika berdiri di
Perhatian Penuh Siswa

Siswa menoleh ke arah belakang bukan mengajar adalah Ibu Dewi Puji
untuk berbicara sendiri dengan teman, Rahadiyanti, S. Pd. Seluruh kolaborator
melainkan tetap mengikuti jalannya hadir mengamati jalanya proses belajar-
pembahasan kelas. mengajar yang tengah berlangsung.
Proses belajar mengajar dimulai
Pertemuan 2 dengan memberikan tes. Pasca uji tentang
Pertemuan kedua dilaksanakan materi The Present Continuous Tense dan
pada hari Selasa, 4 September 2012. prauji tentang materi yang akan diberikan.
Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul Waktu yang disediakan selama 20 menit.
08.56. Siswa yang mengikuti Usai pasca uji dan prauji dilaksanakan,
pelajaranberjumlah 36 orang. Guru yang guru memberikan apersepsi melalui
beberapa gambar yang ditampilkan lewat kontekstual. Guru mestinya bisa
power point. Dilanjutkan dengan memutar memanfaatkan hal-hal yang ada di
lagu “Nothing to Loose”. Siswa diminta kelas untuk memberikan contoh.
melengkapi lirik lagu/teks rumpang. Guru Misalnya, there are two pictures on
memutar lagu sebanyak dua kali. Selesai the wall, there is no fan in the
kegiatan melengkapi lirik lagu, guru classroom, dan lain-lain. Dengan
membahasnya bersama siswa. contoh-contoh yang tidak kontekstual
Kegiatan selanjutnya adalah sangat dimungkinkan siswa
penyampaian materi “There is/There are”. tidak/kurang memahami penggunaan
Materi disampaikan melalui Power Point. materi dengan baik.
Selanjutnya adalah pemberian latihan- 3. Ketika sedang membahas soal guru
latihan dan membahasnya secara lisan selalu menunjuk siswa secara urut.
sampai kegiatan belajar mengajar berakhir Dengan cara ini sangat dimungkinkan
pada hari itu. siswa menyelesaikan latihan yang
Diskusi hasil pengamatan (refleksi) gilirannya jatuh pada dirinya saja.
yang dilakukan kali ini sekaligus evaluasi Kemajuan yang dicapai dalam
keseluruhan (overal evaluation). Dalam pertemuan pertama masih dipertahankan
evaluasi tersebut terlontar beberapa dalam pertemuan ini. Intensitasnya saja
masukan dari para kolaborator sebagai yang pada beberapa saat sedikit menurun.
berikut. Diperkirakan ini disebabkan pada
1. Pengajaran yang dilakukan masih pertemuan sebelumnya guru berinisiatif
terlalu banyak memakai bahasa mencobakan semacam permainan di
Indonesia. tengah pelajaran.
2. Contoh-contoh soal yang berkaitan
dengan materi kurang/tidak
Aktivitas Menyimak-Melengkapi Lirik Rumpang
Hingga menjelang akhir pertemuan aktif mengerjakan tugas dan latihan serta
kedua pembelajaran tetap berlangsung melewati dengan sungguh-sungguh setiap
terkendali. Secara umum siswa terlihat kegiatan yang dirancang oleh guru.
Perhatian Kelas tetap Terpusat

Secara umum kinerja guru sudah Hasil prauji-pascauji 2 kali


baik pada pertemuan kedua. Tim pelajaran menunjukkan hasil sebagai
penelitian tindakan ini telah sepakat bahwa berikut.
dari 13 indikator hanya satu indikator yaitu Pertama, hasil prauji dan pascauji
“menjawab pertanyaan siswa” yang belum materi pelajaran “The Present Continuous
bisa dipenuhi karena memang belum ada Tense” mencapai nilai rata-rata 41,67 dan
siswa yang bertanya selama proses 48,89.
pembelajaran. Sedangkan indikator yang Artinya, kemampuan siswa terkait
lain umumnya sudah berhasil terpenuhi dengan materi yang diujikan antara
dengan baik. Hampir seluruh indikator sebelum dan sesudah meningkat sebesar
dinilai baik karena diberi penilaian 4 dan 5 17,3%. Lebih jauh, dalam prauji hanya ada
pada Lembar Pengamatan Checklist. 3 orang siswa yang mendapatkan nilai di
Berdasarkan hasil perhitungan, guru sudah atas 60 (batas terendah yang ditetapkan).
mendapat nilai 50 di mana nilai tertinggi Dalam pascauji siswa yang melampaui
untuk diberikan predikat ‘Sangat Baik’ nilai tersebut berjumlah 2 kali lipat.
adalah 65. Dengan demikian, hasil Sebaran nilai hasil pra-pascauji pertemuan
pengamatan telah menunjukkan perbaikan pertama dapat dilihat pada bagan di bawah
kinerja guru dan peningkatan kinerja ini.
siswa.
Sebaran Nilai Pra- dan Pascauji Pertemuan Pertama

Sementara itu, hasil pra-pascauji Kemajuan yang cukup besar bukan saja
pertemuan kedua adalah sebagai berikut. dalam capaian rerata. Terlepas dari jenis
Pertama, hasil prauji dan pascauji materi materi yang diajar- dan ujikan, dilihat dari
pelajaran “There is/ There are” mencapai sebaran nilai hasil pembelajaran pada
nilai rata-rata 42,47 dan 67,75. Artinya, pertemuan kedua juga jauh lebih baik.
terdapat peningkatan hingga 59,5%.
Sebaran Nilai Pra-dan Pascauji Pertemuan Kedua
Terjadi pergeseran dalam pemusatan nilai-nilai atas antara sebelum dan setelah pelaksanaan
pembelajaran. Dalam prauji, 8 siswa mendapatkan di atas nilai 60. Dalam pascauji, 28 siswa
(77,7% dari keseluruhan) melampaui nilai 60. Ini berarti pelaksanaan tindakan, yaitu
penggunaan lagu dalam pembelajaran struktur kalimat bahasa Inggris, telah membawa
kepada peningkatan besar dalam hasil belajar.
Berdasarkan data yang terhimpun lewat angket, ditemukan beberapa hal yang cukup
menarik. Pengertian menarik di sini dimaksudkan butir angket telah mendapatkan respon
cukup menonjol, yaitu lebih dari separuh jumlah siswa. Respon positif angket yang
menggunakan skala nilai (rating scale) 1 sampai 5 tersebut diperhitungkan hanya pada nilai
positif (favorable) 4 dan 5.
Pertama, 52% lebih siswa menilai bahwa pelajaran struktur bahasa Inggris dengan
menggunakan lagu telah memberikan wawasan/pengalaman baru. Selain itu, di atas 55%
siswa menyatakan suka atau bahkan sangat suka terhadap materi pelajaran yang diajarkan.
Berikutnya, hampir 75% siswa menyatakan mereka suka dengan media pendukung audio-
visual (LCD dan speaker). Temuan yang paling menggembirakan adalah 86% dari jumlah
siswa yang ada menyatakan suka terhadap penggunaan lagu sebagai media pembelajaran.
Temuan yang terungkap dari angket ini cenderung konsisten atau menguatkan hasil
pengamatan, yang menunjukkan siswa terlihat ceria, sedikit lebih aktif, serius, dan atentif
selama pelajaran berlangsung. Respon positif diberikan kepada butir angket yang berkaitan
langsung dengan media pembelajaran. Demikian pula sebagaimanatersurat dalam beberapa
kali ucapan guru kepada para kolaborator baik sesaat setelah meninggalkan ruangan kelas
ataupun sebelum mengawali kegiatan refleksi, yang intinya setelah mengimplementasikan
tindakan yang dipilih, yaitu mengadakan pembelajaran materi struktur menggunakan lagu,
mengajar menjadi terasa lebih nyaman.
Dilihat dari segi partisipasi siswa yang membaik, hasil belajar dalam 2 kali pertemuan
yang meningkat cukup tajam, serta respon positif peserta terhadap pembelajaran struktur
menggunakan media lagu, maka dapat dikatakan bahwa kriteria keberhasilan penelitian telah
terlampaui. Oleh sebab itu, tim telah menyepakati bahwa penyelidikan bisa diakhiri.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan analisis data yang menunjukkan kecederungan meningkatnya sikap dan
perilaku serta hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lagu sebagai
media untuk pembelajaran struktur bahasa Inggris telah tepat. Dengan demikian, penelitian
tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil, dan tindakan yang dipilih sangat
direkomendasikan untuk dijadikan alternatif penyelesaian bila masalah serupa, yaitu masalah
partisipasi siswa dalam pembelajaran struktur kalimat bahasa Inggris, terjadi di dalam
konteks yang (hampir) sama.
Kekurangan studi tindakan kelas ini adalah masih kurangnya peran aktif guru dalam
rangkaian kegiatan penelitian. Meskipun prakarsa penelitian tindakan ini berasal dari pihak
guru sendiri, namun kurangnya rasa percaya diri guru menjadi kendala untuk lebih
berinisiatif. Sarannya adalah guru mutlak melengkapi diri dengan cara banyak membaca
literatur sebelum memprakarsai dilakukannya sebuah penyelidikan. Hal lain yang masih perlu
diperbaiki ke depan adalah langkah perencanaan waktu yang sangat matang, guna
mengantisipasi masalah keterbatasan waktu. Dengan hanya 1 siklus, PTK ini masih
menyimpan peluang terjadinya kebetulan dalam pencapaian proses dan hasilnya. Struktur
bahasa Inggris mencakup materi yang cukup luas sehingga PTK ini mestinya dapat
dilaksanakan dalam beberapa siklus.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Nurhayati. 2009. “Developing English Skills through Songs and Music”, The 2009 UAD
TEFL National Conference (Proceeding).

Sahib, H. 2007. “The Effective Strategies in Teaching Grammatical Structures of English”,


The 55th TEFLIN International Conference (Program Book).

Sari, R. 2009. “Teaching Grammar: Does It Need Extraordinary Teaching?”, The 56th
TEFLIN International Conference (Program Book).

Sukidin. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lusan Cendikia.

Suwartono. 2012. “Songs Helped Them Learn the English Connected Speech”, International
Academic and Industrial Research Solution (Proceedings of InternationalConference
on English Language and Literature).

Anda mungkin juga menyukai