Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PROYEK
(Jurnal Profesional Pendidikan Bahasa Inggris) p–ISSN 2614-6320
Volume 4, No. 3, Mei 2021 e–ISSN 2614-6258

RESPON SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI


CROSSWORD PUZZLE DALAM PENGAJARAN KATA
KATA KELAS KE TUJUH
SISWA DI SALAH SATU SMP
DI CIMAHI
Yeni Meliyani1, Evie Kareviati2
1,2 IKIP Siliwangi
1yenimeliyani454@student.ikipsiliwangi.ac.id 2ekareviati@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan teknik
teka-teki silang dalam pengajaran kosakata pada siswa kelas tujuh di SMP. Metode
deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dalam mengumpulkan data peneliti
menggunakan dua instrumen: observasi kelas selama pelaksanaan teka-teki silang di kelas
dan dari wawancara siswa. Peneliti memilih kelas VII B sebagai responden yang terdiri dari
35 siswa. Dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kosakata
dengan menggunakan teka-teki silang membuat siswa mudah untuk menghafal kosakata
dan membuat siswa lebih aktif di kelas dan hasilnya juga menunjukkan respon yang baik
dari siswa,
Kata kunci: Teka Teki Silang, Penguasaan Kosakata Siswa

PENGANTAR
Pembelajaran bahasa Inggris adalah untuk membuat peserta didik dapat berkomunikasi baik dalam bentuk lisan
maupun tulisan. Dalam belajar bahasa Inggris ada empat aspek penting, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
tulisan yang harus dikuasai. Namun, penguasaan kosakata sangat penting. jika
Jika siswa menguasai banyak kosakata, maka siswa akan lebih mudah menyampaikan maksud, gagasan, dan
perasaannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thornbury (2002:13) yang dikutip dalam Melasari, Ismawati, dan Nanda
(2019) bahwa tanpa tata bahasa sangat sedikit yang dapat disampaikan, tanpa kosakata tidak ada yang dapat
disampaikan. Kosakata merupakan salah satu aspek kebahasaan yang tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran bahasa
Inggris karena kosa kata merupakan hal yang utama dalam pembelajaran bahasa pernyataan ini
didukung oleh Richards dan Renandaya (2002) sebagaimana dikutip dalam Fahrurrozy (2015) dikutip dalam
Hamer dan Rohimajaya (2018) mengatakan bahwa kosakata adalah komponen inti dari kemahiran bahasa dan
memberikan banyak dasar seberapa baik pembelajar berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. .
Sebelum siswa mempelajari empat aspek dalam Bahasa siswa harus menguasai kosakata terlebih dahulu agar
memudahkan mereka dalam mempelajari keempat aspek bahasa tersebut. Pernyataan ini didukung oleh Richard
(2001:4) dalam Anwar dan Efransyah (2018) yang dikutip dalam Sadiyah, Septiani, dan Kareviati (2019), kosakata
adalah salah satu komponen bahasa yang paling jelas dan salah satu hal pertama yang diperhatikan oleh ahli
bahasa terapan. .
Pada kenyataannya, sebagian besar siswa masih kurang menguasai kosakata. Karena guru biasanya cenderung
menggunakan teknik tradisional dalam mengajar kosa kata, guru mengajarkan kosa kata hanya untuk memberi
tahu siswa tentang kata tersebut dan kemudian menyuruh siswa untuk menghafalnya. Namun,

Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pengajaran Kosakata
Siswa Kelas Tujuh di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi|426
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

Guru harus mengajarkan kosakata dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman untuk
menerapkannya pada konteks nyata untuk membantu siswa memahami kosakata dengan mudah.
Berdasarkan permasalahan di atas, dengan menciptakan suasana belajar yang baru dan menarik perhatian
siswa agar lebih semangat dalam belajar harus ada perubahan cara penyampaian materi kepada siswa.
Prasetyo, Kurniawati, dan Subari (2013) yang dikutip dalam Melasari, Ismawati, dan Nanda (2019)
menyatakan bahwa “guru bahasa Inggris harus menerapkan berbagai media untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan bahasa Inggris”. Dan berdasarkan pernyataan di atas
Wilkin (1983: 14) yang dikutip dalam Ismawati, Sutarsyah, & Nurweni, A. (2016) mengatakan bahwa untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk memperhatikan proses belajar mengajar di kelas, guru
harus menemukan teknik yang relevan.
Seperti Kasus (1994:5) dalam Melasari, Ismawati, dan Nanda (2019) mengklaim bahwa teka-teki berguna
bagi pembelajar bahasa karena kesenangan, kepuasan, refleksi, dan permainan dapat memusatkan
perhatian pembelajar pada bahasa dengan cara yang terkonsentrasi tetapi tidak tanpa stres. Seperti
disebutkan di atas peneliti ingin menerapkan teknik berupa teka-teki silang untuk menarik perhatian siswa.

Menurut Widyasari (2010) yang dikutip dalam Sadiyah, Septiani & Kareviati (2019)
ada beberapa jenis teka-teki silang yang dapat dilakukan dalam proses belajar
mengajar kosakata di kelas, yaitu:

sebuah. Teka-teki lisan, yaitu teka-teki yang diberikan secara lisan oleh guru, dan siswa hanya diberikan teka-
teki silang kosong tanpa petunjuk. Memberikan instruksi secara lisan dapat melatih pendengaran siswa.
Beri tahu siswa untuk mengisi apa yang mereka bisa dan kemudian ulangi instruksinya sampai mereka
mengerti.
b. Teka-teki gambar, adalah teka-teki yang menggunakan gambar sebagai petunjuk. Dan hanya memberi siswa
teka-teki tanpa petunjuk. Untuk setiap petunjuk, diganti dengan gambar. Ini bekerja sangat baik dengan unit
yang mencakup banyak kosakata baru.
c. Sebuah teka-teki objek, itu adalah teka-teki silang di mana di dalam objek tertulis petunjuk. Berikan teka-teki
kosong tanpa petunjuk kepada siswa. Barang-barang yang ditempatkan di sekitar ruangan, masing-masing
diberi label dengan nomor petunjuknya. Kemudian siswa diminta untuk berkeliling di stasiun yang berbeda
memungkinkan mereka untuk mengambil objek saat mereka menyelesaikan teka-teki

Namun, dari jenis teka-teki silang di atas dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada
penggunaan teka-teki silang dalam proses belajar mengajar kosakata di kelas. Oleh karena itu,
peneliti memilih untuk menerapkan teka-teki silang sebagai teknik dalam pengajaran kosakata
kepada siswa kelas tujuh yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa dan peneliti
diharapkan dapat memberikan motivasi siswa dalam belajar kosakata bahasa Inggris.

Kosakata
Pernyataan Langan (1997) yang dikutip dalam Farizawati (2016), kosakata sangat penting sebagai bagian dari
komunikasi yang efektif. Penguasaan kosakata yang banyak dapat membuat seorang pembicara, pendengar,
pembaca, dan penulis khususnya bagi siswa dapat lebih mudah mempelajari Bahasa Inggris, penguasaan
kosakata merupakan faktor kunci keberhasilan pembelajaran bahasa.

Montgomey (2007) sebagaimana dikutip dalam Anwar dan Efransyah (2018) menyatakan bahwa terdapat daftar
jenis kosakata, dimana setiap jenis kosakata memiliki tujuan yang berbeda dan pengembangan kosakata dalam
satu fasilitas pertumbuhan yang lain.
1. Berbicara Kosakata. Ini adalah kata-kata yang digunakan orang dalam pidato mereka.

Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pengajaran Kosakata
Siswa Kelas Tujuh di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi|427
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

2. Mendengarkan Kosakata. Itu adalah kata-kata yang didengar dan dipahami orang.
3. Menulis Kosakata. Ini adalah kata-kata yang digunakan orang dalam menulis baik dalam bentuk formal
maupun informal.
4. Membaca Kosakata. Ini adalah kata-kata yang orang tahu dan mengerti ketika
membaca teks.

Berdasarkan pernyataan di atas, diharapkan siswa lebih mudah memahami pelajaran dalam
proses belajar mengajar menggunakan teka-teki silang, dan siswa akan belajar banyak kosakata
baru pada setiap pertemuan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Teka teki silang

Menurut Njoroge, Ndung'u dan Ganthigia (2013) yang dikutip dalam menyatakan Puspita dan Sabiqoh (2017)
bahwa “teka-teki silang adalah permainan yang membuat proses belajar-mengajar menjadi menarik dan lucu,
dan juga memungkinkan siswa untuk berlatih dan mengulangi pola kalimat dan kosa kata”. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Soeparno (1980:73) yang dikutip dalam Melasari, Ismawati, & Nanda (2019) teka-teki silang
adalah jenis permainan yang dilakukan dengan cara mengisi formulir kosong yang disajikan dengan huruf-huruf
yang membentuk kata-kata dalam jawaban pertanyaan. diberikan.

Berdasarkan Pinuria, Harmaini dan Ernati (2014) sebagaimana dikutip dalam Puspita dan Sabiqoh (2017)
tata cara penggunaan teka-teki silang adalah sebagai berikut:

Kegiatan pra-mengajar
1. Guru menyapa siswa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru mengingatkan siswa tentang mata pelajaran sebelumnya yang diajarkan pada pertemuan terakhir.
4. Guru memperkenalkan topik baru kepada siswa.
Kegiatan sambil mengajar
1. Guru bertanya kepada siswa tentang teka-teki silang.
2. Guru memberikan contoh teka-teki silang kepada siswa.
3. Guru memberikan tugas kepada siswa.
4. Setelah guru mengecek jawaban siswa, guru berdiskusi dengan siswa untuk membuat kalimat
dengan menggunakan kata-kata yang sesuai sebagai jawaban teka-teki silang. Kegiatan
pasca-mengajar
1. Guru bertanya kepada siswa tentang teka-teki silang.

Namun, dalam menerapkan Teka Teki Silang dalam mengajarkan kosakata kepada siswa, peneliti
memodifikasi beberapa langkah.
Pada pertemuan pertama peneliti menjelaskan tentang teka-teki silang dengan memberikan contoh dan
cara memainkannya di dalam kelas. Hampir semua siswa sudah memahami cara bermain dan sangat
tertarik untuk mencobanya. Kemudian peneliti mempersilahkan beberapa siswa untuk maju dan mengisi
puzzle yang sudah tersedia di papan tulis, kemudian setelah siswa maju kedepan peneliti menyebutkan
petunjuk untuk mengisi puzzle tersebut. Karena jumlah siswa yang cukup besar yaitu 35 siswa, maka
peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik pembelajaran kooperatif dan membagi siswa menjadi
empat kelompok yang akan digunakan kelompok tersebut dalam setiap pertemuan. Sebelum mengakhiri
penelitian peneliti menginformasikan bahwa materi untuk pertemuan berikutnya adalah tentang teks
deskriptif.
Pada pertemuan kedua, materi akan diajarkan tentang teks deskriptif. Peneliti
menjelaskan definisi teks deskriptif. Peneliti meminta siswa untuk duduk dengan
428 |Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pembelajaran Kosakata
Pada Siswa Kelas VII Di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

kelompok. Kemudian setelah semua siswa berkumpul dengan kelompoknya peneliti segera memberikan teks
deskriptif yang menjelaskan tentang hewan dan menyuruhnya untuk didiskusikan dengan temannya. Setelah
semua siswa selesai membaca dan mendiskusikan teks tersebut maka peneliti memberikan tugas kepada setiap
kelompok. Tugas tersebut berupa teka-teki silang yang harus diisi dan diberikan pertanyaan atau petunjuk
berdasarkan teks yang telah dibaca siswa untuk membantu siswa mengisi teka-teki tersebut. Semua kelompok
sangat kompak, saling membantu untuk menemukan jawaban, mereka tampak menikmati dan mencoba untuk
mengisi teka-teki lebih cepat. Kemudian peneliti meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju
ke depan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka kerjakan. Setelah mereka menjawab semua teka-teki
tanpa sadar mereka mendapatkan kosakata baru.
Pada pertemuan ketiga, peneliti langsung memberikan tugas untuk mengisi teka-teki silang tentang kata
sifat. Kemudian setelah itu, seperti biasa, peneliti meminta salah satu perwakilan dari setiap kelompok
untuk maju ke depan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis, dan mendiskusikan arti dari setiap
kosakata. Kemudian setelah semuanya selesai dan mengerti tentang kata sifat peneliti memberikan tugas
untuk mendeskripsikan teman disampingnya dengan menggunakan kosakata yang telah dibahas
sebelumnya.

Pada pertemuan terakhir, peneliti telah menyiapkan teka-teki yang berisi kosakata tersembunyi. Kosakata dalam
teka-teki adalah kosa kata yang dibahas pada pertemuan sebelumnya, tujuannya adalah untuk meninjau kosa
kata. Tugasnya adalah semua siswa harus menemukan kosakata sebanyak mungkin dalam teka-teki, siapa pun
yang menemukan kosakata paling banyak dan menyelesaikannya dengan cepat maka dialah yang mendapat nilai
terbaik. Siswa terlihat sangat senang dan berlomba-lomba untuk dapat menemukan kosakata sebanyak mungkin
dan satu persatu mereka maju ke depan untuk menyebutkan kosakata yang telah mereka temukan..

METODE
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Sebagaimana Bogdan dan Biklen (1984) yang dikutip
dalam Lelawati, Dhiya, dan Mailani (2018) menyatakan bahwa penelitian kualitatif memiliki setting alamiah
sebagai sumber data langsung dan peneliti adalah instrumen kuncinya. Data yang akan dikumpulkan berupa data
deskriptif yang menggambarkan keadaan tertentu dengan selengkap dan secermat mungkin. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian kualitatif karena peneliti akan menjadi instrumen utama (pengamat) dalam
mengumpulkan data secara alami. pengaturan tanpa melakukan manipulasi apapun.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri Cimahi dengan
peserta didik kelas VII. Jumlah siswa sebanyak 35 orang dengan spesifikasi putra 21
siswa dan putri 14 siswa. Data diperoleh dari observasi kelas dan wawancara.

HASIL DAN DISKUSI


Hasil
Dalam hasil ini data dari wawancara Data empat siswa implementasi teka-teki silang.
dari wawancara adalah sebagai berikut.

Tidak ada pertanyaan Tanggapan Siswa


1. Apakah Anda suka belajar bahasa Inggris? Semuanya menyatakan bahwa
mereka suka belajar bahasa Inggris.

Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pengajaran Kosakata
Siswa Kelas Tujuh di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi|429
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

2. Apakah Anda suka ketika guru Tiga dari mereka


mengajari Anda tentang kosa kata? menyatakan bahwa mereka
suka belajar kosa kata
karena lebih mudah ketika
berbicara bahasa Inggris.
Sementara itu, salah satunya
tidak suka belajar kosa kata
karena sulit untuk dihafal.
3. Ketika Anda disuruh menghafalkan beberapa kosakata siswa,
apakah Anda merasa kesulitan atau? menyatakan bahwa mereka
bukan?
tidak merasa kesulitan untuk
menghafal kosakata karena
mereka sangat suka belajar
bahasa Inggris. Sementara dua
dari siswa menyatakan
bahwa mereka merasa sulit
untuk menghafalnya karena
pengucapannya yang sulit.
4. Apakah menurut Anda belajar kosakata Siswa menyatakan
dengan teka-teki silang efektif? bahwa belajar kosakata
dengan teka-teki silang
efektif. Mereka merasa
senang dan lebih aktif
dalam belajar-mengajar
proses.
5. Apa pendapat Anda ketika guru Semua siswa mengatakan mereka
menggunakan permainan teka-teki silang ketika
adalah senang Kapan
mengajar kosa kata? sedang belajar kosakata
menggunakan teka-teki silang.
Mereka tidak merasa bosan dan
sangat senang.
6. Apakah menurut Anda belajar menggunakan Mereka menyatakan bahwa
teka-teki silang membantu Anda untuk teka-teki silang apakah
penguasaan kosakata? membantu mereka untuk menguasai
banyak kosakata.

7. Apakah menurut Anda belajar dalam kelompok itu Sebagian besar siswa
efektif? mengatakan bahwa belajar
dalam kelompok itu efektif. Itu
Alasannya, bisa lebih cepat
menyelesaikan tugas dan
bisa bekerja sama dengan
teman yang lain.
8. Apakah Anda lebih suka belajar kosa kata Semua responden menyatakan
dengan teka-teki silang? bahwa mereka lebih suka
belajar kosakata menggunakan

Teka teki silang.


9. Apakah belajar kosakata dengan Para siswa mengatakan bahwa
menggunakan teka-teki silang membuat Anda teka-teki silang membingungkan

termotivasi dalam belajar bahasa Inggris?

430 |Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pembelajaran Kosakata
Pada Siswa Kelas VII Di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

termotivasi mereka di
belajar bahasa Inggris.

Diskusi
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa semua responden mengatakan bahwa
teknik teka-teki silang dapat membuat siswa termotivasi dan antusias dalam proses belajar mengajar
khususnya kosakata. Hal ini didukung oleh data hasil observasi kelas. Mengamati pengajaran
kosakata menggunakan permainan teka-teki silang dilakukan tiga kali pertemuan dan dijelaskan
sebagai berikut:
sebuah. Pada pertemuan pertama guru menjalankan langkah-langkah berdasarkan Pinuria, Harmaini dan Ernati
sebagaimana dikutip dalam Puspita dan Sabiqoh (2017).
b. Pada pertemuan pertama dan kedua guru masih menggunakan langkah yang sama, namun pada
pertemuan kedua guru memodifikasi langkah-langkahnya sendiri.
c. Pada pertemuan terakhir, guru meninjau kembali semua materi yang telah diajarkan dan
memberikan tugas kepada siswa.

Pada bagian ini, peneliti ingin membahas tentang hasil proses pengajaran kosakata dengan
menggunakan teka-teki silang.
Pertama, dari data yang diperoleh melalui observasi peneliti berasumsi bahwa pembelajaran
kosakata dengan menggunakan teka-teki silang membuat siswa mudah menghafal kosakata
dan membuat mereka lebih aktif di kelas.
Kedua, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa merasa tertarik dan sangat suka
mempelajari kosakata menggunakan teka-teki silang.
Dari data observasi yang telah diambil dari pertemuan ketiga, guru tidak menemukan kesulitan dalam
menerapkan teka-teki silang dalam proses belajar mengajar. Guru dapat menjalankan langkah-langkah
dengan baik dan siswa terlibat dan menikmati proses pembelajaran secara aktif. Setelah menganalisis hasil
wawancara dan observasi menunjukkan bahwa pengajaran kosakata menggunakan teka-teki silang dapat
meningkatkan penguasaan kosakata siswa. Pernyataan ini didukung oleh teori dari Case (1994) yang
dikutip dalam Sadiyah, Septiani, dan Kareviati (2019) bahwa teka-teki bermanfaat bagi pembelajar bahasa
karena kesenangan, kepuasan, refleksi, dan permainan memusatkan perhatian pembelajar pada bahasa
dengan cara yang terkonsentrasi tetapi tanpa tekanan. .

KESIMPULAN
Mengacu pada informasi dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
teka-teki silang dalam proses pembelajaran kosakata berjalan dengan baik dan membuat
siswa merasa termotivasi, menyenangkan, dan tampak antusias dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Hal ini terlihat dari respon siswa ketika guru bertanya pada bagian
wawancara. Siswa selalu bertanya kepada guru ketika menemukan kata-kata sulit dan siswa
yang pasif menjadi lebih aktif. Artinya penerapan teka-teki silang dalam pengajaran
kosakata dapat membantu penguasaan kosakata siswa pada siswa kelas tujuh sebuah
sekolah di Cimahi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pertama-tama peneliti mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah mengizinkan penulis
menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Penerapan Teka Teki Silang Dalam Pembelajaran Kosakata Pada
Siswa Kelas VII Sekolah Di Cimahi”. Dan terima kasih kepada IKIP Siliwangi khususnya

Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pengajaran Kosakata
Siswa Kelas Tujuh di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi|431
Volume 4, No. 3, Mei 2021 hlm 426-432

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, juga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Evi
Kareviati, atas nasihat, bimbingan, dan kontribusinya yang sangat penting bagi peningkatan hasil penelitian ini.

REFERENSI
Anwar, Y., & Efransyah. (2018). Mengajar Kosakata Menggunakan Crossword Puzzle Game di The
siswa kelas tujuh. Jurnal Profesional Pendidikan Bahasa Inggris. 1:23. Farizawati, F. (2016).
Menggunakan Storytelling Untuk Mengajarkan Kosakata.Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris,
7(2), 246-259.
Hamer, W., & Rohimajaya, N, A. (2018). Menggunakan Flash Card sebagai Media Pembelajaran untuk Memperkaya
Penguasaan Kosakata Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.Jurnal Studi Bahasa
Inggris. 3:2.
Ismawati, L., Sutarsyah, C., & Nurweni, A. (2016). Pengajaran Kosakata Menggunakan Storytelling.
Universitas Lampung, Lampung.
Lelawati, S., Dhiya, S., & Mailani, PN (2018). Pengajaran Kosakata Bahasa Inggris untuk Anak Muda
Peserta didik.Jurnal Profesional Pendidikan Bahasa Inggris. 1:2.
Melasari, Ismawati, K,. & Nanda, DS (2019). Pengaruh penggunaan teka-teki silang terhadap
penguasaan kosakata siswa pada siswa kelas XI SMA muhammadiyah 2 bandar
lampung tahun ajaran 2017-2018.Jurnal Studi Pendidikan Bahasa Inggris.2:1
67-73.
Sabiqoh, N. (2017).Mengajar Kosakata Dengan Menggunakan Teka Teki Silang Pada Semester Pertama
Siswa Kelas VII Mts Ma'arif Nahdlatul Ulama (Nu) 08 Mataram Baru Lampung
Timur Tahun Pelajaran 2016/2017(Disertasi Doktor, UIN Raden Intan
Lampung).
Sadiyah, WH, Septiani, W., & Kareviati, E. (2019). Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris
Dengan Menggunakan Teka Teki Silang.PROYEK (Jurnal Profesional Pendidikan Bahasa Inggris), 2
(2), 110-114.

432 |Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Teka Teki Silang dalam Pembelajaran Kosakata
Pada Siswa Kelas VII Di Salah Satu Sekolah Menengah Pertama
di Cimahi

Anda mungkin juga menyukai