Anda di halaman 1dari 11

GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY

VOLUME 4, NO. 1, 2018: 76-86


ISSN: 2407-7798

Efikasi Diri Bahasa Inggris sebagai Mediator antara Orientasi


Tujuan Penguasaan dan Keterikatan Siswa Belajar Bahasa Inggris

Adrielina Firdausi1 & Bhina Patria2


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. English Self-efficacy is a self-confidence in English proficiency which is important


to student behaviour on learning process. This study aims to investigated the role of english
self efficacy in mediating the relationship between mastery goal orientation and student
engagement on learning English. The method was quantitative using survey approach with
173 subjects. The subject was 173 students of 10th and 11st grade in SMA Negeri 9 Yogyakarta
in 2016/2017 selected by purposive sampling technique. The Morgan-Jinks Student Efficacy
State modification scale, student engagement modification scale, and mastery goal
orientation scale were used in this study. The result showed that English self-efficacy was
partially mediated. The mastery goal orientation directly had positive role to the student
engagement (B= 0,468; p<0,001). The mastery goal orientation had positive role to the
student engagement on learning English with self-efficacy as mediator (B’=0,369; p<0,001),
English self-efficacy on boys were higher than girls.

Keywords: english self-efficacy; mastery goal orientation; student engagement

Abstrak. Efikasi diri Bahasa Inggris merupakan keyakinan diri terhadap kemampuan
bahasa Inggris yang berperan penting terhadap perilaku siswa pada proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri bahasa Inggris memediasi
hubungan antara orientasi tujuan penguasaan dan keterikatan siswa belajar bahasa Inggris.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survey terhadap
173 subjek penelitian. Subjek penelitian merupakan siswa kelas X dan XI SMA Negeri 9
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data
menggunakan modifikasi skala The Morgan-jinks Student Efficacy Scale, modifikasi skala
keterikatan siswa, dan skala orientasi tujuan penguasaan. Hasil penelitian menunjukan
efikasi diri bahasa Inggris memediasi secara parsial yaitu orientasi tujuan penguasaan
secara langsung berperan positif terhadap keterikatan siswa (B= 0,468 dan p<0,001);
orientasi tujuan penguasaan berperan positif terhadap keterikatan siswa belajar bahasa
Inggris saat dimediasi oleh efikasi diri (B= 0,369 dan p<0,001), Efikasi diri bahasa Inggris
laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Kata kunci : efikasi diri bahasa Inggris; keterikatan siswa; orientasi tujuan penguasaan

Kemampuan kecakapan berbahasa Inggris kan bahasa Inggris negara Indonesia berada
negara Indonesia perlu ditingkatkan. Hal pada kategori menengah. Hasil penelitian
tersebut dikarenakan kemampuan kecapa- survei online EF (Education First) EPI (English

1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat


dilakukan melalui andrielina.firdausih@mail.ugm.ac.id
2 atau melalui patria@ugm.ac.id

76 E-JOURNAL GAMAJOP
EFIKASI DIRI BAHASA INGGRIS, KETERIKATAN SISWA, ORIENTASI TUJUAN PENGUASAAN

Proficiency Index) 2016 dengan jumlah subjek ketuntasan minimal (KKM). Daya serap
penelitian 950.000 dari 72 negara yang rata- mata pelajaran bahasa Inggris tidak
rata berusia 28 tahun, menunjukkan bahwa mencapai standar KKM 70% (Rahmawati, et
Indonesia memiliki urutan kecakapan al., 2014). Daya serap mata pelajaran bahasa
berbahasa Inggris di bawah negara-negara Inggris pada siswa SMA IPA adalah 64,33%
tetangga pada tingkat asia (EF EPI, 2016). dan daya serap mata pelajaran bahasa
Persentase indeks kecakapan bahasa Inggris Inggris pada siswa IPS adalah 57,48%.
EF EPI negara Indonesia yaitu 52,94% dari Belajar bahasa Inggris sebagai bahasa
persentase kecakapan tertinggi di tingkat asing tidak lepas dari kesulitan dan
asia pada negara Singapura yaitu 63,52%. hambatan. Siswa menganggap keterampilan
Bahasa Inggris pada negara-negara asia speaking paling sulit dikuasai karena
digunakan dalam perdagangan, bisnis kurangnya kosakata dalam bahasa Inggris,
internasional, bidang akademis, dan sulit untuk menghafal, takut salah
manufaktur. Kecakapan bahasa Inggris mengucapkan, takut ditertawakan teman,
suatu negara akan berdampak pada dan rendahnya pengetahuan grammar.
penerimaan inovasi negara tersebut secara Selanjutnya kesulitan keterampilan listening
global (EF EPI, 2016). Sehingga penting bagi atau kesulitan mendengar video yang
negara Indonesia untuk meningkatkan menggunakan bahasa Inggris karena
kecakapan berbahasa Inggris. kurangnya kosakata sehingga kesulitan
Sekolah merupakan salah satu tempat memahami makna dari kata yang
yang berperan untuk perkembangan disampaikan. Kesulitan keterampilan
kemampuan bahasa Inggris siswa (Baroody, writting karena keterampilan ini memerlu-
Rimm-Kaufman, Larsen, & Curby, 2016). kan proses yang komplek yaitu dengan
Hal ini ditunjukkan dengan ditetapkannya diawali dengan penyusunan kerangka
bahasa Inggris sebagai salah satu mata paragraf, pembuatan paragraf, pengecekkan
pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah ketetapan penulisan, pengecekan relevansi
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah isi, dan mempublikasikan tulisan. Kesulitan
Menengah Atas (SMA) (Panjaitan, 2013). keterampilan reading merupakan kesulitan
Sekolah juga dapat berupaya dengan yang paling rendah dirasakan karena
menyiapkan pengajaran melalui beberapa ketertarikan pada kegiatan membaca,
pendekatan, seperti hasil penelitian pada sehingga mudah memahami bacaan meski
sekolah SMA 14 dan 21 Medan yang bacaan berbahasa Inggris (Megawati, 2016).
menunjukkan peningkatkan kemampuan Sikap pasif pada saat pembelajaran
berbicara bahasa Inggris dengan pende- merupakan salah satu karakteritik siswa
katan pembelajaran kontekstual (Simbolon, Indonesia dalam proses pembelajaran
2014). (Nichols, 2014). Sebuah penilitian mengenai
Sekolah dapat mengetahui kemam- strategi untuk memotivasi siswa dalam
puan siswa yang dilihat berdasar lingkup belajar bahasa Inggris dilakukan oleh
nasional dengan melihat nilai ujian nasional Nichols (2014). Penilitian dilakukan pada 62
(UN) (Safari, 2015). Hasil UN oleh tim siswa SMA yang berusia16 dan 17 tahun di
penyusun laporan Badan Penelitian dan International Christian School Jakarta. Hasil
Pengembangan Kementrian Pendidikan dan penelitian menunjukkan rendahnya keteri-
Kebudayaan (Balitbang Kemendibud) 2014, katan siswa ditunjukkan pada jumlah menit
menunjukkan daya serap mata pelajaran partisipasi siswa dalam kuis membaca yaitu
bahasa Inggris UN 2014/2015 siswa 33 menit dari 137 menit proses pembelajaran
Indonesia berada di bawah standard kriteria berlangsung.

E-JOURNAL GAMAJOP 77
FIRDAUSI & PATRIA

Keterikatan siswa merupakan hal Inggris adalah keyakinan diri siswa akan
yang penting dalam proses pembelajaran. kemampuan untuk berbicara menggunakan
Hal ini dikarenakan keterikatan siswa bahasa Inggris, sehingga menjadikan siswa
berkaitan dengan keberhasilan pada proses pasif, takut, dan malu untuk berbicara
belajar pembelajaran yang menjadikan menggunakan bahasa Inggris (Exley, 2005).
siswa untuk mampu beradaptasi dengan Sebuah penelitian di Indonesia yang
lingkungan kelas (Christenson, Reschly, & dilakukan oleh Marcelinno (2008) pada 258
Wylie, 2012). Siswa yang memiliki siswa SMA dari enam kelas, menunjukkan
keterikatan pada proses pembelajaran bahwa siswa pasif saat berada di kelas
mampu bekerja sama, belajar secara bahasa Inggis (Marcellino, 2008).
kooperatif dan kolaboratif, serta memiliki Efikasi diri penting bagi hubungan
insiatif untuk memahami materi dengan antara keterikatan siswa dan orientasi
cara mempraktikannya (Abas, 2015). Sebuah tujuan penguasaan. Hal ini seperti yang
penelitian dilakukan pada mahasiswa diungkapkan oleh Bandura (1997), bahwa
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo prodi dapat dimiliki oleh siswa dengan orientasi
PGSD semester 2A1 dan 2A3 pada mata tujuan penguasaan yang menjadikan siswa
kuliah bahasa Inggris, menunjukkan hasil terikat pada pembelajaran (Bandura, 1986).
penelitian bahwa mahasiswa yang aktif Efikasi diri menentukkan keterikatan siswa
berpartisipasi dikelas memiliki kepercayaan pada tugas aktivitas di kelas yaitu
diri dan melakukan pengucapan bahasa ditunjukkan dengan seberapa besar usaha
Inggris mendekati benar (Megawati, 2016). yang dilakukan siswa, seberapa lama siswa
Setiap siswa memiliki orientasi tujuan bertahan terhadap rintangan, dan seberapa
yang berbeda-beda dalam terlibat pada tangguh siswa menghadapi situasi buruk
sebuah proses pembelajaran (Shin, Lee, & (Pajares, 2002).
Seo, 2017). Siswa yang memiliki orientasi Beberapa penelitian lainya juga
tujuan penguasaan (mastery goal) akan lebih menyatakan bahwa efikasi diri mempe-
terikat dalam mengikuti sebuah proses rantarai hubungan antara orientasi tujuan
belajar. Hal ini dikarenakan Siswa dengan penguasaan dan keterikatan siswa. Hasil
orientasi tujuan penguasaan (mastery goal) penelitian oleh Hsieh, Sullivan, dan Guerra
akan lebih mampu bertahan lebih lama, (2007) menunjukkan bahwa efikasi diri pada
bekerja lebih keras, dan memiliki siswa yang berorientasi tujuan penguasaan
keterikatan emosi untuk menyelesaikan menjadikan siswa lebih terikat pada proses
tugas (Mih, Mih, & Dragos, 2015). pembelajaran. Hasil penelitian yang
Efikasi diri siswa juga berperan dilakukan oleh Zare, Rastegar, dan Hosseini
terhadap peningkatan keterikatan siswa di (2011) dengan 323 subjek di Universitas
kelas. Hal tersebut diperkuat dengan Payame Noor menunjukkan bahwa efikasi
ungkapan Mahyudin et al. (2006) bahwa diri statistik memediasi hubungan antara
efikasi diri siswa yang tinggi akan orientasi tujuan penguasaan dan prestasi
menjadikan siswa memiliki kinerja yang akademik.
baik pada proses pembelajaran bahasa Penulis menyimpulkan bahwa terda-
Inggris. Efikasi diri merupakan hal penting pat peran efikasi diri bahasa Inggris dalam
bagi keterikatan siswa dalam proses belajar memperantarai hubungan antara orientasi
dan menjadi penyalur terbentuknya tujuan penguasaan dan keterikatan siswa
keterikatan perilaku, kogintif, dan motivasi belajar bahasa Inggris. Oleh karenanya,
siswa di dalam kelas (Linnenbrink & penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pintrich, 2003). Salah satu permasalahan apakah efikasi diri bahasa Inggris dapat
siswa Indonesia dalam belajar bahasa memperantarai hubungan antara orientasi

78 E-JOURNAL GAMAJOP
EFIKASI DIRI BAHASA INGGRIS, KETERIKATAN SISWA, ORIENTASI TUJUAN PENGUASAAN

tujuan penguasaan dan keterikatan siswa Analisis Data


belajar bahasa Inggris. Data dianalisis dengan analisis regresi
menggunakan variabel mediator (efikasi diri
Metode bahasa Inggris) dan uji independent sample T-
test yang menggunakan SPSS for windows.
Identifikasi Variabel Peneliti melakukan uji asumsi sebelum
Variabel yang digunakan pada penelitian ini analisis data dilakukan, yaitu meliputi uji
adalah keterikatan siswa belajar bahasa normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
Inggris.sebagai variabel tergantung, orien- linearitas.
tasi tujuan penguasaan sebagai variabel
bebas, dan efikasi diri bahasa Inggris Hasil
sebagai variabel mediator.
Kategorisasi data menunjukkan bahwa
Subjek Penelitian orientasi tujuan penguasaan, efikasi diri
Subjek dalam penelitian ini adalah 173 siswa bahasa Inggris, dan keterikatan siswa belajar
kelas X dan XI SMA Negeri 9 Yogyakarta bahasa Inggris cenderung tinggi. Hal ini
yang terdiri 64 subjek dari kelas X dan 109 ditunjukkan pada hasil penelitian yaitu
dari kelas XI. Subjek penelitian memiliki lebih dari separuh (65,9%) subjek penelitian
rentang usia 14 sampai 17 tahun. Subjek berorientasi tujuan penguasaan dengan
penelitian dengan jurusan IPA (Ilmu Penge- kategori tinggi. Efikasi diri bahasa Inggris
tahuan Alam) lebih dominan (128) diban- dominan (46,8%) berada pada kategorisasi
dingkan dengan subjek dari jurusan IPS tinggi dan subjek penelitian dengan efikasi
(Ilmu Pengatuhan Sosial) (45). Subjek laki- diri bahasa Inggris kategorisasi sedang yaitu
laki berjumlah 42 dan perempuan berjumlah (45,7%). Lebih dari separuh (60,7%) subjek
131. Penentuan subjek penelitian dengan penelitian memiliki kategori keterikatan
menggunakan teknik pursposive. siswa belajar bahasa Inggris yang tinggi.
Uji asumsi dilakukan sebelum uji
Instrumen Penelitian hipotesis, yaitu meliputi uji normalitas, uji
Pengumpulan data pada penelitian multikolinearitas, dan uji linearitas. Uji
menggunakan skala penelitian yaitu skala normalitas dengan Kolmogorov-smirnov
orientasi tujuan penguasaan, skala keterika- menunjukkan bahwa distribusi data
tan siswa belajar bahasa Inggris, dan skala penelitian bersifat normal setelah dilakukan
efikasi bahasa Inggris. Skala orientasi tujuan remove the case (menghapus data outlier).
penguasaan disusun berdasarkan karakte- Hasil uji multikolinearitas menunjukkan
ristik pendekatan teori oleh Ames dan Acher tidak terjadinya kolinearitas antar variabel
(1988) dengan nilai reliabitas 0,789 (33 prediktor dalam penelitian. Kesimpulan ini
aitem). Skala keterikatan siswa belajar didapat dengan melihat nilai tolerance
bahasa Inggris merupakan modifi-kasi skala sebesar 0.864 . Uji lineritas menunjukkan
yang disusun oleh Reeve dan Tseng (2011) hasil bahwa terdapat hubungan linier.
dengan nilai reliabilitas 0,815 (21 aitem). Hasil analisis regresi uji mediasi pada
Skala efikasi diri bahasa Inggris merupakan penelitian dijelaskan pada Tabel 1 yang
modifikasi The Morgan-Jinks Students Efficacy menunjukkan hasil mediasi variabel efikasi
Scale (MJSES) dengan nilai relibitas 0,756 (21 diri bahasa Inggris antara peran orientasi
aitem). tujuan penguasaan dan keterikatan siswa

E-JOURNAL GAMAJOP 79
FIRDAUSI & PATRIA

belajar bahasa Inggris. Berikut penjabaran siswa yang memiliki orientasi tujuan
hasil analisis regresi uji mediasi. penguasaan yaitu penguasaan kemampuan
Hasil analasis regresi Tabel 1 dengan menghargai setiap pencapaian
menunjukkan terpenuhinya Jalur c yaitu prestasi yang diperoleh dari bentuk usaha
orientasi tujuan penguasaan berperan dan menganggap kegagalan sebagai proses
terhadap keterikatan siswa belajar bahasa pembelajaran, sehingga menjadikan siswa
Inggris. Hasil analisis regresi menunjukkan merasa yakin dan bersemangat untuk
Beta = 0,468 dan p<0,05. Hal ini mampu menguasai materi pelajaran
membuktikan terpenuhinya syarat kondisi (Woolfolk, 2008).
jalur c. Orientasi tujuan penguasaan Hal serupa juga diungkapkan oleh
berperan terhadap efikasi diri bahasa Pintrich dan Schunk (1996) bahwa orientasi
Inggris dengan Beta = 0,308 dan p<0,05. Hal tujuan penguasaan memunculkan efikasi
ini membuktikan terpenuhinya syarat diri siswa (Pintrich dan Schunk, 1996).
kondisi jalur a. Efikasi diri bahasa Inggris Sebuah hasil penelitan oleh Gerhardt dan
berperan terhadap keterikatan siswa belajar Brown (2006) menunjukkan hasil penelitian
bahasa Inggris (Beta = 0,320 dan p<0,05). Hal yang sama yaitu orientasi tujuan
ini membuktikan terpenuhinya syarat penguasaan tinggi menunjukkan efikasi diri
kondisi jalur b, dan Jalur c’ menunjukkan yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan
hasil analis nilai Beta = 0,369 dan p<0,01. Hal orientasi tujuan penguasaan menjadikan
ini menunjukan bahwa kondisi jalur c’ tidak siswa lebih meyakini akan kesuksesan di
terpenuhi. Kondisi tersebut menurut Baron masa depan, sehingga menjadikan siswa
dan Kenny (1986) merupakan bentuk lebih berusaha keras (Gerhardt & Brown,
mediasi parsial yaitu jalur a, b, c, dan c’ 2006)
signifikan. Uji tambahan menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan efikasi
bahwa efikasi diri bahasa Inggris laki-laki diri bahasa Inggris berperan positif terhadap
(7,924) dan perempuan (7,745). keterikatan siswa belajar bahasa Inggris. Hal
ini dikarenakan efikasi diri menjadikan
Diskusi siswa memiliki keyakinan akan hasil
pembelajaran yang baik dan menjadikan
Hasil penelitian menunjukkan orientasi siswa menghargai proses pembelajaran
tujuan penguasan terbukti berperan positif (Schunk & Mullen, 2012). Siswa dengan
terhadap efikasi diri bahasa Inggris. Hal efikasi rendah akan menghindari tugas dan
tersebut dapat dimaknai bahwa orientasi siswa dengan efikasi diri tinggi akan lebih
tujuan penguasaan memunculkan efikasi bersemangat, lebih gigih, dan berusaha lebih
diri. Hal ini dapat disebabkan karena fokus di dalam proses pembelajaran (Bandura,

80 E-JOURNAL GAMAJOP
EFIKASI DIRI BAHASA INGGRIS, KETERIKATAN SISWA, ORIENTASI TUJUAN PENGUASAAN

1997). Hal sebaliknya terjadi pada siswa Inggris. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil
yang memiliki efikasi diri rendah yaitu penelitian yang menunjukkan tingginya
menunjukkan sikap menghindar terhadap orientasi tujuan penguasaan dan keterikatan
beberapa tugas (Schunk dan Mullen, 2012). siswa, yaitu orientasi tujuan penguasaan
Siswa yang memiliki efikasi diri yaitu kategori tinggi sebanyak (65,9%) dan
percaya dengan kemampuannya, akan keterikatan siswa kategori tinggi (60,7%).
menunjukkan keterikatan perilaku pada Hal tersebut dikarenakan siswa dengan
proses pembelajaran (Pellas, 2014). Hasil orientasi tujuan penguasaan memiliki
penelitian juga menunjukkan keselarasan pandangan baik terkait pembelajaran,
dengan pernyataan tersebut, yaitu banyak- usaha, dan kegagalan, yaitu menyadari
nya (41,0%) subjek yang mendengarkan bahwa belajar adalah proses dari usaha
dengan seksama selama proses belajar, keras serta bertahan meski mengalami
41,0% subjek bekerja keras ketika memulai kemunduran (Ormrod, 2003).
sesuatu hal baru, dan banyaknya (43,9%) Pendapat lain juga menjelaskan
siswa berlatih keras di kelas . bahwa orientasi tujuan penguasaan
Efikasi diri juga menjadikan siswa berperan terhadap keterikatan siswa belajar
memiliki keterikatan emosi, keterikatan bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan siswa
kognitif, dan keterikatan agentic. Hal ini yang memiliki orientasi tujuan penguasaan
dijelaskan oleh Reeve dan Tseng (2014), menjadikan siswa memiliki keterikatan
siswa dengan efikasi diri yang tinggi kognitif, emosional, dan perilaku yang
memiliki kepercayaan dalam mempelajari sangat tinggi (Anderman & Patrick, 2012).
materi, sehingga menunjukkan reaksi positif Keterikatan emosi siswa tinggi pada siswa
saat belajar (keterikatan emosi), mampu yang memiliki orientasi tujuan penguasaan
menghubungkan pengalaman diri dengan tinggi, ditunjukkan dengan perasaan positif
materi yang sedang dipelajari (keterikatan siswa saat di kelas dan lebih termotivasi
kognitif), serta menjadikan siswa mampu untuk mengikuti pelajaran di kelas (Ames,
mengajukan pendapat saat proses 1992). Siswa juga menunjukkan sikap positif
pembalajaran berlangsung, dan mejadikan terhadap tugas yang diberikan saat
siswa berkontribusi saat di kelas dengan pelajaran berlangsung, khususnya pada
mengajukan hal yang disukai dan tidak tugas yang lebih menarik dan menantang
disukai (Reeve dan Tseng, 2014). (Ames dan archer, 1988). Hal lain yang
Sebuah penelitian memperkuat bahwa membuktikan pengaruh orientasi tujuan
efikasi diri berperan terhadap keterikatan penguasaan terhadap keterikatan emosi
siswa. Penelitian tersebut dilakukan oleh siswa yaitu kepuasaan pada diri siswa saat
Martin dan Kauffman (2015), menunjukkan mengikuti pelajaran (Nolen dalam Ucar &
hasil bahwa efikasi diri berperan terhadap Sungur, 2017) dan mampu merespon
keterikan emosi dan juga keterikatan sosial dengan baik sebuah kegagalan saat proses
siswa. Martin dan Kauffman (2015) belajar (Midgley, Kaplan, & Middelton,
menjelaskan bahwa siswa dengan efikasi 2001).
diri yang tinggi memunculkan ketertarikan Siswa yang memiliki orientasi tujuan
dan menikmati proses belajar, sehingga penguasaan yang tinggi juga menunjukkan
menjadikan siswa mampu mengerjakan keterikatan kognitif yang tinggi, hal ini
tugas bersama teman lainnya. dikarenakan siswa mampu melaksanakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kognitif secara efektif yang
orientasi tujuan penguasaan berperan ditunjukkan dengan elaborasi, metakognitif
terhadap keterikatan siswa belajar bahasa (perencanaan, pemantauan, dan regulasi)

E-JOURNAL GAMAJOP 81
FIRDAUSI & PATRIA

(Ames dan Archer 1998). Selain itu, (2015) yaitu efikasi diri akademik
pengaruh orientasi tujuan penguasan juga memediasi secara parsial antara hubungan
memengaruhi keterikatan perilaku siswa dukungan akademik dan personal growth
yang ditunjukkan dengan perilaku adaptif initiative (PGI). Penelitian Dolzan, Sartori,
(Anderman & Patrick, 2012) yang Charkarhabi, dan Paola (2015) menunjukkan
ditunjukkan dengan berusaha untuk efikasi diri memediasi secara parsial antara
menyelesaikan tugas (Wolters dalam Ucar keterikatan sekolah dengan perilaku
dan Sungur, 2017) dan mencari bantuan beresiko. Berikut penjelasan terkait ketiga
untuk meminta penjelasan terkait materi hasil penelitian tersebut yang mendukung
yang diajarkan (Ng, 2014). hasil penelitian ini yaitu terkait efikasi diri
Hasil penelitian menunjukkan peran sebagai mediator parsial.
efikasi diri bahasa Inggris tidak seutuhnya Penelitian dilakukan oleh Vayre dan
menjadi perantara antara orientasi tujuan Vonthron (2017) terhadap 255 mahasiswa
penguasaan dengan keterikan siswa belajar dengan pengajaran online, hasil penelitian
bahasa Inggris karena terjadi mediasi menunjukkan bahwa dukungan sosial guru
parsial. Mediasi parsial merupakan kondisi berperan terhadap keterikatan siswa, faktor
variabel independen ke dependen menurun komunitas berperan langsung terhadap
namun tidak sama dengan nol dengan keterikatan siswa, dan efikasi diri akademik
adanya peran mediator (Baron dan Kenny, memediasi secara parsial hubungan antara
1986). Mediasi parsial diindikasi terjadi komunitas dan enthusiam engagement. Vayre
karena terdapat variabel mediator lainnya dan Vorthon (2017) menyatakan bahwa hal
yang juga memengaruhi peran variabel ini menunjukkan pentingnya peran
Independen dan dependen (Baron dan lingkungan yaitu khususnya komunitas dan
Kenny, 1986). dukungan terhadap keterikatan siswa
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai karena berkaitan pada proses interaksi
dengan pendapat Pintrich dan Schunk dengan teman dan guru yang mampu
(1996) dan Bandura (1986, 1997). Pintrich membantu meningkatkan pemahaman pada
dan Schunk (1996) bahwa orientasi tujuan proses e-learning.
penguasaan menjadikan siswa memiliki Oleh karenanya, merujuk pada hasil
efikasi diri untuk mencapai tujuan penelitian Vayre dan Vonthro (2017) dan
penguasaan, sehingga siswa menjadi terikat mengaitkan pendekatan teori kognitif sosial
pada proses pembelajaran. Efikasi diri (Bandura 1986, 1997) pada penelitian ini,
berdasarkan teori kognitif sosial merupakan dapat diindikasi terdapat peran lingkungan
dasar perilaku yang memengaruhi yang berdampak pada peran efikasi diri
keterikatan pada aktivitas, memengaruhi sebagai mediasi parsial pada hubungan
energi dan usaha untuk mencapai tujuan antara orientasi tujuan penguasaan dan
yang sudah ditetapkan, serta memengaruhi keterikatan siswa. Faktor lingkungan
tingkat ketekunan saat menghadapi diantaranya contoh teladan, umpan balik,
rintangan (Bandura, 1986, 1997). dan instruksi (Schunk, 1999). Hasil
Beberapa penelitian menunjukkan penelitian menunjukkan penilaian siswa
hasil yang serupa yaitu efikasi diri berperan terhadap lingkungan sebagai berikut.
sebagai mediator yang memediasi secara Sebanyak 39% subjek menyatakan yakin
parsial. Penelitian oleh Vayre dan Vonthron bahwa sekolah memberikan pengajaran
(2017) menunjukkan bahwa efikasi diri yang bagus dan 51,4% menyatakan ragu.
akademik memediasi secara parsial antara Sebanyak 38,2 % subjek merasa yakin guru
dukungan, komunitas, dan keterikatan akan bersikap baik meski siswa tidak selalu
siswa. Penelitian yang dilakukan Celik

82 E-JOURNAL GAMAJOP
EFIKASI DIRI BAHASA INGGRIS, KETERIKATAN SISWA, ORIENTASI TUJUAN PENGUASAAN

mendapat nilai baik dan 43,4% menyatakan diri bahasa Inggris dan orientasi tujuan
ragu. penguasaan penting untuk dimiliki oleh
Hasil penelitian yang dilakukan Celik siswa untuk menjadi terikat pada prose
(2015) juga menunjukkan hasil yang sama belajar bahasa Inggris.
yaitu efikasi diri akademik memediasi Hasil uji tambahan menunjukkan
secara parsial antara hubungan dukungan bahwa siswa laki-laki lebih memiliki efikasi
akademik dan personal growth initiative diri yang tinggi dibandingkan siswa
(PGI). Hal ini dijelaskan oleh Celik (2015) perempuan. Hasil penelitian oleh Kiran dan
karena efikasi diri yang dimiliki Sungur (2012) pada siswa tingkat menengah
memuculkan peran faktor lain yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan efikasi
motivasi akademik, kegigihan, sehingga diri antara laki-laki dan perempuan, tetapi
dukungan akademik dapat beruhubungan ditemukan bahwa siswa perempuan lebih
langsung dan tidak langsung dengan PGI. menanggapi sebuah pengalaman dengan
Celik (2015) menyimpulkan bahwa melibatkan emosi. Penelitian oleh Britner
dukungan akademik dan efikasi diri dan Pajares (2006) menunjukkan bahwa
berperan penting terhadap PGI. perempuan lebih cemas, lebih stress, lebih
Hasil penelitian Dolzan, Sartori, depresi khusunya pada pelajaran ilmiah
Charkarhabi, dan Paola (2015) menunjukkan yang menjadikan efikasi diri perempuan
efikasi diri memediasi secara parsial antara lebih rendah dibandingkan laki-laki.
keterikatan sekolah dengan perilaku
beresiko. Hal ini dijelaskan pada penelitian Kesimpulan
tersebut bahwa efikasi diri merupakan
faktor utama yang dapat mencegah perilaku Penelitian ini membuktikan bahwa efikasi
beresiko meski memiliki keterikatan di diri bahasa Inggris berperan sebagai
sekolah. Hasil penelitian tersebut juga mediator secara parsial antara orientasi
menjelaskan berdasarkan teori kognitif tujuan penguasaan dengan keterikatan
sosial bahwa orientasi tujuan penguasan siswa belajar bahasa Inggris. Hal ini
dan efikasi diri bekerjasama untuk menunjukkan orientasi tujuan penguasaan
meningkatkan motivasi. Efikasi diri yang secara langsung dan tidak langsung
dijelaskan pada penelitian tersebut bahwa yaitu melalui perantara efikasi diri mampu
dapat memfasilitasi untuk siswa terikat di memengaruhi keterikatan siswa dalam
sekolah yang menjadikan siswa merasa mempelajari bahasa Inggris. Orientasi
sejahtera di sekolah sehingga menurunkan tujuan penguasaan, efikasi diri bahasa
perilaku beresiko. Inggris, dan keterikatan siswa belajar bahasa
Oleh karenanya, serupa dari ketiga Inggris cenderung tinggi. Efikasi diri siswa
hasil penelitian tersebut dapat diungkapkan laki-laki lebih tinggi dibandingkan siswa
bahwa makna hasil mediasi parsial dari perempuan.
penelitian ini yaitu siswa yang berorientasi
tujuan penguasaan menjadi terikat pada Saran
proses pembelajaran karena adanya efikasi Guru dan siswa untuk tetap
diri bahasa Inggris yang baik. Selain itu, mempertahankan tingginya keterikatan
tanpa adanya efikasi diri pada siswa tetap siswa dengan tetap memperhatikan efikasi
menjadikan siswa terikat pada proses diri bahasa Inggris dan membentuk
pembelajaran karena siswa tetap pembelajaran yang beorientasi tujuan
berorientasi tujuan penguasaan. Oleh penguasaan. Guru dapat melakukan cara
karenanya dapat dikatakan bahwa efikasi seperti yang dicontohkan oleh Ormrod

E-JOURNAL GAMAJOP 83
FIRDAUSI & PATRIA

(2003), yaitu membentuk kelompok dengan Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The
tujuan siswa dapat bekerja sama satu Moderator-mediator variable dis-
dengan yang lain. Siswa terus berlatih untuk tinction in social psychological
mencoba dengan mencari tujuan dan research: Conceptual, strategies, and
manfaat yang didapat saat siswa statistical considerations. Journal of
mempelajarai materi, siswa tetap berusaha Personality and Social Psychology,
dan menghargai setiap perbaikan yang 51(6), 1173-1182. doi: 10.1037/0022-
sudah dilakukan, menikmati setiap tugas 3514.51.6.1173
yang diberikan guru. Saran bagi penelitian Baroody, A. E., Rimm-Kaufman, S. E.,
selanjutnya yaitu dapat melakukan Larsen, R. A., & Curby, T. W. (2016).
penelitian pada sekolah yang memiliki A multi-method approach for
karaktertistik berbeda dengan karakteristik describing the contributions of
penelitian ini yaitu sekolah swasta dan tidak student. Learning and Individual
terakreditasi A. Differences, 48, 54-60. doi:
10/1016/j/lindif.2016.02.012.
Daftar Pustaka Britner, S. L., & Pajares, F. (2006). Sources of
science self-efficacy beliefs of middle
Abas, Z. W. (2015). Fostering learning in the school students. Journal of Research in
21st century through student Science Teaching, 43(5), 485-499. doi:
engagement. International Journal for 10.1002/tea.20131.
Educational Media and Technology, Celik, E. (2015). Mediating and
9(1), 3-15. moderatoring role of academic self
Ames, C. (1992). Classrooms: Goals, efficacy in the relationship between
structures, and student motivation. student academic support an
Journal of Educational Psychology, personal growth initiative. Australian
84(3), 261-271. doi: 10.1037/0022- Council of Educational Research, 24(2),
0663.84.3.261 105-113. doi: 10.1177/1038416
Ames, C., & Archer, J. (1988). Achievement 215583563.
goals in the classrooms: Student’s Christenson, S. L., Reschly, A. L., & Wylie, C.
learning strategies and motivation (2012). Handbook of research on student
processes. Journal of Education engagement. New York: Springer.
Psychology, 80(3), 260-267. doi: Dolzan, M., Sartori, R., Charkhabi, M., &
10.1037/0022-0663.80.3.260 Paola, F. D. (2015). The effect of
Anderman, E. M., & Patrick, H. (2012). school engagement on health risk
Achievement goal theory, behaviours among high school
conceptualization of ability/intelli- students: testing the mediating role
gence, and classroom climate. In S. L. of self efficacy. Social and Behavioral
Christenson, A. L. Reschly, & C. Sciences, 205, 608-613. doi: 10.1016/
Wylie, Handbook of research on student j.sbspro.2015.09.091
engagement (pp. 173- 191). New York: EPI, E. (2016). Indeks kecakapan Bahasa Inggris
Springer. EF. Education First. Retrieved from
Bandura, A. (1986). Social foundations of http://www.ef.co.id/epi/downloads/.
thoughts and action a social cognitive Exley, B. (2005). Learner characteristics of
theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc. 'Asian' EFL students : exception to the
Bandura, A. (1997). Self- efficacy the exercise of 'Norm'. Proceedings Pleasure Passion
control. New York: W.H Freeman and Provocation. Joint National Conference
Company.

84 E-JOURNAL GAMAJOP
EFIKASI DIRI BAHASA INGGRIS, KETERIKATAN SISWA, ORIENTASI TUJUAN PENGUASAAN

AATE & ALEA 2005, (pp. 1-16). bahasa Inggris secara efektif. Jurnal
Australia Pedagogia, 2(5), 147-156. doi:
Gerhardt, M. W., & Brown, K. G. (2006). 10.21070/pedagogia.v5i2.246
Individual differences in self efficacy Midgley, C., Kaplan, A., & Middelton, M.
development: the effects of goal (2001). Performance - approach
orientation and affectivity. Learning goals: good for what, for whom,
and Individual Differences, 16, 43-59. under what circumtances, and at
doi: 10.1016/j.lindif2005.06.006. what cost? Journal of Educational
Hsieh, P., Sullivan, J. R., & Guerra, N. S. Psychology, 93(1), 77-86. doi:
(2007). A closer look at college 10.1037/0022-0663.93.1.77
students. Journal of Advanced Mih, V., Mih, C., & Dragos, V. (n.d.).
Academic, 18(3), 454-476. Achievement goals and behavioral
Kiran, D., & Sungur, S. (2012). Midle school and emotion engagement as
students'science self-efficacy and its precursors of academic adjusthing.
sources: Examination of gender Social and Behavioral Sciences, 209,
differences. Journal of Science 329-336. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.
Education and Technology, 21(5), 619- 11.243.
630. doi: 10.1007/s10956-011-9351-y. Ng, M. (2014). Self efficacy beliefs and
Linnenbrink, E. A., & Pintrich, P. R. (2003). ecademic help seeking behavior of
The role of self efficacy beliefs in chinese students. Journal of
student engagement and learning in Educational Psychology, 4(66), 17-31.
the classroom. Reading and Writting Nichols, R. (2014). Motivating english
Quarterly, 19(2), 119-137. doi: language learners: an Indonesian case
10.1080/10573560390143076. study. Master of Education Program
Mahyuddin, R., Elias, H., Cheons, L. S., Theses , 52.
Muhamad, M. F., Noordin, N., & Ormrod, J. E. (2003). Educational psychology
Abdullah, M. C. (2006). The developinh learner fourth edition. Ohio:
relationship between students' self Merrill Prentice Hall.
efficacy and their english language Pajares, F. (2002). Gender and perceived self
achievement. Jurnal Pendidik dan efficacy in self regulated learning.
Pendidikan, 21, 61-71. Theory into Practice, 41(2), 116-125.
Marcellino, M. (2008). English language doi: 10.1207/s15430421tip4102_8
teaching in Indonesia a continous Panjaitan, M. O. (2013). Analisis standar isi
challenge in education and cultural bahasa inggris SMP dan SMA. Jurnal
diversity. TEFLIN Journal, 19(1), 57- Pendidikan dan Kebudayaan, 19(1),
69. doi: 10.15639/teflinjournal.v 140-155. doi: 10.24832%2Fjpnk.
19i1/57-69 v19i1.113
Martin, D. P., & Rimm-Kaufman, S. E. (2015). Pellas, N. (2014). The influence of computer
Do student self efficacy and teacher- self efficacy metacognitive self
student interaction quality regulation and self esteem on
contribute to emotional and social student engagement in online
engagement in fifth grade math? learning programs: Evidence from
Journal of School Psychology, 53, 359- virtual world of second life.
373. doi: 10.1016/j.jsp.2015.07.001 Computers in Human Behavior, 35, 157-
Megawati, F. (2016). Kesulitan mahasiswa 170. doi: 10.1016/j.chb.2014.02.048.
dalam mencapai pembelajaran

E-JOURNAL GAMAJOP 85
FIRDAUSI & PATRIA

Pintrich, P. R., & H. Schunk, D. (1996). Simbolon, N. (2014). Pengaruh pendekatan


Motivation in education. New Jersey: pembelajaran dan kemampuan
Prentice Hall. verbal terhadap kemampuan
Rahmawati, Moestadi, M. J., Widaryanto, B., berbicara bahasa Inggris siswa SMA
Ekaningrum, T. N., Hikamuddin, E., Negeri 14 dan 21 Medan. Cakrawala
Susetiyo, H., & Rohayati, W. (2014). Pendidikan, 2, 225-235. doi:
Laporan hasil ujian nasional tahun 10.21831/cp.v2i2.2149
2014. Jakarta: Pusat Penilaian Ucar, F. M., & Sungur, S. (2017). The role of
Pendidikan - Balitbang Kemdikbud. perceived classrom goal structures,
Reeve, J., & Tseng, C.-M. (2011). Agency as a self-efficacy.and engagement in
fourth aspect of students' student science achievement.
engagement during learning Research in Science & Technological
activities. Contemporary Educational Education, 35(2), 149-168. doi:
Psychology, 36, 257-267. doi: 10.1016/ 10.1080/02635143.2017.1278684.
j.cedpsych.2011.05.002 Vayre, E., & Vonthron, A.-M. (2017).
Safari. (2015). Ujian nasional sebagai cermin Psychological engagement of
mutu pendidikan dan pemersatu students im distance and online
bangsa. Jurnal Pendidikan dan learning: effects of self-efficacy and
Kebudayaan, 21(2), 101-113. doi: psychosocial processes. Journal of
10.24832%2Fjpnk.v21i2.180 Educational Computing, 55(2), 197-218.
Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: doi: 10.1177/0735633116656849.
Perspektif pendidikan. Yogyakarta: Woolfolk, A. (2008). Educational psychology
Pustaka Pelajar. active learning edition. (H. P. Soetjipto,
Schunk, D. H., & Mullen, C. A. (2012). Self- & S. M. Soetjipto, Trans.) Boston:
efficacy as an engaged learner. Pearson Education, Inc.
Dalam S. L. Christenson, A. L. Zare, H., Rastegar, A., & Hosseini, S. M.
Reschly, & C. Wylie, Handbook of (2011). The relation among
research on student engagement (hal. achievement goals and academic
219-235). New York: Springer. achievement in statistic: the
Shin, J., Lee, Y.-k., & Seo, e. (2017). The mediating role of statistics anxiety
effects of feedback on students's and statistics self-efficacy. Social and
achievement goals: Interaction Behavior Sciences, 30, 1166-1172. doi:
between reference of comparison 10.1016/j.sbspro.2011.10.227
and regulatory focus. Learning and
Instruction, 49, 21-31. doi: 10.1016/
j.learninstruc.2016.11.008

86 E-JOURNAL GAMAJOP

Anda mungkin juga menyukai