Anda di halaman 1dari 10

149

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS


MELALUI MEDIA FILM
Wardah Hanafiah
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta
E-mail: wardah.hanafiah@mesin.pnj.ac.id
__________________________________________________________________________
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil peningkatan keterampilan
berbicara bahasa Inggris menggunakan media belajar film. Film sebagai media belajar
sangat disukai oleh mahasiswa sehingga memudahkan mahasiswa berinteraksi. Metode
penelitian menggunakan penelitian tindakan. Proses pengumpulan data adalah observasi,
catatan harian, dokumentasi dan tes. Proses validasi data penelitian dilakukan selama proses
kegiatan tindakan dan hasil yang diperoleh serta melibatkan kolaborator. Hasil penelitian
menunjukkan media belajar film memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan
keterampilan berbicara bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena penerapan media belajar
film menjadi sangat menyenangkan. Nilai rata-rata dari siklus pertama ke siklus kedua
sampai siklus ketiga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Nilai rata-rata siklus 1
adalah 62,2. Nilai rata-rata siklus 2 adalah 71,2. Nilai rata-rata siklus 3 ada;ah 80,5.

Kata kunci: Bahasa Inggris, Berbicara, Film, Media Belajar


__________________________________________________________________________

PENDAHULUAN siswa untuk berbicara dengan lancar.


Seperti yang telah dibuktikan oleh
Pembelajaran bahasa Inggris bagi Kitagaki (2013) bahwa Menghafal
mahasiswa khususnya bagi mahasiswa kalimat bahasa Inggris memiliki efek pada
yang bukan jurusan bahasa Inggris masih peningkatan keterampilan berbicara.
menganggap sulit. Seperti bagi mahasiswa Artinya bahwa memorization memiliki
jurusan teknik mesin yang notabenenya peran yang penting dalam keterampilan
belajar bahasa Inggris sebagai berbicara bahasa Inggris. Hal ini
pembelajaran pendukung mata kuliah disebabkan berbicara merupakan
keahlian yang ditetapkan pada konsep kemampuan yang mengharusnya setiap
pembelajaran untuk tujuan khusus, orang untuk berinteraksi dengan orang
mereka masih sulit ketika diminta lain yang melibatkan pengetahuan
berbicara atau menyampaikan pendapat ataupun keterampilan linguistik.
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini Hal ini sejalan dengan yang
disebabkan karena bahasa Inggris disampaikan Richards & Renandya
memang tidak digunakan sebagai bahasa (2002), kemampuan untuk berbicara
sehari-hari. bahasa kedua atau bahasa asing
Dari hasil observasi awal diketahui merupakan tujuan yang kompleks. Yang
bahwa kesulitan yang utama dalam harus dipahami adalah hakikat apa yang
berbicara bahasa Inggris bagi mahasiswa telribat dalam proses tersebut. Untuk
jurusan Teknik Mesin adalah pengucapan memulai hal tersebut, berbicara digunakan
yang masih belum tepat, penguasaan untuk banyak tujuan yang berbeda dan
kosakata yang masih sedikit, tingkat tiap tujuan melibatkan keterampilan yang
motivasi yang rendah, dan penguasaan berbeda. Pembelajaran berbicara
tata bahasa yang masih rendah. Padahal membutuhkan keterampilan lainnya
kosakata dan tata bahasa membantu para seperti menyimk atau mendengarkan.

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 16 No. 2 Oktober 2019
150

Karena informasi yang telah didengar pariwisata, dan kedokteran). Mereka


menjadi pengetahuan yang bisa digunakan digunakan untuk menunjukkan bagaimana
untuk memperkaya informasi yang berbagai sumber daya semiotik bekerja
disampaikan dalam bahasa lisan. bersama untuk membangun makna dalam
Pembelajaran berbicara bahasa kedua ESP dan bagaimana mereka dapat
dapat diintegrasikan ke dalam berbagai menyediakan alat yang berguna untuk
jenis keterampilan bahasa. Salah satu opsi penelitian dan pengajaran dalam konteks
yang paling umum adalah ESP.
menggabungkan pengajaran berbicara dan Berdasarkan paparan tersebut
mendengarkan, atau berbicara dan diketahuibahwa media pembelajaran yang
membaca, di mana peserta didik tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan
mendiskusikan materi konten mereka mahasiswa dalam belajar suatu mata
dalam kelompok besar atau kecil atau kuliah. Oleh karena itu, seorang pengajar
menyajikan laporan lisan. Mengajar seharusnya mengetahui lebih jelas
berbicara juga dapat dimasukkan dengan kebutuhan media, metode ataupun materi
menulis ketika tugas instruksional yang sesuai dengan tujuan yang ingin
termasuk produksi lisan dan tulisan. dicapai ataupun dikuasai oleh mahasiswa.
Berbicara bahasa kedua dapat dicampur Permasalahan dalam penelitian ini
dengan pelafalan, pragmatik, dan belajar merujuk pada cara seorang guru
tentang budaya. Mengajarnya paling memanfaatkan teknologi sebagai media
sering diintegrasikan dengan keterampilan belajar bahasa Inggris di kelas jurusan
bahasa yang terkait erat seperti Teknik Mesin. Konsep pembelajaran yang
mendengarkan, yang terjadi pada tahap dilakukan dengan praktek langsung dan
awal: peserta didik mempraktikkan mengeksplorasi pola berpikir mahasiswa
keterampilan reseptif sebelum beralih ke karena harus menyajikan isi dari film
produksi bahasa lisan, yang dibangun di yang telah ditonton. Dengan demikian,
atas pemahaman mendengarkan (Hinkel, rumusan masalah dalam penelitian ini
2018). adalah Bagaimana proses peningkatan
Masalah lain yang ditemukan adalah keterampilan berbicara bahasa Inggris
penerapan media belajar yang kurang menggunakan media belajar film di
maksimal. Selama ini media belajar yang Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
digunakan belum mengarah pada Jakarta?
keragaman media belajar yang disukai
oleh mahasisw, seperti film. Padahal Kajian Teoritik
banyak penelitian yang telah Media Belajar Film
membuktikan. Makalah Bonsignori Mengajar bahasa Inggris melalui film
(2018) ini menyajikan hasil dari proyek adalah salah satu metode yang lebih baik
yang dilakukan di Pusat Bahasa untuk pemindahan budaya, singkat dari
Universitas Pisa dalam kemitraan dengan pembelajar di luar negeri. Akan tetapi,
Pusat Bahasa Universitas California di untuk memastikan siswa mempelajari
Berkeley untuk berkolaborasi dalam materi dan menyimpannya, sejumlah
pengembangan Perpustakaan Klip Film waktu dan pikiran perlu diinvestasikan ke
Bahasa Asing (LFLFC), yang bertujuan dalam pelajaran. Mahasiswa tahun
untuk mempromosikan pembelajaran pertama mengalami banyak aturan dan
bahasa dan budaya melalui film. Pilihan keterampilan baru dan membutuhkan
potongan klip dari film dan serial TV tugas yang solid yang dibuat dengan baik.
sengaja dipilih karena berkaitan dengan Rata-rata 2-3 jam diberikan untuk
genre yang berbeda dan ditandai dengan menciptakan pelajaran dan kegiatan yang
penggunaan bahasa Inggris dalam domain sesuai dengan kemampuan siswa dan
khusus (mis., Hukum, politik, ekonomi, menyampaikan pembelajaran yang

_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Peningkatan Keterampilan Berbicara...
151

diinginkan (Brown, 2010). Persepsi siswa Pembelajaran Keterampilan Berbicara


terhadap film dan media streaming sangat Proses pembelajaran berbicara dalam
kuat. Ini berarti bahwa mereka tertarik pembelajaran bahasa asing menuntut
untuk belajar menulis melalui film dan siswa untuk memiliki pengetahuan
media streaming dan memberikan konteks kosakata, pemahaman tata bahasa,
positif dalam pembelajaran. Media ini semantic dan pragmatic. Hal ini
memberikan keuntungan untuk disebabkan karena kemampuan berbicara
meningkatkan kemampuan menulis siswa menuntut adanya interaksi sosial yang
dan menunjukkan strategi belajar yang tepat dalam berkomunikasi agar efektif
berbeda tanpa rasa bosan (meinawati, (Richards & Renandya, 2002). Pendapat
2015). Dariekdua pendapat etrsbeut berbeda disampaikan oleh Jones, “ In
disimpulkan bahwa film memiliki daya speaking and listening we tend to be
tarik yang baik untuk para mahasiswa getting something done, exploring ideas,
belajar bahasa asing baik keterampilan working out some aspect of the world, or
menulis maupun berbicara. simply being together. In writing, we may
Materi video dapat digunakan sebagai be creating a record, committing events or
input materi otentik dan sebagai alat moments to paper.”(Richards, 2008). Dari
motivasi. Secara umum, siswa pendapat Jones disimpulkan bahwa dalam
menemukan pengalaman menggunakan berbicara dan mendengarkan kita
materi video menjadi menarik, relevan, cenderung menyelesaikan sesuatu,
bermanfaat dan agak memotivasi di kelas. mengeksplorasi ide-ide, mengerjakan
Guru dan siswa dapat terlibat dalam cara- beberapa aspek dunia, atau sekadar
cara kreatif untuk memasukkan materi bersama. Secara tertulis, kami mungkin
video yang berbeda dalam berbagai membuat catatan, melakukan peristiwa
kegiatan kelas untuk meningkatkan hasil atau saat-saat di atas kertas.
belajar dan memberikan lingkungan kelas Menurut Halliday bahwa dalam bahasa
yang positif. Namun, menggunakan video lisan atau proses berbicata, seseornag
di kelas untuk memotivasi siswa bisa harus memperhatikan tiga hal antara lain
menggunakan situs web sebagai media berbicara digunakan proses pelayanan,
untuk belajar bahasa Inggris di luar kelas berbicara digunakan untuk proses
dan mengembangkan beberapa tingkat sosialisasi, dan berbicara digunakan
otonomi pelajar masih kurang jelas. Video dengan keyakinan bahwa yang
dapat membantu mempromosikan disampaikan adalah benar dan tepat
pemahaman mendengarkan pembelajar (Nunan, 2015). Dengan demikian,
bahasa juga (Bajrami & Ismaili, 2016). disimpulkan bahwa berbicara merupakan
Dari hasil penelitian yang telah proses seseorang menyampaikan pesan
dipaparkan disimpulkan bahwa film kepada orang lain dengan cara-cara yang
ataupun video menjadi media belajar yang tepat dan terjadi interaksi dua arah. Dalam
sangat tepat untuk menghilangkan pembelajaran berbicara, setiap siswa
kebosanan dalam belajar bahasa Inggris. diajarkan untuk memahami cara
Dalam penelitian ini, mahasiswa belajar memberikan respon yang baik ataupun
berbicara melalui film yang ditayangkan, menyampaikan pesan sehingga lawan
kemudian mahasiswa harus bicara dapat mengerti informasi yang
mempresentasikan isi film tersebut. Film disampaikan. Dalam penelitian ini,
yang digunakana adalah film pendek konsep pembelajaran berbicara diarahkan
seperti film documenter yang diambil dari pada keterampilan bahasa Inggris untuk
Youtube. mencapai tujuan pembelajaran bahasa
Inggris dengan tujuan khusus. Bagi
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin,
pembelajaran berbicara menjadi

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 16 No. 2 Oktober 2019
152

menyenangkan ketika media belajar yang METODE PENELITIAN


digunakan memberikan stimulus terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
mahasiswa untuk belajar. kualitatif dan kuantitatif dengan metode
penelitian tindakan (action research).
Penilaian Keterampilan Berbicara Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
Bahasa Inggris ini menggunakan konsep teori dari
Bachman dan Palmer (2010) Kemmis dan McTaggart. Tahapan yang
mengemukakan bahwa siswa harus dilakukan adalah identifikasi masalah
menunjukkan kemahiran bahasa melalui awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tes kinerja. Tugas-tugas yang digunakan tindakan, observasi atau pengamatan hasil
dalam penilaian semacam itu harus tindakan, dan refleksi tindakan. Ketika
memungkinkan siswa untuk berbicara, hasil refleksi tindakan belum
berpartisipasi dalam percakapan, atau menunjukkan hasil yang sesuai dengan
berkomunikasi dalam konteks lain yang ketetapan dalam penelitian maka
ada dalam kehidupan nyata. Dalam hal dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dalam
tugas yang sesuai untuk siswa sekolah penelitian ini, ada tiga siklus yang sudah
dasar, Mckay (2006) menggambarkan dua dilaksanaka. Sampel penelitian adalah
jenis: 1) kegiatan berbicara murni, seperti mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
bercerita, bercerita, pembicaraan gambar, Politeknik Negeri Jakarta semester II
tugas kategorisasi, presentasi lisan, dan tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 30
genre lain yang hanya berbicara 2) mahasiswa. Teknik pengumpulan data
kegiatan yang mendengarkan yang adalah tes, observasi, dan
keterampilan dan keterampilan berbicara dokumentasi. Proses validitas data
digabungkan bersama, seperti wawancara penelitian adalah kredibilitas,
lisan dan tugas tanya jawab. Skala transferabilitas, dependabilitas dan
penilaian, kadang-kadang disebut sebagai konfirmabilitas. Untuk meningkatkan
skor rubrik atau skala kecakapan (Fulcher, keabsahan data temuan, peneliti
2003) umumnya digunakan untuk melibatkan kolaborator. Penelitian
mengukur kinerja siswa pada penilaian tindakan ini dikatakan berhasil ketika nilai
bahasa lisan otentik. Mengenai kriteria rata-rata mencapai 80 dan mahasiswa
penilaian untuk kemahiran berbahasa sudah mendapatkan nilai paling kecil 70
Inggris tertulis, Weigle (2002) sebanyak 90%.
mempresentasikan pandangannya pada
dua jenis skala penilaian, yaitu 1) skala HASIL DAN PEMBAHASAN
peringkat holistik dan 2) skala peringkat Proses Pembelajaran Berbicara Bahasa
analitik. Definisi penilaian holistik yang Inggris Melalui Media Belajar Film
diberikan oleh Cooper (1977 yang dikutip Proses pembelajaran dapat dilihat dari
dalam Fulcher, 2003) adalah: prosedur hasil kegiatan tindakan selama proses
apa pun yang berhenti menyebutkan fitur belajar mengajar di kelas. Proses tindakan
linguistik, retorika, atau informasi dari terdiri atas tiga siklus. Analisis data
sepotong tulisan. Beberapa prosedur proses pembelajaran dilihat dari hasil
holistik dapat menentukan sejumlah fitur pengamatan aktivitas mahasiswa dan
tertentu dan bahkan mengharuskan setiap aktivitas dosen dan catatan harian
fitur dinilai secara terpisah, tetapi mahasiswa.
pembaca tidak pernah diharuskan untuk Proses pembelajaran yang dilakukan
berhenti dan menghitung atau menghitung menggunakan film pada tindakan siklus
insiden fitur tersebut. pertama sampai ketiga adalah;
a. Dosen menyediakan beberapa film
documenter yang memiliki nilai

_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Peningkatan Keterampilan Berbicara...
153

karakter baik dan sesuai dengan orang mahasiswa untuk membahas


pembelajaran yang dibahas. tentang isi film.
b. Dosen memutar film sebanyak dua g. Dosen memberikan nilai kepada
kali. mahasiswa tentang hasil dialog
c. Mahasiswa diminta untuk diskusi dan ataupun presentasi.
atau membuat draf untuk Implementasi film selama belajar di
menyampaikan isi film. kelas menunjukkan perubahan perilaku
d. Mahasiswa maju satu per satu dalam belajar. Pada saat belajar berdialog
ataupun berkelompok untuk ataupun presentasi, mahasiswa sangat
menyampaikan ataupun antusias dan memiliki keinginan belajar.
mempresentasikan isi film yang telah Proses pembelajaran setiap siklus terdiri
ditonton. dari tiga pertemuan. Berikut grafik hasil
e. Mahasiswa lain memberikan akhir presentase terhadap pengamatan
feedback atau penilaian terhadap hasil aktivitas dosen dari siklus pertama
presentasi rekannya. sampai ketiga.
f. Dosen juga melakukan kegiatan
berdialog sebanyak dua atau tiga

Grafik 1. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Dosen

Aktivitas pertama adalah kegiatan Aktivitas kelima adalah dosen


pembuka yang dibuka dengan salam dan memberikan latihan dengan bertahap
doa sudah dinilai signifikan dengan mencapai persentase sebesar 100%.
persentase tertinggi 85%. Aktivitas kedua Aktivitas keenam adalah dosen meminta
adalah kegiatan review baik materi yang mahasiswa melakukan latihan berdialog
sudah dibahas sudah mencapai persentase mencapai persentase sebesar 95%.
90% diakhir siklus. Aktivitas ketiga Aktivitas ketujuh adalah dosen meminta
adalah dosen menjelaskan materi yang mahasiswa presentasi mencapai
didskusikan dengan jelas dan tepat persentase 100%. Aktivitas kedelapan
mencapai persentase sebesar 95%. adalah dosen memberikan timbal balik
Aktivitas keempat adalah dosen memutar untuk menilai hasil latihan mahasiswa
film sudah mencapai persentase 100%. mencapai persentase sebesar 95%.
_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 16 No. 2 Oktober 2019
154

Aktivitas kesepuluh adalah dosen Dari paparan tersebut diketahui bahwa


menutup kegiatan belajar dengan pada siklu ketiga setiap aktivitas dosen
mamaparkan hasil belajar yang sudah sudah sangat baik dan optimal. Berikut ini
dilakukan mencapai persentase sebesar hasil persentase aktivitas mahasiswa pada
100%. siklus pertama sampai siklus ketiga,

Grafik 2. Hasil Pengamatan Terhadap Aktivitas Mahasiswa

Grafik 2 menunjukkan hasil penilaian tanya jawab dengan dosen ataupun


dalam bentuk persentase akhir. Aktivitas sesama mahasiswa mencapai persentase
pertama adalah mahasiswa memahami sebesar 90%. Aktivitas ketujuh adalah
tujuan yang telah dijelaskan oleh dosen di mahasiswa menyelesaikan latihan tepat
awal kegiatan telah mencapai persentase waktu sesuai dengan instruksi yang dosen
sebesar 90%. Aktivitas kedua adalah berikan mencapai persentase sebesar
mahasiswa aktif dalam review mencapai 100%. Aktivitas kedelapan adalah
persentase sebesar 95%. Dalam hal ini mahasiswa memberikan penilaian dialog
mahasiswa seringkali terlibat tanya jawab ataupun presentasi mencapai presentase
ketika dosen melakukan kegiatan review. sebesar 100%. Aktivitas kesembilan
Aktivitas ketiga adalah mahasiswa adalah mahasiswa mempebaiki latihan
mengkaji film mencapai persentase yang telah diberikan penilaian oleh
sebesar 100%. Mahasiswa setelah sesama rekan ataupun dosen mencapai
menonton film diskusi dengan kelompok persentase sebesar 95%. Aktivitas
atau rekannya untuk mengkaji isi materi kesepuluh adalah mahasiswa melakukan
film. Aktivitas keempat adalah mahasiswa refleksi kegiatan pembelajaran yang
melakukan praktek dialog dengan dilakukan mencapai persentase sebesar
rekannya mencapai persentase sebesar 100%. Dengan demikian dapat
90%. Aktivitas kelima adalah mahasiswa disimpulkan bahwa aktivitas mahasiswa
persentasi hasil isi film mencapai sudah sangat optimal dalam belajar
persentase sebesar 95%. Aktivitas keenam berbicara bahasa Inggris menggunakan
adalah mahasiswa melakukan kegiatan film.
_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Peningkatan Keterampilan Berbicara...
155

Sedangkan hasil analisis catatan harian


dan dokumen observasi terhadap proses
tindakan yang dilakukan sebanyak tiga
siklus menununjukkan perubahan
tanggapan yang baik terhadap
penggunaan film. Hal ini disebabkan
karena film menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari mahasiswa yang
selalu digunakan oleh mahasiswa. Film
berupa video pendek seringkali ditonton
melalui telepon pintar mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Tanggapan positif
mahasiswa terhadap penggunaan film Grafik 3. Tanggapan Mahasiswa Terhadap
menyimpulkan bahwa media belajar yang Implementasi Film Dalam Pembelajaran Berbicara
tepat bagi mahasiswa adalah media Bahasa Inggris
belajar yang erat dengan kehidupan Grafik 3 menunjukkan tingkat
sehari-hari. Apalagi setiap mahasiswa persentase yang besar terhadap
memiliki telepon pintar dan hal tersebut implementasi film. Mahasiswa sangat
bisa dimanfaatkan untuk proses senang menggunakan film selama belajar
pembelajaran. Berikut ini hasil persentase berbicara bahasa Inggris.
tanggapan catatan harian mahasiswa
terhadap implementasi film dalam Hasil Peningkatan Keterampilan
pembelajaran berbicara bahasa Inggris. Berbicara Bahasa Inggris Melalui
Media Belajar Film
Keberhasilan implementasi film juga
dapat dilihat dari hasi tes pre-test dan
post-test. Berikut hasil perbandingan tes
yang diambil dari siklus ketiga

Grafik 4. Hasil Pre-test dan Post-test

Grafik 4 menunjukkan hasil pretest yang telah dipaparkan pada graik 4 sangat
yang merupakan hasil posttest pada siklus baik dan setiap mahasiswa mengalami
kedua. Nilai tertinggi pretest adalah 85 meningkatan nilai tes. Artinya dapat
dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan disimpulkan bahwa tingkat kemampuan
nilai tertinggi posttest adalah 90 dan nilai berbicara bahasa Inggris mengalami
terendah adalah 75. Perkembangan nilai peningkatan yang cukup baik dan optimal.

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 16 No. 2 Oktober 2019
156

Mahasiswa yang mendapatkan nilai sama rata dari siklus pertama adalah 62.2. Nilai
dengan dan di atas 80 sebesar 63,3%. rata-rata siklus kedua sebesar adalah 71.2.
Sedangkan mahasiswa yang mendapat Nilai rata-rata siklus ketiga adalah 80.5
nilai pada rentang 70 sampai 79
mendapatkan persentase sebesar 36,7%. Saran
Di Eropa banyak program televisi dan Hasil penelitian ini masioh terbatas
film diimpor dari negara-negara pada penggunaan film untuk
berbahasa asing. Tiga pendekatan adaptasi pembelajaran keterampilan berbicara
utama untuk transfer bahasa bahasa Inggris. Padahal jika
menggunakan karya audio-visual hidup diintegrasikan dengan keterampilan
berdampingan di Eropa: subtitle, sulih menulis sangat baik. Hal ini disebabkan
suara lip-sync (atau hanya dubbing) dan karena menulis membutuhkan konsep
voice-over. Praktik-praktik ini digunakan belajar menyenangkan. Dari hasil
untuk menerjemahkan karya audio-visual penelitian ini berimplikasi pada
asing ke dalam bahasa nasional. penggunaan media belajar yang
Pembelajaran bahasa melalui menonton memanfaatkan teknologi. Dosen dapat
program subtitle biasanya terjadi dalam menggunakan hasil penelitian ini untuk
konteks informal. Namun, beberapa memodifikasi media belajar film untuk
penelitian menunjukkan bahwa ada minat proses pembelajaran keterampilan
yang meningkat di kalangan guru bahasa berbicara bahasa Inggris.
asing untuk menggunakan kutipan dari
program televisi seperti program berita DAFTAR PUSTAKA
(Vann, 1996), opera sabun (Grant, 1996)
dan program musik (Mason, 1997) untuk Almeida, P. A., & Costa, P. D. (2014).
tujuan pendidikan. Akan menarik untuk Foreign Language Acquisition: The
mengidentifikasi dan menganalisis praktik Role of Subtitling. Procedia - Social
terbaik yang ada dalam penggunaan and Behavioral Sciences, 141, 1234–
subtitling sebagai alat untuk 1238.
mempromosikan penguasaan bahasa https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.201
asing. Penting juga untuk 4.05.212
mempromosikan kesadaran akan manfaat Bajrami, L., & Ismaili, M. (2016). The
dari subtitle dibandingkan sulih suara, Role of Video Materials in EFL
terkait dengan pembelajaran bahasa dan Classrooms. Procedia - Social and
pengembangan keterampilan kognitif Behavioral Sciences, 232, 502–506.
(Almeida & Costa, 2014). https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.201
6.10.068
KESIMPULAN DAN SARAN Bonsignori, V. (2018). Using films and
Kesimpulan TV series for ESP teaching: A
Dari hasil analisis data disimpulkan multimodal perspective. System, 77,
bahwa kemampuan berbicra mahasiswa 58–69.
sudah mengalami peningkatan yang https://doi.org/10.1016/J.SYSTEM.201
cukup optimal. Selama proses 8.01.005
pembelajaran yang dilakukan dari siklus Brown, S. K. (2010). Popular films in the
pertama sampai siklus ketiga juga terlihat EFL classroom: Study of methodology.
aktivitas yang terus meningkat. Selama Procedia - Social and Behavioral
menonton film mahasiswa sangat Sciences, 3, 45–54.
termotivasi dan antusia dalam membuat https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.201
dialog ataupun mempresentasikan isi film. 0.07.011
Mahasiswa juga mengalami peningkatan
nilai dari pretest ke posttest. Nilai rata-

_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Peningkatan Keterampilan Berbicara...
157

Hinkel, E. (2018). Teaching Speaking in


Integrated-Skills Classes. In The
TESOL Encyclopedia of English
Language Teaching (pp. 1–6).
Hoboken, NJ, USA: John Wiley &
Sons, Inc.
https://doi.org/10.1002/978111878423
5.eelt0256
Kitagaki, I. (2013). Effect of English
Short Sentences Memorization on the
Speaking Skill and the E-learning of
English. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 103, 348–351.
https://doi.org/10.1016/J.SBSPRO.201
3.10.343
meinawati, euis. (2015). Improving
Students’ Academic Paragraph Writing
Through Film and Streaming Media.
Retrieved from
https://www.academia.edu/16529985/I
mproving_Students_Academic_Paragr
aph_Writing_Through_Film_and_Stre
aming_Media
Nunan, D. (2015). Teaching English to
Speakers of Other Languages: An
Introduction. London & New York:
Routledge.
Richards, J. C. (2008). Teaching Listening
and Speaking From Theory to Practice.
Cambridge: Cambridge University
Press.
Richards, J. C., & Renandya, W. A.
(2002). Methodology in Language
Teaching An Anthodology of Current
Practice. Cambridge: Cambridge
University Press.

_____________________________________________________________________________________________________
Epigram Vol. 16 No. 2 Oktober 2019
158

_____________________________________________________________________________________________________
Wardah Hanafiah
Peningkatan Keterampilan Berbicara...

Anda mungkin juga menyukai