Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran berbicara untuk siswa kelas
IV SD berupa software yang dilengkapi dengan panduan sebagai bahan pendukung dalam
mengoperasikan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua model
pengembangan, yaitu model R2D2 dan model Dick and Carey dengan sifat saling melengkapi.
Validasi dilakukan oleh tiga ahli dan satu praktisi dalam bidangnya, serta uji coba lapangan
kepada siswa untuk mendapatkan produk yang akurat. Poin-poin yang divalidasi adalah isi,
penyajian, dan kelayakan bahasa. Nilai terakhir hasil validasi media pembelajaran adalah
87,33%, sedangkan hasil validasi buku panduan adalah 92,5%. Berdasarkan kualifikasi yang
telah ditentukan, media pembelajaran ini memenuhi kualifikasi nilai 85-100%. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa media ini sangat layak digunakan siswa kelas IV SDN 2 Sukosari,
Dagangan, Madiun.
Abstract
This research was conducted to produce a speaking learning media for fourth grade
students in the form of software equipped with the guide as supportive material in operating
the media. This research was conducted by using two models: R2D2 and Dick and Carey
development models in mutually complementing characteristics. Three points validated in
this research are content, performance, and language appropriateness which is conducted
by three experts and a practitioner of the field, and proper test to the students to gain the
accuracy of the product. The score as the result of media validation is 87,33%, while the
guide book validation is 92.5%. Based on the predetermined qualification, this learning
media is fulfilling the qualification score of 85-100%. Thus, it can be concluded that this
media is appropriate to be used by the fourth grade students of SDN 2 Sukosari, Dagangan,
Madiun.
Berbicara bukanlah hal yang sulit jika Sebenarnya, kemampuan berbicara siswa
dilakukan dalam situasi informal, seperti sudah cukup baik, namun siswa masih
bersenda gurau dan sekedar ngobrol. kesulitan dalam mengungkapkan sebuah ide.
Namun, keterampilan berbicara dalam Hal tersebut karena kurangnya rasa percaya
forum formal akan terasa sangat sulit dan diri dan kurang keberanian dalam berbicara.
menjadi masalah besar jika dilakukan pada Siswa lebih sering mengabaikan ketika guru
seseorang yang belum terlatih. Orang yang mengajarkan keterampilan berbicara. Hal
mahir berbicara pun belum tentu bisa menjadi ini karena siswa menganggap bahwa
pembicara yang baik di depan publik. keterampilan berbicara sangat mudah,
Pembelajaran berbicara diajarkan sehingga tidak perlu dipelajari dan guru
sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar tidak mempunyai materi yang bervariasi
dengan tujuan agar siswa dapat dalam mengajarkan keterampilan berbicara.
menyampaikan buah pikiran, gagasan dan Penelitian ini bertujuan untuk
ide dengan bahasa yang dapat dipahami menghasilkan multimedia interaktif dalam
orang lain dengan tingkat kebahasaan pembelajaran berbicara untuk siswa SD/MI
sesuai dengan karakter umur dan kelas IV yang dikemas dalam CD (compact
kelompok kelas siswa bersangkutan disc) dalam bentuk software yang berisi
(Rosita, 2011: 3). Lebih lanjut, Gani materi singkat, contoh, latihan, quiz, dan
(1987:310) menjelaskan bahwa tujuan tugas-tugas berbicara untuk siswa SD kelas
pembelajaran berbicara adalah untuk IV. Media pembelajaran ini dikembangkan
menumbuhkan kemampuan siswa untuk dari segi isi, penyajian, dan kelayakan bahasa.
berbicara secara lancar dengan Dari segi ini, indikator media pembelajaran
menggunakan kalimat dan kosakata yang yang dikembangkan adalah (a) kesesuaian
benar serta tepat sesuai dengan kaidah media pembelajaran dengan materi,
tata bahasa, tempat, dan situasi. Secara (b) kemudahan isi media pembelajaran,
lebih khusus, tujuan pembelajaran berbicara (c) kesesuaian isi media pembelajaran
untuk siswa sekolah dasar adalah berbicara dengan KD-KD dalam standar isi,
menumbuhkan penguasaan kemampuan (d) kesesuaian isi media pembelajaran
siswa untuk menggunakan struktur serta berbicara, (e) keaktualan isi media
kosa kata bahasa Indonesia dalam pembelajaran berbicara dilihat dari kebutuhan
komunikasi yang normal pada suatu siswa, (f) kejelasan petunjuk yang menyertai
pembicaraan di antara penutur-penutur media, dan (g) kemanfaatan media
bahasa Indonesia. pembelajaran. Dari segi penyajian, indikator
Dengan berbicara, segala unek-unek, media pembelajaran yang dikembangkan yaitu
gagasan, ide, dan pendapat akan (a) kevariasian materi, (b) ketersediaan
tersampaikan. Dengan melatih siswa aktif pembangkit motivasi, (c) keruntutan dan
dalam pembelajaran berbicara, maka akan konsistensi konsep, (d) keotentikan materi,
dihasilkan manusia-manusia unggul dan (e) keaktualan contoh-contoh dalam
berhasil di kemudian hari. Akan tetapi, media, (f) kesesuaian sajian media
selama ini masih banyak siswa yang belum pembelajaran dengan alur berpikir induktif,
ikut berperan aktif dalam kegiatan berbicara serta (g) ketersediaan bahan pendukung.
di kelas, baik untuk mengungkapkan Dari segi bahasa, indikator media
pendapat, bertanya, ataupun menjelaskan pembelaran yang dikembangkan adalah
kembali pelajaran yang telah diterimanya. (a) kesesuaian penggunaan bahasa, (b) bentuk
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
27
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
29
Data penelitian ini ada dua macam, d) merumuskan hasil analisis tersebut untuk
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data digunakan dalam merevisi media
kualitatif berupa data identifikasi awal, data pembelajaran yang dikembangkan.
hasil validasi dan uji lapangan yang berupa Data kuantitatif dianalisis secara
data verbal (catatan, saran, komentar, statistik deskriptif, yaitu untuk data
koreksi, masukan, dan usul langsung) numerikal yang diperoleh dari validasi oleh
terhadap media pembelajaran yang ahli dan praktisi, serta uji lapangan oleh
dikembangkan. Data kuantitatif berupa data siswa. Langkah-langkah analisis tersebut
hasil validasi atau telaah ahli dan uji adalah sebagai berikut:
lapangan yang berupa angka terhadap a) mengumpulkan data numerikal,
produk yang dihasilkan. Kedua jenis data b) mencatat, menghimpun, dan
tersebut diperoleh dari para ahli, praktisi, menyeleksi data-data yang telah
dan siswa. dikumpulkan,
Pengumpulan data kualitatif dilakukan c) menganalisis data dengan cara
dengan menggunakan beberapa instrumen, memberikan rata-rata nilai, dan
yaitu lembar observasi, lembar wawancara, d) menyimpulkan hasil analisis data
dan lembar angket. Lembar observasi dalam bentuk persentase seperti pada
digunakan sejak awal proses Tabel 3.1.
pengembangan, yaitu pada fokus penetapan Data yang sudah dianalisis tersebut
maupun fokus desain dan pengembangan. dijadikan acuan untuk merevisi media
Lembar wawancara digunakan sebagai pembelajaran yang dikembangkan.
panduan dalam rangka mengumpulkan Tabel 3.1 Kualifikasi Hasil Validasi
informasi awal, analisis kebutuhan, dan Dan Uji Coba
juga digunakan untuk uji coba lapangan,
khusus untuk data verbal seperti saran,
masukan, dan usul langsung. Lembar
angket digunakan untuk menghimpun data
dari para ahli, praktisi (guru), maupun siswa
pada kegiatan validasi oleh ahli dan
praktisi, serta uji lapangan kepada siswa.
Lembar angket ini juga digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif.
Teknik analisis data kualitatif dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian dan pengembangan ini Data ini merupakan data hasil
dilaksanakan secara deskriptif kualitatif pengembangan yang telah ditelaah oleh
dengan langkah-langkah sebagai berikut: para ahli dan praktisi (guru) serta
a) mengumpulkan data verbal seperti diujicobakan kepada siswa. Data hasil
data identifikasi awal, data analisis pengembangan meliputi penyajian data,
kebutuhan siswa, dan data verbal analisis data, dan revisi produk yang berupa
lainnya dari hasil uji validasi oleh ahli angket, saran, masukan, dan atau catatan.
dan praktisi dan uji lapangan, Revisi produk digunakan untuk
b) mencatat, menghimpun, dan menyeleksi memperbaiki isi media pembelajaran yang
data-data yang telah dikumpulkan, kurang sempurna mengacu dari saran ahli/
c) melakukan klarifikasi dan analisis data, pakar, guru, dan siswa.
dan
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
31
Dalam penelitian ini, terdapat tiga poin Selain itu, materi dalam media belum
atau aspek yang dinilai atau divalidasi. seluruhnya sesuai dengan tingkat
Aspek-aspek tersebut adalah isi, penyajian, perkembangan intelektual dan emosional
dan kelayakan bahasa pada media siswa (cara berpikir, pengetahuan, dan
pembelajaran dan buku panduan. Berikut ketertarikan siswa).
adalah data hasil pengembangan media
pembelajaran dari masing-masing segi. Data Hasil Pengembangan Media
Pembelajaran dari Aspek Penyajian
Data Hasil Pengembangan Media Tuntutan berbicara untuk siswa didesain
Pembelajaran dari Aspek Isi bervariasi untuk meningkatkan minat belajar
Isi materi yang dikembangkan mengacu siswa dan membuat siswa tidak bosan.
pada standar kompetensi yang sesuai Tuntutan berbicara dalam media pembelajaran
dengan Kurikulum Tingkat Satuan ini divariasikan dalam beberapa bentuk latihan
Pendidikan dan disajikan secara bertahap berkelompok dan individu. Dalam media
untuk memudahkan siswa belajar secara pembelajaran disediakan pembangkit motivasi
berkelompok. berupa ilustrasi, gambar, foto, video, animasi,
Pengembangan isi materi dalam dan warna-warna yang sesuai dengan jenjang
penelitian ini meliputi materi dari kompetensi pendidikan SD/MI kelas IV. Foto, ilustrasi,
dasar: (a) mendeskripsikan tempat sesuai dan gambar disajikan dalam tiap bagian media
dengan denah atau gambar dengan kalimat pembelajaran agar minat siswa dalam
yang runtut dan (b) menjelaskan petunjuk mempelajari media pembelajaran ini
penggunaan suatu alat dengan bahasa yang meningkat.
baik dan benar. Media pembelajaran ini juga dilengkapi
Analisis data hasil validasi terhadap dengan bagian pendahulu yang memuat
pakar/ahli dan guru bahasa Indonesia yang materi prasyarat untuk memahami
diperoleh dari angket mendapatkan keterampilan berbicara yang disajikan dalam
penilaian “baik” dan “sangat baik” oleh media pembelajaran. Begitu juga dengan
ahli 1, ahli 2, ahli 3, dan guru. Selain itu, dilengkapinya konteks-konteks yang dekat
data yang dihimpun dari hasil uji coba dengan siswa, seperti pengenalan alat-alat,
terhadap siswa menunjukkan bahwa semua nama tempat, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
siswa sepakat dengan menjawab “ya” Contoh-contoh dalam media pembelajaran
terhadap beberapa aspek, dan terdapat ini juga disesuaikan dengan hal-hal yang
jawaban “tidak” terhadap beberapa aspek konkret, nyata, dan aktual. Pola urutan dan
yang lain. komponen sajian kegiatan belajar dalam
Dari keseluruhan data yang diperoleh, media pembelajaran ini juga didesain secara
dibuktikan bahwa pengembangan media konsisten.
pembelajaran berbicara dari aspek isi Analisis data pengembangan penya jian
masih terdapat kekurangan. Kekurangan media pembelajaran menunjukkan bahwa
tersebut diantaranya belum sempurnanya penyajian yang dikembangkan dalam
materi tentang petunjuk berbicara yang media pembelajaran berbicara ada yang
baik dan benar. Selain itu, materi belum harus direvisi karena ketersediaan
cukup untuk keterampilan berbicara. Dalam pembangkit motivasi khususnya warna-
media pembelajaran yang dikembangkan, warna dalam media pembelajaran masih
masih terdapat beberapa materi yang tidak ada yang belum relevan dengan teks atau
dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. bagian-bagian dalam media pembelajaran.
Data Hasil Pengembangan Media tanda baca, pilihan kata, bentukan kata,
Pembelajaran dari Aspek Kelayakan struktur kalimat, dan aspek-aspek mekanik
Bahasa lainnya; (c) kekomunikatifan bahasa; dan
Bahasa dalam media pembelajaran ini (d) tampilan buku panduan.
dikembangkan sesuai dengan tingkat Data kegiatan validasi dan uji coba
perkembangan intelektual dan emosional lapangan, disimpulkan bahwa panduan
siswa SD/MI kelas IV. Selain itu, terdapat penggunaan media pembelajaran terdapat
pesan-pesan yang disampaikan kepada beberapa kekurangan, yaitu sampul buku
siswa yang menggunakan bahasa menarik, harus menunjukkan isi buku, sehingga
jelas, dan tidak menimbulkan makna ganda gambar yang terdapat dalam sampul harus
sehingga siswa dapat memahami pesan- ada di dalam isi buku. Selain itu, buku
pesan tersebut. Pilihan kata yang digunakan panduan sesuai fungsinya sebagai bahan
dalam media pembelajaran ini disesuaikan pendukung, tidak diperbolehkan memiliki
dengan kaidah bahasa Indonesia dengan isi yang lebih lengkap dari bahan utama,
penggunaan ejaan dan tanda baca yang termasuk pada sampul belajarnya
tepat. Kalimat dalam paragraf-paragaf juga Keberadaan media dalam pem-
disesuaikan dengan tingkat pemahaman belajaran bukanlah suatu hal yang utama.
siswa sehingga tetap terkesan komunikatif Akan tetapi, media memiliki peran penting
dan tidak bertele-tele agar siswa lebih dalam keberhasilan pembelajaran. Media
termotivasi untuk tetap mempelajari media pembelajaran dapat berfungsi untuk
pembelajaran ini. membangkitkan motivasi belajar dan
Dari keseluruhan data yang diperoleh ketertarikan siswa, mencegah kebosanan
dari kegiatan validasi oleh pakar/ahli dan siswa dalam proses belajar mengajar,
guru, serta ujicoba kepada siswa, mengefektifkan proses belajar mengajar,
dibuktikan bahwa pengembangan media dan memperkuat pemahaman siswa
pembelajaran dari segi kelayakan bahasa (Asnewastri, 2006 :25).
terdapat beberapa kekurangan, antara lain Media pembelajaran merupakan segala
(a) terdapat pilihan kata dan kalimat yang sesuatu yang dapat digunakan untuk
tidak sesuai dengan kaidah bahasa, menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
(b) terdapat beberapa bahasa dalam media sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pembelajaran kurang dapat dipahami oleh pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
siswa, (c) terdapat kata-kata yang sulit belajar untuk mencapai tujuan belajar
dipahami siswa, dan (d) terdapat beberapa (Santyasa, 2007:3). Media pembelajaran
paragraf yang terlalu panjang, sehingga adalah segala sesuatu (alat, bahan, atau
kurang mudah dipahami siswa. perangkat) yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menyampaikan pesan
Data Hasil Pengembangan Panduan atau informasi sehingga dapat merangsang
Penggunaan Media Pembelajaran pikiran, perhatian, dan minat siswa demi
Kegiatan validasi terhadap buku tercapainya tujuan instruksional (Asror,
panduan oleh pakar/ahli materi dan guru 2011:10). Dari beberapa pengertian tersebut,
bahasa Indonesia dilakukan dengan dapat disimpulkan bahwa media
mengacu pada beberapa indikator, yaitu pembelajaran meliputi segala sesuatu yang
(a) kejelasan petunjuk; (b) kesesuaian berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa
penggunaan bahasa yang meliputi ejaan, untuk dapat lebih mudah dalam memahami
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
33
pelajaran. Hal tersebut dapat digunakan belajar dan ketertarikan siswa, mencegah
dalam pembelajaran dengan perantara guru kebosanan siswa dalam proses belajar
ataupun tidak (dapat dilaksanakan secara mengajar, dan mengefektifkan proses
mandiri). belajar mengajar.
Media pembelajaran memiliki jenis Dalam pembelajaran, penggunaan
yang beragam, mulai yang sederhana, media pembelajaran dipilih berdasarkan
murah sampai dengan yang rumit dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
mahal. Media pembelajaran dapat berupa Menurut Sudjana (1990: 4-5), kriteria yang
bahan cetak, alat peraga, dan benda-benda harus diperhatikan dalam memilih media
yang berada di sekitar siswa. Selain itu pembelajaran, yaitu (1) ketepatan media
media pembelajaran juga terdapat dalam dengan tujuan pengajaran; (2) dukungan
bentuk audio (rekaman, radio, kaset, CD), terhadap isi bahan pelajaran;
visual (gambar, foto, maket), audio visual (3) kemudahan memperoleh media;
(VCD, film, video), dan multimedia (4) keterampilan guru dalam
(interaktif, computer based, dan internet). menggunakannya; (5) ketersediaan waktu
Adapun media pembelajaran yang untuk menggunakannya; dan (6) sesuai
dihasilkan dalam penelitian ini berupa dengan taraf berfikir anak. Secara umum,
multimedia interaktif. Setiyono (2008:13) media yang dihasilkan dalam penelitian ini
menjelaskan pengertian multimedia interaktif telah dirancang dengan memperhatikan
sebagai media yang dilengkapi dengan alat beberapa pertimbangan tersebut, sehingga
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh media pembelajaran ini layak untuk
pengguna. Interaktif dalam hal ini memiliki diimplementasikan dalam pembelajaran.
pengertian bahwa terjadi komunikasi dua Wujud media pembelajaran yang
arah atau lebih dari komponen-komponen dihasilkan dalam penelitian ini terdiri atas
komunikasi. Komponen komunikasi dalam tiga bagian. Bagian tersebut adalah bagian
multimedia interaktif adalah hubungan pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
antara manusia (sebagai user atau pengguna pendahuluan memuat materi prasyarat untuk
produk) dan komputer (software, aplikasi, memahami media pembelajaran utama.
atau produk dalam format file). Lebih Bagian isi dimuat dalam menu latihan dan
lanjut Majid (2008:181) memaparkan quiz. Menu ini menuntut siswa untuk dapat
bahwa media pembelajaran berupa mempraktikkan kegiatan berbicara secara
multimedia interaktif telah banyak langsung. Bagian penutup berisi tugas
dimanfaatkan karena di samping menarik performansi siswa dalam mempraktikkan
juga memudahkan penggunanya dalam kegiatan berbicara sebagai penilaian individu
mempelajari suatu bidang tertentu. ketercapaian kompetensi siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut,
media pembelajaran berbicara untuk siswa Pengembangan Media Pembelajaran
sekolah dasar yang dihasilkan dalam dari Aspek Isi
penelitian ini dapat digunakan karena di Materi yang dikembangkan dalam
dalamnya dilengkapi dengan alat pengontrol media pembelajaran ini diambil dan
yang dapat dioperasikan oleh pengguna diperoleh dari berbagai sumber dan telah
sebagai komunikasi dua arah atau lebih disesuaikan dengan jenjang pendidikan
dari komponen-komponen komunikasi. siswa. Selain itu, materi yang dikembangkan
Selain itu, media pembelajaran ini dirancang juga dipilih secara tepat. Pemilihan materi
menarik untuk membangkitkan motivasi yang tepat dan sesuai diharapkan dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk dewasa, namun belum berpikir tentang
melakukan eksplorasi pengetahuan, sesuatu yang abstrak karena jalan
keterampilan, dan sikap melalui berbagai berpikirnya masih terbatas pada situasi
tahapan kegiatan yang memudahkan siswa yang konkret.
untuk belajar. Tahapan-tahapan kegiatan
dalam media pembelajaran ini meliputi Pengembangan Media Pembelajaran
paparan teori dalam menu materi, contoh- dari Aspek Penyajian
contoh atau modeling dalam menu latihan, Media pembelajaran disusun dengan
tugas dalam menu quiz, dan performansi tujuan melibatkan siswa untuk lebih aktif
dalam menu tugas. dalam pembelajaran dan membantu siswa
Media pembelajaran berbicara ini dalam mencapai penguasaan kompetensi
dirancang untuk mengondisikan siswa agar dasar. Ketrampilan berbicara tidak dapat
dapat belajar secara mandiri dan dilatihkan secara maksimal apabila hanya
berkelompok, sehingga siswa dapat dengan dengan menggunakan materi berbahan
mudah memahami dan mempraktikkan cetak. Oleh karena itu, diperlukan materi
materi yang dipelajarinya. Belajar pendamping berupa contoh berbahasa lisan
kelompok dalam hal ini adalah belajar langsung dalam bentuk media pembelajaran
dengan orang lain (teman) yang membuat audio visual seperti ini sebagai sarana untuk
siswa memiliki pandangan lebih luas mengantarkan siswa kepada pencapaian
mengenai suatu hal, sehingga siswa dapat kompetensi.
berpikir lebih kritis dalam memahami Dalam media pembelajaran ini, tuntutan
sebuah materi. Media pembelajaran ini yang diberikan kepada siswa disajikan
juga menyediakan tempat untuk siswa bervariasi agar siswa dapat melakukan
belajar secara berpasangan pada kegiatan kegiatan yang bermanfaat dan tidak
dalam menu quiz. Pada tahapan kegiatan
monoton. Oleh sebab itu, media
ini, siswa melakukan kegiatan berbicara
pembelajaran memerlukan bahan-bahan
dan peer assessment. Kegiatan tersebut
pembangkit motivasi agar tujuan
memiliki maksud agar siswa dapat bekerja
dirancangnya media pembelajaran dapat
sama dengan orang lain. Selain itu, kegiatan
tercapai. Bahan-bahan pembangkit
ini digunakan juga untuk menguji kejujuran
motivasi yang terdapat dalam media
siswa dalam belajar berbicara dan menilai
pembelajaran yang dihasilkan ini berupa
kegiatan berbicara orang lain.
animasi, gambar-gambar, foto, ilustrasi, dan
Siswa pada jenjang sekolah dasar
memiliki ketertarikan tinggi pada hal-hal video yang terdapat pada setiap unit.
baru, termasuk media pembelajaran berupa Media pembelajaran berbicara ini
media audio visual. Cara berpikir siswa dirancang dengan sistematika penyajian
pada jenjang ini juga masih sederhana, yang runtut. Selain itu, pola urutan kegiatan
cara berpikir induktif yang dimulai dari pada masing-masing unit disusun secara
sesuatu yang khusus menjadi lebih luas, konsisten. Dalam media ini, paparan teori
dari yang sederhana ke yang lebih rumit. dijadikan bagian pendahulu sebagai materi
Hal tersebut sesuai dengan yang prasyarat untuk memahami media
diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2005:52) pembelajaran utama yang disajikan
bahwa anak pada usia 7-11 tahun memiliki selanjutnya.
kecenderungan memeroleh ide-ide Menurut teori perkembangan kognitif
sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang dikemukakan oleh Piaget, Sunarto
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
35
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
37