Anda di halaman 1dari 13

25

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF


UNTUK PEMBELAJARAN BERBICARA
BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Farida Yufarlina Rosita


IAIN Surakarta
Email: fyrosita@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran berbicara untuk siswa kelas
IV SD berupa software yang dilengkapi dengan panduan sebagai bahan pendukung dalam
mengoperasikan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua model
pengembangan, yaitu model R2D2 dan model Dick and Carey dengan sifat saling melengkapi.
Validasi dilakukan oleh tiga ahli dan satu praktisi dalam bidangnya, serta uji coba lapangan
kepada siswa untuk mendapatkan produk yang akurat. Poin-poin yang divalidasi adalah isi,
penyajian, dan kelayakan bahasa. Nilai terakhir hasil validasi media pembelajaran adalah
87,33%, sedangkan hasil validasi buku panduan adalah 92,5%. Berdasarkan kualifikasi yang
telah ditentukan, media pembelajaran ini memenuhi kualifikasi nilai 85-100%. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa media ini sangat layak digunakan siswa kelas IV SDN 2 Sukosari,
Dagangan, Madiun.

Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, berbicara

Abstract
This research was conducted to produce a speaking learning media for fourth grade
students in the form of software equipped with the guide as supportive material in operating
the media. This research was conducted by using two models: R2D2 and Dick and Carey
development models in mutually complementing characteristics. Three points validated in
this research are content, performance, and language appropriateness which is conducted
by three experts and a practitioner of the field, and proper test to the students to gain the
accuracy of the product. The score as the result of media validation is 87,33%, while the
guide book validation is 92.5%. Based on the predetermined qualification, this learning
media is fulfilling the qualification score of 85-100%. Thus, it can be concluded that this
media is appropriate to be used by the fourth grade students of SDN 2 Sukosari, Dagangan,
Madiun.

Keywords: development, learning media, speaking

PENDAHULUAN aktif produktif karena dalam berbicara


Berbicara merupakan hal penting dituntut prakarsa nyata dalam menggunakan
karena digunakan sebagai bentuk bahasa untuk mengungkapkan diri secara
Komunikasi antarmanusia. Berbicara juga lisan. Selain itu, berbicara sangat penting
merupakan suatu bentuk yang paling unik dalam kehidupan bermasyarakat untuk
karena menyangkut berbagai masalah yang menyampaikan suatu maksud, belajar
sangat kompleks. Hal ini diperkuat oleh dengan orang lain, berbagi pengalaman,
Djiwandono (1996:68) yang menyatakan bekerja sama, dan meningkatkan
bahwa berbicara adalah kemampuan yang kemampuan intelektual dan kesastraan.

25Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan
25 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
26

Berbicara bukanlah hal yang sulit jika Sebenarnya, kemampuan berbicara siswa
dilakukan dalam situasi informal, seperti sudah cukup baik, namun siswa masih
bersenda gurau dan sekedar ngobrol. kesulitan dalam mengungkapkan sebuah ide.
Namun, keterampilan berbicara dalam Hal tersebut karena kurangnya rasa percaya
forum formal akan terasa sangat sulit dan diri dan kurang keberanian dalam berbicara.
menjadi masalah besar jika dilakukan pada Siswa lebih sering mengabaikan ketika guru
seseorang yang belum terlatih. Orang yang mengajarkan keterampilan berbicara. Hal
mahir berbicara pun belum tentu bisa menjadi ini karena siswa menganggap bahwa
pembicara yang baik di depan publik. keterampilan berbicara sangat mudah,
Pembelajaran berbicara diajarkan sehingga tidak perlu dipelajari dan guru
sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar tidak mempunyai materi yang bervariasi
dengan tujuan agar siswa dapat dalam mengajarkan keterampilan berbicara.
menyampaikan buah pikiran, gagasan dan Penelitian ini bertujuan untuk
ide dengan bahasa yang dapat dipahami menghasilkan multimedia interaktif dalam
orang lain dengan tingkat kebahasaan pembelajaran berbicara untuk siswa SD/MI
sesuai dengan karakter umur dan kelas IV yang dikemas dalam CD (compact
kelompok kelas siswa bersangkutan disc) dalam bentuk software yang berisi
(Rosita, 2011: 3). Lebih lanjut, Gani materi singkat, contoh, latihan, quiz, dan
(1987:310) menjelaskan bahwa tujuan tugas-tugas berbicara untuk siswa SD kelas
pembelajaran berbicara adalah untuk IV. Media pembelajaran ini dikembangkan
menumbuhkan kemampuan siswa untuk dari segi isi, penyajian, dan kelayakan bahasa.
berbicara secara lancar dengan Dari segi ini, indikator media pembelajaran
menggunakan kalimat dan kosakata yang yang dikembangkan adalah (a) kesesuaian
benar serta tepat sesuai dengan kaidah media pembelajaran dengan materi,
tata bahasa, tempat, dan situasi. Secara (b) kemudahan isi media pembelajaran,
lebih khusus, tujuan pembelajaran berbicara (c) kesesuaian isi media pembelajaran
untuk siswa sekolah dasar adalah berbicara dengan KD-KD dalam standar isi,
menumbuhkan penguasaan kemampuan (d) kesesuaian isi media pembelajaran
siswa untuk menggunakan struktur serta berbicara, (e) keaktualan isi media
kosa kata bahasa Indonesia dalam pembelajaran berbicara dilihat dari kebutuhan
komunikasi yang normal pada suatu siswa, (f) kejelasan petunjuk yang menyertai
pembicaraan di antara penutur-penutur media, dan (g) kemanfaatan media
bahasa Indonesia. pembelajaran. Dari segi penyajian, indikator
Dengan berbicara, segala unek-unek, media pembelajaran yang dikembangkan yaitu
gagasan, ide, dan pendapat akan (a) kevariasian materi, (b) ketersediaan
tersampaikan. Dengan melatih siswa aktif pembangkit motivasi, (c) keruntutan dan
dalam pembelajaran berbicara, maka akan konsistensi konsep, (d) keotentikan materi,
dihasilkan manusia-manusia unggul dan (e) keaktualan contoh-contoh dalam
berhasil di kemudian hari. Akan tetapi, media, (f) kesesuaian sajian media
selama ini masih banyak siswa yang belum pembelajaran dengan alur berpikir induktif,
ikut berperan aktif dalam kegiatan berbicara serta (g) ketersediaan bahan pendukung.
di kelas, baik untuk mengungkapkan Dari segi bahasa, indikator media
pendapat, bertanya, ataupun menjelaskan pembelaran yang dikembangkan adalah
kembali pelajaran yang telah diterimanya. (a) kesesuaian penggunaan bahasa, (b) bentuk

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
27

bahasa, (c) kekomunikatifan bahasa, dan Berbicara merupakan kegiatan


(d) kemudahan penyampaian pesan. berbahasa lisan. Dalam berbicara seseorang
Media pembelajaran ini juga dilengkapi menyampaikan informasi melalui suara atau
dengan buku panduan untuk guru dalam bunyi bahasa (Tarigan, dkk, 1986:86).
menerapkan penggunaan media tersebut Selain itu, PGMI (2008) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran. Berdasarkan isinya, berbicara merupakan ungkapan pikiran dan
buku panduan ini disusun dengan kriteria perasaan pikiran seseorang dalam bentuk
(a) kejelasan petunjuk, (b) penggunaan bunyi-bunyi bahasa. Dengan berbicara,
bahasa dalam buku panduan, seseorang dapat menyampaikan gagasan,
(c) kekomunikatifan bahasa, serta (d) ide, pemikiran, harapan, dan keinginannya.
tampilan buku panduan. Dua pendapat tersebut pada dasarnya sama
Multimedia dalam proses belajar saja, yakni berbicara merupakan
mengajar dapat digunakan dalam tiga fungsi. keterampilan atau kemampuan untuk
Pertama, multimedia dapat berfungsi menyampaikan pesan berupa pikiran,
sebagai alat bantu instruksional. Kedua, gagasan dan perasaan melalui bahasa lisan
multimedia dapat berfungsi sebagai tutorial kepada orang lain.
interaktif, misalnya dalam simulasi. Ketiga, Saksomo (1997:2) menjelaskan
multimedia dapat berfungsi sebagai sumber bahwa berbicara dipandang sebagai suatu
petunjuk belajar, misalnya, multimedia bentuk komunikasi lisan, suatu cabang ilmu
digunakan untuk menyimpan serangkaian tentang bahasa lisan, atau suatu aktivitas
slide mikroskop atau radiograf (Mardika, kebahasaan dengan menggunakan bahasa
2009:6). Tanpa menggunakan media, lisan. Dalam definisi tersebut dapat
proses belajar mengajar tidak dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan
berkembang dengan baik, terlebih jika ingin salah satu aspek keterampilan berbahasa,
menciptakan pola penyajian yang interaktif. yaitu aspek lisan produktif (menghasilkan
Oleh karena itu, media menjadi saran yang bahasa secara lisan).
tepat untuk digunakan oleh para pendidik. Berbicara adalah salah satu proses
Pengembangan media pembelajaran mengomunikasikan informasi kepada
berbicara ini memiliki tujuan untuk orang lain. Oleh karena itu, berbicara sangat
memperkaya ilmu pengetahuan, menjadi erat hubungannya dengan kebutuhan sosial.
sumbangan untuk pembelajaran berbicara Saksomo (1997:24) menjelaskan bahwa
bahasa Indonesia sebagai usaha tujuan berbicara adalah untuk merealisasikan
memperbaiki mutu pendidikan, menambah diri dalam penyesuaian sosial dan pribadinya.
pengetahuan, wawasan, pengalaman guru Keterampilan berbicara pada dasarnya
dalam memberikan materi kepada siswa, harus dimiliki oleh semua orang yang di dalam
dan dapat digunakan oleh guru sebagai kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik
media utama untuk membantu proses yang bersifat satu maupun dua arah (timbal
belajar mengajar. Selain itu, media balik). Seseorang yang memiliki keterampilan
pembelajaran ini bertujuan untuk berbicara yang baik akan memiliki kemudahan
meningkatkan minat belajar siswa, dalam pergaulan, baik di dalam atau di luar
khususnya dalam belajar berbicara siswa rumah. Dengan keterampilannya, segala pesan
sekolah dasar, serta meningkatkan yang disampaikan akan mudah dicerna,
pemahaman siswa terhadap apa yang telah sehingga komunikasi dapat berjalan lancar
ia lihat, dengar, dan dipelajari. dengan siapa saja.

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


27 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
28

Djiwandono (1996:68) menyatakan dapat merangsang pikiran, perhatian, dan


bahwa berbicara adalah kemampuan aktif- minat siswa demi tercapainya tujuan
produktif karena dalam berbicara dituntut instruksional. Hal tersebut senada dengan
prakarsa nyata dalam menggunakan bahasa pendapat Santyasa (2007:3) bahwa media
untuk mengungkapkan diri secara lisan. pembelajaran merupakan segala sesuatu
Keterampilan berbicara pada dasarnya yang dapat digunakan untuk menyalurkan
harus dimiliki oleh semua orang yang di pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
dalam kegiatannya membutuhkan merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
komunikasi, baik yang bersifat satu maupun perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
dua arah (timbal balik). Seseorang yang mencapai tujuan belajar.
memiliki keterampilan berbicara yang baik Dalam penelitian ini, dirancang sebuah
akan memiliki kemudahan di dalam media pembelajaran yang diharapkan mampu
pergaulan, baik secara umum atau pribadi, membantu siswa dalam proses pembelajaran,
di dalam atau di luar rumah, dan secara khususnya dalam keterampilan berbicara
formal atau informal. Dengan keterampilann, siswa sekolah dasar. Semakin baik media
segala pesan yang disampaikan akan mudah tersebut dirancang serta digunakan, semakin
dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan baik pula media tersebut dalam menjalankan
lancar dengan siapa saja. Karena pentingnya fungsinya sebagai penyalur pesan.
berbicara itulah, keterampilan ini sudah harus Pembelajaran berbicara untuk siswa
diajarkan sejak siswa duduk pada sekolah dasar merupakan salah satu hal yang
pendidikan formal jenjang sekolah dasar. penting. Hal ini dilaksanakan sebagai
Gani (1987:310) menjelaskan bahwa pembentukan pondasi kepada siswa agar
tujuan pembelajaran berbicara adalah untuk semua hal yang muncul ketika berbicara, seperti
menumbuhkan kemampuan siswa untuk keberanian, keluwesan, kelancaran
berbicara secara lancar dengan menggunakan mengungkapkan gagasan, dan kepercayadirian
kalimat dan kosakata yang benar serta tepat dapat secara otomatis tertanam dalam diri siswa.
sesuai dengan kaidah tata bahasa, tempat, Menurut teori perkembangan kognitif
dan situasi. Secara lebih khusus, tujuan yang dikemukakan oleh Piaget, Sunarto
pembelajaran berbicara untuk siswa sekolah dan Hartono (2002:24) menjelaskan bahwa
dasar adalah menumbuhkan penguasaan anak usia kelas IV sekolah dasar berada
kemampuan siswa untuk menggunakan pada tingkat operasional konkret. Pada
struktur serta kosa kata bahasa Indonesia tingkat ini, seorang anak mulai berpikir
dalam komunikasi yang normal pada suatu rasional. Hal ini menunjukkan bahwa anak
pembicaraan di antara penutur-penutur memiliki operasi-operasi logis yang dapat
bahasa Indonesia. diterapkan pada masalah-masalah konkret.
Dalam pembelajaran, perlu adanya Anak juga sudah dapat menentukan hal-
perantara (media) agar dapat digunakan hal yang membuat mereka lebih tertarik
untuk membantu pendidik dalam kepada beberapa pilihan yang ditawarkan
menjelaskan serta menyampaikan materi kepada mereka.
pelajaran. Asror (2011:10) mengungkapkan Sehubungan dengan hal tersebut,
bahwa media pembelajaran adalah segala Nurgiyantoro (2005:52) menyatakan
sesuatu (alat, bahan, atau perangkat) yang bahwa karakteristik anak pada usia 7-11
digunakan dalam proses pembelajaran untuk tahun ada empat. Pertama, anak dapat
menyampaikan pesan atau informasi sehingga membuat klasifikasi sederhana, meng-

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
29

klasifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat besar informasi tersebut dapat dimengerti


umum, misalnya klasifikasi warna, dan dan dipertahankan dalam ingatan siswa.
karakter tertentu. Kedua, anak dapat Hal tersebut semakin menguatkan
membuat urutan sesuatu secara semestinya, pengembangan media pembelajaran
mengurutkan abjad, angka, besar, kecilm berbicara untuk siswa sekolah dasar ini
dan lain-lain. Ketiga, anak mulai dapat karena media pembelajaran, khususnya
mengembangkan imajinasinya ke masa lalu untuk siswa sekolah dasar, akan membuat
dan masa depan. Hal ini karena adanya anak memiliki gambaran yang lebih jelas
perkembangan pola pikir yang egosentris terhadap materi yang dipelajarinya.
yang menjadikannya lebih mudah untuk
mengidentifikasi sesuatu dengan sudut METODE
pandang yang berbeda. Keempat, anak Penelitian ini dilaksanakan dengan
mulai dapat berpikir argumentatif dan menggunakan dua model pengembangan.
memecahkan masalah sederhana. Ada Model pengembangan tersebut adalah
kecenderungan memeroleh ide-ide model R2D2 (Recursive, Reflective
sebagaimana yang dilakukan oleh orang Design and Development) dan model
dewasa, namun belum berpikir tentang pengembangan Dick and Carey. Dalam
sesuatu yang abstrak karena jalan penelitian ini, kedua model pengembangan
berpikirnya masih terbatas pada situasi tersebut digabung berdasarkan ciri-ciri dan
yang konkret. langkah-langkah yang terdapat pada
Media pembelajaran yang dikhususkan masing-masing model dengan sifat saling
pada keterampilan berbicara untuk siswa melengkapi.
sekolah dasar memiliki karakteristik khusus Prosedur penelitian dan pengembangan
sesuai dengan karakteristik anak pada usia dirumuskan dalam beberapa tahapan sesuai
dengan model pengembangan R2D2 dan
7-11 tahun. Karakteristik tersebut
Dick and Carey. Model pengembangan
diantaranya menggunakan bahasa
R2D2 memiliki tiga fokus utama, yaitu
sederhana, memuat visualisasi yang menarik
(a) fokus penetapan (define focus),
minat siswa pada usianya, sesuai dengan
(b) fokus desain dan pengembangan
perkembangan emosi dan intelektual siswa,
(design and development focus), dan
dirancang dengan warna-warna cerah, dan
(c) fokus diseminasi (dissemination
difokuskan pada keterampilan berbicara focus). Akan tetapi, prosedur yang
secara khusus. digunakan dalam penelitian dan
Dasar lain dari pengembangan media pengembangan ini hanya sampai pada
pembelajaran berbicara untuk siswa fokus desain dan pengembangan (design
sekolah dasar ini adalah pernyataan yang and development focus). Selain itu, model
diungkapkan Sunarto dan Hartono pengembangan Dick and Carey yang
(2002:25) bahwa proses belajar mengajar digunakan dalam penelitian ini diadaptasi
dapat berhasil dengan baik jika siswa sesuai kebutuhan pengembangan. Dalam
berinteraksi dengan semua alat inderanya. penelitian ini, kegiatan evaluasi formatif
Seorang pendidik berupaya menampilkan dalam model pengembangan Dick and
semua rangsangan yang dapat diproses Carey disebut sebagai kegiatan validasi
dengan berbagai indera. Semakin banyak produk. Hal ini digunakan untuk
indera yang digunakan untuk menerima mendapatkan hasil pengembangan yang
dan mengolah berbagai informasi, semakin maksimal.

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


29 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
30

Data penelitian ini ada dua macam, d) merumuskan hasil analisis tersebut untuk
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data digunakan dalam merevisi media
kualitatif berupa data identifikasi awal, data pembelajaran yang dikembangkan.
hasil validasi dan uji lapangan yang berupa Data kuantitatif dianalisis secara
data verbal (catatan, saran, komentar, statistik deskriptif, yaitu untuk data
koreksi, masukan, dan usul langsung) numerikal yang diperoleh dari validasi oleh
terhadap media pembelajaran yang ahli dan praktisi, serta uji lapangan oleh
dikembangkan. Data kuantitatif berupa data siswa. Langkah-langkah analisis tersebut
hasil validasi atau telaah ahli dan uji adalah sebagai berikut:
lapangan yang berupa angka terhadap a) mengumpulkan data numerikal,
produk yang dihasilkan. Kedua jenis data b) mencatat, menghimpun, dan
tersebut diperoleh dari para ahli, praktisi, menyeleksi data-data yang telah
dan siswa. dikumpulkan,
Pengumpulan data kualitatif dilakukan c) menganalisis data dengan cara
dengan menggunakan beberapa instrumen, memberikan rata-rata nilai, dan
yaitu lembar observasi, lembar wawancara, d) menyimpulkan hasil analisis data
dan lembar angket. Lembar observasi dalam bentuk persentase seperti pada
digunakan sejak awal proses Tabel 3.1.
pengembangan, yaitu pada fokus penetapan Data yang sudah dianalisis tersebut
maupun fokus desain dan pengembangan. dijadikan acuan untuk merevisi media
Lembar wawancara digunakan sebagai pembelajaran yang dikembangkan.
panduan dalam rangka mengumpulkan Tabel 3.1 Kualifikasi Hasil Validasi
informasi awal, analisis kebutuhan, dan Dan Uji Coba
juga digunakan untuk uji coba lapangan,
khusus untuk data verbal seperti saran,
masukan, dan usul langsung. Lembar
angket digunakan untuk menghimpun data
dari para ahli, praktisi (guru), maupun siswa
pada kegiatan validasi oleh ahli dan
praktisi, serta uji lapangan kepada siswa.
Lembar angket ini juga digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif.
Teknik analisis data kualitatif dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian dan pengembangan ini Data ini merupakan data hasil
dilaksanakan secara deskriptif kualitatif pengembangan yang telah ditelaah oleh
dengan langkah-langkah sebagai berikut: para ahli dan praktisi (guru) serta
a) mengumpulkan data verbal seperti diujicobakan kepada siswa. Data hasil
data identifikasi awal, data analisis pengembangan meliputi penyajian data,
kebutuhan siswa, dan data verbal analisis data, dan revisi produk yang berupa
lainnya dari hasil uji validasi oleh ahli angket, saran, masukan, dan atau catatan.
dan praktisi dan uji lapangan, Revisi produk digunakan untuk
b) mencatat, menghimpun, dan menyeleksi memperbaiki isi media pembelajaran yang
data-data yang telah dikumpulkan, kurang sempurna mengacu dari saran ahli/
c) melakukan klarifikasi dan analisis data, pakar, guru, dan siswa.
dan

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
31

Dalam penelitian ini, terdapat tiga poin Selain itu, materi dalam media belum
atau aspek yang dinilai atau divalidasi. seluruhnya sesuai dengan tingkat
Aspek-aspek tersebut adalah isi, penyajian, perkembangan intelektual dan emosional
dan kelayakan bahasa pada media siswa (cara berpikir, pengetahuan, dan
pembelajaran dan buku panduan. Berikut ketertarikan siswa).
adalah data hasil pengembangan media
pembelajaran dari masing-masing segi. Data Hasil Pengembangan Media
Pembelajaran dari Aspek Penyajian
Data Hasil Pengembangan Media Tuntutan berbicara untuk siswa didesain
Pembelajaran dari Aspek Isi bervariasi untuk meningkatkan minat belajar
Isi materi yang dikembangkan mengacu siswa dan membuat siswa tidak bosan.
pada standar kompetensi yang sesuai Tuntutan berbicara dalam media pembelajaran
dengan Kurikulum Tingkat Satuan ini divariasikan dalam beberapa bentuk latihan
Pendidikan dan disajikan secara bertahap berkelompok dan individu. Dalam media
untuk memudahkan siswa belajar secara pembelajaran disediakan pembangkit motivasi
berkelompok. berupa ilustrasi, gambar, foto, video, animasi,
Pengembangan isi materi dalam dan warna-warna yang sesuai dengan jenjang
penelitian ini meliputi materi dari kompetensi pendidikan SD/MI kelas IV. Foto, ilustrasi,
dasar: (a) mendeskripsikan tempat sesuai dan gambar disajikan dalam tiap bagian media
dengan denah atau gambar dengan kalimat pembelajaran agar minat siswa dalam
yang runtut dan (b) menjelaskan petunjuk mempelajari media pembelajaran ini
penggunaan suatu alat dengan bahasa yang meningkat.
baik dan benar. Media pembelajaran ini juga dilengkapi
Analisis data hasil validasi terhadap dengan bagian pendahulu yang memuat
pakar/ahli dan guru bahasa Indonesia yang materi prasyarat untuk memahami
diperoleh dari angket mendapatkan keterampilan berbicara yang disajikan dalam
penilaian “baik” dan “sangat baik” oleh media pembelajaran. Begitu juga dengan
ahli 1, ahli 2, ahli 3, dan guru. Selain itu, dilengkapinya konteks-konteks yang dekat
data yang dihimpun dari hasil uji coba dengan siswa, seperti pengenalan alat-alat,
terhadap siswa menunjukkan bahwa semua nama tempat, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
siswa sepakat dengan menjawab “ya” Contoh-contoh dalam media pembelajaran
terhadap beberapa aspek, dan terdapat ini juga disesuaikan dengan hal-hal yang
jawaban “tidak” terhadap beberapa aspek konkret, nyata, dan aktual. Pola urutan dan
yang lain. komponen sajian kegiatan belajar dalam
Dari keseluruhan data yang diperoleh, media pembelajaran ini juga didesain secara
dibuktikan bahwa pengembangan media konsisten.
pembelajaran berbicara dari aspek isi Analisis data pengembangan penya jian
masih terdapat kekurangan. Kekurangan media pembelajaran menunjukkan bahwa
tersebut diantaranya belum sempurnanya penyajian yang dikembangkan dalam
materi tentang petunjuk berbicara yang media pembelajaran berbicara ada yang
baik dan benar. Selain itu, materi belum harus direvisi karena ketersediaan
cukup untuk keterampilan berbicara. Dalam pembangkit motivasi khususnya warna-
media pembelajaran yang dikembangkan, warna dalam media pembelajaran masih
masih terdapat beberapa materi yang tidak ada yang belum relevan dengan teks atau
dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. bagian-bagian dalam media pembelajaran.

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


31 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
32

Data Hasil Pengembangan Media tanda baca, pilihan kata, bentukan kata,
Pembelajaran dari Aspek Kelayakan struktur kalimat, dan aspek-aspek mekanik
Bahasa lainnya; (c) kekomunikatifan bahasa; dan
Bahasa dalam media pembelajaran ini (d) tampilan buku panduan.
dikembangkan sesuai dengan tingkat Data kegiatan validasi dan uji coba
perkembangan intelektual dan emosional lapangan, disimpulkan bahwa panduan
siswa SD/MI kelas IV. Selain itu, terdapat penggunaan media pembelajaran terdapat
pesan-pesan yang disampaikan kepada beberapa kekurangan, yaitu sampul buku
siswa yang menggunakan bahasa menarik, harus menunjukkan isi buku, sehingga
jelas, dan tidak menimbulkan makna ganda gambar yang terdapat dalam sampul harus
sehingga siswa dapat memahami pesan- ada di dalam isi buku. Selain itu, buku
pesan tersebut. Pilihan kata yang digunakan panduan sesuai fungsinya sebagai bahan
dalam media pembelajaran ini disesuaikan pendukung, tidak diperbolehkan memiliki
dengan kaidah bahasa Indonesia dengan isi yang lebih lengkap dari bahan utama,
penggunaan ejaan dan tanda baca yang termasuk pada sampul belajarnya
tepat. Kalimat dalam paragraf-paragaf juga Keberadaan media dalam pem-
disesuaikan dengan tingkat pemahaman belajaran bukanlah suatu hal yang utama.
siswa sehingga tetap terkesan komunikatif Akan tetapi, media memiliki peran penting
dan tidak bertele-tele agar siswa lebih dalam keberhasilan pembelajaran. Media
termotivasi untuk tetap mempelajari media pembelajaran dapat berfungsi untuk
pembelajaran ini. membangkitkan motivasi belajar dan
Dari keseluruhan data yang diperoleh ketertarikan siswa, mencegah kebosanan
dari kegiatan validasi oleh pakar/ahli dan siswa dalam proses belajar mengajar,
guru, serta ujicoba kepada siswa, mengefektifkan proses belajar mengajar,
dibuktikan bahwa pengembangan media dan memperkuat pemahaman siswa
pembelajaran dari segi kelayakan bahasa (Asnewastri, 2006 :25).
terdapat beberapa kekurangan, antara lain Media pembelajaran merupakan segala
(a) terdapat pilihan kata dan kalimat yang sesuatu yang dapat digunakan untuk
tidak sesuai dengan kaidah bahasa, menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
(b) terdapat beberapa bahasa dalam media sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pembelajaran kurang dapat dipahami oleh pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
siswa, (c) terdapat kata-kata yang sulit belajar untuk mencapai tujuan belajar
dipahami siswa, dan (d) terdapat beberapa (Santyasa, 2007:3). Media pembelajaran
paragraf yang terlalu panjang, sehingga adalah segala sesuatu (alat, bahan, atau
kurang mudah dipahami siswa. perangkat) yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menyampaikan pesan
Data Hasil Pengembangan Panduan atau informasi sehingga dapat merangsang
Penggunaan Media Pembelajaran pikiran, perhatian, dan minat siswa demi
Kegiatan validasi terhadap buku tercapainya tujuan instruksional (Asror,
panduan oleh pakar/ahli materi dan guru 2011:10). Dari beberapa pengertian tersebut,
bahasa Indonesia dilakukan dengan dapat disimpulkan bahwa media
mengacu pada beberapa indikator, yaitu pembelajaran meliputi segala sesuatu yang
(a) kejelasan petunjuk; (b) kesesuaian berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa
penggunaan bahasa yang meliputi ejaan, untuk dapat lebih mudah dalam memahami

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
33

pelajaran. Hal tersebut dapat digunakan belajar dan ketertarikan siswa, mencegah
dalam pembelajaran dengan perantara guru kebosanan siswa dalam proses belajar
ataupun tidak (dapat dilaksanakan secara mengajar, dan mengefektifkan proses
mandiri). belajar mengajar.
Media pembelajaran memiliki jenis Dalam pembelajaran, penggunaan
yang beragam, mulai yang sederhana, media pembelajaran dipilih berdasarkan
murah sampai dengan yang rumit dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
mahal. Media pembelajaran dapat berupa Menurut Sudjana (1990: 4-5), kriteria yang
bahan cetak, alat peraga, dan benda-benda harus diperhatikan dalam memilih media
yang berada di sekitar siswa. Selain itu pembelajaran, yaitu (1) ketepatan media
media pembelajaran juga terdapat dalam dengan tujuan pengajaran; (2) dukungan
bentuk audio (rekaman, radio, kaset, CD), terhadap isi bahan pelajaran;
visual (gambar, foto, maket), audio visual (3) kemudahan memperoleh media;
(VCD, film, video), dan multimedia (4) keterampilan guru dalam
(interaktif, computer based, dan internet). menggunakannya; (5) ketersediaan waktu
Adapun media pembelajaran yang untuk menggunakannya; dan (6) sesuai
dihasilkan dalam penelitian ini berupa dengan taraf berfikir anak. Secara umum,
multimedia interaktif. Setiyono (2008:13) media yang dihasilkan dalam penelitian ini
menjelaskan pengertian multimedia interaktif telah dirancang dengan memperhatikan
sebagai media yang dilengkapi dengan alat beberapa pertimbangan tersebut, sehingga
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh media pembelajaran ini layak untuk
pengguna. Interaktif dalam hal ini memiliki diimplementasikan dalam pembelajaran.
pengertian bahwa terjadi komunikasi dua Wujud media pembelajaran yang
arah atau lebih dari komponen-komponen dihasilkan dalam penelitian ini terdiri atas
komunikasi. Komponen komunikasi dalam tiga bagian. Bagian tersebut adalah bagian
multimedia interaktif adalah hubungan pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian
antara manusia (sebagai user atau pengguna pendahuluan memuat materi prasyarat untuk
produk) dan komputer (software, aplikasi, memahami media pembelajaran utama.
atau produk dalam format file). Lebih Bagian isi dimuat dalam menu latihan dan
lanjut Majid (2008:181) memaparkan quiz. Menu ini menuntut siswa untuk dapat
bahwa media pembelajaran berupa mempraktikkan kegiatan berbicara secara
multimedia interaktif telah banyak langsung. Bagian penutup berisi tugas
dimanfaatkan karena di samping menarik performansi siswa dalam mempraktikkan
juga memudahkan penggunanya dalam kegiatan berbicara sebagai penilaian individu
mempelajari suatu bidang tertentu. ketercapaian kompetensi siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut,
media pembelajaran berbicara untuk siswa Pengembangan Media Pembelajaran
sekolah dasar yang dihasilkan dalam dari Aspek Isi
penelitian ini dapat digunakan karena di Materi yang dikembangkan dalam
dalamnya dilengkapi dengan alat pengontrol media pembelajaran ini diambil dan
yang dapat dioperasikan oleh pengguna diperoleh dari berbagai sumber dan telah
sebagai komunikasi dua arah atau lebih disesuaikan dengan jenjang pendidikan
dari komponen-komponen komunikasi. siswa. Selain itu, materi yang dikembangkan
Selain itu, media pembelajaran ini dirancang juga dipilih secara tepat. Pemilihan materi
menarik untuk membangkitkan motivasi yang tepat dan sesuai diharapkan dapat

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


33 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
34

memberi kesempatan kepada siswa untuk dewasa, namun belum berpikir tentang
melakukan eksplorasi pengetahuan, sesuatu yang abstrak karena jalan
keterampilan, dan sikap melalui berbagai berpikirnya masih terbatas pada situasi
tahapan kegiatan yang memudahkan siswa yang konkret.
untuk belajar. Tahapan-tahapan kegiatan
dalam media pembelajaran ini meliputi Pengembangan Media Pembelajaran
paparan teori dalam menu materi, contoh- dari Aspek Penyajian
contoh atau modeling dalam menu latihan, Media pembelajaran disusun dengan
tugas dalam menu quiz, dan performansi tujuan melibatkan siswa untuk lebih aktif
dalam menu tugas. dalam pembelajaran dan membantu siswa
Media pembelajaran berbicara ini dalam mencapai penguasaan kompetensi
dirancang untuk mengondisikan siswa agar dasar. Ketrampilan berbicara tidak dapat
dapat belajar secara mandiri dan dilatihkan secara maksimal apabila hanya
berkelompok, sehingga siswa dapat dengan dengan menggunakan materi berbahan
mudah memahami dan mempraktikkan cetak. Oleh karena itu, diperlukan materi
materi yang dipelajarinya. Belajar pendamping berupa contoh berbahasa lisan
kelompok dalam hal ini adalah belajar langsung dalam bentuk media pembelajaran
dengan orang lain (teman) yang membuat audio visual seperti ini sebagai sarana untuk
siswa memiliki pandangan lebih luas mengantarkan siswa kepada pencapaian
mengenai suatu hal, sehingga siswa dapat kompetensi.
berpikir lebih kritis dalam memahami Dalam media pembelajaran ini, tuntutan
sebuah materi. Media pembelajaran ini yang diberikan kepada siswa disajikan
juga menyediakan tempat untuk siswa bervariasi agar siswa dapat melakukan
belajar secara berpasangan pada kegiatan kegiatan yang bermanfaat dan tidak
dalam menu quiz. Pada tahapan kegiatan
monoton. Oleh sebab itu, media
ini, siswa melakukan kegiatan berbicara
pembelajaran memerlukan bahan-bahan
dan peer assessment. Kegiatan tersebut
pembangkit motivasi agar tujuan
memiliki maksud agar siswa dapat bekerja
dirancangnya media pembelajaran dapat
sama dengan orang lain. Selain itu, kegiatan
tercapai. Bahan-bahan pembangkit
ini digunakan juga untuk menguji kejujuran
motivasi yang terdapat dalam media
siswa dalam belajar berbicara dan menilai
pembelajaran yang dihasilkan ini berupa
kegiatan berbicara orang lain.
animasi, gambar-gambar, foto, ilustrasi, dan
Siswa pada jenjang sekolah dasar
memiliki ketertarikan tinggi pada hal-hal video yang terdapat pada setiap unit.
baru, termasuk media pembelajaran berupa Media pembelajaran berbicara ini
media audio visual. Cara berpikir siswa dirancang dengan sistematika penyajian
pada jenjang ini juga masih sederhana, yang runtut. Selain itu, pola urutan kegiatan
cara berpikir induktif yang dimulai dari pada masing-masing unit disusun secara
sesuatu yang khusus menjadi lebih luas, konsisten. Dalam media ini, paparan teori
dari yang sederhana ke yang lebih rumit. dijadikan bagian pendahulu sebagai materi
Hal tersebut sesuai dengan yang prasyarat untuk memahami media
diungkapkan oleh Nurgiyantoro (2005:52) pembelajaran utama yang disajikan
bahwa anak pada usia 7-11 tahun memiliki selanjutnya.
kecenderungan memeroleh ide-ide Menurut teori perkembangan kognitif
sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang dikemukakan oleh Piaget, Sunarto

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
35

dan Hartono (2002:24) menjelaskan bahwa berbahasa yaitu menyimak, berbicara,


anak usia kelas IV sekolah dasar berada membaca, dan menulis. Hal tersebut
pada tingkat operasional konkret. Pada menunjukkan bahwa anak pada usia ini
tingkat ini, seorang anak mulai berpikir sudah menguasai bahasa dengan lengkap
rasional. Hal ini menunjukkan bahwa anak sesuai dengan kemampuan berpikirnya.
memiliki operasi-operasi logis yang dapat Selain itu, sesuai dengan perkembangan
diterapkan pada masalah-masalah konkret. bahasanya, anak sudah dapat berbicara
Anak usia ini masih memiliki alur berpikir lancar. Mereka tidak lagi pada tahap
induktif. Alur berpikir induktif memiliki memahami kalimat, tetapi sudah pada tahap
pengertian bahwa pola atau alur berpikir memahami makna dari kalimat, bahkan
yang digunakan yaitu memahami hal-hal teks secara keseluruhan.
yang bersifat khusus, kemudian disimpulkan Dalam media pembelajaran ini, bahasa
kedalam hal-hal yang umum. Selain itu, yang digunakan bersifat komunikatif agar
media pembelajaran dirancang sesuai membuat siswa dapat mengenal selangkah
dengan konteks yang dekat dengan siswa lebih jauh terhadap media pembelajaran
pada setiap bagian untuk memudahkan tersebut. Dengan demikian, siswa akan
pemahaman siswa. dekat dan menyukai media pembelajaran
ini sebagai sarana penguasaan kompetensi
Pengembangan Media Pembelajaran pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
dari Aspek Kelayakan Bahasa pernyataan Zhuldyn (2012) bahwa
Bahasa yang digunakan dalam media pembelajaran yang optimal memerlukan
pembelajaran ini terdiri atas kesesuaian bahasa yang komunikatif yang
bahasa dengan tingkat perkembangan memungkinkan semua pihak yang terlibat
intelektual siswa, kesesuaian bahasa dengan dalam interaksi belajar mengajar dapat
tingkat emosional siswa, pesan yang berperan secara aktif dan produktif.
disampaikan kepada siswa, ketepatan
penggunaan ejaan dan tanda baca, Pengembangan Panduan Penggunaan
kesesuaian pilihan kata dengan kaidah Media Pembelajaran
bahasa Indonesia yang benar, penyusunan Petunjuk penggunaan yang terdapat
paragraf, kekomunikatifan bahasa, dan dalam buku panduan ini memuat langkah-
grafika yang ditampilkan dalam media langkah menggunakan media pembelajaran
pembelajaran. keterampilan berbicara. Petunjuk
Seorang anak memiliki beberapa penggunaan juga diberikan pada tiap langkah
tahap perkembangan aspek kejiwaan. dalam tahapan pembelajaran. Hal tersebut
Tahap pekembangan tersebut adalah tahap bertujuan agar media pembelajaran dapat
perkembangan intelektual, perkembangan digunakan dengan baik sesuai dengan
moral, perkembangan emosional, dan langkah-langkah yang telah ditentukan.
perkembangan bahasa (Nurgiyantoro, Sesuai dengan fungsinya sebagai buku
2005:51). Menurut Kurniawan (2009:40), panduan, buku ini memuat panduan atau
berdasarkan perkembangan intelektual, aturan-aturan dalam menjalankan media
anak pada rentang usia 7-11 tahun berada pembelajaran. Selain itu, buku ini juga
pada tahap operasional berpikir konkret. memuat rambu-rambu jawaban yang
Pada masa usia ini, anak sudah memiliki digunakan oleh siswa dalam tahapan
kemampuan untuk menguasai keterampilan kegiatan yang terdapat dalam media. Hal-

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


35 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
36

hal tersebut menunjukkan bahwa petunjuk DAFTAR PUSTAKA


dalam buku panduan ini jelas dan dapat Asror, M. Bisrul. 2011. Pengembangan
dimanfaatkan secara maksimal dalam Media Pembelajaran Audio Visual
mengoperasikan media. pada Pokok Bahasan Laporan
Dalam buku panduan ini, penggunaan Keuangan Perusahaan Jasa di
sarana-sarana tatabahasa digunakan dengan SMA Negeri 3 Blitar. Skripsi tidak
tepat. Selain itu, kosakata, pola tatabahasa, diterbitkan. Malang: Fakultas
dan struktur kalimat yang digunakan dalam Ekonomi. Universitas Negeri Malang.
buku panduan ini dipilih secara saksama Asnewastri. 2006. Keefektifan Penggunaan
Media Pembelajaran dalam
dan mengacu pada kaidah-kaidah atau
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
aturan-aturan penulisan agar tulisan dapat
pada Mata Pelajaran Sejarah. “Jurnal
dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Ilmu Pendidikan”. Ditulis dalam http:/
/isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
SIMPULAN Ed3082426.pdf; diakses 5 Desember
Berdasarkan penelitian yang telah 2012.
dilaksanakan, terdapat beberapa Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes
kesimpulan. Pertama, dengan meng- Bahasa dalam Pengajaran.
gunakan multimedia interaktif ini, Bandung: ITB Bandung.
pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif, Gani, Zainal A. 1987. Pengajaran Bahasa
bermakna, dan siswa dapat lebih berperan Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta:
aktif dalam pembelajaran berbicara. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Kedua, multimedia interaktif seperti ini Bahasa.
dapat diaplikasikan ke dalam semua Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak
kondisi kelas agar pembelajaran dapat dalam Kajian Strukturalisme,
berjalan lebih efektif dan menarik. Ketiga, Sosiologi, Semiotika, Hingga
multimedia interaktif ini dapat dimanfaatkan Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha
oleh semua guru agar membantu dalam Ilmu.
pelaksanaan pembelajaran. Keempat, Majid, Abdul. 2008. Perencanaan
multimedia interaktif dapat dikembangkan Pembelajaran: Mengembangkan
lebih lanjut karena metode ini dapat Standar Kompetensi Guru.
mengaktifkan kelas dan membuat Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pembelajaran menjadi semakin menarik dan Mardika, I Nyoman. 2009. Pengembangan
bermakna. Multimedia dalam Pembelajaran Kosakata
Pengembangan media pembelajaran Bahasa Inggris di SD. “Jurnal Ilmu
lebih lanjut juga dapat dilakukan oleh guru Pendidikan”. Ditulis dalam http://
melalui forum MGMP. Guru adalah pihak mardikanyom. tripod.com/Multimedia.
yang memahami betul kebutuhan dalam pdf; diakses 1 Desember 2012.
bidang belajar mengajar. Oleh karena itu, Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak:
guru dapat mengembangkan media Pengantar Pemahaman Dunia
Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada
pembelajaran yang sesuai dengan
University Press.
kebutuhan siswa, sehingga tujuan
Rosita, Farida Yufarlina. 2011.
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Pengembangan Bahan Ajar
Keterampilan Berbicara Bahasa
Indonesia untuk Siswa SD/MI Kelas

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 1, Nomor 1, Mei 2015, hal. 25-37
37

IV Berbasis Cooperative Learning.


Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas
Sastra. Universitas Negeri Malang.
Saksomo, Nur. 1997. Kemampuan
Berbicara sebagai Wahana
Kominukasi. Jakarta: Yayasan Obor.
Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan
Konseptual Media Pembelajaran.
Makalah disajikan dalam Workshop
Media Pembelajaran bagi Guru-guru
SMA Negeri Banjar Angkan, Banjar
Angktdan Klungkung, 10 Januari.
Setiyono. 2008. Pengembangan
Pembelajaran dengan Menggunakan
Multimedia Interaktif untuk
Pembelajaran yang Berkualitas.
Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan.
Madiun: SMP Negeri 1 Dagangan.
Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. 1990.
Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Sunarto dan Hartono, Agung. 2002.
Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca
sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Zhuldyn. 2012. “Perkembangan Bahasa
Anak SD”. Ditulis dalam http://
zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/
perkembangan-peserta-didik/
perkembangan-bahasa-anak-sd/;
diakses 4 Juni 2013.

Farida Yufarlina Rosita, PEngembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara


37 bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Anda mungkin juga menyukai