Anda di halaman 1dari 15

Metode Pembelajaran Role Playing

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Aprilia Juwita Sari


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (aprilia.jsari@gmail.com)

Fx. Mas Subagyo


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran kelas V SDN Pangkur 1 Ngawi masih didominasi oleh guru dengan
menerapkan metode ceramah, kurangnya media pembelajaran serta sumber belajar terbatas pada buku
paket mengakibatkan hasil belajar IPA siswa masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa, hasil belajar IPA, serta kendala-kendala yang muncul selama
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing. Penelitian ini
merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif dengan dua siklus. Hasil persentase aktivitas guru
pada siklus I adalah 67%, dan pada siklus II meningkat menjadi 89,3%. Sehingga, peningkatan aktivitas
guru pada siklus I dan siklus II mencapai 22,3%. Hasil persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah
67,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,5%. Sehingga, peningkatan aktivitas siswa pada siklus I
dan siklus II mencapai 20%. Ketuntasan klasikal hasil belajar IPA siswa juga mengalami peningkatan.
Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 46% dengan rata-rata kelas senilai 71,4. Sedangkan pada siklus II,
ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 83,3% dengan rata-rata kelas senilai 82,75. Dapat
disimpulkan dengan menerapkan metode pembelajaran Role Playing berhasil meningkatkan aktivitas guru
dan siswa, hasil belajar IPA, serta kendala-kendala selama pelaksanaan pembelajaran dapat teratasi.
Kata Kunci: metode pembelajaran role playing, hasil belajar IPA, sekolah dasar.

Abstract
The implementationof the fifith grade learning activities at Elementary School Pangkur 1 Ngawi is still
dominated by teacher through the application of the lecture method, lack of learning media, and limited
learning sources in textbooks result in low students science learning outcomes. The purpose of the this
study is to describe the activities of teacher and students, the science learning outcomes, adn the obstacles
that arise durung the implementation of learning by applying Role Playing as a learning method.
This research is collaborative clasroom action research using two cycles. The percenatge of teacher
activity result in first cycles was 67%, and the result was increased to 89,3% in second cycle. Thus, the
improvement of students activity in first cycle and second cycle reached 20%. The classical completeness
of students science learning outcomes also increased. Students learning outcomes in first cycle was 46%
eith an average value of 71.4, while in the second cycle, the classical completeness of student learning
outcomes reached 83.3% with an average value of 82.75. it can be concluded that the application of Role
Playing methode successfully increases teacher-student activities and students science learning outcomes,
as well as the obstacles during the implemetation of learning
Keywords: Role Playing Method, science learning, elementary school..

dimaksimalkan. Ketika peserta didik pasif, hanya


PENDAHULUAN mendengarkan ceramah dari guru, ada kecenderungan
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang untuk cepat melupakan apa yang telah diajarkan. Belajar
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif yang aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi
artinya mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. yang baru kemdian menyimpannya dalam otak, karena
Dengan pembelajaran aktif peserta didik secara aktif salah satu faktor yang yang menyebabkan informasi cepat
menggunakan otak, baik untuk menemukan konsep IPA, dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia (Zaini,
memecahkan persoalan, dan mengaplikasikan apa yang 2018:14). Belajar yang hanya mengandalakan indera
mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal
kehidupan nyata (Zaini dkk, 2008:14). Dengan belajar hasil belajar seharusnya disimpan dalam waktu yang
aktif, peserta didik akan merasakan suasana yang lebih lama.
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat

824
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

Untuk pembelajaran aktif, diperlukan sebuah metode. melakukan sesuatu secara langsung. Agar hasil
Metode merupakan upaya mengimplementasikan rencana belajar konsep IPA dapat berjalan dengan baik, maka
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang
yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
2008:187). Metode yang digunakan dalam pembelajaran berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
IPA diharapkan dapat menumbuhkan interaksi antara guru kelompok, serta memberikan kesempatan untuk
dengan siswa dan sebaliknya, serta interaksi antar siswa. terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satunya
sehingga, guru dan siswa saling belajar, menumbuhkan adalah dengan metode Role Playing atau bermain
kerjasama antar guru dan siswanya, dan menumbuhkan peran. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti ingin
kerjasama antar siswa. melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
Kenyataanya, dikelas V SDN Pangkur 1 Ngawi belum “Penerapan Metode Role Playing untuk
melakukan pembelajaran aktif. Berdasarkan hasil Meningkatkan Hasil Belajar Konsep IPA Tema Sehat
observasi dan wawancara yang dilakukan, ditemukan hal- Itu Penting Materi Peredaran Darah Manusia pada
hal berikut: guru menjelaskan materu dan siswa hanya Siswa Kelas V SDN Pangkur 1 Ngawi”.
mencatat, siswa cenderung menjadi pendengar saja, cara Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan
guru dalam mengajar belum menggunakan metode, adalah: (1) Mendeskripsikan pelaksanaan metode
media, dan model pembelajaran yang variataif. Akibatnya, Role Playing dalam pembelajaran dengan tema sehat
siswa kurang menyimak penjelasan dari guru dan itu penting pada siswa kelas V SDN Pangkur 1
terkdang bergurau dengan teman sebangkunya. Ngawi.(2) Mendeskripsikan hasil belajar peserta didik
Pembelajaan konvensional yang dilakukan secara dengan menggunakan metode Role Playing dengan
terus-menerus menimbulkan masalah yang menyebabkan tema sehat itu penting pada siswa kelas V SDN
hasil belajar IPA tidak tercapai dengan baik. Siswa kurang Pangkur 1 Ngawi. (3) Mendeskripsikan kendala-
memahami konsep-konsep IPA yang disampaikan dengan kendala apa saja yang muncul selama pelaksanaan
metode ceramah. Kesulitan tersebut membuat siswa tidak metode Role Playing dengan tema sehat itu penting
dapat mengerjakan soal-soal tes yang diberika guru, pada siswa kelas V SDN Pangkur 1 Ngawi.
sehingga hasil belajar siswa rendah. Dari 24 siswa, Terdapat sembilan tahapan kegiatan Role
terdapat 13 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas. Playing menurut Miftakhul Huda (2013:116) yakni
Kesulitan yang dialami siswa kelas 5 dalam mempelajari sebagai berikut: (1) pemanasan (warming up), (2)
IPA menimbulkan dampak rendahnya motivasi belajar memilih partisipan, (3) menyiapkan pengamat
selama pembelajaran berlangsung. (observer), (4) menata panggung, (5) memainkan
Salah satu alternatif pemecahan masalah diatas yang peran (manggung), (6) diskusi dan evaluasi, (7)
dapat dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan memainkan peran ulang (manggung ulang), (8)
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode bermain diskusi dan evaluasi kedua dan (9) berbagi
peran atau Role Playing. Karena dengan metode ini, siswa pengalaman dan kesimpulan.
akan mengalami langsung dan ikut terlibat didalam materi Kelebihan dari metode Role Playing menurut
pelajaran IPA. Selain itu, metode Role Playing sesuai Blatner (dalam jurnal Drana Craicun: 2010)
dengan tahapan perkembngan anak yang gemar bermain. diantaranya sebagai berikut: (1) Memberikan siswa
Metode Role Playing merupakan salah satu simulasi yang pemahaman tentang pembelajaran mereka sendiri
keberadaannya melibatkan kegiatan inetraksi antara dua dengan membuat Role Plays mereka sendiri. (2)
siswa atau lebih mengenai suatu toipi atau situasi tertentu Dapat mengajarkan tentang masalah etika dan moral
untuk diperankan kepada masing-masing siswa (Mark yang timbul dari kurikulum sains. (3) Membantu
Chesler dan Robert Fox, 1966:9). Para siswa siswa untuk mengenali dan menafsirkan tempat
berpartisipasi sebagai pemaind engan peran tertentu mereka di dunia. (4) Memberikan siswa kesempatan
sebagai pengamat atau observer bergantung pada tujuan- untuk mengalami peristiwa hidup secara fisik (lebih
tujuan dari penerapan Role Playing. sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri). (5)
Dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar Bermain peran analog dapat membantu siswa untuk
konsep IPA, siswa dan guru perlu memperhatikan membuat konsep.
karakteristik anak-anak pada usia sekolah dasar. Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk
Anak-anak pada usia sekolah dasar ini memiliki mendapatkan hasil penelitian saja, namun nantinya
karakteristik yang berbeda dengan akan-anak yang diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi
usianya lebih muda atau bahkan sudah dewasa. Ia berbagai pihak antara lain: (1) bagi guru, dapat
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja membantu guru untuk mengembangkan kemampuan
dalam kelompok, dan senang merasakan atau siswa pada kemampuan kognitif, dapat menambah

825
Metode Pembelajaran Role Playing

inovasi guru dalam proses pembelajaran di dalam dijadikan sebagai subjek penelitian karena setelah
kelas, dapat membantu guru untuk meningkatkan melakukan observasi diketahui guru masih menerapkan
hasil belajar konsep IPA; (2) bagi siswa, dapat metode ceramah, tidak adanya media pembelajaran serta
meningkatkan hasil belajar konsep IPA dan sumber belajar terbatas pada buku paket mengakibatkan
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam hasil belajar IPA siswa masih rendah, sehingga
mengikuti pembelajaran IPA. (3) bagi pihak sekolah, dibutuhkan perbaikan dalam proses pembelajaranya untuk
sebagai bahan kajian untuk meningkatkan hasil meningkatkan hasil belajar siswa.
belajar siswa dan meningkatan prestasi belajar siswa Prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan dengan
pada mata pelajaran IPA melalui metode Role mengacu pada penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
Playing.(4) bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2014:131). Prosedur
bagi peneliti mengenai Penelitian Tindakan Kelas pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut terdiri dari
baik pengalaman maupun pengetahuan, untuk tiga tahapan pada masing-masing siklus, yakni: Plan
mengeksplorasi, evaluasi dan, berinovasi dalam (Perencanaan); Acting (Tindakan); Observasi, dan Reflect
penelitian, dapat mendeteksi dan memperbaiki (Refleksi). Apabila dalam pelaksanaan siklus pertama
permasalahan dalam pembelajaran serta mencari belum menunjukkan tanda-tanda perubahan atau belum
solusinya, hasil dari penelitian ini dapat digunakan mencapai indikator keberhasilan, maka dilanjutkan pada
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, dan siklus kedua yang dilakukan untuk mengulangi
membantu peneliti menyelesaikan tugas akhir dan keberhasilan serta mengatasi masalah dalam proses
syarat utama kelulusan tingkat Strata 1. (5) peneliti pembelajaran dengan menggunakan berbagai tindakan
lain, dijadikan sebagai referensi dan bahan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut, sampai
perbandingan untuk penelitan selanjutnya. indikator keberhasilan pembelajaran yang diinginkan
tercapai.
METODE Berikut ini gambar prosedur Penelitian Tindakan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart ((dalam
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Arikunto, 2014:132):
Tindakan Kelas adalah sebuah tindakan terhadap kegiatan
belajar melalui sebuah pencermatan dalam sebuah kelas
yang sama dan sengaja untuk dimunculkan yang
dilakukan oleh sisiwa melalui arahan dari guru (Arikunto,
2014:130). Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu kerja
sama antara guru dan peneliti dalam pelaksanaan
penelitian serta memperbaiki kualitas pembelajaran.
Tujuan dari PTK adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas praktik pembelajran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil
intruksional, mengembangkan ketrampilan guru,
meningkatkan relevansi, dan meningkatkan efisiensi
pengelolaan intruksional serta menumbuhkan budaya
meneliti pada komunitas (Aqib, 2017:14) Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Menurut
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Kemmis dan Mc Taggart
Pangkur 1 Ngawi yang berlokasi di Jln. Raya Pangkur, Tahap perencanaan ini, disusun sebuah rancangan
Ngawi. Alasan peneliti memilih SDN Pangkur 1 Ngawi instrumen pengamatan pada aktivitas siswa dan guru
karena sekolah tersebut proses pembelajaranya dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti selanjutnya
menerapkan kurikulum 2013. Selain itu, keterbukaan dari melakukan analisis untuk menemukan titik temu khusus
pihak sekolah sendiri baik dari kepala sekolah dan guru yang akan diterapkan kepada titik fokus peristiwa. Ketika
kelas 5, serta siswa kelas 5 di SDN Pangkur 1 menjadi dalam pembelajaran terdapat masalah yang telah
alasan khusus untuk memilih SDN Pnagkur 1 Ngawi ditemukan, barulah kemudian mulai membuat susunan
menjadi tempat penelitian. perencanaan tindakan untuk upaya awal penyelesaian
Subjek yang digunakan pada Penelitian Tindakan masalah. Hal tersebut akan membantu peneliti dalam
Kelas ini adalah guru dan siswa kelas V SDN Pangkur 1 merekam peristiwa selama tindakan yang dilakukan
Ngawi dengan jumlah keseluruhan yaitu 24 siswa yang tengah berlangsung.
terdiri dari 10 laki-laki dan 14 perempuan. Alasan peneliti Pada tahap pelaksanan, guru kelas melaksanakan
memilih guru dan siswa kelas V SDN Pangkur 1 Ngawi kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

826
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

pembelajaran Role Playing pada mata pelajaran IPA. dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
Tindakan dirancang secara sistematis sebagai langkah pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran
untuk perbaikan proses pembelajaran dan diharapkan Role Playing. Catatan ini merupakan refleksi yang
hasil belajar konsep IPA pun akan meningkat. Tahap nantinya dapat digunakan guru dan peneliti untuk
pengamatan juga dilakukan bersamaan dengan pelaksaan memperbaiki proses pembelajaran.
tindakan. Pada tahap ini, guru dan peneliti berusaha Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan lembar obeservasi aktivitas guru dan aktivitas siswa,
seluruh indikator proses dan hasil perubahan yang terjadi lembar tes hasil belajar kognitif siswa, serta lembar
baik yang diakibatkan oleh tindakan terencana maupun catatan lapangan. Melalui lembar observasi aktivitas guru
efek sampingan, bahkan efek lanjut. Hasil pengamatan dan aktivitas siswa akan diperoleh data yaitu untuk
yang dilakukan dalam satu siklus memberikan pengaruh mengetahui serta mengukur tingkat keterlaksanaan dan
pada penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan ketercapaian dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
pada siklus berikutnya. Hasil pengamatan yang diperoleh dilakukan. Lembar tes hasil belajar kognitif siswa
akan didiskusikan bersama guru sebagai praktisi, digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA
kemudian direfleksi sebagai dasar untuk menyusun siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di setiap
perencanaan pada siklus berikutnya. Dari kegiatan ini, siklusnya, sehingga dapat diketahui tingkat ketuntasan
diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, belajar yang diperoleh siswa. Sedangkan catatan lapangan
kendala-kendala yang dihadapi, serta perubahan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi saat
terjadi berkaitan dengan pembelajaran IPA dengan pembelajaran berlangsung. catatan ini bertujuan untuk
menggunakan metode Role Playing. mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam proses
Pada tahap refleksi, dilakukan pada saat selesai pembelajaran.
melaksanakan kedua siklus. Terutama, pada siklus I Teknik Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk
karena pada siklus ini akan dilihat sejauh mana metode mengelola hasil pengamatan yang telah dikumpulkan
ini dapat diterapkan pada siswa, apa dilanjutkan atau sebelumnya. Analisis data berguna bagi peneliti untuk
berhenti. Refleksi ini melibatkan guru dan peneliti mengetahui hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
sebagai pelaksana dan pemrakarsa utama, observer Teknik analisis data meliputi:
sebagai penilai, dan siswa sebagai objek. Hasil refleksi 1. Analisis data dari hasil observasi guru dan siswa.
ini dijadikan bahan untuk mengungkapkan dan Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
merumuskan kesempatan peluang hasil yang dicapai,
keterbatasan, hambatan-hambatan, konsekuensi,
implikasi, dan simpulan temuan terhadap hasil belajar
konsep IPA menggunakan metode Role Playing. Keterangan:
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil P = Presentasi frekuensi kejadian yang
observasi aktivitas guru dan siswa yang diperoleh selama muncul.
pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa yang f = Banyaknya aktivitas yang muncul.
diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran, serta N = Jumlah aktivitas keseluruhan.
kendala-kendala yang diperoleh dari catatan lapangan (Agib,2009:41).
observer selama mengamati pembelajaran dengan Kriteria:
menerapkan metode pembelajaran Role Playing. 75% - 100% = Sangat Baik.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam 65% - 74% = Baik.
penelitian ini adalah teknik observasi, tes, dan catatan 55% - 64% = Cukup.
lapangan. Observasi dilakukan untuk mengamati seluruh 45% - 54% = Kurang Baik.
aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan metode pembelajaran 2. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
Role Playing. Observasi dilaksanakan di dalam kelas a. Nilai rata-rata kelas
bersamaan saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan
observasi ini dilakukan dengan mengacu pada lembar
observasi yang telah disediakan. Sedangkan tes digunakan Keterangan :
untuk mengukur kemampuan kognitif siswa setelah M = Rata-rata Kelas.
pembelajaran dilaksanakan. Tes berisi 10 soal pilihan = Jumlah nilai seluruh siswa.
ganda, dan 5 soal uraian. Catatan lapangan digunakan N = Jumlah Seluruh siswa.
untuk menuliskan kendala-kendala yang muncul selama (Suharsimi Arikunto,2007 : 264)
proses pembelajaran berlangsung dan mencatat apa yang

827
Metode Pembelajaran Role Playing

b.Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa tersebut diperoleh melalui teknik observasi, tes dan
secara klasikal dihitung dengan rumus: catatan lapangan.

Siklus I
Hasil
Keterangan : Aspek pengamatan aktivitas guru saat pembelajaran
P = Presentasi Ketuntasan Klasikal. dinilai oleh 2 observer menggunakan lembar observasi
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar. aktivitas guru. Berikut merupakan hasil pengamatan
N = Jumlah Seluruh siswa. aktivitas guru pada saat pembelajaran siklus I
(Agung Purwoko,2001:130). Aspek yang Dinilai Keterlak- Rata-Rata
Hasil tersebut dapat diterapkan melalui kriteria Aktivitas Guru sanaan Ketercapaian
sebagai berikut: 1. Guru melakukan √ 3,5
>80% = Sangat tinggi. apersepsi diawal
60% - 79% = Tinggi. pembelajaran.
40% - 59 % = Sedang.
20% - 39 % = Rendah. 2. Guru √ 3
<20 % = Sangat rendah. menyampaikan
tujuan
Indikator keberhasilan yang digunakan untuk pembelajaran dan
menyatakan bahwa penelitian berhasil adalah sebagai memotivasi siswa.
berikut:
3. Guru menyajikan √ 2,5
1. Presentasi aktivitas guru apabila proses pembelajaran
informasi tentang
secara keseluruhan mencapai 80%.
materi
2. Presentasi aktivitas siswa apabila proses pembelajaran
pembelajaran.
secara keseluran mencapai 80%.
3. Nilai pada hasil belajar minimal mencapai KKM 75 4. Guru memberikan 2
dan rata-rata hasil klasikal juga mencapai prosentase kesempatan siswa
80%. untuk bertanya
4. Kendala-kendala yang dialami pada saat pelaksanaan jawab mengenai
pembelajaran dapat diatasi secara keseluruhan dengan informasi/materi
baik. yang kurang
dipahami siswa

5. Guru √ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengorganisasikan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan siswa kedalam
penerapan metode pembelajaran Role Playing dipaparkan kelompok belajar.
pada bab ini. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan
hasil belajar Tema 8 “Sehat Itu Penting” siswa kelas V 6. Guru membagikan √ 3
SDN Pangkur 1 Ngawi dengan jumlah 24 siswa. LKPD kepada
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang masing-masing
dilaksanakan oleh guru serta peneliti dan teman sejawat siswa.
dalam 2 siklus. Dalam 1 siklus terdiri tiga tahap yaitu,
7. Guru membimbing √ 2,5
Plan (Perencanaan); Act and Observe (Tindakan dan
siswa untuk berlatih
Pengamatan); dan Reflect (Refleksi). Masing-masing
kegiatan role
siklus terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu
playing.
setiap pertemuan 6x35 Menit.
Data yang terdapat pada penelitian ini yaitu data 8. Guru mengevaluasi √ 2
aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dalam hasil LKPD berupa
penerapan metode pembelajaran Role Playing, data kegiatan Role
menulis ringkasan dan membuat peta konsep proses Playing, menulis
peredaran hasil belajar siswa, serta kendala-kendala yang ringkasan dan
terjadi selama proses belajar dan cara mengatasinya. Data membuat peta

828
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

konsep proses Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dari kegiatan


peredaran darah awal hingga akhir pembelajaran siklus I oleh dua
observer. Aspek pengamatan aktivitas siswa pada saat
9. Guru memberikan √ 3 pembelajaran dinilai menggunakan lembar observasi
kesimpulan tentang aktivitas siswa. Berikut merupakan hasil pengamatan
kegiatan role aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus I.
playing yang telah Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
dilakukan.
Aspek yang Dinilai Keterlak- Rata-Rata
10. Guru memberi √ 2,5 Aktivitas Siswa sanaan Ketercapaian
kesempatan siswa 1. Menyimak √ 3,5
untuk bertanya apersepsi dari guru
tentang materi yang dan bertanya jawab
belum dipahami diawal proses
siswa. pembelajaran.

11. Guru memberikan √ 3 2. Berkumpul dan √ 2,5


ice breaking. berdiskusi dengan
kelompoknya
12. Guru √ 2 mengenai tugas
mengajarkan LKPD.
materi pantun
3. Menampilkan hasil √ 2
tentang kesehatan
LKPD berupa
diri.
kegiatan bermain
13. Guru √ 3 peran secara
menyimpulkan berkelompok.
materi
pembelajaran. 4. Memberi kritik dan √ 2
saran terhadap
14. Guru √ 3,5 kelompok bermain
menyampaikan peran.
pesan moral
kepada siswa 5. Menulis ringkasan √ 3,5
tentang proses
Jumlah Keterlaksanan 14 peredaran darah.
Persentase Keterlaksanan 100%
Total Nilai Ketercapaaian 37,5 6. Membuat peta √ 3,5
Persentse Nilai Ketercapaaian 67% konsep proses
peredaran darah.
Nilai ketercapaian aktivitas guru pada siklus I
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 7. Siswa mengikuti √ 3
ice breaking.

8. Membuat pantun √ 2,5


dan membaca
pantun dengan lafal
(Baik)
dan intonasi yang
Dari data tersebut diketahui bahwa nilai ketercapaian tepat.
aktivitas guru belum memenuhi indikator keberhasilan
9. Menjelaskan isi dan √ 2,5
yang telah ditetapkan yakni sebesar ≥80. Sehingga perlu
amanat dari pantun
diupayakan perbaikan kualitas pembelajaran ke siklus II.
yang telah
Dengan harapan upaya perbaikan ini dapat meningkatkan
disajikan.
hasil belajar siswa nantinya.

829
Metode Pembelajaran Role Playing

10. Menyelesaikan √ 2 8. BAY 40 √


lembar evaluasi
9. BAAP 50 √
Jumlah Keterlaksanan 10
Persentase Keterlaksanan 100% 10 FZ 70 √
Total Nilai 27
11 FAP 60 √
Ketercapaaian
Persentse Nilai 67,5% 12 FAPW 100 √
Ketercapaaian
13 FEPS 64 √
Nilai ketercapaian aktivitas siswa pada siklus I
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 14 HAQ 70 √

15 KNAP 90 √

16 KGS 50 √
(Baik)
17 MHAR 100 √
Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 2,
persentase keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 100% 18 MLT 80 √
dalam kategori amat baik dan nilai ketercapaian aktivitas
siswa sebesar 67,5% dalam kategori baik. Dari data 19 MSANA 68 √
tersebut diketahui bahwa nilai ketercapaian aktivitas
20 MAC 40 √
siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yakni sebesar ≥80. Sehingga diperlukan
21 MFF 70 √
adanya perbaikan kualitas pembelajaran untuk ditindak
lanjuti pada siklus II 22 MNAD 95 √
Setelah selesai menerapkan dan melaksanakan metode
pembelajaran Role Playing pada akhir pembelajaran, 23 MRRA 80 √
kemudian dilakukanlah tes atau evaluasi pada siswa untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan sebagai tolok ukur 24 NFS 95 √
sampai sejauh mana metode pembelajaran Role Playing
Jumlah 1713 11 13
dapat dpertahankan dan memberikan peningkatan pada
hasil belajar tersebut. Berikut ini data hasil belajar siswa Rata-rata 71,4 - -
pada siklus 1
Tabel 3. Hasil Belajar PPKn Siswa persentase 46% 54%
No Inisial Nilai Keterangan
Siswa
Tuntas Tidak
Tuntas

1. ANDK 60 √
Untuk mengetahui rata-rata siswa dalam nilanya pada
2. AFAR 80 √ data hasil tes evaluasi memakai rumus sesuai dengan
teori Arikunto (2007 : 264 ):
3. ANM 80 √

4. AK 80 √

5. AJI 66 √

6. BRS 75 √ Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan klasikal


menggunakan rumus sesuai dengan teori dari Purwoko
7. BSS 50 √
(2001:130):

830
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

kehilangan banyak waktu dalam pengorganisasian


kelompok ini.
Kendala selanjuntnya yaitu, guru kurang maksimal
mengevaluasi hasil LKPD berupa kegiatan menulis
Hasil belajar pada tabel 3 menunjukkan ketuntasan ringkasan dan membuat peta konsep. Guru tidak
yang dicapai sebanyak 11 siswa dan yang belum tuntas membimbing siswa untuk membuat kesimpulan diakhir
adalah 13 siswa. Maka, persentase yang diperoleh adalah kegiatan LKPD. Hal ini terjadi karena guru terbentur oleh
46%. Hasil ini masih belum mencapai indikator terbatasnya waktu. Pada kegiatan bermain peran kurang
keberhasilan yaitu 80%. Sementara, untuk nilai rata-rata mendapat respon positif dari siswa. pada kegiatan
mencapai 71,3 termasuk kategori baik. Namun, hal bermain peran, guru aktif mencontohkan dialog serta
tersebut masih perlu untuk ditingkatkan dan diperbaiki mimik wajah yang tepat sesuai dengan naskah cerita,
pada siklus II. namun kurang mendapat timbal balik dari siswa. siswa
Tahap refleksi dilakukan oleh guru, peneliti dan terkesan malu-malu dan ragu-ragu ketika melakukan
teman sejawat guna mengetahui kendala, serta kegiatan- pementasan tersebut.
kegiatan atau aspek apa yang perlu untuk dipertahankan Kendala pada aspek siswa yaitu, siswa kurang
maupun ditingkatkan hingga tidak lagi digunakan pada maksimal dalam menampilkan kegiatan Role Playing, hal
pembelajaran. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan itu disebabkan karena terdapat beberapa siswa lain yang
untuk melakukan upaya perbaikan pada siklus lanjutan, tidak tampil menertawakan siswa yang tampil bermain
yakni siklus II. peran, sehingga hal itu menimbulkan sedikit kegaduhan.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi pada siklus I Kendala lainya yaitu, siswa kurang sopan dalam
maka diperoleh data keterlaksanaan aktivitas guru memberi kritik dan saran terhadap kelompok bermain
sebesar 100% dengan nilai ketercapaian aktivitas guru peran dengan memanggil teman-temannya yang tampil
sebesar 67%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa dengan nama julukan. Sehingga, membuat kegaduhan di
ketercapaian aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran kelas. Siswa kurang sopan dalam menyampaikan kritik
belum memenuhi indikator peniliti yakni sebesar ≥80. dan saran kepada kelompok bermain peran seperti
Kemudian diperoleh data keterlaksanaan aktivitas siswa memanggil beberapa temannya yang tampil dengan nama
sebesar 100% dengan nilai ketercapaian aktivitas siswa julukan. Kendala lain yang muncul adalah ada beberapa
sebesar 67,5. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang tidak jujur dalam menyelesaikan lembar
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran belum evaluasi dengan cara mengintip jawaban temannya,
memenuhi indikator penelitian, yakni sebesar ≥80. bertanya, dan mengganggu temannya yang mengerjakan
Selanjutnya, yaitu data hasil belajar IPA siswa secara lembar evaluasi dengan jujur.
klasikal yang diperoleh sebesar 46% termasuk kategori Dengan adanya kendala-kendala tersebut, maka
sedang. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa hasil diharapkan guru dapat melakukan upaya perbaikan untuk
belajar siswa belum memnuhi indikator keberhasilan pembelajaran selanjutnya. Adapun solusi yang dapat
yang telah ditetapkan, yakni ≥80%. Sedangkan, nilai rata- diberikan yaitu, dalam hal mengajar, guru akan
rata kelas sebesar 71,4 yang masuk kedalam kategori baik. memperhatikan pemakaian waktu. Pembelajaran
Namun, hasi data tersebut perlu ditingkatkan lagi. selanjutnya, guru harus lebih bisa memperhatikan dan
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dipaparkan menyesuaikan waktu yang telah ditulis dalam RPP. Dan
diatas maka peneliti melakukan perbaikan tindakan yang mengoptimalkan waktu ketika siswa bermain peran.
akan dilakukan pada siklus II. Adapun didapatkan Ketika mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-
beberapa kendala yang digolongkan menjadi aspek guru kelompok, guru akan membuat kertas undian untuk
dan aspek siswa. Kendala pada aspek guru yaitu, menentukan kelompok dan menentukan peran yang akan
penguasaaan kelas oleh guru masih kurang, hal itu diperoleh siswa. Guru akan meminta kesimpulan dan
terlihat ketika guru kesulitan dalam mengorganisasikan melakukan tanya jawab ketika mengevaluasi LKPD
siswa kedalam kelompok-kelompok. Guru kurang berupa menulis ringkasan dan membuat peta konsep
memahami karakteristik siswa, dan suara guru kurang proses peredaran darah. Sehingga, siswa dapat lebih
keras dalam memberikan arahan untuk membentuk memahami proses peredaran darah dari hasil kegiatan
kelompok. Sehingga, guru menghampiri masing-masing bermain peran yang telah dilakukan. Guru harus bersikap
siswa dalam satu untuk memberitahukan pembentukan tegas dan membuat perjanjian kepada kelompok
kelompok dan berkelompok dengan siapa saja. Pada saat pengamat agar menyampaikan kritik dan saran dengan
penentuan tokoh, siswa cenderung kurang kondusif dan sopan. Jika tetap melakukan hal yang sama, maka akan
saling berebut peran yang ia inginkan. Sehingga, guru mendapat sanksi, yaitu menceritakan kembali isi dari
naskah cerita proses peredaran darah yang telah diberikan.

831
Metode Pembelajaran Role Playing

Ketika siswa mulai tidak kondusif, maka guru akan pembelajaran.


melakukan tepuk satu dan tepuk diam. Ketika
menyelesaikan lembar evaluasi, guru membuat perjanjian
jika siswa tetap mengganggu temannya, atau menyontek 4. Guru memberikan 3,5
maka harus mengerjakannya di depan kelas. kesempatan siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan untuk bertanya
aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan catatapan jawab mengenai
lapangan. Maka, peniliti memutuskan untuk melanjutkan informasi/materi
pada penelitian siklus II untuk mencapai keberhasilan yang kurang
yang sudah ditentukan. dipahami siswa

Siklus II 5. Guru √ 3
Pelaksanaan pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda mengorganisasikan
dengan siklus I namun terdapat penekanan untuk siswa kedalam
melakukan perencanaan upaya mengatasi kendala yang kelompok belajar.
ditemukan pada siklus I. Tahap perencanaan, pada tahap
6. Guru membagikan √ 3,5
ini penelitian direncanakan dalam setiap siklusnya
LKPD kepada
terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 6x35
masing-masing
menit disetiap pertemuannya. Kegiatan yang dilakukan
siswa.
pada tahap perencanaan pada siklus II sama dengan yang
dilakukan pada siklus I. 7. Guru membimbing √ 3,5
Tahap tindakan dan pengamatan, pada tahap ini siswa untuk berlatih
merupakan penerapan dari tahap perencanaan kegiatan role
sebelumnya. Pada tahap tindakan yakni guru playing.
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
metode pembelajaran Role Playing yang telah dirancang 8. Guru mengevaluasi √ 3,5
sebelumnya. Pada tahap pengamatan, peneliti hasil LKPD berupa
berkolaborasi dengan teman sejawat yang bernama kegiatan Role
Anafsil Mutmainah untuk mengamati aktivitas guru dan Playing, menulis
siswa dalam kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa, ringkasan dan
serta kendala-kendala yang dihadapi saat kegiatan membuat peta
pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran konsep proses
Role Playing. peredaran darah
Aspek pengamatan aktivitas guru pada saat
9. Guru memberikan √ 3,5
pembelajaran dinilai menggunakan lembar observasi
kesimpulan tentang
aktivitas guru. Berikut merupakan hasil pengamatan
kegiatan role
aktivitas guru pada saat pembelajaran siklus II.
playing yang telah
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
dilakukan.
Aspek yang Dinilai Keterlak- Rata-Rata
Aktivitas Guru sanaan Ketercapaian 10. Guru memberi √ 4
1. Guru melakukan √ 3,5 kesempatan siswa
apersepsi diawal untuk bertanya
pembelajaran. tentang materi yang
belum dipahami
2. Guru √ 3,5
siswa.
menyampaikan
tujuan 11. Guru memberikan √ 3,5
pembelajaran dan ice breaking.
memotivasi siswa.

3. Guru menyajikan √ 3,5


informasi tentang
materi

832
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

12. Guru √ 4 3. Menampilkan hasil √ 3,5


mengajarkan LKPD berupa
materi pantun kegiatan bermain
tentang kesehatan peran secara
diri. berkelompok.

13. Guru √ 3,5 4. Memberi kritik dan √ 4


menyimpulkan saran terhadap
materi kelompok bermain
pembelajaran. peran.
14. Guru √ 4 5. Menulis ringkasan √ 3,5
menyampaikan tentang proses
pesan moral peredaran darah.
kepada siswa
6. Membuat peta √ 3,5
Jumlah Keterlaksanan 14
konsep proses
Persentase Keterlaksanan 100%
peredaran darah.
Total Nilai Ketercapaaian 50
Persentse Nilai Ketercapaaian 89,3% 7. Siswa mengikuti √ 3,5
ice breaking.
Berdasarkan data aktivitas guru pada tabel 4, dapat
dilihat bahwa tingkat keterlaksanaan aktivitas guru 8. Membuat pantun √ 3,5
mencapai 100% dalam kategori amat baik dan tingkat dan membaca
ketercapaian aktivitas guru sebesar 89,3 yang termasuk pantun dengan lafal
dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut, diketahui dan intonasi yang
bahwa nilai ketercapaian aktivitas guru telah memenuhi tepat.
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni
sebesar ≥80. 9. Menjelaskan isi dan √ 3,5
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dari kegiatan amanat dari pantun
awal hingga akhir pembelajaran siklus II oleh dua yang telah
observer. Aspek pengamatan aktivitas siswa pada saat disajikan.
pembelajaran dinilai menggunakan lembar observasi
10. Menyelesaikan √ 3
aktivitas siswa. Berikut merupakan hasil pengamatan
lembar evaluasi
aktivitas siswa pada saat pembelajaran siklus II.
Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Jumlah Keterlaksanan 10
Aspek yang Dinilai Keterlak- Rata-Rata Persentase Keterlaksanan 100%
Aktivitas Siswa sanaan Ketercapaian Total Nilai 35
1. Menyimak √ 4 Ketercapaaian
apersepsi dari Persentse Nilai 87,5%
guru dan bertanya Ketercapaaian
jawab diawal
proses Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 5, dapat
pembelajaran. dilihat bahwa tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa
mencapai 100% dalam kategori amat baik dan tingkat
2. Berkumpul dan √ 3,5
ketercapaian aktivitas siswa sebesar 87,5% yang
berdiskusi dengan
termasuk dalam kategori sangat baik. Dari data tersebut,
kelompoknya
diketahui bahwa nilai ketercapaian aktivitas siswa telah
mengenai tugas
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
LKPD.
yakni sebesar ≥ 80.
Setelah selesai menerapkan dan melaksanakan metode
pembelajaran Role Playing pada akhir pembelajaran,
kemudian dilakukanlah tes atau evaluasi pada siswa untuk

833
Metode Pembelajaran Role Playing

mengetahui hasil belajar siswa dan sebagai tolok ukur 23 MRRA 85 √


sampai sejauh mana metode pembelajaran Role Playing
dapat dpertahankan dan memberikan peningkatan pada 24 NFS 95 √
hasil belajar tersebut. Berikut ini data hasil belajar siswa
Jumlah 1991 20 4
pada siklus II
Rata-rata 82,75 - -
Tabel 6. Hasil Belajar PPKn Siswa
No Inisial Nilai Keterangan persentase 83%
Siswa
Tuntas Tidak
Tuntas Berdasarkan hasil belajar pada tabel 6 menunjukkan
ketuntasan yang dicapai sebanyak 200 siswa dan yang
1. ANDK 75 √ belum tuntas adalah 4 siswa. Maka, persentase ketuntasan
klasikal yang diperoleh adalah 83%. Hasil ini telah
2. AFAR 95 √
mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥80%. Sementara,
untuk nilai rata-rata kelas mencapai 82,75 termasuk
3. ANM 90 √
kategori sangat baik.
4. AK 80 √ Tahap refleksi dilakukan oleh guru, peneliti dan
teman sejawat guna mengetahui kendala, serta kegiatan-
5. AJI 75 √ kegiatan atau aspek apa yang perlu untuk dipertahankan
maupun ditingkatkan hingga tidak lagi digunakan pada
6. BRS 90 √ pembelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi observasi dan refleksi pada
7. BSS 75 √
siklus II maka diperoleh data keterlaksanaan aktivitas
guru sebesar 100% dengan nilai ketercapaian sebesar
8. BAY 60 √
89,3%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
9. BAAP 70 √ keterlaksanaan aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran telah memenuhi indikator keberhasilan
10 FZ 80 √ yang ditetapkan yakni sebesar ≥80%, serta ketercapaian
aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran telah
11 FAP 80 √ memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni
sebesar ≥80.
12 FAPW 100 √
Kemudian diperoleh data keterlaksanaan aktivitas
13 FEPS 80 √ siswa sebesar 100% dengan nilai ketercapaian sebesar
87,5%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
14 HAQ 75 √ keterlaksanaan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran telah memenuhi indikator keberhasilan
15 KNAP 90 √ yang ditetapkan yakni sebesar ≥80%, serta ketercapaian
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran telah
16 KGS 70 √ memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni
sebesar ≥80.
17 MHAR 100 √
Selanjutnya yaitu data hasil belajar siswa. Dari data
18 MLT 86 √ hasil belajar siswa, persentase ketuntasan klasikal yang
diperoleh adalah 83%. Hasil ini telah mencapai indikator
19 MSANA 85 √ keberhasilan yaitu ≥80%. Sementara, untuk nilai rata-rata
kelas mencapai 82,75 termasuk kategori sangat baik.
20 MAC 70 √ Berdasarkan hasil refleksi yang telah dipaparkan
diatas, maka peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa
21 MFF 90 √ aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran Role Playing sudah
22 MNAD 85 √
berjalan dengan baik dan telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan, serta hasil belajar
siswa secara klasikal telah mengalami peningkatan dan

834
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dikategorikan baik, yakni ketercapaian aktivitas guru
≥80%. Tidak hanya itu, kendala-kendala yang muncul baik, namun hal itu belum memenuhi indikator
dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus II pun keberhasilan yang telah ditetapkan yakni sebesar
dapat diatasi dengan baik oleh guru, serta semua kendala ≥80%. Sehingga, ketercapaian aktivitas guru pada
pada siklus I dapat teratasi pada siklus II, sehingga siklus I dikatakan belum berhasil.
penelitian berakhir di siklus II. Pada siklus II, guru melakukan perbaikan pada
beberapa aspek yang pelaksanaanya kurang. Pada
Pembahasan siklus II,
Pembahasan memapaparkan tentang perkembangan Pemerolehan nilai ketercapaian aktivitas guru
keberhasilan pelaksanaan penelitian dengan menerapkan pada sikus II yakni sebesar 89,3% dalam ketegori
metodel pembelajaran Role Playing untuk meningkatkan sangat baik, serta telah memenuhi indikator
hasil belajar Tema Sehat Itu Penting siswa kelas V SDN keberhasilan yang telah ditetapkan ≥80. Hal ini sesuai
Pangkur 1 Ngawi. Aspek-aspek yang akan dibahas dengan pendapat Agib (2009:41) yaitu pada nilai
meliputi hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, rentang 75%-10% dikategorikan sangat baik, terlihat
hasil tes belajar siswa, serta hasil catatan lapangan yang bahwa kendala yang terjadi pada siklus I telah diatasi
diperoleh pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II. oleh guru. Peningkatan hingga tercapainya indikator
Penyajian data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: keberhasilan aktivitas guru tersebut terjadi lantara
1. Aktivitas Guru adanya tahap refleksi serta berbagai tindakan yang
Hasil analisis aktivitas guru dalam kegiatan tersusun dan terencana dalam simulasi nyata serta
pembelajaran dengan menerapkan metode melakukan telaah untuk mengetahui setiap pengaruh
pembelajaran Role Playing telah mengalami dan hasil dari tiap-tiap perlakuan yang diberikan
peningkatan sebesar 22,3% dari siklus I ke siklus II. dalam kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor serta Dilihat dari seluruh kegiatan guru yang telah
presentase keterlaksanaan dan ketercapaian aktivitas terlaksana dan mencapai indikator yang telah
guru dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ditentukan, membuktikan bahwa kegiatan
merupakan diagram perbandingan hasil observasi pembelajaran telah dilakukan sesuai dengan rencana
aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. pelaksanaan pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Mudlofir dan
Rusydayah (2010:50), yang mendefinisikan metode
pembelajaran berupa ilmu yang mempelajari cara-
cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari
sebuah lingkungan yang terdiri dari guru dan peserta
didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan tujuan dari proses
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang
tujuan telah dirumuskan oleh guru.
2. Aktivitas Siswa
Hasil analisis aktivitas siswa selama kegiatan
Diagram 1. Perbandingan Hasil Observasi
pembelajaran dengan menerapkan metode
Ketercapaian Aktivitas Guru siklus I-II
pembelajaran Role Playing diketahui telah mengalami
peningkatan sebesar 20% dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan pada diagram 1, dapat terlihat adanya
Berikut merupakan diagram perbandingan hasil
peningkatan aktivitas guru dalam kegiatan
observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan
menerapkan metode pembelajaran Role Playing.
Dimana dalam siklus I diperoleh Total nilai
ketercapaian aktivitas guru pada siklus I sebesar 67%
atau termasuk dalam kategori baik, serta belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan ≥80. Hal ini sesuai dengan pendapat Agib
(2009:41) yaitu pada nilai rentang 65-74

835
Metode Pembelajaran Role Playing

Diagram 2. Perbandingan Hasil Observasi Ketercapaian Diagram 3. Perbandingan Hasil Belajar IPA
Aktivitas Siswa siklus I-II Siswa siklus I-II
Berdasarkan pada tabel 4.17, terlihat adanya
peningkatan akivitas siswa dalam kegiatan Berdasarkan pada diagram 5, perbandingan hasil
pembelajaran siklus I ke siklus II. Total nilai belajar IPA siswa pada siklus I dan siklus II diketahui
persentase ketercapaian aktivitas siklus I adalah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada
67,5% dalam kategori baik, dan belum dapat siklus I diketahui skor presentase ketuntasan hasil
dikatakan berhasil karena belum memenuhi indikator belajar siswa secara klasikal sebesar 46% dalam
keberhasilan yang telah peneliti tetapkan yakni kategori sedang, dan belum memenuhi indikator yang
sebesar ≥80%. Hal ini sesuai dengan pendapat Agib telah ditetapkan oleh peneliti (≥80%). Hal ini sesuai
(2009:41) yaitu pada nilai rentang 65-74 dengan pendapat Purwoko (2001:130) yaitu pada
dikategorikan baik, yakni ketercapaian aktivitas siswa persentase rentang 40%-59% dikategorikan sedang.
baik, namun hal itu belum memenuhi indikator Terlihat hasil belajar IPA pada siklus I yakni
keberhasilan yang telah ditetapkan yakni sebesar sebanyak 11 siswa yang telah memenuhi indikator
≥80%. Sehingga, ketercapaian aktivitas siswa pada keberhasilan, sedangkan 13 siswa belum memenuhi
sikulus 1 belum berhasil. indikator keberhasilan yang ditetapkan guru yakni
Persentase ketercapaian aktivitas siswa pada siklus mendapatkan nilai ≥75. Sehingga, perlu adanya
II yakni sebesar 87,5 dalam ketegori sangat baik, serta siklus II untuk memperbaiki kendala-kendala yang
telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditemukan pada siklus I.
ditetapkan yakni ≥80. Hal ini sesuai dengan pendapat Pada siklus II diketahui skor presentase ketuntasan
Agib (2009:41) yaitu pada nilai rentang 75%-10% hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 83,3%
dikategorikan sangat baik. Sehingga, ketercapaian dalam kategori sangat baik, dan telah memenuhi
aktivitas guru pada siklus 2 sudah berhasil. indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti (≥80%).
Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II Hal ini sesuai dengan pendapat Purwoko (2001:130)
setelah dilakukan analisis, dan diketahui mengalami yaitu pada persentase ≥80%. dikategorikan sangat
peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa baik. Terlihat hasil belajar IPA pada siklus II yakni
penerapan metode pembelajaran Role Playing terbukti sebanyak 20 siswa telah memenuhi indikator
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 37,3% keberhasilan, sedangkan 4 siswa belum memenuhi
dari siklus I ke siklus II. Berikut merupakan diagram indikator keberhasilan yang ditetapkan guru yakni
perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan mendapatkan nilai ≥75. Sehingga, hasil belajar IPA
siklus II. pada siklus II sudah berhasil.

836
JPGSD. Volume 8 Nomor 4 Tahun 2020, 824-838

PENUTUP yang paling menonjol adalah menampilkan


Simpulan hasil LKPD berupa kegiatan bermain peran
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas proses peredaran darah manusia dan
dengan menerapkan metode Role Playing pada siswa memberi kritik dan saran oleh kelompok
kelas V SDN Pangkur 1 Ngawi, dapat disimpukan pengamat kepada kelompok bermain. Hal
bahwa: ini membuktikan bahwa penerapan metode
1. Aktivitas guru mengalami peningkatan Role Playing memberikan peningkatan
dalam menerapkan metode tersebut aktivitas siswa pada pembelajaran
sehingga, dapat dikatakan efektif dan kurikulum 2013 mata pelajaran IPA meteri
mengalami peningkatan Pada siklus I proses peredaran darah manusia.
presentasi aktivitas guru sebesar 67% 3. Hasil belajar telah mengalami peningkatan
kemudian meningkat menjadi 89,3% pada dari siklus I sebesar 46% menjadi 83,3%
siklus II dan mencapai indikator pada siklus kedua atau mengalami
keberhasilan. Beberapa hal yang peningkatan sebesar 37,3% dalam
menyebabkan peningkatan tersebut adalah presentase klasikal. Hal tersebut disebabkan
dilakukankannya evaluasi secara khusus karena teradinya peningkatan aktivitas guru
dan secara umum. Evaluasi secara khusus dan siswa pada siklus kedua.
dilakukan pada keempat aspek yang A. Saran
mendapat nilai 2 dari observer. Hal tersebut Mempehatikan hasil dari peneltitian yang telah
dilakukan guna memperbaiki dan terlaksana. Maka diharapkan metode pembelajaran
meningkatkan aktivitas guru pada siklus Role Playing ini diterapkan dengan lebih baik, maka
kedua. Sedangkan evaluasi secara penulis memberikan saran kepada:
umumyaitu pada aspek lainnya yang 1. Guru disarankan menggunakan metode
mendapat nilai yang sudah baik dan dapat pembelajaran yang inovatif dan variatif
digunakan untuk mempertahankan ataupun pada setiap pembelajaran seperti metode
meningkatkan aktivitas guru pada siklus pembelajaran Role Playing maupun
kedua. Hal ini membuktikan bahwa metode-metode pembelajaran yang lain
penerapan metode Role Playing dapat yang mampu untuk meningkatkan aktivitas
membantu dan memberi solusi dalam guru dan siswa serta mampu untuk
meningkatkan aktivitas guru di dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
pembelajaran kurikulum 2013 pada mata 2. Siswa disarankan agar lebih leluasa dan
pelajaran IPA materi proses peredaran darah aktif dalam pembelajaran agar mampu
manusia. untuk mengeksplorasi diri dan
2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan menumbuhkan kreatifitas secara tidak
dalam proses pembelajarannya dan dapat langsung.
dikatakan efektif, peningkatan tersebut 3. Hasil belajar siswa sebaiknya dipertahankan
sebesar 20% yang bermula dari siklus I dan ditingkatkan baik dalam proses
mencapai 67,5% meningkat ke 87, % pada aktivitas belajar guru dan siswa maupun
siklus yang kedua. Selain itu, pada siklus II hasil belajar siswa itu sendiri
ini juga mencapai indikator keberhasilan.
Beberapa hal yang menyebabkan
peningkatan tersebut adalah DAFTAR PUSTAKA
dilakukankannya evaluasi secara khusus
dan secara umum. Evaluasi secara khusus Adam, Blatner. 2009. Role Playing in Education. Journal
dilakukan pada ketiga aspek yang mendapat of Role Playing Education. 6 (1): 1-8
nilai 2 dari observer. Hal tersebut dilakukan Arikunto, Suharismi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya
guna memperbaiki dan meningkatkan
Chesler, Mark dan Fox, Robert. 1966. Role Playing
aktivitas guru pada siklus kedua. Sedangkan Methods in the Classroom.USA: Science Research
evaluasi secara umum yaitu pada aspek Associates
lainnya yang mendapat nilai yang sudah Dana Craciun. 2010. Role Playing as a Creative Method
baik dan dapat digunakan untuk in Science Education. Journal of Science and
mempertahankan ataupun meningkatkan Arts.1 (12): 175-182
aktivitas guru pada siklus kedua. Aktivitas

837
Metode Pembelajaran Role Playing

Huda, Miftakhul. 2013. Model-Model Pengajaran dan


Pembelajaran. Yogyakarta: PustakaPelajar
Mudlofir, Ali dan Rusyidiyah, Evi Fatimatur. 2015.
Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Purwoko, Agung. 2001. Panduan Penelitian PTK.
Semarang: Unnes Press
Zainal, Aqib. 2017. Penelitian Tindakan Kelas untuk
SD/MI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

838

Anda mungkin juga menyukai