Anda di halaman 1dari 8

(2) Guru mendemonstrasikan/ menyajikan materi.

(3) Memberi kesempatan siswa tanya jawab.

(4) Untuk menguji pemahaman, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

(5) Guru menyajikan soal menggunakan media power poin dengan jumlah soal

ada 30 soal basa ngoko untuk kemudian disalin menjadi basa krama

(6) Siswa yang tunjuk jari terlebih dahulu maka berhak menjawab, ketika siswa

menjawab benar maka kelompok tersebut harus berteriak “hore..” atau yel-yel

lainnya dan seterusnya.

(7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.

(8) Penutup

Menurut Huda (2013: 231) model course review horay memiliki kelebihan dan

kekurangan. Beberapa kelebihan dari model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut:

(1) Suasana kelas lebih meriah dan menyenangkan.

(2) Adanya dorongan dari dalam diri siswa untuk berpartisipasi aktif demi

menjadikan kelompoknya sebagai yang terbaik.

(3) Konsentrasi siswa yang tinggi dalam memperhatikan pertanyaan guru.

(4) Melatih sikap kerjasama.

(5) Secara umum siswa akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran.

Adapun kekurangan dari model course review horay beberapa diantaranya sebagai

berikut.

(1) Kelas menjadi lebih gaduh.

(2) Membutuhkan waktu yang cukup lama.

1
(3) Memerlukan pembiasaan bagi siswa yang belum terbiasa bekerja dalam tim.

(4) Adanya peluang melakukan kecurangan.

Pengertian Media Pembelajaran

Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media adalah segala

benda yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang

siswa untuk belajar serta meningkatkan minat, perasaan, pikiran, dan kemauan belajar

untuk terciptanya pengalaman belajar peserta didik.

Adapun fungsi media dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

a. Untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.

b. Untuk menghasilkan keseragaman pengamatan dan pemahaman.

c. Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

d. Untuk pengganti benda asli dalam mempelajari suatu objek/alam.

e. Untuk dapat memberikan pemahaman dan pengalaman yang utuh ketika

mempelajari suatu objek

2
Media pendidikan merupakan alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru

atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik, alat

bantu itu disebut media pendidikan..

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup

penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan

dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan

yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan

media. Karena media dapat mewakili apa saja yang kurang mampu diucapkan

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat di

konkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah

mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.

Namun, perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karna itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai

alat bantu pengajaran, tetapi sebagai panghambat dalam pencapain tujuan secara

efektif dan efesien. 38

3
Adapun manfaat dari media pembelajaran, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti pengamatan,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Maka dapat diambil kesimpulan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di

dalam proses belajar mengajar dapat mengarahkan perhatian siswa sehingga

menimbulkan motivasi untuk belajar dan materi yang diajarkan akan lebih jelas,

cepat dipahami sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.

A. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran bahasa Jawa khususnya keterampilan berbicara

bahasa Jawa ragam krama di SMP N I Balapulang masih didominasi dengan

pembelajaran konvensional, dimana guru kurang bervariasi dalam menerapkan

4
metode dan media pembelajaran. Dalam pembelajaran keterampilan berbicara

guru lebih banyak menggunakan metode demonstrasi tanpa adanya pemanfaatan

media yang sesuai, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak menarik dan

kurang menyenangkan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi

untuk belajar dan terlihat pasif. Ketidakaktifan siswa menyebabkan kurangnya

pemahaman terhadap materi yang diberikan oleh guru. Selain itu baik lingkungan

keluarga maupun pergaulan dengan teman siswa masih belum terbiasa berbicara

menggunakan unggah-ungguh basa. Masalah yang terjadi diatas berdampak pada

rendahnya keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa ragam krama. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi berbicara bahasa Jawa ragam

krama, guru menerapkan metode pembelajaran kontekstual dengan teknik bermain

peran. Kelebihan metode tersebut antara lain :

1. Siswa melatih dirinya memahami dan mengingat bahan yang akan

diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara

keseluruhan terutama untuk materi yang harus diperankannya.

2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain

peran, para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai

dengan waktu yang tersedia.

3. Bakat yang terdapat pada diri siswa dapat di pupuk sehingga

dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni peran di sekolah.

4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-

baiknya.

5
5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung

jawab dengan sesamanya.

6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah

dipahami orang lain.

Kerangka berpikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

digambarkan sebagai berikut

6
KONDISI AWAL Guru : Siswa :
Belum menggunakan Keterampilan berbicara
metode pembelajaran siswa masih rendah.i
kontekstual dengan
teknik bermain peran

TINDAKAN Menggunakan metode SIKLUS I


pembelajaran Menggunakan metode
kontekstual dengan ceramah dan materi
teknik bermain peran dialog hanya dari 1 buku
referensi

pembelajaran Fisika

SIKLUS II
Menggunakan
metode
pembelajaran
kontekstual
denganteknik
bermbermain peran

Diduga melalui
penggunaan metode
pembelajaran kontekstual
dengan teknik bermain
peran dapat meningkatkan
keterampilan berbicara
KONDISI AKHIR bahasa jawa ragam krama
pada siswa kelas VII C
SMP Negeri 1Balapulang
AKHIR tahun pelajaran 2015/2016

B. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran

kontekstual dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan kemampuan

7
berbicara Bahasa Jawa ragam krama pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1

Balapulang Kabupaten Tegal.

Anda mungkin juga menyukai