Anda di halaman 1dari 22

MENYUSUN CERITA BAIK (BEST PRACTICE) DENGAN

METODE STAR & RENCANA TINDAK LANJUT

Oleh:

DEWI RANI NOVIANTI, S.S


LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan
Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi MA Muhammadiyah Jakarta


Lingkup Pendidikan Madrasah Aliyah Kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2022-2023
Tujuan yang ingin dicapai Melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan pendekatan
TPACK, peserta didik diharapkan secara individu mampu menyebutkan kosakata
bahasa Jepang dari makanan-minuman dan jumlahnya, kemudian peserta didik
mampu membuat kalimat percakapan memesan makanan dan/atau minuman dalam
bahasa Jepang dan dapat mempraktekkan percakapan tersebut melalui skema
roleplay secara berkelompok dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang sesuai konteks dengan benar serta diharapkan peserta
didik mampu mengungkapkan persamaan dan perbedaan dari makanan/minuman
Jepang dan Indonesia dan mengungkapkan pengaruh dari kedua
makanan/minuman tersebut bagi kesehatan secara tertulis maupun lisan dengan
sikap percaya diri, tanggung jawab, disiplin dan bekerja sama secara berkelompok.
Penulis Dewi Rani Novianti, S.S
Tanggal 5 Juli 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah perlunya praktik ini dilakukan,
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, antara lain:
mengapa praktik ini penting untuk dibagikan,
apa yang menjadi peran dan tanggung jawab 1. Kurangnya rasa kepercayaan diri siswa untuk berbicara bahasa Jepang
anda dalam praktik ini. dalam kegiatan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah.
Hal ini dikarenakan perbedaan gramatikal antara bahasa Jepang dengan
bahasa Indonesia, adanya partikel, perubahan kata kerja dan banyaknya
kosakata dalam bahasa Jepang yang membuat siswa merasa kurang percaya
diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang karena takut salah dalam
penyampaiannya.
2. Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk mempraktekkan bahasa Jepang
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru kurang memotivasi siswa untuk membiasakan diri mempraktekkan
berbicara bahasa Jepang dalam pembelajaran sehari-hari sehingga siswa
pun tidak terbiasa untuk berbicara bahasa Jepang.
3. Pembelajaran yang konvensional (teacher center) menyebabkan siswa
kurang aktif dalam pembelajaran.
Guru belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif
karena keterbatasan wawasan mengenai pembelajaran yang menarik bagi
siswa dan yang dapat merangsang keaktifan siswa (student center) terutama
yang menerapkan 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration,
and Communication) yakni kemampuan untuk berpikir kritis, berpikir
kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi dengan baik.
4. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik.
Guru belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah (smart
TV) dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa di abad 21 (era digital) seperti PPT yang terdapat audio
untuk memudahkan siswa mempelajari pelafalan bahasa Jepang dengan
intonasi yang baik dan benar sesuai penutur aslinya, video pembelajaran
mengenai bahasa Jepang, kartu gambar, games dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan tersebut maka praktik ini


penting untuk dibagikan karena:

1. Melalui pembelajaran inovatif dengan model PBL (Problem Based


Learning) ini dapat melatih kemampuan siswa dalam berpikir kritis,
berpikir kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi dengan
baik dalam hal ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan makanan
Jepang dan Indonesia serta mengungkapkan pengaruhnya bagi kesehatan.
2. Pembelajaran dengan pendekatan TPACK dengan menggunakan media
pembelajaran audio visual seperti PPT mengenai kosakata makanan-
minuman dan jumlahnya serta contoh kalimat percakapan memesan
makanan/minuman yang terdapat audio dan gambarnya, video
pembelajaran mengenai makanan dan minuman Jepang serta cara memesan
makanan-minuman dalam bahasa Jepang, kartu gambar makanan-minuman
dan penggunaan LKPD dapat memudahkan guru memberikan materi
pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan serta siswa dapat mempraktekkan percakapan memesan
makanan-minuman dalam bahasa Jepang sesuai dengan pola kalimat dan
pelafalan yang telah dipelajari.
3. Dapat dijadikan referensi oleh sesama guru bahasa yang memiliki
permasalahan yang sama yakni melatih kepercayaan diri siswa dalam
mempraktekkan berbicara bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memotivasi guru untuk konsisten menerapkan pembelajaran yang inovatif
sehingga tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini adalah sebagai fasilitator yang
merancang pembelajaran inovatif dengan model PBL (Problem Based Learning)
untuk melatih nalar siswa untuk berfikir kritis, kreatif, berdiskusi dan
mengkomunikasikan hasil diskusinya dengan baik serta menerapkan pendekatan
TPACK untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran, sebagai
motivator agar siswa percaya diri dalam mengucapkan kata/kalimat dalam bahasa
Jepang dengan mempraktekkan percakapan memesan makanan-minuman dengan
roleplay, dan sebagai evaluator yang mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa
selama pembelajaran untuk mengukur keberhasilan dari praktik pembelajaran yang
telah dilakukan.

Tantangan : Tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran ini antara lain:
Apa saja yang menjadi tantangan untuk
mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang 1. Merancang model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
terlibat? membutuhkan persiapan yang cukup lama dan matang; diantaranya
mencari permasalahan yang relevan dengan materi pembelajaran,
menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa
dan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa
2. Guru maupun siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini karena
terbiasa dengan metode ceramah
3. Kemampuan guru dalam mengatur waktu pembelajaran dengan
menyesuaikan dengan sintak pada pembelajaran PBL agar tersampaikan
seluruhnya dalam alokasi waktu yang terbatas (1 x 40 menit)
4. Memanfaatkan kondisi ruang belajar yang kondusif yang disertai dengan
sarana prasarana yang menunjang penggunaan media pembelajaran
5. Koordinasi dengan pihak sekolah, siswa dan juru kamera serta editor yakni
menentukan jadwal pelaksanaan praktik pembelajaran
Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah:

1. Kepala Madrasah (memberikan dukungan dan pemberian izin penggunaan


sarana prasarana sekolah)
2. Siswa Kelas XI IPS (sebagai peserta didik dalam pembelajaran Koora wa
arimasu ka)
3. Alumni (yang membantu menjadi juru kamera sekaligus editor video
praktik pembelajaran)
Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yakni
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk antara lain:
menghadapi tantangan tersebut/strategi apa yang
digunakan/bagaimana prosesnya, siapa saja 1. Merancang perangkat pembelajaran yang meliputi pengembangan RPP,
yang terlibat /Apa saja sumber daya atau materi Media ajar, Bahan ajar, LKPD dan instrumen penilaian (penilaian sikap,
yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini pengetahuan dan ketrampilan).
2. Mendiskusikan perangkat pembelajaran yang telah disusun dengan dosen,
guru pamong dan teman sejawat untuk mendapatkan saran dan masukan
agar perangkat pembelajaran yang akan disajikan ke siswa sudah layak
untuk dipraktikkan.
3. Mempelajari langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan sintak
pembelajaran yang terdapat dalam model pembelajaran PBL agar
tersampaikan dalam proses pembelajaran.
Strategi yang digunakan dalam praktik pembelajaran ini:
1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
2. Pendekatan : TPACK
3. Metode : tanya jawab, diskusi dan role play
Proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam model pembelajaran PBL ini
antara lain:

1. Orientasi Masalah (sintak 1)


 Peserta menyimak gambar 1 makanan Indonesia dan 1 makanan
Jepang
 Guru memberikan pertanyaan stimulus yaitu
 Apa nama makanan tersebut?
 Darimana asal makanan tersebut?
 Apa persamaan dan perbedaan dari makanan tersebut?
 Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

2. Mengorganisasi Siswa (sintak 2)


 Siswa menyimak video pembelajaran yang diambil dari YouTube
tentang 12 makanan khas Jepang serta penjelasannya
https://youtu.be/nYIfBOvk4rs
 Guru menginstruksikan siswa untuk menyatakan kosakata makanan
Jepang yang diamati dari video pembelajaran yang telah ditampilkan
serta menanyakan apa saja makanan Jepang yang memiliki persamaan
dengan makanan Indonesia
 Guru mengetes kemampuan siswa mengenai kosakata bahasa Jepang
makanan melalui drill dengan kartu gambar makanan

 Guru menampilkan gambar minuman dan memberikan drill kepada


siswa untuk mengucapkan kosakata bahasa Jepang dari minuman yang
ditampilkan di PPT.
 Guru memberikan ice breaking berupa video pembelajaran berupa lagu
mengenai kosakata bahasa Jepang jumlah benda (hitotsu, futatsu,
mittsu, dll) dalam huruf Hiragana
https://youtu.be/bLVG4KQCGRA
 Siswa mengidentifikasi kosakata bahasa Jepang sesuai yang mereka
dengar dari video pembelajaran
 Guru menampilkan pola kalimat mengenai kesediaan makanan dan
minuman serta contoh kalimat memesan makanan dan minuman

 Guru mengkonfirmasi pemahaman siswa melalui drill latihan membuat


kalimat ketersediaan makanan/minuman dan memesan
makanan/minuman secara lisan
 Menentukan kelompok
 Guru membagikan LKPD
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok (sintak 3)
 Guru menjelaskan LK yang harus dikerjakan pada LKPD
 Siswa mengerjakan LKPD secara individu dengan duduk
berkelompok yang terdiri dari 3 kelompok

 Guru membimbing dengan menjelaskan jika ada siswa yang kurang


paham dari dan memantau pekerjaan siswa dan keterlibatan siswa
dalam kelompoknya

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (sintak 4)


 Membahas hasil kerja siswa pada LKPD dengan tanya-jawab
 Mempraktekkan percakapan memesan makanan-minuman dengan role
play secara berkelompok
 Mengungkapkan hasil diskusi tentang persamaan dan perbedaan
makanan Jepang dan makanan Indonesia serta pengaruhnya terhadap
kesehatan

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (sintak 5)


 Guru menilai hasil kerja siswa pada LKPD dan menilai ketrampilan
siswa dalam percakapan memesan makanan-minuman
Pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini:
1. Kepala Madrasah (memberikan dukungan dan pemberian izin penggunaan
sarana prasarana sekolah)
2. Siswa-siswi sebanyak 9 anak (sebagai peserta didik dalam pembelajaran
Koora wa arimasu ka
Bahan ajar yang digunakan:
1. Media:
 PPT yang berisi video pembelajaran
dari YouTube sebagai materi pembelajaran
dan ice breaking yang berkaitan dengan
materi pembelajaran,
 slide materi kosakata makanan-minuman dan jumlahnya serta pola
kalimatnya,
 kartu gambar makanan,
 LKPD.
2. Alat:
 Laptop,
 Smart TV.
3. Sumber Pembelajaran:
 Buku Pelajaran Sakura 2,
 Video dari YouTube.

Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan:
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- 1. Dengan model pembelajaran PBL dapat menjadi wawasan bagi guru untuk
langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya menerapkan model pembelajaran yang dapat melatih nalar siswa dalam
efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? berfikir kritis, melatih kerjasama siswa dalam berdiskusi dan melatih siswa
Bagaimana respon orang lain terkait dengan untuk dapat mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang
strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi dimunculkan dalam pembelajaran
faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari 2. Siswa menjadi aktif dalam berdiskusi dan berani mengungkapkan
strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari pendapatnya dan berani tampil untuk berkomunikasi dalam bahasa Jepang
keseluruhan proses tersebut melalui percakapan
3. Dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi siswa yaitu
berupa PPT, video pembelajaran, siswa menjadi lebih mudah memahami
materi pembelajaran bahasa Jepang dari apa yang mereka lihat dan mereka
dengar
4. Setelah pembelajaran siswa jadi lebih sering menerapkan kosakata/kalimat
sederhana bahasa Jepang di lingkungan sekolah

Hasilnya efektif
Hasil pembelajaran dengan model PBL dan pendekatan TPACK ini sangat efektif
karena dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran seperti tanya-jawab,
mengidentifikasi kosakata, membuat kalimat, dan berdiskusi serta percaya diri
untuk tampil melakukan percakapan memesan makanan-minuman dan
mengungkapkan pendapatnya.

Respon yang diperoleh dari praktik pembelajaran ini antara lain:


Siswa merasa pembelajaran dengan model PBL menarik karena mereka merasa
dilibatkan dalam pembelajaran sehingga pembelajarannya interaktif dan adanya ice
breaking berupa lagu yang berhubungan dengan materi pembelajaran membuat
pembelajaran terasa lebih menyenangkan sehingga siswa tidak merasa
ngantuk/bosan.
Keberhasilan dalam praktik pembelajaran ini adalah:
1. Tujuan pembelajaran tercapai dan siswa memperoleh nilai pengetahuan dan
ketrampilan di atas KKM serta tercapainya nilai sikap yang sangat baik.

Nilai Pengetahuan

Nilai Ketrampilan
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa:

100 % siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan perolehan rata-rata nilai = 95

Nilai Sikap

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada pengamatan sikap sosial
yakni percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, dan kerja sama menunjukkan
bahwa :

78% siswa menerapkan sikap sosial dengan sangat baik, dan 22% siswa
menerapkan sikap sosial dengan baik.
2. Siswa aktif dalam pembelajaran karena media pembelajaran yang
digunakan membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran
yang disampaikan
3. Siswa tertarik karena media pembelajarannya berupa audio visual dan
terdapat ice breakingnya

Ketidakberhasilan dalam praktik pembelajaran ini adalah:


1. Tidak adanya refleksi pada akhir pembelajaran karena kurangnya
manajemen waktu yang baik dari guru saat penyampaian materi pada sintak
sebelumnya.
Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah:
Penggunaan model pembelajaran PBL melalui pendekatan TPACK memberikan
dampak positif bagi siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk
aktif berbicara kosakata maupun kalimat bahasa Jepang. Selain itu, siswa lebih
aktif dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan
inovatif dibandingkan dengan pembelajaran-pembelajaran sebelumnya.
RTL-1 (Format LK 3.2)
Dalam rangka Diseminasi Desain Perangkat Pembelajaran inovatif, berikut ini adalah urutan Rencana Kegiatan,Waktu
dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait.

Nama : Dewi Rani Novianti, S.S


Kelas : Bahasa Jepang (Kemenag)
NIM : 20102830187001

Rencana Tempat kegiatan Pihak yang terkait


kegiatan Waktu Keterangan

RPP/ Modul ajar Ruang guru MA Teman sejawat, 07.00 - 08.30 WIB
Jum’at, 15 September
Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
2023 Wakil Kurikulum. Guru membuat
perangkat pembelajaran
dengan model
pembelajaran yang
inovatif.
Bahan ajar Jum’at, 15 September Ruang guru MA Teman sejawat, 07.00 - 08.30 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
Wakil Kurikulum. Guru mengembangkan
bahan ajar yang
menarik yang diambil
dari beberapa referensi
yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
Media Pembelajaran Jum’at, 15 September Ruang guru MA Teman sejawat, 07.00 - 08.30 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
Wakil Kurikulum. Guru membuat
media pembelajaran
yang berbasis teknologi
(PPT, video
pembelajaran) dan
disesuaikan dengan
materi pembelajaran
yang akan disampaikan.
LKPD Jum’at, 15 September Ruang guru MA Teman sejawat,
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah, 13.00 - 14.00 WIB
Wakil Kurikulum. LKPD dibuat dengan
menyesuaikan
materi ajar yang
akan diberikan
kepada peserta didik
dan meliputi IPK dan
tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
Instrumen Penilaian Jum’at, 15 September Ruang guru MA Teman sejawat,
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah, 13.00 - 14.00 WIB
Wakil Kurikulum. Instrumen penilaian
dibuat untuk
mengetahui tingkat
ketercapaian
pembelajaran berupa
penilaian sikap,
penilaian pengetahuan
maupun ketrampilan,
penilaian yang
dilakukan adalah
pretest, proses dan
postest.
RTL-2 (Format LK 3.2)
Dalam rangka Diseminasi Desain Perangkat Pembelajaran inovatif, berikut ini adalah urutan Rencana Kegiatan, Waktu
dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang Terkait.

Rencana kegiatan Waktu Tempat kegiatan Pihak yang terkait Keterangan

Pembuatan skenario Jum’at, 22 September Ruang guru MA Teman sejawat, 07.00 - 08.30 WIB
video pembelajaran 2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
Wakil Kurikulum. Menjelaskan teknik
pengambilan video
antara lain sudut sudut
pengambilan video
dengan memperhatikan
pencahayaan agar hasil
rekaman video sesuai
dengan aktifitas yang
sedang dilakukan dalam
pembelajaran
Latihan buat video Jum’at, 22 September Ruang guru MA Teman sejawat, 07.00 - 08.30 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
Wakil Kurikulum. Latihan pembuatan
video bertujuan untuk
memastikan bahwa
kegiatan yang
dilakukan saat
pembelajaran sesuai
dengan skenario
pembelajaran yang
telah dibuat dan durasi
waktunya tepat.
Rekaman video Jum’at, 29 September Ruang guru MA Teman sejawat, 13.00 - 15.00 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Kepala Madrasah,
Wakil Kurikulum. Rekaman video berisi
mengenai rangkaian
kegiatan pembelajaran
dimulai dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan
inti yang berisi
langkah-langkah
pembelajaran sesuai
sintak dari model
pembelajaran yang
dilakukan kemudian
diakhiri dengan
kegiatan refleksi
pembelajaran dan
penyampaian kegiatan
selanjutnya pada
kegiatan penutup.
Editing video Jum’at, 29 September Ruang guru MA Teman sejawat, 13.00 - 15.00 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Editor video,
Kepala Madrasah, Proses editing
Wakil Kurikulum. dilakukan untuk
memastikan tayangan
video sudah sesuai
dengan sintak
pembelajarannya,
memberikan label dari
setiap aktifitas yang
dilakukan agar orang
yang melihat rekaman
video tersebut
memahami dengan jelas
kegiatan yang sedang
dilakukan dan seluruh
rangkaian kegiatan
pembelajaran
dicukupkan dalam
durasi waktu yang
diminta dengan
memperhatikan kualitas
gambar dan kejernihan
suara dalam rekaman
video.
Merekomendasikan
aplikasi terbaik untuk
mengedit video.
Finalisasi video Jum’at, 29 September Ruang guru MA Teman sejawat, 13.00 - 15.00 WIB
2023 Muhammadiyah Jakarta Editor video,
Kepala Madrasah, Finalisasi video
Wakil Kurikulum dilakukan untuk
mereview hasil editing
video dan melakukan
perbaikan video jika
terdapat kekurangan
yang dapat diperbaiki
sesuai saran dan
masukan yang didapat
dari dosen, guru
pamong maupun teman
sejawat.
RTL-3 (Format LK 3.2)
Dalam rangka Diseminasi Desain Perangkat Pembelajaran inovatif, berikut ini
adalah urutan Rencana Kegiatan, Waktu dan Tempat kegiatan, serta Pihak yang
Terkait.

Rencana Waktu Tempat Pihak Keterangan


kegiatan kegiatan yang
terkait
Koordinasi Jum’at, 6 Oktober 2023 Ruang guru Teman 13.00 - 15.00 WIB
persiapan MA sejawat,
Muhammadiyah Kepala Melakukan
Best
Jakarta Madrasah, persiapan
Practice penyusunan best
Wakil
Kurikulum practice dengan
menggunakan
metode STAR
(Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil
Dan Dampak).
Pelaksanaan Jum’at, 6 Oktober 2023 Ruang guru Teman 13.00-15.00 WIB
Best MA sejawat,
Muhammadiyah Kepala Melaksanakan
Practice
Jakarta Madrasah, kegiatan Best
Wakil Practise melalui
Kurikulum menggunakan model
pembelajaran yang
inovatif
Analisis Jum’at, 6 Oktober 2023 Ruang guru Teman 13.00-15.00 WIB
data MA sejawat,
Muhammadiyah Kepala Melakukan analisis
Jakarta Madrasah, data hasil
Wakil pembelajaran, baik
Kurikulumv itu penilaian
keterampilan
maupun penilaian
pengetahuan,
dilakukan untuk
mengetahui tingkat
ketercapaian
pembelajaran yang
telah dilakukan

Pembuatan Jum’at, 6 Oktober 2023 Ruang guru Teman 13.00 - 15.00 WIB
Best MA sejawat,
Muhammadiyah Kepala Penyusunan laporan
Practice best practice
Jakarta Madrasah,
Wakil dilakukan dengan
Kurikulum, menceritakan
kembali proses
penerapan strategi
pembelajaran yang
dilaksanakan

Refleksi penyusunan Rencana Tindak Lanjut


Untuk mengetahui akan pemahaman dalam penyusunan RTL dari
suatu kegiatan yang telah dilakukan ibu/bapak, dengan menjawab
pertanyaan sebagai berikut:

1. Pengalaman dalam mengembangkan RTL


 Dalam mengembangkan RTL, kita dapat mendapatkan saran dan
masukan dari dosen, guru pamong maupun teman sejawat sebagai
bahan evaluasi dan referensi untuk merencanakan tindak lanjut dari
praktik pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Apakah penyusunan RTL dari suatu kegiatan perlu?


 Analisis RTL diperlukan untuk mengetahui faktor keberhasilan
maupun ketidakberhasilan dari praktik pembelajaran yang telah
dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk merencanakan
pembelajaran selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

3. Hambatan yang dialami dalam kegiatan menyusun RTL


 Hambatan yang dialami dalam kegiatan penyusunan RTL antara
lain berkoordinasi dengan pihak sekolah dan teman sejawat untuk
menentukan waktu yang tepat yang tidak mengganggu aktifitas
belajar-mengajar agar dapat melakukan diseminasi mengenai
pengalaman pelaksanaan praktik pembelajaran yang telah
dilakukan.

4. Usaha untuk mewujudkan keterlaksanaan RTL


 Melakukan koordinasi dengan pihak yang dilibatkan dalam
kegiatan berbagi pengalaman tentang praktik pembelajaran yang
telah dilakukan yakni Kepala Madrasah, Wakil Kurikulum dan
teman sejawat, menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan
dibagikan, menguasai kemampuan dalam menjelaskan kegiatan -
kegiatan yang telah dilakukan sehingga informasi mengenai
pengalaman praktik pembelajaran tersampaikan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai