Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih yang Analisis alternatif


No. Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi
akan diselesaikan solusi
1 Motivasi belajar siswa Guru belum menerapkan Kajian literatur Pros :
yang masih rendah startegi pembelajaran yang solusi untuk masalah ini sesuai - Strategi tandur
sesuai dengan akar masalah adalah : memunculkan
1. siswa yang diajar melalui perhatian dan rasa
strategi pembelajaran TANDUR ingin tahu yang
tingkat motivasinya lebih tinggi tinggi pada siswa
dibanding dengan kelas yang terhadap materi ajar
diajar melalui melalui strategi - Dengan strategi
pembelajaran ekspositori. Hal TANDUR, motivasi
ini diduga karena motivasi dimunculkan di awal
belajar siswa pada kelas yang dan saat proses
diajar melalui strategi pembelajaran
pembelajaran TANDUR - Adanya AMBAK
dimunculkan pada awal (Apakah Manfaatnya
pembelajaran maupun pada BagiKu) yang
saat proses pembelajaran mendorong siswa
berlangsung. Motivasi belajar untuk memunculkan
yang dimunculkan berupa keinginan belajar
pemberian kasus yang - Dilakukan
berhubungan materi untuk pemberian reward
menarik perhatian dan atau penghargaan
menumbuhkan rasa ingin tahu untuk siswa yang
siswa (Firdiani, 2018). berhasil
2. Penggunaan media - Kegiatan
berbasis video sebagai media pembelajaran yang
pembelajaran melalui Google lebih bervariasi
Classroom efektif untuk - Video memberikan
meningkatkan motivasi belajar daya tarik siswa
terhadap materi ajar
siswa di kelas (Yustini, et al., - Dengan video siswa
2021). mendapatkan
3. Dengan menggunakan model pemahaman yang
pembelajaran Make A Match lebih baik dan
berbantuan media couple card membantu
hal tersebut merupakan mengingat materi
salah satu cara atau bentuk - Model make a match
variasi guru dalam mendorong menciptakan
siswa untuk termotivasi susasana yang
dalam belajar, sehingga hasil menyenangkan,
belajar siswa menjadi menarik, dan
meningkat (Artini, et al., 2019). melibatkan siswa
4. Motivasi belajar dari dalam belajar
pembelajaran yang dilakukan kelompok
menunjukkan bahwa - Penerapan wordwall
implementasi metode wordwall meningkatkan
game quiz dapat meningkatkan motivasi dan hasil
motivasi belajar siswa belajar siswa. Selain
(Arimbawa, 2021). itu, dengan
5. Metode blended learning penggunaan gawai
memungkinkan siswa untuk lebih memudahkan
bergelut dengan materi berbasis siswa untuk belajar
teknologi informasi dan dan melakukan kuis.
dimanjakan banyaknya sumber - Blended learning
belajar yang berbasis teks, memfasilitasi siswa
gambar, video, serta animasi belajar dengan
(Surya, 2019). berbagai sumber

Wawancara Guru, Kepala Sekolah,


dan Sejawat
1. Guru melakukan pembelajaran Cons :
yang sesuai dengan - Membutuhkan
karakteristik siswa persiapan yang
cukup waktu
2. Guru melakukan pembelajaran - Video dengan bahasa
yang komprehensif dengan yang tidak dipahami
tidak menjadikan siswa justru
kecendrungan belajar siswa menyulitkan dalam
yang parsial proses mencerna dan
3. Guru mendukung untuk memahami konsep
dilakukannya strategi yang disampaikan
pembelajaran seperti TANDUR - Beberapa siswa
4. Pembelajaran dengan model kurang tertantang
make a match menciptakan dengan isi konten,
susasana kelas yang lebih aktif ukuran, dan durasi
dan menyenangkan bagi siswa video
5. Guru melakukan inovasi - Model make a match
pembelajaran agar lebih variatif menjadikan kelas
dengan mengajak siswa sehingga
berpartisipasi aktif Contoh: dimungkinkan kelas
Debat, Game akan ramai/ribut
6. Kegiatan pembelajaran yang sehingga guru
dikreasikan dengan quiz dengan diharapkan mampu
platform wordwall memberikan mengeola kelas
pengalaman yang baik bagi dengan bijak
siswa - Guru dituntut untuk
7. Pembelajaran blended learning kreatif dan mau
sangat dianjurkan sekolah dan berkreasi dengan
guru karena menstimulus siswa berbagai platform
melakukan literasi dan digital dalam
mendorong motivasi belajar pengembangan
secara mandiri kegiatan
pembelajaran
- Penerapan blended
learning di sekolah
masih bersifat
parsial pada materi
tertentu
- Blended learning
hanya dapat
dilakukan dengan
adanya laboratorium
komputer
2 Tingkat literasi sains Guru belum maksimal Kajian literatur Pros :
siswa masih rendah dalam mengembangkan solusi untuk masalah ini sesuai 1. Menuntut siswa
lembar kerja siswa yang dengan akar masalah adalah : untuk dapat
bermuatan literasi 1. Setiawan (2019), menyusun menjelaskan
program pembelajaran fenomena secara
berorientasi literasi saintifik ilmiah, merancang
dengan kerangkan PISA yang dan mengevaluasi
tergolong dokumen yang rapi dan penyelidikan ilmiah,
rinci. Kompetensi yang dihadirkan serta menafsirkan
yaitu mencakup menjelaskan data dan bukti
fenomena secara ilmiah, secara ilmiah
merancang dan mengevaluasi 2. Literasi sains dapat
penyelidikan ilmiah, serta diterapkan dengan
menafsirkan data dan bukti secara pendekatan STEM
ilmiah. secara efektif
2. Hasil analisis data menunjukkan 3. Literasi yang baik
bahwa kemampuan literasi sains akan menunjang
siswa setelah proses pembelajaran pada kemampuan
mengalami peningkatan yang berpikir kritis yang
signifikan, dikarenakan setiap baik juga
indikator kemampuan literasi 4. Literasi dapat
sains siswa dikembangkan melalui distimulus dengan
pembelajaran blended learning pembelajaran
dengan pendekatan STEM (Banila, kontekstual
et al., 2021). 5. Model pembelajaran
3. Pelaksanaan strategi yang dapat
pembelajaran yang tepat dan menunjang
efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi
literasi sains dan keterampilan adalah model inkuiri
berpikir kritis berawal dari
pengembangan materi Cons :
pembelajaran yang disediakan 1. Minat baca siswa
untuk diterapkan dalam beberapa yang masih menjadi
strategi pembelajaran (Sutiani, tantangan dalam
2021) pembelajaran
4. Solusi yang dapat 2. Kemampuan literasi
ditawarkan dalam permasalahan akan sebanding
ini adalah perlu dirancang sebuah dengan membaca
kumpulan materi pembelajaran dan menganalisa
yang mengintegrasikan hasil bacaan
pengetahuan COVID-19 serta 3. Strategi
mengarahkan dan memotivasi pembelajaran yang
siswa untuk meningkatkan literasi kurang tepat akan
sainsnya dan berpikir kritisnya mengurangi
dalam beberapa materi ketercapaian
pembelajaran , sehingga materi pembelajaran
pembelajaran dan informasi bermuatan literasi
mengenai COVID-19
diperoleh siswa dengan jelas dan
mampu meningkatkan kedua
kemampuan tersebut(Ferdyan,
2021).
5. Pembelajaran dengan inkuiri
difokuskan pada siswa sebagai
sentral dalam melakukan
pembelajaran. Siswa akan
bertanya, mencari jawaban, dan
merancang penelitian. hal ini
dilakukan untuk menjawab
pertanyaan yang ada sehingga
terjadi diskusi antara siswa dan
guru (Fadilah, et al., 2020).
Wawancara Guru, Kepala Sekolah,
dan Sejawat
1. Guru mengikuti tren isu-isu
sosial terkini sehingga mampu
menimbulkan rasa ingin tahu/
minat yang tinggi mengenai
informasi terbaru yang sedang
berkembang di masyarakat.
Contoh : dampak alih fungsi
lahan yang semakin meningkat,
pola penyebaran virus, dan
lainnya.
2. Guru mengajak siswa membaca
materi terlebih dahulu di awal
pembelajaran
3. Guru menampilkan video
terkait permasalahan yang
berkaitan dengan materi ajar
(misalnya potensi alga sebagai
biofuel)
4. Guru pernah menerapkan
model inkuiri learning dengan
mengajaknya ke laboratorium
komputer atau perpustakaan
5. Guru membuat soal yang
menuntut siswa memiliki
kemampuan literasi yang baik

3 Siswa merasa kesulitan Guru belum Kajian literatur Pros :


dalam memahami memaksimalkan dan solusi untuk masalah ini sesuai 1. Melakukan
konsep materi mengembangkan model dengan akar masalah adalah : pemanfaatan
pembelajaran pembelajaran inovatif 1. Pengembangan perangkat pembelajaran
pembelajaran model discovery berbasis IPTEK
learning dapat meningkatkan 2. Pembelajaran lebih
pemahaman konsep dan sikap menarik, variatif,
ilmiah siswa (Rosmah, et al., dan menambah
2018). keragaman materi
2. Seorang guru dapat 3. Siswa lebih mudah
memberdayakan media iptek yang mengingat dan
ada saat ini. Guru tidak boleh memahami materi
gagap dalam hal mencari ajar
informasi materi dalam 4. Menantang
pemenuhan kebutuhan belajar kemampuan siswa
peserta didik semakin lengkap menemukan
materi dan informasinya maka pengetahuan baru
sangat memudahkan guru dalam berbasis masalah.
mengajar (Mustafa, 2018) Siswa lebih aktif
3. menggunakan metode belajar dan lebih
pembelajaran yang bervariasi, percaya diri dalam
kreatif dan menyenangkan bagi presentasi hasil
peserta didik (Hayati, et al., 2020) pemecahan
4. penerapan model pembelajaran masalahnya.
problem based learning
terbukti meningkatkan Cons :
penguasaan konsep peserta didik 1. Keterbatasan siswa
pada materi ruang lingkup dalam mengakses
(Wakano, et al., 2020). teknologi informasi
5. Penelitian menggunakan model di sekolah berasrama
pembelajaran SSCS (Search – 2. Dengan PBL,
Solve – Create - Share) untuk sebagian siswa
mengukur hubungan antara merasa kebingungan
metakognisi dan pemahaman jika masalah yang
konsep memperoleh data aktivitas dihadapi sulit
guru dan keterlaksanaan
pembelajaran pada setiap
pertemuan termasuk kategori
sangat baik. Aktivitas siswa pada
setiap pertemuan termasuk dalam
kategori sangat baik (Saputri, et
al., 2019).
6. Peningkatan penguasaan konsep
dan kemampuan berpikir kritis
siswa pada kelas
dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe group
investigation lebih baik
dibandingkan kelas dengan
penerapan model pembelajaran
guided inquiry (Aini, 2018).

Wawancara Guru, Kepala Sekolah,


dan Sejawat
1. Menyediakan media pembelajaran
yang variatif agar tidak monoton.
Siswa juga dapat diajak untuk
membawa medianya sendiri.
Contoh: kliping
2. Memanfaatkan media
pembelajaran di luar kelas
kedalam kelas. Contoh: Game
3. Guru mengenali kondisi siswa
dengan memahami karakter
masing-masing siswa.
4. siswa di ponpes lebih sering
mengantuk karena aktivitas di
pesantren yang lebih banyak.
Sehingga pembelajaran harus
dapat melibatkan siswa dengan
gerak tidak hanya monoton duduk
di kelas.
5. Kreativitas guru supaya mampu
menyiapkan diri dalam
mempelajari suatu konsep baru
sangat diperlukan.
6. Guru melakukan pembelajaran
inovatif
7. Guru menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi dan
inovatif
8. Guru melakukan pembelajaran
kontekstual
9. Guru melakukan pemanfaatan
pembelajaran berbasis TIK
4 Kemampuan berpikir Guru belum Kajian literatur Pros :
kritis siswa yang masih memaksimalkan solusi untuk masalah ini sesuai 1. Membantu siswa
lemah pembelajaran yang dapat dengan akar masalah adalah : memahami konsep
meningkatkan kemampuan 1. Hasil penelitian Ramdiah (2018), materi
berpikir kritis menunjukan bahwa model 2. Siswa dituntut
pembelajaran PBL dapat memecahkan
meningkatkan kemampuan masalah secara
berpikir kritis (HOTS) pada bertahap
indikator mengaplikasikan, 3. PBL mengarahkan
menganalisis, dan mengevaluasi. siswa untuk
2. Model PBL dimaksudkan untuk berperan aktif dan
mengembangkan siswa berfikir kolaboratif dalam
kritis, analisis, dan untuk memecahkan
menemukan serta menggunakan masalah
sumber daya yang sesuai untuk 4. Menyediakan
belajar (Riyanto, 2012). kesempatan
3. Dalam penelitian Sari (2022), pembelajaran
terkait pengembangan E-LKPD berbagai disiplin
berbasis PBL, kemampuan HOTS ilmu
siswa diukur melalui tiga indikator 5. Dengan PjBL/PBL
yaitu menganalisis, mengevaluasi, peran guru lebih
dan mencipta. Hasil penelitian bersifat sebagai
tersebut menunjukan peningkatan fasilitator
kemampuan siswa dimana 6. Model PjBL
masing-masing indikator berada mengakomodir
pada kategori sedang. kemampuan siswa
4. Model PjBL dapat meningkatkan sampai pada tahap
keterampilan metakognitif diduga kemampuan
karena, PjBL mengajak siswa mencipta atau
melakukan proyeksi terkait materi menghasilkan
pelajaran, pada proses tersebut karya (C6).
siswa dilatih bekerjasama dan
disiplin mengerjakan proyek. Cons :
Mandiri dalam kelompok, dan 1. faktor kemampuan
siswa mampu berpendapat untuk awal siswa dalam
bertukar pikiran menunjukkan ide penerapan PBL
dengan kritis (HOTS) berdasarkan menjadi tantangan
permasalahan (Mahfuzah, 2020). bagi guru
5. penerapan model Project Based 2. Guru memiliki
Learning yang diintegrasikan tantangan dalam
dengan pendekatan STEM implementasi
memiliki pengaruh yang sangat tahapan PBL
signifikan terhadap keterampilan (khususnya tahap
berpikir tingkat tinggi siswa membantu siswa
pada materi bioteknologi. PjBL- investigasi mandiri
STEM telah mengikuti tren di era atau kelompok)
globalisasi saat ini, yang berarti
PJBL-STEM sudah memiliki
tujuan yang sesuai dengan
karakteristik abad 21 yang
menuntut siswa untuk memiliki
keterampilan berpikir tingkat
tinggi (Fitriyani, et al., 2020).
Wawancara Guru, Kepala Sekolah,
dan Sejawat
1. Penerapan model PjBL sangat
diperlukan dan mendukung
pembelajran yang bersifat
student centered learning
2. Model PBL dapat mengarahkan
siswa pada pembelajaran
kontekstual
3. Membuat peserta didik lebih
aktif dalam pembelajaran
4. Memberikan pengalaman
pembelajaran yang lebih banyak
pada praktik
5. Membuat suasana belajar lebih
menantang dan menyenangkan
karena ada tantangan
menghasilkan produk
6. Sering memberikan latihan soal
HOTS di setiap akhir
pembelajaran dengan
memberikan kuis tebak siapa
cepat dia jawab, pada setiap
akhir refleksi KBM di hari ini

Anda mungkin juga menyukai