Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AZIZ RIO KAUSAR

KELAS :VA
JURUSAN :PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

ANALISIS DAYA PRAGMATIK TINDAK GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
1. ANALISIS PENDAHULUAN
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat,
manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial
pada dasarnya selalu menginginkan adanya kontak dengan manusia lain, sedangkan alat
yang paling efektif untuk keperluan itu adalah bahasa, dengan bahasa seseorang dapat
menunjukkan peranan dan keberadaannya dalam lingkungan.
Keberhasilan suatu program pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen
dan semua komponen tersebut harus saling berinteraksi. Salah satu komponen tersebut
adalah bahasa. Sejalan dengan pendapat di atas, Nababan (1991) berpendapat bahwa
dalam usaha memberikan kenyataan yang konkret pada keterampilan berbahasa inilah
dimasukkan suatu komponen khusus dalam GBPP 1984 itu yang disebut pragmatik.
Komponen-komponen ini terdiri atas percakapan-percakapan antara orang-orang tertentu
dalam keadaan berkomunikasi tertentu untuk tujuan komunikasi tertentu. Gurudalam
proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Peran guru antara lain sebagai
sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan
evaluator (Sanjaya, 2008).
Menurut Sagala (2007) guru harus ditempatkan ada posisi utama bukan sekedar
pelaksana kurikulum, tetapi harus dilibatkan dalam perancangan kurikulum itu sendiri,
hal ini senada dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). masyarakat pengguna bahasa juga harus memperhatikan tata
cara berbahasa yang disesuaikan dengan norma atau aspek sosial dan budaya yang ada
dalam masyarakat tertentu. Apabila tata cara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan
norma sosial dan budaya, ia akan mendapat nilai negatif, misalnya dikatakan orang yang
tidak santun, sombong, angkuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya.
Proses komunikasi yang efektif dan interaktif pada dasarnya melibatkan dua pihak
yaitu penutur dan lawan tutur sedangkan lawan tutur menerima informasi tersebut. Oleh
karena itu, apa yang ada dalam pikiran penutur tersampaikan, maka komunikasi dapat
dikatakan berhasil. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut. Pertama, jenis-jenis tindak tutur apa saja yang digunakan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII F SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten
Karanganyar. Kedua, bagaimana daya pragmatik yang terkandung dalam tindak tutur
guru bahasa Indonesia kelas VIII F SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Kajian pragmatik mulai memasuki dunia bahasa atau linguistik pada tahun 1970-
an di Amerika. Para linguis saat itu menyadari bahwa mempelajari sintaksis tidak dapat
lepas dari mempelajari dan memperhitungkan bagaimana kalimat yang bersangkutan
digunakan dalam konteksnya, sedangkan di bumi Eropa, pragmatik telah dipelajari pada
tahun 1940-an dengan mempertimbangkan makna dan situasi (Purwo, 1990). Menurut
Purwo ”Pragmatik merupakan salah satu bidang kajian linguistik” (1990: 2). Jadi, dapat
dikatakan bahwa pragmatik merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji makna
tuturan dengan cara menghubungkan faktor nonlingual seperti konteks, pengetahuan,
komunikasi, serta situasi pemakaian bahasa dalam rangka penggunaan tuturan oleh
penutur dan lawan tutur. Makna tuturan dalam pragmatik lebih mengacu pada maksud
dan tujuan penutur terhadap tuturannya.
Searle (dalam Wijaya dan Rohmadi, 2011: 21) menyatakan bahwa dalam praktik
penggunaan bahasa terdapat setidaknya tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak
tutur adalah sebagai berikut. Pertama, tindak tutur lokusi, yaitu tindak bertutur dengan
kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan
kalimat itu. Kedua, tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur untuk melakukan sesuatu
dengan maksud dan fungsi tertentu pula. Ketiga, tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur
yang menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra tutur.
(1) representataif, yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran
atas apa yang dikatakannya (misalnya: menyatakan, melaporkan, menunjukka
n, menyebutkan).
(2) direktif, yaitu tindak ujaran yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si
pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu
(misalnya: menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, menantang)
(3) ekspresif, yaitu tindak ujaran yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya
diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran
(misalnya: memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh)
(4) komisif, yaitu tindak ujaran yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan
apa yang disebutkan di dalam ujarannya (misalnya: berjanji, bersumpah,
mengancam)
2. METODE PENELITIAN
A. OBJEK
SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
B. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII F dengan jumlah siswa 31 orang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus.

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Jenis-jenis Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tindak tutur lokusi, yaitu tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai
dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur ini
dapat disebut sebagai tindak tutur dengan maksud menyampaikan informasi.
Tuturan kalimat (b) merupakan tindak tutur lokusi yang bersifat menginformasikan
yang terletak pada kalimat bukan ADIKSIMBAdipermasalahkan melainkan fakta
dan opini di dalam berita. Tuturan kalimat (e), merupakan tindak tutur
representatif yang bersifat menyatakan yang terletak pada kalimat fakta itu
kenyataan realita. Seperti pada data berikut.
a) Siswa : Mpun bu „sudah bu‟
b) Guru : Mengingat berita ingatan kita ingat pada yang disebut
ADIKSIMBA tapi bukan ADIKSIMBA yang dipermasalahkan melainkan fakta
dan opini di dalam berita. (D.02/TDGBI- SMP/9/4/2012)
c) Guru : Coba saya tanya dulu, fakta itu apa?
d) Siswa : Kenyataan
e) Guru : Ooo fakta itu kenyataan realita. Itu ke sekolah membawa
dompet (menunjuk siswa yang membawa dompet) (D.04/TDGBI-
SMP/9/4/2012)
 Daya Pragmatik yang Terkandung dalam Tindak Tutur Guru Bahasa Indonesia
Daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang
terkandung dibalik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra tuturnya untuk
melakukan apa yang dimaksudkan penutur dibalik ujaran yang dituturkannya.
3. HASIL
a. Poin
1. Daya Pragmatik yang Terkandung dalam Tindak Tutur Guru Bahasa Indonesia
2. Jenis-jenis Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Hasil temuan
1. Memberi informasi
2. Memengaruhi
3. Menyuruh
4. Menegur
5. Mengkritik
6. Menyarankan
7. Memuji
8. Memutuskan
c. Tanggapan Terhadap Isi
Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F dengan jumlah siswa 31 orang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus.
Sumber data dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi: transkip yaitu
dokumen berupa catatan maupun rekaman yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia; data yang berupa peristiwa disini adalah proses
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII F yang terjadi di SMP Negeri 2
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar; sedangkan yang menjadi informan adalah guru
yang melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia tersebut. Teknik analisis data
menggunakan teknik analisisinteraktif yang terdiri dari reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan.
d. Komentar
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan berkaitan
dengan jenis-jenis tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII F
SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, yaitu tindak tutur ilokusi yang
terdiri (a) representatif yang terdiri tindak tutur menyatakan, dan menyebutkan, (b)
direktif yang terdiri tindak tutur menyuruh, (c) komisif yang terdiri tindak tutur berjanji,
(d) ekspresif terdiri tindak tutur mengkritik dan memuji, (e) deklarasi yang terdiri tindak
tutur melarang dan memutuskan. Bentuk tindak tutur guru yang sering muncul dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar
yaitu tindak tutur direktif dengan maksud tindak tutur ilokusi direktif menyuruh

Anda mungkin juga menyukai