Anda di halaman 1dari 10

J-Simbol: Vol. 10, No.

1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

TINDAK PERLOKUSI DALAM GELAR WICARA MATA NAJWA EPISODE


COBA-COBA TATAP MUKA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMP

Oleh
Aulia Nurul Fauzi1), Nurlaksana Eko Rusminto2), Bambang Riadi3)
1)2)3)
Universitas Lampung
e-mail: aulianurul1512@gmail.com, nurlaksana.eko@fkip.unila.ac.id,
bambang.riadi@fkip.unila.ac.id

Abstract
The problem in this research is the perlocutionary act in Mata Najwa Talkshow, Trying
Face-to-face Episode, and its implications for learning Indonesian in junior high school. This
study uses the descriptive qualitative method. Data collection techniques were carried out by
observing and taking notes. The data source of this research is the speech in Mata Najwa
Talkshow, Trying Face-to-Face Episode. This study shows that there are 82 illocutionary
acts that are expressed by speakers with certain perlocutions from the speech partners. The
illocutionary and perlocutionary acts dominating were assertive illocutionary acts with
positive responsive verbal perlocutions (22 data), while non-responsive verbal perlocutions
were not found. This research can be implicated in learning Indonesian in Basic Competency
Junior High Schools 3.9 and 4.9. They are summarizing the content of ideas, opinions, and
arguments that support and against as well as the solutions for actual problems in the
discussion texts that are read and heard.
Keywords: illocutionary acts, perlocutionary acts, Mata Najwa’s Talk Show

Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah Tindak Perlokusi dalam Gelar Wicara Mata Najwa
Episode Coba-Coba Tatap Muka dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara simak dan catat. Sumber data penelitian ini adalah tuturan dalam Gelar
Wicara Mata Najwa Episode Coba-Coba Tatap Muka. Penelitian ini menunjukkan ada 82
tindak ilokusi yang diungkap oleh penutur dengan perlokusi tertentu dari mitra tutur. Tindak
ilokusi dan perlokusi yang mendominasi adalah tindak ilokusi asertif berperlokusi verbal
responsif positif (22 data), sedangkan tindak ilokusi berperlokusi verbal nonresponsif tidak
ditemukan sama sekali. Penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Kompetensi Dasar 3.9 dan 4.9 Menyimpulkan isi gagasan, pendapat,
argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual dalam teks
diskusi yang dibaca dan didengar.
Kata kunci: tindak ilokusi, tindak perlokusi, Gelar Wicara Mata Najwa.

I. PENDAHULUAN menjadi dua macam, yaitu ragam lisan dan


Komunikasi yang terjadi setiap hari ragam tulis (Finoza, 2013). Sehubungan
menggunakan bahasa membuat seseorang dengan ini, ada dua hal yang perlu
dapat menghubungkan isi pikirannya kepada diperhatikan terkait perbedaan antara ragam
orang lain untuk mencapai sebuah tujuan lisan dan ragam tulis. Jika menggunakan
yang diinginkan. Berdasarkan media ragam tulis, kita beranggapan bahwa orang
pengantarnya ragam bahasa dapat dibagi yang diajak menggunakan bahasa tidak ada

36
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

di hadapan kita. Akibatnya, bahasa kita perlu dimaksudkan oleh penutur. Tindak ilokusi
lebih terang dan jelas karena bahasa kita adalah tindak tutur dalam wujud nyata yang
tidak disertai dengan isyarat tangan, diucapkan dan diperformansikan lewat
pandangan, atau gerakan kepala sebagai tuturan. Tindak perlokusi adalah respon atau
tanda penegasan. Hal sebaliknya juga dampak yang ditimbulkan oleh suatu tuturan
berlaku apabila kita menggunakan ragam terhadap mitra tutur, sehingga mitra tutur
lisan. Dalam ragam lisan kita menggunakan diharapkan dapat melakukan tindakan sesuai
beberapa upaya dalam menegaskan ujaran, dengan isi tuturan. Tindak perlokusi ini lebih
misalnya menggunakan irama atau nada, mementingkan hasil akhir, sebab dikatakan
yang tentunya akan sulit dilambangkan berhasil jika mitra tutur melakukan sesuatu
dalam ejaan dan tata tulis yang kita miliki. yang berkaitan dengan tuturan penutur
(Levinson, dikutip dalam Rusminto, 2015).
Sejalan dengan hal tersebut, Holmes (dalam
Rusminto, 2010) menyatakan bahwa variasi Melengkapi rumusan mengenai tindak tutur
pemakaian bahasa dalam suatu interaksi, perlokusi yang telah disebutkan sebelumnya,
juga dapat dipengaruhi oleh dimensi-dimensi Kartika (2014) kemudian mengklasifikasikan
sosial. Dimensi sosial tersebut meliputi tindak perlokusi menjadi tiga jenis, yakni (1)
empat skala sebagai berikut: (1) dimensi perlokusi responsif positif, (2) perlokusi
skala jarak sosial, (2) dimensi skala status responsif negatif, dan (3) perlokusi
sosial, (3) dimensi skala formalitas, dan (4) nonresponsif. Perlokusi responsif positif
dimensi skala referensial. adalah dampak tindak tutur berupa tindakan
atau memberikan tanggapan yang
Pemakaian bahasa harus menyesuaikan ditimbulkan oleh tuturan terhadap mitra tutur
dengan kondisi dan situasi tuturan. Hal ini sehingga mitra tutur melakukan suatu
disebabkan karena adanya konteks tuturan, tindakan berdasarkan isi dan tujuan tuturan.
sehingga penutur diharapkan mampu untuk Perlokusi responsif negatif adalah dampak
berujar atau berbahasa sesuai dengan aspek memberikan tanggapan atau tindakan yang
lingkungan fisik atau sosial yang terkait ditimbulkan oleh tuturan terhadap mitra
dengan tuturan tersebut. Pada ragam bahasa tutur. Namun, tanggapan atau tindakan
lisan selalu terjadi hubungan berbahasa atau tersebut tidak sesuai dengan isi dan tujuan
komunikasi langsung, berupa percakapan tuturan. Perlokusi nonresponsif adalah
antarindividu maupun kelompok. Percakapan dampak tidak memberikan tanggapan atau
yang terjadi kemudian mengakibatkan bersikap tak acuh yang ditimbulkan oleh
adanya peristiwa tutur atau tindak tutur. tuturan terhadap mitra tutur.

Austin (dalam Rusminto, 2015) lebih lanjut Peristiwa tindak tutur terutama tindak
mengklasifikasikan tindak tutur atas tiga perlokusi tidak hanya terjadi dalam situasi
klasifikasi, yaitu (1) tindak lokusi sehari-hari, tetapi juga dapat muncul dalam
(locutionary acts), (2) tindak ilokusi acara yang tayang di televisi salah satunya
(illocutionary acts), dan (3) tindak perlokusi pada program gelar wicara Mata Najwa.
(perlocutionary acts). Tindak lokusi adalah Program televisi yang dipandu oleh jurnalis
isi tuturan yang diungkapkan atau senior Najwa Shihab ini menggunakan

37
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

sistem episode dan memiliki banyak sekali memfokuskan penelitian pada kajian tindak
penggemar, sebab konsisten menghadirkan perlokusi yang terdapat dalam tuturan gelar
topik yang sesuai dengan isu-isu wicara Mata Najwa Trans 7 Episode Coba-
kontemporer yang saat ini tengah merebak di Coba Tatap Muka dan mendeskripsikan
masyarakat. Hal tersebut membuat tindak implikasinya pada pembelajaran Bahasa
perlokusi dalam gelar wicaraMata Najwa Indonesia di SMP kelas IX berdasarkan KD
menjadi sangat menarik untuk diteliti lebih 3.9 dan 4.9 (Menyimpulkan isi gagasan,
lanjut. pendapat, argumen yang mendukung dan
yang kontra serta solusi atas permasalahan
Sejauh ini ada sudah ada beberapa penelitian aktual dalam teks diskusi yang didengar atau
terdahulu yang telah mengkaji tindak tutur dibaca).
perlokusi baik dalam media cetak maupun
media elektronik, antara lain sebagai berikut. II. METODE PENELITIAN
Atik Kartika (2014), meneliti tentang Tujuan dari penelitian ini ialah
implikatur percakapan dalam pembelajaran mendeskripsikan tindak perlokusi dalam
olahraga siswa kelas XI di SMAN 2 Bandar Gelar Wicara Mata Najwa Episode Coba-
Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk Coba Tatap Muka dan mengimplikasikan
mendeskripsikan penggunaan implikatur hasil penelitian pada materi pembelajaran
dalam tuturan guru olahraga kepada siswa Bahasa Indonesia di SMP. Agar tujuan
selama proses pembelajaran sedang tersebut dapat dicapai, maka digunakan
berlangsung. Penelitian kedua oleh metode penelitian deskriptif dengan
Istiqomah Pramudia (2017), meneliti tentang pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini
perlokusi tindak tutur ekspresif dalam drama berupaya untuk menggambarkan pemecahan
Jepang Wakamonotachi. Penelitian ini masalah tanpa melalui prosedur statistik atau
bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk hitungan.
penggunaan tindak perlokusi, khususnya
perlokusi ekspresif, yang terdapat dalam Metode deskriptif merupakan metode yang
tuturan drama. Penelitian selanjutnya menguraikan data secara akurat
dilakukan oleh Rani Oktaviyani (2020), menggunakan kata-kata dan bukan
meneliti tentang tindak perlokusi dalam menggunakan angka-angka. Pendekatan
novel Daun yang Jatuh Tak Pernah kualitatif adalah pendekatan yang penting
Membenci Angin karya Tere Liye. Penelitian untuk memahami suatu fenomena sosial dan
ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak prespektif individu yang diteliti dengan
perlokusi yang terdapat dalam transkrip tujuan pokok menggambarkan, mempelajari,
novel, berupa efek negatif atau positif dan menjelaskan fenomena itu (Syamsuddin
terhadap mitra tutur. dan Damayanti, 2011: 74).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah Metode penelitian ini dipilih sebab penelitian
disebutkan, belum ada penelitian yang yang dilakukan bertujuan untuk
menggunakan video tuturan dalam gelar mendeskripsikan tindak perlokusi dalam
wicara Mata Najwa sebagai objek penelitian. Gelar Wicara Mata Najwa Episode: Coba-
Oleh sebab itu, peneliti mencoba untuk Coba Tatap Muka. Data yang diperoleh

38
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

dalam Gelar Wicara Mata Najwa tidak Muka dan implikasinya pada pembelajaran
dideskripsikan dalam bentuk bilangan, tetapi Bahasa Indonesia di SMP.
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata.
A. Hasil Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah tuturan Hasil penelitian menyatakan bahwa
dalam Gelar Wicara Mata Najwa Episode: ditemukan semua jenis tindak ilokusi yakni
Coba-Coba Tatap Muka yang ditayangkan asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan
oleh Trans7. Data penelitian ini adalah deklaratif dalam Gelar Wicara Mata Najwa
tuturan yang mengandung tindak perlokusi Episode Coba-Coba Tatap Muka. Namun,
dalam Gelar Wicara Mata Najwa Episode: tidak semua jenis tindak perlokusi ditemukan
Coba-Coba Tatap Muka. dalam penelitian. Tindak perlokusi yang
tidak ditemukan sama sekali adalah tindak
Teknik pengumpulan data yang dilakukan perlokusi verbal nonresponsif. Tuturan yang
pada penelitian ini menggunakan teknik digunakan oleh moderator sudah disesuaikan
simak dan teknik catat. Teknik simak dengan rentang usia narasumber yang cukup
dilakukan dengan menyimak isi video Gelar beragam pada saat acara berlangsung.
Wicara Mata Najwa Episode: Coba-Coba Terdapat masing-masing tiga jenis tuturan
Tatap Muka. Teknik pengumpulan data perlokusi verbal dan nonverbal yang
berikutnya adalah teknik catat, yakni digunakan dalam acara tersebut, dengan
membuat transkrip data. Catatan transkrip tindak perlokusi verbal responsif positif
data dilakukan dengan tujuan mencatat sebagai jenis perlokusi yang paling
tuturan yang disampaikan oleh pembawa mendominasi. Berdasarkan hasil penelitian,
acara, narasumber, bintang tamu, dan ditemukan 82 data tindak ilokusi dan
penonton. perlokusi.

Langkah-langkah dalam menganalisis data B. Pembahasan


dimulai dengan mengklasifikasikan data 1. Tindak Ilokusi dan Perlokusi pada
Gelar Wicara Mata Najwa Episode
yang terkumpul berdasarkan jenis tindak
Coba-Coba Tatap Muka
perlokusi, yakni tindak perlokusi verbal, 1.1 Asertif
nonverbal, dan verbal nonverbal. Data yang 1.1.1 Tindak Ilokusi Asertif Berperlokusi
telah diklasifikasikan kemudian dianalisis Verbal
menggunakan teknis analisis heuristik. Najwa Shihab : “Oh, mandi dulu
Langkah selanjutnya, membuat simpulan dan hahaha. Kameranya
mendeskripsikan tindak perlokusi pada harus on terus ya,
jadi harus mandi
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah
ya.”
Menengah Pertama (SMP) Arya : “Iya, kalo gak
mandi keliatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN muka bantalnya
Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian masih belekan.”
yang menunjukan bahwa terdapat berbagai (Dt 07/ AST 1/
jenis tindak perlokusi dalam Gelar Wicara VRP)
Mata Najwa Episode Coba-Coba Tatap

39
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

Peristiwa tutur terjadi pada segmen satu saat 1.1.3 Tindak Ilokusi Asertif Berperlokusi
moderator melakukan sesi tanya jawab Verbal Nonverbal
dengan salah satu siswa. Tuturan awal yang Najwa Shihab : “Oke, jadi
kameranya harus on
disampaikan oleh penutur memiliki makna
terus. Kalo ngantuk
menyatakan kepada mitra tutur untuk keliatan dong ya?”
mengaktifkan kamera selama pembelajaran Arya : “Iya.” (tersenyum
daring berlangsung. Mitra tutur kemudian malu-malu) (Dt 09/
memberikan respons verbal atas pernyataan AST 5/ VRP-NRP)
yang disampaikan oleh penutur.
Tuturan yang disampaikan oleh penutur
1.1.2 Tindak Ilokusi Asertif Berperlokusi memiliki maksud menuntut kepada
Nonverbal mitra tuturnya agar tidak mengantuk
Najwa Shihab : “Siapa tapi yang selama proses pembelajaran daring
mau ngaku kalo dilaksanakan. Mitra tutur memberikan
online banyakan respons atas tuturan tersebut dengan
ngantuknya? Ayo menjawab secara verbal diiringi dengan
nggak apa- gestur menganggukkan kepala dan
apa,walaupun tersenyum malu-malu.
didenger Kepala
Sekolah malam ini 1.2 Direktif
nggak apa-apa 1.2.1 Tindak Ilokusi Direktif Berperlokusi
karena Verbal
ngomongnya di Najwa Shihab : “Gimana Nes? Kak
Mata Najwa kok. Nana kurang
Kakak yang mendengar. Bisa
tanggung jawab diulang?”
kalo dihukum Nesia : “Kalo praktik
nanti…” kayak gitu cuma
Siswa/i SMP : (diam, tidak ada disuruh video
yang menjawab) sama guru.” (Dt
(Dt 10/ AST 5/ 24/ DRT 1/ VRP)
NNR)
Kalimat pertama yang disampakan oleh
Pada peristiwa tutur ini, penutur bermaksud penutur memiliki maksud memerintah
menuntut mitra tutur untuk mengakui suatu kepada mitra tutur agar bersedia mengulangi
perbuatan dengan menggunakan modus perkataan yang ia sampaikan sebelumnya.
bertanya perihal apakah ada yang mengantuk Penutur memberikan direksi tersebut sebab
selama melaksanakan pembelajaran daring. suara yang dikeluarkan oleh mitra tutur
Mitra tutur tidak memberikan respons terlalu pelan sehingga sulit didengar. Mitra
apapun secara verbal, melainkan hanya tutur yang memahami instruksi kemudian
menampakkan gestur saling melirik satu memberikan respons positif dengan
sama lain dan tidak menjawab pertanyaan mengulangi perkataannya atau menjawab
yang diajukan secara verbal.

40
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

1.2.2 Tindak Ilokusi Direktif Berperlokusi 1.3 Komisif


Nonverbal 1.3.1 Tindak Ilokusi Komisif Berperlokusi
Najwa Shihab : “Itu yang kelas Verbal
delapan, berarti Najwa Shihab : “Oke, jadi setuju ya.
sisanya kelas Ibu Ida juga setuju
sembilan ya? kalau ada
Angkat tangan ya, pilihannya tatap
yang kelas muka, tatap muka
sembilan.” begitu ya Bu?”
Siswa Kelas IX : (siswa kelas Ibu Ida : “Oh iya pasti
sembilan Mbak Nana.” (Dt
mengangkat 43/ KOM 1/ VRP)
tangan) (Dt 04/
DRT 1/ NRP Tuturan awal yang dikemukakan oleh
penutur memiliki maksud menawarkan
Tuturan yang diucapkan oleh penutur persetujuan terhadap pemberlakuan
memiliki maksud memberikan perintah atau pembelajaran tatap muka kepada mitra tutur.
instruksi kepada siswa kelas sembilan untuk Mitra tutur kemudian memberikan respons
mengangkat tangan. Siswa kelas sembilan positif atas penawaran yang diajukan penutur
yang memahami instruksi kemudian dengan menjawab secara verbal dan pasti.
memberikan respons positif secara nonverbal
lewat gestur mengangkat tangan. 1.3.2 Tindak Ilokusi Komisif Berperlokusi
Verbal Nonverbal
1.2.3 Tindak Ilokusi Direktif Berperlokusi Najwa Shihab : “…Kalau stres cari
Verbal Nonverbal hiburan, jadi butuh
Najwa Shihab : “…Saya mau absen dihibur nggak sama
dulu satu-satu boleh Mas Gubernurnya?
ya? Nanti yang Atau butuh apa?
namanya disebut Yang konkret-
dadah-dadah.” konkret aja nggak
Siswa/i SMP : “Boleh Kak.” apa-apa.”
(menganggukkan Ibu Tri Puji : “Boleh Pak Ganjar
kepala) (Dt 02/ main tiktok lagi?”
DRT 1/ VRP-NRP) (tersenyum malu-
malu) (Dt 63/
Tuturan yang diucapkan oleh moderator pada KOM 1/ VRP-
konteks peristiwa tutur ini memiliki maksud NRP)
memerintah kepada siswa yang hadir sebagai
Pada konteks tuturan ini, penutur
narasumber untuk melambaikan tangan saat
memberikan penawaran kepada mitra
nama mereka dipanggil satu per satu. Siswa
tuturnya untuk dihibur oleh salah satu
kemudian memberikan respons positif
bintang tamu, yaitu Ganjar Pranowo. Mitra
dengan menjawab secara verbal dan
tutur yang memang merupakan penggemar
melakukan gestur melambaikan tangan saat
dari Ganjar Pranowo, kemudian merespons
namanya dipanggil.
penawaran tersebut secara positif dengan

41
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

menjawab diiringi dengan gerak bibir yang 1.4.3 Tindak Ilokusi Komisif Berperlokusi
menunjukkan senyum malu-malu. Verbal Nonverbal
Najwa Shihab : “Hahaha, oke.
1.4 Ekspresif Langsung divaksin
1.4.1 Tindak Ilokusi Ekspresif sama Mas
Berperlokusi Verbal Gubernur. Baik,
Najwa Shihab : “…Baik. Terima terima kasih Mas
kasih ya Bu Tri, Ganjar sudah
sudah cerita di bergabung di Mata
Mata Najwa malam Najwa malam ini.
ini...” Sehat-sehat, Mas.”
Ibu Tri Puji : “Iya, terima kasih Ganjar : “Terima kasih,
Mbak Nana.” (Dt Mbak. Terima
73/ EKS 2/ VRP) kasih Bu Sekjen.”
(gestur
Tuturan tersebut diucapkan oleh penutur menyatukan dua
telapak tangan)
dengan maksud berterima kasih kepada mitra
(Dt 75/ EKS 2/
tutur (narasumber), atas kesediannya hadir di VRP-NRP)
acara Mata Najwa Trans 7. Ibu Tri Puji
selaku mitra tutur membalas ucapan terima Pada konteks tuturan ini, penutur
kasih yang disampaikan oleh penutur dengan mengucapkan terima kasih atas kehadiran
respons verbal. dan kesediaan mitra tutur untuk memberikan
tanggapan terkait dengan masalah yang
1.4.2 Tindak Ilokusi Komisif Berperlokusi menjadi topik utama dalam gelar wicara.
Nonverbal Mitra tutur memberikan respons positif atas
Najwa Shihab : “Terima kasih
tuturan tersebut secara verbal diiringi dengan
Naufal. Jadi ingetin
diri sendiri kalo gerakan menyatukan dua belah telapak
nanti dibeliin piano tangan sebagai tanda penghormatan kepada
gitu ya? Sama penutur dan bintang tamu lainnya.
jangan kebanyakan
main…” 1.5 Deklaratif
Daffa Naufal : (menganggukkan 1.5.1 Tindak Ilokusi Deklaratif
kepala) (Dt 27/ Berperlokusi Verbal
EKS 2/ NRP) Najwa Shihab : “…Kalau misalnya
Ibu Tri
Pada konteks tuturan ini, penutur membandingkan,
mengucapkan terima kasih kepada dulu kemampuan
narasumber karena sudah bersedia yang seharusnya
membacakan surat refleksinya di hadapan sudah bisa
dilakukan kelas
semua orang. Mitra tutur yang mendengar
tertentu terus
tuturan tersebut hanya memberikan respons sekarang karena
positif berupa gestur menganggukkan kepala. pandemi jadi nggak
bisa, ada gambaran
nggak?”

42
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

Ibu Tri Puji : “Jauh dan sangat Sebab terlalu besar


jauh...” (Dt 60/ yang kita tanggung
DKL 10/ VRP) kalau tidak dimulai
belajar anak-anak.”
Penutur berusaha menggolongkan Nisa Felicia : “Ya, learning
kemampuan belajar siswa berdasarkan lostnya terlalu
kategori mampu dan tidak mampu besar. Tapi
kemudian kalo
menggunakan modus bertanya kepada mitra
boleh menambah-
tutur. Mitra tutur kemudian memberikan kan juga, momen
respons dengan menjelaskan salah satu ini jangan sampai
contoh kasus, di mana anak kelas empat di seperti pendulum
sekolah dasar tempatnya mengajar yang swinging
mengalami ketertinggalan belajar. aja...”
(mengangguk) (Dt
1.5.2 Tindak Ilokusi Deklaratif 80/ DKL 2/ VRP-
Berperlokusi Nonverbal NRP)
Najwa Shihab : “Baik, Bu Suharti
dan Mbak Nisa kita Tuturan yang disampaikan oleh penutur
harus break…” memiliki maksud memutuskan bahwa
Suharti & Nisa : (pose bersedekap pembelajaran tatap muka harus segera
sambil dilaksanakan. Nisa Felicia selaku mitra tutur
menganggukkan kemudian memberikan respons verbal yang
kepala) (Dt 45/ menyatakan persetujuan atas tuturan penutur
DKL 2/ NRP)
diriingi dengan gestur menganggukkan
Peristiwa tutur ini mengandung ilokusi kepala.
deklaratif memutuskan. Penutur memberi
2. Implikasi Terhadap Pembelajaran
jeda kepada dirinya dan bintang tamu untuk
Bahasa Indonesia di SMP
istirahat dan memeriksa materi yang akan Tindak tutur perlokusi dapat diimplikasikan
dibahas. Mitra tutur kemudian memberikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
respons berupa gerakan menganggukkan IX dengan KD 3.9 dan 4.9 menyimpulkan isi
kepala dibarengi dengan kedua tangan yang gagasan, pendapat, argumen yang
bersedekap di depan dada. mendukung dan yang kontra serta solusi atas
permasalahan aktual dalam teks diskusi yang
1.5.3 Tindak Ilokusi Deklaratif
dibaca dan didengar. Tujuan pembelajaran
Berperlokusi Verbal Nonverbal
Najwa Shihab : “Jadi, ya, adalah peserta didik mampu membaca dan
pembelajaran tatap mendengar diskusi mengenai masalah aktual,
muka harus dimulai mampu mengidentifikasi dan
dengan berbagai mengklasifikasikan argumen pro dan kontra
persyaratan. Tidak dalam diskusi, serta mampu menyimpulkan
ada pilihan,
isi dari keseluruhan gelar wicara. Hasil
memang harus
dimulai, harus penelitian tindak perlokusi ini dapat
dicoba, Mbak Nisa. dijadikan materi pendukung dalam materi

43
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

inti, yaitu argumentasi yang menyetakan negatif, 1 tindak ilokusi ekspresif


persetujuan (pro) dan tidak setuju (kontra) berperlokusi nonverbal responsif
dalam diskusi. Video Gelar Wicara Mata positif, dan 5 tindak ilokusi ekspresif
berperlokusi verbal responsif positif
Najwa Episode Coba-Coba Tatap Muka juga
dan nonverbal responsif positif), serta 3
dapat dijadikan media pembelajaran untuk tindak ilokusi deklaratif (1 tindak
membantu peserta didik memahami konsep ilokusi deklaratif berperlokusi verbal
pembelajaran yang telah dirancang oleh responsif positif, 1 tindak ilokusi
guru. deklaratif berperlokusi nonverbal
responsif positif, dan 1 tindak ilokusi
IV. SIMPULAN deklaratif berperlokusi verbal responsif
Berdasarkan hasil penelitian tindak perlokusi positif dan nonverbal responsif positif).
dalam Gelar Wicara Mata Najwa Episode
2. Hasil penelitian diimplikasikan pada
Coba-Coba Tatap Muka, disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas
sebagai berikut. IX semester genap berdasarkan KD 3.9
1. Berdasarkan hasil penelitian, dan 4.9 menyimpulkan isi gagasan,
ditemukan 82 data tindak ilokusi dan pendapat, argumen yang mendukung
perlokusi dengan rincian 36 tindak dan yang kontra serta solusi atas
ilokusi asertif (22 tindak ilokusi asertif permasalahan aktual dalam teks diskusi
berperlokusi verbal responsif positif, 1 yang dibaca dan didengar. Gelar
tindak ilokusi asertif berperlokusi Wicara Mata Najwa Episode Coba-
verbal responsif negatif, 1 tindak Coba Tatap Muka dapat menjadi
ilokusi asertif berperlokusi nonverbal referensi dalam penyampaian materi
nonresponsif, 9 tindak ilokusi asertif teks diskusi.
berperlokusi verbal responsif positif
dan nonverbal responsif positif, 1 DAFTAR PUSTAKA
tindak ilokusi asertif berperlokusi
verbal responsif positif , dan 2 tindak Finoza, Lamuddin. (2013). Komposisi
ilokusi asertif berperlokusi verbal Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
responsif positif dan nonverbal Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Penerbit
responsif positif), 18 tindak ilokusi Diksi.
direktif (13 tindak ilokusi direktif
berperlokusi verbal responsif positif, 2 Kartika, Atik. (2014). Implikatur
tindak ilokusi direktif berperlokusi Percakapan dalam Pembelajaran
nonverbal responsif positif, dan 3 Olahraga pada Siswa Kelas XI SMA
tindak ilokusi direktif berperlokusi Negeri 2 Bandar Lampung. Tesis.
verbal responsif positif dan nonverbal Bandar Lampung: Universitas
responsif positif), 8 tindak ilokusi Lampung.
komisif (7 tindak ilokusi komisif
berperlokusi verbal responsif positif, Oktaviyani, Rani dan Asep Purwo Yudi
dan 1 tindak ilokusi komisif Utomo. (2020). Tindak Tutur Perlokusi
berperlokusi verbal responsif positif dalam Novel Daun yang Jatuh Tak
dan nonverbal responsif positif), 17 Pernah Membenci Angin Karya Tere
tindak ilokusi ekspresif (10 tindak Liye. Jurnal IAIN Bengkulu, 3(1), 12-
ilokusi ekspresif berperlokusi verbal 14. Diunduh dari
responsif positif, 1 tindak ilokusi https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/inde
ekspresif berperlokusi verbal responsif x.php/disastra.

44
J-Simbol: Vol. 10, No. 1 April 2022
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung
url: http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/index
Halaman: 36—46

Pramudia, Istiqomah. (2017). Perlokusi


Tindak Tutur Ekspresif dalam Drama
Wakamonotachi (Kajian Pragmatik).
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Rusminto, Nurlaksana Eko. (2010).


Memahami Bahasa Anak-Anak. Bandar
Lampung: Universitas Lampung.

Rusminto, Nurlaksana Eko. (2015). Analisis


Wacana Kajian Teoretis dan Praktis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syamsuddin dan Damayanti. (2011). Metode


Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

45

Anda mungkin juga menyukai