Abstrak
Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk dan ragam tindak tutur tak langsung
bahasa Indonesia yang melibatkan sesama siswa SD di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini
berupa penelitian deskriptif kualitatif, yang sumber datanya yaitu dokumen, peristiwa
tutur, dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen,
wawancara, dan observasi. Validitas data memakai teknik triangulasi sumber data dan
teori. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sepuluh peristiwa tutur yang melibatkan
sesama siswa SD di Kabupaten Cirebon yang mengandung tindak tutur tak langsung,
terdapat 11 (sebelas ) tindak tutur tak langsung, yaitu terdiri atas 9 ( sembilan ) tindak
tutur tak langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam literal dan 2 (dua ) tindak tutur
tak langsung berbentuk kalimat tanya dengan ragam literal. Adapun tindak tutur tak
langsung berbentuk kalimat berita dengan ragam tidak literal dan tindak tutur tak
langsung berbentuk kalimat tanya dengan ragam tidak literal, tidak terdapat pada sepuluh
peristiwa tutur tersebut di atas.
Kata kunci : Bentuk dan ragam, tindak tutur tak langsung, siswa SD, Kabupaten
Cirebon.
ABSTRACT
This study aims to explain the forms and varieties of indirect speech acts in Indonesian
which involving fellow elementary school students in Cirebon Regency. This research is
a qualitative descriptive research, the data sources are documents, speech events, and
informants. Data collection techniques were carried out through document analysis,
interviews, and observations. The validity of the data using the technique of
triangulation of data sources and theory. Data analysis includes data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The results showed that of the ten speech events
involving elementary school students in Cirebon Regency that contained indirect speech
acts, there were 11 (eleven) indirect speech acts, consisting of 9 (nine) indirect speech
acts in the form of news sentences with literal variety and 2 (two) indirect speech acts in
the form of interrogative sentences with literal variety. As for the indirect speech acts in
the form of news sentences with non-literal variety and indirect speech acts in the form of
interrogative sentences with non-literal variety, there are none of the ten speech events
mentioned above.
Keywords : The form and variety, Indirect speech acts, Students of elementary school,
Cirebon Regency
A. PENDAHULUAN Di samping pertimbangan di
atas, penulis juga
Bahasa merupakan alat mempertimbangkan beberapa
komunikasi utama bagi manusia penelitian yang berkaitan erat
karena sebagian besar komunikasi dengan penelitian ini. Beberapa
antar manusia menggunakan media penelitian tersebut akan diuraikan
bahasa, baik bahasa lisan maupun secara sekilas di bawah ini.
bahasa tulis.
Penelitian pertama dilakukan
Efektivitas komunikasi oleh Choirun Nisa dan Hadiatin.
berbahasa sangat dipengaruhi oleh Penelitian ini berjudul” Analisis
tingkat kemahiran berbahasa dari Tindak Tutur Penjual dan Pembeli
pihak-pihak yang terlibat di Di Pasar Pabean”. Hasil penelitian
dalamnya, yaitu penutur dan lawan yang diperoleh yaitu ditemukan
tutur. bentuk tindak tutur ilokusi 40
tuturan, terdiri atas tindak tutur
Dalam kehidupan berbahasa
ilokusi konstantif berjumlah 19
sehari-hari, keberhasilan
tuturan, tindak tutur ilokusi derektif
komunikasi berbahasa kadang-
11 tuturan, tindak tutur ilokusi
kadang terkendala faktor-faktor
komisif berjumlah 4 tuturan, tindak
yang disebabkan oleh penutur
tutur ekspresif 6 tuturan, dan bentuk
maupun lawan tutur.
tindak tutur perlokusi 6 tuturan.
Komunikasi berbahasa akan
Penelitian kedua berjudul :
berlangsung efektif apabila terjadi
“Analisis Tindak Tutur Ilokusi Film
saling pengertian atau kesepahaman
Pendek “ Nanti Kita Cerita Tentang
antara penutur dengan lawan tutur.
Hari Ini” The Series Eps 01 pada
Untuk itu dituntut adanya kerja
Kanal Youtube Toyota Indonesia”.
sama komunikasi berbahasa, baik
Penelitian ini dilakukan oleh Ade
dari penutur maupun dari lawan
Dufadhol Ariyadi, Mahatma
tutur.
Krishna HP, dan Asep Purwo Yadi
Salah satu upaya penutur Utomo. Hasil penelitian
dalam menjalin kerja sama dengan menunjukkan bahwa terdapat 9
lawan tutur dalam kegiatan tindak tutur ilokusi yang memiliki
berbahasa lisan yaitu ketepatan fungsi kerja sama, 3 tindak tutur
penggunaan ragam tindak tutur, ilokusi yang memiliki fungsi
termasuk di dalamnya penggunaan pertentangan, 2 tindak tutur ilokusi
ragam tindak tutur langsung dan yang memiliki fungsi kompetitif, 1
tindak tutur tak langsung. tindak tutur ilokusi yang memiliki
fungsi menyenangkan.
Masyarakat tutur siswa sekolah
dasar Kabupaten Cirebon dipilih Penelitian yang ketiga yaitu
menjadi obyek penelitian ini karena penelitian yang dilakukan oleh Ni
siswa sekolah dasar Kabupaten Kadek Nita Noviani Pande, dan I
Cirebon merupakan salah satu Nyoman Artana. Penelitian ini
masyarakat tutur tingkat pendidikan berjudul “ Kajian Pragmatik
formal di Indonesia. Mengenai Tindak Tutur Bahasa
Indonesia dalam Unggahan Media
Sosial Instagram @halostiki”.
Hasil penelitian menunjukkan yaitu suatu tindakan yang tidak
ditemukannya tiga jenis tindak tutur langsung dinyatakan oleh modus
yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan kalimatnya ( Putrayasa, 2014 : 92 ).
perlokusi. Ahli lain mengatakan bahwa tindak
tutur langsung yaitu tindak tutur
B. KAJIAN TEORI yang struktur dan fungsinya
memiliki hubungan langsung,
Mengingat penelitian ini
sedangkan tindak tutur tak langsung
mengulas tentang bentuk dan ragam
yaitu tindak tutur yang stuktur dan
tindak tutur tak langsung siswa
fungsinya memiliki hubungan tidak
sekolah dasar, maka dalam
langsung ( Yule, 2014 : 95 – 96 ).
kesempatan ini akan dibahas lebih
lanjut tentang bentuk dan ragam Bentuk tindak tutur tak
tindak tutur tak langsung serta langsung terdiri atas dua macam,
masyarakat tutur siswa sekolah yaitu : 1) Tindak tutur tak langsung
dasar Kabupaten Cirebon. berbentuk kalimat berita ( kalimat
deklaratif ), artinya kalimat berita
1. Bentuk dan Ragam Tindak Tutur Tak
yang berfungsi ( bermaksud )
Langsung Bahasa Indonesia
memerintah dan 2) tindak tutur tak
Tindak tutur meupakan suatu langsung berbentuk kalimat tanya
aksi (tindakan) menggunakan ( kalimat interogatif ), artinya
bahasa yang dilakukan oleh penutur kalimat tanya yang berfungsi
kepada lawan tutur. Pendapat ( bermaksud ) memerintah.
tersebut sesuai dengan pendapat ahli
Pendapat di atas sejalan dengan
yang mengatakan bahwa tindak
pendapat ahli yang mengatakan
tutur ialah suatu aksi atau tindakan
bahwa tindak tutur tak langsung
yang diwujudkan melalui tuturan
terbentuk bila perintah diutarakan
( Yule, 2014 : 82 ). Ahli lain
dengan kalimat tanya atau kalimat
mengatakan bahwa tindak tutur
berita ( Wijana, 1996 : 30 ).
ialah suatu tindakan ( aksi ) dengan
Selanjutnya Putrayasa ( 2014 : 92 )
menggunakan bahasa
mengemukakan bahwa tindak tutur
( Djajasudarma, 2016 : 60 ).
tak langsung terbentuk bila suatu
Ditinjau dari strategi atau tindakan tidak dinyatakan langsung
modusnya, tindak tutur dapat dibagi oleh modus kalimatnya, seperti
menjadi dua macam, yaitu tindak untuk maksud memerintah
tutur langsung dan tindak tutur tak seseorang menggunakan kalimat
langsung. Tindak tutur langsung tanya atau menggunakan kalimat
yaitu tindak tutur yang struktur atau berita.
modus kalimatnya sesuai dengan
Sementara itu ragam tindak
fungsi atau maksud penuturnya,
tutur tak langsung terdiri atas dua
sedangkan tindak tutur tak langsung
macam, yaitu tindak tutur tak
yaitu tindak tutur yang struktur atau
langsung literal dan tindak tutur tak
modus kalimatnya tidak sesuai
langsung tidak literal. Tindak tutur
dengan fungsi atau maksud
tak langsung literal yaitu suatu
penuturnya. Hal ini sejalan dengan
tindak tutur tak langsung yang
pendapat ahli yang mengatakan
dibentuk dengan kata-kata yang
bahwa tindak tutur langsung yaitu
memiliki makna sebenarnya
suatu tindakan yang langsung
(makna yang sesuai dengan maksud
dinyatakan oleh modus kalimatnya
penuturnya ), sedangkan tindak tutur
sedangkan tindak tutur tak langsung
tak langsung tidak literal yaitu suatu satu variasi bahasa yang sama berikut
tindak tutur tak langsung yang aturan-aturan atau norma-norma yang
dibentuk dengan kata-kata yang sesuai dengan penggunaannya. Masyarakat
memiliki makna tidak sebenarnya tersebut dapat berupa masyarakat
( tidak sesuai dengan maksud pendidikan, masyarakat desa, masyarakat
penuturnya ) baik sebagian maupun Jawa Barat, masyarakat Indonesia, dan
keseluruhan. Hal ini sesuai dengan sebagainya.
pendapat ahli yang mengatakan
bahwa tindak tutur langsung dan C. METODE PENELITIAN
tindak tutur tak langsung jika
diinterseksikan dengan tindak tutur Penelitian ini berupa penelitian
literal dan tindak tutur tidak literal, deskriptif kualitatif karena
maka akan menghasilkan empat penelitian ini memakai prosedur
macam tindak tutur, yaitu tindak pemecahan masalah yang diselidiki
tutur langsung literal, tindak tutur dengan melukiskan
langsung tidak literal, tindak tutur (menggambarkan ) obyek penelitian
tak langsung literal, dan tindak tutur pada saat sekarang atas dasar data
tak langsung tidak literal ( Wijana, atau fakta yang tampak
1996 : 33 ). Selanjutnya Wijana ( berdasarkan apa adanya ). Data
( 1996 : 34-35 ) mengemukakan atau fakta yang ada diolah dan
bahwa tindak tutur tak langsung ditafsirkan dengan pendekatan
literal yaitu suatu tindak tutur yang pragmatik yang berkaitan dengan
disampaikan dengan modus kalimat konsep tindak tutur tak langsung
yang tidak sesuai maksud yang bertujuan menjelaskan atau
penuturnya, namun makna kata- mendeskripsikan hasil penelitian
katanya sesuai dengan maksud tentang bentuk dan ragam tindak
penuturnya. Adapun tindak tutur tak tutur tak langsung siswa sekolah
langsung tidak literal yaitu suatu dasar di Kabupaten Cirebon.
tindak tutur yang disampaikan
Pendapat di atas sesuai dengan
dengan modus kalimat serta makna
pendapat ahli yang mengemukakan
kalimat yang tidak sesuai dengan
bahwa penelitian deskriptif
maksud penuturnya.
mempunyai tujuan mendefinisikan
2. Batasan Masyarakat Tutur Siswa suatu fenomena atau keadaan
Sekolah Dasar Kabupaten Cirebon berdasarkan apa adanya
(Sukmadinata, 2009 : 18 ).
Masyarakat tutur siswa sekolah Sementara itu penelitian kualitatif
dasar Kabupaten Cirebon ialah termasuk jenis penelitian yang
semua siswa sekolah dasar yang ada dipergunakan untuk
di Kabupaten Cirebon karena semua mendeskripsikan dan menganalisis
siswa sekolah dasar di Kabupaten peristiwa, sikap, fenomena,
Cirebon mempunyai pengetahuan, kepercayaan, aktivitas sosial, dan
kemampuan, dan penilaian yang orang, baik secara individual atau
relatif sama terhadap satu varian kelompok ( Sukmadinata, 2009 : 53-
bahasa, yaitu bahasa Indonesia. 60 ).
Pendapat di atas sesuai dengan Sumber data penelitian ini
pendapat Fishman ( Chaer dan Agustina, berupa dokumen dan peristiwa tutur.
2004 : 36 ) yang mengutarakan bahwa Adapun teknik pengumpulan
masyarakat tutur adalah kelompok individu datanya dilakukan dengan analisis
atau masyarakat yang setidaknya mengenal dokumen dan observasi. Validitas
data memakai teknik triangulasi Peserta : A ( Siswi SD / Perempuan usia
sumber data dan teori. Analisis data + 10 tahun )
mencakup reduksi data, penyajian
data, dan penarikan simpulan. B ( Siswa SD / Laki-laki usia
+ 10 tahun)
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
A : “Halo, semua anak laki-laki, tolong
Pada kesempatan ini akan pohon pisangnya ditebang dulu.”
diulas tentang hasil analisis
terhadap data yang berupa sepuluh B :“Hayo, temen-temen pohon pisangnya
peristiwa tutur Bahasa Indonesia ditebang ya.”
yang mengandung tindak tutur tak
A : “Kamu laki-laki bukan ?”
langsung siswa sekolah dasar dari
sepuluh desa pada lima kecamatan B :“Iya, tenang aja. Pokoknya dijamin
di Kabupaten Cirebon. Hasil analisis beres.”
menunjukkan bahwa sepuluh
peristiwa tutur tersebut terdiri atas A : “Ngatur aja bisanya.”
55 tuturan serta mengandung 11
tindak tutur tak langsung. Adapun Dalam peristiwa tutur
rincian bentuk dan ragamnya terdiri ( percakapan ) 1 di atas terdapat
atas 9 tuturan berbentuk kalimat tindak tutur tak langsung, yaitu
berita dengan ragam literal tuturan “Kamu laki-laki bukan ?”
( terdapat pada peristiwa tutur 2, 3, Tuturan tersebut termasuk tindak
4, 6, 7, 8, 9, dan 10 ) dan 2 tuturan tutur tak langsung berbentuk
berbentuk kalimat tanya dengan kalimat tanya karena bentuk kalimat
ragam literal ( terdapat pada tanya yang difungsikan
peristiwa tutur 1 dan 5 ). Sementara (dimaksudkan) memerintah
itu tindak tutur tak langsung yang ( menyuruh untuk menebang pohon
berbentuk kalimat berita dengan pisang ). Adapun ragamnya
ragam tidak literal dan tindak tutur termasuk tindak tutur tak langsung
tak langsung berbentuk kalimat literal karena semua kata yang
tanya dengan ragam tidak literal, terdapat dalam tuturan tersebut
tidak terdapat dalam sepuluh bermakna sebenarnya.
peristiwa tutur tersebut di atas. Peristiwa tutur 2
Untuk memperjelas Kegiatan : Persiapan lomba kesenian
pembahasan hasil penelitian, di
bawah ini akan diulas secara rinci Tempat : Serambi sekolah.
tentang proses dan hasil analisis dari
masing-masing peristiwa tutur siswa Peserta : A ( Siswi SD / Perempuan usia
sekolah dasar Kabupaten Cirebon + 11 tahun )
yang mengandung tindak tutur tak
B ( Siswa SD / Laki - laki usia
langsung.
+ 11 tahun)
Peristiwa tutur 1
C ( Siswi SD / Perempuan usia
Kegiatan : Kerja bakti + 11 tahun )