Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TINDAK ILOKUSI SANTRI DI PONDOK

PESANTREN AT-TASLIM BINTORO DEMAK


(KAJIAN PRAGMATIK)

(Analysis of Students Ilokusi in the Boarding School At-Taslim Bintoro Demak


(Pragmatic Study))

oleh/by

Faridhatun Nikmah
Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Jalan Pandawa Pucangan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon penulis (WhatsApp) +6289620061269
pos-el: faridhatunnikmah28@gmail.com

*) Diterima: 8 Oktober 2020; Disetujui: 25 Maret 2021

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya santri Pondok Pesantren At-Taslim yang
sering menggunakan tindak tutur ilokusi dalam berinteraksi. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui jenis tindak ilokusi santri di Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro
Demak. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pragmatik. Sumber datanya adalah percakapan antarsantri di Pondok
Pesantren At-Taslim Bintoro Demak. Adapun teknik pengumpulan datanya ialah
observasi, menyimak, merekam, dan mencatat. Teknik analisis data yang digunakan ialah
interaktif dengan mereduksi, menyajikan, dan memverifikasi data. Hasil dari penelitian
ini terdapat lima jenis tindak ilokusi yang sering digunakan oleh para santri, yaitu tindak
tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak tutur asertif berupa
menyatakan, mengeluh, dan memberi tahu. Tindak tutur direktif berupa memesan,
merekomendasikan, menasihati, dan memerintah. Tindak tutur ekspresif berupa berterima
kasih, memberi selamat, meminta maaf, dan kecewa. Tindak tutur komisif berupa janji
dan penawaran, sedangkan tindak tutur deklaratif berupa pasrah dan menghukum.

Kata Kunci: tindak tutur ilokusi, santri, pesantren, dan pragmatik

ABSTRACT

This research is based on the number of students at Pondok Pesantren At-Taslim who often use
the illocutionary act of speech in interacting. The purpose of this pragmatic study is to find out
the type of student illocutionary act in Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro Demak. The method
used in this study was a qualitative descriptive using a pragmatic approach. The source of this
research data was a conversation between students at Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro
Demak. Data collection techniques used in this study were observating, listening, recording,
and note taking. The data analysis techniques used in this study were conducted interactively by
reducing, presenting, and verifying data. The results of this study show that there are five types
of illocutionary acts that are often used by students in interacting, among others. They are
assertive, directive, expressive, commissive, and declarative speech acts. The Assertive acts

30
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

include stating, complaining, and informing. The acts of directive is ordering, recommending,
advising, and governing. The acts expressive are in the form of thanking, congratulating,
apologizing, and disappointed. The commissive acts are in the form of promising and offerring,
while declarative acts are in the form of surrendering and punishing..

Keywords: illocutionary speech act, santri, pesantren, and pragmatic

PENDAHULUAN dalam kepemimpinan. Pondok tersebut


tidak hanya dihuni oleh santri yang
Pondok pesantren dijadikan sebagai berasal dari Demak, melainkan juga
tempat untuk menimba ilmu agama. banyak yang berasal dari luar kota. Hal
Dauly (2007: 5) mendefinisikan bahwa itu menjadikan pondok tersebut lebih
pesantren adalah tempat yang digunakan dikenal khalayak umum. Adanya santri
untuk mengkaji ilmu agama kepada kiai. yang berasal dari penjuru dunia
Dalam pendirian pesantren terdiri atas mengakibatkan bahasanya beragam.
lima elemen, yaitu pondok, masjid, Karena latar belakang santri berasal dari
santri, kyai, dan pengajaran kitab klasik daerah yang berbeda, cara
(Zamakhsyari Dhofier dalam Mansur, berkomunikasi santri juga berbeda satu
2013: 16). Kelima elemen tersebut sama lain, tetapi tidak menutup
memunculkan adanya model kemungkinan para santri saling
komunikasi. Model komunikasi yang mempelajari bahasa santri lainnya. Para
terdapat di pesantren sebagai mana yang santri dalam berkomunikasi tidak
dilakukan oleh seorang kyai dengan terlepas dari tindak tutur.
ustaz, kyai dengan santri, dan ustaz Tindak tutur merupakan gejala
dengan santri dalam berinteraksi yang sering terjadi dalam proses
(Hartono, 2016: 76). Sebagaimana komunikasi. Searle (dalam Rusmianto,
model komunikasi yang dilakukan di 2010: 66) mengemukakan bahwa tindak
Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro tutur adalah suatu teori yang mengkaji
Demak. makna bahasa yang erat kaitannya
Sejarah berdirinya pondok dengan hubungan tuturan dan tindakan
pesantren At-Taslim Bintoro Demak yang dilakukan oleh penutur. Chaer
berasal dari inisiatif Bapak K.H. M. (2010: 29) menyatakan bahwa tindak
Nurul Huda, Lc., M.A setelah tutur adalah suatu gejala individual yang
menyelesaikan studi pendidikannya di ditentukan oleh kemampuan bahasa
Punjab University Pakistan. Berdirinya penutur dalam menghadapi situasi
pondok pesantren ini berasal dari tertentu,. Pendapat di atas selaras
keinginan para siswa dan santri untuk dengan pendapat yang dikemukakan
bisa mengaji dengan beliau sehingga oleh Tarigan (2009: 30) bahwa tindak
beliau memutuskan untuk mendirikan tutur adalah suatu ujaran yang di
pondok pesantren putra dan putri. dalamnya mengandung maksud dan
Pondok Pesantren At-Taslim berdiri tujuan tertentu. Berdasarkan uraian di
pada tahun 1986 yang diasuh oleh K.H. atas dapat disimpulkan bahwa tindak
Muhamad Nurul. Pondok Pesantren At- tutur adalah teori yang mengkaji makna
Taslim merupakan lembaga pendidikan bahasa yang didasarkan adanya
agama yang bersifat tradisional yang hubungan dengan tindakan yang
menganggap kyai sebagai figur utama dilakukan oleh penutur kepada mitra

31
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

tutur dalam berkomunikasi. Dalam bahasa yang dijadikan sebagai alat


berkomunikasi tersebut antarsantri komunikasi antara penutur dan mitra
sering menggunakan tindak tutur tutur yang mengacu pada tanda-tanda
ilokusi. bahasa yang dibicarakan.
Tindak tutur ilokusi diartikan Masalah dalam penelitian ini
sebagai tindak tutur yang mengandung adalah apa saja jenis tindak tutur ilokusi
maksud yang berkaitan dengan siapa yang ditemukan pada santri di Pondok
bertutur kepada siapa, kapan, dan di Pesantren At-Taslim Bintoro Demak.
mana tindak tutur dilakukan. Menurut Dengan demikian, tujuan penelitian ini
Rahman (2015: 71), tindak tutur ilokusi tentunya untuk mengetahui jenis tindak
adalah tindakan yang dilakukan dengan tutur ilokusi yang ditemukan pada santri
maksud dan fungsi tertentu. Searle di Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro
(dalam Kunjana, 2007: 12) Demak. Penelitian mengenai tindak
menggolongkan tindak tutur ilokusi tutur ilokusi di Pondok Pesantren At-
menjadi lima, yaitu asertif, direktif, Taslim ini belum pernah dilakukan.
ekspresif, komisif, dan deklaratif. Adapun pemilihan objek kajian
Tindak tutur memiliki beberapa fungsi, penelitian di Pondok Pesantren At-
yaitu kompetitif (bersaing), konvivial Taslim Bintoro Demak karena pondok
(menyenangkan), kolaboratif (kerja ini merupakan pondok pesantren
sama), dan konfliktif (bertentangan). tradisional yang menjadikan kyai
Tindak tutur merupakan bagian dari sebagai figur utama dalam
kajian pragmatik. kepemimpinan. Selain itu, santri yang
Pragmatik merupakan cabang berasal dari Pondok Pesantren At-
linguistik yang mempelajari hubungan Taslim tidak hanya berasal dari Jawa
antara konteks luar bahasa dan maksud melainkan juga dari luar Jawa.
tuturan. Leech (1993: 5--6) bahwa Penelitian yang relevan dengan
pragmatik adalah studi yang membahas penelitian ini dilakukan oleh Robi
makna dengan situasi ujar yang Kuswara (2014) yang meneliti tentang
meliputi, unsur penyapaan, konteks, ―Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam
tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu, Pembelajaran Bahasa Inggris‖.
dan tempat. Yule (2006: 90) Penelitian tersebut menggunakan
menyebutkan empat definisi pragmatik, metode deskriptif kualitatif. Hasil
yaitu (1) cabang ilmu bahasa yang penelitian ini ditemukan adanya jenis
mengkaji makna pembicara, (2) cabang ilokusi asertif, direktif, komisif,
ilmu bahasa yang mengkaji makna ekspresif dengan kalimat deklaratif
dalam konteks, (3) cabang ilmu bahasa interogatif, imperatif dalam tindak guru.
yang mengkaji makna yang diujarkan, Penelitian lain juga dilakukan oleh
dikomunikasikan atau terkomunikasikan Bowo Setyanto (2015) dalam skripsinya
oleh pembaca, dan (4) cabang ilmu yang berjudul ―Tindak Tutur Ilokusi
bahasa yang mengkaji bentuk ekspresi Dialog Film 5 CM Karya Rizal
menurut jarak sosial yang membatasi Mantovani (Sebuah Tinjauan
partisipan yang terlibat dalam Pragmatik)‖. Hasil dari penelitian ini
percapakan tertentu. Pendapat lain juga ditemukan 80 tindak tuturan, terdapat 45
dikemukakan oleh Verhaar (1996: 6) tindak tutur ilokusi asertif, 15 tindak
pragmatik merupakan cabang ilmu tutur ilokusi direktif, 13 tindak tutur
bahasa yang mengkaji tentang struktur ilokusi ekspresif, 5 tindak tutur ilokusi

31
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)

komisif, dan 2 tindak tutur ilokusi sebagai bentuk tuturan yang mengikat
deklaratif. penutur pada kebenaran preposisi yang
Penelitian ini menggunakan diungkapkan, misalnya menyatakan,
metode penelitian kualitatif dengan cara menyarankan, membual, mengeluh, dan
mendeskripsikan fenomena yang mengklaim, 2) direktif diartikan sebagai
ditemukan secara mendalam sehingga bentuk tindak tutur yang digunakan oleh
dapat memberikan solusi secara rinci penutur untuk mempengaruhi mitra
dan sistematis. Menurut Sugiyono tutur dalam melakukan tindakan,
(2018: 35) metode kualitatif adalah misalnya memesan, memerintah,
metode penelitian yang lebih memohon, menasihati, dan
menekankan makna. Penelitian ini merekomendasikan, 3) ekspresif
menggunakan metode deskriptif diartikan sebagai bentuk tindakan yang
kualitatif karena data yang dihasilkan bertujuan untuk menunjukkan sikap
dari penelitian ini berupa deskripsi data. penutur terhadap suatu keadaan,
Penggunaan metode ini diharapkan misalnya berterima kasih, memberi
dapat menunjang peneliti untuk selamat, memuji, dan berbelasungkawa,
memperoleh informasi secara akurat. 4) komisif diartikan sebagai bentuk
Sumber data yang digunakan dalam tuturan yang bertujuan untuk
penelitian ini adalah percakapan menyatakan janji atau penawaran,
antarsantri di Pondok Pesantren At- misalnya berjanji, bersumpah, dan
Taslim Bintoro Demak. Teknik menawarkan sesuatu, 5) deklaratif
pengumpulan data yang digunakan diartikan sebagai bentuk tuturan yang
dalam penelitian ini dengan cara menghubungkan isi tuturan dengan
observasi, menyimak, merekam, dan kenyataan, misalnya berpasrah,
mencatat. Teknik analisis data yang memecat, membaptis, mengangkat,
digunakan dalam penelitian ini mengucilkan, dan menghukum.
dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus Asertif
sampai tuntas hingga datanya menjadi
penuh. Miles dan Huberman (dalam Yayuk (2016: 136) mendefinisikan
Sugiyono, 2018: 338) membagi tiga tindak tutur asertif sebagai suatu tindak
komponen utama dalam menganalisis tutur yang berhubungan erat dengan
data, meliputi reduksi data, penyajian menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini
data, dan penarikan simpulan atau berkaitan dengan kebenaran ujaran yang
verifikasi data. Ketiga komponen diucapkan oleh penutur. Bentuk tindak
tersebut berkaitan antara satu dengan tutur ini biasanya dilakukan oleh
yang lain untuk menentukan hasil akhir seseorang untuk menyatakan sesuatu,
dari penelitian. menyarankan, membual, mengeluh, dan
mengklaim. Hasil analisis dalam tindak
HASIL DAN PEMBAHASAN tutur antarsantri di Pondok Pesantren
At-Taslim ditemukan adanya tindak
Tindak Tutur Ilokusi tutur asertif menyatakan. Tindak tutur
menyatakan adalah suatu kegiatan yang
Searle (dalam Kunjana, 2007: 59) dilakukan seseorang untuk menjelaskan,
menggolongkan tindak tutur ilokusi menerangkan atau mengatakan sesuai
menjadi lima, yaitu 1) asertif diartikan dengan isi hatinya. Tindak tutur

32
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

menyatakan diungkapkan oleh penutur mengubah penampilan seseorang agar


kepada mitra tutur dengan tujuan lebih terlihat cantik.
mengatakan kepada mitra tutur sesuai Tuturan mengeluh merupakan
dengan apa yang dilihat. Berikut data keadaan yang dialami oleh seseorang
yang termasuk dalam tindak tutur dengan menyatakan penderitaan yang
menyatakan. dialami. Tindak tutur ini bertujuan untuk
(1) Jihan: “Rit, aku mau neng bus ndelok mengungkapkan penderitaan yang
wong pacaran lho.” (Rit, tadi dialami baik itu kekecewaan atau
aku di bus melihat ada orang kesakitan yang dialami kepada orang
pacaran). lain.
Rita : ―Wah, mantap Mbak.‖ (3) Nisa : “Aduh, sirahku mumet banget
Kutipan data (1) termasuk tindak ieg, malah ngko ngajar TPA
tutur asertif bersifat menyatakan. sisan.” (Aduh, kepalaku
Percakapan tersebut dilakukan oleh pusing. Padahal nanti ngajar
penutur (Jihan) kepada mitra tutur (Rita) TPA).
pada saat berbincang-bincang santai di Risma: “Tinggal istirahat kunu lho!”
kamar. Penutur menyatakan bahwa saat (Buat istirahat saja).
menaiki bus perjalanan balik ke Pondok Nisa : ―Ngko aku gugah jam 14.00
At-Taslim melihat laki-laki dan yo Ris!” (Nanti aku bangunin
perempuan yang sedang berpacaran di jam 14.00 ya Ris).
Risma: ―Ok.‖
bus dan mitra tutur berujar dengan kata
Kutipan data (3) termasuk tindak
‗bagus‘. Kata ‘bagus‘ di sini adalah
tutur asertif bersifat mengeluh.
bersifat negatif karena tindakan
Percakapan tersebut dilakukan oleh
berpacaran dalam agama Islam adalah
penutur (Nisa) kepada mitra tutur
sesuatu yang dilarang. Dalam agama
(Risma) pada saat berbincang di kamar.
Islam laki-laki dan perempuan yang
Penutur mengeluh karena sedang sakit
bukan mahromnya tidak boleh
kepala dan masih mempunyai
berdekatan.
tanggungan mengajar TPA. Sakit kepala
(2) Zulfah : ―Mbak tahu nggak, kalau
adikku itu minta dibeliin make adalah penyakit yang dialami oleh
up lho.‖ seseorang karena migrain, kecapekan,
Nisa : ―Lho, padahal adekmu itu dan kurang istirahat. Kemudian, penutur
masih kecil.‖ memberikan saran kepada mitra tutur
Zulfah : ―Nggak tahu ieg mbak.‖ untuk beristirahat terlebih dahulu agar
Kutipan data (2) tersebut termasuk badannya lebih sehat. Istirahat
tindak tutur asertif bersifat menyatakan. merupakan salah satu cara yang
Percakapan tersebut dilakukan oleh dilakukan untuk menyembuhkan sakit
penutur (Zulfah) kepada mitra tutur kepala. Penutur pun meminta tolong
(Nisa) pada saat berbincang di kamar. kepada mitra tutur untuk
Penutur menyatakan bahwa saat sedang membangunkannya pukul 14.00 karena
menelepon keluarganya di Bekasi tiba- penutur masih mempunyai tanggung
tiba adiknya bilang ke penutur untuk jawab mengajar TPA. Tanggung jawab
dibelikan make up. Kemudian, mitra adalah kewajiban yang harus dilakukan
tutur menjawab bahwa adiknya masih oleh seseorang karena adanya tuntutan
kecil, tetapi sudah minta dibeliin make yang harus dikerjakan.
up. Istilah make up diartikan sebagai alat (4) Hilda : ―Mbak, aku pengen pulang,
kosmetik yang digunakan untuk tapi masih banyak tugas.‖

33
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)

Nikmah: ―Ya dikerjain dulu, nanti sukarela untuk disimpan di bank darah
setelah itu pulang.‖ yang kemudian diberikan kepada orang
Kutipan data (4) termasuk tindak yang membutuhkan. Kegiatan donor
tutur asertif bersifat mengeluh. darah ini biasanya diselenggarakan oleh
Percakapan tersebut dilakukan oleh desa, sekolah, kampus, atau Palang
penutur (Hilda) kepada mitra tutur di Merah Indonesia (PMI). Akan tetapi,
Aula Pondok Pesantren At-Taslim. mitra tutur menjawab bahwa ia tidak
Penutur mengeluh ingin pulang, tetapi mengetahui tempat diselenggarakannya
masih mempunyai banyak tanggungan kegiatan donor darah karena pesannya
tugas sekolah. Oleh karena itu, penutur belum dibalas oleh ustaz.
mengeluh karena banyak tugas yang
harus dikerjakan. Tugas sekolah Direktif
merupakan tugas yang diberikan oleh
guru kepada siswa. Jika, tugas tersebut Direktif adalah tindak tutur yang
tidak dikerjakan, siswa tidak akan digunakan oleh penutur untuk menyuruh
mendapatkan nilai. Kemudian, mitra orang lain melakukan sesuatu (Yule,
tutur memberikan saran kepada penutur 2006: 93). Tindak tutur direktif ini
untuk mengerjakan tugas agar berkaitan dengan tindak tutur memesan,
mendapatkan nilai dan lulus mata kuliah memerintah, memohon, menasihati, dan
tersebut. merekomendasikan.
Tuturan memberi tahu merupakan Tindak tutur memesan merupakan
tuturan yang dilakukan oleh penutur kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk memberikan informasi kepada untuk menyuruh atau memberikan
orang lain. Tindak tutur ini bertujuan pesan, baik berupa nasihat maupun
untuk memberikan informasi kepada petunjuk. Tindak tutur memesan ini
orang lain agar orang lain tahu dan diungkapkan oleh penutur kepada mitra
paham dengan informasi yang tutur dengan tujuan agar pesan tersebut
diberikan. sampai kepada mitra tutur. Berikut ini
(5) Mila : ―Iki ustaz ngabari ono donor data yang menunjukkan tindak tutur
darah neng kontrakane bersifat memesan.
Ustaz.‖ (Ini ustaz ngabarin (6) Indah : ―Ini Mal, aku daftar buat,
kalau ada donor darah di Laila, Indah, dan Amanda ya.‖
sekitar rumahnya). Aqila : ―Berarti empat ya totalnya?‖
Melly : “Nang endi Mbak?” (Di mana Indah : ―Iya.‖
Mbak?). Kutipan data (6) termasuk tindak
Mila : “Mboh durung dibales.”
tutur direktif bersifat memesan.
(Tidak tahu belum dibalas).
Kutipan data (5) termasuk tindak Percakapan tersebut dilakukan oleh
tutur asertif bersifat memberi tahu. penutur (Indah) kepada mitra tutur
Percakapan tersebut dilakukan oleh (Aqila). Penutur memesan tiket
penutur (Mila) kepada mitra tutur workshop yang diadakan oleh penutur
(Melly) setelah salat zuhur. Penutur yang berkaitan dengan Cara Jitu
memberi tahu kepada mitra tutur bahwa Membaca Kitab Kuning. Kitab kuning
ustaz mengabari kalau di kontrakannya atau lebih dikenal dengan kitab gundul
ada kegiatan donor darah. Donor darah adalah kitab yang bertuliskan huruf
merupakan proses pengambilan darah Arab tanpa kharokat. Biasanya kitab ini
yang dilakukan oleh seseorang secara digunakan sebagai pegangan di pondok

34
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

pesantren. Untuk memelajari kitab (8) Rita : ―Haduh, radangku kumat ieg
gundul ini tidak sembarang orang dapat loro banget.” (Haduh,
melakukannya karena membutuhkan radangku kumat rasanya sakit
waktu yang lama. Kemudian, mitra tutur banget).
merespons yang dikatakan oleh penutur Aqila : ―Itu kurang minum air putih
Mbak. Kalau sahur sama buka
dengan bertanya apakah jumlah total itu minum air putih yang
tiketnya untuk empat orang dan penutur banyak Mbak.‖
mengiyakan sebagai bukti kesesuaian Rita : “Hooh to La?” (Iya kah La?).
pesanan. Aqila : ―Iya Mbak.‖
Tindak tutur merekomendasikan Kutipan data (8) tersebut termasuk
merupakan cara yang dilakukan oleh tindak tutur direktif bersifat menasihati.
seseorang dengan menyarankan atau Percakapan dilakukan oleh penutur
menganjurkan kepada orang lain. (Rita) kepada mitra tutur (Aqila).
Tindak tutur ini bertujuan agar mitra Penutur merasa sakit pada
tutur melaksanakan anjuran yang tenggorokannya karena radangnya
diberikan oleh mitra tutur. Berikut ini kambuh. Melihat keadaan yang
data yang menunjukkan tindak tutur dirasakan oleh penutur, mitra tutur
bersifat merekomendasikan. menyarankan untuk memperbanyak
(7) Mita : ―Besok kalau aku pulang minum air putih saat sahur dan buka
enaknya naik apa ya yang puasa. Salah satu penyebab penyakit
murah.‖ radang adalah kurangnya minum air
Risma : ―Kalau menurutku kamu naik
putih.
bus dulu sampai Semarang.
Setelah dari Semarang ke Tindak tutur memerintah adalah
Jogja naik kereta.‖ memberikan perintah atau menyuruh
Kutipan data (7) tersebut termasuk seseorang untuk melakukan sesuatu.
tindak tutur direktif bersifat Tujuan dari tindak tutur memerintah
rekomendasi. Percakapan dilakukan adalah agar mitra tutur mau
oleh penutur (Mita) kepada mitra tutur melaksanakan perintah yang diucapkan
(Risma). Mitra tutur merekomendasikan oleh penutur. Berikut ini data yang
kepada penutur ketika pulang ke Jogja. menunjukkan memerintah.
Penutur disarankan untuk naik bus dulu (9) Ima : ―Des, bangun Des. Sholat dulu!‖
sampai Semarang. Selanjutnya, naik Desi : ‖Hmmm.‖ (sambil ngolet)
Ima : ―Ayo buruan bangun.‖
kereta dari Semarang ke Jogja karena Desi : (Langsung bangun)
biaya antara naik bus dengan kereta Kutipan data (9) tersebut termasuk
lebih murah kereta sehingga penutur tindak tutur direktif memerintah..
disarankan untuk naik kereta. Percakapan dilakukan oleh penutur
Tuturan menasihati adalah cara (Ima) kepada mitra tutur (Desi). Penutur
yang dilakukan oleh seseorang dengan menyuruh atau memerintah kepada
mengajarkan atau menganjurkan sesuatu mitra tutur untuk melaksanakan salat
kepada orang lain yang bersifat positif. terlebih dahulu karena mitra tutur belum
Tujuan dari tindak tutur menasihati yang melakukan salat. Salat adalah salah satu
dilakukan oleh penutur kepada mitra kewajiban yang harus dilakukan oleh
tutur agar mitra tutur melakukan yang umat muslim. Salat merupakan rukun
dianjurkan oleh penutur. Islam nomor dua setelah syahadat.
Seorang muslim harus melaksanakan

35
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)

salat. Efek tuturan Ima ialah mitra tutur Tujuan berterima kasih adalah ungkapan
beranjak untuk bangun dari tempat bersyukur dengan apa yang dimiliki atau
tidurnya dan melakukan ibadah salat. membalas budi setelah menerima
(10) Dita : “Mbak-mbak ayo ngaos- kebaikan. Berikut ini data yang
ngaos ustaz sampon rawuh.” menunjukkan tindak tutur berterima
(Mbak-mbak ayo ngaji ustaz kasih. Pada percakapan ini
sudah datang). menggambarkan penutur (Rita) datang
Nita : ―Enjeh mbak.‖ (Iya Mbak). ke kamar mitra tutur (Indah) untuk
Dita : ―Ayo Mbak-mbak ndang
membayar talkshow yang berkaitan
mangkat.‖ (Ayo Mbak-mbak
segera berangkat). dengan Trik Jitu Membaca Kitab
Kutipan data (10) tersebut Kuning yang diadakan oleh organisasi
termasuk tindak tutur direktif bersifat Fatwa. Untuk mengikuti talkshow
memerintah. Penutur memerintah semua tersebut, peserta dikenakan biaya
anak pondok untuk segera berangkat ke sepuluh ribu per orang.
masjid untuk mengikuti ngaji ustaz. (11) Rita : ―Ini ya Ndah uangnya.‖
Indah : ―Iya, makasih ya.‖
Kata ngaji merupakan bentuk dari kata
Rita : ―Iya sama-sama.‖
dasar mengaji diartikan sebagai kegiatan Kutipan data (11) tersebut
menuntut ilmu di pesantren yang termasuk tindak tutur ekspresif
tujuannya mempertebal ilmu Alquran. berterima kasih. Penutur (Rita)
Saat berada di pondok semua santri mengucapkan terima kasih kepada mitra
diwajibkan untuk mengikuti pengajian tutur (Indah) atas uang yang
sesuai jadwal yang tertera, kecuali ada diberikannya. Mitra tutur merasa senang
halangan yang mendesak yang telah diberi uang oleh penutur. Uang
membuatnya tidak berangkat. Perkataan yang diberikan penutur adalah biaya
yang disampaikan oleh penutur pendaftaran peserta talkshow.
dipertegas kembali oleh mitra tutur Sebaliknya, mitra tutur juga merasa
dengan tujuan untuk meyakinkan mitra senang bahwa acara yang
tutur jamak. diselenggarakannya ternyata banyak
peminatnya sehingga penutur
Ekspresif mengucapkan terima kasih karena
melihat minat penutur untuk mengikuti
Searle (dalam Kunjana, 2005: 18) acara tersebut.
mendefinisikan bahwa tindak tutur Tuturan memberi selamat adalah
ekspresif adalah bentuk tuturan yang suatu kegiatan yang dilakukan oleh
berfungsi menyatakan atau penutur dengan memberikan ucapan
menunjukkan sikap psikologi penutur selamat kepada mitra tutur atas prestasi
terhadap suatu keadaan. Tindak tutur yang diraih. Tujuan adanya ucapan
ekspresif ini ditandai dengan terima kasih adalah sebagai apresiasi
mengucapkan belasungkawa, menghina, kepada seseorang agar seseorang
memuji, kekecewaan, ketidaksenangan, tersebut dapat mempertahankan prestasi
ketidaksukaan, memberi selamat, yang dimiliki. Berikut ini data yang
meminta maaf, berterima kasih, menunjukkan adanya ucapan selamat.
menyalahkan, dan sebagainya (12) Rita : ―Ris, selamat ya.‖
(Djatmika, 2016: 18). Risma : ―Selamat apa?‖
Berterima kasih merupakan ucapan Rita : ―Selamat mendapat peringkat
syukur atas nikmat yang telah diberikan. 1.‖

36
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

Risma : ―Makasih.‖ mengungkapkan piye lho sinyale karena


Rita : ―Sama-sama.‖ sinyal yang didapatkan buruk. Mitra
Kutipan data (12) tersebut tutur pun merasakan hal yang sama
termasuk tindak tutur ekspresif berupa seperti yang dialami oleh penutur.
ucapan selamat. Penutur (Rita) Meminta maaf adalah perbuatan
mengucapkan selamat kepada mitra yang dilakukan oleh seseorang untuk
tutur (Risma) atas peringkat yang diraih. mengharap agar dimaafkan. Saat
Biasanya setiap akhir semester siswa seseorang berbuat salah ia harus
diberi rapor untuk mengetahui meminta maaf. Meminta maaf dan
pemahaman siswa terhadap materi yang memaafkan menjadikan seseorang
diajarkan selama satu semester. menjadi rendah hati bahwa sejatinya
Mendengar berita yang beredar di manusia tidak terlepas dari kesalahan.
pondok mengenai Rita mendapatkan Berikut ini data yang menunjukkan
peringkat 1, penutur langsung adanya meminta maaf.
mengucapkan ucapan selamat (14) Risa : ―Zi, kitabku yang kamu pinjam
kepadanya sebagai bentuk apresiasi atas mana?
usaha yang dilakukan. Zia : ―Oh iya lupa ngembaliin
Kecewa merupakan ekspresi (sambil memegang kepala)
seseorang atas ketidakpuasan atau tidak Risa : ―Iya nggak papa, soalnya mau
terkabulnya keinginan. Tujuan dari tak buat belajar.‖
kecewa adalah untuk mengekspresikan Zia : ―Bentar tak ambilin.‖
Risa : ―Ok.‖
rasa kekecewaannya kepada orang lain Zia : ―Ini kitabnya, sekali lagi saya
dengan cara melampiaskan melalui minta maaf ya Ris lupa
sindiran atau ungkapan agar orang lain ngembaliin. Kemarin mau
dapat merasakannya. Berikut ini data ngembaliin nggak jadi-jadi.‖
yang menunjukkan tindak tutur Risa : ―Iya nggak papa, santai aja
kekecewaan. kali.‖
(13) Tina : ―Iki ki piye lho sinyale malah Kutipan (14) tersebut termasuk
ngene. Padahal peh ngirim tindak tutur komisif meminta maaf.
tugas.” (Gimana sih sinyalnya. Mitra tutur (Zia) meminta maaf kepada
Padahal mau ngirim tugas). penutur (Risa) karena lupa
Alvi : ―Iyo ieg to Tin, nggonku zo mengembalikan kitab yang dipinjam
podo wae gak kenek kok Tin.‖
sehingga mitra tutur meminta maaf
(Iya Tin, punyaku ini ya juga
tidak bisa). kepada penutur terhadap kesalahannya
Kutipan data (13) tersebut dan penutur pun memaafkan
termasuk tindak tutur ekspresif bersifat kesalahannya.
kecewa. Penutur (Tina) mengungkapkan
rasa kekecewaannya kepada mitra tutur Komisif
(Alvi). Penutur mengungkapkan
kekecewaannya terhadap sinyal di Tindak tutur komisif adalah tindak tutur
handphone. Sinyal adalah suatu koneksi yang diucapkan oleh seseorang kepada
jaringan sinyal yang digunakan untuk mitra tutur untuk mengucapkan janji
mengakses internet. Sinyal sangat pada waktu yang akan datang. Searle
berpengaruh besar dalam koneksi (dalam Kunjana, 2005) mendefinisikan
internet. Jika sinyalnya bagus, internet tindak tutur komisif adalah tindak tutur
akan mudah terkoneksi. Penutur yang menyatakan janji atau penawaran,

37
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)

misalnya berjanji, bersumpah, dan Mila : ―Iya, tapi hari Minggu aja ya.‖
menawarkan sesuatu. Dalam hal ini Dita : ―Beneran lho Mil.‖
terdapat data yang menunjukkan Mila : ―Iya hmmm‖
komisif janji. Janji adalah ucapan Dita : ―Janji lho Dit hari Minggu.
dengan cara menyatakan kesanggupan Awas aja kalau lupa‖
Mila : ―Iya iya, janji deh.‘‘
dalam berbuat sesuatu. Dalam tindak
Pada kutipan (16) termasuk tindak
tutur janji ini terdapat persetujuan antara
tutur komisif janji yang dilakukan antara
kedua belah pihak dengan cara
penutur (Dita) dengan mitra tutur (Mila)
menyatakan kesanggupan untuk berbuat
yang merupakan teman satu pondok.
sesuatu. Tujuan dari tindak tutur janji
Penutur menginginkan untuk pergi ke
adalah agar penutur dapat menepati janji
pasar membeli jilbab dan meminta mitra
yang telah diucapkan. Berikut ini data
tutur (Dila) untuk mengantarkannya ke
yang menunjukkan tindak tutur komisif
pasar. Penutur membuat perjanjian
janji.
dengan mitra tutur dan akhirnya terjadi
(15) Anisa : ―Dek, nanti kalau puasanya full
teteh kasih hadiah.‖ kesepakatan antarkeduanya.
Zatira : ―Bener ya teh?‖ Penawaran adalah suatu proses,
Anisa : ―Iya, makannya harus full cara, perbuatan dengan cara
sampai 30 hari. Adek mau menawarkan sesuatu barang atau jasa.
hadiah apa?‖ Tujuan dari penawaran ini agar terjadi
Zatira : ―Minta hadiah make up teh.‖ adanya kesepakatan antara kedua belah
Anisa : ―Teteh aja nggak pernah make pihak. Berikut ini terdapat data yang
gituan.‖ menunjukkan penawaran.
Zatira : ―Hmmmm‖ (dengan ekspresi (17) Anisa : ―Adek mau apa?
sedih) Zatira : ―Permen teh.‖
Anisa : ―Iya nanti teteh beliin.‖ Anisa : ―Satu biji ya?‖
Pada kutipan data (15) termasuk Zatira : ―Nggak mau, dua biji.‖
tindak tutur komisif bersifat janji. Anisa : ―Satu biji aja ya.‖
Percakapan tersebut dilakukan oleh Zatira : ―Nggak mau.‖
penutur (Anisa) dan mitra tutur (Zatira). Pada kutipan data (17) termasuk
Data tersebut merupakan percakapan tindak tutur komisif penawaran.
antara kakak dan adik yang memiliki Percakapan tersebut dilakukan oleh
hubungan darah. Percakapan tersebut penutur dan mitra tutur. Penutur
dilakukan pada saat penutur menelepon menawarkan sesuatu kepada mitra tutur.
adiknya dan berjanji untuk memberikan Hal tersebut diungkapkan dengan
hadiah, seperti ungkapan yang pertanyaan ―adek mau apa?‖. Adiknya
diucapkan penutur kalau puasanya full pun menjawab mau permen. Setelah itu,
maka akan tak kasih hadiah. Hadiah penutur menawarkan satu permen, tetapi
adalah suatu barang yang diberikan adiknya tidak mau. Adiknya
untuk seseorang atas prestasi yang menginginkan dibelikan permen
didapatkan. Kutipan percakapan tersebut sebanyak 3 buah. Akhirny,a terjadi
menunjukkan bahwa adiknya meminta kesepakatan antara kedua belah pihak.
diberikan hadiah make up. Penutur pun (18) Nila : ―Eh, tak certain. Tadi aku tuh
berjanji akan membelikan make up habis dari pasar sama Sika beli
dengan syarat puasanya harus penuh. gamis. Awalnya itu penjualnya
(16) Dita : ―Dit, nanti antar aku beli jilbab minta Rp 150.000 tak tawar
ya.‖ Rp 80.000 nggak dibolehin
terus tak tawar lagi Rp 90.000

38
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

nggak dibolehin juga. Vina : ―Iya memang harus gitu kalau


Kemudian, penjualnya ngepas nggak pasrah nanti malah
harga Rp 120.000 terus tak kecewa.‖
tawar lagi tengah-tengah Rp Nisa : ―Iya bener sih mbak.‖
110.000 Akhirnya boleh.‖ Kutipan data (19) termasuk tindak
Sila : Hahaha, kamu mah kalau soal tutur direktif bersifat pasrah. Percakapan
tawar menawar memang tersebut dilakukan oleh penutur (Vina)
jagonya. kepada mitra tutur (Nisa). Penutur
Nila : ―Hahahahaha bisa aja kamu.‖ menyatakan kepasrahannya waktu
Pada kutipan data (18) tersebut mendaftar di MAN Demak karena
termasuk tindak tutur komisif bersifat memang saingannya berat-berat,
penawaran. Percakapan tersebut sedangkan mitra tutur menyatakan
dilakukan oleh penutur dan mitra tutur kepasrahannya waktu mendaftar di
di kamar. Penutur menceritakan SMAN 1 Demak karena kunci utama
kejadian kepada mitra tutur saat hidup adalah pasrah. Tugas manusia
membeli gamis di pasar. Penutur hanya berencana dan berusaha,
menceritakan awalnya si penjual selebihnya adalah pasrah kepada Allah
meminta Rp 150.000, yang kemudian SWT.
ditawar menjadi Rp 80.000. Akan tetapi, Menghukum adalah menjatuhkan
penjual belum membolehkan, lalu hukuman kepada orang lain karena
penutur menambah penawaran menjadi sudah melanggar aturan tertentu. Tujuan
Rp 90.000. Penjual masih tidak adanya hukuman adalah agar seseorang
membolehkan. Akhirnya, terjadi yang merasakan hukuman tidak
kesepakatan antara keduanya dengan mengulangi kembali. Berikut ini
harga Rp 110.000. terdapat data yang menunjukkan
hukuman.
Deklarasi (20) Mita : ―Anisa, kamu kemarin nggak
piketkan?
Deklarasi adalah bentuk tuturan yang Anisa : ―Iya Mbak, Aku lupa kalau
menghubungkan penutur dengan kemarin piket.‖
keadaan (Searle dalam Kunjana, 2005). Mia : ―Denda Rp 10.000.‖
Tindak tutur deklarasi meliputi Amal : ―Ya Mbak.‖
memecat, mengucilkan, menghukum, Kutipan data (20) tersebut
dan pasrah. Pasrah adalah suatu cara termasuk tindak tutur direktif bersifat
menyerahkan dengan sepenuhnya menghukum. Percakapan tersebut
kepada Yang Mahakuasa. Pasrah dilakukan oleh penutur kepada mitra
bertujuan untuk berserah diri kepada tutur. Penutur menghukum mitra tutur
Tuhan. Berikut ini data yang karena melanggar aturan yang sudah
menunjukkan tindak tutur deklarasi ditetapkan oleh pesantren. Akibat
bersifat pasrah. kelalaian tidak piket, mitra tutur
(19) Vina : ―Dulu aku waktu daftar di dikenakan hukuman. Hukuman yang
MAN udah pasrah karena ditetapkan di pesantren adalah jika tidak
memang saingannya sih.‖ piket, akan dikenakan denda uang
Nisa : ―Aku dulu waktu daftar di sebesar Rp 10.000 sehingga mau tidak
SMAN 1 Demak juga pasrah mau mitra tutur harus membayar denda
Mbak.‖ tersebut.

39
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)

SIMPULAN Kunjana, R. 2005. Pragmatik


Kesantunan Imperatif Bahasa
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat Indonesia. Jakarta: Erlangga.
disimpulkan bahwa tindak tindak tutur
ilokusi adalah tindakan yang dilakukan Kunjana, R. 2007. Pragmatik:
oleh penutur dan mitra tutur yang dalam Kesantunan Imperatif Bahasa
tuturannya mengandung maksud dan Indonesia. Jakarta: Erlangga.
tujuan tertentu. Dalam penelitian
Kuswara, Robi. 2014. "Analisis
ditemukan bahwa santri di Pondok
Tindak Tutur Ilokusi dalam
Pesantren At-Taslim Demak dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris".
berkomunikasi dengan santri lain
Jurnal Kuswara, 1(1).
menggunakan tindak tutur ilokusi,
seperti asertif, direktif, ekspresif, Leech, G. 1993. Prinsip-Prinsip
komisif, dan deklaratif. Asertif berupa Pragmatik. Jakarta: UI Press.
menyatakan, mengeluh, dan memberi
tahu. Direktif berupa memesan, Mansur, A. K. 2013. Konsistensi
merekomendasikan, menasihati, dan Pendidikan Pesantren: Antara
memerintah. Ekspresif berupa berterima Mengikuti Perubahan dan
kasih, memberi selamat, kecewa, dan Mempertahankan Tradisi.
meminta maaf. Komisif berupa janji dan Jurnal Islamic Review Jurnal
penawaran, sedangkan deklaratif berupa Riset Dan Kajian Keislaman,
pasrah dan menghukum. 2, 45–70.

DAFTAR PUSTAKA Rahman. 2015. Tindak Tutur dalam


Proses Belajar-Mengajar pada
Chaer, A. 2010. Kesantunan Taman Kanak-Kanak Dharma
Berbahasa. Jakarta: PT Wanita Kelurahan Wapunto
Rineka Cipto. Kecamatan Duruka Kabupaten
Muna (Kajian Pragmatik).
Dauly, H. P. 2007. Sejarah Jurnal Humanika, 15(3).
Pertumbuhan dan Pembaruan
Pendidikan Islam di Rusmianto, N. E. 2010. Memahami
Indonesia. Jakarta: Prenada Bahasa Anak-anak (Sebuah
Media Group. Kajian Analisis Wacana
Panduan bagi Guru, Orang
Djatmika. 2016. Mengenal Pragmatik Tua, dan Mahasiswa Jurusan
Yuk? Yogyakarta: Pustaka Bahasa). Lampung:
Pelajar. Universitas Lampung.

Hartono, R. 2016. Pola Komunikasi Setyawan, Bowo. 2015. Tindak Tutur


di Pesantren: Studi tentang Ilokusi Dialog Film 5 CM
Model Komunikasi antara Karya Rizal Mantovani
Kiai, Ustadz, dan Santri di (Sebuah Tinjauan Pragmatik).
Pondok Pesantren TMI Al- Universitas Muhammadiyah
Amien Prenduan. Jurnal Surakarta.
Dakwah Dan Komunikasi
Islam, 1(1). Sugiyono. 2018. Metode Penelitian

40
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41

Pendidikan: Pendekatan Press.


Kualitatif, Pendekatan
Kuantitatif, dan R & D. Yayuk, R. 2016. Wujud Kesantunan
Bandung: Alfabeta. Asertif dan Imperatif dalam
Bahasa Banjar. Jurnal Ranah,
Tarigan, H. G. 2009. Pengajaran 5(2), 133–141.
Pragmatik. Bandung: Angkasa
Bandung. Yule, G. 2006. Pragmatik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Verhaar, J. W. M. 1996. Asas-Asas
Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University

41

Anda mungkin juga menyukai