oleh/by
Faridhatun Nikmah
Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Jalan Pandawa Pucangan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon penulis (WhatsApp) +6289620061269
pos-el: faridhatunnikmah28@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya santri Pondok Pesantren At-Taslim yang
sering menggunakan tindak tutur ilokusi dalam berinteraksi. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui jenis tindak ilokusi santri di Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro
Demak. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan pragmatik. Sumber datanya adalah percakapan antarsantri di Pondok
Pesantren At-Taslim Bintoro Demak. Adapun teknik pengumpulan datanya ialah
observasi, menyimak, merekam, dan mencatat. Teknik analisis data yang digunakan ialah
interaktif dengan mereduksi, menyajikan, dan memverifikasi data. Hasil dari penelitian
ini terdapat lima jenis tindak ilokusi yang sering digunakan oleh para santri, yaitu tindak
tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak tutur asertif berupa
menyatakan, mengeluh, dan memberi tahu. Tindak tutur direktif berupa memesan,
merekomendasikan, menasihati, dan memerintah. Tindak tutur ekspresif berupa berterima
kasih, memberi selamat, meminta maaf, dan kecewa. Tindak tutur komisif berupa janji
dan penawaran, sedangkan tindak tutur deklaratif berupa pasrah dan menghukum.
ABSTRACT
This research is based on the number of students at Pondok Pesantren At-Taslim who often use
the illocutionary act of speech in interacting. The purpose of this pragmatic study is to find out
the type of student illocutionary act in Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro Demak. The method
used in this study was a qualitative descriptive using a pragmatic approach. The source of this
research data was a conversation between students at Pondok Pesantren At-Taslim Bintoro
Demak. Data collection techniques used in this study were observating, listening, recording,
and note taking. The data analysis techniques used in this study were conducted interactively by
reducing, presenting, and verifying data. The results of this study show that there are five types
of illocutionary acts that are often used by students in interacting, among others. They are
assertive, directive, expressive, commissive, and declarative speech acts. The Assertive acts
30
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
include stating, complaining, and informing. The acts of directive is ordering, recommending,
advising, and governing. The acts expressive are in the form of thanking, congratulating,
apologizing, and disappointed. The commissive acts are in the form of promising and offerring,
while declarative acts are in the form of surrendering and punishing..
31
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
31
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)
komisif, dan 2 tindak tutur ilokusi sebagai bentuk tuturan yang mengikat
deklaratif. penutur pada kebenaran preposisi yang
Penelitian ini menggunakan diungkapkan, misalnya menyatakan,
metode penelitian kualitatif dengan cara menyarankan, membual, mengeluh, dan
mendeskripsikan fenomena yang mengklaim, 2) direktif diartikan sebagai
ditemukan secara mendalam sehingga bentuk tindak tutur yang digunakan oleh
dapat memberikan solusi secara rinci penutur untuk mempengaruhi mitra
dan sistematis. Menurut Sugiyono tutur dalam melakukan tindakan,
(2018: 35) metode kualitatif adalah misalnya memesan, memerintah,
metode penelitian yang lebih memohon, menasihati, dan
menekankan makna. Penelitian ini merekomendasikan, 3) ekspresif
menggunakan metode deskriptif diartikan sebagai bentuk tindakan yang
kualitatif karena data yang dihasilkan bertujuan untuk menunjukkan sikap
dari penelitian ini berupa deskripsi data. penutur terhadap suatu keadaan,
Penggunaan metode ini diharapkan misalnya berterima kasih, memberi
dapat menunjang peneliti untuk selamat, memuji, dan berbelasungkawa,
memperoleh informasi secara akurat. 4) komisif diartikan sebagai bentuk
Sumber data yang digunakan dalam tuturan yang bertujuan untuk
penelitian ini adalah percakapan menyatakan janji atau penawaran,
antarsantri di Pondok Pesantren At- misalnya berjanji, bersumpah, dan
Taslim Bintoro Demak. Teknik menawarkan sesuatu, 5) deklaratif
pengumpulan data yang digunakan diartikan sebagai bentuk tuturan yang
dalam penelitian ini dengan cara menghubungkan isi tuturan dengan
observasi, menyimak, merekam, dan kenyataan, misalnya berpasrah,
mencatat. Teknik analisis data yang memecat, membaptis, mengangkat,
digunakan dalam penelitian ini mengucilkan, dan menghukum.
dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus Asertif
sampai tuntas hingga datanya menjadi
penuh. Miles dan Huberman (dalam Yayuk (2016: 136) mendefinisikan
Sugiyono, 2018: 338) membagi tiga tindak tutur asertif sebagai suatu tindak
komponen utama dalam menganalisis tutur yang berhubungan erat dengan
data, meliputi reduksi data, penyajian menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini
data, dan penarikan simpulan atau berkaitan dengan kebenaran ujaran yang
verifikasi data. Ketiga komponen diucapkan oleh penutur. Bentuk tindak
tersebut berkaitan antara satu dengan tutur ini biasanya dilakukan oleh
yang lain untuk menentukan hasil akhir seseorang untuk menyatakan sesuatu,
dari penelitian. menyarankan, membual, mengeluh, dan
mengklaim. Hasil analisis dalam tindak
HASIL DAN PEMBAHASAN tutur antarsantri di Pondok Pesantren
At-Taslim ditemukan adanya tindak
Tindak Tutur Ilokusi tutur asertif menyatakan. Tindak tutur
menyatakan adalah suatu kegiatan yang
Searle (dalam Kunjana, 2007: 59) dilakukan seseorang untuk menjelaskan,
menggolongkan tindak tutur ilokusi menerangkan atau mengatakan sesuai
menjadi lima, yaitu 1) asertif diartikan dengan isi hatinya. Tindak tutur
32
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
33
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)
Nikmah: ―Ya dikerjain dulu, nanti sukarela untuk disimpan di bank darah
setelah itu pulang.‖ yang kemudian diberikan kepada orang
Kutipan data (4) termasuk tindak yang membutuhkan. Kegiatan donor
tutur asertif bersifat mengeluh. darah ini biasanya diselenggarakan oleh
Percakapan tersebut dilakukan oleh desa, sekolah, kampus, atau Palang
penutur (Hilda) kepada mitra tutur di Merah Indonesia (PMI). Akan tetapi,
Aula Pondok Pesantren At-Taslim. mitra tutur menjawab bahwa ia tidak
Penutur mengeluh ingin pulang, tetapi mengetahui tempat diselenggarakannya
masih mempunyai banyak tanggungan kegiatan donor darah karena pesannya
tugas sekolah. Oleh karena itu, penutur belum dibalas oleh ustaz.
mengeluh karena banyak tugas yang
harus dikerjakan. Tugas sekolah Direktif
merupakan tugas yang diberikan oleh
guru kepada siswa. Jika, tugas tersebut Direktif adalah tindak tutur yang
tidak dikerjakan, siswa tidak akan digunakan oleh penutur untuk menyuruh
mendapatkan nilai. Kemudian, mitra orang lain melakukan sesuatu (Yule,
tutur memberikan saran kepada penutur 2006: 93). Tindak tutur direktif ini
untuk mengerjakan tugas agar berkaitan dengan tindak tutur memesan,
mendapatkan nilai dan lulus mata kuliah memerintah, memohon, menasihati, dan
tersebut. merekomendasikan.
Tuturan memberi tahu merupakan Tindak tutur memesan merupakan
tuturan yang dilakukan oleh penutur kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk memberikan informasi kepada untuk menyuruh atau memberikan
orang lain. Tindak tutur ini bertujuan pesan, baik berupa nasihat maupun
untuk memberikan informasi kepada petunjuk. Tindak tutur memesan ini
orang lain agar orang lain tahu dan diungkapkan oleh penutur kepada mitra
paham dengan informasi yang tutur dengan tujuan agar pesan tersebut
diberikan. sampai kepada mitra tutur. Berikut ini
(5) Mila : ―Iki ustaz ngabari ono donor data yang menunjukkan tindak tutur
darah neng kontrakane bersifat memesan.
Ustaz.‖ (Ini ustaz ngabarin (6) Indah : ―Ini Mal, aku daftar buat,
kalau ada donor darah di Laila, Indah, dan Amanda ya.‖
sekitar rumahnya). Aqila : ―Berarti empat ya totalnya?‖
Melly : “Nang endi Mbak?” (Di mana Indah : ―Iya.‖
Mbak?). Kutipan data (6) termasuk tindak
Mila : “Mboh durung dibales.”
tutur direktif bersifat memesan.
(Tidak tahu belum dibalas).
Kutipan data (5) termasuk tindak Percakapan tersebut dilakukan oleh
tutur asertif bersifat memberi tahu. penutur (Indah) kepada mitra tutur
Percakapan tersebut dilakukan oleh (Aqila). Penutur memesan tiket
penutur (Mila) kepada mitra tutur workshop yang diadakan oleh penutur
(Melly) setelah salat zuhur. Penutur yang berkaitan dengan Cara Jitu
memberi tahu kepada mitra tutur bahwa Membaca Kitab Kuning. Kitab kuning
ustaz mengabari kalau di kontrakannya atau lebih dikenal dengan kitab gundul
ada kegiatan donor darah. Donor darah adalah kitab yang bertuliskan huruf
merupakan proses pengambilan darah Arab tanpa kharokat. Biasanya kitab ini
yang dilakukan oleh seseorang secara digunakan sebagai pegangan di pondok
34
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
pesantren. Untuk memelajari kitab (8) Rita : ―Haduh, radangku kumat ieg
gundul ini tidak sembarang orang dapat loro banget.” (Haduh,
melakukannya karena membutuhkan radangku kumat rasanya sakit
waktu yang lama. Kemudian, mitra tutur banget).
merespons yang dikatakan oleh penutur Aqila : ―Itu kurang minum air putih
Mbak. Kalau sahur sama buka
dengan bertanya apakah jumlah total itu minum air putih yang
tiketnya untuk empat orang dan penutur banyak Mbak.‖
mengiyakan sebagai bukti kesesuaian Rita : “Hooh to La?” (Iya kah La?).
pesanan. Aqila : ―Iya Mbak.‖
Tindak tutur merekomendasikan Kutipan data (8) tersebut termasuk
merupakan cara yang dilakukan oleh tindak tutur direktif bersifat menasihati.
seseorang dengan menyarankan atau Percakapan dilakukan oleh penutur
menganjurkan kepada orang lain. (Rita) kepada mitra tutur (Aqila).
Tindak tutur ini bertujuan agar mitra Penutur merasa sakit pada
tutur melaksanakan anjuran yang tenggorokannya karena radangnya
diberikan oleh mitra tutur. Berikut ini kambuh. Melihat keadaan yang
data yang menunjukkan tindak tutur dirasakan oleh penutur, mitra tutur
bersifat merekomendasikan. menyarankan untuk memperbanyak
(7) Mita : ―Besok kalau aku pulang minum air putih saat sahur dan buka
enaknya naik apa ya yang puasa. Salah satu penyebab penyakit
murah.‖ radang adalah kurangnya minum air
Risma : ―Kalau menurutku kamu naik
putih.
bus dulu sampai Semarang.
Setelah dari Semarang ke Tindak tutur memerintah adalah
Jogja naik kereta.‖ memberikan perintah atau menyuruh
Kutipan data (7) tersebut termasuk seseorang untuk melakukan sesuatu.
tindak tutur direktif bersifat Tujuan dari tindak tutur memerintah
rekomendasi. Percakapan dilakukan adalah agar mitra tutur mau
oleh penutur (Mita) kepada mitra tutur melaksanakan perintah yang diucapkan
(Risma). Mitra tutur merekomendasikan oleh penutur. Berikut ini data yang
kepada penutur ketika pulang ke Jogja. menunjukkan memerintah.
Penutur disarankan untuk naik bus dulu (9) Ima : ―Des, bangun Des. Sholat dulu!‖
sampai Semarang. Selanjutnya, naik Desi : ‖Hmmm.‖ (sambil ngolet)
Ima : ―Ayo buruan bangun.‖
kereta dari Semarang ke Jogja karena Desi : (Langsung bangun)
biaya antara naik bus dengan kereta Kutipan data (9) tersebut termasuk
lebih murah kereta sehingga penutur tindak tutur direktif memerintah..
disarankan untuk naik kereta. Percakapan dilakukan oleh penutur
Tuturan menasihati adalah cara (Ima) kepada mitra tutur (Desi). Penutur
yang dilakukan oleh seseorang dengan menyuruh atau memerintah kepada
mengajarkan atau menganjurkan sesuatu mitra tutur untuk melaksanakan salat
kepada orang lain yang bersifat positif. terlebih dahulu karena mitra tutur belum
Tujuan dari tindak tutur menasihati yang melakukan salat. Salat adalah salah satu
dilakukan oleh penutur kepada mitra kewajiban yang harus dilakukan oleh
tutur agar mitra tutur melakukan yang umat muslim. Salat merupakan rukun
dianjurkan oleh penutur. Islam nomor dua setelah syahadat.
Seorang muslim harus melaksanakan
35
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)
salat. Efek tuturan Ima ialah mitra tutur Tujuan berterima kasih adalah ungkapan
beranjak untuk bangun dari tempat bersyukur dengan apa yang dimiliki atau
tidurnya dan melakukan ibadah salat. membalas budi setelah menerima
(10) Dita : “Mbak-mbak ayo ngaos- kebaikan. Berikut ini data yang
ngaos ustaz sampon rawuh.” menunjukkan tindak tutur berterima
(Mbak-mbak ayo ngaji ustaz kasih. Pada percakapan ini
sudah datang). menggambarkan penutur (Rita) datang
Nita : ―Enjeh mbak.‖ (Iya Mbak). ke kamar mitra tutur (Indah) untuk
Dita : ―Ayo Mbak-mbak ndang
membayar talkshow yang berkaitan
mangkat.‖ (Ayo Mbak-mbak
segera berangkat). dengan Trik Jitu Membaca Kitab
Kutipan data (10) tersebut Kuning yang diadakan oleh organisasi
termasuk tindak tutur direktif bersifat Fatwa. Untuk mengikuti talkshow
memerintah. Penutur memerintah semua tersebut, peserta dikenakan biaya
anak pondok untuk segera berangkat ke sepuluh ribu per orang.
masjid untuk mengikuti ngaji ustaz. (11) Rita : ―Ini ya Ndah uangnya.‖
Indah : ―Iya, makasih ya.‖
Kata ngaji merupakan bentuk dari kata
Rita : ―Iya sama-sama.‖
dasar mengaji diartikan sebagai kegiatan Kutipan data (11) tersebut
menuntut ilmu di pesantren yang termasuk tindak tutur ekspresif
tujuannya mempertebal ilmu Alquran. berterima kasih. Penutur (Rita)
Saat berada di pondok semua santri mengucapkan terima kasih kepada mitra
diwajibkan untuk mengikuti pengajian tutur (Indah) atas uang yang
sesuai jadwal yang tertera, kecuali ada diberikannya. Mitra tutur merasa senang
halangan yang mendesak yang telah diberi uang oleh penutur. Uang
membuatnya tidak berangkat. Perkataan yang diberikan penutur adalah biaya
yang disampaikan oleh penutur pendaftaran peserta talkshow.
dipertegas kembali oleh mitra tutur Sebaliknya, mitra tutur juga merasa
dengan tujuan untuk meyakinkan mitra senang bahwa acara yang
tutur jamak. diselenggarakannya ternyata banyak
peminatnya sehingga penutur
Ekspresif mengucapkan terima kasih karena
melihat minat penutur untuk mengikuti
Searle (dalam Kunjana, 2005: 18) acara tersebut.
mendefinisikan bahwa tindak tutur Tuturan memberi selamat adalah
ekspresif adalah bentuk tuturan yang suatu kegiatan yang dilakukan oleh
berfungsi menyatakan atau penutur dengan memberikan ucapan
menunjukkan sikap psikologi penutur selamat kepada mitra tutur atas prestasi
terhadap suatu keadaan. Tindak tutur yang diraih. Tujuan adanya ucapan
ekspresif ini ditandai dengan terima kasih adalah sebagai apresiasi
mengucapkan belasungkawa, menghina, kepada seseorang agar seseorang
memuji, kekecewaan, ketidaksenangan, tersebut dapat mempertahankan prestasi
ketidaksukaan, memberi selamat, yang dimiliki. Berikut ini data yang
meminta maaf, berterima kasih, menunjukkan adanya ucapan selamat.
menyalahkan, dan sebagainya (12) Rita : ―Ris, selamat ya.‖
(Djatmika, 2016: 18). Risma : ―Selamat apa?‖
Berterima kasih merupakan ucapan Rita : ―Selamat mendapat peringkat
syukur atas nikmat yang telah diberikan. 1.‖
36
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
37
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)
misalnya berjanji, bersumpah, dan Mila : ―Iya, tapi hari Minggu aja ya.‖
menawarkan sesuatu. Dalam hal ini Dita : ―Beneran lho Mil.‖
terdapat data yang menunjukkan Mila : ―Iya hmmm‖
komisif janji. Janji adalah ucapan Dita : ―Janji lho Dit hari Minggu.
dengan cara menyatakan kesanggupan Awas aja kalau lupa‖
Mila : ―Iya iya, janji deh.‘‘
dalam berbuat sesuatu. Dalam tindak
Pada kutipan (16) termasuk tindak
tutur janji ini terdapat persetujuan antara
tutur komisif janji yang dilakukan antara
kedua belah pihak dengan cara
penutur (Dita) dengan mitra tutur (Mila)
menyatakan kesanggupan untuk berbuat
yang merupakan teman satu pondok.
sesuatu. Tujuan dari tindak tutur janji
Penutur menginginkan untuk pergi ke
adalah agar penutur dapat menepati janji
pasar membeli jilbab dan meminta mitra
yang telah diucapkan. Berikut ini data
tutur (Dila) untuk mengantarkannya ke
yang menunjukkan tindak tutur komisif
pasar. Penutur membuat perjanjian
janji.
dengan mitra tutur dan akhirnya terjadi
(15) Anisa : ―Dek, nanti kalau puasanya full
teteh kasih hadiah.‖ kesepakatan antarkeduanya.
Zatira : ―Bener ya teh?‖ Penawaran adalah suatu proses,
Anisa : ―Iya, makannya harus full cara, perbuatan dengan cara
sampai 30 hari. Adek mau menawarkan sesuatu barang atau jasa.
hadiah apa?‖ Tujuan dari penawaran ini agar terjadi
Zatira : ―Minta hadiah make up teh.‖ adanya kesepakatan antara kedua belah
Anisa : ―Teteh aja nggak pernah make pihak. Berikut ini terdapat data yang
gituan.‖ menunjukkan penawaran.
Zatira : ―Hmmmm‖ (dengan ekspresi (17) Anisa : ―Adek mau apa?
sedih) Zatira : ―Permen teh.‖
Anisa : ―Iya nanti teteh beliin.‖ Anisa : ―Satu biji ya?‖
Pada kutipan data (15) termasuk Zatira : ―Nggak mau, dua biji.‖
tindak tutur komisif bersifat janji. Anisa : ―Satu biji aja ya.‖
Percakapan tersebut dilakukan oleh Zatira : ―Nggak mau.‖
penutur (Anisa) dan mitra tutur (Zatira). Pada kutipan data (17) termasuk
Data tersebut merupakan percakapan tindak tutur komisif penawaran.
antara kakak dan adik yang memiliki Percakapan tersebut dilakukan oleh
hubungan darah. Percakapan tersebut penutur dan mitra tutur. Penutur
dilakukan pada saat penutur menelepon menawarkan sesuatu kepada mitra tutur.
adiknya dan berjanji untuk memberikan Hal tersebut diungkapkan dengan
hadiah, seperti ungkapan yang pertanyaan ―adek mau apa?‖. Adiknya
diucapkan penutur kalau puasanya full pun menjawab mau permen. Setelah itu,
maka akan tak kasih hadiah. Hadiah penutur menawarkan satu permen, tetapi
adalah suatu barang yang diberikan adiknya tidak mau. Adiknya
untuk seseorang atas prestasi yang menginginkan dibelikan permen
didapatkan. Kutipan percakapan tersebut sebanyak 3 buah. Akhirny,a terjadi
menunjukkan bahwa adiknya meminta kesepakatan antara kedua belah pihak.
diberikan hadiah make up. Penutur pun (18) Nila : ―Eh, tak certain. Tadi aku tuh
berjanji akan membelikan make up habis dari pasar sama Sika beli
dengan syarat puasanya harus penuh. gamis. Awalnya itu penjualnya
(16) Dita : ―Dit, nanti antar aku beli jilbab minta Rp 150.000 tak tawar
ya.‖ Rp 80.000 nggak dibolehin
terus tak tawar lagi Rp 90.000
38
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
39
Analisis Tindak Ilokusi Santri … (Faridhatun Nikmah)
40
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 30—41
41