Anda di halaman 1dari 15

NAMA : AHMAD ROIS AS SHIDIQ

NPM : 18040006

JUDUL : PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Bahasa
Dalam berbahasa Indonesia ada empat hal yang dikuasai
diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Semua hal tersebut
akan senantiasa dipelajari ketika seseorang hendak berbahasa. Pada
dasarnya sejak lahir manusia telah terikat secara kodrati untuk
mempelajari bahasa pada waktu tertentu dan cara tertentu. Bahasa
merupakan segala bentuk komunikasi ketika pikiran dan perasaan
seseorang disimbolisasikan supaya dapat menyampaikan arti kepada
orang lain (menurut Subyakto dan Nababan (1992: 124) dalam jurnal
Dyah Rahmawati Universitas Negeri Malang).
Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya bahasa, komunikasi
tidak dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial pun tidak akan
pernah terjadi. Tanpa bahasa siapa pun tidak akan mampu
mengekspresikan diri dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

2. Kosakata
Chomsky sebagaimana dikutip Subyakto dan Nababan (1992: 76)
(dalam jurnal Dyah Rahmawati Universitas Negeri Malang)
menyatakan bahwa setiap anak sejak lahir dilengkapi dengan
seperangkat peralatan yang memungkinkan memperoleh suatu bahasa.
Seperangkat peralatan itu disebut dengan peralatan pemerolehan
bahasa atau Language Acquisition Device (LAD). Dengan adanya
LAD dapat dipastikan memiliki kemampuan alamiah untuk berbahasa.
Berbahasa tidak terlepas dari kosakata. Kosakata atau perbendaharaan
kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa (menurut
Soedjito, 1992: 1) dalam jurna Dyah Rahmawati Universitas Negeri
Malang). Kosakata merupakan bagian terpenting dari bahasa.
Penguasaan kosakata dapat memengaruhi keterampilan berbahasa
seseorang. Begitu juga dengan kemampuan seseorang menggunakan
dan mempelajari bahasa, banyak dipengaruhi oleh kosakata yang
dimilikinya. Bahasa dapat berfungsi kepada seseorang apabila
keterampilan berbahasanya meningkat. Dapat dikatakan bahwa
keterampilan berbahasa seseorang meningkat kualitas dan kuantitas
kosakatanya meningkat (menurut Tarigan, 1993: 14. Dalam jurnal
Dyah Rahmawati Universiyas Negeri Malang). Berdasarkan KBBI
(2001: 597, dalam jurnal Miptah Pauji) kosakata adalah
perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu
bahasa.

3. Kemampuan Berbicara
Pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasai
siswa adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara
menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri
kemampuan komunikatif siswa. Kemampuan berbicara tidak hanya
berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan penting pula
dalam pembelajaran yang lain. Hal ini berarti salah satu indikator
mengungkapkan gagasan secara lisan di dalam kelas dalam lingkup
mata pelajaran tertentu. (Yunus Abidin, 2012: 125, dalam jurnal
Miptah Pauji). Setiap manusia dituntut untuk selalu berkomunikasi,
terampil menyatakan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan. Terampil
menangkap informasi-informasi yang didapat, dan terampil pula
menyampaikan informasi informasi yang diterimanya.
Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (2009:15) (dalam jurnal
Hadijah Universitas Tadulako) bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan bunyi bunyi artikulasi atau kata kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan, sedangkan alat untuk mengomunikasikan gagasan yang
disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar
atau penyimak. Pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan
perasaan seseorang dalam bentuk bunyi bahasa. Kemampuan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan kata kata untuk mengekspresikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan Mudini dan Salamat Purba
(2009: 25 dalam jurnal Hadijah Universitas Tadulako) mengatakan
bahwa berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan memakai bahasa lisan atau bahasa verbal
sebagai objek dalam penyampain (bahasa yang dikeluarkan oleh
artikulasi) dan dibantu oleh bahasa nonverbal (bahasa yang dilakukan
dengan menggunakan gerak tubuh).
Selanjutnya Semi, 2001: 2 (dalam jurnal Hadijah Universitas
Tadulako) berbicara perlu dipelajari dan dilakukan melalui latihan,
orang tidak mungkijn dapat berbicara dengan benar bila ia tidak pernah
mau mencoba berbicara di depan orang banyak.

4. Kemampuan Pidato
Berdasarkan kegiatan komunikasi lisan, cakupan kegiatan
berbicara sangat luas. Daerah cakupan itu membentang dari
komunikasi lisan yang bersifat informal sampai kegiatan komunikasi
lisan yang bersifat formal. Semua kegiatan komunikasi lisan yang
melihatkan pembicara dan pendengar termasuk daerah cakupan
berbicara. Cakupan berbicara meliputi kegiatan komunikasi lisan
diantaranya adalah pidato.
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau
berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran
tentang suatu hal. Menurut Badudu dan Shinta (2013: 11) dalam jurnal
Miptaj Pauji, pidato merupakan penyampaian gagasan, pikiran, atau
informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain dengan cara
lisan. Dalam berpidato, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
sopan dan santun mudah dipahami oleh khalayak.
Pengertian pidato menurut Kustadi Suhandang, 2009: 69 (dalam
jurnal Miptah Pauji) adalah bahan yang disampaikan secara lisan oleh
seseorang kepada pendengar yang dilaksanakan pada tempat dan
waktu tertentu berdasarkan alasan dan tujuan tertentu.

B. Penelitian Yang Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian Miptah Pauji (2017) yang berjudul “Pengaruh
Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas X
SMK Nurul Huda Turalak”, menunjukkan bahwa penguasaan kosakata
siswa diperoleh rata rata nilai sebesar 85,09, artinya bahwa siswa
sudah mampu dalam menguasai kosakata, nila rata rata kemampuan
berpidato siswa sebesar 83,88. Dalam penelitian ini diketahui bahwa
terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan
berpidato siswa, hal tersebut terbukti dengan nilai yang korelasi
sebesar 0,992 yang berarti hubungan yang sangat kuat antara
penguasaan kosakata dan kemampuan berpidato. Persamaan penelitian
penulis yaitu menguji bagaimanakah hubungan penguasaan kosakata
dengan kemampuan berpidato.

C. Kerangka Pikir
Dalam melakukan pidato diperlukan kemampuan berbicara agar
pidato yang dibawakan terkesan menarik dan informasi yang disampaikan
dapat dimengerti oleh audiens. Namun terkadang mendengarkan pidato
orang lain menjadi sesuatu yang membosankan apabila seseorang tidak
menguasai kosakata yang luas serta penguasaan panggung atau
penampilan. Akibatnya pidato yang disampaikan menjadi pasif.
Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran dalam
meningkatkan minat siswa dalam belajar pidato. Pembelajaran pidato
dapat diterapkan teori penguasaan pidato dan keterampilan dalam
penguasaan kosakata.

Skema kerangka pikir


PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP
INDIKATOR
KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA
1. Kemampuan Berpidato berdasarkan:
a. Bahasa
b. Kosakata
c. Kemampuan berbicara
d. Kemampuan berpidato

D. Hipotesis
Dari kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka penulis membuat
hipotesis:
Ha : Adanya pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan
berpidato siswa.
Ho : Tidak adanya pengaruh penguasaan kosakata terhadap
kemampuan berpidato siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian ini membandingkan apakah ada pengaruh antara
variabel X yakni penguasaan kosakata dengan variabel Y yakni
kemampuan berpidato.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Pringsewu yang
beralamatkan di Jalan Pirngadi, Pemuda Kelurahan Pringsewu Utara,
Pringsewu Lampung, 35373. Lokasi tersebut dipilih karena tempat
dekat dengan tempat peneliti, sehingga memudahkan dalam melakukan
penelitian.
Waktu penelitian dilaksanakan melalui online dikarenakan kondisi
pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Penelitian dilaksanakan
pada Sabtu, 02 Mei 2020.

C. Populasi, Sampel
1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173) populasi adalah

“keseluruhan subjek penelitian”. Populasi adalah semua anggota

dari suatu kelompok orang, kejadian, atau objek-objek yang

ditentukan dalam suatu penelitian. (Maolani dan Cahyana, 2016:

39). Karena dalam penelitian ini akan meneliti tentang Pengaruh

Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa


Kelas X SMK Muhammadiyah Pringsewu Semester Genap Tahun

Pelajaran 2019-2020, yang jumlah populasinya lebih dari 100

maka harus mengadakan pembatasan dahulu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester

genap SMK Muhammadiyah Pringsewu tahun pelajaran 2019-2020

sebanyak 128 siswa. Secara lebih rinci yakni sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Populasi Penelitian

NO Kelas Jumlah
1. X Akuntansi 31
2. X Bisnis Daring dan Pemasaran 15
3. X Rekayasa Perangkat Lunak 29
4. X Teknik Komputer dan Jaringan 18
5. X Teknik Kendaraan Ringan 12
6. X Farmasi 23
TOTAL 128

(Sumber : SMK Muhammadiyah Pringsewu

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Suigiyono, 2017: 118). Bila populasi besar

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil

dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).


3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono, 2017: 118). Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik sampling yang berupa cluster random

sampling yaitu mengambil satu kelas secara acak dari seluruh

kelas X semua jurusan SMK Muhammadiyah Pringsewu semester

genap tahun pelajaran 2019-2020 karena tidak ada kelas khusus

atau kelas unggulan di sekolah tersebut.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Mendata seluruh siswa kelas X semua jurusan SMK

Muhammadiyah Pringsewu.

b. Peneliti menggunakan 6 kertas yang telah diberi nama kelas yaitu

kelas X AK, X BDP, X RPL, X TKJ, X TKR, dan X FKK

c. Lalu kertas-kertas tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam

sebuah kaleng.

d. Peneliti memanggil setiap ketua kelas untuk menyaksikan kelas

mana yang akan terpilih.

e. Peneliti mengocok keempat kertas tersebut.

f. Mengeluarkan 1 gulung kertas dari kaleng tersebut.

g. Setelah itu kertas yang keluar dilihat kelas manakah yang terpilih

menjadi kelas penellitian.

D. Definisi Operasional
Definisi opersional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik,

secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti.

Variable; yang digunakan dalam penelitian ini adalah varivae; bebas

dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang

menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah penguasaan

kosakata.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kemampuan berpidato.

E. Pengembangan Instrumen

Menurut Sugiyono (2017: 133) instrumen penelitian digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan tiga instrumen pengumpul data yaitu:

1. Lembar teks pidato

Lembar soal cerita digunakan untuk mengatahui bagaimana

penguasaan kosakata bahasa Indonesia peserta didik kelas X di

SMK Muhammadiyah Pringsewu. Peneliti memberikan tes tertulis

yaitu dengan membuat teks pidato dengan tema yang disesuaikan,


setelah teks pidato sudah selesai, peserta didik mencari masing

masing kata kerja, kata sifat, dan kata benda yang terdapat pada

teks pidato tersebut.

2. Pedoman Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan

peserta didik kelas X SMK Muhammadiyah Pringsewu, mengenai

isi dari pidato yang mereka buat. Kemudian peserta didik

dipersilahkan membaca teks pidato dengan kemampuan yang

maksimal dengan aspek penilaian sebagai berikut:

TABEL 2

Pedoman Observasi untuk Mengetahui Kemampuan Berpidato

NO Aspek yang dinilai B B

1. Pengucapan

2. Pelafalan

3. Pengontrolan suara

4. Pemilihan Kata

5. Pengontrolan gerak-gerik diri

6. Pemakaian bahasa yang baik

Jumlah

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data data yang ada dengan mencatat secara

lansgsung dokumen mengenai profil sekolah, peserta didik serta

gambar sekolah pada saat penelitian.


F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Pringsewu tahun

pelajaran 2019-2020 pada siswa kelas X semester genap. Teknik dan

alat pengumpulan data pengumpulan yang digunakan oleh peneliti

sebagai berikut:

1. Interview (wawancara)

Menurut Sugiyono (2017: 194) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Menurut Sutrisno Hadi

(1968) dalam Sugiyono (2017: 194) mengemukakan bahwa

anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan

metode interview dan juga kuisioner (angket) adalah sebagai

berikut:

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu

tentang dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya


c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

2. Kuisioner (angket)

Menurut Sugiyono (2017: 199) kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan

diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain

itu, kuisioner juga cocok digunakan bila jumah responden cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau

internet.

3. Observasi

Menurut sugiyono (2017: 203) observasi sebagai teknik

pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik yang lainnya, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau

wawancara selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi

tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek obyek alam lainnya.

Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2017: 203) mengemukakan

bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.


Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017: 207) dalam penelitian kuantitatif, analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganlisis data hasil

penguasaan kosakata dan kemampuan berbicara peserta didik kelas X

SMK Muhammadiyah Pringsewu dengan cara menghitung skor rata

rata, skor tertinggi, skor terendah dan menentukan kategorisasi dengan

rumus sebagai berikut:

Skor tertinggi−skor terendah


Interval=
jumlah kategori

1. Statistik inferensial

Analisis regresi ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh variabel X terhadap Y dengan rumus sebagai berikut:

Ŷ =α +bX
Dimana Ŷ= (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang

diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

α = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan atau prediksi yang

menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-)

variabel Y

n ∑ XY −∑ X . ∑ Y
b=
n ∑ X ²−¿ ¿ ¿

Anda mungkin juga menyukai