Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak sekali aspek yang dibutuhkan untuk menunjang peningkatan mutu


pembelajaran bahasa saat ini. Seperti keterampilan berbahasa,yaitu menyimak,berbicara,
membaca,dan menulis. Keempat aspek tidak berdiri sendiri, tetapi dalam penggunaan bahasa
sebagai proses komunikasi, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukan
bahwa bahasa merupakan keterpaduan berbagai aspek. Aspek keterampilan berbahasa
tersebut akan lebih baik jika penguasaan kosa kata yang banyak. Dapat menunjang
keterampilan berbahasa, menulis sebuah cerita sangat dibutuhkan kosa kata yang beragam.

Bahasa arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati posisi yang
penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu negeri dan swasta, pada jenjang dan
program studi tertentu semuanya mengajarkan bahasa Arab sebagai bagian dari mata
pelajaran yang baru di ajarkan sejajar dengan mata pelajaran lain. Lebih-lebih lagi pendidikan
islam, bahasa Arab merupakan suatu keniscayaan untuk diajarka kepada peserta didik
mereka. Realitas bahasa dalam kehidupan ini semakin menambah kuatnya eksistensi manusia
sebagai makhluk budaya dan beragama. Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia pengguna bahasa itu. Dengan definis lain,
bahasa adalah alat yang digunakan untuk mendiskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui
strukutur kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain.

Bahasa Arab sebagai bahasa penghubung antara umat Islam yang diakui sebagai
bahasa agama yang diperlukan untuk berhubungan dengan bangsa-bangsa lain didunia Islam.
Juga untuk mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari perkembangan ilmu pengetahuan
agama untuk kepentingan pembangunan nusa dan bangsa,serta untuk memungkin para siswa
sekolah agama,guna memanfaatkan buku-buku dan bahan-bahan lainnya yang tertulis dalam
bahasa Arab.

Dalam mempelajari bahasa asing, bahasa arab tidak hanya membutuhkan pengetahuan
saja. Meskipun banyak yang menyatakan bahwa al-qowaid atau tata bahasa merupakan
pengetahuan yang harus dimiliki para pelajar bahasa arab. Namun tidak ada hal yang kalah
penting untuk dipelajari yakni kosa kata (mufradat.

Mengingat betapa pentingnya fungsi kosakata bahasa Arab di Pondok Modern


Darussalam Gontor Putri 6 Poso tersebut, penting kiranya untuk meneliti tentang bagaimana
proses pembelajaran bahasa Arab di PMDG dan pada penelitian ini penulis akan lebih
memfokuskan pada penguasaan kosa kata bahasa Arab dengan keterampilan berbicara
(Pidato). Adapun alasan peneliti mengapa memilih penguasaan kosakata bahasa arab
merupakan salah satu kemampuan yang mutlak yang harus dikuasai oleh orang yang sedang
belajar bahasa arab. Sebagaimana yang dikatakan Ahmad Fuad Effendy dalam bukunya
bahwa “kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar
bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut”.
Mustahil orang mampu berbahasa arab tanpa pendengaran kosakata mufradat.

B. Rumus Masalah
1. Bagaimana kemampuan santriwati gp 6 dalam betrpidato bhs.arab?
2. Bagaimana penguasaan mufrodat bahasa arab santriwati gp 6?
3. Apakah ada pengaruh signitif antara penguasaan mufrodat dengan keterampilan
berpidato santriwati gp 6?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang peroleh serta untuk menambah
pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian pendidikan maupun
karya ilmiah.
b. Sebagai bahan informasi kepada santriwati dan memberikan sumbangsi
pemikiran ilmiah tentang salah satu pengaruh yang dapat dijadikan pilihan
untuk
.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara terhadap satu masalah penelitian
yang kebenarannya masih lemah yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian
hingga diperoleh kepastian melalui pembuktian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Nasution bahwa hipotesis adalah pertanyaan tentative yang merupakan
dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara
yang masih membutuhkan pembuktian.
Adapun hipotesis atau jawaban sementara yang dijadikan acuan dalam mencari suatu
jawaban yang benar dari hasil penelitian yaitu :
 Tidak terdapat pengaruh keterampilan berpidato terhadap penguasaan koskata
bahasa arab peserta didik PMDG
 Terdapat pengaruh keterampilan berpidato terhadap penguasaan kosakata
bahasa arab peserta didik PMDG

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan untuk teori-teori yang penting dalam


skripsi ini. Tujuannya untuk memperoleh kesamaan presepsi dan oandangan serta
untuk menghindari kesala pahaman terhadap judul. Penulis mendefinisikan secara
operasional sebagai berikut:

1. Pengusaan Kosakata Bahasa Arab


Penguasaan berarti kemampuan dan kesanggupan (untuk berbuat sesuatu) atau
perbuatan menguasai. Sedangkan kosakata adalah satuan terkecil yang ikut
menentukan kekuatan bahasa. Bahasa Arab menurut penelitian para ahli dikenal
kaya akan kosakata, terutama pada konsep yang berkenaan dengan kebudayaan
dan kehidupan mereka sehari-hari.
Jadi yang dimaksud dengan penguasaan kosakata dalam skripsi ini adalah
kemampuan untuk menguasai satuan atau unit bahasa yang berfungsi sebagai
pembentuk kalimat dalam bahasa Arab. Dalam penguasaan kosakata bahasa arab
mempunyai beberapa indikator yang harus di capai dalam pengajaran:
a. Siswa mampu membaca teks dengan intonasi dan makhraj yang benar.
b. Siswa mampu menentukan kosakata
c. Siswa mampu menggunakan kosakata dalam konteks kalimat.

2. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam makna yang lebih luas
berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan yang
kelihatan memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia dan aksud
tujuan gagasan-gagasan yang dikombinasikan.
Yang dimaksud keterampilan berbicara dalam skripsi ini adalah kemampuan
berbahsa yang berkembang pada kehidupan anak yang didahului oleh
keterampilan menyimak.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengaruh

Pengaruh menurut kamus Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu atau benda yang membentuk watak,kepercayaan atau perbuatan
seeorang.
Dalam buku “pengantaran ilmu komunikasi” pengaruh atau efek ialah
perbedaan antara apa yang dipikirkan,dirasakan dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh dapat mengena jika perubahan
(P) yang terjadi pada penerima sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh
komunikator (P=T),atau seperti rumus dibuat oleh jamias (1989), yakni pengaruh
(P) sangat di tentukan oleh sumber,pesan media, dan penerima (P=S/P/M/P).
Berdasarkan definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pengaruh
adalah efek dari hasil pelatihan atau pendidikan. Pengaruh dapat dirasakan oleh
setiap orang ketika mengalami sesuatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-
ulang,jika orang tersebut sangat menyukainya terhadap apa yang dialaminya
bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif pada dirinya atau
kepercayaanya seperti halnya seorang santri dalam latihan pidato

B. Penguasaan mufrodat
mufrodat atau kosakata, adalah satuan terkecil yang ikut menentukan kekuatan
bahasa, setiap bahasa memiliki kekayaan kosakata yang tentu saja tidak sama.
Bahasa arab merupakan penelitian para ahli dikenal kaya akan kosakata, terutama
pada konsep-konsep yang berkenaan dengan kebudayaan dan kehidupan mereka
sehari-hari.

mufradat adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh
seseorang, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.mufrodat seseorang
didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang
tersebut kemudian dan kemungkinan akan digunakan untuk menyusun kalimat
baru. Kekayaan mufrodat seseorang secara umum merupakan gambaran umum
inteligensi atau tingkatan pendidikannya, meskipun demikian, pembelajaran
bahasa arab tidak identik dengan hanya memahami kosakata, dalam artian untuk

Para ahli pembelajaran berbeda pendapat mengenai makna bahasa serta tujuan
pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa pembelajaran mufrodat (kosakata)
adalah penting yang merupakan tuntutan dan syarat dasar dalam pembelajaran
bahasa asing. Pembelajran mufrodat bukan berarti murid mempelajari mkna bahasa
kata arab yakni mampu menerjemahkan kedalam bahasanya,atau mampu
mengartikan sesuai dengan kamus, namun pembelajaran mufrodat yaitu mampu
menguasai kosakata dan dapat menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya.
Jadi dalam praktiknya setelah siswa memahami kosakata kemudian mereka diajari
untuk menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.

Ilmu bahasa bukanlah ilmu yang sulit, tetapi bahsa merupakan ilmu praktis
yang membutuhkan praktik yang berkesinambungan dalam mempelajarinya.
Dengan demikian, penambahan kosakata secara umum dianggap merupakan bagian
penting. Baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan
kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Kosakata
merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa
asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

Kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang


diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan digunakan dalam menyusun
kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi seseorang yang
dibangun dengan penggunaan kosakata (mufrodat) yang tepat dan memadai
menunjukkan gambaran intelejensia dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa .

Pembelajaran mufrodat adalah usaha agar peserta didik mampu menguasai


mufrodat, menerjemahkannya dan mampu menggunakannya dalam mumlah
(kalimat) yang benar. Peserta didik tidak hanya hafal nufradat yang diberikan akan
tetapi peserta didik mampu mengaplikasikannya dalam berkomunikasi baik lisan
‫ض((ثق‬maupun tulisan. Dalam pembelajaran kosakata (al-mufradat) ada baiknya
dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah
kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa
kosakata lain yang mudah untuk dipelajari. Dalam metode pembelajaran mufradat
pendidik harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi peserta sdidiknya sehingga
dengan mudah dapat dipahaminya, oleh karena itu pendidik harus berpegang pada
prinsip-prinsip dan kriteria yang jelas.

1. Jenis – Jenis Kosakata


Rusydy Ahmad Tha’imah memberikan klasifikasi kosakata (Almufradat) menjadi
empat yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagai
berikut : 1
1) Pembagian kosakata dalam konteks kemahiran kebahasaan
a. Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan (
‫ )االستماع‬maupun teks (‫)القراءة‬

1
Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’ fi Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyyah li Al Nathiqin bi lughatin ukhra, (Jami’ah
Ummu Al-Qura, Ma’had Al-Lughoh Al-‘Arabiyyah, Wahdat Al-Buhuts wa Al-Manahij, Silsilah Dirasat fi Ta’lim
al-‘Arabiyyah juz 11), hlm. 616-617
b. kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan perlu
penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal (‫ )عادية‬maupun
formal (‫)موقفية‬
c. kosakata untuk menulis (writing vocabulary). Penulisan pun membutuhkan
pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah artikan oleh
pembacanya. Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan
harian, agenda harian dan lain-lain. Dan juga formal, misalnya penulisan buku,
majalah, surat kabar, dan seterusnya.
d. Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari ksakata context yang dapat
diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analysis
yakni kosakata yang dapat dianalisa berdasarkan karakteristik derivasi kata
untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.
2) Pembagian kosakata menurut karakteristik kata (takhassus).
a. Kata-kata tugas (service words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk
menunjukan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun
formal dan sifatnya resmi.
b. Kata-kata ini khusus (special content words). Kosa kata ini adalah kumpulan
kata yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan di
berbagai bidang ulasan tertentu, yang biasa juga disebut local words atau
utility words.
3) Pembagian kosakata menurut penggunaannya.
a. Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak
digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan, atau bahkan
banyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan.
b. Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi
pembendaharaan kata seeorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini
diketahui lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisan
makalah atau karya ilmiah.2

2. Makna dan Fungsi Kosakata (Al-Mufradat)


Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi
bilmana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi
makna denotatife (‫ )أصلى‬dan makna konotatif (‫)إضافى‬. Makna denotative (‫)أصلى‬
2
M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), hlm.43
terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah.
Misalnya kata al-Umm (‫ )االم‬dalam bahasa arab, makna hakikinya adalah “ibu
yang melahirkan anak”, sedang makna kiasan terlihat bila kata al-Umm
digunakan dalam Umm al-Kitab (‫)أم الكتاب‬. Makna asal misalnya terdapat kata
al-Hatif (‫ )الهاتف‬yang berarti “orang yang berisik”, sedang makna istilah
maksudnya adalah “telepon”.3
Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa
atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa.
Menurut harimurti4 makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok
kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atai ditimbulkan
pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-
Umm (‫ )األم‬makna konotatifnya adalah kasih sayang atau perlindungan.
Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al-mufradat) dapat dibedakan
menjadi dua, antara lain :
1) Al-Mufradat al-Mu’jamiyah (‫ )المفردات المعجمية‬yaitu kosakata yang mempunyai makna
dalam kamus seperti kata ‫قلم‬,‫ قمر‬,‫قلم‬
2) Al-Mufradat al-Wadzifiyah (‫ )المفردات الوظيفية‬yaitu kosakata yang mengemban suatu
fungsi tertentu, misalnya huruf al-jar, asma al-isyarah, asma al-Maushul, dhamair,
dan lain-lain yang sejenis dengannya.

Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradat al-Mu’jamiyah
terdapat beberapa hal yang perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradat al-Mu’jamiyah terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :

1) Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata ,‫ نظر‬,‫رأى‬
‫ شاهد‬,‫( الحظ‬melihat, memandang, memperhatikan, dan menyaksikan).
2) Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotative yang sama namun
mengandung makna konotatif penggunaannya, seperti kata ‫ توفي‬,‫ مات‬yang dapat
diartikan dalam bahasa Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat, atau
mampus”.
3) Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata ‫ فصل‬yang bisa berarti
“kelas”, “musim” atau “pasal” dan “bab”.

3
A. Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2005), hlm.97
4
Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1983), hlm.132
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-Mufradat) tersebut perlu
diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa
khususnya bahasa Arab.

3. Bentuk-Bentuk (shiyagh) kosakata Bahasa Arab

secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua, pertama : kosakata
yang dapat mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil dari kata
yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah
seperti kata ‫حاكم‬,‫ مكتوب‬,‫ مرسم‬yang berasa dari ‫ حكم‬,‫ كتب‬, ‫ رسم‬dan sebagainya.
Kedua : kosakata yang tidak berubah (jamid) yakni kosakata yang sejak semula
sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata ,‫شمس‬
‫ شجر‬,‫ جاموس‬dan sejenisnya.5 Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk
(Musytaq) tidak hanya berubah bentuk saja tetapi berubah makna dan pengertian,
misalnya kata ‫ فاتح‬dan ‫ مفتوح‬, kata pertama berarti pembuka atau penakluk
sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukan. Cara membentuk kedua
kata (isim fa’il dan isim maf’ul) tersebut yang mana tergolong dalam kata kerja
tsulatsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan ‫مفعول فاعل‬6

kata yang berasal dari kata kerja lebih dari tiga huruf (tsulatsi mazid) bentuk
isim fa’il dan isim maf’ul hanya dapat dibedakan dengan hruf harakat kasrah ( _ )
pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fa’il dan harakat fathah (-) untuk isim
maf’ul, seperti kata ‫ مطلوب‬jika dibaca muthalib berarti bentuk isim fa’il yang
artinya penuntut. Tetapi bila dibaca muthalab, berarti pembaca menginginkan
bentuk maf’ul yang artinya yang dituntut. Metode atau cara pembentukannya
melalui bentuk mudhari’ dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-
mudhara’ah) menjadi huruf mim (‫)م‬. Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat
dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang
menjadi perimbangan.

Contoh :

‫نحن مطالَبون أن ندرس بجد‬ .1

5
Sukamta, Bahasa Arab (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Suka. 2005), hlm.91
6
Sayyid Ahmad al-Hasyimi, al-Qawa’id al-Asaiyyah li al-Lughah al-‘Arabiyyah (Beirut: Dar al-kotob al-
ilmiyyah,2007), hlm.239 dan 241
‫نحن مطالبون أن يدرسنا األستاذ بجد‬ .2
Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat ditentukan bahwa kata yang
digaris bawahi pada kalimat pertama adalah bentuk isim maf’ul yang artinya
dituntut, jadi harus dibaca muthalabun karena arti kalimat adalah kita dituntut
untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Adapun kata yang bergaris bawah pada
kalimat kedua adalah bentuk isim fa’il artinya menuntut, olehnya itu dibaca
muthalibun karena arti kalimat yang tepat adalah kita menuntut agar dosen
mengajar kita dengan sungguh-sungguh.

A. Berpidato

Berpidato adalah salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh sebab itu,
berpidato memerlukan dan mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan
menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek nonbahasa,seperti ekspresi
wajah,kontak pandang dan intonasi suara. Dan pidato adalah suatu ucapan dengan
susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga berarti
kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan
mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
“pidato merupakan salah satu wujud kegiatan kebahsaan lisan yang
mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan
yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahsaan (ekspresi wajah), gesture atau
bahasa tubuh,kontak pandang,dan bahasa nonverbal lainnya”

Dalam buku lain yaitu “Dakwah Islamiyah”, pidato adalah seni


menutur,menyadarkan dan menarik publik.

Para khatib berhadapan dengan public,dan berusaha mengalihkan pandangan


padanya dengan cara penampilan dan alunan suaranya, keelokan mimiknya dan
keindahan uraiannya. Khatib berhadapan dan berdialog dengan yang membaca
dan buta aksara, para tunanetra dan yang melihat,kecil dan besar, dia bergumul
dengan seluruh kekuatan manusia secara langsung, berdialog dan menarik simpati,
meratapi jiwa manusia,menggerakan motivasi kebaikan manusia, mengajar
pembuktian dan keterangan untuk diresapi, dan merobah dari satu bentuk pidato
serta gayanya menurut perobahan yang dating dari publik.

Jadi, berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secarah lisan dengan


menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek nonkebahasaan
yang mendukung dayaguna dan tepatguna pengungkapan gagasan kepada banyak
orang dalam suatu acara tertentu.
1. Kriteria berpidato
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria,kriteria tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b. Isinya mengunggah dan bermanfaat bagi pendengar
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d. Isinya jelas
e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang dipakai mudah dipahami
g. Bahasanya disampaikan secara santun,renda hati dan bersahabat
2. Tata tertib dan etika berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk
memulai, mengembangkan,dan mengakhiri berpidato.sementara itu
etika berpidato merujuk pada nilai-nilai kepatutan yang perlu
diperhatikan dan dijunjung ketika seseorang berpidato.

Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan
berpidato. Ketika berpidato, kita tidak boleh menyinggung perasaan
orang lain, sebaliknya berpuya untuk menghargai dan membangun
optimisme bagi pendengarnya. Selain itu,
keterbukaan,kejujuran,empati dan persahabatan perlu di usahakan
dalam berpidato.
3. Penulisan naskah pidato
Menulis naskah pidato pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan
ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap dilisankan. Pilihan
kosakata,kalimat,dan paragraph dalam menulis sebuah pidato
sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan kegiatan menulis naskah
yang lai. Hanya saja disesuaikan dengan situasi pidato: resmi,kurang
resmi atau kekeluarga yang menetukan pilihan kata.
a. Menyunting/mengedit naskah pidato,untuk menyempurnakan
naskah pidato. Hal yang disunting adalah:
 Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan
pidato,calon pendegar,dan kegiatan yang digelar. Apakah
isinya benar, representative, dan mengandung informasi
yang relavan dengan konteks pidato. Bahasanya diarahkan
pada ketepatan pilihan kata, kalimat dan paragraph.
 Penalaran untuk memastikan isi dalam naskah telah
dikembangkan dengan tepat.
b. Menyempurnakan naskah setelah disunting, baik oleh penulis atau
orang lain,diarahkan pada aspek isi dan bahasa. Penyempurnaan
bahasa dengan mengganti kosakata dengan lebih tepat, kalimat dan
paragraf dengan memperbaiki koherensi dan kohesinya dan
menghilangkan unsur yang tidak diperlukan.
4. Penyampain pidato
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah
disiapkan. Akan tetapi,menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan
naskah pidato didepan hadirin,teapi perlu juga menghidupkan dan
menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan
audiens. Maka dari itu di gontor mewajibakan para santriwati untuk menhafal
pidatonya.
5. Pidato keagamaan
Pidato keagamaan adalah yang melandaskan kepada agama disegi
materinya,judulnya,maka menghubungkan pendengar dengan
khalik,mengingatkan mereka dengan pahala,siksaan dan mengajak
mereka kepada kebaikan serta memperingatkan dari keburukan.
6. Penampilan yang baik, dan penyampaian yang bagus
Khatib harus bagus dan baik penampilanya karena pribadi dan
kedudukannya,isyarat,nada,suara,dan indahnya suara baik nada naik
turunnya,dan bagus akhlaknya,semua ini menolong atas kesan dan
kecondongan kita membaca pidato yang berguna ketika engkau
mendengar maka tidak kerasa dengannya keindahan karena dia telah
memberi kesan dari sebab yang mengiringi penyampain.
7. Tahap penyusunan pidato
a. Cara membuka pidato
Pembukaan pidato adalah bagian penting dan menentukan kegagalan
dalam membuka pidato akan menghancurkan seluruh komposisi dan
presentasi pidato. Tujuan utama pembukaan pidato ialah
membangkitkan perhatian, memperjelas latar belakang pembicaraan
dan menciptakan kesan yang baik mengenai komunikator.
Terdapat beberapa cara membuka pidato antara lain:
1. Langsung menyebutkan pokok persoalan. Komunikator
menyebutkan hal yang akan dibicarakan dan memberikan kerangka
pembicaraanya.
2. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati. Ini
biasanya dilakukan dalam pidato untuk memperingati hari
bersejarah,bangunan baru,atau orang besar yang sudah tiada.
3. Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan-
pertanyaan yang baik dapat mendorong khayalak untuk
memikirkan jawabannya. Pertanyaan itu haruslah yang erat
kaitannya baik dengan kepentingan khayalak maupun dengan isi
pidato
4. Menceritakan pengalaman pribadi. Pengalam pembicaraan yang
menarik dapat membuka minat pendengar. Pengalaman tersebut
akan terasa “dekat” dan “nyata”, sebab orang yang mengalaminya
hadir ditengah khayalak.
b. Cara menyampaikan pidato
Ada dua cara orang memandang dalam penyampaian pidato sebagian
orang yang melihat pidato hanya sebagai suatu percakapan yang diperluas
dan dianggap tidak perlu mempelajarinya dengan menguasai bahan,maka
pidato akan berjalan dengan sendirinya. Sebagian lagi melihat pidato
bukan lagi sebagai satu percakapan,tetpi sudah merupakan peristiwa yang
memerlukan bakat dan keterampilan.
Semua orang dapat menyampaikan pidato dengan baik bila mereka
mengetahui dan mempraktekkan prinsip penyampaian pidato sebagai
berikut:
 Membangun kepercayaan diri.banyak istilah digunakan untuk
menamai gejala ini; demam panggung dan kecemasan bicara.
Menurut para psikologi, semua gejalah itu adalah reaksi alamiah
kepada ancaman. Begitu makhluk menghadapi ancaman, ia
bersiaga untuk melawan atau melarikan diri.
 Kontak mata. Mata merupakan bagian yang paling ekspresif dari
seluruh wajah. Pandanglah para pendengar. Hindari menatap
langit-langit atau lantai, mengapa tidak menatap mata yang diajak
berbicara. Kalau ini terjadi bias kehilangan kesempatan untuk
berkomunikasi dengan baik. Sebagian pakar komunikasi menyebut
hubungan erat dengan pendengar. Pidato adalah komunikasi tatap
muka,yang bersifat dua arah
 Karakteristik olah vocal ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam olah vocal yaitu kejelasan,keragaman,dan ritma
 Oalah visual. Berbicara dengan seluruh kepribadian,dengan
wajah,tangan,dan seluruh tubuh.
c. Cara menutup pidato
Permulaan dan akhir pidato adalah bagian-bagian yang paling penting
menentukan kalau permulaan pidato harus dapat mengantarkan pikiran
dan menambatkan perhatian kepada pokok pembicaraan, maka
penutupan pidato harus dapat memfokuskan pikiran dan perasaan
khayalak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dari seluruh isi
pidato.
Di bawah ini beberapa cara menutup pidato:
 Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan.
Manusia sanggup mengingat banyak hal, tetapi hanya sanggup
mengingat jelas beberapa hal saja. Karena itu pokok-pokok
utama disebutkan kembali.
 Mengatakan kata peribahasa atau kata mutiara. Kutipan dapat
menambah keindahan komposis,asalkan kutipan itu ada
kaitannya dengan tema yang dibicarakan atau menunjukan arah
tindakan yang harus dilakukan.
 Melantunkan pantun
 Menyampaikan dengan kalimat-kalimat lucu.

Penunjang untuk indahnya pandangan dan bagusnya


penampilan,sebagai berikut:

 Berdiri
Khatib berdiri didepan publik untuk memimpin dan
diperhatikan padanya,dia dapat berdiri sebagai
menambah kemegahan dan kebesaran,dengan
menjauhkan sebagian kebiasaan yang jelek seperti
meletakan tanagan pada badan, atau banyak gerakan,
dengan cara yang sederhana dalam berdiri daan
menampakan dadanya kedepan daan selalu dalam
kebesaran dan berwibawa
 Isyarat yang bagus
Isyarat yang bagus artinya perhatian atau arah gerak
yang mengerti, apabila isyarat diriingi dengan bahasa
pada tempat yang sesuai tentu akan memberi kesan
yangt besar. Suara khatib walaupun bagaimana
perubahan nada dan iramanya tidak akan cukup untuk
menampilkan seluruh perasaanya, maka harus dibantu
dengan gerakan tangan,kepala,dan bahu dan raut
mukanya.
 Pandangan dua mata
Mata adalah pintu yang menembusi kealam dan kepada
diri kita,menampakan perasaan pada penglihatan serta
membuka apa yang aada didalam jiwa.
“misalnya mata yang membelalak berarti kesal,taku
atau heran, mata yang terpejam menunjukan kerendahan
atau parah,mata yang melirik, diartikan merendahkan
atau menghina,mata yang bergerak kiri kanan
ditimbulkan ria dan sombong,mata yang menatap ke
langit melambangkan doa ,pandangan kebumi
menampakkan kesan khusyu’ atau malu, mata yang
tetap pada pandangannya lepas dari kesusahan, tetap
dan megharap,mata yang berkaca-kaca berarti
kemenangan”

Berpidato juga bisa disebut dengan komunikasi di depan public


atau biasa disebut dengan komunikasi secara tatap muka dengan
audiens sehingga audiens dapat mendengarkan dengan jelas dan dapat
memahami tentang apa yang dikemukakan oleh seorang komunikator.
Berpidato atau pidato biasa disebut komunikasi publik,
komunikasi kolektif,komunikasi retorik,public speaking dan
komunikasi khayalak (audience communication). Apapun namanya,
komunikasi publik menunjukan suatu proses komunikasi dimana
pesan-psesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka
didepan khayalak yang lebih besar.
1. Ciri-ciri komunikasi publik
a. Komunikasi interpersonal(pribadi). Karena berlangsungnya
secara tatap muka,tetapi terdapat beberapa perbedaan yangt
cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing.
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung
secara continue. Dapat diidentifikasi siapa yang berbicara
(sumber) dan siapa pendengarnya.
b. Pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara
spontanitas,tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.
Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai
aktifitas seperti pidato,rapat,kabar,pengarahan,ceramah,dan
semacamnya.
David K.Berlo membuat formula yang lebih sederhana.formula
ini dikenal dengan nama SMCR,yaitu Source

Jadi pidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan


menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek nonkebahasaan
yang mendukung dayguna dan tepatguna pengungkapan gagasan kepada
banyak orang.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


a. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis penelitian eksperimen
bentuk desain Pra-eksperimen (pre-experimental design). Pra-eksperimen
adalah penelitian yang menggunakan satu kelas tanpa adanya kelas
pembandingan dalam menguji cobakan suatu variabel.
b. Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Kuantitatif adalah metode


yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif dalam fenomena
sosial. Selain itu metode kuantitatif juga merupakan metode yang cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

B. Lokasi penelitian
Adapun lokasi peneliatian ini adalah pondok modern darussalam gontor putri 6
poso
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.
Jadi populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Hubungan dengan data yang akan
menjadi objek penelitian nantinya, penelitian perlu megetahui populasi yang
akan diteliti. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih terarah dan mudah
dilakukan. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas 3 KMI pondok modern darussalam gontor
putri 6 yang berjumlah
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, sampel didefinisikan sebagai pemilihan
sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan
sampel yang mewakili populasi tersebut. Karena itulah populasi kurang dari
100 orang maka penulis mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel,
yakni 100%.
D. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain. Variabel juga dapat
merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Kerlinger
meyatakan bahwa variabel adalah konstuk (construct) atau sifat yang dipelajari.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah segala sesuatu
yang menjadi objek penelitian untuk mem[eroleh informasi mengenai objek
tersebut.
Berdasarkan judul penelitian yang diajukan oleh peneliti yaitu pengaruh
penguasaan kosakata bahasa arab terhadap kemampuan pidato siswa pondok
modern darussalam gontor putri 6. Maka variabel dalam penelitian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Varibel independen (bebas)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulasi, predictor,
antecendent. Dalam bahasa indonesia serimg disebut variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen (variabel X)
dalam penelitian ini yaitu penguasaan kosakata siswa
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel terikat yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen (Variabel Y) dalam penelitian ini kamampuan berpidato siswi
E. Instrumen pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah
Observasi,tes,wawancara dan dokumentasi yang akan digunakan untuk
pengumpulan data atau informasi dalam proses penelitian.
1. Observasi
Pengamatan (observasi) merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan dengan cara mengamati langsung objek penelitian. Data
yang diamati adalah tentang situasi pembelajaran pada saat
diadakannya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
penemuan terbimbing.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan,kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes prestasi, yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian sesorang setelah mempelajari
sesuatu.
3. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan dan untuk dijawab secara lisan pula.

F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah mengawali dengan mencari
informasi dan mengetahui kondisi awal yang ada pada tempat yang akan
dijadikan subyek penelitian. Secara umum penelitian ini terdiri dari tiga
langkah utama yaitu: tahap persiapan,tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang
dibutuhkan dilapangan yaitu:
1. Membuat dan mengajukan surat izin kepada tempat yang akan
diadakan penelitian
2. Menyusun program pengajaran sesuai dengan kurikulum
berlaku
3. Menyusun instrumen penelitian yang telah diuji validitas dan
reabilitasnya serta kelengkapan lainnya.
b. Tahap pelaksanaan

G. Teknik analisis data

Anda mungkin juga menyukai