Oleh
Mu’at 1
1
Dosen Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fak. Tarbiyah IKAHA Tebuireng Jombang. Alamat:
Dsn Jajar Kepuhkembeng RT/RW : 03/05 Peterongan Jombang. Hp. (0321) 6133316.
Email : pakmuat@yahoo.com
A. PENDAHULUAN
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak
dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Sejak dahulu bahasa Arab sudah
diajarkan di Indonesia ketika Islam tersebar ke bumi Nusantara ini,
yaitu kira-kira abad ke-13 M. Oleh karena itu perlu dikaji adanya
pembelajaran bahasa yang tepat bagi pelajar non-Arab. Hal ini
terbukti dengan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah dimulai
dari pendidikan anak usia dini, atau TK sampai perguruan tinggi.
Pembelajaran bahasa asing termasuk dalam hal ini bahasa Arab bisa
dilakukan dengan berbagai strategi dan metode.
Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkah-
langkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui
dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam
kelas guna merealisasikan tujuan.
Demikian halnya dengan pembelajaran kosakata ( al-mufradāt).
Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki
oleh pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan
kosakata bahasa Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam
berkomunikasi dan menulis dengan bahasa tersebut.
Mempelajari bahasa tidak akan bisa terlepas dengan apa yang
dinamakan pembelajaran mufradāt, dimana pembelajaran mufradāt
adalah salah satu unsur yang urgen dalam pembelajaran bahasa itu sendiri.
Meskipun terdapat banyak sekali perbedaan pendapat mengenai makna
bahasa serta tujuan pengajarannya, namun semuanya tetap sepakat bahwa
pembelajaran mufradātitu memegang peranan penting untuk menunjang
keberhasilan kemampuan berbahasa. Dan sesungguhnya siswa yang
sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui mufradāt bahasa
yang sedang dipelajari, tanpa mengetahuimufradāt kiranya sulit bahkan
tidak mungkin siswa akan mampu menguasai ketrampilan berbahasa
yang dimaksud (Mustofa & Hamid, 2012 : 68).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan menulis
yang merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung
oleh pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya, produktif
dan aktual. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap
merupakan bagian penting baik dari proses pembelajaran suatu bahasa
atau pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang
bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil. Maka
kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( ) dalam
bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (
) mempunyai dua morfem yaitu dan . Adapun kata yang
mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-
morfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus.
Misalnya kata al-mu’allimun ( ) yang terdiri dari tiga morfem
yaitu dan serta (Al-Khuli, 1989:89).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan
kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui sesorang,
dan kumpulan kata tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau
berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi sesorang yang dibangun
dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan
gambaran kecerdasan dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN MUFRADĀT
Di antara tujuan utama pembelajaran kosakata (mufradāt) bahasa
Arab adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa,
baik melalui bahan bacaan maupun pemahaman menyimak
(fahm al-masmu’).
2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata
itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar
mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca
secara baik dan benar pula.
3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal
(berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks
kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal).
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradāt itu dalam
berekspresi lisan (berbicara) maupun lisan (mengarang)
sesuai dengan konteksnya yang benar (Muhbib Abdul Wahab,
2008:152).
D. JENIS-JENIS MUFRADĀT
Ṭu’aimah (1991:616-617) memberikan klasifikasi kosakata
(Mufradāt) menjadi 4 (empat), yang masing-masing terbagi lagi sesuai
dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut:
huruf harakat kasrah pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fa’il
dan harakat fathah untuk isim maf’ul, seperti kata jika di baca
muthālibberarti bentuk isim fa’il yang artinya penuntut. Tetapi bila
di baca muthālab, yang berbentuk isim maf’ul berarti yang di tuntut.
Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlāri’ dengan
merubah huruf yang paling depan ( harf al-mudlāra’ah ) menjadi huruf
mim( )م. Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat dalam suatu teks
itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang menjadi
pertimbangan (Sukamta dkk, 2005:92).
Contoh :
.1
.2
Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat ditentukan bahwa kata
yang digarisbawahi pada kalimat pertama adalah bentuk isim maf’ul
yang artinya dituntut, jadi harus dibaca muţālabūn karena arti kalimat
adalah “ kita dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh”. Adapun
kata yang bergaris bawah pada kalimat kedua adalah bentuk isim fā’il
artinya menuntut, maka dibaca muţālibūn yang artinya “kita menuntut
agar dosen mengajar kita dengan sungguh-sungguh”.
G. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MUFRADĀT
Dalam pembelajaran mufradāt, guru harus menyiapkan kosakata
yang tepat bagi siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru harus berpegangan
pada prinsip-prinsip dan kriteria yang jelas. Adapun prinsip-prinsip
dalam pemilihan mufradātyang akan diajarkan kepada pembelajar
asing (selain penutur Arab) adalah sebagai berikut:
1. Tawatur( Frequency) artinya frekuensi penggunaan kata-kata
yang tinggi dan sering digunakan itulah yang harus menjadi
pilihan.
2. Tawazzu’ (Range) artinya mengutamakan kata-kata yang
banyak digunakan baik di Negara Arab maupun di Negara-
negara non-Arab atau di suatu Negara tertentu yang mana kata-
kata itu lebih sering digunakan.
3. Matāhiyah (Avalability), artinya memilih kata tertentu dan
bermakna tertentu pula, yakni kata-kata yang digunakan dalam
bidang-bidang tertentu.
5. Tingkat kesukaran
Perlu disadari bahwa kosakata bahasa Arab bagi siswa
Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, ditinjau dari tingkat
kesukarannya :
a. Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya
dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti :
b. Definisi (ta’rīf)
Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif
kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefisian itu telah
dikenal dan difahami oleh siswa. Misalnya untuk menerangkan
arti kata dan diberikan definisi :
, dengan asumsi bahwa siswa
sudah mengenal kata :
c. Sinonim (murādif)
Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki sinonim yang
sudah dikenal oleh siswa, ini bisa digunakan untuk menjelaskan
makna kata tersebut. Misalnya, untuk menerangkan arti
kata-kata : dapat diberikan sinonimnya, yaitu :
yang diduga telah dikenal oleh siswa karena lebih
popular. Tentunya, guru mengetahui mana kata-kata yang telah
dipelajarai siswa dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya.
d. Antonim (dhid)
Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim dari kata yang
akan diterangkan maknanya sudah dipelajari sebelumnya oleh
6. Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang
sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru memberikan
contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat kalimat serupa.
Sudah barang tentu, tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan
dengan semua prosedur atau langkah di muka. Untuk itu perlu
dipilih kata-kata yang memang sulit, atau kata-kata yang memang
hanya difahami maknanya secara utuh apabila dihubungkan dengan
konteks.
Di samping yang telah disebutkan di muka, ada beberapa
strategi atau teknik pembelajaran mufradāt yang bisa diterapkan
menurut tingkat kemampuan siswa, sebagaimana yang dikemukan
oleh Mustofa (2011:73-76) yaitu:
1. Strategi Pembelajaran Kosakata (mufradāt) Tingkat Dasar
(Mubtadi’)
Strategi pembelajaran kosakata ( mufradāt) pada tingkat dasar
(mubtadi’) ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara
lain:
BIBLIOGRAPHY