PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab (Hermawan, 2011:6).
Dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Arab
salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam
Berbeda dengan realita yang ada saat ini. Pada umumnya setiap pengajaran
1
Strategi serta sistem yang digunakan kebanyakan masih sangat tradisional
dengan pola-pola yang digunakan di masa lalu. Selain itu, dalam proses
yang lain yang menggunakan bahasa Arab (seperti mempelajari tafsir, fiqh,
maksimal dan terfokus (Hermawan, 2011:5). Oleh karenanya, tidak semua tujuan
Dalam proses pembelajarn masa kini penulis merasa perlu bergeser dari
salah satu tuntutan zaman dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat.
B. Rumusan Masalah
Dari aspek - aspek yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah yang
2
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Kota Bitung
2. Secara praktis bagi penulis maupun bagi guru – guru bahasa Arab dapat
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Maharah adalah masdar dari fi’il (ارة88ر – مه88ر – يمه88 )مهyang bisa diartikan
Isim faa’il nya ( )ماهرyang berarti orang yang pandai atau pintar.
dan mengucapkan suara secara sengaja dalam bahasa Arab dengan baik dan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan atau perasaan kepada mitra bicara.
Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda
yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan
kebutuhannya.
4
B. Tujuan Mempelajari Maharah Kalam
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.
Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain
dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun tentu saja untuk mencapai
indikasi kualitas-kualitas.
mereka dalam topik yang sesuai terkait dengan kehidupan, pengalaman, dan
pekerjaan mereka di dalam dan di luar sekolah, dalam frasa yang tepat.
5
6) Mengatasi beberapa cacat psikologis yang dapat mempengaruhi anak saat ia
masih kecil, seperti rasa malu, ceroboh dalam berbicara, atau introvert.
tumbuh di kalangan murid dalam seni ekspresi fungsional baik dari diskusi
dan penyajian gagasan dan pendapat, serta memberikan ceramah dan orasi.
9) Memperkuat sisi lain dari ekspresi tertulis dengan apa yang diperoleh murid
dari kekayaan linguistik, struktur retorika, dan tradisi sastra memurnikan hati
nurani dan perasaan seorang pelajar, untuk menjadi bagian dari bangsa yang
mengajarkan siswa mampu berkomunikasi melalui lisan dengan baik dan wajar
dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Tanpa
sharfiyyah).
6
1) Mengembangkan kesadaran anak akan kata-kata verbal sebagai kesatuan
bahasa.
bahasa.
memiliki tujuan khusus yang dapat dikenali, antara lain sebagai berikut:
1) Mendorong murid untuk menghadapi orang lain dan berbicara dengan mereka
2) Penekanan pada faktor yang mencegah mereka mengklarifikasi ide dan makna
7
C. Tahapan Belajar Maharah Kalam
dan makna penyampaian informasi secara lisan, dengan jenis bentuk dan metode
Maka, guru harus mengetahui tahapan kemampuan berbicara dan apa yang
harus dilakukan agar dapat menentukan jenis materi yang sesuai untuk
1. Tahap Dasar
2. Tahap Menengah
bermain peran dan berbicara tentang peristiwa yang dihadapi siswa, dan
8
mengungkapkan kembali apa yang mereka dengar dari radio atau apa yang
3. Tahap Lanjutan
Pada titik ini, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan cerita
tentang hal-hal yang paling mereka sukai atau tidak sukai dengan alasan
yang cukup.
Kegiatan ini lebih sulit dari sekedar bercerita saja. Ini memiliki unsur
kegiatan analisis dan evaluasi. Jadi, siswa diarahkan ke arah untuk melatih
pendidik untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik
di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.
9
Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
untukmelakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan dari proses
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik.
pembelajaran.
Noor Syam dalam Janawi secara teknis menerangkan bahwa metode adalah:
1) Suatu prosedur yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. 2) Suatu teknik
mengetahui yang dipakai dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu
prosedur.
metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai
dikuasai oleh pendidik untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
peserta didik di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik
dengan baik.
10
Metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan dari proses
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik.
pembelajaran.
Agar peserta didik maharah kalam baik bagi non Arab, maka guru
yaitu:.
11
o Mengungkapkan ide-ide dengan cara yang benar dengan
pembicaraan
dengan benar.
oleh para pengajar bahasa. Setiap pendekatan atau metode memberikan tekanan
termasuk fungsi setiap ungkapan dan konteks atau situasinya, kemudian langsung
a) Tanya Jawab
dan untuk mengetahui kapan, di mana, dan kepada siapa kalimat itu
diujarkan.
12
Dengan berbekal kompetensi komunikatif, seseorang dapat
13
Untuk menopang penciptaan situasi, dapat digunakan alat
c) Percakapan Terpimpin.
ditentukan.
spontanitas.
d) Percakapan Bebas
kesempatan yang cukup untuk berlatih. Pengajar dalam hal ini melakukan
khusus kepada kelompok yang dinilai lemah atau terlihat kurang lancar dan
14
BAB III
PEMBAHASAN
Tata bahasa yang bagus yang dipelajari siswa tak akan ada artinya kalau
bahasa Arab. Jauh sebelum itu penguasaan perbendaharaan kosa kata (mufradat)
harus lebih awal dikuasai siswa. Kosa kata yang dipilih dalam maharah kalam
sebaiknya adalah kosa kata yang bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Selain peluang terpakainya kosa kata lebih besar dalam aktivitas keseharian, kosa
kata tersebut mampu menjadi pemantik minat menghafal kosa kata bahasa arab
lainnya.
Setelah memiliki banyak kosa kata, hal yang perlu dilatih adalah
menimbulkan rasa percaya diri berbicara bahasa Arab secara intens. Terkadang
siswa merasa malu, canggung, dan takut salah dalam berbicara bahasa Arab.
berbahasa seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, jika tetap bergulat dengan
takut salah untuk mencoba maka akan sulit melangkah ke tahap berkembang.
Salah adalah suatu hal yang lumrah bagi seorang siswa pembelajar pemula,
15
dengan kesalahan tersebut akan muncul pembenaran dengan bentuk saran,
berbahasa Arab.
dan berkembang ke penggunaan frasa maupun kalimat bahasa Arab maka akan
keseharian tanpa rasa takut dan ragu akan membuat kemampuan maharoh kalam
guru :
ketika terjun di lapangan, seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata,
kaidah, mimik muka dan sebagainya. Pada tahap ini keterlibatan guru dalam
latihan cukup banyak, karena tentu saja setiap unsur kemampuan yang
diajarkan perlu diberi contoh. Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan
16
2) Latihan komunikatif yakni guru lebih mengandalkan kreativitas para pelajar
dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung
diberikan secara bertahap, dan dianjurkan agar materi latihan dipilih sesuai
Pada aktifitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus
lain-lain.
17
Selanjutnya penulis memuat langkah – langkah pembelajaran maharah
kalam yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam hal
ini penulis mengambil salah satu topic materi pelajaran maharah kalam kelas 7
Madrasah Tsanawiyyah:
(RPP)
Keterampilan : Kalam/Berbicara
Kelas/Semester : VII/Genap
18
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkrit (menggunakan,
dengan yang dipelajari di madrasah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
pengembangan
19
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam mempraktikkan
sesuai konteks
Ta’aaruf
yang ditentukan
20
4.1.3 Melakukan Tanya jawab sesuai contoh ungkapan yang
berbagai kalimat.
21
D. Materi Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
22
c) Guru mengabsen siswa
sudah dipelajari
a) Mengamati
b) Menanya
belum dipahami.
23
c) Mengumpulkan informasi/mencoba
d) Menalar/mengasosiasi
dilafalkan teman
e) Mengomunikasikan
sudah dipelajari
24
G. Penilaian
o Penilaian Sikap
o Penilaian Performance.
H. Remedial
C.
25
D. Penerapan Stategi Pembelajaran Maharah Kalam
pembelajaran. Strategi adalah salah satu diskursus yang sering kali disorot dalam
yang
pada intinya strategi merupakan politik atau taktik yang digunakan guru dalam
efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal
yang digunakan di dalamnya dan juga prinsip mengajar yang dilakukan guru
Tahapan ini merupakan tahapan yang ditempuh guru pada saat memulai
proses pembelajaran. Pada tahapan ini, hal pertama dan paling utama yang
26
a) Masing-masing guru dan peserta saling memperkenalkan diri di depan
b) Antara peserta satu dan yang lain harus saling menganal satu sama lain
tanpa terkecuali dan bagi peserta yang tidak hafal salah satu nama peserta,
c) Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru pada tahapan ini adalah:
harian sesuai dengan keterangan Kepala Lembaga. Dan dari evaluasi harian
ini bisa diketahui ada tidaknya kebiasaan belajar peserta di rumah dan
pembelajaran.
27
2. Tahap Instruksional
Tahapan ini merupakan tahapan inti dari suatu pembelajaran, yaitu tahapan
(bermain peran). Selanjutnya membahas apa yang terkandung dalam hal yang
dipelajari. Misal, untuk kegiatan presentasi, maka yang dibahas adalah intisari
dari apa yang dipresentasikan oleh peserta terpilih dan membahas faedah yang
tahapan ini, yang harus dihafal sebagai bahan evaluasi pada pertemuan
selanjutnya.
Hal terpenting dan paling utama bagi guru adalah mampu menciptakan rasa
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara.
keseharaian.
B. Saran
maharah kalam yang optimal yakni mahir berbahasa Arab secara aktif
29
menuju ke metode pembelajaran modern sesuai tuntutan zaman dengan
kesehariannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab Rossyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (malang: UIN Malang
Press,2009), hal. 65
Abdurrahman al-Fauzan, dkk, “Durus al- Daurat al- Tadribiyah li Mua’allimi al-
Lugah al- Arabiyah li Ghairi al- Natihiqin Biha” dalam Ahmad Muradi,
Pembelajaran Menulis Bahasa Arab dalam Perspektif Komunikatif, h. 5-6.
Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori
ke Praktik (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), h. 105.
31