Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbahasa merupakan kehhiatan yang selalu mengisi berbagai bidang dalam dunia
pendidikan khususnya pendidikan bahasa. Penggunaan bahasa dikemas dalam aspek
ketrampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara membaca dan menulis.
Keempat aspek keterampilan tersebut menjadi landasan pembelajaran bahasa. Setiap pelajar
diberdayakan kompetensinya untuk menguasai keempat aspek tersebut. Dikaitkan dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi aspek keterampilan bahasa menjadi hal
yang menarik untuk dikaji terutama dalam pembelajaran bahasa arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aspek istima’ beserta kelebihan dan
kekurangannya?
2. Apa yang dimaksud dengan aspek kalam beserta kelebihan dan
kekurangannya?
3. Apa yang dimaksud dengan aspek Qira’ah beserta kelebihan dan
kekurangannya?
4. Apa yang dimaksud dengan aspek Kitabah beserta kelebihan dan
kekurangannya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan aspek istima’ beserta
kelebihan dan kekurangannya.
2. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan aspek Kalam beserta
kelebihan dan kekurangannya.
3. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan aspek Qira’ah beserta
kelebihan dan kekurangannya.
4. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan aspek Kitabah beserta
kelebihan dan kekurangannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN BERBAHASA
A. Aspek Istima’
Mendengar dalam perspektif etimologis adalah suatu yang terbatas kepada apa
yang didengar dari orang Arab. Sedangkan secara terminologis adalah pemusatan
pikiran seseorang pendengar terhadap lawan bicaranya dengan tendensi untuk
memahami konten pembicaraan dimaksud, disamping mengadakan analisis, dan
bahkan mengekspresikan kritikan .1
jadi yang dimaksud mendengar dalam konteks ini adalah bukan hanya
mendengarkan pembicara secara pasif, akan tetapi lebih aktif dan produktif,
maksudnya sesorang yang sedang mendengar pembicaraan lawan harus mampu
mengorelasikan symbol dan argumentasi yang diekspresikan oleh si pembaca, serta
mengadakan analisis sejauh mana kebenaran dan kevaliditasan argumentasi yang
dikemukakan.2
Keterampilan mendengar merupakan keterampilan pertama yang dilakukan
oleh seseorang dalam belajar berbahasa. Menyimak dapat menjadi alat ukur tingkat
kesulitan yang dialami oleh seseorang yang belajara berbahasa, karena dari
keterampilan ini kita bisa tahu pemahaman dialeknya, pola pengucapannya, struktur
bahasa dan lain sebagainya. Dengan istima’ pula kita bisa menguasai keterampilan-
keterampilan bahasa lain.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru ketika dalam pembelajaran ini
seperti: (1) menyimak teks paragraph dengan menggunakan media kaset yang berisi
rekaman teks Arab, tape recorder, dan teks paragraf. (2) menyimak teks lagu dengan
menggunakan media kaset lagu arab, tape recorder dan teks lagu. (3) menyimak cerita
dengan menggunakan media kaset cerita Arab dan tape recorder.3
Teknik pembelajaran dalam keterampilan mendengar ini dapat dilakukan
melalui tiga tahap :
1. Tahap latihan pengenalan ( identifikasi )

1 Zulhannan, 2014, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta : Rajawali Pers. Hal. 92
2 Ibid. hal 76
3 Abdul hamid, 2008, Pembelaran Bahasa Arab, Malang : Uin Malang Press. Hal. 227
2
Latihan ini berupa latihan mendengarkan bunyi bahasa Arab dan makhraj huruf
secara benar, mendengarkan bunyi bahasa Arab yang variatif, mengenal dan
membedakan bunyi bahasa arab yang berbeda.
2. Tahap latihan mendengar dan menirukan
Latihan ini dilakukan oleh pendidik difokuskan pada bunyi bahasa atau pola
kalimat baru yang belum dikenal peserta didik sebelumnya, disamping dalam
mengucapkan vocal panjang pendek, bertasydid dan tidak bertasydid.
3. Tahap latihan mendengarkan dan memahami
Latihan ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan memperdengarkan teks teks
pendek atau sederrhana, kemudian diekspresikan ulang oleh peserta didik baik
secara lisan maupun tulisan.Term ini dilakukan untuk menguji konsentrasi dan
kecermatan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran keterampilan
mendengar (maharat al-istimak).4

Adapun Kelebihan aspek ini antara lain adalah sebagai berikut :


1. Melatih kecermatan dalam mendengarkan
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa mencermati atau
mendengarkan apa apa yang diperdengarkan kepada mereka meliputi suara,
kalimat kalimat, isi dan lainnya.
2. Lebih diingat
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendengar adalah keterampilan yang
menggunakan pancra indera pendengaran atau telinga. Kita ketahui bahwasanya
hal yang paling dulu dipahami oleh manusia dari bahasa melalui mendengar. Hal
ini menjadi salah satu factor utama dalam mengingat ujaran bahasa yang telah ia
dengar dengan kuat.
3. Cepat mengerti
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat mengerti atau
memahami isi kandungan apa apa yang diperdengarkan kepada mereka. Karen
mendengar adlah kegiatan yang sangat praktis, berbeda dengan membaca yang
lebih menguras kejelian indera penglihatan dan pikiran yang berfungsi dalam
memahami kata demi kata atau paragraf demi paragraph suatu bacaan.

Kelemahan aspek istimak antara lain sebagi berikut:


1. Para pelajar cenderung untuk member respon secara serentak dan
secara mekanistik seperti membeo, merek sering tidak mengetahui atau tidak
memikirkan makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
4 Zulhannan, Op. Cit. hal, 92-95.
3
2. Makna kalimat yang diajrkan biasanya terlepas dari konteks, sehigga
pelajar hanya memahami satu makna, padahl suatu kalimat bisa mempunyai
beberapa makna tergantung kontesnya.
3. Para pelajar juga tidak berperan aktif dikelas Karen amereka hanya
member respon pada rangsangan guru.
4. Pelajar mengalami kesulitan dalam konteks komunikatif yang
sebenarnya karena latihan latihan pola bersikap manipulative, tidak
kontekstual dan tidak realistis.5

B. Aspek Kalam
Berbicara (kalam) secara etimologis adalah perkataan, percakapan, dan
pembicaraan. Sedangkan menurut pakar gramatikal bahasa arab, Kalam adalah lafal
yang tersusun memberikan faedah dan dilakukan secara sengaja. Adapun pengertian
kalam secara terminologis adalah mengucapkan bunyi-bunyi bahasa arab secara benar
dan akurat, dan bunyi- bunyi tersebut keluar dari makhraj al-huruf yang telah menjadi
konsesus pakar bahasa.
Jadi, keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk mengekpresikan,
menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan atau isi hati kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Kegiatan kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru seperti : dialog sederhana,
wawancara, serita berpasangan, dan berpidato.6
Adapun Teknik- teknik pembelajaran keterampilan Berbicara dapat dilakukan
melalui tiga tahap yaitu :
1. Tahap Latihan Asosiasi dan Identifikasi
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih spontanitas peserta didik dan
kecermatan mereka di dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan definisi
kosakata yang diucapkan atau yang didengar. Format latihan ini adalah sebagai
berikut :
a. Pendidik menyebutkan sebuah kosakata, selanjutnya peserta
didik mengasosiasiasikan definisinya dalam sebuah pernyataan.
b. Pendidik menyebutkan sebuah isim, selanjutnya peserta didik
menyebutkan sinonim dan antonimnya.
2. Latihan Pola Kalimat (Pattern Drill)
5 .http://www.aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html
6 Abdul Hamid, Op. Cit. Hal. 231
4
Latihan ini adalah sebuah format latihan yang disajikan terhadap peserta
didik dengan mempresentasikan pola pola kalimat sehingga lidah mereka menjadi
otomatis didalam mengeskspresikan pola kalimat arab, tanpa ada skeptis atau
keraguan.
3. Latihan Percakapan (dialog)
Latihan ini adalah Latihan yang topic topiknya diambil dari kehidupan sehari
hari, maketable dan actual sehingga menarik bagi peserta didik. Adapun dalam
proses Implementasinya menggunakan pendekatan komunikatif. Dengan demikian
terjadi interaktif, dan tidak terkesan dibuat buat.7

Adapun Kelebihan aspek Kalam adalah sebagai berikut:


1. Siswa berbicara banyak
2. Partisipasi aktif dari siswa
3. Memiliki motivasi tinggi
4. Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang diterima

Adapun Kekurangannya antara lain sebagai berikut :


1. Siswa Grogi berbicara karena khawatir melakukan kesalahan,
takut dikritik, khawatir kehilangan muka, sedikit malu.
2. Tidak ada bahan untuk dibicarakan karena tidak bisa berfikir
tentang apa yang mau dikatakan dan tidak ada motivasi untuk
mengungkapkan apa yang yang dirasakan.
3. Kurang atau tidak ada partisipasi dari siswa lainnya, karena
dipengaruhi oleh beberapa siswa yang cenderung mendominasi.
4. Penggunaan bahasa ibu menjadikan mereka tidak biasa
berbicara bahasa asing.

C. Aspek Qira’ah
Secara etimologi membaca yakni melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis, dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan terminologi membaca
adalah melihat serta memahami isi apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya
dalam hati). Bisa juga diartikan mengeja atau melafalkan apa yang ditulis.8
Tes kemampuan membaca adalah sebuah tes keterampilan berbahasa yang bisa
dilakukan dalam pengajaran bahasa . bersama dengan kemampuan menyimak
kemampun membaca tergolong kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media
7 Zulhannan, 2014, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta : Rajawali Pers. Hal.96-98
8 Ibid. Hal. 101
5
penyampainnya. Kemampuan menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan
memahami bahasa lisan, sedangkan kemampuan membaca untuk bahasa tulis.
Keterampilan membaca ini merupakan keterampilan yang sangat unik dan dapat
mengembangkan pengetahuan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat
Negara maju ditandai oleh berkembangnya budaya membaca.9

Tujuan membaca secara umum adalah sangat variatif, diantaranya:


1. Membaca dengan tujuan untuk penelitian
2. Membaca dengan tujuan merangkum
3. Membaca untuk mendapatkan informasi
4. Membaca untuk kepentingan ujian
5. Membaca dengan tujuan rileks
6. Membaca dengan tujuan ibadah.

Disisi lain membaca itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat


terminologi jenis membaca. Pertama, membaca nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyah),
kedua, membaca dalam hati (al-Qira’ah al-Shamithah), ketiga, membaca intensif (al-
Qira’ah al-Mukatsafah), dan keempat, membaca ekstensif (al-Qira’ah al-
Muwasa’ah). Paparan secara komprehensif dapat dilihat berikut ini:
a. Membaca Nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyah)
Terminologi membaca nyaring disini adalah jenis bacaan yang diekspresikan
peserta didik dengan suara yang keras (tinggi), sedangkan peserta didik yang laiin
mendengarkan dengan penuh perhatian. Jadi, segala jenis bacaan yang sifatnya keras
dan bersuara bisa dikatakan membaca nyaring.
Teknik pembelajaran keterampilan membaca nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyah)
secara rinci.
1) Pendidik membaca teks bacaan seluruhnya
2) Pendidik membagi teks bacaan terdiri dari beberapa bagian
3) Kalau terjadi kesalahan ketika peserta didik membaca, maka
perintahkan peserta didik yang lain membetulkannya.
b. Membaca Dalam Hati (al-Qira’ah al-Shamithah)
Terminologi membaca dalam hati adalah jenis bacaan yang dilakukan
peserta didik untuk membaca suatu topik (teks) di dalam hati atau secara diam.
Lebih jauh pengertian ini adalah membaca tanpa mengeluarkan suara, desis, atau

9 Iskandarwassid, 2009, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : PT remaja Rosdakarya. Hal. 247
6
gerakan bibir, dan bahkan sampai pada pita suara yang ada di pangkal
tenggorokan pembaca tidak bergetar sama sekali.
Teknik pembelajaran keterampilan membaca dalam hati:
1) Pendidik menyuruh peserta didik untuk membaca bagian pelajaran
(tekks) secara pelan-pelan tanpa bersuara.
2) Pendidik menentukan waktu secukupnya untuk membacanya, dengan
memerhatikan lamanya, sukarnya memahami isi bacaan (teks) tersebut.
3) Setelah selesai membaca, pendidik mengajukan beberapa pertanyaan
secara lisan kepada peserta didik, dengan tujuan menguji kemampuan mereka
dalam memahami isi bacaan (teks). Hal ini diberikan untuk kelas yang sudah
tinggi.
c. Membaca Intensif (al-Qira’ah al-Mukatsafah)
Terminologi membaca intensif adalah membaca yang digunakan sebagai
medium pembelajaran kata-kata dan gramatika baru. Teknik pembelajaran
keterampilan membaca intensif (al-Qira’ah al-Mukatsafah) secara rinci:
1) Pendidik mempersiapkan nuansa teks pendek yang telah di seleksi
2) Teks yang disediakan pendidik tentunya berisikan kata-kata dan pola
kalimat baru
3) Sebaiknya aktivitas ini dilaksankan dalam kelas
4) Kemudian pendidikan memerintahkan peserta didiknya untuk
membaca bahan (teks) tersebut secara teliti dan seksama.
d. Membaca Ekstensif (al-Qira’ah al- Muwasa’ah)
Terminologi membaca ekstensif adalah jenis membaca yang sifatnya lebih
luas dan menyeluruh (komprehensif), yaitu mencakup bacaan panjang maupun
pendek. teknik pembelajaran membaca ekstensif ini pada prinsipnya sama dengan
teknik pembelajaran membaca intensif, sehingga disini tidak perlu di paparkan ulang.
Akan tetapi, yang lebih menarik diketengahkan adalah Teknik Pembelajaran
Membaca Secara Umum jika seorang pendidik akan mempresentasikan pembelajaran
membaca (al-Qira’ah). Aspek tersebut adalah:
1) Materi yang disajikan sesuai dengan kemampuan masing-
masingpeserta didik serta kecintaan per individu terhadap materi dan
kebutuhan menyeluruh.
2) Materi yang disajikakn disesuaikan dengan tingkat pemikiran dan nilai
persiapan masing-masing peserta didik.
3) Memperbanyak dan memvariasikan materi bacaan yang berfaedah,
bernnuansa, dan gampang.
7
4) Perhatian terhadap buku paket dalam menggunakan alat peraga (alat
bantu).
5) Memerhatikan penggunaan media dan alat bantu baik yang berbentuk
audio maupun visual ketika aktivitas pembelajaran berlangsung
Kelebihan dalam pembelajaran Aspek qira’ah ini adalah : para siswa mampu
membaca teks bahasa Arab dengan baik, para siswa mempunyai kemampuan
memahami teks Arab, para siswa memahami tentang penggunaan nahwu shorof
dengan baik. Sedangkan Kekurangannya ialah : membutuhkan waktu yang banyak,
lemah dalam pelafalan, terkadang merasa bosan saat pembelajaran.

D. Aspek Kitabah
Menulis merupakan keterampilan untuk menyusun, mencatat dan
mengomunikasikan makna yang ada di dalam ide dan pikiram seorang penulis.
Terminologi menulis adalah salah satu aspek skill bahasa yang sangat vital di dalam
pembelajaran bahasa pertama (Arab), yang sama tingkatannya dalam pembelajaran
bahasa asing.10 Dalam pembelajaran bahasa Arab, menulis merupakan keterampilan
penting. Karena keterampilan menulis terbilang sangat sulit dan dibutuhkan latihan
secara terus menerus maka membutuhkan waktu agak lama untuk menempuh
keterampilan tersebut.
Adapun tujuan menulis secara umum adalah:
1.Supaya teliti memilih kata-kata dan susunan kalimat yang indah.
2.Supaya bagus susunan kalimatnya dan halus perasaannya sehinga tampak nilai
estetis dalam susunan kata-katanya.
3.Membiasakan peserta didik supaya sanggup membentuk pendapat-pendapat yang
betul dan pola pikir yang benar.
Teknik pembelajaran keterampilan menulis, yaitu :
a) Pendidik menjelaskan kepada peserta didik bagaimana cara menjawab
(mengerjakan) menulis terbimbing dengan jelas, tanpa menimbulkan salah paham
atau keraguan.
b) Peserta didik mengerjakan tulisan tersebut di dalam kelas atau jika waktu tidak
memungkinkaan boleh dikerjakan dirumah masing-masing (PR).

10 Muhammad Ali al-Khuli, Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyyah, Riyad: al-Mamlakah al-Arabiyyah al-
Su’udiyyah, 1982, Cet. Ke-1, Hal. 112-113
8
c) Pekerjaan peserta didik diperiksa (dikoreksi) dengan salah satu cara yang
sesuai sebagai berikut.
1) Diperiksa pendidik langsung dalam kelas.
2) Diperiksa oleh pendidik diluar kelas bila jumlah peserta didik besar.
d) Pendidik memiliki catatan tambahan terhadap kesalahan peserta didik yang
mereka perbuat.
e) Setelah diperiksa, setiap peserta didik menulis kembali jawaban karangan
seluruhnya, tanpa ada kesalahan sesuai dengan petunjuk serta bimbingan
pendidik.
Selanjutnya, teknik pembelajaran keterampilan menulis bebas dapat dilakukan
oleh pendidik melalui langka-langkah sebagai berikut.
a. Peserta didik menulis judul yang akan ditulis.
b. Melatih peserta didik dalam mengemukakan ide, mengaitkan ide tersebut,
menjelaskan serta menulis karangan yang berkaitan dengan peristiwa yang akan
ditulis, sehingga mencapai pada sebuah materi yang jelas untuk dikaji.
c. Mengoreksi tulisan, dapat dilakukan melalui proses:
1) Diperiksa pendidik langsung dalam kelas.
2) Diperiksa oleh pendidik diluar kelas bila jumlah peserta didik banyak.
3) Pendidik memiliki catatan sendiri, untuk mengetahui kesalahan umum
per individu.
d. Setelah diperiksa, setiap peserta didik di perintahkan untuk menulis kembali
pembetulan (koreksian) berdasarkan petunjuk serta bimbingan pendidik tadi.
Strategi Pembelajaran Kitabah (Menulis) yaitu :
Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, keterampilan menulis adalah
keterampila tertinggi dari empat keterampilan berbahasa. Menulis merupakan salah
satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lainnya yang
tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal,
yaitu:
1. Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar
2. Memperbaiki khoth
3. Kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas dan detail.11
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Menulis (Kitabah) :
- Kelebihan:
1. Siswa termotivasi untuk mmenulis bentuk lambang-lambang bahasa
serta menimbulkan rasa percaya dan menghilangkan ketegangan.
2. Siswa terlatih dan sudah mengenal pengucapan kata-kata, sebab
menulis merupakan aktivitas menyeluruh dalam penguasaan keterampilan
bahasa sehingga siswa dapat membedakan bunyi lambang yang di dengarnya.

11 Abdul Hamid, Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-Malang Press, Hal. 49


9
3. Siswa memiliki keterampilan lain dalam bidang menulis tulisaan asing.
4. Siswa mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam tulisan
Arab.
- Kelemahan:
1. Terkadang siswa kesulitan menuliskan antara yang di dengar dan yang
seharusnya ditulis
2. Tidak menjamin lancar dalam kemampuan keterampilan berbicara
3. Siswa sulit dalam penggabungan kata
4. Huruf hijaiyah yang berbeda dengan abjad terkadang membuat siswa
kesulitan dalam penulisan
5. Siswa terkadang masih kesulitan dalam penulisan dari arah kanan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aspek Istima’ Kelebihan dan Kekurangnnya
Mendengar dalam perspektif etimologis adalah suatu yang terbatas kepada
apa yang didengar dari orang Arab. Sedangkan secara terminologis adalah
pemusatan pikiran seseorang pendengar terhadap lawan bicaranya dengan
tendensi untuk memahami konten pembicaraan dimaksud, disamping mengadakan
analisis, dan bahkan mengekspresikan kritikan. Kelebihan aspek ini antara lain
adalah sebagai berikut : Melatih kecermatan dalam mendengarkan, lebih diingat,
cepat mengerti, Kelemahan aspek istimak antara lain sebagi berikut: Para pelajar
cenderung untuk member respon secara serentak dan secara mekanistik, Makna
kalimat yang diajrkan biasanya terlepas dari konteks sehigga pelajar hanya
memahami satu makna, Para pelajar juga tidak berperan aktif dikelas, Pelajar
mengalami kesulitan dalam konteks komunikatif yang sebenarnya.
2. Aspek Kalam Kelebihan dan kekurangannya
keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk mengekpresikan,
menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan atau isi hati kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Adapun Kelebihan aspek Kalam adalah sebagai berikut: Siswa berbicara banyak,
Partisipasi aktif dari siswa, Memiliki motivasi tinggi, Bahasa yang dipakai adalah
bahasa yang diterima. sedangkan kekurangannya antara lain sebagai berikut :

10
Siswa grogi berbicara karena khawatir melakukan kesalahan, takut dikritik,
khawatir kehilangan muka, sedikit malu.
3. Aspek Qiraah Kelebihan dan Kekurangnnya
Terminologi membaca adalah melihat serta memahami isi apa yang tertulis
(dengan melisankan atau hanya dalam hati).
Kelebihan dalam pembelajaran Aspek qira’ah ini adalah : para siswa
mampu membaca teks bahasa Arab dengan baik, para siswa mempunyai
kemampuan memahami teks Arab, para siswa memahami tentang penggunaan
nahwu shorof dengan baik.
Sedangkan Kekurangannya ialah : membutuhkan waktu yang banyak,
lemah dalam pelafalan, terkadang merasa bosan saat pembelajaran.
4. Aspek Kitabah
Terminologi menulis adalah salah satu aspek skill bahasa yang sangat vital
di dalam pembelajaran bahasa pertama (Arab), yang sama tingkatannya dalam
pembelajaran bahasa asing. Kelebihannya ialah : Siswa termotivasi untuk
mmenulis bentuk lambang-lambang bahasa serta menimbulkan rasa percaya dan
menghilangkan ketegangan, Siswa terlatih dan sudah mengenal pengucapan kata-
kata, Siswa memiliki keterampilan lain dalam bidang menulis tulisaan asing,
Siswa mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam tulisan Arab.
Sedangkan kelemahannya ialah : Terkadang siswa kesulitan menuliskan antara
yang di dengar dan yang seharusnya ditulis, Tidak menjamin lancar dalam
kemampuan keterampilan berbicara, Siswa sulit dalam penggabungan kata, Huruf
hijaiyah yang berbeda dengan abjad terkadang membuat siswa kesulitan dalam
penulisan, Siswa terkadang masih kesulitan dalam penulisan dari arah kanan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zulhannan, 2014, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta : Rajawali


Pers.
Hamid, Abdul, 2008, Pembelaran Bahasa Arab, Malang : Uin Malang Press.
http://www.aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html. Diakses
pada pukul 15.36 28 Maret 2019
Al-Khuli, Muhammad Ali, Asalib Tadris al-Lughah al-Arabiyyah, Riyad: al-
Mamlakah al-Arabiyyah al-Su’udiyyah.
Iskandarwassid, 2009, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung : PT remaja
Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai