Anda di halaman 1dari 13

‫همارة الالكم‬

MAKALAH
Dipresentasikan dan disusun untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah

“Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab”

Dosen Pengampu : Lita Lestari M.Pd

Disusun Oleh:

Anbiyani

Dini Oktaviani

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
2017
Kata Pengantar

Al-hamdulillahirobbil’alamin …

Puji syukur kami curahkan kepada illahi robbi yang mana atas berkat dan rahmat
dariNya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini, shalawat beserta salam mudah-
mudahan tetap terlimpahkan kepada baginda alam utusan Allah Swt yakni Nabi
Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabatnya, para ulama, tabiin dan tabi’atnya
dan sampai kepada kita sebagai umatnya dan mudah-mudahan mendapatkan syafaatnya
di yaumul jaza. Amiiin

Atas bantuan dan dorongan dari semua pihak kami bisa menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “ ‫”همارة الالكم‬. Dengan kerendahan hati penyusun
meminta maaf kiranya makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya
khususnya karena keterbatasan referensi yang membantu dan ketidakmampuan ilmu
yang kami dapatkan. Mudah-mudahan makalah ini bisa membantu mahasiswa dalam
memahami ‫ همارة الالكم‬yang tepat digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran
bahasa Arab.

Cipasung, 14 Desember 2017

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ‫همارة الالكم‬


B. Pembagian aktivitas dalam ‫همارة الالكم‬
C. Tehnik-Tehnik dalam aktivitas ‫همارة الالكم‬

D. Kelebihan ‫ همارة الالكم‬dalam pembelajaran

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran

Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara merupakan salah satu metode yang sangat penting dalam


pembelajaran bahasa Arab. Metode ini sangat penting untuk dipelajari. Berbicara
termasuk salah satu kegiatan bahasa dan merupakan keterampilan yang cukup
tinggi dalam aktivitas berkomunikasi.

Keterampilan ini penting untuk dipelajari sebab dari pembelajaran ini


diharapkan agar pelajar hendaknya dapat berbicara dengan komunikatif terutama
dalam bidang bahasa Arab yang sangat dibutuhkan praktiknya.

Implikasi dari pelaksanaan pembelajaran metode keterampilan berbicara ini


adalah agar pelajar bisa dengan meudah melafalkan atau mempraktikan ujaran-
ujaran bahasa Arab baik dari segi mufradat, kalimat, atau kalam. Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang metodologi keterampilan
dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ‫( همارة الالكم‬Keterampilan berbicara)?


2. Apa saja aktivitas pembelajaran‫( همارة الالكم‬Keterampilan berbicara)?

3. Bagaimana tehnik dalam aktivitas ‫( همارة الالكم‬Keterampilan berbicara)


ketika pembelajaran?
4. Apa kelebihan ‫ همارة الالكم‬dalam pembelajaran?
C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pengertian ‫( همارة الالكم‬Keterampilan berbicara).


2. Mengetahui aktivitas pembelajaran ‫( همارة الالكم‬Keterampilan berbicara).

3. Mengetahui tehnik dalam aktivitas ‫( همارة الالكم‬Keterampialn berbicara)


ketika pembelajaran.
4. Mengetahui kelebihan ‫ همارة الالكم‬dalam pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ‫( همارة الالكم‬Keterampilan Berbicara/ Speaking skill)


Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan
mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam
makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Bahkan menurut Tarigan (1994/II: 15) berbicara merupakan kombinasi factor-faktor
fisik, psikologis, neorologis, semantic, dan linguustik secara luas sehingga dapat
dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi control sosial.

Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu


berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.
Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada oranglain
dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Namun, tentu saja untuk mencapai
tahapan kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan yang
memadai dan mendukung. Aktivitas-aktivitas seperti bukan perkara mudah bagi
pembelajaran bahasa, sebab harus tercipta dahulu lingkungan bahasa yang
mengarahkan para pelajar ke arah sana.

Berbicara dianggap sebagai alat manusia yang paling penting untuk


mengungkapkan bahasa sebab berbicara merupakan kesatuan dari faktor-faktor
fisik, psikologis dan linguistic.

Dasar dari sebuah bahasa adalah kalam, sedangakan menulis adalah usaha untuk
mengungkapkan sebuah ucapan. Pernyataan ini bisa kita lihat dari beberapa bukti
sebagai berikut:

a. Manusia bisa berbicara jauh sebelum ia bisa menulis.


b. Semua manusia bisa berbicara dengan bahasa yang berkembang dimana ia
tinggal, tetapi belum tentu mereka bisa menuliskannya.
c. Masih banyak bahasa yang diungkapkan oleh manusia tapi tidak tertulis.
Menurut Jarome Bruner, alat intruksional dalam proses belajar mengajar
termasuk dalam proses belajar mengjar maharotul kalam agar berjalan dengan lancer
ada tiga, yaitu:
1. Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious” (yang tidak diperoleh
langsung di sekolah : fil, video, rekaman yang berkaitan dengan bahasa Arab).
2. Alat model (metode pidato, membaca berita).
3. Alat dramatisasi.
B. Pembagian aktivitas dalam ‫( همارة الالكم‬Keterampilan Berbicara)
Subyakno-Nababan (1993: 175) membagi aktivitas ini kedalam dua kategori
yaitu pra-komunikatif dan komunikatif.

1. Latihan Prakomunikatif

Latihan pra-komunikatif tidak berarti bahwa latihan-latihan yang dilakukan


belum komunikatif, tetapi dimaksudkan membekali para pelajar kemampuan-
kemampuan dasar dalam berbicara yang sangat diperlukan ketika terjun dilapangan,
seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah, mimic muka, dan
sebagainya. Pada tahap ini keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak dalam
latihan, karena tentu saja setiap unsur kemampuan uang diajarkan perlu diberi
contoh.

Cara yang sudah lazim dilakukan adalah merangkaikan latihan menyimak


dengan berbicara, sebab keduanya saling berkaitan. Sebagaimana dalam latihan
menyimak, maka latihan yang dangat mendasar dan dikenalkan lebih dahulu dalam
berbicara adalah membedakan bunyi unsur0unsur kata (fonem), terutama bunyi-
bunyi yang kelihatannya sama tetapi berbeda. Misalnya sa (‫ – )س‬tsa (‫ – )ث‬sya (‫)ش‬-
da (‫)د‬- dza (‫)ذ‬- ka (‫)ك‬- qa (‫)ق‬, dan sebagainya yang dilanjutkan diterapkan dalam
kata-kata dan kalimat. Pengenalan bunyi ini sangat penting terutama bagi pemula.
Pembimbing yang paling ideal dalam hal ini penutur asli (al-nathiq al-ashli). Tetapi
jika tidak memungkinkan bisa diganti dengan kaset yang dibuat di laboratorium.

2. Latihan Komunikatif

Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para


pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung
bmulai dikurangi untuk memberikan kesempatan kepada mereka mengembangkan
kemampuan sendiri. Para pelajar tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara
daripada guru. Sedangkan penyajian latihan diberikan secara bertahap dan sesuai
dengan kondisi kelas. Secara psikologi memang setiap kelas memiliki
kecenderungan, pandangan dan kemampuan kolektif yang tidak sama. Oleh Karena
itu guru harus pandai-pandai memanfaatkan kondisi dan potensi anak supaya
pembelajaran dapat disampaikan dengan semangat anak-anak belajar.
C. Tehnik-tehnik yang dipakai dalam ‫همارة الالكم‬
1. Tehnik dalam latihan pra-komunikatif

Ada beberapa tehnik yang mungkin dilakukan dalam latihan pra-


komunikatif, anatara lain: dialog (al-hiwar), praktek pola (tathbiq al-namudzaj),
dan karangan lisan (al-tarkib al-syafawi).

a. Hapalam dialog (al-hif’zh ‘ala al-hiwar)


Tehnik ini merupakan meniru dan menghapalkan dialog-dialog mengenai
berbagai macam situasi dan kesempatan. Melalui latihan inoi diharapkan pelajar
dapat mencapai kemahiran yang baik dalam percakapan yang dilakukan secara
wajar dan tidak dibuat-buat. Pembelajaran dialog berbeda caranya antara tingkat
pemula dengan tingkat lanjutan. Tingkat pemula berpedoman pada gambar dan
suara, sedangkan tingkat lanjutan ditambah dengan menulis dan membaca.
Walaupun awalnya memang dipola berdasarkan hapalan, namun jika dilakukan
latihan secara terus menerus lama kelamaan akan menjadi kemampuan
berkomunikasi secara wajar.
b. Dialog melalui gambar (al-hiwar bil-shuwar)
Tehnik ini diberikan agar para pelajar dapat memahami fakta melalui gambar
yang diungkapkan secara lisan sesuai tingkatan mereka. Guru dalam hal ini
membawa gambar-gambar dan menunjukkan satu persatu kepada para pelajar
sambil bertanya, lalu para pelajar menjawab sesuai gambar yang ditunjukkan,
misalnya:

Jawaban Pertanyaan Jawaban Pertanyaan


‫هذا تلميد‬- ‫ من هذا ؟‬+ ‫هذا قلم‬- ‫ ما هذا ؟‬+
‫هذه تلميدة‬- ‫ من هذه ؟‬+ ‫هذه مرسمة‬- ‫ ما هذه ؟‬+
‫ذلك سائق‬- ‫ من ذلك ؟‬+ ‫ذلك مكتب‬- ‫ ما ذلك ؟‬+
‫تلك طبيبة‬- ‫ من تلك ؟‬+ ‫تلك كرّاسة‬- ‫ ما تلك ؟‬+

c. Dialog terpimpin (al-hiwar al-muwajjah)


Tehnik ini diberikan agar para pelajar mampu melengkapi pembicaraan
sesuai dengan situasi tertentu yang dilatihakan. Dalam hal ini guru memberikan
contoh tanya jawab dalam bahasa Arab, misalnya tentang “nonton film di
bioskop”. Dalam tanya jawab ini dikemukakan contoh cara merespon/menjawab,
setelah itu guru memberikan kalimat kepada para pelajar untuk direspon
sebagaimana contoh, misalnya:

Jawaban Pertanyaan
‫أنا أيضا أريد أن أذهب إلى اسينما مساء‬.
‫ وانت؟‬٬‫أريد أن أذهب إلى السينما‬
‫ عندي واجبات منزلية كثيرة‬٬‫لن أذهب إليه‬.

d. Dramatisasi tindakan (al-tamtsil al-suluki)


Tehnik ini di berikan agar para pelajar dapat mengungkapkan suatu aktivitas
secara lisan. Dalam hal ini guru melakukan tindakan tertentuseperti tersenyum,
duduk, tertawa dan sebagainya sambil bertanya kepada anak, miasalnya:

Jawaban Pertanyaan

‫انت تتبسم‬ -

‫أنت تضحك‬ - + ‫ماذا اعمل ؟‬

‫أنت تجلس على الكرسي‬ -

e. Tehnik praktek pola (tathbiq al-namadzij)


Tehnik ini terdiri dari pengungkapan pola-pola kalimat yang harus diulang-
ulang secara lisan dalam bentuk tertentu sebagaimana yang diperintahkan.
Dengan kata lain, praktek pola adalah bentuk latihan penyempurnaan
kalimattertentu yang didahului oleh soal-soal yang tidak lengkap, acak, atau
penambahan yang sudah lengkap. Termasuk ke dalam praktek pola antara lain
penambahan, penyisispan, substansi, integrasi, penyusunan, melengkapi dan
lain-lain.

 Penambahan (al-tazyid), contoh:

Penambahan Jumlah Dasar


‫قرأ أحمد الجريدة صباحا‬
‫قرأ أحمد الجريدة نهارا‬ ‫قرأ أحمد الجريدة‬
‫قرأ أحمد الجريدة مساء‬

 Penyisipan (al-takhlil), contoh:

Penyisipan Jumlah Dasar


‫ذهب الخادم اليوم إلى السوق‬
‫ذهب الخادم إلى السوق‬
‫ذهب الخادم صباح اليوم إلى السوق‬
‫ذهب الخادم بعد األكل إلى السوق‬

 Substitusi (al-tabdil), contoh:

Substansi Jumlah Dasar


‫المسجد كبير‬
‫البيت كبير‬
‫المبنى كبير‬
‫المكتبة واسعة‬
‫المدرسة واسعة‬
‫الحديقة واسعة‬

 Integritas (al-tadmij), contoh:

Integrasi Jumlah Dasar


‫عرفت أن التعلم مفيد‬ ‫عرفت – التعلم مفيد‬
‫إبراهيم مريض ولكنه يذهب إلى‬ ‫إبراهيم مريض – إبراهيم يذهب إلى‬
‫المدرسة‬ ‫المدرسة‬

 Menyusun (al-tartib), contoh:

Kata-kata Tersusun Kata-kata tak tersusun

‫ يا‬٬‫هل يتعلم مروان في هذه المدرسة‬ – ‫ مروان – يتعلم – يا – هل‬- ‫المدرسة؟‬


‫سليم؟‬ ‫هذا – في – سليم‬

‫ذهب موسى إلى المكتبة التجارية‬ ‫إلى – التجارية – ذهب – منفردا – موسى‬
‫منفردا‬ ‫ المكبتة‬-

 Melengkapi kalimat (takmil al-jumlah)


Termasuk melengkapi kalimat adalah menyelesaikan paragraph atau
cerita pendek. Guru dalam hal ini memberikan kalimat atau paragraph/
cerita pendekyang tidak lengkap, lalu dilengkapi oleh para pelajar secara
lisan, misalnya:

Pelengkap Jumlah tak Lengkap


‫تلميذة‬ .... ‫ ومريم‬٬‫كريم تلميذ‬
‫رحيص‬ .... ‫ لكن هذا الكتاب‬٬‫هذا الكتاب غلي‬
‫ لكن تحب‬٬‫تحب زينب قراءة القران منفردة‬
‫في جماعة‬
.... ‫كرتيني قراءته‬

2. Tehnik dalam Latihan Komunikatif

Beberapa aktivitas yang memungkinkan dilakukan dalam latihan


komunikatif secara bertahap adalah sebagai berikut:

a. Percakapan kelompok (al-hiwar al-jama’i)


Peralatan yang disediakan adalah tape recorder untuk merekan semua
percakapan. Dalam satu kelas para pelajar dibagi ke dalam kelompok-kelompok
sesuai kebutuhan, setiap kelompok diberi judul yang sederhana. Sebelum latihan
dilaksanakan para pelajar disilahkan untuk berdiskusi bersama teman
sekelompoknya. Di dalam latihan ini para pelajar berganti-ganti mengatakan
sesuatu yang disambung oleh teman-teman sekelompoknya sehingga menjadi
sebuah cerita yang lengkap. Semua kegiatan itu direkam sehingga dapat
didengar kembali. guru melakukan keliling untuk mengontrol pekerjaan siswa
dan menjawab pertanyaan siswa bila ada yang ingin ditanyakan. Setelah
kegiatan kelompok selesai, rekaman di putar kembali untuk didiskusikan dengan
kelompok lain baik isi, intonasi, pola dan sebagainya.
b. Bermain peran (al-tamtsil)
Pada aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus
dilakukan oleh para siswa. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan
tingkat penguasaan bahasa siswa. Peran ini tidak akan sama bila dilakukan oleh
seorang pemula dan dilakukan oleh seorang menegah dan lanjutan. Misalnya
guru memberikan tugas: Ragakanlah! Jika kamu seorang guru dan maman
sebagai muridmu. Apa yang akan dikatakan jika kalian bertemu di jalan?
‫ يا أستاذ‬٬‫ السالم عليكم‬: ‫مامن‬
‫ إلى أين تذهب يا مامن؟‬.‫ وعليكم السالم ورحمة هللا وبركاته‬: ‫المدرس‬
‫ يا أستاد‬٬‫ أريد أن أشتري األدوات المدرسة‬: ‫مامن‬
‫ يا مامن؟‬٬‫ ماذا تحتاج إليه‬: ‫المدرس‬
‫ والمسطرة‬٬‫ والمرسمة‬٬‫ والقلم‬٬‫ أحتاج إلى الكرّاسات‬: ‫مامن‬
‫ وافقتك السالمة‬: ‫المدرس‬
‫ امين‬: ‫مامن‬
Bermain peran ini merupakan tehnik yang sangat berguna dalam melatih
prilaku berbahasa. Pemberian tugas ini dilakukan dengan mulai dari cara yang
sangat sederhana sampai kepada yang rumit yang memerlukan penguasaan pola-
pola kompleks.
c. Praktek ungkapan sosial (tathbiq al-ta’birat al-ijtima’iyyah)
Ungkapan sosial maksudnya adalah prilaku-prilaku sosial saat
berkomunikasi yang diungkapkan secara lisan, misalnya memberi hormat,
mengungkapkan rasa kagum, gemberi, ucapan terimakasih, ucapan perpisahan,
ucapan selamat, dan sebagainya. Pola-pola ungkapan ini dipraktekkan dalam
rangkaian pembicaraan pada situasi-situasi tertentu. Pola-pola ungkapan yang
biasanya digunakan miasalnya:
(alangkah indahnya lukisan ini!) ‫ما أجمل هذه الصورة‬
(semoga engkau selamat) ‫و افقتك السالمة‬
(semoga engkau berhasil) ‫أتمنى لك النجاح‬
(selamat hari raya Idul fitri) ‫ الفطر المبارك‬ž‫أهنك بعيد‬
d. Praktek lapangan (al-mumarasah fi al-mujtama’)
Maksudnya adalah berkomunikasi dengan penutur asli di luar kelas.
Tentunya aktivitas ini dilakukan di tempat yang mengunakan bahasa sehari-
harinya bahasa arab. Praktek lapangan ini sangat berarti bagi perkembangan
kemampuan berbahasa Arab, sebab berbicara dengan penutur ali secara tidak
langsung dapat mengadakan koreksi berbahasa dalam berbagai aspek. Selain itu
kegiatan berbicara di lapanagan dijadikan ukuran perkembangan belajar
tersebut.
e. Problem solving (hill al-musykilat)
Problem solving atau pemecahan masalah biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi (al-munazharah). Aktivitas ini bertujuan untuk memecahkan suatu
masalah yang dihadapi atau mengadakan sebuah kesepakatan tentang suatu
rencana. Berdiskusi lebih tinggi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan
hiwar, sebab berdiskusi ini sudah melibatkan kemampuan menganalisis, menilai,
menyimpulkan fakta. Guru harus melihat tingkat kemampuan pelajar dalam
berbahasa arab. Bagi tingkat pemula seharusnya permasalahannya sederhana,
tidak berbelit-belit dan bisa juga berdasarkan bantuan imajinasi pelajar.
Aktivitas ini terbagi menjadi beberapa kelompok yang memiliki ketua, setiap
pelajar dalam kelompok harus memberikan saran lalu ditulis oleh ketua. Jika
diminta, guru memberikan kosakata atau pola-pola kalimat yang diperlukan.
Kelompok yang dapat mengumpulkan butir-butir paling banyak diminta untuk
menjelaskan hal-hal yang telah disiapkan dengan alasan-alasannya. Bimbingan
guru tentu snagat penting dalam permainan ini.
Untuk tingkatan yang sudah tinggi, mereka bebas menentukan tema sendiri
dan memecahkannya , guru mulai mengurangi keterlibatannya dalam aktivitas
ini.
D. Kelebihan ‫ همارة الالكم‬dalam pembelajaran
1. Komunikasi lisan lebih dulu digunakan oleh manusia daripada komunikasi
menulis.
2. Pembelajaran maharah kalam dapat membantu siswa untuk menyampaikan
idenya secara lisan dengan spontanitas.
3. Komunikasi secara lisan digunakan oleh semua kalangan (siswa atau pun bukan,
anak-anak/dewasa).
4. Komunikasi lisan juga dapat membantu kita umtuk memenuhi unsure-unsur
kehidupan yakni unsure kebebasan dan kebudayaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan


mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan
pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam
makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh
manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Subyakno-Nababan (1993: 175) membagi aktivitas ini kedalam dua kategori


yaitu pra-komunikatif dan komunikatif. Latihan pra-komunikatif tidak berarti bahwa
latihan-latihan yang dilakukan belum komunikatif, tetapi dimaksudkan membekali
para pelajar kemampuan-kemampuan dasar dalam berbicara yang sangat diperlukan
ketika terjun dilapangan, seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah,
mimic muka, dan sebagainya. Sedangkan latihan komunikatif adalah latihan yang
lebih mengandalkan kreativitas para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini
keterlibatan guru secara langsung bmulai dikurangi untuk memberikan kesempatan
kepada mereka mengembangkan kemampuan sendiri. Para pelajar tahap ini
ditekankan untuk lebih banyak berbicara daripada guru.

Latihan pra-komunikatif bisa ditempuh dengan berbagai tehnik seperti dialog,


praktek bola, hapalan dialog dan lain-lain. Latihan komnuikatif dapat ditempuh
dengan aktivitas-aktivitas secara bertahap seperti percakapan kelompok, bermain
pera, praktek ungkapan sosial, praktek lapangan dan problem solving.

B. Kritik dan Saran

‫همارة الالكم‬ merupakan salahsatu dari empat maharah yang dianjurkan untuk
dikuasai dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Arab, karena ini
salahsatu kunci untuk kita bisa berkomunikasi dengan baik dan benar tidak asal
ceplos. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini,
kami menerima kritik dan saran dari saudara pembaca.
Daftar Pustaka

Hermawan.Acep.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.2014.PT.Remaja


Rosdakarya: Bandung

H.Kurtubi.Ahmad.Metodologi Pengajaran Bahasa Arab sebagai bahasa


Asing.2013.Inti Prima Promosindo: Jakarta Timur

Anda mungkin juga menyukai