ISTIMA’
”Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Metodelogi Pembelajaran”
Dosen Pengampu : M. Iqbal. M. Pd.I
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami Pengertian Dan Cara Pembelajaran Maharah Istima’.
Makalah ini kami susun demi memenuhi tugas Metodelogi Pembelajaran.
Dengan demikian, materi yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan sesuai
dengan tugas yang diberikan. semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu harapan kami
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian istima’ 3
B. Teknik pembelajaran 4
A. Simpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan ilmu
pengetahuan untuk mereka terapkan dalam kehidupan mereka baik dalam lingkup
keluarga, maupun di masyarakat. Setiap manusia selalu berinteaksi dengan orang
lain, yang di dalamnya terdapat interaksi seperti percakapan keseharian,
berdiskusi dengan teman, ataupun mendengakan berita lewat media infomasi
seperti televisi maupun radio.
Dari sinilah manusia tidak terlepas dari kegiatan menyimak, karena pada
saat mereka bercakap-cakap degan oran lain, maupun ketika sedang
mendengarkan berita lewat media infomasi, mereka selalu berkaitan dengan
kegiatan menyimak yamg membutuhkan pemahaman.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, dikenal empat keterampilan berbahasa
yang harus dipenuhi setiap pelajar bahasa, yaitu keterampilan mendengar (al-
istima’), berbicara (al-kalam), membaca (al-qira’ah), dan menulis (al-kitabah).
Sementara, asumsi yang tengah berkembang di tengah masyarakat bahwa belajar
bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit. Oleh karena itu, guru bahasa Arab
harus mampu menemukan metode dan strategi yang tepat dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
Maharah Istima (kemampuan mendengar) adalah salah satu dari
kemampuan kebahasaan empat (mendengar/istima, berbicara/kalam,
membaca/qira’ah dan menulis/kitabah) yang dipelajari mahasiswa pertama kali
sebelum pembelajaran kemampuan kebahasaan empat yang lain.
Kemampuan mendengar yang baik sangat bermanfaat dalam memahami ide-
ide pokok secara terperinci.1
1
Hasan Sahatah. Ta’lim al-Lughoh al-‘Arabiyah baina an-Nadhoriyah wa at-
Tathbiq”. (Bayrut: ad-Dar al-Misriyah al-Libnaniyah, 1993) Hal. 78.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Maharah istima’!
2. Apa Teknik Pembelajaran Maharah Istima’!
3. Bagaimana Langkah - Langkah Pembelajaran Maharah Istima’ ?
4. Bagaimana Metode - Metode Pembelajaran Maharah Istima’ ?
5. Apa Kelebihan Dan Kekurangan Maharah Istima’!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Maharah istima’.
2. Untuk Mengetahui Teknik Pembelajaran Maharah Istima’.
3. Untuk Mengetahui Langkah - Langkah Pembelajaran Maharah Istima’.
4. Untuk Mengetahui Metode - Metode Pembelajaran Maharah Istima’.
5. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Maharah Istima’.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Fairuz Abadi, al-Qomus al-Muhith, sami’a, Hal. 943-944. Ibnu Mandhur, Lisan al-
‘Araby, sami’a, Juz 8, Hal. 162.
3
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Grasindo,2002).
3
4
4
Rizma’s Zone, Maharah Istima’, http://nrisma93.blogspot.com/2013/10/maharah-istima’.
Di Akses Pada Tanggal 13 Oktober 2019 Pada Jam 11.50 wita
5
c) Menyimak pidato
Siswa mampu mendnegarkan pidato baik secara langsung maupun
kaset. Konsentrasi siswa tetap utuh walupun dalam waktu yang lama.
d) Menyimak debat
Siswa dapat menyimak sebuah perdebatan yang ditunjukkan melalui
penyimpulan kelompok mana yang paling bagus penampilannya ditinjau
dari kedalaman isi, keruntutan bahasa dan tingkat komunikatifnya.
e) Menyimak iklan
Siswa dapat memilih iklan yang mereka senangi berdasarkan
pemahaman teks iklan TV atau radio dengan tepat, cermat dan cepat.
f) Menyimak informasi di stasiun/pelabuhan/bandara/terminal
Siswa dapat memahami maksud informasi lisan ditempat umum
dnegan cepat, cermat dan tepat.
g) Menyimak cerita
Siswa mendengarkan cerita yang diputar, sehingga dapat memaknai
isi cerita dnegan tepat dan cermat.
h) Menyimak keluh kesah
Siswa dapat memberikan saran atau solusi tentang keluh kesah
teman atau orang lain secara cermat dan tepat setelah mendengarkan keluh
kesah teman yang lain.
i) Menyimak berantai
Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan teman kemudian
menyampaikan informasi yang didengarnya kepada sebelahnya secara
berantai atau kelompok.
5
Rusydi Ahmad Thu'aimah dan Muhammad as-Sayyid Manna'. Tadris al-Arabiyah fi at-
Ta'lim al-Aam Nadhoriyat wa Tajarub. (Kairo: Dar al-Fikr al-Araby, 2000) Hal. 86
6
Qomi Akid Jauhari, Pembelajaran Aharah Istima Di Jurusan PBA Maulan Malik Ibrahim
Malang, Jurnal Tarbiyatuna Volume 3 Nomor 1 (Januari-Juni) 2018 | 142
7
Fadhil Futuhy Muhammad Wali. Tadris al-Lughoh al-Arabiyah fi al-Marhalah al-
daiyyah. (Dar al-Andalus al-Hadlro, 1900) Hal. 154-157
7
b. Fase pelaksanaan
Pada fase ini seorang guru masuk ke ruang kelas dengan catatan
harus:
1) Menyiapkan ruangan kelas (contoh:pencahayaan dll.).
2) Mempersiapkan langkah jika ada sesuatu yang belum diketahui
sebelumnya dari materi yang disampaikan atau yang membuat
mereka tidak memahaminya.
3) Memperjelas tujuan penyampaian dari materi yang dipilih serta
melatih kemampuan mereka dan menjadi takaran pemahamannya
adalah dengan melalui tanya jawab.
c. Fase penerapannya di kelas
Pada fase ini semua materi sudah disampaikan dan diajarkan kepada
anak didik. Terdapat langkah-langkah untuk menghasilkan hasil yang
diharapkan dengan melalui:
1) Memberikan pertanyaan yang bersifat menggali kemampuannya
dalam memahami materi yang dipilih
2) Meminta sebagian dari murid untuk mengulangi dengan
bahasanya sendiri dari pelajaran yang sudah diterimanya atau
dengan menyebutkan inti pokoknya.
3) Serta meminta kepada sebagian murid agar menganalisa
pelajaran yang sudah diberikan serta membuat catatan dan
gagasan.
Bagi seorang guru agar tidak lengah dalam perkara-perkara yang
sensitif pada pertengahan marhalah tanfidz diantaranya adalah8 :
1) Agar mendahulukan materi yang dipilih dengan cara yang
mampu membantu dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Apabila tujuannya untuk menanamkan ketrampilan yang tinggi
maka disarankan agar memperlambaat bacaannya. Apabila
tujuannya adalah agar anak didik dapat menyerap dengan cepat
8
Rusydi Ahmad Thu'aimah dan Muhammad as-Sayyid Manna'. Tadris al-Arabiyah
…..Hal. 88
8
9
Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.(Malang Penerbit Misykat,
2005) Hal. 35
10
Mahmud Kamil an-Naqoh dan Rusydy Ahmad Thuaimah. Thoroiq tadris al- Lughoh al-
Arabiyah li ghoiri an-Nathiqina biha. (Riyadh: al-Ma arif al-Jadidah, 2003) Hal. 73
9
11
Ahmad Fuad Effendy. Metodologi…..hal. 72
12
Ali Hasan ad-Dailamy dan Su'ad Abdul Karim al-Waily, at-Tharaiq al-Ilmiyah fi Tadris
al-Lughoh al-Arabiyah. Cet. Pertama. (Oman: Dar asy-Syuruq, 2003) Hal. 23.
10
A. Simpulan
Untuk memperoleh hasil pembelajaran maharah istima yang sesuai dengan
yang diinginkan, maka sebelum proses pembelajaran, seorang pengajar hendaknya
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang pembelajaran, metode meliputi
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi.
Begitu juga dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran maharah
istima, seorang pengajar hendaknya memilih metode-metode pembalajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi mahasiswa, agar materi
pembelajaran mudah dipahami dan diterima serta mahasiswa tidak jenuh.
Metode-metode Pembelajaran Maharah Istima’
a) Metode Menghafal dan Menperdengarkan
b) Metode Eklektik
c) Metode Audiolingual
d) Metode Langsung
Kelebihan pembelajaran menyimak (Istima’) adalah sebagai berikut:
a. Melatih kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
b. Lebih kuat diingat;
c. Cepat mengerti;
Adapun kekurangannya yaitu:
Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan
secara mekanistis .
Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks.
Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan
semu), karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan
guru.
Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan
tidak realistis.
11
DAFTAR PUSTAKA
12