Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN DAN CARA PEMBELAJARAN MAHARAH

ISTIMA’
”Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Metodelogi Pembelajaran”
Dosen Pengampu : M. Iqbal. M. Pd.I

DI SUSUN OLEH :

AHMAD RIDANI AKHYAR

BASUKI RAHMAT HAISAM

MUHAMMAD ALBIRONI MUHAMMAD RIJALI

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI


PRODI PBA A SEMESTER V
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami Pengertian Dan Cara Pembelajaran Maharah Istima’.
Makalah ini kami susun demi memenuhi tugas Metodelogi Pembelajaran.
Dengan demikian, materi yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan sesuai
dengan tugas yang diberikan. semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu harapan kami
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.

Amuntai, 13 Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian istima’ 3

B. Teknik pembelajaran 4

C. Langkah-langkah pembelajaran istima’ 5

D. Metode – metode pembelajaran maharah istima’ 8

E. Kelebihan dan kekurangan maharah istima’ 9

BAB III PENUTUP 11

A. Simpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan ilmu
pengetahuan untuk mereka terapkan dalam kehidupan mereka baik dalam lingkup
keluarga, maupun di masyarakat. Setiap manusia selalu berinteaksi dengan orang
lain, yang di dalamnya terdapat interaksi seperti percakapan keseharian,
berdiskusi dengan teman, ataupun mendengakan berita lewat media infomasi
seperti televisi maupun radio.
Dari sinilah manusia tidak terlepas dari kegiatan menyimak, karena pada
saat mereka bercakap-cakap degan oran lain, maupun ketika sedang
mendengarkan berita lewat media infomasi, mereka selalu berkaitan dengan
kegiatan menyimak yamg membutuhkan pemahaman.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, dikenal empat keterampilan berbahasa
yang harus dipenuhi setiap pelajar bahasa, yaitu keterampilan mendengar (al-
istima’), berbicara (al-kalam), membaca (al-qira’ah), dan menulis (al-kitabah).
Sementara, asumsi yang tengah berkembang di tengah masyarakat bahwa belajar
bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit. Oleh karena itu, guru bahasa Arab
harus mampu menemukan metode dan strategi yang tepat dalam proses
pembelajaran bahasa Arab.
Maharah Istima (kemampuan mendengar) adalah salah satu dari
kemampuan kebahasaan empat (mendengar/istima, berbicara/kalam,
membaca/qira’ah dan menulis/kitabah) yang dipelajari mahasiswa pertama kali
sebelum pembelajaran kemampuan kebahasaan empat yang lain.
Kemampuan mendengar yang baik sangat bermanfaat dalam memahami ide-
ide pokok secara terperinci.1

1
Hasan Sahatah. Ta’lim al-Lughoh al-‘Arabiyah baina an-Nadhoriyah wa at-
Tathbiq”. (Bayrut: ad-Dar al-Misriyah al-Libnaniyah, 1993) Hal. 78.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Maharah istima’!
2. Apa Teknik Pembelajaran Maharah Istima’!
3. Bagaimana Langkah - Langkah Pembelajaran Maharah Istima’ ?
4. Bagaimana Metode - Metode Pembelajaran Maharah Istima’ ?
5. Apa Kelebihan Dan Kekurangan Maharah Istima’!

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Maharah istima’.
2. Untuk Mengetahui Teknik Pembelajaran Maharah Istima’.
3. Untuk Mengetahui Langkah - Langkah Pembelajaran Maharah Istima’.
4. Untuk Mengetahui Metode - Metode Pembelajaran Maharah Istima’.
5. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Maharah Istima’.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Maharah istima’


Definisi istima’ secara bahasa adalah dari kata sami'a, sam’an, sim’an,
sama’an, sama’atan, sama’iyatan yang artinya adalah mendengar. Istima juga
diartikan ishgho, yang artinya mendengarkan, memperhatikan, dan menguping.2
Secara istilah adalah Sarana pertama yang digunakan manusia untuk
berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan tetentu, melalui
menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan tarkib.
Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti saat
mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Sesungguhnya proses
menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu mendengar dengan
memusatkan perhatian kepada objek yang disimak. Proses menyimak merupakan
kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai maksud-maksud
tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan belajar, mengapresiasi
sebuah karya, mendapatkan informasi khusus, memecahkan masalah, atau untuk
memahami aspek-aspek sebuah bahasa.3
Kata menyimak sudah akrab di telinga setiap orang. Namun banyak orang
yang salah mengartikan menyimak. Menurut sebagian orang menyimak sama
dengan kata mendengar dan mendengarkan.
Mendengar yang dimaksud bukan hanya sekedar mendengarkan
menggunakan telinga, akan tetapi juga melibatkan memori dan ingatan. Dalam hal
ini, saat kita mendengar, pikiran yang dapat difungsikan untuk dapat menyimak
dari apa yang kita dengar agar mendapatkan manfaatnya. Kegiatan istima’ ini juga
harus dapat menangkap arti yang tersurat dan tersirat. Kegiatan menyimak yang
demikian disebut dengan istima’.

2
Fairuz Abadi, al-Qomus al-Muhith, sami’a, Hal. 943-944. Ibnu Mandhur, Lisan al-
‘Araby, sami’a, Juz 8, Hal. 162.
3
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Grasindo,2002).

3
4

Abdul Majid Sayyid Ahmad mendefinisikan istima’ adalah proses


mendengarkan dengan serius (insht) kode-kode bahasa yang diucapkan kemudian
menafsirkannya “.4
Jadi, istima’ adalah proses mendengarkan yang juga melibatkan memori dan
ingatan seseorang. Dan seseorang tersebut dituntut untuk menangkap arti yang ada
didalamnya, baik makna tersebut tersurat maupun tersirat.

B. Teknik Pembelajaran Maharah Istima’


Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu:
1. Mendengar intensif. Caranya sama dengan membaca intensif, dan
bertujuan untuk melatih siswa mendengarkan beberapa unsur bahasa.
Sebagai bagian dari program bahasa Arab, juga bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa untuk menyerap isi teks yang di
dengar secara langsung. Mendengar secara intensif ini harus dilakukan
di bawah pengawasan guru secara langsung.
2. Mendengar secara luas bertujuan untuk mendengarkan kambali materi
yang sudah disampaikan guru kepada siswa, tapi dalam bentuk baru
atau model baru yang berkaitan dengan kosakata atau struktur yang
belum dikuasai oleh siswa.
Teknik yang dipakai dalam pembelajaran menyimak ada beberapa macam,
antara lain:
a) Menyimak lagu
Tujuannya adalah siswa dapat memahami dan memaknai teks yang
dinyanyikan dengan cepat, cermat dan tepat. Siswa mendengarkan lagu
yang diputar sambil memahami makna lagu tersebut.
b) Menyimak berita
Siswa mendengarkan radio / TV, tujuannya adalah siswa dapat
memahami dam memaknai berita dengan cermat.

4
Rizma’s Zone, Maharah Istima’, http://nrisma93.blogspot.com/2013/10/maharah-istima’.
Di Akses Pada Tanggal 13 Oktober 2019 Pada Jam 11.50 wita
5

c) Menyimak pidato
Siswa mampu mendnegarkan pidato baik secara langsung maupun
kaset. Konsentrasi siswa tetap utuh walupun dalam waktu yang lama.
d) Menyimak debat
Siswa dapat menyimak sebuah perdebatan yang ditunjukkan melalui
penyimpulan kelompok mana yang paling bagus penampilannya ditinjau
dari kedalaman isi, keruntutan bahasa dan tingkat komunikatifnya.
e) Menyimak iklan
Siswa dapat memilih iklan yang mereka senangi berdasarkan
pemahaman teks iklan TV atau radio dengan tepat, cermat dan cepat.
f) Menyimak informasi di stasiun/pelabuhan/bandara/terminal
Siswa dapat memahami maksud informasi lisan ditempat umum
dnegan cepat, cermat dan tepat.
g) Menyimak cerita
Siswa mendengarkan cerita yang diputar, sehingga dapat memaknai
isi cerita dnegan tepat dan cermat.
h) Menyimak keluh kesah
Siswa dapat memberikan saran atau solusi tentang keluh kesah
teman atau orang lain secara cermat dan tepat setelah mendengarkan keluh
kesah teman yang lain.
i) Menyimak berantai
Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan teman kemudian
menyampaikan informasi yang didengarnya kepada sebelahnya secara
berantai atau kelompok.

C. Langkah - Langkah Pembelajaran Maharah Istima’


Ketahuilah bahwa segala sesuatu itu memiliki rencana (tersurat/tersirat) dan
segala perbuatan tanpa rencana tidak akan menghasilkan hasil yang diharapkan.
Berhubung dengan pengajaran istima', semua pengajaran pun memiliki RPP
6

(Rencana Proses Pembelajaran) dan harus memperhatikan dan memelihara pokok-


pokok yang penting agar proses pembelajaran berjalan efektif5:
a. Mempersiapkan bahan ajar yang ingin disampaikan kepada anak didik
sesuai dengan kapasitasnya.
b. Menuntut stimulus agar dapat menyelesaikan dalam tempo yang
singkat.
Materi Istima' memiliki program dan metode yang harus disusun oleh para
pendidik dalam buku kepengajaran yang meliputi tujuan, kepenugasan, dan
tatacara mengajar. Selama seorang guru memiliki pengalaman mengajar, serta
cepat tanggap dengan apa-apa yang anak didik butuhkan, mengetahui tingkat 1Q
mereka, pasti akan mampu menyusun program dan metode atau sistem dalam
mengajar. 6
Dalam sebuah pembelajaran, perlu adanya upaya yang sistematis dan
mengarah pada obyek yang tepat. Pengajaran yang sukses berjalan atas dasar 3 hal
:7
a. Fase sebelum proses pengajaran dimulai (persiapan)
Di dalam fase ini, seorang guru memilih bahan ajar yang akan
diajarkan kepada anak didiknya, dengan catatan sesuai dengan tingkatan
mereka, serta menyiapkan bekal keilmuan untuk menyampaikannya juga
jawaban sekiranya ada sebuah pertanyaan yang berkenaan dengan pelajaran
dan penjelasan jika ada sebuah penafsiran.

5
Rusydi Ahmad Thu'aimah dan Muhammad as-Sayyid Manna'. Tadris al-Arabiyah fi at-
Ta'lim al-Aam Nadhoriyat wa Tajarub. (Kairo: Dar al-Fikr al-Araby, 2000) Hal. 86
6
Qomi Akid Jauhari, Pembelajaran Aharah Istima Di Jurusan PBA Maulan Malik Ibrahim
Malang, Jurnal Tarbiyatuna Volume 3 Nomor 1 (Januari-Juni) 2018 | 142
7
Fadhil Futuhy Muhammad Wali. Tadris al-Lughoh al-Arabiyah fi al-Marhalah al-
daiyyah. (Dar al-Andalus al-Hadlro, 1900) Hal. 154-157
7

b. Fase pelaksanaan
Pada fase ini seorang guru masuk ke ruang kelas dengan catatan
harus:
1) Menyiapkan ruangan kelas (contoh:pencahayaan dll.).
2) Mempersiapkan langkah jika ada sesuatu yang belum diketahui
sebelumnya dari materi yang disampaikan atau yang membuat
mereka tidak memahaminya.
3) Memperjelas tujuan penyampaian dari materi yang dipilih serta
melatih kemampuan mereka dan menjadi takaran pemahamannya
adalah dengan melalui tanya jawab.
c. Fase penerapannya di kelas
Pada fase ini semua materi sudah disampaikan dan diajarkan kepada
anak didik. Terdapat langkah-langkah untuk menghasilkan hasil yang
diharapkan dengan melalui:
1) Memberikan pertanyaan yang bersifat menggali kemampuannya
dalam memahami materi yang dipilih
2) Meminta sebagian dari murid untuk mengulangi dengan
bahasanya sendiri dari pelajaran yang sudah diterimanya atau
dengan menyebutkan inti pokoknya.
3) Serta meminta kepada sebagian murid agar menganalisa
pelajaran yang sudah diberikan serta membuat catatan dan
gagasan.
Bagi seorang guru agar tidak lengah dalam perkara-perkara yang
sensitif pada pertengahan marhalah tanfidz diantaranya adalah8 :
1) Agar mendahulukan materi yang dipilih dengan cara yang
mampu membantu dalam mencapai tujuan yang dimaksud.
Apabila tujuannya untuk menanamkan ketrampilan yang tinggi
maka disarankan agar memperlambaat bacaannya. Apabila
tujuannya adalah agar anak didik dapat menyerap dengan cepat

8
Rusydi Ahmad Thu'aimah dan Muhammad as-Sayyid Manna'. Tadris al-Arabiyah
…..Hal. 88
8

dari apa-apa yang diucapkan, maka disarankan membacanya


lebih cepat.
2) Menjelaskan kalimat dan istilah yang terkadang membuat
kesulitan pemahaman anak didik.
D. Metode - Metode Pembelajaran Maharah Istima’
Setiap pembelajaran bahasa ataupun maharah terdapat metode- metode
pembelajaran yang digunakan oleh pengajar untuk mempermudah dalam proses
pembelajaran, adapun metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran
maharah istima adalah sebagai berikut:
a. Metode Langsung
Metode Langsung dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses
belajar bahasa kedua sama dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan
menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi serta
dengan menyimak dan berbicara, sedangkan mengarang dan membaca
dikembangkan kemudian. 9
Metode ini dimulai dengan pembelajaran kosa kata sebagai
penguatan dalam membentuk kalimat-kalimat yang akan digunakan dalam
berbahasa secara langsung dan intensif. Tema yang digunakan pembelajaran
juga menggunakan tema selkitar kegiatan sehari-hari, seperti: bangun tidur,
makan, pergi ke kampus, pergi ke dokter dll.10
b. Metode Audiolingual
Metode Audiolingual adalah metode pembelajaran bahasa dengan
memperdengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata atau kalimat
kemudian mengucapkannya sebelum pelajaran membaca dan menulis.
Metode ini dilakukan dengan teknik diulang berkali-kal sehingga menjadi
sebuah kebiasaan.

9
Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.(Malang Penerbit Misykat,
2005) Hal. 35
10
Mahmud Kamil an-Naqoh dan Rusydy Ahmad Thuaimah. Thoroiq tadris al- Lughoh al-
Arabiyah li ghoiri an-Nathiqina biha. (Riyadh: al-Ma arif al-Jadidah, 2003) Hal. 73
9

Dalam pembelajaran maharah istima’, metode ini dimulai dengan


cara mahasiswa mendengarkan ucapan pengajar atau mendengarkan suara
kaset atau video kemudian menirukannya secara bersama- sama, setelah itu
setiap mahasiswa yang ditunjuk.
c. Metode Eklektik
Metode eklektik adalah metode dengan menggunakan beberapa
metode dalam pembelajaran bahasa kemudian digabungkan menyesuaikan
dengan kebutuhan program pembelajaran dengan menerapkannya secara
proporsional.11
Metode ini bisa menjadi metode ideal apabila didukung oleh
penguasaan pengajar secara memadai terhadap berbagai macam metode.
Sebaliknya, metode ini bisa menjadi metode seadanya atau pengajar apabila
pemilihan metode berdasarkan selera semau pengajar atau atas dasar mana
yang paling enak dan paling mudah.
d. Metode Menghafal dan Menperdengarkan
Metode menghafal dan mendengar adalah metode kuno dengan
mengembangkan 3 langkah berikut:
1). Penjelasan tema
2) Menghafal
3). Memperdengarkan.12
Pada metode ini, pengajar wajb menghafal secara ringkas materi-
materi atau teks-teks yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Dalam
menyampaikan, pengajar harus dengan suara yang keras dan jelas, sehingga
bisa didengar dan dihayati oleh mahasiswa yang akan menghafalkan dan
memperdengarkan di depan temannya.

11
Ahmad Fuad Effendy. Metodologi…..hal. 72
12
Ali Hasan ad-Dailamy dan Su'ad Abdul Karim al-Waily, at-Tharaiq al-Ilmiyah fi Tadris
al-Lughoh al-Arabiyah. Cet. Pertama. (Oman: Dar asy-Syuruq, 2003) Hal. 23.
10

E. Kelebihan Dan Kekurangan Maharah Istima’


 Pembelajaran istima' memiliki kelebihan sebagai berikut:
a) Melatih Kecermatan Dalam Mendengarkan/Memperhatikan;
Keterampilan menyimak dapat melatih sejauh mana siswa dapat
mencermati atau mendengarkan apa-apa yang diperdengarkan kepada
mereka. Meliputi suara (Ashwat), kalimat-kalimat, isi dan lainnya.
b) Lebih Kuat Diingat
Menyimak dalam hal ini berkaitan dengan mendegar adalah
keterampilan yang menggunakan panca indera pendengaran atau telinga.
Sudah kita ketahui bahwasanya hal yang paling dulu difahami oleh manusia
dari bahasa adalah melalui mendengar. Hal ini menjadi salah satu faktor
utama dalam mengingat ujaran bahasa yang telah ia dengar dengan kuat.
c) Cepat Mengerti
Melalui keterampilan menyimak ini, siswa akan lebih dapat
dimengerti atau memahami isi/kandungan apa-apa yang diperdengarkan
kepadanya. Karena mendengar adalah kegiatan yang sangat praktis, berbeda
dengan misalnya membaca yang cenderung lebih menguras kejelian indera
penglihatan (mata) dan pikiran (otak) yang berfungsi dalam memahami kata
demi kata atau paragraf demi paragraf suatu bacaan. (Abdul Alim Ibrahim,
1968: 71).
 Pembelajaran istima' memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan
secara mekanistis. mereka sering tidak mengetahui atau tidak
memikirkan makna ujaran yang diucapkan penutur bahasa tersebut.
2. Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks,
sehingga pelajar hanya memahami satu makna, padahal suatu
kalimat atau ungkapan bisa mempunyai beberapa makna tergantung
konteksnya.
3. Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan semu),
karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan guru.
11

4. Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan


tidak realistis. Pelajar mengalami kesulitan ketika menerapkannya
dalam konteks komunikatif yang sebenarnya. (Aziz Fachrurrozi,
2010: 81).
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Untuk memperoleh hasil pembelajaran maharah istima yang sesuai dengan
yang diinginkan, maka sebelum proses pembelajaran, seorang pengajar hendaknya
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang pembelajaran, metode meliputi
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi.
Begitu juga dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran maharah
istima, seorang pengajar hendaknya memilih metode-metode pembalajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran dan kondisi mahasiswa, agar materi
pembelajaran mudah dipahami dan diterima serta mahasiswa tidak jenuh.
 Metode-metode Pembelajaran Maharah Istima’
a) Metode Menghafal dan Menperdengarkan
b) Metode Eklektik
c) Metode Audiolingual
d) Metode Langsung
 Kelebihan pembelajaran menyimak (Istima’) adalah sebagai berikut:
a. Melatih kecermatan dalam mendengarkan/memperhatikan;
b. Lebih kuat diingat;
c. Cepat mengerti;
 Adapun kekurangannya yaitu:
 Para pelajar cenderung untuk memberi respon secara serentak dan
secara mekanistis .
 Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks.
 Sebetulnya para pelajar juga tidak berperan dikelas (keaktifan
semu), karena mereka hanya memberi respon pada rangsangan
guru.
 Latihan-latihan pola bersikap manipulatif, tidak kontekstual dan
tidak realistis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abadi Fairuz, al-Qomus al-Muhith, sami’a, Ibnu Mandhur, Lisan al-‘Araby,


sami’a, Juz 8.
Ahmad Rusydi Thu'aimah dan Muhammad as-Sayyid Manna'. 2000. Tadris al-
Arabiyah fi at-Ta'lim al-Aam Nadhoriyat wa Tajarub. Kairo: Dar al-Fikr
al-Araby.
Akid Qomi Jauhari, (Januari-Juni) 2018. Pembelajaran Aharah Istima Di
Jurusan PBA Maulan Malik Ibrahim Malang, Jurnal Tarbiyatuna Volume
3 Nomor 1.
Fuad Ahmad Effendy. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang
Penerbit Misykat.
Futuhy Fadhil Muhammad Wali. 1900. Tadris al-Lughoh al-Arabiyah fi al-
Marhalah al- daiyyah. Dar al-Andalus al-Hadlro.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo
Hasan Ali ad-Dailamy dan Su'ad Abdul Karim al-Waily, 2003. at-Tharaiq al-
Ilmiyah fi Tadris al-Lughoh al-Arabiyah. Cet. Pertama. Oman: Dar asy-
Syuruq.
Kamil Mahmud an-Naqoh dan Rusydy Ahmad Thuaimah. 2003. Thoroiq tadris
al- Lughoh al-Arabiyah li ghoiri an-Nathiqina biha. Riyadh: al-Ma arif al-
Jadidah.
Sahatah Hasan . 1993. Ta’lim al-Lughoh al-‘Arabiyah baina an-
Nadhoriyah wa at-Tathbiq”. Bayrut : ad-Dar al-Misriyah al-Libnaniyah.
Zone Rizma’s, Maharah Istima’,
http://nrisma93.blogspot.com/2013/10/maharah-istima’. Di Akses Pada
Tanggal 13 Oktober 2019 Pada Jam 11.50 wita

12

Anda mungkin juga menyukai