http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka
Abstract
___________________________________________________________________
This study aimed to describe the type of speech act-speaking students, observance of politeness,
violations of politeness and the factors that influence the occurrence of politeness student interaction
at the Tidar University. Methods of data collection methods refer to. Results of the first study that
kind of speech acts performed by students in the form of speech acts representative, directive,
expressive, commissive, isbati. Both measurements politeness level of students at the University of
Tidar is based on adherence to the principle of modesty in the form of a thimble tact maxim,
generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim,agreement maxim and sympathy maxim.
Thirdly, breach of politeness principle is used to measure the level of compensation for the lack of
student speech acts in the form of a politeness principle. These four factors cause politeness there are
five factors, including the place and the atmosphere is said, the participants said, the purpose of
speech, the principal speech, and means of speech.
Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237
e-ISSN 2502-4493
E-mail: desynurcahyani023@gmail.com
44
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
45
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
penggunaannya, teknik analisis data sesuai karena kan tahu sendiri saya merangkap
dengan satuan kebahasaan yang diangkat sebagai dobel disini kerjaanya , ga hanya jadi
objek analisis sekretaris tapi juga bendahara dll karena
hanya saya saja yang kerja disini.”
P2 : “kalau begitu tidak usah biar yang belum
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerja saja yang menghadiri rapat ini.’
P1 : ”Halah podo wae, aku wes kelewat kabeh.” P1 : ”Mana uang arisannya?”
Halah sama saja aku sudah terlanjur semua.’ P2 : ”Yo ning koslah.”
P2 : ”Masalah daftar pustaka gimana?” “Ya dikoslah.”
P1 : “Iya kata kakak tingkat pas sidang semua buku P1 : ”Halah, ning kos opo ning umah?”
suruh dibawa.” ‘Halah yang bener di kos atau di rumah?’
P2 : ”Iya gampang aja.” P3 : ”Yaudah kalau tidak ada uang pakai uang
Pematuhan Bidal Kesantunan aku dulu tidak apa-apa buat bayar
arisannya.”
Jenis pematuhan bidal kesantunan oleh
mahasiswa dalam berinteraksi di lingkungan Pematuhan prinsip kesantunan bidal
Universitas Tidar berupa pematuhan terhadap kemurahatian ditemukan pada penggalan
bidal ketimbangsaraan, kemurahhatian, tuturan (2), bahwa dasar bidal kemurahatian
keperkenaan, kerendahhatian, kesetujuan, dan dalam prinsip ini memaksimalkan keuntungan
kesimpatian. Adapun data yang dapat dicermati kepada pihak lain dan meminimalkan
sebagai berikut. keuntungan pada diri sendiri. P2 tidak bisa
membayar arisan dikarenakan uang tertinggal di
(1) Konteks : Acara formal saat rapat yang diadakan kos sedangkan tuturan P3 memenuhi bidal
di BEM FKIP kemurahatian yaitu mau meminjamkan uang
pribadinya untuk membantu P2 guna membayar
P1 : ”Ini ada undangan dari BEM FKIP UMM,
uang arisan daripada P2 harus pulang terlebih
saya mohon untuk sekretaris bisa
dahulu untuk ambil uang itu.
menghadiri acara tersebut yang akan
dilaksanakan hari jumat.” Berikutnya, pematuhan bidal
P2 : ”Iya saya bisa menghadiri hanya saja saya keperkenanan. Adapun data yang dapat
butuh teman untuk menghadiri acara tersebut dicermati sebagai berikut.
46
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
(3) Konteks : Tuturan terjadi saat di kantin depan (5) Konteks : Mahasiswi bertanya pada mahasiswi lain
FKIP dan proses yang sedang terjadi yaitu ada masalah ada nomor asing yang selalu menggangu
mahasiswi yang meminjam uang mahasiswi lain. dan percakapan itu terjadi saat jeda antara kuliah.
P1 : “Nyoh nyoh ki aku balek e duwit ki nyoh.” P1 : ”Iki nomor sok sms terus kaeloh kak kadang
‘Ni aku mengembalikan uang aku.’ sok telfon tapi ya rak tak tanggepi.”
P2 : ”Cieeee ada Bu Bank berjalan.” ‘Ini nomor sering sms palahan terkadang
sering telfon tapi tidak pernah aku tanggapi.’
Pematuhan bidal keperkenaan ditemukan P2 : ”Wes teko jarne wae.”
pada penggalan tuturan (3), bahwa dasar bidal ‘Sudahlah biyarin saja.’
P1 : ”Oke ide bagus.”
keperkenaan dalam prinsip ini meminimalkan
penjelekan terhadap pihak lain dan
Pematuhan bidal kesetujuan ditemukan
memaksimalkan pujian kepada pihak lain. Pada
pada penggalan tuturan (5), bahwa dasar bidal
P2 memuji kepada P1 bahwa P1 dikatakan bu
kesetujuan dalam prinsip ini memberi nasehat
bank dalam hal ini bu bank dapat diartikan orang
untuk meminimalkan ketidaksetujuan antara diri
yang banyak uang. Tuturan P2 memenuhi bidal
sendiri dan pihak lain dan memaksimalkan
keperkenaan dimana P2 memuji P1.
kesetujuan antara diri sendiri dan pihak lain.
Pematuhan prinsip kesantunan terhadap
Pada tuturan P1 menyatakan bahwa P1
bidal kerendahhatian terdapat pada penggalan
sering disms dan diganggu oleh nomor asing
tuturan berikut.
namuan P2 menyarankan untuk tidak
menanggapi nomor asing itu dikarenakan merasa
(4) Konteks : Di dalam FKIP ada perbincangan
mahasiswa dan mahasiswi nahwa besok tidak penting dan P1 menyetujui hal itu, tuturan
mahasiswa tersebut akan bertemu dengan salah P1 termasuk peamtuhan prinsip kesantunan bidal
satu dosen FKIP. kesetujuan karena tanpa penolakan dari P1
terhadap saran P2.
P1 : ”Saya besok ada janji mau menemui Dosen Pematuhan bidal kesimpatian terdapat
saya.” pada penggalan tuturan berikut.
P2 : “Untuk apa mas? Untuk bimbingan apa?”
P1 : “Memangnya bertemu Dosen hanya untuk
(6) Konteks : Membicarakan istri dari salah seorang
bimbingan saja?”
dosen FKIP yang meninggal dunia.
P2 : “Maklumlah mas kan saya mahasiswa baru
jadi tidak tahu soal begituan”.
P1 : ”Mba meh melu takziah pora?
‘Mba mau ikut takziah tidak?’
Pematuhan prinsip kesantunan bidal P2 : ”Eh iya garwane Prof gerah apa to?
kerendahatian terdapat pada penggalan Ya Allah semoga khusnul khotimah
tuturan (3), bahwa dasar bidal kerendahatian diampuni segala dosa-dosanya. Aamin.”
dalam prinsip ini meminimalkan pujian kepada P3 : ”Aaminn Mba, gerahe rung paham tapi
diri sendiri dan memaksimalkan penjelekan sedone ning RS.”
‘Amiin Mba, sakitnya belum paham tapi
kepada diri sendiri. Tuturan P2 menyadari bahwa
meninggal di RS.’
dirinya masih semester rendah dibandingkan P1.
Selanjutnya, P2 megakui masih mahasiswa baru
Penggalan tuturan (6), bahwa dasar bidal
jadi tidak tahu soal bimbingan ataupun yang
kesimpatian dalam prinsip ini meminimalkan
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kampus
antipati antara diri sendiri dan pihak lain dan
dan P2 merasa lebih kurang pengalamanya
memaksimalkan simpati antara diri sendiri dan
dibandingkan P1.
pihak lain. Tuturan P1 menanyakan apakah nanti
Kemudian, pematuhan bidal kesetujuan
jadi untuk takziah namun P2 bukan menjawab
terdapat pada penggalan tuturan berikut.
pertanyaan itu melainkan langsung mendoakan
agar yang meninggal diampuni segala dosa-
47
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
dosanya. Tuturan P2 termasuk tuturan yang P1 : “Walah iki apa to? kuisioner pa apa kok kaya
memenuhi prinsip kesantunan yaitu bidal soal ujian akeh tenan.”
kesimpatian karena P2 merasa bersimpati yakni ‘Ini apa ya kuisioner atau apa ya kok banyak
seperti soal ujian.’
dengan mendoakan orang yang meninggal.
P2 : “Sumpah aku males, ra dibayar sisan.”
‘Sumpah saya malas, apalagi tidak dibayar.’
Pelanggaran Bidal Kesantunan
Jenis pelanggaraan prinsip kesantunan
Penggalan tuturan (8) mengindikasikan
oleh mahasiswa dalam berinteraksi di lingkungan
pelanggaran terhadap bidal kemurahhatian. Pada
Universitas Tidar berupa pelanggaran terhadap
tuturan tersebut, P2 menyampaikan keluhan
bidal ketimbangsaraan, kemurahhatian,
terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Hal ini
keperkenanan, kerendahhatian, kesetujuan, dan
nampak pada tuturan P2 yang berujar “Sumpah
kesimpatian. Adapun data yang dapat dicermati aku males, ra dibayar sisan”. Tuturan yang
sebagai berikut.
dilakukan P2 merupakan bentuk tuturan yang
mengandung keluhan terhadap pihak lain yakni
(7) Konteks : Mahasiswa yang protes ke ibu kantin
SPG. Ungkapan mengeluh disampaikan oleh P2
karena tidak cocok dengan pesanan minuman
kepada SPG karena memberikan kuisioner.
yang dipesan di kantin.
Dalam hal ini, tuturan P2 menimbulkan kerugian
P1 : “Buk, aku nek pesene es jeruk to? Hudu bagi pihak lain (SPG).
es teh. Ganti Buk!” Kemudian, tuturan yang melanggar bidal
‘Bu, saya kan pesannya es jeruk, bukan keperkenanan dapat dicermati pada penggalan
es teh. Ganti Bu!’ tuturan berikut.
P2 : ”Yo cah ayu, maklum ibu wes tua, laninan.
Tak gantine”. (9) Konteks : Beberapa menit kemudian datanglah
‘Ya anak cantik maklum ya ibu sudah SPG itu untuk mengambil kuisioner yang sudah
tua, ibu ganti’. dibagikan kepada mahasiswa
Penggalan tuturan (7), dapat diidentifikasi P1 : “Terima kasih ya Mbak, kuisioner ini bagus
adanya pelanggaran terhadap bidal bikin pusing kepala saya.”
ketimbangrasaan. Hal ini ditunjukkan oleh P1 P2 : ”Saya minta maaf atas ketidaknyamanan
pada tuturan “Buk, aku nek pesene es jeruk to? Hudu kuisioner ini.”
es teh. Ganti Buk!”. Tuturan tersebut melanggar
bidal ketimbangrasaan karena membebani pihak Pada penggalan tuturan (9) tersebut,
lain atau menimbulkan kerugian bagi pihak lain. terdapat pelanggaran terhadap bidal
Dalam hal ini, pihak lain atau P2 melakukan keperkenaan. Pelanggaran bidal keperkenaan
pekerjaan atau tindakan untuk penutur yakni P1. terdapat pada tuturan “Terima kasih ya Mbak,
Selain itu, tuturan yang dilakukan oleh P1 juga kuisioner ini bagus bikin pusing kepala saya.”Tuturan
merupakan tuturan direktif atau tuturan yang dilakukan oleh P1 merupakan bentuk
langsung. Artinya, maksud atau modus tuturan tuturan yang merasa terbebani oleh adanya
tersebut disampaikan secara langsung. kuisioner. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa tuturan
Selanjutnya, pelanggaran bidal P1 mengandung penjelekan dan tidak
kemurahhatian dapat ditemukan pada penggalan memaksimalkan pujian kepada mitra tutur yakni
tuturan berikut. P2. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
tuturan P1 kurang santun karena melanggar
(8) Konteks : Banyak mahasiswa berkumpul di depan prisnip kesantunan bidal keperkenaan.
ruang TU FKIP datanglah SPG dari perusahaan Penggalan tuturan yang melanggar bidal
Indihome dan membagikan kuisioner untuk diisi kerendahhatian terdapat pada penggalan tuturan
mahasiswa. berikut.
48
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
(10) Konteks : Diparkiran kampus ada mahasisiwi memberikan saran untuk berpindah tempat
yang ingin mengeluarkan motornya tapi tidak duduk. Akan tetapi, saran dari P1 tidak disetujui
bisa dikarenakan parkir penuh. oleh P2 dengan alasan jika berpindah tempat
duduk maka tidak akan mengetahui kapan waktu
P1 : “Mas, Mas, saya bisa minta tolong
untuk bimbingan kepada dosen. Lebih lanjut
keluarkan motor saya karena berat!”
P2 : “Ya Mbak.” (sambil mengeluarkan motor
ditegaskan bahwa tuturan P2 kurang santun. Hal
tersebut) ini dikarenakan tuturan P1 tidak setuju dengan
P1 : “Makasih ya Mas, saya berat mau apa yang dituturkan oleh P1. Selain itu, bentuk
mengeluarin motor ini kan badan saya kecil tuturan yang disampaikan oleh P2 juga
motornya besar gini.” disampaikan dengan modus langsung. Artinya,
P2 : “Ya mbak, makanya makan yang banyak bentuk ketidaksetujuan P1 kepada P2
biar gemuk dan kuat seperti saya, disampaikan dengan tuturan langsung dan tidak
hahaah.” memberikan pilihan.
49
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
50
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
respon dengan menyatakan kepada P2 agar ‘Lha iya dengan teman sendiri, tolong
menuruti saja. masukkan di tas jilbabnya, aku mau ambil
uang di dompet dulu.
4. Pokok Tuturan
Faktor lain yang mempengaruhi Pada penggalan peristiwa tutur (17) sarana
kesantunan berbahasa mahasiswa dalam komunikasi sangat berpengaruh terhadap
berinteraksi di Universitas Tidar adalah faktor berlangsungnya kesantunan berbahasa
pokok tuturan. mahasiswa dalam berinteraksi di Universitas
Tidar. Lebih lanjut, dapat diidentifikasi bahwa
(16) Konteks : Ada mahasiswa dan mahasiswi yang sarana tutur yang termasuk kategori saluran tutur
sedang menunggu antri bimbingan dengan salah pada penggalan peristiwa tutur tersebut berupa
satu dosen FKIP dan menceritakan mimpinya komunikasi lisan.
semalam.
SIMPULAN
P1 : “Eh, aku to kok mumbengi ngimpi rambute
dipotong, apa ya artine?’
Simpulan penelitian adalah tindak tutur
‘Aku semalam kok bermimpi rambutnya
yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
dipotong, apa ya artinya?”
P2 : ”Cobo tak bukake google arti mimpi haah.” berinteraksi di lingkungan Universitas Tidar
‘Coba saya buka google arti mimpi itu.’ bervariasi bergantung tujuan tutur. Pengukuran
P1 : “Bagus.” tingkat kesantunan berbahasa mahasiswa di
P2 : “Panas ih, duduk sini gimana kalau lingkungan Universitas Tidar didasarkan pada
pindah?” pematuhan prinsip kesantunan. Pelanggaran
‘Panas, bagaimana kalau pindah?’ prinsip kesantunan digunakan untuk mengukur
P1 : “Jangan, nanti kita tidak tahu kapan jatah tingkat kekurangsantunan pada tindak tutur
kita bimbingan”.
mahasiswa dalam berinteraksi di Universitas
Tidar. Faktor penyebab kesantunan berbahasa
5. Sarana Tutur
dipengaruhi oleh kebutuhan berinteraksi antara
Pada penggalan peristiwa tutur (16),
penutur dan mitra tutur.
P1 yakni penutur yang merupakan salah satu
Saran yang disampaikan adalah penutur di
mahasiswa Universitas Tidar. P2 yakni mitra
lingkungan Universitas Tidar hendaknya dapat
tutur yang merupakan teman dari P1 dan
mewujudkan kesantunan berbahasa. Pembinaan
mahasiswa Universitas Tidar pula. Adapun
kesantunan berbahasa hendaknya tidak hanya
sarana tutur yang mempengaruhi kesantunan
dibutuhkan oleh mahasiswa yang berada di
berbahasa mahasiswa dalam berinteraksi di
lingkungan Universitas Tidar tetapi juga bagi
Universitas Tidar berupa komunikasi lisan, tulis,
semua mahasiswa dan pelajar di Indonesia.
dan atau isyarat dapat dilihat dalam penggalan
Penelitian berbahasa pada mahasiswa
peristiwa tutur sebagai berikut.
Universitas Tidar dapat dijadikan sebagai kajian
lanjutan.
(17) Konteks : Saat kerumunan mahasiswi menawar
harga jualan jilbab yang jualan mahasiswi juga
yang sedang ada di parkiran. DAFTAR PUSTAKA
P1 : ”Rasah larang-larang nek ro kanca dewe ki Brown, Penelope & Stephen C. Levinson. 1987.
‘Jangan mahal kalau dengan teman sendiri Politeness: Some Universals in Language Usage.
tu.” Cambridge University Press.
P2 : “Wes yoh jupuk ak rugi rak papa.” Cummings, Louise. 2007. Pragmatik sebuah Perspektif
‘Sudah, ini diambil, aku rugi tidak apa- Multidisipliner Yogyakarta: Pustaka
apa.” Pelajar.
P1 : ”Laio ro kanca dewe. Kene tulung leboke Ervin- Tripp, Susan, Jiansheng Guo, dan Martin
tas to, aku tak jumuk duwit ning dompet.” Lampert. 1990. Politeness and Persuasion in
51
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52
Children’s Control Acts. Journal of Pragmatics, Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta:
14, 307-331. Erlangga.
Hymes, Dell. 1964. Language in Culture and Society. Rokhman, Fathur. 2003. Pemilihan Bahasa dalam
Singapore: Times Printers. Masyarakat Wibahasa: Kajian Sosiolinguistik
Ladegaard, Hans J. 2009. Politeness in Young di Banyumas. Disertasi. Yogyakarta. UGM.
Children’s Speech: Context, Peer Group Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang : CV
Influence and Pragmatic Competence. Journal IKIP Semarang Press.
of Pragmatics. 36(2004): 2003-2020. Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis
Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. Bahasa. Yogyakarta: University Press.
terjemahan M.D.D. Oka. 1993. Prinsip-Prinsip Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka
Pragmatik. Jakarta: UI Press. London: Logman. Pelajar.
Mardikantoro, Haribakti. 2012. Pilihan Bahasa Wijana, I Dewa Putu. 1997. Linguistik,
Masyarakat Samin dalam Ranah Keluarga. Sosiolinguistik, dan Pragmatik. Makalah dalam
Journal of Culture literature and Linguistik. Temu Ilmiah Bahasa dan Sastra di Balai Bahasa:
Humaniora Vol.24, No. 3 Oktober 2012: 345- Yogyakarta.
357. Yule, George. 1996. Pragmatik: Yogyakarta: Pustaka
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pelajar.
Bandung: Rosdakarya. Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta:
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Cipta Pustaka.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
52