Anda di halaman 1dari 9

SELOKA 6 (1) (2017)

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka

Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam Berinteraksi


di Lingkungan Universitas Tidar: Kajian Sosiopragmatik

Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur berbahasa mahasiswa,
Diterima: pematuhan kesantunan berbahasa, pelanggaran kesantunan berbahasa dan faktor yang
Februari 2017
memempengaruhi terjadinya kesantunan berbahasa mahasiswa dalam berinteraksi di
Disetujui:
lingkungan Universitas Tidar. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak.
Maret 2017
Dipublikasikan: Hasil penelitian pertama bahwa jenis tindak tutur yang dilakukan oleh mahasiswa berupa
April 2017 jenis tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif, isbati. Kedua pengukuran
________________ tingkat kesantunan berbahasa mahasiswa di lingkungan Universitas Tidar didasarkan
Keywords: pada pematuhan prinsip kesantunan berupa bidal ketimbangrasaan, kemurahatian,
politeness, student keperkenaan, kerendahhatian, kesetujuan dan kesimpatian. Ketiga, pelanggaran prinsip
interaction, study kesantunan digunakan untuk mengukur tingkat kekurang santunan pada tindak tutur
sosiopragmatik mahasiswa dalam berinteraksi berupa prinsip kesantunan. Keempat faktor penyebab
____________________ kesantunan berbahasa terdapat lima faktor diantaranya tempat dan suasana tutur, peserta
tutur, tujuan tutur, pokok tuturan, dan sarana tutur.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aimed to describe the type of speech act-speaking students, observance of politeness,
violations of politeness and the factors that influence the occurrence of politeness student interaction
at the Tidar University. Methods of data collection methods refer to. Results of the first study that
kind of speech acts performed by students in the form of speech acts representative, directive,
expressive, commissive, isbati. Both measurements politeness level of students at the University of
Tidar is based on adherence to the principle of modesty in the form of a thimble tact maxim,
generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim,agreement maxim and sympathy maxim.
Thirdly, breach of politeness principle is used to measure the level of compensation for the lack of
student speech acts in the form of a politeness principle. These four factors cause politeness there are
five factors, including the place and the atmosphere is said, the participants said, the purpose of
speech, the principal speech, and means of speech.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2301-6744
Kampus Unnes Kelud Utara III, Semarang, 50237
e-ISSN 2502-4493
E-mail: desynurcahyani023@gmail.com

44
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

PENDAHULUAN mencerminkan kesantunan. Terlebih pada saat


berinteraksi antara mahasiswa dengan
Bahasa memegang peranan penting dalam mahasiswa bahkan mahasiswa dengan dosen.
komunikasi dan interaksi manusia dalam Masyarakat lingkungan Universitas Tidar
kehidupan sosialnya. Setiap komunikasi manusia merupakan tipologi masyarakat yang unik.
saling menyampaikan informasi yang dapat Keunikan ini terlihat dari hampir sebagian
berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan mahasiswa Universitas Tidar berasal dari
maupun emosi secara langsung. Menurut budaya, bahasa, dan latar belakang sosial yang
Mardikantoro (2012) penggunaan bahasa dan berbeda. Kajian mengenai kesantunan berbahasa
kebiasaan berbahasa dalam masyarakat erat mahasiswa dalam berinteraksi di lingkungan
kaitannya dengan ilmu sosiolinguistik dan Universitas Tidar penting dan perlu dilakukan
pragmatik. Kedua bidang ilmu tersebut saling guna mejaga hubungan interpersonal para
berhubungan satu sama lain, bahkan dapat pemakai bahasa terpelihara dengan baik
dikatakan saling melengkapi. Hal ini selaras
dengan pendapat Rokhman (2003) bahwa situasi METODE
kebahasaan pada masyarakat dikaji secara
mendalam dalam disiplin ilmu sosiolinguistik. Sehubungan dengan masalah dalam
Penggunaan bahasa dalam masyarakat menurut penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
perspektif sosiolinguistik dipengaruhi oleh kualitatif deskriptif sebagai pedoman
beberapa faktor, baik faktor kebahasaaan pelaksanaan penelitian, yang dikumpulkan
maupun faktor nonkebahasaan, misalnya faktor berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep,
hubungan antarpenutur dan mitratutur, faktor dan keterangan yang berbentuk uraian dalam
sosial, budaya, dan situasi. mengungkapkan masalah. Pendekatan kualitatif
Kesantunan berbahasa tercermin dalam deskriptif bertujuan untuk melukiskan realitas
tata cara berkomunikasi melalui tanda verbal sosial yang kompleks dengan cara
atau tata cara berbahasa. Tata cara berbahasa mendeskripsikan, mengklasifikasi, menganalisis,
harus sesuai dengan unsur budaya yang ada dan menafsirkan data sesuai dengan kondisi
dalam masyarakat tempat hidup dan alaminya.
dipergunakannya suatu bahasa dalam Data dalam penelitian ini adalah
berkomunikasi. Berbahasa dengan santun penggalan tuturan kesantunan berbahasa pada
mewujudkan komunikasi yang efektif. mahasiswa di Universitas Tidar yang diduga
Penggunaan bahasa yang sopan, santun, mengandung jenis tindak tutur kesantunan,
sistematis, teratur, jelas, dan lugas pelanggaran dan pematuhan kesantunan, dan
mencerminkan pribadi penuturnya yang berbudi. faktor penyebab kesantunan. Sumber data
Aktivitas berbahasa diperlukan prinsip merupakan bahan mentah data, yang bentuk
kesantunan. Dalam berkomunikasi, norma itu konkret tampak sebagai segenap tuturan. Sumber
tampak dari perilaku verbal maupun perilaku data penelitian ini adalah tuturan mahasiswa di
nonverbalnya. Perilaku verbal dalam fungsi lingkungan Universitas Tidar.
imperatif misalnya, terlihat pada bagaimana Metode pengumpulan data yang
penutur mengungkapkan perintah, keharusan, digunakan adalah metode simak. Metode simak
atau larangan melakukan sesuatu kepada mitra terbagi menjadi teknik dasar dan teknik lanjutan,
tutur, sedangkan perilaku nonverbal tampak dari teknik dasar yaitu teknik sadap, dan teknik
gerak gerik fisik yang menyertainya. Norma lanjutan yaitu teknik lanjutan I : teknik simak
sosiokultural menghendaki agar manusia libat cakap, teknik II : teknik simak bebas libat
bersikap santun dalam berinteraksi dengan cakap, teknik III : teknik rekam, teknik IV : teknik
sesamanya. catat. (Sudaryanto, 2015). Selanjutnya, metode
Kesantunan berbahasa mahasiswa dalam analisis data yang digunakan adalah metode
berinteraksi di Universitas Tidar belum padan dan metode normatif. Dalam

45
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

penggunaannya, teknik analisis data sesuai karena kan tahu sendiri saya merangkap
dengan satuan kebahasaan yang diangkat sebagai dobel disini kerjaanya , ga hanya jadi
objek analisis sekretaris tapi juga bendahara dll karena
hanya saya saja yang kerja disini.”
P2 : “kalau begitu tidak usah biar yang belum
HASIL DAN PEMBAHASAN
kerja saja yang menghadiri rapat ini.’

Jenis Tindak Tutur Penggalan tuturan (1) menunjukkan


Tindak tutur yang dilakukan oleh adanya pematuhan bidal ketimbangrsaan, yakni
mahasiswa dalam berinteraksi bervariasi mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
bergantung tujuan tutur. Hasilnya ada beberapa memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam
jenis tindak tutur yaitu : kegiatan bertutur. P1 menjelaskan bahwa ada
1. Representatif undangan yang harus didatangi akan tetapi P1
Konteks : Moderator di ruang sidang proposal skripsi
tidak bisa menghadiri acara tersebut, P2 bersedia
menjelaskan tata tertib seminar skripsi.
menghadiri acara tersebut ini menunjukan bahwa
P1 : ”Seminar proposal akan segera dimulai, mohon P2 sudah memenuhi bidal kesimpatian yaitu
diperhatiikan sebentar. Tata tertib seminar meringankan P1 untuk tidak menghadiri acara
proposal yang bagi peserta dimohon tenang itu.
selama seminar proposal berlangsung Selanjutnya, pematuhan prinsip
P2 : “Terima kasih kepada moderator, yang kesantunan terhadap bidal kemurahhatian dapat
terhormat pembimbing dicermati pada penggalan berikut.

2. Direktif (2) Konteks : Seorang Mahasiswi yang Ingin


Konteks : Di depan ruang FKIP ada salah satu Mengajak Mahasiswi Lain untuk Pulang Namun
mahasiswa menanyakan isi dari skripsi mahasiswi. Sebelumnya Menagih Hutang Dulu.

P1 : ”Halah podo wae, aku wes kelewat kabeh.” P1 : ”Mana uang arisannya?”
Halah sama saja aku sudah terlanjur semua.’ P2 : ”Yo ning koslah.”
P2 : ”Masalah daftar pustaka gimana?” “Ya dikoslah.”
P1 : “Iya kata kakak tingkat pas sidang semua buku P1 : ”Halah, ning kos opo ning umah?”
suruh dibawa.” ‘Halah yang bener di kos atau di rumah?’
P2 : ”Iya gampang aja.” P3 : ”Yaudah kalau tidak ada uang pakai uang
Pematuhan Bidal Kesantunan aku dulu tidak apa-apa buat bayar
arisannya.”
Jenis pematuhan bidal kesantunan oleh
mahasiswa dalam berinteraksi di lingkungan Pematuhan prinsip kesantunan bidal
Universitas Tidar berupa pematuhan terhadap kemurahatian ditemukan pada penggalan
bidal ketimbangsaraan, kemurahhatian, tuturan (2), bahwa dasar bidal kemurahatian
keperkenaan, kerendahhatian, kesetujuan, dan dalam prinsip ini memaksimalkan keuntungan
kesimpatian. Adapun data yang dapat dicermati kepada pihak lain dan meminimalkan
sebagai berikut. keuntungan pada diri sendiri. P2 tidak bisa
membayar arisan dikarenakan uang tertinggal di
(1) Konteks : Acara formal saat rapat yang diadakan kos sedangkan tuturan P3 memenuhi bidal
di BEM FKIP kemurahatian yaitu mau meminjamkan uang
pribadinya untuk membantu P2 guna membayar
P1 : ”Ini ada undangan dari BEM FKIP UMM,
uang arisan daripada P2 harus pulang terlebih
saya mohon untuk sekretaris bisa
dahulu untuk ambil uang itu.
menghadiri acara tersebut yang akan
dilaksanakan hari jumat.” Berikutnya, pematuhan bidal
P2 : ”Iya saya bisa menghadiri hanya saja saya keperkenanan. Adapun data yang dapat
butuh teman untuk menghadiri acara tersebut dicermati sebagai berikut.

46
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

(3) Konteks : Tuturan terjadi saat di kantin depan (5) Konteks : Mahasiswi bertanya pada mahasiswi lain
FKIP dan proses yang sedang terjadi yaitu ada masalah ada nomor asing yang selalu menggangu
mahasiswi yang meminjam uang mahasiswi lain. dan percakapan itu terjadi saat jeda antara kuliah.

P1 : “Nyoh nyoh ki aku balek e duwit ki nyoh.” P1 : ”Iki nomor sok sms terus kaeloh kak kadang
‘Ni aku mengembalikan uang aku.’ sok telfon tapi ya rak tak tanggepi.”
P2 : ”Cieeee ada Bu Bank berjalan.” ‘Ini nomor sering sms palahan terkadang
sering telfon tapi tidak pernah aku tanggapi.’
Pematuhan bidal keperkenaan ditemukan P2 : ”Wes teko jarne wae.”
pada penggalan tuturan (3), bahwa dasar bidal ‘Sudahlah biyarin saja.’
P1 : ”Oke ide bagus.”
keperkenaan dalam prinsip ini meminimalkan
penjelekan terhadap pihak lain dan
Pematuhan bidal kesetujuan ditemukan
memaksimalkan pujian kepada pihak lain. Pada
pada penggalan tuturan (5), bahwa dasar bidal
P2 memuji kepada P1 bahwa P1 dikatakan bu
kesetujuan dalam prinsip ini memberi nasehat
bank dalam hal ini bu bank dapat diartikan orang
untuk meminimalkan ketidaksetujuan antara diri
yang banyak uang. Tuturan P2 memenuhi bidal
sendiri dan pihak lain dan memaksimalkan
keperkenaan dimana P2 memuji P1.
kesetujuan antara diri sendiri dan pihak lain.
Pematuhan prinsip kesantunan terhadap
Pada tuturan P1 menyatakan bahwa P1
bidal kerendahhatian terdapat pada penggalan
sering disms dan diganggu oleh nomor asing
tuturan berikut.
namuan P2 menyarankan untuk tidak
menanggapi nomor asing itu dikarenakan merasa
(4) Konteks : Di dalam FKIP ada perbincangan
mahasiswa dan mahasiswi nahwa besok tidak penting dan P1 menyetujui hal itu, tuturan
mahasiswa tersebut akan bertemu dengan salah P1 termasuk peamtuhan prinsip kesantunan bidal
satu dosen FKIP. kesetujuan karena tanpa penolakan dari P1
terhadap saran P2.
P1 : ”Saya besok ada janji mau menemui Dosen Pematuhan bidal kesimpatian terdapat
saya.” pada penggalan tuturan berikut.
P2 : “Untuk apa mas? Untuk bimbingan apa?”
P1 : “Memangnya bertemu Dosen hanya untuk
(6) Konteks : Membicarakan istri dari salah seorang
bimbingan saja?”
dosen FKIP yang meninggal dunia.
P2 : “Maklumlah mas kan saya mahasiswa baru
jadi tidak tahu soal begituan”.
P1 : ”Mba meh melu takziah pora?
‘Mba mau ikut takziah tidak?’
Pematuhan prinsip kesantunan bidal P2 : ”Eh iya garwane Prof gerah apa to?
kerendahatian terdapat pada penggalan Ya Allah semoga khusnul khotimah
tuturan (3), bahwa dasar bidal kerendahatian diampuni segala dosa-dosanya. Aamin.”
dalam prinsip ini meminimalkan pujian kepada P3 : ”Aaminn Mba, gerahe rung paham tapi
diri sendiri dan memaksimalkan penjelekan sedone ning RS.”
‘Amiin Mba, sakitnya belum paham tapi
kepada diri sendiri. Tuturan P2 menyadari bahwa
meninggal di RS.’
dirinya masih semester rendah dibandingkan P1.
Selanjutnya, P2 megakui masih mahasiswa baru
Penggalan tuturan (6), bahwa dasar bidal
jadi tidak tahu soal bimbingan ataupun yang
kesimpatian dalam prinsip ini meminimalkan
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kampus
antipati antara diri sendiri dan pihak lain dan
dan P2 merasa lebih kurang pengalamanya
memaksimalkan simpati antara diri sendiri dan
dibandingkan P1.
pihak lain. Tuturan P1 menanyakan apakah nanti
Kemudian, pematuhan bidal kesetujuan
jadi untuk takziah namun P2 bukan menjawab
terdapat pada penggalan tuturan berikut.
pertanyaan itu melainkan langsung mendoakan
agar yang meninggal diampuni segala dosa-

47
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

dosanya. Tuturan P2 termasuk tuturan yang P1 : “Walah iki apa to? kuisioner pa apa kok kaya
memenuhi prinsip kesantunan yaitu bidal soal ujian akeh tenan.”
kesimpatian karena P2 merasa bersimpati yakni ‘Ini apa ya kuisioner atau apa ya kok banyak
seperti soal ujian.’
dengan mendoakan orang yang meninggal.
P2 : “Sumpah aku males, ra dibayar sisan.”
‘Sumpah saya malas, apalagi tidak dibayar.’
Pelanggaran Bidal Kesantunan
Jenis pelanggaraan prinsip kesantunan
Penggalan tuturan (8) mengindikasikan
oleh mahasiswa dalam berinteraksi di lingkungan
pelanggaran terhadap bidal kemurahhatian. Pada
Universitas Tidar berupa pelanggaran terhadap
tuturan tersebut, P2 menyampaikan keluhan
bidal ketimbangsaraan, kemurahhatian,
terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Hal ini
keperkenanan, kerendahhatian, kesetujuan, dan
nampak pada tuturan P2 yang berujar “Sumpah
kesimpatian. Adapun data yang dapat dicermati aku males, ra dibayar sisan”. Tuturan yang
sebagai berikut.
dilakukan P2 merupakan bentuk tuturan yang
mengandung keluhan terhadap pihak lain yakni
(7) Konteks : Mahasiswa yang protes ke ibu kantin
SPG. Ungkapan mengeluh disampaikan oleh P2
karena tidak cocok dengan pesanan minuman
kepada SPG karena memberikan kuisioner.
yang dipesan di kantin.
Dalam hal ini, tuturan P2 menimbulkan kerugian
P1 : “Buk, aku nek pesene es jeruk to? Hudu bagi pihak lain (SPG).
es teh. Ganti Buk!” Kemudian, tuturan yang melanggar bidal
‘Bu, saya kan pesannya es jeruk, bukan keperkenanan dapat dicermati pada penggalan
es teh. Ganti Bu!’ tuturan berikut.
P2 : ”Yo cah ayu, maklum ibu wes tua, laninan.
Tak gantine”. (9) Konteks : Beberapa menit kemudian datanglah
‘Ya anak cantik maklum ya ibu sudah SPG itu untuk mengambil kuisioner yang sudah
tua, ibu ganti’. dibagikan kepada mahasiswa

Penggalan tuturan (7), dapat diidentifikasi P1 : “Terima kasih ya Mbak, kuisioner ini bagus
adanya pelanggaran terhadap bidal bikin pusing kepala saya.”
ketimbangrasaan. Hal ini ditunjukkan oleh P1 P2 : ”Saya minta maaf atas ketidaknyamanan
pada tuturan “Buk, aku nek pesene es jeruk to? Hudu kuisioner ini.”
es teh. Ganti Buk!”. Tuturan tersebut melanggar
bidal ketimbangrasaan karena membebani pihak Pada penggalan tuturan (9) tersebut,
lain atau menimbulkan kerugian bagi pihak lain. terdapat pelanggaran terhadap bidal
Dalam hal ini, pihak lain atau P2 melakukan keperkenaan. Pelanggaran bidal keperkenaan
pekerjaan atau tindakan untuk penutur yakni P1. terdapat pada tuturan “Terima kasih ya Mbak,
Selain itu, tuturan yang dilakukan oleh P1 juga kuisioner ini bagus bikin pusing kepala saya.”Tuturan
merupakan tuturan direktif atau tuturan yang dilakukan oleh P1 merupakan bentuk
langsung. Artinya, maksud atau modus tuturan tuturan yang merasa terbebani oleh adanya
tersebut disampaikan secara langsung. kuisioner. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa tuturan
Selanjutnya, pelanggaran bidal P1 mengandung penjelekan dan tidak
kemurahhatian dapat ditemukan pada penggalan memaksimalkan pujian kepada mitra tutur yakni
tuturan berikut. P2. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
tuturan P1 kurang santun karena melanggar
(8) Konteks : Banyak mahasiswa berkumpul di depan prisnip kesantunan bidal keperkenaan.
ruang TU FKIP datanglah SPG dari perusahaan Penggalan tuturan yang melanggar bidal
Indihome dan membagikan kuisioner untuk diisi kerendahhatian terdapat pada penggalan tuturan
mahasiswa. berikut.

48
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

(10) Konteks : Diparkiran kampus ada mahasisiwi memberikan saran untuk berpindah tempat
yang ingin mengeluarkan motornya tapi tidak duduk. Akan tetapi, saran dari P1 tidak disetujui
bisa dikarenakan parkir penuh. oleh P2 dengan alasan jika berpindah tempat
duduk maka tidak akan mengetahui kapan waktu
P1 : “Mas, Mas, saya bisa minta tolong
untuk bimbingan kepada dosen. Lebih lanjut
keluarkan motor saya karena berat!”
P2 : “Ya Mbak.” (sambil mengeluarkan motor
ditegaskan bahwa tuturan P2 kurang santun. Hal
tersebut) ini dikarenakan tuturan P1 tidak setuju dengan
P1 : “Makasih ya Mas, saya berat mau apa yang dituturkan oleh P1. Selain itu, bentuk
mengeluarin motor ini kan badan saya kecil tuturan yang disampaikan oleh P2 juga
motornya besar gini.” disampaikan dengan modus langsung. Artinya,
P2 : “Ya mbak, makanya makan yang banyak bentuk ketidaksetujuan P1 kepada P2
biar gemuk dan kuat seperti saya, disampaikan dengan tuturan langsung dan tidak
hahaah.” memberikan pilihan.

Penggalan tuturan (10) terdapat


Faktor yang Mempengaruhi Pematuhan dan
pelanggaran bidal kerendahhatian. Bentuk
Pelanggaran Bidal Kesantunan
pelanggaran bidal kerendahatian dilakukan oleh
1. Tempat dan Suasana Tutur
P2 yang bertutur “Ya mbak, makanya makan yang
Tempat dan suasana tutur mempengaruhi
banyak biar gemuk dan kuat seperti saya,
kesantunan berbahasa mahasiswa dalam
hahaah.”Tuturan tersebut dilakukan oleh P2
berinteraski di Universitas Tidar. Hal tersebut
kepada P1 dengan tujuan memberikan saran.
tercermin dalam penggalan peristiwa tutur
Akan tetapi, tuturan yang dilakukan oleh P2
berikut.
melanggar prinsip kesantunan khusunya bidal
kerendahhatian. Pada dasarnya bidal (12) Konteks : Di ruang sidang skripsi yang dihadiri
kerendahhatian berupaya untuk meminimallkan oleh beberapa mahasiswa, dosen sebagai penguji
pujian terhadap diri sendiri dan dan pembimbing. Seorang mahasiswa yang telah
kmemaksimalkan pujian kepada pihak lain atau memaparkan proposal skripsi (P1), moderator
mitra tutur. Tuturan P2 merupakan bentuk (P2), dan salah satu mahasiswa yang bertanya
pujian terhadap diri sendiri dan tidak mengenai proposal skripsi (P2)
memberikan pujian kepada pihak lain yakni P1.
P1 : “Demikianlah paparan dari saudara
Berikutnya, penggalan tuturan yang
proposal skripsi, sekarang saatnya untuk
melanggar bidal kesetujuan terdapat pada
sesi tanya jawab dan bagi yang ingin
penggalan tuturan berikut. bertanya silakan angkat tangan terlebih
dahulu dan sebutkan nama”.
(11) Konteks : Ada mahasiswa dan mahasiswi yang P2 : “Terima kasih atas kesempatannya, nama
sedang menunggu antri bimbingan dengan dosen saya Enggar, saya akan memberi masukan
pada halaman 21 catatan pojok kanan.
P1 : ”Panas ih,duduk sini! Gimana kalau Namun, itukan sama dengan kalimat
pindah?” sebelumnya kenapa tidak jadikan satu
P2 : “Jangan, nanti kita tidak tahu kapan saja?”
jatah kita bimbingan.” P3 : “Langsung saya jawab, untuk halaman 21
itu bukan konjungsi kalimat karena tidak
Penggalan tuturan (11) tersebut terdapat ada kalimat sebelumnya”.
pelanggaran prinsip kesantunan khususnya bidal
kesetujuan. Bentuk pelanggaran bidal kesetujuan Pada penggalan peristiwa tutur (12)
dilakukan oleh P2 kepada P1. Tuturan P2 yang tersebut, P1 sebagai moderator yang memimpin
berujuar “Jangan, nanti kita tidak tahu kapan jatah jalannya seminar proposal skripsi, P3 sebagai
kita bimbingan.”Tuturan tersebut merupakan penyaji yang memaparkan proposal skripsi, dan
bentuk ketidaksetujuan P2 terhadap P1 yang P2 merupakan salah seoarang mahasiswa yang

49
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

bertanya mengenai proposal skripsi yang mempengaruhi faktor kesantunan berbahasa


diseminarkan. Pada penggalan tuturan tersebut, mahsiswa dalam berinteraksi di lingkungan
terlihat P1 menggunakan kode bahasa Indonesia Universitas Tidar.
formal. Hal ini dikarenakan tempat terjadinya
interaksi tuturan tersebut berada di ruang sidang (14) Konteks : seorang dosen (P1) memberikan
proposal skripsi. Adapun suasana yang terdapat kritikan kepada para mahasiswa (P2) agar
pada ruang sidang tersebut tentunya formal pula. segera ujian proposal skripsi.
Hal tersebut diperkuat dengan P2 yang juga
P1 : ”Jangan lama-lama ya? Lainnya segera
menggunakan kode bahasa Indonesia formal
sidang“.
manakala bertanya kepada P3. P2 : “Jangan nyindir gitu Buk, karena saya
Dapat dibandingkan kesantunan merasa saya paling lama di sini”.
berbahasa mahasiswa yang berada di tempat dan P1 : ”Makanya segera selesaikan skripsinya.”
suasana yang berikut ini. P2 : ”Siap Bu, saya janji karena saya pengen
segera lulus”
(13) Konteks : sesama mahasiswi (P1) dan (P2)
sedang berada di kantin setelah perkulihan Pada penggalan peristiwa tutur (14), P1
selesai. sebagai dosen dan P2 sebagai mahasiswa.
Pengaruh dari faktor peserta tutur dapat
P1 : ”Umahmu ndi to?’’
diketahui berdasarkan bahasa yang digunakan
‘Rumahmu dimana?’
penutur. P1 menggunakan ragam bahasa formal.
P2 : “Cedhak Candi Mendut.”
Hal tersebut dipengaruhi oleh mitra tutur yakni
‘Dekat Candi Mendut’.
P1 : ”Cedhak Candi Mendut sih rana terus kae P2 merupakan mahasiswa.
ya? Sawitan pa?”
‘Dekat Candi Mendut yang terus masih 3. Tujuan Tutur
ke sana itu?Sawitan?’ Tujuan tutur merupakan salah satu faktor
P2 : “Hudu, Aku pasar ikan, baru mangkat e yang berpengaruh pada kesantunan berbahasa
lewat Sawitan’. mahasiswa Universitas Tidar.Hal tersebut
‘Bukan, tempatku pasar ikan, berangkatnya
terlihat pada penggalan peristiwa tutur berikut.
lewat Sawitan’.

(15) Konteks : Banyak mahasiswa berkumpul di


Pada penggalan tuturan (13), salah seorang depan ruang TU FKIP datanglah SPG dari
mahasiswi yakni P1 sebagai penutur dan perusahaan Indihome dan membagikan kuisioner
mahasiswi lain yakni P2 sebagai mitra tutur. P1 untuk diisi mahasiswa.
dan P2 merupakan teman sebaya dan keduanya
akrab. Pada penggalan tuturan tersbut terlihat P1 P1 : “Walah iki apa to kuisioner pa apa? Kok
menggunakan kode bahasa Jawa ngoko kepada kaya soal ujian akeh tenan.”
P2. Hal tersebut dikarenakan tuturan terjadi di ‘Ini apa ya kuisioner atau apa ya? Kok
banyak seperti soal ujian”
kantin kampus dan P2 merupakan teman sebaya
P2 : “Sumpah aku males, ra dibayar sisan”
P1. Adapun suasana yang terdapat di kantin
‘Sumpah saya malas, apalagi tidak dibayar”
kampus yakni suasana santai dan akrab sehingga P1 : “Halah wes teko diisi rasah kakean omong”
kode bahasa Jawa ngoko lazim dipergunakan. “Sudah didisi saja, tidak usah banyak
Dapat disimpulkan bahwa tempat dan suasana bicara”
tutur mempengaruhi kesantunan berbahasa
mahasiswa Universitas Tidar dalam berinterkasi Tujuan tutur yang disampaikan oleh P1
dengan mitra tutur. dalam penggalan peristiwa tutur (15)
menunjukkan bahasa yang disampaikan secara
2. Peserta Tutur langsung tanpa basa basi. Tujuan tuturan tersebut
Penggalan tuturan berikut adalah P1 merasa malas untuk mengisi kuisioner.
mengindikasikan bahwa peserta tutur Menghadapi kondisi demikian, P2 memberikan

50
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

respon dengan menyatakan kepada P2 agar ‘Lha iya dengan teman sendiri, tolong
menuruti saja. masukkan di tas jilbabnya, aku mau ambil
uang di dompet dulu.
4. Pokok Tuturan
Faktor lain yang mempengaruhi Pada penggalan peristiwa tutur (17) sarana
kesantunan berbahasa mahasiswa dalam komunikasi sangat berpengaruh terhadap
berinteraksi di Universitas Tidar adalah faktor berlangsungnya kesantunan berbahasa
pokok tuturan. mahasiswa dalam berinteraksi di Universitas
Tidar. Lebih lanjut, dapat diidentifikasi bahwa
(16) Konteks : Ada mahasiswa dan mahasiswi yang sarana tutur yang termasuk kategori saluran tutur
sedang menunggu antri bimbingan dengan salah pada penggalan peristiwa tutur tersebut berupa
satu dosen FKIP dan menceritakan mimpinya komunikasi lisan.
semalam.
SIMPULAN
P1 : “Eh, aku to kok mumbengi ngimpi rambute
dipotong, apa ya artine?’
Simpulan penelitian adalah tindak tutur
‘Aku semalam kok bermimpi rambutnya
yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
dipotong, apa ya artinya?”
P2 : ”Cobo tak bukake google arti mimpi haah.” berinteraksi di lingkungan Universitas Tidar
‘Coba saya buka google arti mimpi itu.’ bervariasi bergantung tujuan tutur. Pengukuran
P1 : “Bagus.” tingkat kesantunan berbahasa mahasiswa di
P2 : “Panas ih, duduk sini gimana kalau lingkungan Universitas Tidar didasarkan pada
pindah?” pematuhan prinsip kesantunan. Pelanggaran
‘Panas, bagaimana kalau pindah?’ prinsip kesantunan digunakan untuk mengukur
P1 : “Jangan, nanti kita tidak tahu kapan jatah tingkat kekurangsantunan pada tindak tutur
kita bimbingan”.
mahasiswa dalam berinteraksi di Universitas
Tidar. Faktor penyebab kesantunan berbahasa
5. Sarana Tutur
dipengaruhi oleh kebutuhan berinteraksi antara
Pada penggalan peristiwa tutur (16),
penutur dan mitra tutur.
P1 yakni penutur yang merupakan salah satu
Saran yang disampaikan adalah penutur di
mahasiswa Universitas Tidar. P2 yakni mitra
lingkungan Universitas Tidar hendaknya dapat
tutur yang merupakan teman dari P1 dan
mewujudkan kesantunan berbahasa. Pembinaan
mahasiswa Universitas Tidar pula. Adapun
kesantunan berbahasa hendaknya tidak hanya
sarana tutur yang mempengaruhi kesantunan
dibutuhkan oleh mahasiswa yang berada di
berbahasa mahasiswa dalam berinteraksi di
lingkungan Universitas Tidar tetapi juga bagi
Universitas Tidar berupa komunikasi lisan, tulis,
semua mahasiswa dan pelajar di Indonesia.
dan atau isyarat dapat dilihat dalam penggalan
Penelitian berbahasa pada mahasiswa
peristiwa tutur sebagai berikut.
Universitas Tidar dapat dijadikan sebagai kajian
lanjutan.
(17) Konteks : Saat kerumunan mahasiswi menawar
harga jualan jilbab yang jualan mahasiswi juga
yang sedang ada di parkiran. DAFTAR PUSTAKA

P1 : ”Rasah larang-larang nek ro kanca dewe ki Brown, Penelope & Stephen C. Levinson. 1987.
‘Jangan mahal kalau dengan teman sendiri Politeness: Some Universals in Language Usage.
tu.” Cambridge University Press.
P2 : “Wes yoh jupuk ak rugi rak papa.” Cummings, Louise. 2007. Pragmatik sebuah Perspektif
‘Sudah, ini diambil, aku rugi tidak apa- Multidisipliner Yogyakarta: Pustaka
apa.” Pelajar.
P1 : ”Laio ro kanca dewe. Kene tulung leboke Ervin- Tripp, Susan, Jiansheng Guo, dan Martin
tas to, aku tak jumuk duwit ning dompet.” Lampert. 1990. Politeness and Persuasion in

51
Desy Nur Cahyani dan Fathur Rokhman / SELOKA 6 (1) (2017) : 44 -52

Children’s Control Acts. Journal of Pragmatics, Rahardi, Kunjana. 2009. Sosiopragmatik. Jakarta:
14, 307-331. Erlangga.
Hymes, Dell. 1964. Language in Culture and Society. Rokhman, Fathur. 2003. Pemilihan Bahasa dalam
Singapore: Times Printers. Masyarakat Wibahasa: Kajian Sosiolinguistik
Ladegaard, Hans J. 2009. Politeness in Young di Banyumas. Disertasi. Yogyakarta. UGM.
Children’s Speech: Context, Peer Group Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang : CV
Influence and Pragmatic Competence. Journal IKIP Semarang Press.
of Pragmatics. 36(2004): 2003-2020. Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis
Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. Bahasa. Yogyakarta: University Press.
terjemahan M.D.D. Oka. 1993. Prinsip-Prinsip Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka
Pragmatik. Jakarta: UI Press. London: Logman. Pelajar.
Mardikantoro, Haribakti. 2012. Pilihan Bahasa Wijana, I Dewa Putu. 1997. Linguistik,
Masyarakat Samin dalam Ranah Keluarga. Sosiolinguistik, dan Pragmatik. Makalah dalam
Journal of Culture literature and Linguistik. Temu Ilmiah Bahasa dan Sastra di Balai Bahasa:
Humaniora Vol.24, No. 3 Oktober 2012: 345- Yogyakarta.
357. Yule, George. 1996. Pragmatik: Yogyakarta: Pustaka
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pelajar.
Bandung: Rosdakarya. Zamzani. 2007. Kajian Sosiopragmatik. Yogyakarta:
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Cipta Pustaka.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

52

Anda mungkin juga menyukai