KAJIAN TEORETIS
Mampu adalah cakap dalam menjalankan tugas, mampu dan cekatan. Kata
kepandaian dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Spencer
kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Pendapat lain
berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati
efekif atau sangat berhasil. Sementara itu, Robbin (2007:57 dalam online)
(ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan adalah ciri
khusus dari diri seseorang yang berupa kesanggupan untuk melakukan sesuatu
(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html)
diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi yang berupa tanda visual yang
dan otentik yang lebih dari kebebasan siswa, disamping juga lebih mengungkap
meminta mereka untuk bercerita sesuai gambar yang disediakan. Jika tugas itu
meminta siswa menceritakannya secara tertulis, tugas ini menjadi tugas menulis.
berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Agar dapat bercerita, paling tidak ada dua
hal yang dituntut untuk dikuasai siswa, yaitu unsur linguistik (bagaimana cara
perasaan, kemampuan bercerita adalah salah satu bentuk atau cara yang dilakukan
berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan
online), bercerita adalah salah satu bentuk atau cara yang dilakukan dalam upaya
perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca, dan ungkapan
Selain itu ada juga pemikiran ahli bahasa, Brewster, Rixon, Halliwel,
harus mengetahui cerita tersebut secara baik sehingga saat diceritakan akan
sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ketempat lain.
faktor fisik yaiu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan organ tubuh
seperti kepala, tangan dan mimik wajah dimanfaatkan dalam bercerita. Bercerita
sebagai salah satu unsur kemampuan berbahasa sering dianggap sebagai suatu
kegiatan yang berdiri sendiri, hal ini dibuktikan dari kegiatan pengajaran bercerita
yang selama ini dilakukan. Dengan bercerita juga dapat menjalin hubungan akrab,
ada 3 manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan menceritakan yaitu memberikan
menyampaikan suatu cerita kepada orang lain dan mengharapkan orang yang
mendengarkan cerita tersebut dapat ikut merasakan apa yang terjadi oleh
pembicara tersebut.
dikembangkan di kelas adalah kegiatan bercerita dalam suasana resmi. Hal ini
Dalam kurikulum mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, bentuk kegiatan
bercerita yang dibelajarkan adalah memperkenalkan diri dan orang lain didalam
sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Hal ini dibuktikan dari kegiatan
bercerita dilakukan dengan meminta siswa berdiri depan kelas untuk bercerita,
sekolah itu kurang menarik. Siswa yang mendapat giliran merasa tertekan sebab
disamping siswa itu harus mempersiapkan sebuah judul untuk disusun menjadi
sebuah cerita, sering kali guru memberikan kritik yang berlebihan. Sementara itu,
siswa yang lain merasa kurang terikat pada kegiatan itu kecuali mereka mendapat
giliran.
atau peristiwa-peristiwa yang telah dialami dan sebagai alat untuk dapat
Topik pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan pendengar,
reverensi yang harus dibaca maupun konsep yang akan disampaikan. Pokok
pembicaraan itu ada baiknya dipersiapkan dalam bentuk tertulis, misalnya berupa
dalam pengajaran bercerita harus diwujudkan secara alami seperti halnya yang
topik pembicaraan.
Sri Wahyuni dkk (2012:31), tujuan dari bercerita yaitu komunikasi. Pembicara
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD, pada keterampilan bercerita bertujuan
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari bercerita adalah
mengkomunikasikan apa yang ada dipikiran kita dengan orang lain dan siapa yang
ceritanya dengan baik, bercerita juga dapat melatih daya tangkap siswa, daya pikir
kepada penyimak secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak
bahan pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh pembicara. Sebelum
membaca 2 sampai 3 kali konsep cerita yang akan diceritakannya agar dapat
menceritakan peristiwa dengan baik dan secara berurut sesuai dengan waktu
mengesankan dan tidak dapat terlupakan, baik itu peristiwa yang menyenangkan
teliti dalam memilih tema cerita yang menarik seperti cerita yang menyenangkan.
kejadian atau peristiwa tersebut berlangsung, harus bisa mengingat setiap kejadian
yang terjadi dalam peristiwa itu, setiap menceritakan peristiwa harus ada bagian
pembukaan atau kata pembuka, bagian isi atau isi cerita yang akan disampaikan
dan terakhir bagian penutup. Setelah semua persiapan telah selesai, maka cerita
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik.
b. Hadiah
karena hadiah hanya untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan
c. Saingan/kompetisi
d. Ego-involvement
mempertaruhkan harga diri, sebagai salah satu bentuk kemampuan yang cukup
penting.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
f. Mengetahui hasil
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik
hasil belajar meningkat, maka ada kemampuan pada diri siswa untuk terus
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik
perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk yang positif dan sekaligus
h. Hukuman
Hukuman kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat kemampuan.
j. Minat
muncul karena adanya kebutuhan begitu juga minat sehingga tepatlah kalau
Rumusan tujuan yang diakui dan menerima baik oleh siswa akan merupakan
alat kemampuan yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang
harus dicapai karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka akan
baik berdasarkan urutan waktu maupun tempat. Bercerita merupakan narasi atau
cerita tentang peristiwa masa lampau yang telah dialami oleh tokoh tertentu yang
meninggalkan bekas dan pesan yang bermakna. Cerita dapat berisi tentang
dan sebagainya. Cerita juga dapat berwujud dongeng cerita binatang dan
sebagainya.
siswa SD dengan menambahkan cerita secara lisan. Cerita yang dibawakan guru
harus menarik dan mengundang perhatian siswa. Ada beberapa macam teknik
bercerita yang dapat digunakan antara lain, guru dapat membaca langsung dari
Menurut Naswar widji (dalam blog 2010) manfaat teknik bercerita yaitu :
1. Melatih daya serap siswa, artinya siswa dapat dirangsang untuk mampu
cerita.
Ada beberapa macam teknik bercerita yang dapat digunakan antara lain,
guru dapat membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari gambar,
mempunyai puisi atau prosa yang sesuai untuk membacakan kepada anak
SD. Ukuran kebagusan puisi atau prosa itu terutama ditekankan pada
Bila cerita yang disampaikan pada siswa terlalu panjang dan terinci
perhatian siswa, maka teknik bercerita itu akan berfungsi dengan baik.
3) Menceritakan dongeng
Guru dapat membuat papan flanel dengan melapisi kain flanel yang
cerita yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal.
siswa-SD)
yaitu menetapkan tujuan atau tema yang dipilih, menetapkan rancangan bentuk
bercerita yang dipilih, menetapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan
bercerita.
harus dikaitkan dengan tema yang dipilih. Tema itu harus ada kedekatan
sekolah.
Yakni pekat dan tanggap terhadap penderitaan orang lain, suka menolong
dan cinta terhadap orang lain dengan tema. Bencana banjir, langkah
gambar.
Sesuai dengan bentuk cerita yang akan dituturkan, ada dua macam bentuk
- Mengatur tempat duduk siswa, kemudian mengatur bahan dan alat yang
diperlukan sebagai alat bantu bercerita sesuai dengan cerita yang dipilih.
- Bila guru menyajikan langkah ketiga dan keempat dengan lancar, maka
siswa dengan cara memberikan gambaran siswa yang bernasib baik yang
apa yang dapat kita lakukan untuk membantu para korban banjir.
(dalam onlinehttp://persiapan/pengajaranbahasa/sekolahdasar.Blogspot.com/2010)
sudah banyak dilakukan salah satunya oleh Moh. Qomarudin, NPM 0441007,
seorang mahasiswa prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia IKIP PGRI
melalui teknik bermain peran pada siswa kelas V MI Negeri Kudus tahun ajaran
berbicara dari kegiatan pre tes siklus I dan siklus II. Skor rata-rata yang diperoleh
pada kegiatan pre tes sebesar 63,875 dengan rincian bahwa nilai antara 60-69 ada
31 siswa (77,5 %) dan termasuk kategori kurang. Siswa yang memperoleh nilai
70-79 ada 9 siswa (22,5 %) termasuk kategori cukup. Adapun yang kategori baik
dengan nilai 80-89 dan kategori amat baik dengan nilai 90-100 belum dicapai
satu siswapun.
rata menjadi 67,875 berkategori kurang dengan rincian siswa yang meraih
kategori kurang 60-69 diperoleh 21 siswa (52,5 %) sedang kategori cukup dengan
skor nilai 70-79 dicapai 16 siswa (40%) dan kategori baik dengan skor 80-89
dicapai 3 siswa (7,5%). Dilanjutkan dengan siklus II dari hasil tindakan diperoleh
peningkatan yakni nilai rata-rata siswa mencapai 75.5, dengan rincian siswa yang
memperoleh nilai antara 60-69 ada 6 siswa 12,5% dan termasuk kategori kurang.
Siswa yang memperoleh nilai 70-79 ada 17 siswa 42,5% kategori cukup, siswa
yang memperoleh nilai 80-89 ada 11 siswa 27,5% kategori baik dan siswa yang
memperoleh nilai 90-100 ada 7 siswa 17,5% kategori amat baik. Dari tindakan
penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini yaitu jika
kemampuan belajar siswa dalam bercerita dengan baik. Kalau penelitian yang
hanya mengamati proses pembelajaran siswa di dalam kelas yang dilakukan oleh
guru kelas itu sendiri. Yang diamati oleh peneliti adalah bagaimana kemampuan
menceritakan peristiwa yang dialami siswa di kelas III SDN I Suwawa Kabupaten
Bone Bolango. Hasil dari penelitian ini cukup berhasil karena guru menggunakan
strategi dalam proses pembelajaran sehingga siswa bisa memahami apa yang
diberikan guru dan tanggap dalam menyusun suatu cerita dan menceritakannya di
depan kelas.