Anda di halaman 1dari 14

BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
TINDAK TUTUR ILOKUSI
DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(Kajian Etnografi Komunikasi di SMA Ehipassiko School BSD)

Meirisa, Yumna Rasyid1, Fathiaty Murtadho2


Universitas Negeri Jakarta, Program Pascasarjana S2
JL. Rawamangun Muka, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13220
msmeirisa@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai tindak tutur
ilokusi dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan dari bulan
November 2016 hingga Maret 2017 di kelas XII IPS, SMA Ehipassiko School BSD. Penelitian
ini difokuskan pada tindak tutur ilokusi, dengan subfokus kategori tindak tutur ilokusi, jenis
tindak tutur ilokusi, dan fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan mengambil kajian etnografi komunikasi untuk meneliti tindak tutur ilokusi
dalam situasi yang sebenarnya. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi, simak,
rekam, dan wawancara. Data tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam pasangan tuturan
dengan unit analisis situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat kategori tindak tutur ilokusi yang ditemukan
dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII IPS yaitu kategori asertif, direktif,
komisif, dan ekspresif. Kategori-kategori tersebut tersebar ke dalam beberapa jenis yang
memiliki fungsinya masing-masing.

Kata Kunci : Tindak Tutur Ilokusi, Etnografi Komunikasi

ILLOCUTIONARY SPEECH ACT


OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION
(An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD)

ABSTRACT

This research aims to obtain the deepest understanding about illocutionary speech act of
Indonesian Language learning interaction. This research was conducted from November 2016
until March 2017 at class XII IPS, SMA Ehipassiko School BSD. This research focuses on
category of illocutionary speech act, and subfocuses on type of illocutionary speech act and
function of illocutionary speech act. This research ia a qualitative research using ethnography
communication for research illocutionary speech act in a real situation. The data is collected
through observation, listening, recording, and interview. The data is then grouped into pair of
utterances with unit analysis communicative situation, communicative event, and
communicative act. The result showed four categories of illocutionary speech act during
Indonesia language learning interaction at grade XII IPS namely: assertive, directive,
commisive, and ekspressive among several types which have their own function.

1
Pembimbing 1
2
Pembimbing 2

1
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710

Key Word : Illocutionary Speech Act, Ethnography of Communication


PENDAHULUAN kunci yang membedakan
Manusia sebagai makhluk sosial antara fakta dan opini.
tidak bisa lepas dari proses komunikasi. Siswa B : Kipas-kipas mulu lo!
Okke Kusuma dalam bukunya Telaah Siswa C : Apa sih lo berisik!
Wacana menjelaskan bahwa komunikasi Siswa D : Bilang aja lo mau pinjem
merupakan kebutuhan yang sangat kipas
mendasar bagi manusia (Zaimar, 2009: 1). Guru : (berhenti sejenak,
Komunikasi pun terjadi sebagai akibat dari mengamati suasana kelas
hubungan sosial antarmanusia. Dalam yang riuh)
peristiwa komunikasi, manusia saling
menyampaikan informasi yang berupa Tuturan tersebut ditemukan saat
pikiran, gagasan, maksud, perasaan, observasi awal yang dilakukan di SMA
maupun emosi secara langsung. Pernyataan EHIPASSIKO SCHOOL BSD. Dalam
ini senada dengan pendapat Cruse bahwa tuturan tersebut konteks situasi kelas saat
communication is not just a matter of pembelajaran bahasa Indonesia
expressing propositions. To communicate berlangsung sekitar pukul 12.30 siang.
we must express propositions with a Kondisi ruang kelas tidak menggunakan
particular illocutionary force (Cruse, 2011: AC hanya menggunakan kipas angin yang
363). Hal ini berarti dalam peristiwa berada di titik tengah ruangan. Tuturan
komunikasi tidak hanya menyangkut siswa A bukanlah sebuah pernyataan saja,
sebuah pernyataan namun lebih dari itu, melainkan ada maksud yang ingin
dalam berkomunikasi manusia disampaikan dalam tuturan tersebut bahwa
mengekspresikan pernyataannya melalui situasi pembelajaran yang panas,
sebuah tindakan. Oleh karena itu, dalam menyebabkan ia sulit berkonsentrasi dalam
setiap proses komunikasi akan pembelajaran. Namun, tuturan siswa A ini
memunculkan peristiwa tutur atau tindak kemudian yang menjadi pemantik tuturan
tutur. Peristiwa tutur merupakan proses siswa lain terkait dengan situasi saat itu
terjadinya atau berlangsungnya interaksi sehingga menyebabkan suasana
linguistik dalam suatu bentuk ujaran atau pembelajaran menjadi gaduh sejenak
lebih yang melibatkan dua belah pihak, padahal guru sedang menjelaskan materi
yaitu penutur dan mitra tutur dengan satu pembelajaran.
pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan Beranjak dari hasil observasi
situasi tertentu (Chaer, 2004: 47). Dalam tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
peristiwa tutur muncul rangkaian dari penelitian terhadap tindak tutur yang
sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan muncul dalam interaksi pembelajaran
untuk mencapai suatu tujuan. bahasa Indonesia melalui kajian etnografi
Tuturan yang baik dalam interaksi komunikasi. Oleh karena itu, penelitian ini
kelas diperlukan agar suasana pembelajaran difokuskan pada tindak tutur ilokusi yang
di kelas berlangsung dengan efektif. terjadi dalam interaksi pembelajaran bahasa
Berikut ialah petikan tuturan dalam Indonesia, dengan subfokus penelitian
peristiwa komunikasi yang terjadi di kelas. yaitu : 1) kategori tindak tutur ilokusi dalam
Siswa A : Ya ampun panas! interaksi pembelajaran bahasa Indonesia; 2)
Guru : (sedang menjelaskan materi jenis tindak tutur ilokusi dalam interaksi
pembelajaran) jadi untuk bisa pembelajaran bahasa Indonesia; 3) fungsi
membedakan fakta dan opini tindak tutur ilokusi dalam interaksi
dalam sebuah tajuk rencana, pembelajaran bahasa Indonesia.
kalian harus mencermati kata

2
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
HAKIKAT TINDAK TUTUR Lebih dari itu tujuannya adalah
Salah satu bidang pragmatik yang menghasilkan kalimat yang memberikan
menonjol ialah tindak tutur. Tindak tutur kontribusi jenis gerakan interaksional
tercipta sebagai wujud dari proses tertentu dalam peristiwa komunikasi
komunikasi. Oleh karena itu, tindak tutur (Austin, 1965: 95). Pendapat Austin sejalan
mempunyai kedudukan penting di dalam dengan pendapat yang dikemukakan oleh
pragmatik. Wujud konkret dari fungsi Yule. Yule mengemukakan bahwa tindak
bahasa inilah yang disebut dengan tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan
tutur. Konsep tindak tutur sendiri bermula komunikatif sebuah tuturan (Yule, 2006:
dari pemikiran J. L. Austin yang 84). Oleh karena tindak tutur ilokusi
mengatakan bahwa in which to say muncul dalam peristiwa komunikasi maka
something is to do something; or in which proses pengindentifikasian tindak ilokusi
by saying or in saying something we are lebih sulit jika dibandingkan dengan
doing something (Austin, 1965: ?), pada tindakan lokusi, sebab
dasarnya pada saat orang mengatakan pengindentifikasiannya harus didasarkan
sesuatu, dia juga melakukan sesuatu atau pada konteks saat tuturan tersebut
dalam mengatakan sesuatu orang juga dituturkan.
melakukan sesuatu. Konsep Austin menjadi Ilokusi merupakan sebuah tindakan
pijakan tentang tindak tutur secara yang tidak sekadar menyampaikan makna
mendalam. Searle salah seorang murid sebenarnya dari sebuah tuturan, tetapi juga
Austin menyempurnakan konsep tindak memiliki tujuan lain dari penyampaian
tutur, ia mengatakan bahwa tindak tutur tuturan tersebut. Rahardi mendefinisikan
adalah teori yang mencoba mengkaji bahwa tindak tutur ilokusi ialah sebuah
makna bahasa yang didasarkan pada tindakan melakukan sesuatu dengan
hubungan tuturan dengan tindakan yang maksud dan fungsi tertentu di dalam
dilakukan oleh penuturnya (Searle, kegiatan bertutur sesungguhnya (Rahardi,
1969: ?). Kajian ini didasarkan pada 2005: 17). Jadi, ada semacam daya di
pandangan sebagai berikut : 1) tuturan dalamnya yang timbul dari makna sebuah
merupakan sarana utama komunikasi, dan tuturan. Hal ini ditegaskan oleh Parker
2) tuturan memiliki makna jika bahwa tindak tutur ilokusi seringkali
direalisasikan dalam tindak komunikasi disebut sebagai daya ilokusi (Parker, 2010:
nyata. Jadi, tindak tutur merupakan wujud 44). Oleh karena itu, tidak ada komunikasi
konkret dari proses komunikasi. tanpa daya ilokusi. Penyebutan daya ilokusi
ini dikarenakan dalam tindak tutur ilokusi
terdapat daya untuk melakukan sesuatu
TINDAK TUTUR ILOKUSI yang muncul dicuatkan oleh makna dalam
Austin menyebut kategori tindak sebuah tuturan.
tutur yang kedua yaitu the act of doing
something atau dikenal dengan tindak tutur
ilokusi. Tindak tutur ilokusi merupakan KLASIFIKASI TINDAK TUTUR
kategori yang menjadi pusat perhatian ILOKUSI
dalam teori tindak tutur. Hal ini Tindak tutur ilokusi menjadi pusat
dikarenakan dalam tindak tutur ilokusi, kajian dalam tindak tutur. Beberapa ahli
keberadaan sebuah kalimat atau pernyataan mencoba untuk mengklasifikasikan tindak
tentu tidak bisa dilepaskan dari sebuah tutur menjadi beberapa kategori, yang di
konteks. dalamnya kemudian dibagi lagi menjadi
Austin menekankan bahwa tujuan jenis dan fungsinya masing-masing. John
penutur dalam bertutur bukan hanya Searle merupakan salah seorang ahli yang
memproduksi kalimat-kalimat yang mengembangkan klasifikasi tindak tutur
memiliki pengertian dan acuan tertentu. ilokusi atas dasar pemikiran J.L. Austin.

3
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
Kategori tindak tutur ilokusi yang dibuat bermaksud mempengaruhi mitra tutur
oleh Searle didasarkan pada fungsi melakukan sesuatu. Tindak tutur ini
komunikatifnya, artinya Searle mencoba menyatakan apa yang menjadi keinginan
melihat dari sudut pandang pendengar penutur. Jenis tindak ilokusi yang termasuk
dalam merespon sebuah tuturan kategori direktif antara lain ordering,
(Wardaugh, 2006: 287). Ada lima kategori commanding, requesting, advising,
tindak tutur yang dibuat oleh Searle yaitu, recommending, forbidding, warning,
1) Assertives; 2) Directives; 3) insisting. Jenis-jenis tersebut menyatakan
Commisives; 4) Expressives; 5) fungsinya masing-masing. Adapun jenis
Declaration (Searle, 1969: 357) Kelima berdasarkan fungsi dalam tindak tutur
kategori yang dibuat oleh Searle masing- ilokusi berkategori asertif antara lain fungsi
masing memiliki jenis dan fungsi memesan (ordering), fungsi
komunikatif. memerintahkan (commanding), fungsi
meminta (requesting), fungsi menasihati
1. Tindak Tutur Asertif (advising), fungsi menganjurkan
Kategori pertama ialah tindak tutur (recommending) fungsi melarang
asertif. Tuturan asertif digunakan untuk (forbidding), fungsi memperingati
mendeskripsikan pernyataan dalam (warning) dan fungsi menuntut (insisting).
beberapa Selain itu, Tindak tutur asertif
mengikat penutur kepada kebenaran atas 3. Tindak Tutur Komisif
hal yang dikatakannya. Searle Kategori tindak tutur yang ketiga
mengelompokan kategori tindak tutur ialah tindak tutur komisif. Tindak tutur
asertif menjadi dua belas jenis. Adapun komisif merupakan tindak tutur yang
jenis tindak ilokusi yang termasuk kategori menuntut komitmen penutur pada tindakan
asertif antara lain stating, suggesting, yang akan dilakukan pada waktu yang akan
boasting, complaining, claiming, reporting, datang. Tindak tutur ini menyatakan apa
asserting, denying, confessing, notifying, saja yang dimaksudkan oleh si penutur.
concluding, and predicting. Jenis-jenis Adapun jenis tindak ilokusi yang termasuk
tersebut menyatakan fungsinya masing- kategori komisif antara lain promising,
masing. Adapun jenis berdasarkan fungsi vowing, offering, contract, undertake,
dalam tindak tutur ilokusi berkategori threaten. Jenis-jenis tersebut menyatakan
asertif antara lain fungsi menyatakan fungsinya masing-masing. Adapun jenis
(stating), fungsi menyarankan (suggesting), berdasarkan fungsi dalam tindak tutur
fungsi membual (boasting), fungsi ilokusi berkategori asertif antara lain,
mengeluh (complaining), fungsi membual fungsi berjanji (promising) fungsi berikrar
(boasting), fungsi mengeluh (complaining), (vowing), dan fungsi menawarkan
fungsi menuntut (claiming), fungsi (offering).
melaporkan (reporting), fungsi
menegaskan (asserting), fungsi menolak 4. Tindak Tutur Ekspresif
(denying), fungsi pengakuan (confessing), Kategori keempat dalam
fungsi pemberitahuan (notifying), fungsi kategori tindak tutur Searle ialah tindak
menyimpulkan (concluding), dan fungsi tutur ekspresif. Tindak tutur yang berfungsi
memprediksi (predicting). untuk mengutarakan sikap perasaan
penutur terhadap keadaan yang tersirat
2. Tindak Tutur Direktif dalam ilokusi. Tindak tutur ekspresif
Kategori yang kedua ialah tindak menekankan sebuah sikap penutur kepada
tutur direktif. Black menyatakan bahwa lawan tutur, namun tidak melibatkan unsur
dasar dari tindak tutur direktif ialah sebuah kepuasan, semata-mata hanya
perintah (Black, 2006: 21). Tindak tutur mengekspresikan perasaan penutur
direktif merupakan tindak tutur yang terhadap sebuah keadaan. Adapun jenis

4
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
yang termasuk tindak ilokusi ekspresif tutur dalam interaksi pembelajaran di kelas.
antara lain thanking, congratulating, Saville-Troike mengemukakan bahwa
pardoning, blaming, praising, condoling. fokus dari etnografi komunikasi adalah
Jenis-jenis tersebut menyatakan fungsinya tuturan komunitas, cara berkomunikasi
masing-masing. Adapun jenis berdasarkan berpola dan terorganisir sebagai sebuah
fungsi dalam tindak tutur ilokusi peristiwa komunikasi, dan cara berinteraksi
berkategori asertif antara lain, fungsi yang melibatkan sebuah sistem budaya
berterima kasih, fungsi memberi selamat (Savilla, 1990: 2). Karakteristik etnografi
(congratulating), fungsi meminta maaf komunikasi pada penelitian ini ialah
(pardoning), fungsi menyalahkan dengan ciri sebagai berikut: 1) data
(blaming), fungsi memuji (praising) dan diperoleh dari latar alami; 2) peneliti
fungsi menyatakan turut berduka cita sebagai instrumen kunci; 3) bersifat
(condoling). verbalis; 4) dapat digunakan untuk melihat
satu atau lebih masalah secara mendalam
5. Tindak Tutur Deklaratif pada satu atau lebih komunitas yang
Kategori terakhir dalam mempunyai ciri khas tersendiri. Oleh
klasifikasi tindak tutur yang dibuat oleh karena itu, etnografi komunikasi
Searle ialah kategori tindak tutur deklaratif. merupakan kajian yang tepat untuk meneliti
Black mengemukakan bahwa tindak tutur tindak tutur berbahasa dalam situasi yang
deklarasi merupakan salah satu kategori sebenarnya, tentunya hal ini akan
dari tindak tutur ilokusi yang unik (Black, berhubungan erat dengan konteks
2006: 22). Tindak tutur ini melembaga sosiokultural.
dalam masyarakat. Tindak tutur deklaratif
merupakan tindak tutur yang digunakan TEMUAN DAN PEMBAHASAN
untuk menyatakan perubahan realitas status Berdasarkan penelitian yang
menurut isi tuturan yang dinyatakan dilakukan terhadap tindak tutur ilokusi
penutur kepada mitra tutur yang menjadi dalam interaksi pembelajaran bahasa
sasaran ilokusi. Jenis tindak tutur ini Indonesia di kelas XII IPS, SMA
mengubah dunia melalui tuturan. Adapun Ehipassiko School BSD ditemukan
jenis tindak ilokusi yang termasuk kategori sebanyak 611 pasangan tindak tutur yang
deklarasi antara lain resigning, dismissing, tersebar ke dalam beragam kategori, jenis,
christening, naming, excommunicating, dan fungsi tindak tutur ilokusi. Tindak tutur
appointing, sentencing. Adapun jenis tersebut terbangun dalam interaksi
berdasarkan fungsi dalam tindak tutur pembelajaran bahasa Indonesia baik siswa
ilokusi berkategori asertif antara lain, dengan guru, maupun siswa dengan siswa.
fungsi pengunduran diri (resigning), fungsi
membubarkan (dismissing), fungsi 1. Kategori Tindak Tutur Ilokusi
membaptis (christening), fungsi dalam Interaksi Pembelajaran
menamakan (naming), fungsi penunjukkan Bahasa Indonesia
(appointing) dan fungsi menghukum Secara umum, tindak tutur ilokusi
(sentencing). terbagi menjadi lima kategori yaitu Asertif,
Direktif, Komisif, Ekspresif, dan Deklarasi.
Dalam interaksi pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas XII IPS memunculkan
METODE PENELITIAN beberapa kategori tindak tutur ilokusi yang
Penelitian ini merupakan penelitian akan dipaparkan sebagai berikut:
etnografi komunikasi. Etnografi
komunikasi merupakan bentuk lain a. Kategori Asertif
pengembangan penelitian kualitatif. Kajian Tindak tutur kategori asertif
ditekankan pada jenis dan fungsi tindak merupakan tindak tutur yang mengikat

5
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
penutur kepada kebenaran atas hal yang Tindakan
dikatakannya. Dalam interaksi Komunikatif :
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII Tindak komunikatif
IPS ditemukan sebanyak 243 pasangan yang dilakukan oleh
ujaran yang berkategori asertif. Berikut penutur merupakan
ialah data tindak tutur ilokusi berkategori interaksi verbal dan
asertif dalam interaksi pembelajaran bahasa mengandung fungsi
Indonesia di kelas XII IPS. interaksional yaitu
No. Data : TR/01/141116 melaporkan sebuah
Hari, : Senin, 14 November 2016 kebenaran atas
Tanggal pernyataan yang
Kelas : XII IPS dituturkan oleh
Guru : Mr. Bayu mitra tutur.
Kategori : Asertif Maksud Tuturan :
Jenis : Reporting
Fungsi : Reporting/ Memberi tahu Penutur (AA) mendeskripsikan nama
siswa sebagai bentuk laporan terhadap
Data Tuturan : Situasi mitra tutur (Mr.B). Nama siswa yang
Komunikatif : dilaporkan penutur ialah menyatakan
Mr. B : Ini siapa Situasi interaksi kebenaran karena nama siswa yang
yang bertanggung terjadi di ruang disebut merupakan pengurus kelas yang
jawab? kelas, kondisi kelas bertanggung jawab sebagai seksi
AA : Gilbert Mr ramai, beberapa perlengkapan kelas.
siswa masih
merapihkan atribut Berdasarkan data tersebut terlihat
dasi. Kondisi bahwa situasi saat tuturan tersebut terjadi di
pelajaran dimulai dalam kelas, saat pelajaran bahasa
terlambat sekitar 15 Indonesia berlangsung. Suasana
menit, akibat siswa pembelajaran ramai, dan beberapa siswa
terlambat berganti tampak belum siap mengikuti pembelajaran
pakaian sehabis bahasa Indonesia. Peristiwa komunikatif
mata pelajaran tersebut terjadi saat mitra tutur (guru)
Olahraga. memasuki ruang kelas, dalam kondisi kelas
Peristiwa yang ribut dan tidak teratur. Tipe peristiwa
Komunikatif : (genre) dalam tuturan tersebut ialah
Tipe peristiwa interaksi dalam pembelajaran. Partisipan
(genre) ialah yang terlibat yaitu guru Mr. B (mitra tutur)
pembelajaran di dan siswa AA (penutur). Topik yang
kelas. Partisipan dibahas oleh partisipan ialah mengenai
adalah guru dan siswa yang bertanggung jawab di bagian
siswa. Topik yang perlengkapan kelas. Tujuan interaksi ialah
dibahas oleh penutur melaporkan kepada mitra tutur
partisipan ialah mengenai informasi yang ditanyakan oleh
mengenai siswa mitra tutur. Isi pesan yaitu melaporkan
yang bertanggung penanggung jawab pengoperasian LCD.
jawab di bagian Kunci dalam tindak tutur ini ialah
perlengkapan kelas. kejengkelan yang mitra tutur kepada
seluruh siswa karena banyak membuang
waktu.

6
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
Merujuk pada contoh kartu data pakaian sehabis mata
TR/01/141116 tindakan komunikatif yang pelajaran Olahraga.
terjadi ialah penutur menjawab pertanyaan
mitra tutur berkaitan dengan
penanggungjawab LCD. Penutur
melaporkan nama siswa yang bertanggung
jawab atas pengoperasian LCD. Tindak Peristiwa
tutur yang dikemukakan penutur terikat Komunikatif :
pada kebenaran apa yang dikatakannya Tipe peristiwa
sehingga tuturan pada kartu data (genre) ialah
TR/01/141116 termasuk ke dalam kategori pembelajaran di
tindak tutur asertif. kelas. Partisipan
adalah siswa dan
b. Kategori Direktif siswa. Topik yang
Tindak tutur kategori direktif dibahas oleh
merupakan tindak tutur yang bermaksud partisipan ialah
mempengaruhi mitra tutur melakukan mengenai siswa
sesuatu. Tindak tutur ini menyatakan apa yang bertanggung
yang menjadi keinginan penutur. Dalam jawab di bagian
interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di perlengkapan kelas.
kelas XII IPS ditemukan sebanyak 255
Tindak
pasangan ujaran yang berkategori direktif.
Komunikatif :
Berikut ialah data tindak tutur ilokusi
Tindak komunikatif
berkategori direktif dalam interaksi
yang dilakukan oleh
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
penutur merupakan
IPS.
interaksi verbal dan
mengandung fungsi
No. Data : TR/02/141116 interaksional yaitu
Hari, : Senin, 14 November 2016 menuntut mitra tutur
Tanggal untuk melakukan
Kelas : XII IPS apa yang diinginkan
Guru : Mr. Bayu oleh penutur.
Kategori : Direktif Maksud Tuturan :
Jenis : Insisting
Fungsi : Insisting/ Menuntut Penutur (AA) menuturkan tuturan
direktif, terlihat dari tuturan penutur
Data Tuturan : Situasi mencoba mempengaruhi mitra tutur (GT)
Komunikatif : untuk melakukan sesuatu hal. Tindak
AA : Tanggung Situasi interaksi tutur yang dikemukakan oleh penutur
jawab dong Gil terjadi di ruang ialah berisi tuntutan karena mitra tutur
GT : Gw lagi aja kelas, kondisi kelas memang bertanggung jawab terhadap
(berdiri lalu ramai, beberapa perlengkapan di kelas. Tuturan yang
mengambil kabel siswa masih dikemukan penutur tidak hanya memiliki
proyektor) merapihkan atribut efek ilokusi namun juga memiliki efek
dasi. Kondisi perlokusi.
pelajaran dimulai
terlambat sekitar 15 Berdasarkan data tersebut
menit, akibat siswa terlihat bahwa situasi saat tuturan tersebut
terlambat berganti terjadi di dalam kelas, saat pelajaran bahasa

7
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
Indonesia berlangsung. Suasana tindak tutur ilokusi berkategori komisif
pembelajaran ramai, dan beberapa siswa dalam interaksi pembelajaran bahasa
tampak belum siap mengikuti pembelajaran Indonesia di kelas XII IPS.
bahasa Indonesia. Peristiwa komunikatif
tersebut terjadi saat memasuki ruang kelas, No. Data : TR/04/141116
dalam kondisi kelas yang ribut dan tidak Hari, : Senin, 14 November 2016
teratur. Tipe peristiwa (genre) dalam Tanggal
tuturan tersebut ialah interaksi dalam Kelas : XII IPS
pembelajaran. Partisipan yang terlibat yaitu Guru : Mr. Bayu
siswa GT (mitra tutur) dan siswa AA Kategori : Komisif
(penutur). Topik yang dibahas oleh Jenis : Promising
partisipan ialah mengenai siswa yang Fungsi : Promising/ Menjanjikan
bertanggung jawab di bagian perlengkapan
kelas. Tujuan interaksi ialah penutur Data Tuturan : Situasi
mencoba menuntut mitra tutur untuk Komunikatif :
melakukan tugas tanggung jawab sebagai DM : Dedi! Situasi interaksi
koordinator perlengkapan kelas. Isi pesan DS : Iya besok terjadi di ruang kelas
yaitu menuntut koordinator perlengkapan gw lunasin saat guru bahasa
untuk melakukan tugas tanggung jawabnya Indonesia belum
mengambil LCD Proyektor. Kunci dalam masuk ke kelas.
tindak tutur ini ialah otorisasi penutur Kondisi kelas ramai
kepada mitra tutur. dan gaduh, sebagian
Merujuk pada contoh kartu data anak masih
TR/01/141116 tindakan komunikatif yang membereskan
terjadi ialah penutur bermaksud pakaian, sebagian
mempengaruhi mitra tutur untuk terlihat membereskan
melakukan sesuatu hal yang menjadi dasi, dan sebagian
tanggung jawab mitra tutur. Penutur siswa masih berada di
menuntut mitra tutur untuk melakukan toilet.
tanggung jawabnya sebagai Peristiwa
penanggungjawab pengoperasian LCD di Komunikatif :
kelas. Tindak tutur yang dikemukakan Tipe peristiwa
penutur bermaksud untuk mempengaruhi (genre) ialah
mitra tutur melakukan sesuatu, sehingga pembelajaran di
tuturan pada kartu data TR/02/141116 kelas. Partisipan
termasuk ke dalam kategori tindak tutur adalah siswa dan
direktif. siswa. Topik yang
dibahas oleh
partisipan ialah
mengenai siswa yang
c. Kategori Komisif belum membayar
Tindak tutur kategori komisif uang kas.
merupakan tindak tutur yang menuntut Tindakan
komitmen penutur pada tindak tutur yang Komunikatif :
menuntut komitmen penutur pada tindakan Tindak komunikatif
yang akan dilakukan pada waktu yang akan yang dilakukan oleh
datang. Dalam interaksi pembelajaran penutur merupakan
bahasa Indonesia di kelas XII IPS interaksi verbal dan
ditemukan sebanyak 21 pasangan ujaran mengandung fungsi
yang berkategori komisif. Berikut ialah data

8
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
interaksional yaitu terjadi ialah penutur terikat komitmen
menuntut komitmen untuk melakukan apa yang sudah
penutur pada dituturkan. Konteks situasi yang terjadi
tindakan yang akan dalam tuturan tersebut ialah bermula dari
dilakukan sesuai Bendahara kelas berteriak mengingatkan
waktu yang sudah siswa kelas XII IPS yang belum membayar
ditentukan. uang kas. Mitra tutur mengetahui bahwa
Maksud Tuturan : penutur belum melunasi uang kas. Penutur
Penutur (DS) menuturkan tuturan kemudian mengutarakan tuturan yang
komisif yang menuntut komitmen menuntut komitmen penutur untuk
penutur pada tindakan yang akan melakukannya dalam konteks ini melunasi
dilakukan pada waktu yang akan datang. uang kas, sehingga tuturan pada kartu data
Konteks tuturan yang terbangun adalah TR/04/141116 termasuk ke dalam kategori
awal mula bendahara kelas menagih tindak tutur komisif.
uang kas pada siswa kelas XII IPS yang
belum melunasi. Lalu mitra tutur (DM) d. Kategori Ekspresif
mneyebut nama penutur (DS) yang Tindak tutur kategori ekspresif
merupakan salah satu siswa yang belum merupakan tindak tutur yang berfungsi
melunasi uang kas. Tuturan penutur untuk mengutarakan sikap perasaan
menuntut komitmen penutur untuk penutur terhadap keadaan yang tersirat
melakukannya sesuai dengan waktu yang dalam ilokusi. Tindak tutur ekspresif
sudah ditentukan. menekankan sebuah sikap penutur kepada
lawan tutur, namun tidak melibatkan unsur
kepuasan, semata-mata hanya
Berdasarkan data tersebut mengekspresikan perasaan penutur
terlihat bahwa situasi saat tuturan tersebut terhadap sebuah keadaan. Dalam interaksi
terjadi di dalam kelas, saat pelajaran bahasa pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
Indonesia berlangsung. Kondisi kelas ramai IPS ditemukan sebanyak 97 pasangan
dan gaduh, sebagian anak masih ujaran yang berkategori ekspresif. Berikut
membereskan pakaian, sebagian terlihat ialah data tindak tutur ilokusi berkategori
membereskan dasi, dan sebagian siswa ekspresif dalam interaksi pembelajaran
masih berada di toilet. Peristiwa bahasa Indonesia di kelas XII IPS.
komunikatif tersebut terjadi saat guru
belum memasuki ruang kelas, dalam No. Data : TR/199/090117
kondisi kelas yang ribut dan tidak teratur. Hari, : Senin, 9 Januari 2017
Tipe peristiwa (genre) dalam tuturan Tanggal
tersebut ialah interaksi dalam Kelas : XII IPS
pembelajaran. Partisipan yang terlibat yaitu Guru : Mr. Bayu
siswa DS (penutur) dan DM (mitra tutur). Kategori : Ekspresif
Topik yang dibahas oleh partisipan ialah Jenis : Praising
mengenai beberapa siswa termasuk penutur Fungsi : Praising/ Memuji
yang belum melunasi uang kas. Tujuan
interaksi ialah menuntut komitmen penutur Data Tuturan : Situasi
untuk melunasi uang kas. Isi pesan yaitu Komunikatif :
penutur berkomitmen untuk melunasi uang AK : Berdoa Situasi interaksi
kas dalam kurun waktu yang sudah mulai! Berdoa terjadi di ruang kelas
dijanjikan. Kunci dalam tindak tutur ini selesai! Say saat guru bahasa
ialah situasi santai dan akrab antarteman. greeting please Indonesia baru
Merujuk pada contoh kartu data AS : Sukhihottu memasuki ruangan
TR/04/141116 tindakan komunikatif yang kelas. Hari itu hari
9
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
Mr. B : Nah gitu pertama pembelajaran ruang kelas saat guru bahasa Indonesia baru
dong, udah tobat di semester genap. memasuki ruangan kelas. Hari itu hari
mau UN ya? Semua siswa nampak pertama pembelajaran di semester genap.
antusias menyambut Semua siswa nampak antusias menyambut
hari pertama di hari pertama di semester genap. Peristiwa
semester genap. komunikatif tersebut terjadi saat guru
Peristiwa memasuki ruang kelas di awal masuk
Komunikatif : semester genap. Kondisi kelas dalam
Tipe peristiwa (genre) keadaan tertib, dan pelajaran pun dimulai
ialah pembelajaran di tepat waktu. Tipe peristiwa (genre) dalam
kelas. Partisipan tuturan tersebut ialah interaksi dalam
adalah siswa dan pembelajaran. Partisipan yang terlibat yaitu
guru. Topik yang siswa Mr. B (penutur) dan AK (mitra tutur).
dibahas oleh Topik yang dibahas oleh partisipan ialah
partisipan ialah mengenai perubahan positif kelas XII IPS
mengenai perubahan yang ditunjukkan terlebih dahulu kepada
sikap yang positif di ketua kelas, AK (mitra tutur). Tujuan
kelas XII IPS. interaksi ialah menuntut ungkapan ekspresi
pujian terhadap perubahan perilaku siswa
Tindak
di kelas XII IPS. Isi pesan yaitu penutur
Komunikatif :
mengungkapkan pujiannya kepada siswa
Tindak komunikatif
kelas XII IPS, terutama pada mitra tutur
yang dilakukan oleh
yang sudah menyiapkan kondisi kelas yang
penutur merupakan
rapi, dan teratur sebelum penutur memasuki
interaksi verbal dan
ruang kelas. Kunci dalam tindak tutur ini
mengandung fungsi
ialah situasi santai dan akrab antara siswa
interaksional yaitu
dan guru.
mengekspresikan
Merujuk pada contoh kartu data
sikap dan perasaan
TR/199/090117 tindakan komunikatif yang
penutur terhadap
terjadi ialah penutur bermaksud
suatu hal.
menyatakan perasaan yang berupa pujian
Maksud Tuturan :
pada mitra tutur. Konteks situasi pertuturan
Penutur (Mr. B) menuturkan tuturan
tersebut ialah penutur belum pernah
ekspresif yang mengutarakan sikap
menemukan suasana kelas XII IPS yang
perasaan penutur terhadap suatu
begitu kondusif sebelum memulai
keadaan. Konteks tuturan yang
pembelajaran, serta mitra tutur sebagai
terbangun adalah kondisi kelas begitu
ketua kelas begitu sigap menginstruksikan
kondusif bahkan sebelum penutur
seluruh siswa untuk berdoa dan memberi
memasuki ruang kelas. Tidak seperti
salam. Oleh karena itu, tuturan pada kartu
pada pembelajaran yang lalu, begitu
data TR/199/090117 termasuk ke dalam
penutur masuk ke ruang kelas, mitra tutur
kategori tindak tutur ekspresif.
(AK) langsung memimpin doa dan
salam. Hal yang biasa dialami penutur
e. Kategori Deklarasi
(Mr. B) saat memasuki kelas ialah
Tindak tutur kategori deklarasi
dengan suasana gaduh. Hal ini kemudian
merupakan tindak tutur yang digunakan
yang mendorong penutur mengutarakan
untuk menyatakan perubahan realitas status
pujian pada mitra tutur.
menurut isi tuturan yang dinyatakan
penutur kepada mitra tutur yang menjadi
Berdasarkan data tersebut
sasaran ilokusi. Dalam interaksi
terlihat bahwa tuturan tersebut terjadi di di
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII

10
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
IPS tidak ditemukan pasangan ujaran yang jenis requesting (46 pasangan tuturan); 4)
mengandung kategori deklarasi. jenis advising (34 pasangan tuturan); 5)
jenis recommending (21 pasangan tuturan);
2. Jenis Tindak Tutur Ilokusi dalam 6) jenis forbidding (3 pasangan tuturan); 7)
Interaksi Pembelajaran Bahasa fungsi warning (20 pasangan tuturan); 8)
Indonesia fungsi insisting (21 pasangan tuturan).
a. Jenis tindak tutur Ilokusi kategori
Asertif c. Jenis tindak tutur ilokusi kategori
Tindak tutur asertif mengikat Komisif
penutur kepada kebenaran atas hal yang Tindak tutur komisif merupakan
dikatakannya. Tindak ilokusi yang tindak tutur yang menuntut komitmen
termasuk jenis asertif antara lain stating, penutur pada tindakan yang akan dilakukan
suggesting, boasting, complaining, pada waktu yang akan datang. Jenis tindak
claiming, reporting, asserting, denying, ilokusi yang termasuk kategori komisif
confessing, notifying, concluding, dan antara lain promising, vowing, dan offering.
predicting. Namun, tidak semua jenis Dalam interaksi pembelajaran bahasa
dalam tindak tutur ilokusi asertif muncul Indonesia di kelas XII IPS, tidak semua
dalam interaksi pembelajaran di kelas XII jenis dalam kategori tindak tutur ilokusi
IPS. Berikut ialah jenis dan tidak tutur komisif muncul. Berikut ialah jenis dan
kategori asertif yang muncul dalam tidak tutur kategori komisif yang muncul
interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di dalam interaksi pembelajaran bahasa
kelas XII IPS: 1) jenis stating (16 pasangan Indonesia di kelas XII IPS: 1) jenis
tuturan); 2) jenis boasting (4 pasangan promising (14 pasangan tuturan); 2) jenis
tuturan); 3) jenis complaining (42 pasangan offering (7 pasangan tuturan).
tuturan); 4) jenis reporting (37 pasangan
tuturan); 5) jenis asserting (42 pasangan d. Jenis tindak tutur ilokusi kategori
tuturan); 6) jenis denying (34 pasangan Ekspresif
tuturan); 7) jenis confessing (19 pasangan Tindak tutur ekspresif
tuturan); 8) jenis notifying (21 pasangan merupakan tindak tutur yang berfungsi
tuturan); 9) jenis concluding (18 pasangan untuk mengutarakan sikap perasaan
tuturan); 10) jenis predicting (10 pasangan penutur terhadap keadaan yang tersirat
tuturan). dalam ilokusi. Jenis tindak ilokusi yang
termasuk kategori ekspresif antara lain
b. Jenis tindak tutur ilokusi kategori thanking, congratulating, pardoning,
Direktif blaming, praising, dan condoling. Dalam
Tindak tutur direktif bermaksud interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di
mempengaruhi mitra tutur untuk kelas XII IPS, tidak semua jenis dalam
melakukan sesuatu. Jenis tindak ilokusi kategori tindak tutur ilokusi ekspresif
yang termasuk kategori direktif antara lain muncul. Berikut ialah jenis dan tidak tutur
ordering, commanding, requesting, kategori ekspresif yang muncul dalam
advising, recommending, forbidding, interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di
warning, dan insisting. Dalam interaksi kelas XII IPS: 1) jenis thanking (3 pasangan
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII tuturan); 2) jenis congratulating (1
IPS, semua jenis dalam kategori tindak pasangan tuturan); 3) jenis pardoning (14
tutur ilokusi direktif muncul. Berikut ialah pasangan tuturan); 4) jenis blaming (10
jenis tidak tutur kategori direktif yang pasangan tuturan); 5) jenis praising (49
muncul dalam interaksi pembelajaran pasangan tuturan).
bahasa Indonesia di kelas XII IPS: 1) jenis
ordering (31 pasangan tuturan); 2) jenis
commanding (59 pasangan tuturan); 3)

11
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
3. Fungsi Tindak Tutur Ilokusi dalam penutur pada tindakan yang akan dilakukan
Interaksi Pembelajaran Bahasa pada waktu yang akan datang. Jenis tindak
Indonesia ilokusi kategori komisif yang muncul
a. Fungsi tindak tutur Ilokusi kategori dalam interaksi pembelajaran bahasa
Asertif Indonesia di kelas XII IPS antara lain
Tindak tutur asertif mengikat promising, dan offering. Jenis-jenis tindak
penutur kepada kebenaran atas hal yang tutur ilokusi berkategori komisif memiliki
dikatakannya. Tindak ilokusi yang fungsi yang mengikuti jenisnya masing-
termasuk jenis asertif antara lain stating, masing. Berikut ialah fungsi tidak tutur
suggesting, boasting, complaining, kategori komisif sesuai dengan jenis yang
claiming, reporting, asserting, denying, muncul dalam interaksi pembelajaran
confessing, notifying, concluding, dan bahasa Indonesia di kelas XII IPS: 1) fungsi
predicting. Jenis-jenis tindak tutur ilokusi menjanjikan; 2) fungsi menawarkan.
berkategori asertif memiliki fungsi yang
mengikuti jenisnya masing-masing. d. Fungsi tindak tutur Ilokusi kategori
Berikut ialah fungsi tidak tutur kategori Ekspresif
asertif sesuai dengan jenis yang muncul Tindak tutur ekspresif
dalam interaksi pembelajaran bahasa merupakan tindak tutur yang berfungsi
Indonesia di kelas XII IPS: 1) fungsi untuk mengutarakan sikap perasaan
menyatakan; 2) fungsi membual; 3) fungsi penutur terhadap keadaan yang tersirat
mengeluh; 4) fungsi melaporkan; 5) fungsi dalam ilokusi. Jenis tindak ilokusi kategori
menegaskan; 6) fungsi menolak; 7) fungsi ekspresif yang muncul dalam interaksi
memberitahukan; 8) fungsi menyimpulkan; pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
9) fungsi meramalkan. IPS antara lain thanking, pardoning,
congratulating, blaming, dan praising.
b. Fungsi tindak tutur Ilokusi kategori Jenis-jenis tindak tutur ilokusi berkategori
Direktif ekspresif memiliki fungsi yang mengikuti
Tindak tutur direktif bermaksud jenisnya masing-masing. Berikut ialah
mempengaruhi mitra tutur untuk fungsi tidak tutur kategori ekspresif sesuai
melakukan sesuatu. Jenis tindak ilokusi dengan jenis yang muncul dalam interaksi
yang termasuk kategori direktif antara lain pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
ordering, commanding, requesting, IPS: 1) fungsi berterima kasih; 2) fungsi
advising, recommending, forbidding, meminta maaf; 3) fungsi memberi selamat;
warning, dan insisting. Jenis-jenis tindak 4) fungsi menyalahkan; 5) fungsi memuji.
tutur ilokusi berkategori direktif memiliki
fungsi yang mengikuti jenisnya masing- SIMPULAN DAN REKOMENDASI
masing. Berikut ialah fungsi tidak tutur Tindak tutur ilokusi dalam interaksi
kategori direktif sesuai dengan jenis yang pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
muncul dalam interaksi pembelajaran IPS berdasarkan temuan disimpulkan
bahasa Indonesia di kelas XII IPS: 1) fungsi sebagai berikut. Pertama, dalam interaksi
memesan; 2) fungsi menyuruh; 3) fungsi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
meminta; 4) fungsi menasihati; 5) fungsi IPS ditemukan 611 pasangan tindak tutur
menganjurkan; 6) fungsi melarang; 7) yang tersebar ke dalam beberapa kategori.
fungsi memperingatkan; 8) fungsi Kategori tindak tutur ilokusi yang muncul
menuntut. antara lain asertif, direktif, komisif, dan
ekspresif, sedangkan tindak tutur ilokusi
c. Fungsi tindak tutur Ilokusi kategori berkategori deklaratif tidak ditemukan.
Komisif Kategori tindak tutur direktif merupakan
Tindak tutur komisif merupakan kategori yang terbanyak ditemukan dalam
tindak tutur yang menuntut komitmen interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di

12
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
kelas XII IPS diikuti selanjutnya oleh tindak tutur yang tersebar dalam interaksi
kategori asserting, kategori ekspresif, dan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
kategori komisif. IPS. Kedelapan jenis tersebut antara lain
Keempat kategori tindak tutur jenis ordering, commanding, requesting,
ilokusi dalam pembelajaran bahasa advising, recommending, forbidding,
Indonesia di kelas XII IPS, kemudian warning, dan insisting. Jenis commanding
dianalisis berdasarkan jenis pada masing- merupakan jenis tindak tutur yang paling
masing kategori yang muncul. Dalam banyak muncul dalam kategori asertif.
tindak tutur ilokusi kategori asertif Kategori tindak tutur ilokusi
ditemukan 10 jenis tindak tutur yang komisif merupakan kategori tindak tutur
muncul dalam pertuturan. Kesepuluh jenis yang paling sedikit muncul dalam interaksi
tersebut antara lain jenis stating, boasting, pembelajaran di kelas XII IPS. Hanya dua
complaining, reporting, asserting, denying, jenis tindak tutur yang ditemukan dalam
confessing, notifying, concluding, dan kategori ini antara lain jenis promising, dan
predicting. Dari kesepuluh jenis tersebut offering. Kategori tindak tutur terakhir yang
tindak tutur berjenis complaining, dan muncul dalam interaksi pembelajaran
asserting yang paling banyak muncul. Hal bahasa Indonesia di kelas XII IPS ialah
ini, sesuai dengan karakteristik siswa yang kategori ekspresif. Sebanyak 5 jenis
suka sekali mengeluhkan beberapa hal yang muncul dalam kategori ini yaitu jenis
berkaitan dengan tugas pembelajaran. thanking, congratulating, pardoning,
Sedangkan, jenis asserting muncul akibat blaming, dan praising. Jenis yang paling
dari banyaknya jenis complaining yang banyak muncul dalam kategori ini ialah
muncul sehingga guru seringkali jenis praising.
menegaskan beberapa hal agar siswa tidak Ketiga, setiap jenis tindak tutur
mengeluhkan apa yang disampaikan oleh ilokusi yang muncul dalam interaksi
guru. pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII
Kategori tindak tutur ilokusi direktif IPS memiliki fungsi sesuai dengan
merupakan kategori tindak tutur yang jenisnya. Fungsi inilah yang kemudian
paling banyak ditemukan dalam interaksi membentuk maksud dari sebuah tuturan.
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII Oleh karena itu, jenis tindak tutur tidak bisa
IPS. Kategori ini memunculkan 8 jenis dipisahkan dari fungsi yang mengikutinya.

DAFTAR PUSTAKA Curse, Alan. Meaning in Language; An

Austin, J.L. How To Do Things With Introduction to Semantics and

Words. New York: Oxford University Pragmatics (Third Edition). New York:

Press, 1965. Oxford University Press Inc, 2011.

Black, Elizabeth. Pragmatic Stylistics. Parker, Frank dan Kathryn Riley. Linguistic

Edinburgh: Edinburgh University for Non-Linguists. USA: Pearson

Press, 2006. Education Inc, 2010.

Chaer, Abdul. Sosiolinguistik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

13
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera/
ISSN : 0853-2710
Rahardi, Kunjana. Pragmatik; Kesantunan

Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga, 2005.

Saville, Muriel dan Troike. Sosiolinguistics

of Language – The Ethnography of

Communication. Oxford: Blackwell,

1990.

Searle, J.R. Speech Act. London:

Cambridge University, 1969.

Wardaugh, Ronald. An Introduction to

Sosiolinguistic. Oxford: Blackwell

Publishing, 2006.

Wijana, I Dewa. Dasar-Dasar Pragmatik.

Yogyakarta: Andi, 1996.

Yule, George. Pragmatik. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006.

Zaimar, Okke Kusuma Sumantri dan Ayu

Basoeki Harahap. Telaah Wacana.

Depok: Komodo Books, 2009.

14
BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai